BAB III. PLAN OF ACTION KEGIATAN KOMUNIKASI PEMASARAN SOSIAL DAN TEMA
YANG DIANGKAT SETIAP BULANNYA TAHUN 2020
1
BAB I
1. METODOLOGI
2
2. KAJIAN TEORI
Terdapat tiga hal yang berkaitan dengan penciptaan word of mouth marketing yang
positif. Pertama, Be interesting, yaitu menciptakan suatu produk yang memiliki
karakteristik khas dari produk sejenis agar menarik diperbincangkan. Kedua, make
people happy, yaitu produk yang ditawarkan adalah produk yang mengagumkan,
memuat pelayanan prima dan menyelesaikan masalah yang dihadapi konsumen. Hal ini
akan membuat produk tersebut menjadi pembicaraan masyarakat. Ketiga, earn trust and
respect, yaitu produk yang ditawarkan harus menciptakan kepercayaan dalam diri
pelanggan untuk menggunakannya dan merekomendasikannya kepada pihak lain
(Sernovitz, dalam Priansa, 2017:346-347).
Hal ini kemudian diperkuat dengan komponen 5T yang harus diperhatikan dalam
mengupayakan word of mouth yang menguntungkan. Pertama, talkers, yaitu kumpulan
orang yang memiliki antusiasme serta memiliki hubungan. Mereka biasanya berbagi
pesan terkait dengan produk yang telah dikonsumsi salah satu dari mereka. Kedua,
topics, yaitu konten yang dijadikan bahan pembicaraan talkers. Hal ini biasanya seputar
produk yang ditawarkan yang sifatnya simple dan natural. Ketiga, tools, yaitu
perlengkapan yang diperlukan untuk mempermudah konsumen dalam melakukan word
of mouth. Hal ini dapat berupa brosur. Keempat, taking part, yaitu perlunya partisipasi
orang lain dalam kegiatan word of mouth agar kegiatan word of mouth dapat terus
3
berlanjut. Pada titik ini, pihak dari perusahaan dapat terlibat dengan merespon
mengenai produk atau jasa yang dibicarakan sehingga arah word of mouth dapat
berkembang sesuai keinginan perusahaan. Kelima, tracking, yaitu tindakan pengawasan
yang dapat dilakukan perusahaan untuk mencegah word of mouth yang negatif.
Dalam konteks pemasaran sosial Program JKN-KIS, jenis word of mouth yang dapat
digunakan adalah amplified word of mouth. Hal ini dimulai dengan melakukan pemasaran
sosial Program JKN-KIS kepada khalayak luas. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan
melakukan kampanye komunikasi kepada masyarakat dalam berbagai lini. Mulai dari
kegiatan publik seperti car free day, penyebaran informasi kepada masyarakat melalui
Kader JKN dalam kegiatan RT hingga mengunjungi fasilitas umum seperti perusahaan
atau universitas terkait sosialisasi BPJS Kesehatan.
Hal ini dapat dilakukan oleh kader JKN yang sudah tersebar di seluruh wilayah di
Indonesia. Dalam kegiatan word of mouth yang diawali oleh Kader JKN, sudah harus
termuat aspek menarik apa yang dimiliki oleh Program JKN-KIS ketimbang produk
jaminan sejenis lainnya. Meskipun ada aspek hukum yang mewajibkan masyarakat masuk
dalam sistem jaminan kesehatan nasional, namun rasa tertarik harus muncul karena ada
faktor menarik dari Program JKN-KIS ini, bukan karena paksaan dari segi hukum. Selain
itu, BPJS Kesehatan juga harus menunjukkan adanya perbaikan pelayanan menuju
pelayanan prima dan penyelesaian masalah terkait dengan pelayanan BPJS Kesehatan
baik itu terhadap pasien maupun fasilitas kesehatan. Apabila hal ini dipenuhi, kader JKN
akan lebih mudah dalam membangun kepercayaan masyarakat sehingga masyarakat
mau bergabung dengan BPJS Kesehatan dan merekomendasikan orang-orang disekitar
mereka untuk menjadi bagian dari BPJS Kesehatan.
4
Aspek 5T dalam menciptakan word of mouth communication yang efektif terkait
Program JKN-KIS juga harus menjadi perhatian. Kader JKN harus mampu menyasar
kelompok-kelompok yang mampu menjadi talkers. Dalam konteks komunikasi tatap
muka, hal ini dapat dilakukan dengan melakukan kampanye BPJS Kesehatan oleh Kader
JKN dalam kegiatan PKK masyarakat atau kegiatan karang taruna. Hal ini untuk
membidik kelompok yang berisi individu-individu aktif yang potensial membicarakan
Program JKN-KIS dalam aktivitas word of mouth mereka. Selain itu, dalam ranah digital,
dapat pula menciptakan forum diskusi di media sosial atau platform lainnya dan
mengajak komunitas online atau influencer digital untuk mendiskusikan mengenai BPJS
Kesehatan dan pentingnya milenial untuk ikut terlibat di dalamnya.
Tools yang diberikan dalam kegiatan word of mouth juga harus membuat kegiatan word
of mouth berjalan dengan baik, misal brosur yang menarik baik dalam bentuk fisik atau
digital, kemudian video iklan singkat yang berbeda, misalnya dengan menginspirasi iklan
dari negara Thailand yang menyentuh hati penontonnya. Kemudian dalam kegiatan word
of mouth, Kader JKN harus dapat berperan aktif memberikan informasi untuk mengajak
masyarakat menjadi bagian dari BPJS Kesehatan. Dalam konteks digital, pihak humas
BPJS Kesehatan juga dapat terlibat dalam diskusi daring sekaligus mengontrol jalannya
diskusi untuk mencegah word of mouth yang negatif dengan memberikan informasi
yang diperlukan agar tidak terciptak gosip dan desas desus yang potensial merugikan
BPJS Kesehatan.
Untuk aspek taking part hrs dibudayakan bahwa setiap personil dalam institusi BPJS
Kesehatan mengambil peran sebagai representasi kader JKN-KIS artinya proses
sosialisasi ini bukan hanya tugas kader JKN saja, namun tugas menyeluruh dari masing-
masing personil di lingkup BPJS Kesehatan. Semua personil BPJS Kesehatan harus secara
sadar mengambil peran sbg agent of change.
Aspek tracking diwujudkan dgn pendataan success story (kisah sukses) kader JKS dan tim
supervisi yang sudah mampu menjadi role model dalam membantu menyelesaikan
tunggakkan. Pelacakan ini dapat menjadi data dasar utk menyusun kader-kader yg
memiliki loyalitas dan mengedepankan komunikasi persuasif berbasis budaya setempat.
5
2. Teori Agenda Setting
Publik akan cenderung memperhatikan hal-hal yang menjadi prioritas pemberitaan
media massa. Hal ini kemudian berdampak pada efek mempengaruhi pendapat atau
opini publik. Teori Agenda Setting yang dikemukakan oleh McCombs dan Shaw
mengungkapkan bahwa apa yang dianggap penting bagi media maka dianggap penting
juga oleh publik. Apa yang dilakukan oleh media massa dengan memperhatian topik
tertentu dan mengesampingkan topik lainnya dalam pemberitannya memiliki pengaruh
terhadap pendapat publik. Masyarakat akan belajar mengenai isu-isu tertentu dan
bagaimana isu-isu tersebut disusun berdasarkan tingkat kepentingannya.
Dalam konteks pemasaran sosial Program JKN-KIS, agenda setting menjadi hal yang
penting. Penggunaan media massa sebagai salah satu instrumen untuk melakukan
pemasaran sosial BPJS Kesehatan membuat agenda setting menjadi hal yang tidak boleh
luput dari pertimbangan penyusunan konten. Pemasaran melalui media massa
6
konvensional seperti surat kabar, radio dan televisi dapat menggunakan mekanisme
iklan atau advertorial. Namun, perlu juga diingat dalam ranah humas, ulasan media
terbaik sebetulnya harus berasal dari keinginan media massa itu sendiri. Apabila
diterjemahkan, media massa konvensial harus dibuat tertarik untuk meliput aktivitas
pemasaran sosial.
Program JKN-KIS sebagai bagian dari konten berita mereka. Hal ini tentunya harus
memuat menonjolkan hal positif sehingga media massa yang memberitakan hal tersebut
pun mengulas hal positif serupa.
BPJS Kesehatan dapat menyelesaikan isu negatif terlebih dahulu terkait pelayanan
terhadap pasien serta terkait dengan mekanisme pembayaran kepada fasilitas kesehatan
yang digunakan peserta. Masyarakat akan menilai hal ini melalui pemberitaan media
massa. Jika hal ini positif, secara tidak langsung akan timbul ketertarikan dalam diri
masyarakat untuk menjadi peserta Program JKN-KIS. Bentuk lainnya adalah
menggunakan mekansime komersial atau berbayar berupa iklan di media massa
konvensional. Hal ini dapat menggunakan influencer yang memang berpengaruh dalam
masyarakat. Mengingat target capaian semesta dari Program JKN-KIS adalah seluruh
masyarakat Indonesia, dimana jumlah generasi milenial berada dalam angka yang besar
maka dapat digunakan influencer yang memiliki pengikut generasi milenial yang relatif
besar.
Selain menggunakan media massa konvensional, dapat pula menggunakan media below
the line (BTL) seperti billboard, standing banner, digital sign. Hal ini dapat digunakan
untuk mempengaruhi publik melalui sosialisasi yang dilakukan oleh Kader JKN pada
komunitas akar rumput. Penting untuk memastikan konten yang ditampilkan dalam
media below the line menarik, sederhana dan mencerminkan ide utama dari Program
JKN-KIS. Hal ini akan mempermudah kerja Kader JKN dalam menjaring masyarakat untuk
mendaftarkan diri menjadi Peserta JKN-KIS.
Berikutnya adalah media digital seperti media sosial. BPJS dapat mengoptimalkan media
sosial seperti instagram, facebook hingga saluran youtube untuk berbagi informasi
mengenai Program JKN-KIS. Selain itu, dapat pula dibentuk kegiatan diskusi dan
platform digital terkait pentingnya mendaftarkan diri menjadi Peserta JKN-KIS. Hal ini
dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan influencer digital yang memiliki jumlah
pengikut (follower dan subscriber) yang banyak sehingga dapat mempengaruhi sebanyak
mungkin anggota masyarakat untuk mendaftarkan diri menjadi Peserta JKN-KIS.
7
3. Elemen Kepuasan Konsumen
Pada saat ini, pelanggan semakin terdidik dan menyadari hak-haknya. Setiap perusahaan
harus berusaha meminimalkan ketidakpuasan.
Swasta dan Irawan (2008:69) mengatakan bahwa strategi pemasaran dari setiap
perusahaan merupakan suatu rencana keseluruhan untuk mencapai tujuan. Penentuan
strategi ini dilakukan oleh manajer pemasaran dengan membuat tiga macam keputusan,
yaitu; konsumen yang akan dituju, kepuasan yang diinginkan konsumen dan marketing
mix (bauran pemasaran) yang dipakai untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.
Tekanan utama dari marketing mix adalah pasar karena pada akhirnya produk yang
ditawarkan oleh perusahaan diarahkan ke pasar. Kebutuhan pasar tersebut dipakai
sebagai dasar untuk menentukan macam produknya. Demikian pula keadaan pasar
terhadap berbagai macam alternatif harga, promosi, dan distribusi. Masalah ini
menunjukkan kepada perusahaan untuk mengalokasikan kegiatan-kegiatan
pemasarannya pada masing-masing variabel marketing mix.
