penelitian yang sedang dilakukan sekarang ini, maupun sebagai sarana dalam
gambaran dalam mempelajari fenomena yang ada sekarang ini. Review hasil
penelitian sejenis terdahulu yang digunakan ini dinilai memiliki relevansi dengan
Kristen Petra, vol.2, No.1, 2014 (1-10) dengan judul “Strategi Kampanye "Breast
strategi kampanye yang dilakukan oleh Reach To Recovery Surabaya (RRS) dalam
Month, di dapat bahwa pesan yang ingin disampaikan oleh RRS adalah mengenai
9
10
pentingnya Deteksi Dini atau yang sering disebut sebagai SADARI. Kampanye
Penelitian terdahulu kedua berasal dari skripsi yang dilakukan Rovina Sabda
Pertiwi pada fakultas Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Gadjah Mada pada tahun 2014 dengan judul “Kampanye Sosial
sosial tentang perubahan pesan peringatan bahaya rokok oleh Dinkes Kota
studi kasus.
dengan menyasar segmentasi remaja di usia sekolah dan masyarakat umum yang
rokok yang baru menggunakan media massa dan nirmassa. Kegiatan kampanye di
Puskesmas.
penelitian yang peneliti lakukan sekarang ini, maka disajikan dalam tabel berikut:
Persamaan dan
No. Sumber Judul Metode Hasil
Perbedaan
1. Alodia Strategi Pendekatan Reach To Persamaan dengan
Libertine Kampanye kualitatif, Recovery penelitian yang
Chandra. “Breast metode Surabaya” (RRS) dilakukan sekarang
Cancer studi kasus menggunakan terletak pada
2014. Jurnal
Awareness program pendekatan
E-Komunikasi, Month” kampanye yang penelitian, metode,
Universitas dilakukan dengan dan fokus penelitian
Kristen Petra, menentukan mengenai
vol.2, No.1, strategi, kampanye.
(1-10) implementasi, dan Sedangkan
kemudian perbedaannya
evaluasi. Pesan terletak pada objek
yang disampaikan penelitian, dan
yakni mengenai konsep kampanye
pentingnya yang digunakan
Deteksi Dini atau berbeda karena
yang sering penelitian sekarang
disebut sebagai menggunakan
SADARI. konsep kampanye
Kampanye RRS 3A: awareness,
menarget remaja attitude, action.
putri sebagai
sasaran
kampanyenya.
2. Rovina Kampanye Pendekatan Perencanaan Persamaan dengan
Sabda Sosial Tentang kualitatif, kampanye disusun penelitian yang
Pertiwi. Perubahan metode berdasarkan dilakukan sekarang
2014. Pesan studi kasus evaluasi kegiatan terletak pada
Skripsi Peringatan kampanye pendekatan
Fakultas bahaya sebelumnya untuk penelitian dan
Ilmu Sosial Merokok (Studi satu tahun metode, serta fokus
dan Ilmu Kasus anggaran dengan penelitian mengenai
Politik, Mengenai menyasar kampanye.
Jurusan Ilmu Kampanye segmentasi remaja Sedangkan
Komunikasi, Sosial Dinas di usia sekolah dan perbedaannya
Universitas Kesehatan masyarakat umum. terletak pada objek
Gadjah Kota Pelaksanaan penelitian, dan
12
hal.10)
maupun debat bagi semua pihak yang berpartisipasi, seperti halnya terjadi pada
terkait lainnya.
sebagaimana dipaparkan Meisner (dalam Jurin et. Al., 2010, hal. 14) menunjukan
Kabupaten Bandung pada program kampanye Citarum Harum pun menjadi sarana
pelestarian Sungai Citarum. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan Cox (2010, hal.
bernegosiasi.
sosial politik terkait pembuatan kebijakan dan partisipasi publik. Proses ini bekerja
paling baik dalam kombinasi dengan instrumen lain seperti insentif ekonomi,
masyarakat.
