Anda di halaman 1dari 32

Strategi Kampanye Public Relations dalam Mengedukasi

Internal Perusahaan untuk Meningkatkan Awareness


terhadap Penyebaran COVID-19

Oleh
YANIAR ISMARINI
44220110020

PROGRAM STUDI PUBLIC RELATIONS


FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Covid-19 merupakan pandemi yang berlangsung di seluruh dunia.

Wabah ini disebabkan oleh virus corona yang menyerang sistem pernafasan

(SARS-CoV-2). Jika kita melihat satu tahun kebelakang, awal munculnya

wabah virus ini sudah tidak asing di telinga masyarakat global. China tercatat

sebagai negara yang pertama kali melaporkan kasus tentang wabah virus ini di

dunia. Setelah itu, lembaga kesehatan dunia (WHO) mengumumkan virus baru

ini disebut ”COVID-19”. Pada tanggal 2 Maret 2020, untuk pertama kalinya

pemerintah mengumumkan adanya kasus pasien positif covid-19 di Indonesia.

Saat itu terdapat dua orang yang terkonfirmasi sudah tertular oleh virus

corona. Kedua WNI tersebut dikabarkan telah melakukan kontak langsung

dengan warga negara Jepang yang sedang berada Indonesia. Kemudian pada

tanggal 9 April 2020, pandemi ini telah menyebar luas ke 34 provinsi di

Indonesia.

Ketika wabah virus corona mulai menyebar di Indonesia, sejumlah

informasi, himbauan, dan protokol kesehatan mulai diberlakukan oleh

Pemerintah. Protokol kesehatan tersebut mulai dari mewajibkan penggunaan

masker, social distancing, isolasi mandiri, hingga menetapkan PSBB

(Pembatasan Sosial Berskala Besar). Namun kenyataannya, setelah berbagai

protokol kesehatan dijalankan hingga 2021, pandemi covid-19 ini tidak

kunjung reda dan justru semakin tidak terkendali penyebarannya. Salah satu
penyebabnya yakni karena awareness (kesadaran) masyarakat yang masih

rendah terhadap protokol kesehatan. Masih sering dijumpai orang-orang yang

berkerumun tanpa menjaga jarak, mudik dari kota ke kampung tanpa

melakukan swab test terlebih dahulu, tidak memakai masker, dan masih

banyak juga yang mengadakan pesta pernikahan dengan protokol kesehatan

rendah.

Upaya yang bisa dilakukan oleh pemerintah saat ini adalah dengan

memberikan vaksinasi, memperketat peraturan social distancing, dan

menindak tegas masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan. Jika di

dalam sebuah organisasi atau perusahaan, upaya pencegahan yang dapat

dilakukan adalah dengan memberikan edukasi dan kampanye mengenai

bahaya dari virus corona kepada pihak internal perusahaan. Hal ini bertujuan

untuk mencegah sekaligus meningkatkan awareness karyawan terhadap

penyebaran covid-19 di perusahaan.

Dalam sebuah perusahaan, setiap karyawan memiliki latar belakang dan

tingkat pendidikan yang berbeda-beda. Dikarenakan beberapa perbedaan

tersebut, maka sedikitnya masih ada yang memiliki awareness yang rendah

dalam menjalankan protokol kesehatan. Bahkan lebih parahnya, masih ada

yang menganggap wabah virus corona ini hanyalah isapan jempol. Dalam

situasi seperti ini, peran Public Relations pada perusahaan sangat dibutuhkan

untuk komunikasi internal.

Public Relations pada hakekatnya adalah kegiatan komunikasi dimana

komunikasi yang dijalankan adalah komunikasi dua arah, untuk menghasilkan


umpan balik. Public relations adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian

publik yang lebih baik, yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap

suatu individu atau organisasi atau perusahaan. Public relations juga

berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan, dan

melalui kegiatan tersebut diharapkan akan mucul perubahan yang berdampak.

Pada situasi covid seperti ini, PR dituntut untuk bisa mengedukasi

karyawannya, terlebih tentang bahaya dan penyebaran covid-19. Salah satu

caranya adalah dengan memberikan himbauan kepada seluruh karyawan untuk

mematuhi protokol kesehatan 3M (menggunakan masker, menjaga jarak, dan

mencuci tangan).

Informasi yang harus disampaikan oleh PR kepada internal perusahaan

antara lain adalah melakukan kampanye edukasi mengenai bahaya dari covid-

19, seperti apa gejala yang muncul, bagaimanna proses penularannya, serta

edukasi bahwa meskipun kondisi fisik sedang sehat, kita tetap berpotensi

menjadi OTG (Orang Tanpa Gejala) ataupun carrier. Dalam hal ini,

kemampuan berkomunikasi dan strategi PR sebagai opinion leader adalah hal

yang sangat penting agar pesan edukasi dapat tersampaikan secara menyeluruh

dan dapat diterima dengan baik. Sehingga tujuan untuk meningkatan

awareness dan sikap responsif karyawan terhadap penyebaran covid-19 dapat

tercapai. Selain itu, PR pada perusahaan juga perlu memberikan kebijakan lain

kepada karyawannya seperti Work From Home (WFH).