Karena pasar itu merupakan pusat perhatian untuk semua keputusan yang menyangkut
marketing mix, maka dapat dikatakan bahwa produk itu sendiri dapat memberikan
akibat penting terhadap keputusan-keputusan mengenai harga, promosi, dan distribusi.
8
Misalnya dalam pemasaran produk baru, kiranya tidak mungkin menetapkan harga di
bawah biaya per unitnya. Sedangkan bentuk, ukuran, kepadatan dan dimensi produk
tersebut akan mempengaruhi keputusan-keputusan tentang penanganan material
(material handling) dan pengangkutannya. Selain itu, tujuan periklanannya juga
tergantung pada manfaat dan segi penawarannya.
Supaya kegiatan - kegiatan tersebut dapat berlangsung dengan sukses maka produk
perlu dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, diberi harga
yang terjangkau, didistribusikan kepada konsumen kemudian dipromosikan lewat media
yang tepat, pelayanan yang baik dan mutu personal perusahaan yang memadai.
Dalam kegiatan pemasaran perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor – faktor sebagai
berikut (Kotler, 2013:231):
1. Faktor-faktor kebudayaan
2. Faktor-faktor sosial
3. Faktor Pribadi
4. Faktor Psikologis
Kepuasan konsumen hanya akan terbentuk apabila konsumen merasa puas atas
pelayanan yang mereka terima. Menurut Kotler (2013:42), kepuasan adalah tingkat
perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) suatu produk/jasa yang
ia rasakan dibandingkan dengan harapannya. Umumnya harapan konsumen merupakan
pemikiran atau keyakinan konsumen tentang apa yang diterima bila ia membeli atau
mengkonsumsi suatu (barang atau jasa), sedangkan kinerja yang disampaikan adalah
persepsi konsumen terhadap apa yang ia terima setelah mengkonsumsi produk yang di
beli.
9
Menurut Rangkuti (2006:30), kepuasan konsumen merupakan respon konsumen
terhadap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual
yang dirasakannya setelah pemakaian. Kepuasan konsumen dipengaruhi oleh persepsi
kualitas jasa, kualitas produk, harga dan faktor-faktor yang bersifat pribadi serta yang
bersifat situasi sesaat.
Dari berbagai pendapat yang dilontarkan para ahli bisa disimpulkan definisi kepuasan
konsumen adalah respon dari perilaku yang ditunjukkan oleh konsumen dengan
membandingkan antara kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapan.
Membangun kepuasan pelanggan melalui nilai, kualitas, servis dan loyalitas Pengertian
kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Banyak pakar yang mendefinisikan
mengenai kepuasan pelanggan. Day (Tse dan Wilton, 1988) menyatakan bahwa
kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi
ketidaksesuaian/diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma
kinerja lainnya) dan kinerja aktual dari produk yang dirasakan setelah pemakaiannya.
Engel (1990) mengungkapkan bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli
di mana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil yang sama atau
melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil yang
diperoleh tidak memenuhi harapan pelanggan. Sedangkan ahli pemasaran Kotler (1994)
memberikan definisi bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkatan perasaaan seseorang
setelah membandingkan kinerja yang ia rasakan dengan harapannya. Studi McDougall
dan Levesque (2000) menyatakan bahwa kepuasan merupakan kunci keberhasilan
dalam industri jasa. Karena kepuasan merupakan tahapan akhir mencapai loyalitas
pelanggan. Perusahaan harus memperhatikan keseluruhan layanan yang ditawarkan dari
sudut pandang pelanggan. Kepuasan pelanggan yang dibentuk dari sudut pandang
pelanggan mampu untuk memberikan nilai lebih terhadap kualitas pelayanan yang
ditawarkan.
Saat ini menurut Bejou et.al., (1998) kepuasan pelanggan merupakan faktor penting bagi
perusahaan dan menjadi tuntutan utama pelanggan. Perusahaan yang tidak dapat
memberikan kepuasan yang diharapkan oleh pelanggan akan ditinggalkan pelanggan
(Donovan et al., 2004). Kepuasan pelanggan adalah bagian yang berhubungan dengan
penciptaan nilai pelanggan. Karena terciptanya kepuasan pelanggan berarti memberikan
manfaat bagi perusahaan yaitu, diantaranya hubungan antara perusahaan dengan
pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik atau terciptanya
kepuasan pelanggan serta membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang
menguntungkan bagi perusahaan, sehingga timbul minat dari pelanggan untuk membeli
10
atau menggunakan jasa perusahaan tersebut. Kepuasan pelanggan dihasilkan dari
kualitas baik barang maupun jasa yang ditawarkan kepada pelanggan oleh perusahaan.
Dan hal ini didukung oleh Carman et.al., (2000) bahwa kepuasan adalah wujud nyata
dari respon pelanggan terhadap kesesuaian yang dirasakan atas kinerja aktual sebuah
produk (jasa) dan sebuah pengharapan pelanggan atas produk (jasa) tersebut. Kepuasan
tergantung pada bagaimana pelayanan itu diberikan. Karena kepuasan tersebut
merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang
dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan
merupakan sebuah keunggulan atas nilai yang telah dibangun oleh perusahan. Untuk
mencapai tujuan bisnis atau tujuan suatu perusahaan, seorang manajer harus
memberikan pelayanan yang memadai atau berkualitas, sehingga pelanggan merasa
puas (Caruana, et.,al., 2000). Dari setiap definisi ada beberapa unsur kesamaan, yaitu:
harapan pelanggan dan kinerja dari barang atau jasa yang ditawarkan atau pelayanan
yang diberikan. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa kepuasan pelanggan
merupakan suatu persepsi pelanggan bahwa harapannya telah terpenuhi atau
terlampaui.
Perusahaan dapat mengetahui kepuasan dari para konsumennya melalui umpan balik
(feedback) yang diberikan oleh konsumen kepada perusahaan tersebut sehingga dapat
menjadi masukan bagi keperluan pengembangan dan implementasi serta peningkatan
kepuasan pelanggan. Dari sini dapat diketahui pada saat pelanggan komplain. Hal ini
merupakan peluang bagi perusahaan untuk dapat mengetahui kinerja dari perusahaan.
Dengan adanya komplain tersebut perusahaan dapat memperbaiki dan meningkatkan
layanan sehingga dapat memuaskan konsumen yang belum puas tadi. Biasanya
konsumen mempunyai komitmen yang besar pada perusahaan yang menanggapi
komplain darinya.
11
Gambar 3. Konsep kepuasan pelanggan
12
c. Keandalan Merupakan kemampuan dari suatu perusahaan untuk menghasilkan
produk sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh perusahaan. BPJS Kesehatan harus
berupaya dalam satu tahun melakukan koleksi data untuk menemukan berbagai
problematika di berbagai layanan pasien di setiap fasilitas kesehatan. Harus dibentuk tim
yang memuat laporan untuk mensertifikasi obat dan tim medis terkait pelayanan hingga
jumlah kategori penyakit, kategori umur pasien, tingkat kesembuhan, hingga layanan
kuratif bagi mantan pasien sebagai bentuk tanggung jawab BPJS Kesehatan untuk
mengembalikan layanan jaminan kesehatan yang dijanjikan oleh pihak BPJS Kesehatan.
13
Dalam kasus strategi pemasaran terintegrasi, isu utama khususnya dalam hal komunikasi
yang berhubungan dengan pelayanan pasien.
Kegiatan pemasaran dan promosi perusahaan dapat menghasilkan citra atau image yang
bersifat satu dan konsisten bagi pelanggan. Upaya ini menuntut agar setiap pesan yang
keluar harus berasal dari sumber yang sama sehingga segala informasi yang diumumkan
perusahaan memiliki tema serta positioning yang sama dimata pelanggan.
Mengutip tulisan Don Schultz (2003), integrasi yang lebih simultan dan mutakhir dapat
digambarkan sebagai berikut :
F S E F S E F S E
Brand Functional Reference Cognitive Functional Market shielding Brand Functional Functional Functional
concepts problem- group/ego sensory problem- strategy accessory problem- problem- problem-
solving enhancement stimulation solving strategy Image Image Image
capabilities associations specialization bundling bundling bundling
strategy thro’ NP thro’ NP with thro’ NP
Problem Brand network with symbolic with
solving strategy functional concept experiential
Positioning generalization concept concept
strategies strategy
Developing a
marketing mix
given
competitive
situation Develop appropriate MMix to Develop appropriate MMix to Develop appropriate MMix
establish image/position For enhance the value of the I/P to establish image/position
brand association for brand concept
associations
Consumer Brand position relative to
perceptions of image competitors
position
"Sebuah konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang menunjukkan nilai tambah dari
suatu rencana yang komprehensif yang mengevaluasi peran strategis dari berbagai macam
disiplin komunikasi, seperti general advertising, direct response, sales promotion serta
public relations dan mengkombinasikan berbagai disiplin ini guna menciptakan dampak
komunikasi secara jelas, konsisten dan maksimal." (dalam Estaswara, 2008 : 49-54).
14
(Sumber Belch & Belch, 2001, hal. 160)
Cognitive Response Model (Model Respon Kognitif) adalah sebuah teori untuk
mengenali proses kognisi pada kegiatan iklan yang sudah dilakukan melalui
pendekatan IMC, melalui tahap pengolahan informasi (kognisi), perubahan sikap
terhadap merek (afeksi), yang pada akhirnya menuju pada keputusan pembelian
(konasi) (Belch & Belch, 2001 : 160). Skema diatas adalah model respons kognitif
yang menggambarkan skema dari proses kognisi dalam benak konsumen yang
pada akhirnya sampai pada proses pengambilan keputusan.
Proses kegiatan tim promosi BPJS dapat dibaca melalui model kognisi berikut. Dimana
supaya respon publik bersifat longitudinal dalam kesadaran sebuah pesan yaitu aktif dan
tepat waktu dalam membayar iuran. Maka bentuk kampanye terbaik adalah berupa
edukasi dalam membangun kesadaran atau literasi masyarakat terkait urgensitas
asuransi kesehatan. Literasi dapat dilakukan secara simultan dan berkelanjutan dalam
aspek kehidupan sosial. BPJS Kesehatan dapat menggunakan key informan sekaligus
pemuka pendapat yaitu Opinion Leader yang memiliki kompetensi dan bersifat
kosmopolit. Aspek kehidupan sosial dapat ditemui dalam forum urun rembug tingkat
RT/RW hingga berbagai pusat kegiatan belajar masyakarat. Bila masuk pada tahapan ini
tentunya BPJS Kesehatan harus menyusun roadmap yang sinergi dengan sistem
pendidikan dasar, menengah, lanjut hingga tingkat perguruan tinggi yang diintegrasikan
dalam kurikulum lokal maupun nasional mengenai pendidikan literasi.
15
5. Teori Compliance
Pada pertengahan 1960-an, Gerald Marwell&David Schmidt termasuk orang pertama yang
membuat batasan yang jelas mengenai Kajian Memperoleh Kepatuhan sebagai sebuah
bidang studi. Mereka mengidentifikasi 16 strategi yang mereka sebut sebagai taksonomi
deduktif, artinya semua upaya pemenuhan kepatuhan bisa dikelompokkan menjadi salah
satu dari 16 kategori (Gass dalam Little Jhon,2009).