konteks budaya, visi, gaya hidup dan nilai penilaian yang diperoleh
kontrol, dan lainnya yang tidak dapat dilakukan tanpa dukungan komunikasi yang
17
ditetapkan dengan benar. Konsep, teknologi, dan keterampilan yang terkait dengan
yang kompleks menjadi elemen yang dapat dipahami dan menempatkannya dalam
agenda dengan cara yang secara sosial-budaya relevan dan layak secara ekonomi
untuk audiens yang berbeda adalah prasyarat untuk membangun dan mengubah
Humas Setda Kabupaten Bandung pada program Citarum Harum dalam penelitian
ini dipelajari sebagai bagian yang inhern dari penerapan komunikasi lingkungan
regulator dan juga partisipasi publik dalam penentuan kebijakannya. Konflik dalam
pelestarian Sungai Citarum. Konflik ini dapat dilihat dari kebijakan pemerintah
yang menjadikan Sungai Citarum sebagai bagian rencana strategis nasional dalam
hal pemulihannya yang di sisi lain pelestariannya kurang dijaga oleh masyarakat,
dan konflik nilai. Permasalahan Sungai Citarum sarat dengan konflik kepentingan,
Konflik dapat dikatakan melekat dalam masyarakat dan konflik tidak selalu
menyediakan forum untuk menguji ide, menciptakan kohesi dalam kelompok, dan
dapat menjadi sumber energi baru. Efek negatif dari konflik, bagaimanapun lebih
untuk dapat naik ke permukaan dan mendapatkan perhatian dari seluruh stakeholder
bahwa ada yang salah dengan pemanfaatan Sungai Citarum saat ini. Kampanye
et al. (2010, hal. 258) bahwa strategi utama komunikator yang terlibat dalam konflik
yang menurut Mullins & Watson terdiri atas lima basis nilai manusia dengan
Akar konflik adalah adanya nilai-nilai yang perbedaan. Pada kasus di mana
257) untuk mencapai hasil win-win solution untuk pengelolaan alam yang bertumpu
salah satu isu utama dalam upaya penanganan konflik lingkungan dari perspektif
21
ilmu komunikasi dalam kawasan sosial di samping isu lainnya mengenai konflik
a) Nilai dan identitas: Konflik nilai jauh lebih sulit untuk diatasi
pihak memiliki kepentingannya sendiri. Hal ini ini juga yang menjadi perhatian
Setda Kabupaten Bandung pada program Citarum Harum yang dilakukan untuk
dalam pemanfaatan lingkungan, kolaborasi dan juga pelibatan publik dinilai dapat
yang win-win solution bagi kepentingan bersama. Tahapan pilihan tindakan dalam
a. Negotiation (Negosiasi/Perundingan)
atau pihak yang dinilai netral untuk menjaga negosiasi tetap pada
arbitrase.
2010, hal.260-263)
memperoleh sesuatu yang bernilai penting, konflik itu sendiri dapat menjadi
positif.
Dorongan untuk meningkatkan akses dan pengaruh pemain non pemerintah dalam
24
lembaga yang bertanggung jawab atas keputusan, dan hak melalui pengadilan untuk
mengatasi konflik dalam isu komunikasi lingkungan yang menurut Beierle &
Konisky (2000, hal.588) menunjukan tiga peran utama yang disebut sebagai social
golas (tujuan sosial) yang antara lain: Pertama bahwa memasukkan nilai-nilai
kepercayaan, adalah beberapa aspek partisipasi yang paling penting dan menantang.
Partisipasi publik menurut (Beierle & Konisky, 2000, hal.589) akan mempelajari di
dalamnya terkait dengan negosiasi regulasi yang dinilai dapat mengurangi konflik
baik dengan publiknya. Hubungan baik yang dijalin ditunjukan melalui upaya
menunjukan reputasi organisasi pada publik dan menjadi bagian dari publik.
Hubungan baik ini dilakukan salam asas timbal balik karena perusahaan juga
peran PR.