1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas maka dapat dikemukakan

fokus penelitian dalam penelitian ini adalah, “Bagaimana Strategi Kampanye

Public Relations dalam Mengedukasi Internal Perusahaan untuk

Meningkatkan Awareness terhadap Penyebaran covid-19?”

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan

penelitian adalah untuk mengetahui Strategi Kampanye Public Relations

dalam Mengedukasi Internal Perusahaan untuk Meningkatkan Awareness

terhadap Penyebaran covid-19.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini dikelompokkan dalam manfaat teoritis,

manfaat akademis, dan manfaat bagi peneliti selanjutnya:

1. Manfaat Penelitian Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memperkuat teori public relations

khususnya bidang Public Relations, Universitas Mercu Buana

menyangkut strategi kampanye yang telah dilakukan oleh Public

Relations dalam Mengedukasi Internal Perusahaan untuk

Meningkatkan Awareness terhadap Penyebaran covid-19

.
2. Manfaat Penelitian Praktis

Penelitian ini berguna sebagai masukan bagi praktisi Public Relations

dalam hal strategi komunikasi, kampanye, dan edukasi bagi internal

perusahaan.

3. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau acuan dalam

bidang komunikasi dan Public Relations. Khususnya yang berkaitan

dengan kampanye Public Relations dan strategi komunikasi.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan salah satu acuan bagi penulis dalam

melakukan penelitian, sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan

dalam mengkaji penelitian yang sedang dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti

melakukan penelusuran literatur dari penelitian-penelitian sebelumnya guna

pemetaan persamaan dan perbedaan terhadap penelitian yang sedang dilakukan.

Dalam melakukan penelitian atau pembuatan skripsi, terkadang ada tema yang

berkaitan dengan yang sedang diteliti sekalipun arah dan tujuan yang diteliti

berbeda.

Dari penelitian terdahulu, penulis tidak menemukan penelitian dengan judul

yang sama seperti judul penelitian yang akan dilakukan. Namun penulis

mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan

kajian pada penelitian penulis. Berikut ini merupakan beberapa penelitian

terdahulu berupa jurnal dan skripsi terkait dengan penelitian yang dilakukan oleh

penulis.

Penelitian yang pertama, dilakukan oleh Asep Sudarman (2018) yang

berjudul Strategi Komunikasi untuk Meningkatkan Kesadaran Masyarakat dalam

Membayar Zakat Maal, Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 2 Nomor 1 (2018) 35-

54 DOI: 10.15575/cjik.v2i1.5056. Penelitian ini merumuskan strategi komunikasi

dalam rangka membangun kesadaran Zakat Unit Pengumpul Zakat (UPZ)

Kecamatan Rancasari Kota Bandung pada kegiatan pengelolaan zakat maal


dikhususkan dalam menyampaikan pesan agar masyarakat menyadari pentingnya

membayar zakat mal bila sudah bishab dan haul. Hasil dari penelitian ini adalah

Perencanaan komunikasi baik secara internal dan eksternal didukung oleh peran

ketua yang menjalankan komando organisasi dengan mengoptimalkan bidang-

bidang yang ada. Secara keseluruhan, penelitian ini menggambarkan bagaimana

cara dan strategi untuk menumbuhkan kesadaran untuk mau berzakat.

Penelitian yang kedua, dilakukan oleh Afia E P Tahoba (2011) yang

berjudul Strategi Komunikasi dalam Program Pengembangan Masyarakat

(Community Development): Kasus Program Community Development pada

Komunitas Adat Terkena Dampak Langsung Proyek LNG Tangguh di Sekitar

Teluk Bintuni - Ejournal.unpatti.ac.id ISBN: 978-602-98439-2-7. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kemacetan dalam proses komunikasi

berdasarkan unsur komunikasi, serta merancang strategi komunikasi dalam

program community development.

Penelitian ini dianalisa secara deskriptif. Pengumpulan data dilakukan

melalui wawancara perorangan, dan focus group discussion dan depth interview

dengan tokoh masyarakat adat, aparat desa dan bagian internal perusahaan.

Strategi komunikasi pembangunan dalam program pengembangan masyarakat

(community development) pada komunitas adat di daerah sekitar Teluk Bintuni

adalah peningkatan kesadaran partisipasi pembangunan dengan melakukan

pendekatan persuasif melibatkan peran serta tokoh adat, memberikan undangan

atau jadwal pertemuan secara langsung sehingga masyarakat merasa dihargai atau

merasa dibutuhkan dalam proses komunikasi, menciptakan iklim komunikasi


yang dapat merangsang para partisipan berani mengeluarkan pendapat atau ide

pembangunan dengan memanfaatkan saluran komunikasi tradisional yang

berfungsi sebagai saluran pesan yang akrab dengan masyarakat setempat yaitu

acara gelar tikar adat serta mengembangkan komunikasi partisipatoris dalam

komunikasi kelompok.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa intensitas komunikasi melalui

Program Community Development di daerah penelitian dikategorikan rendah

karena frekuensi komunikasi perusahan dengan masyarakat adat sangat sedikit

yaitu 1 – 3 kali dalam setahun, dan dalam proses komunikasi musyawarah

penyusunan rencana program, sebagian masyarakat desa tidak dilibatkan oleh

perusahaan tetapi hanya diwakili oleh kepala kampung dan aparatnya, serta

Panitia Pengembangan Kampung.