Menurut Marwell dan Scmitt, ada 16 kategori strategi komunikasi untuk memperoleh
kepatuhan, yaitu promising (menjanjikan suatu imbalan untuk kepatuhan), threatening
(menunjukkan bahwa hukuman akan diberikan kepada yang tidak patuh), showing
expertise about positive outcomes (menunjukkan bagaimana hal-hal yang baik akan
terjadi kepada yang patuh), liking (memperlihatkan adanya persahabatan), pregiving
(memberikan imbalan sebelum meminta kepatuhan), applying aversive stimulation
(menerapkan hukuman sampai kepatuhan dirasakan sudah terpenuhi), calling in a debt
(mengatakan bahwa seseorang berhutang sesuatu karena kebaikan di masa lalu),
making moral appeals (menggambarkan kepatuhan sebagai moralitas yang baik).
16
Selanjutnya attributing positivefeelings (menyampaikan pada orang lain betapa dia akan
merasakan kebaikan manakala ada kepatuhan), atributing negative feelings
(menyampaikan pada orang lain betapa dia akan merasakan kesusahan bila tidak ada
kepatuhan), positive altercasting (mengasosiasikan kepatuhan dengan orang yang
berkualitas baik), negative altercasting (mengasosiasikan ketidakpatuhan dengan orang
yang berkualitas tidak baik), seeking altruistic compliance (memandang kepatuhan
sebagai sekedar menolong), showing positive esteem (mengatakan bahwa seseorang
akan merasa lebih disukai bila mereka patuh), dan strategi yang terakhir adalah showing
negative esteem (mengatakan bahwa seseorang akan merasa lebih tidak disukai bila
tidak patuh) (Adnjani& Mubarok,2014).
Teori mengenai compliance gaining ini dapat dipergunakan sebagai pisau analisa pada
keberhasilan badan Usaha peserta JKN KIS yang memiliki tingkat kepatuhan tinggi
mendukung program pemerintah. Hal ini dikarenakan sudah menjadi kewajiban setiap
pemberi kerja untuk memberikan jaminan kesehatan kepada karyawannya. Selain
memenuhi hak para pekerja, secara tidak langsung Badan Usaha yang mendaftarkan
usahanya ke BPJS Kesehatan juga membantu pemerintah dalam mewujudkan Program
Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat.
BPJS Kesehatan sebagai lembaga hukum publik tentunya sangat memberi apresiasi
kepada Badan Usaha di seluruh Indonesia yang telah berpartisipasi. Penghargaan ini
diberikan karena Badan Usaha tersebut selalu memenuhi kewajiban sebagai pemberi
kerja dengan membayar iuran secara rutin setiap bulan dan juga rutin melaporkan
apabila ada perubahan data dan gaji karyawan untuk dilakukan mutasi pendataan.
Mengapa prinsip apresiasi dalam pemenuhan konsep rewarding harus ditumbuhkan bagi
Badan Usaha peserta JKN KIS?
Badan Usaha memang perlu diberikan penghargaan sebagai wujud terima kasih atas
kontribusi nyata mereka yang sangat tinggi dalam komposisi kolektabilitas iuran
kesehatan khususnya bagi Badan Usaha yang memiliki ribuan karyawan dalam skala
17
industry padat modal. Bagi pihak BPJS selaku penyelenggaran JKN-KIS, pemberian
penghargaan ini penting untuk meningkatkan kepatuhan dan memacu Badan Usaha lain
untuk mendapatkan penghargaan serupa tahun depan. Melalui apresiasi ini, para pelaku
Badan Usaha akan menjadi menjadi patuh secara sukarela baik secara formil maupun
materiil. Para public figure penerima penghargaan adalah panutan bagi para Badan
Usaha lain untuk ikut patuh karena pembayaran iuran kesehatan yang merupakan
kontribusi nyata untuk man power Indonesia. Kegiatan ini adalah bentuk kampanye
untuk mengajak para pelaku Badan Usaha lain untuk dapat melaksanakan kewajiban
melindungi aset SDM dengan baik.
Bagi pelaku Badan Usaha, pemberian penghargaan ini merupakan ajang bergengsi
karena bisa meningkatkan reputasi mereka di mata masyarakat. Apalagi pemberian
penghargaan dapat di inisiasi atau diberikan langsung oleh Presiden atau Menteri
Kesehatan dengan mendapatkan peliputan oleh berbagai media skala nasional. Bila
merujuk pada prinsip teori Compliance maka prinsip attributing positive feelings
(menyampaikan pada orang lain betapa dia akan merasakan kebaikan manakala ada
kepatuhan), atributing negative feelings (menyampaikan pada orang lain betapa dia akan
merasakan kesusahan bila tidak ada kepatuhan), positive altercasting (mengasosiasikan
kepatuhan dengan orang yang berkualitas baik) maka akan terbangun dan menjadi
perilaku konsumen yang konstruktif bagi setiap badan Usaha.
Pada akhirnya pelaku Badan Usaha merasa dipercaya oleh pemerintah karena telah
patuh terhadap peraturan dan undang-undang. Dampaknya sangat luas karena bagi para
pelaku Badan Usaha swasta, para pemegang saham dan bahkan karyawan memiliki
kepercayaan bahwa perusahaan tempat mereka berinvestasi dan bekerja adalah suatu
institusi yang menjalankan good governance yang diakui oleh pemerintah. Bagi para
Badan Usaha BUMN, pemberian penghargaan ini juga akan meningkatkan kebanggaan,
juga bagi Kementerian BUMN yang telah berhasil membina para BUMN untuk menjadi
perusahaan yang berkontribusi membangun Indonesia Sehat. Bagi peserta pribadi,
penghargaan semacam ini juga menjadi kebanggaan karena uang dalam jumlah besar
yang telah mereka bayarkan dalam bentuk iuran kesehatan ternyata mampu
mendongkrak pencapaian target penerimaan dana kesehatan sosial dan membantu
pengelolaan kesehatan bagi kepentingan negara. Acara penghargaan kepada Badan
Usaha ini akhirnya memang perlu diselenggarakan sebagai apresiasi dan ucapan terima
kasih pemerintah kepada para peserta JKN KIS. Namun demikian, peningkatan
kepatuhan penyampaian ini harus disertai dengan konten edukasi yang secara
transparan dan akuntabel harus disinergikan oleh kedua belah pihak.
18
6. Uses and Gratification
Analisa Penggunaan Mobile JKN-KIS Dengan Pendekatan Uses And Gratification
Pendekatan uses and gratification menekankan pada motif dan kebutuhan diri yang
dirasakan oleh khalayak. Blumler et al. (1974) menyimpulkan bahwa, orang yang berbeda
dapat menggunakan pesan komunikasi yang sama untuk tujuan yang sangat berbeda. Isi
media yang sama bisa memuaskan kebutuhan yang berbeda untuk individu yang
berbeda. Tidak ada satu cara orang menggunakan media. Sebaliknya, ada banyak alasan
untuk menggunakan media karena ada pengguna media. Meskipun motivasi untuk
penggunaan Internet dapat bervariasi diantara individu, situasi, dan penggunaan media,
sebagian besar studi penggunaan dan kepuasan penjelajahannya didasarkan pada
beberapa atau semua dimensi seperti; relaksasi, persahabatan, kebiasaan, berlalunya
waktu, hiburan, interaksi sosial, informasi juga pengawasan(Lin, 1999).
Interaksi tinggi juga ditemukan sebagai motivasi untuk menggunakan internet. Bahwa
perhatian pada kemampuan interaktif internet melalui kelompok diskusi, e-mail,
memesan langsung, dan link ke informasi yang lebih lanjut. Dengan demikian, Lin (1999)
menyarankan bahwa layanan online harus dibentuk untuk memenuhi kebutuhan orang
akan informasi yang berguna serta peluang interaksi sosial. Dalam karakter Mobile JKN
KIS yang sudah diluncurkan sejak 2018, prinsip interaktifitas dalam gengaman dengan
kelengkapan berbagai fitur harus terus di up grade. Hal ini sebagai bentuk bonding
dengan jutaan pengguna layanan JKN KIS.
Teori Penggunaan dan Pemenuhan kepuasan memiliki relevansi tinggi saat digunakan
untuk menentukan hal seperti penerimaan akan media-media baru. Inovasi diadopsi saat
media baru pengganti memiliki dan dapat menggantikan fungsi-fungsi media lama
tradisional. Berdasarkan pendekatan uses and gratification dijelaskan bahwa pelbagai
kebutuhan (kognitif, afektif, integritas sosial dan pelarian) disajikan dalam sekumpulan
fungsi dan kegunaan media massa. Menurut Blumler et al. (1972) paling tidak dalam
prakteknya media massa melaksanakan empat fungsi, pertama, media melengkapi kita
dengan informasi tentang lingkungan sekitarnya (surveillance), kedua, media massa
19
melengkapi kita sebagai tempat pelarian untuk melepaskan ketegangan yang terus
menerus dan dari masalah-masalah yang menghimpit serta sebagai suatu sarana untuk
mengeluarkan perasaan (escape diversion), ketiga, media merupakan sarana untuk
menunjukkan kepribadian, meneliti realitas dan memperkuat nilai (identitas pribadi), dan
keempat media melengkapi kita dengan informasi untuk mengetahui dan berhubungan
dengan lingkungan sosial kita/lingkungan sosial yang lainnya. Steve dalam Lin (1999) juga
menyarankan bahwa alasan paling penting mengapa orang menggunakan internet
adalah untuk mengumpulkan berbagai macam informasi. Lin (1999) menemukan hasil
yang sama ketika dia meneliti tentang adopsi layanan online bahwa layanan online
terutama dianggap sebagai media yang sarat informasi, dan khalayak yang
membutuhkan untuk penerimaan informasi adalah yang paling mungkin untuk
mengadopsi layanan online.
Dalam penggunaan aplikasi Mobile yang diluncurkan oleh Jaminan Kesehatan Nasional,
terdapat berbagai kemudahan yang disediakan oleh aplikasi ponsel pintar yang disebut
Mobile JKN.
Aplikasi ini muncul tahun 2018 silam dan bisa diunduh di perangkat android, maupun ios.
Dengan aplikasi Mobile JKN, semua layanan ada di genggaman. Terobosan layanan JKN
KIS ini terintegrasi dengan kemajuan teknologi yang berbasis aplikasi mobile sebagai
upaya meningkatkan kepuasan peserta dalam pelayanan administrasi dan percepatan
akses servis, yang dilengkapi dengan beragam fitur-fitur.
Saat ini pengguna aplikasi sudah mencapai 5 juta pengakses, trend ini dipastikan akan
terus meningkat ketika aspek uses and gratification-nya terpenuhi. Dengan adanya
aplikasi tersebut, dapat membantu mengurangi antrian bagi masyarakat yang mendaftar
menjadi peserta JKN-KIS di kantor BPJS Kesehatan terdekat.
Teori Uses menekankan bahwa khalayak bersifat aktif, salah satu argument keaktifan
pengguna media ditentukan oleh kepuasan informasi yang berhasil diperoleh. Ketika
kemudahan akses, ketersediaan informasi yang mendorong user terliterasi oleh info
yang dicari dan diperoleh maka user akan cenderung melakukan peningkatan akses pada
media tersebut. Hal ini tentu dirasakan oleh para pengguna mobile JKN KIS ketika
mereka menghadapi kendala waktu dan antrian yang cukup panjang bila harus
mengakses ketersediaan kamar, lokasi RS, dokter dan sebagainya dari RS langsung.
20
Khalayak aktif cenderung menjadi heavy user yang pada gilirannya menjadi talkers bagi
meningkatnya aktifitas Word of Mouth dalam komunikasi persuasif. Oleh karenanya
kemudahan dan simpifikasi dalam Mobile JKN KIS akan meningkatkan loyalitas
konsumen bagi peningkatan kebutuhan akan program kesehatan. Peningkatan
kebutuhan akan informasi tergambar sebagai berikut:
Milenial lahir antara tahun 1981 sampai 2000, dimana saat ini berjumlah 83 juta atau
lebih, mengecilkan Gen X dan menjadi lebih besar daripada generasi baby boomer.