sebuah niat baik dan saling pengertian dengan publiknya. Keberadaan PR bertujuan
kepentingan organisais dan publik secara sejajar dan tanggung jawab. Dalam
(2003, hal.54) yaitu: 1) Menjamin dan menilai opini dari organisasi. 2) Untuk
pemahaman Cutlip et, al., mengenai beberapa bagian dari fungsi PR yakni:
bukan hanya sebagai corong organisasi tetapi juga memiliki kedudukan strategis
sebagai berikut:
konseptor, kreator, dan juga pemecah masalah dalam organisasi. Untuk itu PR
(Humas) juga selayaknya PR dalam lembaga atau pun organisasi yang berfungsi
pemerintahan berarti masyarakat atau seluruh rakyat yang berada dalam kesatuan
kewajaran apabila pemerintah harus tetap terhubung dengan masyarakat dan setiap
Cutlip et, al. (2007, hal.468) bahwa tugas utama praktisi humas pemerintah adalah
pemberi informasi. Peran dan tanggung jawab lainnya diberikan kepada praktisi
publiknya, baik dalam internal pemerintah maupun yang berasal dari luar
dalam mengelola informasi yang dijelaskan Cutlip et, al. mengenai tujuan humas
antara instansi pemerintah dan publik yang terencana untuk menciptakan saling
Berbagai bentuk tugas dan fungsi pokok dari humas pemerintah pada
yang di dukung dengan pelayanan sebagai bagian dari fungsi pokok humas
dari pelayanan atas kebutuhan informasi publik yang dilakukan karena adanya
35
berbagai hal yang dilakukan pemerintah karena berkaitan juga dengan kepentingan
Dukungan masyarakat bagi pemerintah ini semakin besar ketika citra pemerintah
komunikasi Humas Setda Kabupaten Bandung pada program Citarum Harum yang
efek teretentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan
dilakukan dalam satu kurun waktu tertentu yang menunjukan kampanye sebagai
produk program yang dilakukan dalam jangka waktu. Kampanye dilakukan secara
bertahap dan berkelanjutan sebagaimana diungkapkan Pfau & Parrot (dalam Venus,
2007, hal.8) bahwa kampanye merupakan suatu proses yang dirancang secara sadar,
bertahap dan berkelanjutan yang dilaksanakan pada rentang waktu tertentu dengan
khalayaklah yang akan menentukan apakah kampanye tersebut tetap dilakukan atau
tidak. Pada dua pemahaman kampanye dari dua kutipan di atas menunjukan bahwa
menyampaikan pesan guna mencapai tujuan kampanye. Definisi kampanye dari dua
waktu tertentu yang ditujukan untuk mengarahkan khalayak pada masalah tertentu
berikut pemecahannya.
bagian khas dari kampanye tersebut menunjukan adanya karakter kampanye yang
secara garis besar diungkapkan Roger & Storey (dalam Berger et al, 2014, hal.599)
atau efek khusus; 2) dalam diri sejumlah relatif besar individu, 3) biasanya dalam
sosial yang dituju dalam kampanye pada program Citarum Harum, jika
dikategorikan pada jenis kampanye menurut Venus (2007, hal.12) maka masuk
bersifat non komersil. Tujuan dari kampanye sosial adalah untuk menumbuhkan
tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan sering kali berdimensi perubahan sosial.
Karena itu kampanye jenis ini adalah kampanye yang ditujukan untuk menangani
masalah-masalah sosial melalui perubahan sikap dan perilaku publik yang terkait.
Adapun fungsi kampanye sendiri adalah untuk menyampaikan suatu pesan yang
berisi tentang ajaran kepada masyarakat atau mempengaruhi masyarakat agar dapat
mengerti maksud dan tujuan dari apa yang akan dikomunikasikan. Fungsi
kampanye sosial pun banyak yang diterapkan secara persuasif, sehingga kampanye
memiliki empat aspek karakter yang tidak dimiliki tindakan persuasif perorangan,
antara lain:
diungkapkan Klingemann & Rommele (dalam Venus, 2007, hal.84) bahwa saluran
dan isi pesan kampanye, nilai respons, biaya per penayangan pesan kampanye,
akibat yang ditimbulkan, dan kriteria lainnya. Penentuan media komunikasi dalam
pesannya. Ada beberapa pertimbangan yang dapat dijadikan dasar dalam memilih
di atas, menjadi sarana guna membangun kampanye yang lebih efektif. Media akan
yang tepat untuk mendukung kampanye sosial yang dibutuhkan sebagaimana yang
memberikan peluang yang lebih besar pada efektivitas kampanye yang dilakukan
karena pesan-pesan yang disampaikan lebih tepat sasaran dengan media yang tepat.
Untuk itu perlu untuk memahami karakteritik setiap media kampanye sebagaimana
7. Pengiriman Ongkos produksi yang rendah, dapat Relatif mahal untuk dilakukan,
disimpan sebagai referensi, surat dapat disimpan sebagai
memasukkan hal-hal yang detail, referensi, memasukkan hal-hal
terarah dan dapat diuji. yang detail, terarah dan dapat
diuji. biasanya respons hanyan
mencapai 2%, tidak populernya
junk mail, dan penjualan jarak
jauh melalui telepon.
8. Promosi Berakibat langsung pada penjualan, Mengubah merk menjadi
penjualan merangsang untuk mencoba. komoditas.
9. Banner Keberadaannya murah, aktif, pesan Bukan runag lingkup nasional,
website di dapat berupa animasi, suara, dan aksesnya terbatas dan tidak
internet warna untuk menarik perhatian, relevan untuk barang yang
penyediaan informasi yang serba merusak dan yang membutuhkan
cepat, dapat digunakan sebagai sensasi tertentu seperti parfum
fasilitas dalam penjualan. dan makanan.