Penelitian yang ketiga, dilakukan oleh Ina Nathania Aninda (2018) yang

berjudul Pengaruh Kampanye “Hutan Tanpa Api” Melalui Media Sosial Facebook

Terhadap Tingkat Kesadaran Pengikut Fanpage Greenpeace Indonesia. Kampanye

“Hutan Tanpa Api” di Fanpage Greenpeace Indonesia dilakukan dengan

memberikan informasi dalam bentuk status update yang dipublikasi sebanyak tiga

kali dalam satu hari. Kampanye ini bertujuan bukan hanya menghentikan

deforestasi hutan Indonesia namun juga meningkatkan kesadaran masyarakat

Indonesia terhadap perlindungan hutan Indonesia, khususnya kesadaran pengikut

atau followers fanpage Facebook Greenpeace Indonesia. Penelitian ini

menggunakan metode penelitian eksplanatif dengan pendekatan kuantitatif. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepedulian pengikut fanpage Greenpeace


Indonesia dipengaruhi oleh kampanye “Hutan Tanpa Api” melalui media sosial

Facebook.

Penelitian yang keempat, dilakukan oleh Sari Dewi Triani dan Wulan

Trigartanti (2017) yang berjudul Hubungan Kampanye Public Relations dengan

Sikap Khalayak. Penelitian ini menggunakan pedekatan kuantitatif. Kampanye

merupakan cara yang tepat dilakukan untuk bersosialisasi dengan masyarakat,

maka dari itu pemerintah perlu memilih komunikator yang kredibilitasnya tinggi

dalam mengkomunikasikan suatu informasi agar dapat mudah dimengerti

masyarakat dan tepat sasaran.

Penelitian ini tujuannya untuk mengetahui adakah hubungan antara

Valence/Isi pesan dan Weight/Kredibilitas Komunikator pada Penyuluhan

Kampanye bebas Campak dan Rubela dengan Sikap Kognitif, Afektif, dan Konasi

warga. Teori yang digunakan adalah Teori Integrasi Informasi Martin Feishbein.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional bertujuan untuk meneliti sejauh

mana variasi pada satu faktor yang berkaitan dengan variasi faktor lain. Populasi

dalam penelitian ini adalah warga KP PST Citaliktik Soreang Kab.bandung yang

menghadiri penyuluhan kampanye sebanyak 829 orang dan menggunakan teknik

sampling cluster sampling area yang menghasilkan 100 responden.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara

Kampanye Public Relations dengan Sikap Khalayak sebesar 0,779 yang berarti

menunjukkan hubungan yang kuat. Sedangkan indikator lainnya yang saling

berhubungan memiliki nilai korelasi dengan tingkatan yang cukup berarti.


Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Tujuan Metode Hasil Penelitian Perbedaan


& Judul Penelitian Penelitian Penelitian
1. Asep Penelitian yang Deskriptif Hasil dari penelitian Secara

Sudarman dilakukan oleh kualitatif ini adalah keseluruhan,

(2018) - Asep Sudarman Perencanaan penelitian ini

Strategi (2018) komunikasi baik mengambarkan

Komunikasi merumuskan secara internal dan bagaimana

untuk strategi eksternal didukung cara strategi

Meningkatkan komunikasi oleh peran ketua yang untuk

Kesadaran dalam rangka menjalankan komando menumbuhkan

Masyarakat membangun organisasi dengan kesadaran,

dalam kesadaran Zakat mengoptimalkan perbedaannya

Membayar merupakan salah bidang-bidang yang hanya terletak

Zakat Maal satu cara untuk ada. pada tujuan

menekan angka yang ingin

kemiskinan, dicapai.

dengan

memanfaatkan

dana zakat

tersebut. Unit

Pengumpul

Zakat (UPZ)
Kecamatan

Rancasari Kota

Bandung pada

kegiatan

pengelolaan

zakat maal

dikhususkan

dalam

menyampaikan

pesan agar

masyarakat

menyadari

pentingnya

membayar

zakat mal bila

sudah bishab

dan haul.

2. Afia E P Tujuan dari Deskriptif Hasil dari penelitian Perbedaan

Tahoba (2011) penelitian ini ini menunjukkan antara

- Strategi adalah untuk bahwa intensitas penelitian ini

Komunikasi mengidentifikasi komunikasi melalui dengan

dalam Program kemacetan program community penelitian yang

Pengembangan dalam proses development di daerah akan dilakukan


Masyarakat komunikasi penelitian adalah pada

(Community berdasarkan dikategorikan rendah fokus

Development): unsur karena frekuensi kasusnya.