Dimana pada tahun 2018 ini, milenial adalah mereka yang berusia 18 – 37 tahun. Milenial
merupakan pangsa pasar yang besar dan menarik, untuk sekarang dan di masa depan
(Alvara Research Center, 2016)
Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk
Indonesia yang berusia 20 tahun sampai 40 tahun di tahun 2020 diperkirakan berjumlah
83 juta jiwa atau 34% dari total penduduk Indonesia yang saat ini mencapai 271 juta jiwa.
Proporsi tersebut melebih proporsi generasi X yang sebesar 53 juta jiwa (20%) maupun
21
generasi baby boomer yang hanya tinggal 35 juta jiwa (13%) saja.
Generasi milenial adalah generasi yang unik, dan berbeda dengan generasi lainnya. Hal
ini banyak dipengaruhi oleh munculnya smartphone, luasnya akses internet dan juga
munculnya social media. Ketiga hal tersebut banyak mempengaruhi pola pikir, nilai-nilai
dan perilaku yang dianut oleh milenial (Alvara Research Center, 2016) .
Milenial memandang diri mereka sebagai petualang, otentik, berani, dan kreatif.
Menurut Sperry, ada bagian tertentu dari milenial yang benar-benar melihat kehidupan
sebagai sebuah kesempatan. Mereka ingin memiliki experiences yang berarti dan selaras
dengan sesuatu yang memberikan peluang untuk itu. Generasi milenial cenderung
menghargai leisure dan ingin memiliki keseimbangan kehidupan kerja dalam karir mereka
lebih dari Baby Boomers dan Gen X (DeFraine, W. C., Williams, W. M., & Ceci, S. J., 2014)
Studi terbaru soal Jaminan Kesehatan Nasional menyebut masih banyak generasi
milenial belum mendaftar menjadi peserta BPJS Kesehatan. Studi yang dilakukan oleh
peneliti Indonesia yang dipimpin oleh dr. Rina Agustina, MSc,PhD dari Departemen llmu
Gizi, FKUl-RSCM menemukan fakta adanya kelompok middle missing atau yang belum
terdaftar di sistem JKN-KIS.
22
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal The Lancet ini, hanya 52 persen
kelompok milenial atau berusia 20-35 tahun yang terdaftar sebagai peserta JKN-KIS.
Hasil riset tersebut menguraikan bahwa, kelompok milenial ini mampu membayar tapi
belum punya keinginan untuk menjadi peserta. Alasannya generasi milenial ini cukup
banyak, salah satunya belum ada kepercayaan dengan pelayanannya, atau merasa belum
sakit sehingga tidak perlu sekali untuk mendaftar. Selain itu muncul keraguan akan
pelayanan kesehatan di era JKN - BPJS, kaum milenial yang belum menjadi peserta ini
juga masih belum memahami sistem premi asuransi yang diterapkan JKN - BPJS
kesehatan.
"Ada juga pertanyaan kalau saya nggak pake bisa balik nggak uangnya? Itu pertanyaan yang
kerap diajukan milenial.
Pertanyaan hasil riset tersebut memunculkan problem mengenai tidak adanya literasi
khusus mengenai kampanye bagi segmentasi milenial terkait JKN-KIS. Bagaimana pun
juga milenial sehat mempengaruhi keberlangsungan masa depan JKN. Saat ini belum
dipikirkan cara untuk mendorong generasi milenial agar menjadi peserta BPJS
Kesehatan.
Dengan karakteristik konsepsi milenial pada penjelasan diatas, hal ini menjadi tantangan
bagi pemerintah karena jumlah kelompok middle missing cukup besar. Dari rekomendasi
hasil riset FKUI ini, umumnya beberapa hasil penelitian belum menemukan cara yang
tepat untuk membuat mereka (milenial) menjadi peserta BPJS Kesehatan karena
jumlahnya yang cukup banyak.
Istilah generasi millennial memang sedang akrab terdengar. Istilah tersebut berasal dari
millennials yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika, William Strauss
dan Neil Howe dalam beberapa bukunya. Millennial generation atau generasi Y juga
akrab disebut generation me atau echo boomers. Secara harfiah memang tidak ada
demografi khusus dalam menentukan kelompok generasi yang satu ini. Namun, para
pakar menggolongkannya berdasarkan tahun awal dan akhir. Penggolongan generasi Y
terbentuk bagi mereka yang lahir pada 1980 - 1990, atau pada awal 2000, dan
seterusnya.
The Nielsen Global Survey of E-commerce 2016 juga melakukan penelitian terhadap
pergeseran perilaku belanja para generasi internet. Penelitian dilakukan berdasar
penetrasi internet di beberapa negara. Nielsen melakukan riset terhadap 30 ribu
23
responden yang memiliki akses internet memadai. Responden tersebut berasal dari 60
negara di Asia Pasifik, Eropa, Amerika Latin dan Utara, serta Timur Tengah.
Studi tersebut menggambarkan perilaku generasi akrab internet ini memilih jalur daring
untuk meneliti dan membeli beragam produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Nielsen mencatat, pertumbuhan penetrasi perangkat mobile di kota-kota
besar Indonesia mencapai 88 persen. Dari total penduduk lebih dari 255 juta jiwa,
sebanyak 81 juta penduduk Indonesia berusia 17-37 tahun yang dikenal sebagai
generasi millennial. Generasi yang lahir dan tumbuh di lingkungan serba digital ini
diprediksi bakal berkembang hingga enam puluh persen dari total populasi di Indonesia
pada tahun 2020. Berbeda dengan generasi sebelumnya, millennial merupakan target
audiens dengan penetrasi produk yang cukup sulit. Terlahir generasi yang digital
native, mereka lebih peka terhadap perubahan dan lebih pintar mengantisipasi iklan.
Kuncinya adalah memahami perilaku millennial dan mendorong mereka agar menjadi
roda penggerak ekonomi Indonesia. Data pengguna BPJS Kesehatan dikalangan millenial
yakni 28,681.622 jiwa. Yang belum ialah 33,238,378 juta jiwa.
Bila kamu tengah menyasar generasi ini, kamu harus mengerti apa yang mereka
butuhkan serta bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain.
Pengguna perangkat mobile dan media sosial 24/7. Millennial tidak bisa lepas dari
perangkat mobile mereka. Menurut Google, millennial mengakses informasi dan
melakukan pembelian online langsung dari smartphone masing-masing. Dalam hal
mencari paket perjalanan misalnya, 64 persen millennial memesan hotel langsung dari
ponsel setelah melakukan pencarian online. Hubspot juga menerangkan 65 persen
millennial berinteraksi dengan brand atau produk secara online di media sosial, terutama
Facebook dan Twitter. Mereka ingin tahu apakah brand tersebut layak mendapatkan
loyalitas. Jadi, bila perusahaanmu tidak memiliki akun media sosial dan tidak dapat
menjalin hubungan dengan konsumen bersiaplah untuk kehilangan konsumen potensial.
⚫ Senang berkolaborasi
24
Millennial tumbuh dalam budaya berbagi. Mereka tidak merespons kampanye
pemasaran hard selling. Sebaliknya, mereka senang menjadi pencipta produk (product
co-creator) dan terlibat dalam pengembangan produk maupun layanan. Perusahaan
Menurut penelitian terbaru dari GlobalWebIndex 2015 yang dilaporkan oleh Adweek,
sekitar 20 persen pengguna internet di seluruh dunia antara usia 16 dan 64 tahun
memiliki akun Instagram pada tahun 2014. Itu artinya, naik dari 15 persen dibandingkan
pada pertengahan 2013. Dari jumlah total pengguna tadi, 41 persennya berada di range
usia 16-24 usia. Di usia itu, remaja adalah 50 persennya, yang lebih mungkin menjadi
pengguna aktif dari Instagram. Pelajarannya? Jika marketers berpikir untuk
menggunakan media sosial untuk mengincar pasar Millennial , maka mereka tidak boleh
mengabaikan Instagram. Selanjutnya, marketers harus memikirkan kembali jenis konten
yang akan disajikan pada akun instagram brand mereka.
2. Millennial Ingin User-Generated Content
Sebuah laporan penelitian oleh Crowdtap dari Maret 2014 lalu mengungkapkan bahwa
30 persen dari “Media Time” generasi millennial dihabiskan untuk menyimak konten
yang dibuat atau dikuratori oleh rekan-rekan atau peers mereka sendiri. Bandingkan
dengan 23 persen yang menonton TV dan tiga persen yang membaca majalah cetak dan
surat kabar. Jadi, di mana marketers seharusnya dapat masuk ke generasi millennial
dengan kombinasi media tersebut? Menurut Crowdtap, marketers yang cerdas
menginspirasi konsumen untuk membuat dan berbagi lebih banyak konten tentang
merek yang mereka cintai, mempengaruhi percakapan sosial, dan memenangkan hati
dan pikiran konsumen. Perlu diingat, generasi millennial mendasarkan keputusan mereka
pada peers review. Itu sebabnya, testimonial dan percakapan online yang transparan
menjadi sangat efektif dalam mempengaruhi keputusan membeli generasi millennial.
25
3. Generasi Millennial Senantiasa Memeriksa Smartphone
Memahami global milenium, sebuah studi oleh perusahaan digital SDL menunjukkan
bahwa sebanyak 79% generasi millenial selalu buka smartphone satu menit setelah
bangun tidur. Hal itu menjadi kabar baik bagi marketers. Untuk itu, marketers harus
optimal melakukan komunikasi via ponsel sekaligus memiliki pasokan rutin yang segar
untuk konten komunikasi brand mereka melalui ponsel.
Dengan program Palapa Ring, pada tahun 2019 targetnya seluruh kabupaten/kota di
Indonesia harus sudah terhubung dengan jaringan internet berkecepatan tinggi,” kata
Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara (26/7/2018). Dari IDN Media Millenials
Survey 2019, 97 persen Millennial melihat TV paling tidak 1x dalam 1 bulan terakhir,
Sebanyak 55 persen mengakses media online, 16 persen mendengarkan radio, 13 persen
membaca koran, dan hanya 3 persen yang membaca majalah atau tabloid. Perubahan
yang paling dirasa adalah millennial mengakses media secara multi-platform. TV di ruang
tamu menyala, tetapi dinikmati sambil memantau Instagram. Langganan koran masih
dilakukan, itupun karena faktor orang tua.
26
Source: Indonesian Millenials Report IDN Research Institute 2019
IDN Times research on Millenials 2019, membagi dua kategori Millenials, yakni Junior
Millenials (20-27 tahun) dam senior millenials (28-35 tahun). Hasil dari riset “Prioritas
Utama dimasa Depan” ialah sebagai berikut:
27
Kita bisa mengambil kesimpulan bahwa “membahagiakan orang tua”, “memiliki rumah”
dan “menjadi orangtua yang baik” adalah tiga hal yang sangat penting bagi millenials.
Dari sinilah kita bisa kembangkan strategi komunikasi yang lebih narrow dan deep untuk
kelas umur peserta JKN-KIS 20-37 Tahun.
BAB II
Terdapat 5 materi radio spot yang kami analisa yakni Radio spot versi KEBAIKAN,
versi PAHLAWAN, versi KERJA BERSAMA SEHAT BERSAMA, versi KEPATUHAN
MENDAFTAR, dan versi KEPATUHAN MEMBAYAR.