Sumber: Richard (dalam Venus, 2007, hal.91).
dan isi pesan kampanye, nilai respons, biaya per penayangan pesan kampanye,
akibat yang ditimbulkan, dan kriteria lainnya. Penentuan media komunikasi dalam
1. Perencanaan Kampanye
lain:
a. Memfokuskan usaha
b. Memperbaiki efektivitas
berhasil dicapai.
d. Mengurangi Kesalahan
e. Menyelesaikan konflik
2. Pelaksanaan Kampanye
yang ada tanpa mengabaikan penyesuaian yang perlu dilakukan sesuai dengan
kenyataan lapangan yang dihadapi. Beberapa hal yang harus dilakukan dalam
saluran kampanyenya.
yang dihadapi.
3. Evaluasi Kampanye
evaluasi kampanye tidak hanya dilakukan pada saat kampanye berakhir, namun
Hal-hal yang dijadikan acuan dalam tahapan manajemen kampanye tersebut harus
berkaitan dengan upaya untuk melakukan perubahan, di mana dalam perubahan ini
berkaitan dengan audiens atau sasaran yang dituju sebagaimana dijelaskan sebagai
berikut:
program kampanye Citarum Harum. Ketiga bagian dari konsep 3A merupakan cara
kampanye. Sehingga ketiga bagian dari konsep 3A tersebut menjadi pijakan peneliti
perilaku serta tindakan indidu dan publik. Teori perubahan yang menjelaskan
tentang bagaimana setiap kampanye dirancang untuk mencapai tujuan akhir melalui
jangka panjang.
dan kebiasaan masyarakat dalam menjadikan Sungai Citarum sebagai bagian dari
(dalam Liliweri, 2011, h.737) seolah mendorong para pelaku kampanye untuk
berlangsung serta hasil-hasil yang telah dicapai. Ini juga berarti, para pelaku
kampanye akan meletakkan suatu dasar baru mengenai apa yang seharusnya dibuat
yang dikampanyekan menjadi inisiasi dari adanya perubahan kea rah yang lebih
menuju arah positif. Teori perubahan ini selanjutnya akan memberikan gambaran
perubahan tersebut. Setiap hasil akhir dari suatu kampanye seyogianya selalu
Terkait dengan perubahan yang dapat terjadi sebagai tujuan dari kampanye,
maka ada tahapan perubahan masayrakat yang dapat ditimbulkan dari pandangan
teori perubahan. Lima tahap perubahan audiens kampanye pada tahap perubahan
ini juga dapat ditemui dalam kehidupan sosial manusia lainnya, yang terdiri dari:
Untuk itu teori perubahan menjadi bagian dari teori pendukung penelitian
sebagai bagian dari kebutuhan masyarakat dan berasal dari informasi masyarakat
yang diolah oleh pemerintah untuk dibuatkan regulasinya. Untuk itu penelitian ini
processing theory) dari Salancik & Pfeffer (1978) yang menunjukan adanya
informasi dari lingkungan publik organisasi yang membentuk cara kerja anggota
organisasi sebagaimana diungkapkan Salancik & Pfeffer (dalam Berger et, al.,
kepercayaan, sikap dan perilaku para anggota organisasi terkait rancangan tugas.
lingkungan yang dalam hal ini publik-publik internal maupun eksternal organsisasi
yang juga disebut sebagai stakeholder sebagai bagian penting yang membentuk
organisasi untuk lebih memahami hal-hal yang diperlukan dalam menentukan arah
kebijakan yang bersifat publik. Pemahaman tersebut menunjukan bahwa teori ini
social information processing theory yang diungkapkan Shaw (dalam Berger et, al.,
realitas yang dibangun secara sosial dan diperantarai oleh orang lain yang relevan
secara sosial.
informasi yang dipahami sebagai harapan publik pada organisasi melalui individu-
indivdu yang ada di dalamnya sebagaimana diungkapkan Salancik & Pfeffer (dalam
Berger et, al., 2014, hal.348) bahwa rujukan-rujukan tersebut membantu menyaring
publik. Untuk itu social information processing theory merupakan teori organisasi
Salancik & Pfeffer (dalam Berger et, al., 2014, hal.349) bahwa social information
Program
Citarum Harum
Social information
processing theory
Kampanye
aaaaaaaaaaaaaaaaas
Theory of Change