Kasus Program komunikasi, komunikasi perusahan Kasus

Community serta merancang dengan masyarakat penelitian pada

Development strategi adat sangat sedikit jurnal ini

pada komunikasi yaitu 1 – 3 kali dalam adalah strategi

Komunitas dalam program setahun, dan dalam komunikasi

Adat Terkena community proses komunikasi untuk

Dampak development. musyawarah pengembangan

Langsung penyusunan rencana masyarakat

Proyek LNG program, sebagian (Program

Tangguh di masyarakat desa tidak Community

Sekitar Teluk dilibatkan oleh Development),

Bintuni perusahaan tetapi sedangakan

hanya diwakili oleh yang akan

kepala kampung dan diteliti adalah

aparatnya, serta strategi

Panitia Pengembangan komunikasi

Kampung untuk

meningkatkan

awareness.

3. Ina Nathania Tujuan yang Eksplanati Hasil dari penelitian Berbeda dalam
Aninda (2018) ingin dicapai f ini menunjukkan metode

- Pengaruh oleh peneliti Kuantitatif bahwa tingkat penelitiannya.

Kampanye dalam kepedulian pengikut Penelitian ini

“Hutan Tanpa melakukan fanpage Greenpeace menggunakan

Api” Melalui penelitian ini Indonesia dipengaruhi metode

Media Sosial berdasarkan oleh kampanye kuantitatif

Facebook latar belakang “Hutan Tanpa Api” sedangkan

Terhadap yang ada, yaitu melalui media sosial yang akan

Tingkat untuk Facebook. diteliti

Kesadaran mengetahui menggunakan

Pengikut pengaruh metode

Fanpage kampanye penelitian

Greenpeace “Hutan Tanpa kualitatif.

Indonesia. Api” melalui Sedangkan

Kampanye facebook untuk

“Hutan Tanpa terhadap tingkat kesamaannya

Api” di kesadaran yaitu sama-

Fanpage perlindungan sama

Greenpeace hutan pengikut membahas

Indonesia fanpage tentang

Greenpeace kesadaran

Indonesia. khalayak

(awareness)
4. Sari Dewi Tujuan dari Kuantitatif Hasil dari penelitian Penelitian ini

Triani dan penelitian ini ini menunjukkan menunjukan

Wulan adalah untuk bahwa terdapat hubungan

Trigartanti mengetahui hubungan antara antara

(2017) - adakah Kampanye Public Kampanye

Hubungan hubungan antara Relations dengan Public

Kampanye Valence/Isi Sikap Khalayak Relations

Public pesan dan sebesar 0,779 yang dengan Sikap

Relations Weight/Kredibil berarti menunjukkan Khalayak

dengan Sikap itas hubungan yang kuat. sedangkan

Khalayak Komunikator Sedangkan indikator penelitian yang

pada lainnya yang saling akan diteliti

Penyuluhan berhubungan memiliki bertujuan

Kampanye nilai korelasi dengan dalam Strategi

bebas Campak tingkatan yang cukup Kampanye

dan Rubela berarti. Public

dengan Sikap Relations

Kognitif, dalam

Afektif, dan Mengedukasi

Konasi warga. untuk

Teori yang meningkatkan

digunakan Awareness.

adalah Teori Perbedaan


Integrasi lainnya, dalam

Informasi penelitian ini

Martin menggunakan

Feishbein. metode

Penelitian ini kuantitatif

menggunakan sedangkan

metode yang akan

korelasional diteliti

bertujuan untuk menggunakan

meneliti sejauh metode

mana variasi penelitian

pada satu faktor kualitatif.

yang berkaitan

dengan variasi

faktor lain.
2.2 Kajian Teoritis

2.2.1 Komunikasi

2.2.1.1 Pengertian Komunikasi

Kata komunikasi menurut Onong Uchjana Effendi, yaitu berasal dari

perkataan bahasa latin: communicatio yang berarti “pemberitahuan” atau

“pertukaran pikiran”. Dengan demikian maka secara garis besar dalam suatu

proses komunikasi harus terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu

pertukaran pikiran atau pengertian, antara komunikator (penyebar pesan) dan

komunikan (penerima pesan).

Sementara itu, proses komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer

informasi” atau pesan-pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator

dan kepada penerima pesan sebagai komunikan. Tujuan dari proses komunikasi

tersebut adalah tercapainya saling pengertian (mutual understanding) antara kedua

belah pihak. Sebelum pesan-pesan tersebut dikirim kepada komunikan,

komunikator memberikan makna-makna dalam pesan tersebut (decode) yang

kemudian ditangkap oleh komunikan dan diberikan makna sesuai dengan konsep

yang dimilikinya (encode).

Melalui transfer informasi/pesan-pesan tersebut terjadi proses interpretasi,

yaitu peng-encode-an pesan ter-decode oleh komunikan dengan berbagai

prespektif yang didasarkan dari pengalaman yang dialami (field of experiencess)

dan kerangka referensinya (frame of references). Kemudian, pihak komunikan

akan memberikan reaksi atau umpan balik (feed back), baik tanggapan bersifat

positif maupun negatif kepada pihak komunikator.