Pengertian Semiotika
Semiotika adalah studi tentang makna keputusan. Ini termasuk studi tentang tanda-
tanda dan proses tanda (semiosis), indikasi, penunjukan, kesamaan, analogi, metafora,
simbolisme, makna, dan komunikasi. Semiotika berkaitan erat dengan bidang linguistik,
yang untuk sebagian besar, mempelajari struktur dan makna bahasa yang lebih spesifik.
Namun, hal itu berbeda dari linguistik, semiotika juga mempelajari sistem tanda non-
linguistik.
Menurut Saussure, semiotika dapat dianalisis secara diakronis dan sinkronis. Analisis
diakronik adalah analisis tentang perubahan historis bahasa, yaitu bahasa dalam dimensi
waktu, perkembangan dan perubahannya. Sedangkan analisis sinkronik adalah analisis
bahasa pada satu momen waktu tertentu saja. Analisis ini disebut juga sebagai
pendekatan strukturalisme, yaitu pendekatan yang melihat hanya struktur bahasa, dan
mengabaikan konteks waktu, perubahan, dan sejarahnya.
Van Zoest seperti dikutip oleh Rahayu S. Hidayat Menjelaskan bahwa semiotika meneliti
tanda, penggunaan tanda-tanda, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan tanda.
Berbicara tentang kegunaan semiotika tidak dapat dipisahkan dari pragamatik, yaitu untuk
mengetahui apa yang harus dilakukan dengan tanda, apa reaksi manusia ketika
berhadapan dengan tanda.
28
Komponen dasar semiotika terdiri dari tanda (sign), lambang (symbol) dan juga isyarat
(nal).
1. Tanda
Tanda merupakan bagian ilmu semiotika yang menandai sesuatu hal atau juga keadaan
untuk menerangkan atau memberitahukan objek pada subjek. Dalam hal ini tanda itu
selalu menunjukkan pada sesuatu hal yang nyata, misalnya, kejadian, tulisan, bahasa,
benda, tindakan, peristiwa, dan bentuk tanda lainnya.
2. Lambang
Lambang sendiri merupakan sesuatu hal atau juga keadaan yang memimpin pemahaman
subjek pada objek. Hubungan antara subjek dan objek itu didalamnya terselip pengertian
sertaan. Suatu lambang itu selalu dihubungkan dengan tanda yang sudah diberi sifat
kultural, situasional, serta juga kondisional. Lambang sendiri ialah tanda yang bermakna
dinamis, khusus, subjektif, kias dan juga majas.
3. Isyarat
Isyarat merupakan sesuatu hal atau juga keadaan yang diberikan subjek pada objek.
Dalam keadaan ini, subjek itu selalu berbuat sesuatu untuk bisa memberitahukan kepada
objek yang diberi isyarat diwaktu itu juga. Jadi, isyarat itu selalu bersifat temporal
(kewaktuan). Apabila ditangguhkan pemakaiannya, isyarat tersebut akan berubah
menjadi tanda atau juga perlambang.
Jenis Semiotika Menurut Pateda (2001:29), Terdapat 9 (sembilan) macam jenis semiotik
diantaranya sebagai berikut :
1. Semiotik analitik
Ialah semiotik yang menganalisis sistem tanda. Semiotik yang berobjek tanda dan juga
penganalisisnya menjadi ide, objek, dan juga makna. Ide terdapat dihubungkan sebagai
lambang, sedangkan untuk makna yaitu beban yang ada dalam lambang yang mengacu
pada objek tertentu.
2. Semiotik deskriptif
Ialah Semiotik yang memperhatikan sistem tanda yang bisa untuk dialami sekarang,
walaupun terdapat tanda yang dari dulu tetap seperti yang disaksikan sekarang. Namun
tetapi, dengan meningkatnya ilmu pengetahuan, teknologi, dan juga seni, sudah banyak
tanda yang diciptakan oleh manusia untuk bisa memenuhi kebutuhannya.
29
Ialah semiotik yang khusus memperhatikan sistem tanda yang dihasilkan oleh hewan.
Hewan tersebut biasanya menghasilkan tanda untuk untuk berkomunikasi antara
sesamanya, Tapi juga sering menghasilkan tanda yang dapat ditafsirkan oleh manusia.
4. Semiotik kultural
Ialah semiotik yang khusus menelaah pada sistem tanda yang berlaku dalam kebudayaan
tertentu. Masyarakat ialah sebagai makhluk sosial mempunyai sistem budaya tertentu
yang sudaha turun temurun dipertahankan dan juga dihormati.
5. Semiotik naratif
Ialah semiotik yang menelaah sistem tanda dalam narasi yang berwujud mitos dan juga
cerita lisan (Folklore).
6. Semiotik natural
Ialah semiotik yang khusus menelaah pada sistem tanda yang dihasilkan oleh alam.
7. Semiotik normatif
Ialah semiotik yang khusus menelaah pada sistem tanda yang dibuat manusia yang
berwujudkan norma, contohnya rambu lalu lintas.
8. Semiotik sosial
Ialah semiotik yang khusus menelaah pada sistem tanda yang dihasilkan oleh manusia
yang berwujud lambang, baik itu lambang berwujud kata atau juga lambang berwujud
kata dalam satuan yang disebut dengan kalimat. Maksudnya Dengan kata lain, semiotik
sosial ini menelaah sistem tanda yang terdapat dalam bahasa.
9. Semiotik struktural
Ialah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dimanifestasikan dengan
melalui struktur bahasa.
Kesimpulan: Pada radio spot yang dikomunikasikan oleh BPJS Kesehatan kami dapat
mengambil summary bahwa semiotik analitik, deskriptif, kultural dan nomatif
dikedepankan. Komunikasi yang dibangun sudah cukup baik hanya saja pendekatan
bersifat generic pada pesan yang ingin disampaikan saja, bukan pada klasifikasi target
30
market yang disasar. Versi iklan spot tentang informasi pendaftaran, termasuk semiotika
normatif karena mengedepankan norma, dan dibuat menyasar seluruh segmen/general
information untuk semua kelas audiens. Lalu pada spot versi baru menikah. Merupakan
cerminan dari semiotik kultural, bahwasanya pengantin baru ingin memiliki hunian
sendiri, namun tidak boleh lupa harus memiliki dan membayar iuran BPJS Kesehatan.
Dimasa depan, kita bisa mengambil teori Uses & Gratification, penggunaan dan
Pemenuhan kebutuhan menggunakan pendekatan ini berfokus terhadap audiens
member. Teori ini mencoba menjelaskan tentang bagaimana audiens memilih media
yang mereka inginkan. Yaitu khalayak secara aktif memilih dan memiliki kebutuhan dan
keinginan yang berbeda – beda di dalam mengkonsumsi media. Pemilihan media juga
bisa bersifat “budget wise” karena dipilah sesuai kebutuhan dan tidak terbuang percuma
seperti menggarami lautan. Untuk strategi ke depan iklan radio lebih diperuntukkan para
senior millenials (tahun kelahiran 1980-1990) , lebih playful dan kekinian misalnya
mencoba konsep sandiwara radio pada momen “Ramadhan”, atau talkshow/tips
keuangan dan kesehatan selama 7 menit bersama pakar keuangan atau narsum BPJS
secara reguler.
II. TV
Pada data Nielsen Media Research, survey yang diambil untuk tvc performance di 11 kota
dengan target 20+ all gender, all class dengan sampling tahun 2014 sebanyak 9065, 2015
sebanyak 8974, tahun 2016 sebanyak 8325, tahun 2017 sebanyak 8325, tahun 2018
sebanyak 8741, dan 2019 sebanyak 8779 sample, hasilnya ialah kurang efektif karena per
tahun rata rata index >100. Namun ada capaian index yang sangat memuaskan >100 ialah
pada penonton wanita terutama Ibu rumah tangga dengan tingkat pendidikan sekolah
dasar pada kelas sosial ekonomi middle 2. Index merupakan tingkat efektifitas iklan
dalam menyasar audience melalui program tertentu dan target tertentu. Komunikasi
pemasaran yang telah dilakukan juga terbukti ditonton terbanyak oleh umur 50+, kelas
lulusan sekolah menengah pertama, pekerja wiraswasta, juga kelas sosial ekonomi
Middle & Lower.
Sementara pada kelas sosial ekonomi Upper dan middle 1, efektifitas bisa dibilang low
karena index nya tidak ada yang mencapai angka <100. Untuk itu pada masa mendatang,
bila ingin menyasar target dengan tingkat pendidikan lebih tinggi, dan sosial ekonomi
lebih baik, maka disarankan melakukan komunikasi dengan cara yang berbeda, elegan
dengan bahasa yang mengedepankan misi compliance dan sharing bagi mereka yang
digolongkan masyarakat mampu.
31
Penurunan cukup tajam terjadi dalam kurun waktu 2014-2019 pada audience yang
menonton iklan BPJS Kesehatan pada kelas umur 20-39 tahun, hal ini disebabkan oleh
beberapa kemungkinan, yaitu budget, jam tayang, atau materi yang digunakan.
Berikut tabelnya:
Bentuk lain dari kampanye iklan TV juga disarankan untuk kedepannya yang lebih
beragam seperti blocking segmen, talkshow, dan tag on sponsorship untuk program
spesial yang kira kira konten nya sesuai dengan target yang akan disasar, juga
diharapkan lebih tajam dari segi rencana placement dan jam tayang agar tidak clutter
sehingga menjadi tidak terlihat oleh audience. Key message juga lebih diperhatikan dan
diatur timingnya. Misalnya untuk kepatuhan iuran akan tayang di week commencing 3
dan 4.
Yang harus diperhatikan dalam media plan TVC untuk menyasar target A+, A, B+ dan
millenial, yakni carilah index program yang tertinggi di kelas tersebut, bukan rating saja
yang dilihat. Index tertinggi mewakili efektifitas program TV dikelas yang akan kita
sasar. Lalu perlu ditekankan kembali bahwa millenials lebih memilih sosial media,
youtube dan streaming. Menurut data dari sebuah studi yang dilakukan Omnicom Media
32
Group, agensi Hearts&Science, dan dikutip dari AdAge, 47 persen dari para responden
yang berusia 22-45 tahun, lebih memilih streaming video. Meski begitu bukan berarti
mereka tidak menonton TV sama sekali, mereka tetap menonton kalau ada konten
program yang benar-benar ditunggu atau disukai.
Selanjutnya konten. Konten untuk millenials dibuat sesuai dengan tren kekinian,
menggunakan brand ambassador atau look yang sesuai dengan preference mereka
misalnya muda dan sukses, tech savvy, up to date, dan lain-lain. Bisa juga pemilihan
placement pada spesial event, live music atau konser, sepak bola (Semua umur), atau
program sejenis.
Kesimpulan lainnya pada survey Nielsen 17 di 11 kota besar dengan sample sebanyak
17008 responden dalam kurun waktu September 2018-Agustus 2019, menyatakan bahwa
insurance dan non-insurance user memilih TV, internet dan OOH sebagai media sumber
informasi mereka. Dari data yang sama dapat disimpulkan juga terdapat 5 segmen
lifestyle (sifat dan karakter) dari sample tersebut yakni:
33
Table 2: Nielsen Media research October 2019
III. PRINT AD
menjadi tanda-tanda apabila kita tidak menginvestasikan dengan makna. Tanda terdiri
dari ikon (tanda khusus menjadi perwakilan dari objek yang direpresentasikan), indeks
(tanda yang dikembangkan melalui sebab-akibat), simboltanda yang dikembangkan
melalui penggunaan secara konstan). Objek adalah suatu yang menentukan tanda.
Interpretan adalah pemahaman dalam menafsirkan tanda atau hubungan objek dan
tanda.
Terkait Pada tahun 2018-2019 terdapat 3 materi iklan di media cetak yang kami analisa
yakni versi MENULARKAN KEBAIKAN versi KERJA BERSAMA SEHAT BERSAMA, DAN
versi DISIPLIN ITU : DAFTAR, BAYAR IURAN JKN-KIS DAN JAGA KESEHATAN.
1. MENULARKAN KEBAIKAN
a) Tanda :
- ikon Menularkan Kebaikan Dari Diri Kita Untuk Jutaan
Orang Lain
- Indeks : Ade Rai sedang memperagakan adegan tangan
terbuka dengan memegang kartu JK-KIS
- Simbol : karakter target khalayak dari anak-anak, orangtua,
dan profesi, serta kartu JKN-KIS
b)Objek
Ade Rai ingin melindungi anak-anak, orangtua yang
sakit, dan pekerja profesi dengan kartu JKN-KIS
34
b) Interpretan
Ade Rai adalah gambaran orang yang kuat dan sehat yang tetap melindungi dirinya
dengan asuransi kesehatan JKN-KIS. Di samping itu, program JKN-KIS juga melindungi
masyarakat termasuk anak-anak, orang tuam, pekerja profesi .
a) Tanda :
- ikon Kerja Bersama, Sehat Bersama
- Indeks : Ade Rai sedang mengayuh sepeda bersama
kalangan masyarakat
- Simbol : jalan raya, toko, sepeda, karakter target khalayak
laki-laki dan perempuan
b)Objek
Ade Rai ingin mengajak kalangan masyarakat baik laki-laki
atau perempuan untuk sehat bersama dengan bersepeda
c) Interpretan
Ade Rai adalah gambaran orang yang kuat dan sehat termasuk dengan olahraga
bersepeda serta mengajak masyarakat untuk bersepeda menjaga kesehatan tapi tetap
terlindungi dengan asuransi kesehatan JKN-KIS.
a) Tanda :
- ikon Disiplin Itu… Bayar Iuran JKN-KIS Dan Jaga
Kesehatan
- Indeks : Ade Rai sedang memegang kartu BPJS
- simbol : kartu, prosedur pendaftaran dan pembayaran
autodebet
b)Objek
Ade Rai ingin menginfokan kartu BPJS dapat daftar JKN-KIS
serta mendapat kartunya, pembayaran dengan autodebet.
d) Interpretan
35
Ade Rai adalah gambaran orang yang kuat dan sehat yang mengasuransikan
kesehatannya dengan kartu JKN-KIS tapi tetap mudah bayar asuransi dengan autodebet
dan perasaan tenang karena sudah bayar dan sudah melindungi diri dengan asuransi.
Analisa dari ketiga iklan tersebut bahwa indeks Ade Rai merepresentasikan sebagai role
model atau figur sehat yang dapat mengajak audiens untuk mengasuransi kesehatan
dengan kartu BPJS Kesehatan dari berbagai kalangan / profesi masyarakat, mengajak
hidup sehat dengan berolahraga, dan meskipun menjaga kesehatan tapi tetap loyal
dalam membayar iuran asuransi BPJS Kesehatan tepat waktu.
Seluruh konten iklan media cetak mewakili pesan program JKN-KIS dengan konsep
protection, sharing, compliance. Di sisi lain, Ade Rai masih dapat mewakili kalangan
masyarakat tua (usia >40 tahun) namun kurang menarik minat kaum milenial (usia 20 - 39
tahun) pelajar atau pekerja. Untuk itu, berdasarkan Focus Group Discussion Eskternal
dengan narasumber maka dalam startegi komunikasi pemasaran ini akan menyasar
segmen milenial.
IV. DIGITAL
a. Facebook
Dari semua video yang sudah di upload di Facebook fanpage, terdapat tiga video
dengan engagement (viewers, likes, dan comment) terbanyak, yaitu:
https://www.facebook.com/BPJSKesehatanRI/videos/1979897755395430/?v=1979897755395430
36
2. Informasi kebijakan baru:
https://www.facebook.com/BPJSKesehatanRI/videos/1533067536837874/?v=1533067536837874
https://www.facebook.com/BPJSKesehatanRI/videos/2331357200459500/?v=2331357200459500
Dilihat dari hasil yang didapat, maka dapat disimpulkan bahwa video
campaign/informasi dari BPJS perlu dilakukan perbaikan dalam segi isi konten dan point
of view/angle “how to say”-nya, tiga video diatas dapat dijadikan referensi dalam
pembuatan video BPJS selanjutnya. Video diatas juga mengedepankan sisi urgensi,
humanism dan melibatkan anak dan orangtua. Tema-tema seperti inilah yang nantinya
akan tetap dikomunikasikan oleh BPJS Kesehatan kedepan, dengan tampilan vido yang
lebih baik. Facebook juga masih merupakan social media yang diakses paling banyak oleh
dua kategori insurance users dan non insurance users, selain itu ada youtube dan google.
37
Facebook Video Views Share Comments
Testimoni Ratih Marina 139000 927 57
(Agustus 2018)
Informasi Kebijakan 10000 546 302
Baru
(Desember 2018)
Iuran anda asa mereka 7400 400 3400
b. Youtube
1. Iklan Layanan Masyarakat tentang manfaat dari BPJS Kesehatan bagi para
Pekerja Penerima Upah:
- 10.830 views
- 21 likes
- 0 comments
2. Iklan Layanan Masyarakat BPJS Kesehatan "Tata Cara Pendaftaran Bagi Pekerja
Penerima Upah"
- 4.703 views
- 9 likes
- 1 comments
38
3. TVC - Dengan menjadi peserta JKN-KIS, anda sedang menularkan kebaikan untuk
sesama:
o 1.040 views
o 13 likes
o 1 comments
39
Views: 833 likes: 17
Dari seluruh video iklan, hanya ada 1 yang jumlah viewersnya banyak. Hasil yang di dapat
dapat karena beberapa faktor, penjudulan yang kurang menarik, platform yang kurang
tepat, dan lainnya. Kami sarankan, agar BPJS dapat merubah bentuk video/kemasan
video lebih kekeninian, mungkin dapat menggunakan platform social media Instagram
atau Facebook untuk dapat mendistribusikan kontennya. Video dapat dibuat lebih
menarik, misalkan video dikemas lebih menarik misalnya membuat web series atau
konten video pendek, dengan harapan dapat menarik views lebih banyak. Jangan
dilupakan juga maksimalisasi viewer melalui ads.
c. Instagram
Penggunaan Instagram yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan mengalami perbaikan dari
waktu ke waktu. Feed nya sudah teratur dengan deretan 1 real pic dan dua konten
informasi grafis. Saran kami, kedepannya dibuat lebih menarik dengan giveaway, photo
contest, atau sweetener lain yang bisa membuat follower bertambah terutama dari
kalangan millenials (junior/senior). Penggunaan influencer juga diperlukan untuk
menarik traffic ke dalam akun tersebut. Karena ER sementara diangka 0,29% masih jauh
dari posisi proporsional yakni di angka 2% ER per post. Posting berupa informasi baru
memang menarik engagement yang cukup baik, namun performance regular post
kurang baik. Pada data hootsuite 2019 sebanyak 62 juta orang mampu terpapar iklan
melalui Instagram ads.
d. Twitter
40
B. Analisa Dan Rekomendasi Strategi Komunikasi Pemasaran Program JKN-KIS
Tahun 2020 -2024
1) Hasil temuan dari Research Media Sosial BPJS dan FGD Eksternal (Pakar), KOL yang
dipergunakan pada sosial media hanya Said Aqil Shiroj ketua NU (Agust 2019), Indra
bekti (Sept 2019), Emil Dadrak (Agust 2019) dan Tidak tercapainya target peserta
PPU (per 31 desember 2019 sebesar 31.628.524 sedangkan target 31 desember 2019
sebesar 32.501.178. KOL sebagai tokoh masyarakat yang memiliki pengikut mampu
mempengaruhi pengikutnya untuk mengambil keputusan kepada pengikutnya
(Cognitive Response Model (Model Respon Kognitif)) . Rekomendasi dari hal ini yaitu
Key Opinion Leader (Asosiasi Pofesi) memberikan literasi edukasi mengenai
pentingnya jaminan kesehatan dengan menyasar kalangan profesi, HRD, Serikat
Pekerja, startup company.
2) Hasil temuan dari FGD Internal (KC) dan FGD Ekternal (Pakar) Masih diperlukan
Edukasi kepada masrayakat. Kader JKN-KIS dikenal sebagai debt collector, dan kader
JKN-KIS dekat dengan masyarakat langsung. Kader JKN-KIS sebagai pihak ke 3 BPJS
dan dekat masyarakat dapat melakukan kampanye komunikasi kepada masyarakat
dalam berbagai lini (teori amplified word of mouth). Rekomendasi dari hal ini yaitu
perlu adanya Literasi / edukasi JKN dan pola hidup sehat oleh Kader JKN-KIS yang
sebelumnya Kader di berikan TOT.
3) Hasil temuan dari Research Media Sosial BPJS dan FGD Eksternal (Pakar) Tidak
tercapainya target peserta PPU (per 31 desember 2019 sebesar 31.628.524
sedangkan target 31 desember 2019 sebesar 32.501.178. meningkatkan jumlah
peserta dari badan usaha perlunya adanya sebuah kegiatan yang dapat memotivasi
badan usaha untuk memliki komitmen terhadap JKN (Compliance, dengan 3 pinsip :
Attributing positive feelings, Atributing negative feelings dan Positive altercasting).
Rekomendasi hal diatas adalah memberikan Apresiasi Badan Usaha atas komitmen
terkait validitas data dan ketepatan waktu pembayaran iuran.
41
4) Hasil temuan Wawancara Internal dan FGD Eksternal (Pakar), Tidak adanya
maintenance kepada komunitas yang sudah mendapatkan sosialisasi. Engagement
komunitas dengan secara berkesinambungan memberikan informasi berupa
5) Hasil temuan FGD Eksternal Pakar, Wawancara Internal dan Research Media, User
aplikasi mobile JKN-KIS saat ini sebanyak 5,4 juta, masih dibawah target 2019 yaitu 10
juta. Pengguna Smartphone sebanyak 133% dari 355.5 Juta. Dari temuan diatas dapat
disimpulkan bahwa minat peserta untuk mengunduh aplikasi mobile JKN-KIS masih
rendah dibanding dengan jumah peserta JKN-KIS (Uses and gratification).
Rekomendasi dari hal diatas adalah
a. Meningkatkan fitur yang dibutuhkan peserta JKN-KIS, seperti
pembayaran iuran.
b. Sosialisasi keuntungan kepada kalangan penguna smartphone melalui
Standing banner, Digital Advertising & partner event dengan gimmick
untuk mengunduh.
c. Pembayaran iuran melalui mobile JKN-KIS akan mendapatkan gimmick.
6) Hasil temuan dari Research Media Sosial BPJS dan FGD Eksternal (Pakar) yaitu
a. Milenial berusia 20 - 39 Tahun 2019 : 83.658.400 (Statistik Indonesia 2019
BPS) dari total jumlah penduduk sebesar 265.184.852 Jiwa (Sumber data
dukcapil semester II 2018)
b. Jumlah peserta JKN KIS Milenial sebesar 52% kelompok milenial atau
berusia 20-35 tahun terdaftar JKN-KIS dr total millennial.
c. IDN Media Millenials Survey 2019 menunjukkan bhw 97% millenials melihat
TV, 55% mengakses media online, 16% mendengar radio, dan 13% membaca
Koran,
Millenials lebih memilih sosial media, youtube dan streaming (Omnicom Media Group)
(teori agenda seeting melalui media digital seperti salah satu nya media social dan
analisa segementasi). Milenial adalah pemilik akun Instagram, ingin user generated
42
content, penyuka konten autentik, browse on smartphone, senang berkolaborasi,
memiliki kedekatan dengan brand serta konten yang menyentuh emotional.