Peran komunikasi sangat penting bagi manusia dalam kehidupannya sehari-

hari, sesuai dengan fungsi komunikasi yang bersifat persuasif, edukatif, dan

informatif. Sebab tanpa komunikasi maka tidak adanya proses interaksi seperti

saling tukar ilmu pengetahuan, pengalaman, pendidikan, persuasi, informasi dan

lain sebagainya. Proses penyampaian informasi/pesan tersebut pada umumnya

berlangsung dengan melalui suatu media komunikasi, khususnya bahasa

percakapan yang mengandung makna yang dapat dimengerti atau dalam lambang

yang sama. Pengertian pemakaian bahasa dapat bersifat kongkret atau abstrak.

2.2.1.2 Tujuan Komunikasi

Komunikasi bertujuan untuk menciptakan dan memupuk hugungan dengan

orang lain. Menurut Onong Uchana Effendy tujuan komunikasi adalah:

1. Perubahan sikap, yaitu komunikan dapat merubah sikap setelah dilakukan

suatu proses komunikasi.

2. Perubahan pendapat, yaitu perubahan pendapat dapat terjadi dalam suatu

komunikasi yang tengah dan sudah berlangsung itu tergantung bagaimana

komunikator menyampaikannya.

3. Perubahan perilaku, yaitu perubahan perilaku dapat terjadi bilamana dalam

suatu proses yang disampaikannya dan ini tergantung dari kredibilitas

komunikator sendiri.

4. Perubahan sosial, yaitu perubahan yang terjadi dalam masyarakat itu sendiri

sesuai dengan lingkungan ketikan berlangsungnya komunikasi.


Komunikasi yang merupakan suatu kebutuhan dasar manusia untuk berinteraksi.

Hal ini seperti yang di jelaskan dalam pengertian komunikasi, dimana komunikasi

merupakan penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan dengan

menggunakan lambang-lambang baik verbal maupun non- verbal dengan tujuan

untuk megubah atau membentuk perilaku orang-orang yang menjadi sasaranya

(khalayaknya).

2.2.1.3 Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan

penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu

organisasi tertentu.Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam

hubungan hirearkis antara satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu

lingkungan.

Komunikasi organisasi dapat bersifat formal dan informal. Komunikasi

formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya

berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi,

produktivitas dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi.

Misalnya memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi.

Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial.

Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara

individual.

Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah

pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks.


Sementara menuru Katz dan Kahn mengatakan bahwa komunikasi organisasi

merupakan arus informasi , pertukaran informasi dan pemindahan arti didalam

suatu organisasi.

Dari berbagai penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi

organisasi merupakan pertukaran informasi antar manusia dalam konteks

organisasi yang saling bergantung satu sama lain. Dalam setiap organisasi

mempunyai tantangan agar dapat terus berlangsung keberadaanya.salah satu cara

untuk mengatasi adalah setiap bagian dalam organisasi terus menerus melakukan

komunikasi sehingga proses dari system tersebut berlangsung. Dalam bidang alat

listrik sebagai jenis perusahaan dagang yang dijadikan tempat penelitian,

perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal sangat berpengaruh besar.

Komunikasi sangat diperlukan dari berbagai lapisan yang ada didalam

struktur organisasi.Isi pesan yang disampaikan bermacam-macam bisa berupa

aturan, kebijakan, perintah, opini, maupun ide-ide.Standar kerja merupakan

sebagai patokan untuk menuju visi dan misi yang sudah ditetapkan. Dengan

demikian untuk menciptakan komunikasi yang efektif dalam organisasi dapat

menerapkan cara-cara komunikasi untuk mendaapatkan kendali yang sesuai

dengan masing-masing perusahaan

2.2.2 Public Relations

2.2.2.1 Pengertian Public Relations

Rex Harlow dalam bukunya berjudul: a model for Public relations

education for professional practice yang diterbitkan oleh International Public


relations Association (IPRA) dalam Syarifuddin S. Gassing dan Suryanto,

menyatakan bahwa definisi dari public relations adalah fungsi manajemen yang

khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi

dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan

kerja sama; melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan atau

permasalahan, membantu manajemen untuk mampu menanggapi opini publik,

mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara

efektif, bertindak sebagai system peringatan dini dalam mengantisipasi

kecenderungan penggunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis

sebagai sarana utama.

Public relations merupakan mediator yang berada antara pimpinan

organisasi dengan publiknya, baik dalam upaya membina hubungan masyarakat,

internal maupun eksternal. Public relations adalah salah satu elemen yang

menentukan kelangsungan suatu organisasi. Arti penting public relations sebagai

sumber informasi terpercaya kian terasa pada era globalisasi dan banjir informasi

seperti sekarang ini.

Public relatios pada hakikatnya adalah kegiatan komunikasi, kendati agak

berbeda dengan kegiatan komunikasi lainnya, karena ciri hakiki dari komunikasi

public relations adalah two way communications (komunikasi dua arah / timbal

balik). Dan arus komunikasi ini yang harus dilakukan dalam kegiatan public

relations sehingga terciptanya umpan balik yang merupakan prinsip pokok dalam

public relations.
Humas atau yang dikenal juga sebagai public relations sebagai sebuah

profesi yang bertanggung jawab untuk memberikan informasi, mendidik,

meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan ketertarikan masyarakat akan

sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah situasi. Seorang

humas selanjutnya diharapkan untuk membuat program-program dalam

mengambil tindakan secara sengaja dan terencana dalam upaya-upayanya

mempertahankan, menciptakan dan memelihara pengertian bersama antara

organisasi dan masyarakatnya.