8) Hasil temuan dari Hasil FGD (Pakar) dan Research media, Data pemberitaan negatif
media online tahun 2019 sebanyak 86 berita dari total 98 berita (12 berita positif).
Pemberitaan negatif dapat menggiring opini masyarakat menjadi citra yang buruk
utk organisasi / perusahaan dan Citra buruk berakibat rendahnya kepercayaan
masyarakat (Agenda Setting). Rekomendasi hal tersebut diatas yaitu
mempublikasikan pelayanan yang baik dari faskes untuk meng-counter isu negative
dan melakukan FGD eksternal bersama pakar yang terarah, hasil diskusi pendapat
positif dipublikasikan ke media.
9) Hasil temuan pada Hasil FGD eksternal & internal serta Research Advertising, perlu
adanya Diversifikasi bentuk iklan akan mengiring audiens mendapat informasi
melalui pihak ketiga secara halus / softselling dan menyentuh (native advertising)
(teori MC dan Agenda Seeting). Rekomendasi dari hal tersebut diatas yaitu Bentuk
lain advertising: Radio : adlibs, sandiwara radio, talkshow, blocking program,
43
Televisi : ILM berdasarkan index, blocking segmen, talkshow, Print ad dan Online :
advertorial dg native advertising, Email Blast.
10) Hasil temuan pada Research Sosial Media dan FGD Eksternal, yaitu
a. Jumlah followers sosial media masih rendah dibanding dengan jumlah peserta :
IG : 283K, FB : 113K, Youtube : 4.4K
b. Jumlah post sosial media : IG : 1.927 Post, FB : 2126 Post, Youtube : 313 Video
c. KOL hanya 1 tokoh agama (Said Aqil Siraj) dan tidak ada influencer
d. Media sosial adalah sebuah media advertising yang minim budget dibandingkan
dengan media lainya untuk sebuah kampanye.
Hasil analisa kami yaitu ER Sosial media BPJS Kesehatan ER : 0.42%, Like Rate : 0.36%,
Comment Rate : 0.06% (Analisa.io) Hasilnya masih dibawah 1% dan dianggap rendah ER
nya (<1% = low ER, 1% - 3.5% = average/good ER, 3.5% - 6% = high ER, > 6% = very high ER).
Rekomendasi hal tersebut yaitu :
1. Optimalisasi viewers melalui advertising digital.
2. Tingkatkan Engagement dengan rewards / giveaway, quiz, competation.
3. Menggunakan KOL dan Influencer yang representative
Kesimpulan seluruh Rekomendasi, dengan implementasi Integrated Marketing
Communication yaitu sebagai berikut :
1. Direct Response :
a. Literasi Kader JKN-KIS
b. Edukasi melalui KOL
c. Literasi ke milenial
d. Maintenance komunitas
2. Public Relation :
a. Publikasi pelayanan faskes
b. Optimlasasi KOL di medsos
c. FGD Eksternal
3. Sales Promotion :
a. Apresiasai Badan Usaha
b. Apreasiasi PEMDA
c. Optimalisasi Engagement medsos seprti giveaway dan competition
4. General Advertising :
44
a. Radio : adlibs, sandiwara radio, talkshow, blocking program
b. Televisi : ILM berdasarkan index, blocking segmen, talkshow
c. Print ad dan Online : advertorial dg native advertising
d. Email Blast
sehingga tema komunikasi pemasaran BPJS Kesehatan untuk tahun 2020 sampai dengan
2024 dibuat berdasarkan dari sasaran diatas.
45
Berdasarkan Perpress No.75 tahun 2019, yaitu mengenai ketentuan pembayaran iuran
bagi peserta PBPU dan peserta BP yaitu mengalami perubahan peningkatan pembayaran
iuran, oleh karena itu sebaiknya adanya sebuah goodwill BPJS Kesehatan untuk dapat
memberikan pelayanan terbaik untuk peserta JKN-KIS dan juga melakukan campaign
Pelayanan dengan tema Pelayanan Prima.
46
BAB III
Momen awal Pelayanan Prima Generic/ All 1.TV (Spot), Print Ad & Online
tahun untuk dalam pendaftaran target (Native Advertising), Radio
resolusi hidup pekerja. Millenials (Spot).
JANUARI-
lebih baik. Influencer: Top 2.Youtube, IG, FB & Adv
MARET
3 Ecommerce Digital.
CEO Testimoni Top 3 Ecommerce
CEO & Faskes
Momen bulan Pelayanan BPJS Generic/ All 1.TV (Spot & Blocking
ramadhan dan Kesehatan dengan target Segmen), Print Ad & Online
hari raya Idul menunjukan Millenials (Native Advertising), Radio
APRIL MEI Fitri. kepedulian. Influencer (Spot).
2.Youtube, IG, FB & Adv
Digital.
Konten megenai Faskes
Hari Anak. Orang tua (pekerja) Senior Millenials 1.TV (Spot), Print Ad & Online
memberikan 28+ (Native Advertising), Radio
JUNI-JULI perlindungan Millenials (Spot).
kesehatan kepada Influencer 2.Youtube, IG, FB & Adv Dig.
anak anaknya. Webseries
47
Hari BPJS kesehatan Male Female 1.TV (Talkshow & Spot), Print
Kemerdekaan bagian dari negara 25+ Ad & Online (Native
RI yang turut Millenial Advertising), Radio (Spot).
meningkatkan Influencer 2.Youtube, IG, FB & Adv
AGUSTUS
kualitas masyarakat Digital.
Indonesia melalui Video Nadiem Makarim &
JKN KIS. Dirut BPJS Kesehatan
Fachmi Idris.
Hari Komunitas Kebanggan Milenial Male Female 1.TV (Spot), Print Ad & Online
Nasional & (Pekerja) sebagai 28+ (Native Advertising), Radio
SEPTEMBER – Sumpah peserta JKN KIS. Milenial (Spot).
OKTOBER Pemuda Influencer 2.Youtube, IG, FB & Adv
Digital.
Webseries
Hari Kesehatan Ajakan untuk Male Female 1.TV (Talkshow & Spot), Print
Nasional melakukan hidup 28+ Ad & Online (Native
sehat. Brand Advertising), Radio (Spot).
NOPEMBER
Ambasador & 2.Youtube, IG, FB & Adv
Influencer(Healt Digital.
h Enthusiast)
Hari Ibu Terimakasih Ibu Male Female 1.TV (Spot), Print Ad & Online
Nasional (Pekerja) telah 20+ (Native Advertising), Radio
DESEMBER memberikan Milenial (Adlibs).
perlindungan. Influencer 2.Youtube, IG, FB & Adv
Digital.
48
Plan of Action BTL
49
MONTH WHO WHAT WHERE HOW
Sharing,
JANUARI – All segmen Hotel, apartemen, pusat
Protection, Tent card
DESEMBER perbelanjaan, pusat oleh-oleh,
Compliance
50
NO HOW WHAT WHO WHERE WHEN
Product
Seluruh Kantor
1 TOT Kader JKN knowledge JKN Kader JKN JAN
Cabang
KIS
Hak dan Kewajiban Lokasi
Sosialisasi oleh
2 serta Prosedur Masyarakat Umum masyarakat dan FEB - DES
Kader JKN
JKN KIS kader JKN KIS
Komunitas profesi
& Asosiasi (5
Hak dan Kewajiban cities/months) /
Literasi dan Lokasi APR – JUN
3 serta Prosedur Startup Companies
Edukasi komunitas NOP
JKN KIS (5 cities/months,
50/300++audiences
)
Komunitas ibu-ibu,
Hak dan Kewajiban
Literasi dan komunitas senam Lokasi
4 serta Prosedur MAR, DES
Edukasi (zumba/yoga) komunitas
JKN KIS
(3 cities/months)
SMA dan
Hak dan Kewajiban Universitas
Literasi dan Lokasi
5 serta Prosedur (5 cities/months, AGUST- OKT
Edukasi Komunitas
JKN KIS 50/300++audiences
)
Penghargaan akan
Badan Usaha dan Lokasi
6 Apresiasi komitmen terbaik JULI
Pemerintah Daerah Komunitas
BU dan Pemda
Direksi BPJS,
Asosiasi Rumah
Sakit, Asosiasi
Faskes & JKN KIS
7 FGD Dokter, Asosiasi Pusat JAN
(PSC)
Konsumen, Badan
Usaha, Pemerintah
Daerah.
Direksi BPJS,
Asosiasi Rumah
Faskes & JKN KIS
8 FGD Sakit, Asosiasi Pusat JULI
(PSC)
Dokter, Asosiasi
Konsumen, Badan
51
Usaha, Pemerintah
Daerah.
#jknkisuntukpekerja
#jknkismelindungi
#jknkispeduli
#jknkispeduli
52
BAB IV
(STORYBOARD IKLAN TV, NARASI IKLAN RADIO, DAN DESAIN PRINT AD @2 VERSI
PERTAHUN)
Digitalisasi pendaftaran JKN-KIS 1. Seorang HRD sedang berjalan menuju ke 2. Ia menuju ke Kantor BPJS Kesehatan
bagi Pekerja suatu tempat
3. Ketika ia membuka pintu dan masuk, 4. Tampak semua menu kebutuhan tampil
tiba-tiba semua berubah menjadi canggih secara digital
dan digital.
VO: Selamat Datang di BPJS Kesehatan”
Digitalisasi pendaftaran JKN-KIS 5. HRD membuka tampilan aplikasi edabu 6. HRD melakukan pembayaran. Muncul
bagi Pekerja dan mulai mendaftarkan pekerjanya. tampilan ‘pembayaran berhasil’
VO: Beragam kemudahan pendaftaran bisa
Anda dapatkan
7. HRD tampak senang dan puas dengan 8. VO: Hingga kartu sampai di tangan Anda
kemudahan yang didapat
VC 2020 Versi
53
alisasi pendaftaran JKN-KIS
Pekerja
9. HRD keluar dari zona digital menuju 10. VO : Mari bersama JKN-KIS lindungi
teman-teman pekerja yang menyambutnya pekerja. Kini dan nanti
⚫ TVC VERSI 2
“JKN-KIS Untuk Semua”
Keadilan dalam Pelayanan JKN-KIS kepada Peserta
2020 Versi
7. Di tengah lamunan tiba-tiba pintu terbuka 8. Muncul seorang petugas BPJS Kesehatan
tersenyum ramah kepada pekerja sederhana
tersebut
54
0 Versi
Semua”
yanan JKN-
9. Dan dengan segera pekerja sederhana 10. Pekerja sederhana tersebut sangat
tersebut mendapat pelayanan yang sama senang, pelayanan JKN-KIS yang terbaik
baik dan cepatnya dengan wanita pejabat bagi siapa saja.
tadi
⚫ PRINT AD
⚫ VERSI 1
(gambar ilustrasi)
55
⚫ VERSI 2
(gambar ilustrasi)
⚫ ADLIPS RADIO
⚫ VERSI 1
56
Yuni : Maksudnya ?//
Dona : Daftarin pegawai cukup melalui website BPJS Kesehatan, bisa juga di
www.oss.go.id, atau portal bersama
www.bpjs.go.id //
Yuni : Wah, lebih efisien ya//
Dona : bener banget bu / cukup dikerjain dari kantor kita //
Yuni : Oh gitu ya/okedeh/aku daftar dari kantor aja //
Dona : Berarti ibu bisa dong rapat dengan klien hari ini?//
Yuni : bisa kok don/makasih ya//
Dona : sama-sama bu//
SFX : suara mematikan telfon
Yuni : Pak/kita putar balik ke arah Sudirman yah//
Pak Supir : oke bu
Background music + VO
VO : Kuy, daftarkan karyawan ke JKN-KIS, sebab karyawan adalah aset berharga yang
harus dijaga kesejahteraanya//info lebih lanjut hubungi BPJS Kesehatan Care Center
1500 400//
⚫ VERSI 2
“JKN-KIS Semakin Cepat, Semakin Mudah”
Seorang anak muda (laki-laki) sedang duduk santai d ruang tengah rumahnya sambil
main HP
Anak muda tersebut sesekali bergumam.