2.2.2.2 Proses Public Relations

Proses public relations sebagai proses yang berkelanjutan perlu terus

berjalan mengingat lingkungan organisasi perlu bergerak secara dinamis, sehingga

organisasi perlu menanggapi dinamika lingkungan tersebut. Relasi organisasi

dengan publiknya dipengaruhi kondisi lingkungan internal dan lingkungan

eksternal organisasi. PR terus berusaha menjaga agar relasi antara organisasi dan

publiknya tetap berjalan pada jalur yang benar dan membawa kemaslahatan bagi

organisasi maupun publiknya.

Proses public relations bersifat siklis, artinya proses public relations

berjalan terus selama perusahaan ada dan harus terus menjaga keberlanjutan

perusahaan. Sejalan dengan implementasi konsep tanggung jawab sosial korporat

yang pada intinya perusahaan berusaha menjaga keberlanjutan perusahaan itu.

Program – program yang diarahkan pada komunitas merupakan salah satu bentuk

upaya menjaga keberlanjutan perusahaan.


2.2.2.3 Fungsi Public Relations

Fungsi atau peranan adalah harapan publik terhadap apa yang seharusnya

dilakukan oleh public relations sesuai dengan kedudukannya sebagai seorang

public relations. Jadi, public relations dikatakanberfungsi apabila dia mampu

melakukan tugas dan kewajibannya dengan baik, berguna atau tidak dalam

menunjang tujuan perusahaan dan menjamin kepentingan publik.7 Secara garis

besar fungsi public relations adalah:

1. Memelihara komunikasi yang harmonis antara perusahaan dengan

publiknya (maintain good communication)

2. Melayani kepentingan pulik dengan baik (serve public’s interest)

3. Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan dengan baik (maintain

good morals & mamers)

Selain itu juga fungsi atau peran yang dijalankan public relatios merupakan

salah satu kunci untuk memahami fungsi public relations yaitu:

1. Sebagai komunikator, public relations membantu manajemen dalam hal

untuk mendengar apa yang diinginkan publik, sehingga menjelaskan

keinginan, kebijakan dan harapan organisasi atau perusahaan kepada

publiknya.

2. Membina relationship yaitu berupaya membina hubungan yang positif

dan saling mengntungkan dengan pihak publiknya. Hubungan yang

positif bisa dilakukan dengan melakukan pertemuan, melakukan


penghargaan pada public yang setia dan percaya pada perusahaan guna

untuk meningkatkan citra perusahaan.

3. Peran backup management yaitu sebagai pendukunh dalam fungsi

manajemen atau irganisasi atau perusahaan seerti memperkenalkan

prosuk atau jasa,menjual produk atau jasa dan melihat bagaimnaa

kinerja karyawan agar bias mengevaluasi kinerja karyawan.

4. Membentuk corporate image yang merupakan tujuan akhir dari suatu

aktivitas program kerja kampanye prelations, baik untuk keperluan

publikasi ataupun promosi.

2.2.2.4 Tujuan Public Relations

Tujuan (goals) merupakan sesuatu yang ingin dicapai, dituju atau diraih.

Karena public relations adalah fungsi manajemen dalam melaksanakan kegiatan

komunikasi, maka pada dasarnya tujuan public relations adalah tujuan-tujuan

komunikasi. Dalam realitas praktik public relations di perusahaan, membangun

citra korporat, membangun opini publik yang favourable sera membentuk

goodwill dan kerjasama. Tujuan public relations kemudian dirinci sebagai berikut:

1. Prestise atau “citra yang favourable” dan segenap faedahnya.

2. Promosi produk atau jasa.

3. Mendeteksi dan menangani isu dan peluang.

4. Menetapkan postur organisasi ketika berhadapan dengan publiknya.

5. Good will karyawan atau anggota organisasi.

6. Mencegah dan memberi solusi masalah perburuhan.


7. Mengayomi good will komunitas tempat organisasi menjadi bagian di

dalamnya.

8. Good will para stockholder dan konstituen.

9. Mengatasi kesalahpahaman dan prasangka.

10. Mencegah serangan.

11. Good will para pemasok.

12. Good will pemerintah.

13. Good will bagian lain dari industri

14. Good will para dealer dan menarik dealer lain.

15. Kemampuan untuk mendapatkan personel terbaik.

16. Pendidikan publik untuk menggunakan produk atau jasa.

17. Pendidikan publik untuk satu titik pandang.

18. Good will para pelanggan atau para pendukung.

19. Investigasi sikap pelbagai kelompok terhadap perusahaan.

20. Merumuskan dan membuat pedoman kebijakan.

21. Menaungi viabilitas masyarakat tempat organisasi berfungsi.

22. Mengarahkan perubahan

Agar tujuan-tujuan dari public relations dapat dicapai, tentu diperlukan

suatu bentuk komunikasi yang efektif. Salah satu metode yang dipergunakan

adalah melalui cara-cara edukatif dan informatif serta persuasif yang mengandung

arti ajakan atau imbauan. Biasanya public relations akan melaksanakan teknik

komunikasi persuasif yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


1. Informasi atau pesan yang disampaikan harus berdasarkan pada kebutuhan

atau kepentingan khalayak sebagai sasarannya.

2. Public relations sebagai komunikator dan sekaligus mediator berupaya

membentuk sikap dan pendapat yang positif dari masyarakat melalui

rangsangan atau stimuli tertentu.

3. Mendorong publik utuk berperan serta dalam aktivitas perusahaan/

organisasi, agar tercipta perubahan sikap dan penilaian (perubahan dari

situasi yang negatif diubah menjadi situasi yang positif).

4. Perubahan sikap dan penilaian dari public dapat terjadi maka pembinaan

atau pengembangan terus-menerus dilakukan agar peran serta tersebut

terpelihara dengan baik

Pada intinya tujuan public relations adalah menjalin hubungan baik dengan

para pihak atau publik-publik perusahaan. Hubungan yang baik tersebut semata

mata demi keuntungan dan kemaslahatan kedua belah pihak tanpa ada yang

merasa ditinggalkan atau diperalat dalam hubungan yang terjalin dengan baik.

2.2.2.5 Strategi Public Relations

Strategi public relations adalah pendekatan menyeluruh bagi sebuah

kampanye atau program dan penjelasan rasional di belakang program taktis dan

akan didikte dan ditentukan oleh persoalan yang muncul dari analisis dan

penelitian. Inilah dasar terbangunnya program taktis dan memindahkan

perusahaan dari posisi yang ada sekarang menuju posisi yang diinginkan pada

akhir program.
Menurut Scoot M. Cutlip & Allen H.Center, dalam melakukan sebuah

kegiatan public relations membutuhkan strategi mengenai proses perencanaan

program kerja public relations yang menjadi landasan atau acuan untuk

melakukan pelaksanaan. Berikut empat proses pokok public relations:

1. Defining the problem

Langkah pertama ini melibatkan pengkajian dan pemantauan

pengetahuan, opini, sikap dan perilaku yang terkait denagn tindakan dan

kebijakan organisasi. Langkah ini menentukan “Apa yang sedang terjadi

sekarang?”

2. Planning and programming

Informasi yang terkumpul pada langkah pertama digunakan untuk

membuat keputusan mengenai public, sasaran, tindakan dan strategi

komunikasi, taktik dan tujuan program. Langkah kedua dalam proses

public relations ini menjawab, “kita telah mempelajari situasi ini

berdasarkan apa, apa yang harus diubah, dilakukan atau dikatakan.”

3. Taking action and communicating

Langkah ketiga melibatkan implementasi program dari tindakan dan

komunikasi yang telah didesain untuk mencapai tujuan spesifik bagi

setiap public untuk mencapai sasaran program. Pertanyaan pada langkah

ini adalah “siapa yang akan melakukan dan memberiathukan program

ini serta kapan, dimana dan bagaimana.”

4. Evaluating the program


Langkah terakhir dalam proses ini melibatkan kesiapan penialaian,

implementasi dan hasil dari program tersebut. Penyesuaian telah dibuat

sejak program terimplementasi, berdasarkan umpan balik evaluasi

mengenai atau dihentikan berdasarkan pernyataan “bagaimana yang

sedang kita kerjakan atau bagaimana yang telah kita kerjakan.”

Sementara menurut Firsan, strategi public relations meliputi:

a. Publications (publikasi dan publisitas)

Setiap fungsi dan tugas public relations adalah menyelenggarakan

publikasi atau menyebarluaskan informasi melalui berbagai media

tentang kegiatan perusahaan/organisasi, yang layak untuk diketahui oleh

publik. Dalam hal ini tugas public relations adalah menciptakan berita

untuk mencari publisitas melalui kerjasama dengan pihak media (pers

atau wartawan) dengan tujuan menguntungkan citra perusahaan yang

diwakilkannya.

b. Events (penyusunan program acara)

Merancang event dengan tujuan memperkenalkan produk dan

layanan perusahaan, mendekatkan diri ke publik dan lebih jauh lagi

dapat mempengaruhi opini publik. Biasanya event tersebut ada beberapa

jenis, diantaranya sebagai berikut:

1) Calender event, yang rutin (regular event) yang dilaksanakan pada

bulan tertentu sepanjang tahun.


2) Special events, yaitu event yang bersifat khusus, dan yang

dilaksanakan pada momen tertentu diluar acara rutin dari program

kerja PR.

3) Moments events, yaitu event atau acara yang bersifat momental, atau

lebih khusus lagi.

c. News (menciptakan berita)

Upaya untuk menciptakan berita melalui press release, news letter,

bulletin dan lain- lain yang biasanya mengacu pada teknis penulisan

5W+1H (Who, What, Where, When, Why, dan How). Sistematika

penulisannya adalah piramida terbalik. Yang paling penting diletakkan

di tengah batang berita.

d. Community Involvement (kepedulian pada komunitas)

Tugas sehari-hari seorang Public Relations Officer (PRO)

adalah mengadakan kontak sosial dengan kelompok masyarakat

tertentu, serta menjaga hubungan baik (community relations dan

humanity relations) dengan pihak organisasi atau lembaga yang

diwakilinya

e. Inform or Image (memberitahukan atau meraih citra)

Salah satu fungsi utama dari Public Relations, yaitu memberikan

informasi kepada publik atau menarik perhatian, sehingga diharapkan

dapat memperoleh tanggapan berupa citra positif,

f. Lobbying and Negotiating (pendekatan dan bernegosiasi)


Keterampilan untuk melobi secara personal, dan kemampuan

bernegosiasi sangat diperlukan bagi seorang PRO (Public relations

Officer), agar semua rencana, ide, atau gagasan kegiatan suatu lembaga

memperoleh dukungan dari individu dan lembaga yang berpengaruh,

sehingga timbul situasi saling menguntungkan (win-win solution).

g. Social Responsibility (Tanggung jawab sosial)

Memiliki tanggung jawab sosial dalam aktivitas Public Relations

menunjukan bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap

masyarakat. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan citra perusahaan

di mata publik. Bentuknya beragam, seperti kegiatan peduli banjir,

memberikan beasiswa, santunan anak yatim, pengobatan gratis, dan

masih banyak kegiatan lainnya.

Oleh karena itu public relations harus mempunyai strategi khusus dalam

menghadapi hal-hal yang bisa menurunkan perkembangan perusahaan.

Perusahaan atau organisasi harus mampu menghadapi tekanan yang muncul dari

dalam maupun luar perusahaan. Public relations juga harus bisa berkonstruksi

dalam manajemen dalam melakukan perkembangan perusahaan dan menaikkan

citra perusahaan.

Peran public relations dalam membangun citra tidaklah lengkap tanpa

adanya perencanaan dari strategi public relations yang hanya berfokus pada teori

dan tidak ditindaklanjui ke lapangan pun tidak akan memberikan hasil. Public

relations di sini, dalam merumuskan dan menjalankan tugasnya untuk

membangun citra, memerlukan kemampuan kreasi yang mampu membuat


program-program unggulan yang dapat membangun citra perusahaan dan dapat

mempertahankan citra tersebut.

2.2.2.6 Kampanye Public Relations

Menurut Rogers dan Storey, bahwa kampanye adalah serangkaian kegiatan

komunikasi yang teroganisasi dengan tujuan untuk menciptakan suatu akibat

tertentu terhadap sasaran secara berkelanjutan dalam periode tertentu.

Kegiatan Kampanye merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh

seorang Public Relations atau Humas, kegiatan kampanye ini dilaksanakan untuk

mencapai tujuan suatu lembaga dan organisasi sesuai dengan tujuan berdirinya

lembaga dan organisasi tersebut.

Kampanye Public Relations merupakan kegiatan dalam upaya

meningkatkan kesadaran dan pengetahuan khalayak sebagai sasaran dan publik

sebuah perusahaan atau organisasi untuk merebut perhatian serta menumbuhkan

persepsi yang baik terhadap suatu kegiatan perusahaan atau organisasi agar

tercipta suatu kepercayaan dan citra yang baik dari masyarakat melalui

penyampaian pesan secara terencana dan dalam jangka waktu tertentu.

Harrison menjelaskan beberapa tipe aktivitas public relations dan

mengemukakan artinya kampanye sebagai berikut, “a planned set of

communication activities, each with a specific defined purpose, continued over a

set period of time and intended to meet a communication goals and objectives

relating to a nominated issue: for example, a campaign to increase industrial

safety”
Definisi tersebut dapat diterjemahkan menjadi, kampanye adalah satu set

kegiatan komunikasi yang terencana, setiap aktivitasnya memiliki tujuan yang

spesifik, berkelanjutan sesuai periode waktu yang ditentukan dan dimaksudkan

untuk mencapai tujuan komunikasi yang berhubungan dengan sebuah masalah

terkait; contohnya, kampanye untuk meningkatkan keamanan industrial.

Kampanye sering sekali disamakan dengan propaganda karena keduanya

adalah sama-sama melakukan kegiatan berkomunikasi yang terencana untuk

mencapai tujuan tertentu dan berupaya mempengaruhi khalayak sebagai target

sasaran nya. Istilah propaganda lahir terlebih dahulu dari kampanye. Konsep

kampanye lahir kemudian melakukan kegiatan komunikasi secara terencana yang

lebih terbuka, toleran dengan waktu terbata atau jangka pendek dan program yang

jelas, persuasif serta dapat diidentifikasi secara jelas nara sumbernya. Kampanye

secara umum menampilkan kegiatan yang bertujuan untuk membujuk.

Kampanye komunikasi public membedakan dua tipe kampanye berdasarkan

tujuannya, yaitu kampanye untuk merubah prilaku individu dan kampanye untuk

mempengaruhi suatu kebijakan. Dari kegiatan kampanye public relations yang

dilakukan ini, diharapkan aka nada perubahan prilaku atau meningkatnya

kesadaran suatu individu.

Anda mungkin juga menyukai