Tyo : Hmm.. Hmm…
Adik Tyo : Hey kak/ main games terosss//
Tyo : Siapa juga yang lagi main/ Aku lagi bayar iuran JKN-KIS//
Adik Tyo : Bisa dari rumah?
Tyo : Bisa dong. Nih, tinggal bayar lewat aplikasi Mobile JKN. beresss
Adik Tyo : Waa… (suara kagum)/ semudah itu ya. Trus .. Trus
Tyo : Gak cuma bayar iuran, kamu juga bisa nyari faskes, cek daftar antarian faskes,
ketersediaan kamar, mutasi data, hingga skrining riwayat Kesehatan di Mobile JKN ini.
57
Adik Tyo : Keren//semua ada dalam genggaman//
Tyo : Keran keren,, jangan muji aja.. Download dong//
Adik Tyo : Eh, hehe ok ok.
Tyo : Gitu dong, jaman sekarang harus pinter manfaatin teknologi
Adik Tyo : ngomong-ngomong, bagi tethering dong ..
Gubrak..
VO BPJS : Nikmati kemudahan hanya dalam satu genggaman, Aplikasi Mobile JKN. Dapat
diunduh melalui Google Playstore dan Apps Store. Informasi lebih lanjut hubungi 1500
400
2021 Versi
Peduli Semua
gi”
an tentang seorang
g berbagi payung
an orang lain saat 1. Suasana pulang kerja di zebra cross daerah perkantoran. 2. Zebra cross terlihat ramai di jam pulang kerja.
n. Ternyata seluruh
donesia telah
an payung yang sama
C 2021 Versi
berbagi
VC 2021 Versi
1
Dengan Peduli Semua
erlindungi”
59
60
TVC 2021 Versi
2A
“JKN-KIS adalah bagian
hidup kami”
⚫ TV VERSI 2 B
“Saling Peduli Saling Terlindungi”
Perjalanan sebuah perusahaan yang taat menjadi anggota JKN-KIS dan prinsip-prinsip
“Sharing, Protection & Compliance” JKN-KIS tergambar dalam kesehariannya
“BPJS OK”
TVC
2nd Version
Menceritakan tentang
obrolan ringan antara
tukang sayur dan ibu- Suatu pagi terlihat aktifitas ibu-ibu sedang Salah seorang ibu (Ibu Dani) berkata “Banyak
ibu seputar kesehatan
berbelanja di tukang sayur di selingi masak sayur ah biar sehat, sekarang kalau sakit
Note : pagi hari di gang sebuah perumahan Note : pagi hari di gerobak sayur
www.cmarcomm.com
3. Di perjalanan, dia melihat karyawan tidak 4. Karyawan tadi menjadi senang dan
memakai helm. Ia menasehati keryawan melanjutkan pekerjaannya
tersebut sambil memberikan helm sebagai
pelindung kepala (Prinsip Protection)
www.cmarcomm.com
61
Copyright © Cmarcomm. All rights.
2021 Versi
Peduli Saling
ngi”
n sebuah perusahaan 5. Di langkah selanjutnya Pimpinan itu 6. Dengan segera Pimpinan itu
menjadi anggota JKN-
melihat karyawan yang tengah memberikan kacamata pelindung
prinsip-prinsip “Sharing,
n & Compliance” JKN- kebingungan mencari kacamata kepadanya (Prinsip Sharing)
mbar dalam pelindungnya
nnya
perbincangan seputar kesehatan biayanya mahal” perbincangan seputar kesehatan biayanya mahal”
Note : pagi hari di gang sebuah perumahan Note : pagi hari di gerobak sayur Note : pagi hari di gang sebuah perumahan Note : pagi hari di gerobak sayur
ibu-ibu sedang berbincang di gerobak sayur, ibu-ibu sedang berbincang di gerobak sayur,
musik latar Happy Haunts – Aaron Kenny musik latar Happy Haunts – Aaron Kenny
www.cmarcomm.com www.cmarcomm.com
g Peduli Saling
ungi”
62
⚫ PRINT AD
⚫ VERSi 1
(gambar ilustrasi)
⚫ VERSI 2
63
(gambar ilustrasi)
⚫ VERSI 3
(gambar ilustrasi)
⚫ ADLIPS RADIO
⚫ VERSI 1
64
Warga : Cakep//
Malih : Kesehatan adalah anugerah/makanye harus selalu dipelihara//
Naim : yah segitu doang?/nih ane juga punya/Batu gunung bisa dipahat/Malam hari
hujannya lebat//
Warga : Cakep//
Malih : capek amat ujan-ujan mahat batu//
Naim : Jika badan selalu sehat/Mudah-mudahan bisa jadi hebat//
Malih : nih ye/gua keluarin pantun andalan gua/jalan-jalan pagi-pagi/jangan lupa bayar
JKN-KIS/kalo kita rajin bayar/banyak orang yang kita bantu//
Naim : lah/kagak nyambung itu//
Malih : ye kata siapa?/nih ye gua kasih tau kalo kita rajin bayar JKN-KIS/banyak juga
orang yang ikut kita bantu/dengan kite peduli/semua orang dapat terlindungi/begitu//
Naim : bukan itu maksud gua malih/tapi itu beneran kagak bang?//
⚫ VERSI 2
65
BAB VI
66
3. Fajar Influencer Ig : 18,3
Alexa K
4. Zeezee Influencer Ig : 2
Shahab
67
6. Ligwina Influencer Ig : 25,8
Hananto K
68
8. Raden Influencer Ig: 1,9
Ralif M
69
12 Amalia E Influencer Ig :
Maulana (Tokoh 3.214
Ph.D Sosial) Followe
rs
Dalam menyasar segmen baru yakni millenials, diperlukan influencer yang berprestasi
yang merupakan wakil dari generasi millenials yang berprestasi, ngetop dan merupakan
idola dari kaum tersebut. Keseluruhan dari mereka ialah pribadi yang sehat, muda,
berprestasi, dan “goal achievers” yang dianggap mampu menggugah semangat berbagi
dan patuh dari generasi muda Indonesia.
70
Darius Sinathrya, yang merupakan actor dan sport enthusiast mewakili generasi muda
dengan image positif yang sudah terbentuk sejak dirinya berkecimpung di dunia
entertainment.
Hesti Purwadinata, merupakan presenter dan aktris yang mengedepankan pola hidup
sehat melalui akun instagram, ia juga membagikan video latihan kebugaran yang
dilakukannya.
REFERENSI
Basu Swasta, Dharmesta dan Irawan, (2008). Manajemen Pemasaran Modern, Liberty,
Yogyakarta.
Belch. Advertising and Promotion: An Integrated Marketing DeFraine WC, Williams WM,
Ceci SJ. 2014 Feb 27;9(2):e89801. doi: 10.1371/journal.pone.0089801. eCollection 2014.,
Attracting STEM talent: do STEM students prefer traditional or work/life-interaction labs?
BPJS Kesehatan. Agregat Jumlah Penduduk s.d Semester II 2018 dari Ditjen Dukcapil
Kemendagri, sumber http://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta
71
BPJS Kesehatan.Data Kedeputian Bidang PO-BPJS Kesehatan. Capaian BPJS Kesehatan.pdf.
BPJS Kesehatan. Data Kedeputian Bidang Riset dan Pengembangan BPJS Kesehatan.pdf
Belch, George E & Michael A. Belch (2001). Advertising and Promotion; An Integrated
Marketing Communications Perspective. Penerbit: McGraw-Hill. New York.
Budiman, Adi Santosa (2003), “Minat mereferensikan dalam proses adopsi konsumen
pasca masa edukasi pasar fitur GPRS IM3 Smart di Surabaya “, Jurnal Sains Pemasaran
Indo- nesia, Vol. II, No. 1 p. 1-18
Engel, J.F., Blackwell, R.D. and Miniard, P.W. (1990), Consumer Behavior, 6th ed., The
Dryden Press, Chicago, IL.
Blumler J.G., Gurevitch M., Katz E. 1974. Utilization of Mass Communication by the
Individual. In, The Uses of Mass Communication, Current Perspectives on Gratifications
Research, London: Sage Publications, Beverly Hills.
Estaswara. (2008). Think IMC! Efektifitas Komunikasi Untuk Meningkatkan Loyalitas Merek
dan Laba Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hanna, Mack., Peter Karp. (1991). Customer Satisfaction: How to Maximaze, Measure
and Market Your Company's Ultimate Product. New York :American
IDN Research Institute. Indonesian Millenials Report IDN Research Institute 2019.pdf
72
Jones, T. O. and Sasser, Jr., W.T. (1995) Why satisfied customers defect Harvard Business
Review, November-December, p88-99.
Kajian LPEM FEB UI, (2016), Dampak Penyelenggaraan Program JKN bagi Pertumbuhan
Ekonomi di Indonesia.
Dartanto, (2017), Ilustrasi hasil kajian Dampak JKN-KIS Terhadap Kemiskinan, LPEM FEB UI .
Kotler, Philip and Keller, Kevin Lane (2013), Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi 13,
Erlangga.
Lam, et al.., 2004, “Customer Value, Satisfaction Loyalty, and Switching Costs; an
Illustartion from a Business – To Business service context”, Journal of The Academy of
Marketing Science. Vol.32
Lin C.A. 1999. Online service adoption likelihood. Journal of Advertising Research, 39(2).
Lizka, James Jakob, (1996). A General Introduction To The Semiotic of Charles Sanders
Perice. Bloomington: Indiana University Press.
McDougall, Gordon H.G., and Terrence Levesque, (2000). Customer satisfaction with
service; putting perceived value in the equation, Journal of Service Marketing, Vol.14,
p.392-410
Malhotra, N.K, (2004). Riset Pemasaran, Pendekatan Terapan. Edisi Bahasa Indonesia, PT.
Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.
Olson dan Peter, (1993). Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. D. Sihombing
73
(penerjemah). Consumen Behavior. Gelora Aksara Pratama. Jakarta
Purhantar, Wahyu, (2010). Metode Penelitian Untuk Bisnis. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Taylor, S. E., Klein, L. C., Lewis, B. P., Gruenewald, T. L., Gurung, R. A. R., & Updegraff, J.
A. (2001). Biobehavioral Responses to Stress in Females: Tend-and-befriend, not fight-or-
flight. Psychological Review, 107, 411–429.
TCAWijaya dalam
https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63214/4/BAB%20II%20TINJAUAN%2
0PUSTAKA.pdf.
Tse dan Wilton (1988). Kepuasan Pelanggan, jilid 2. Edisi ketiga. Klaten: PT. Indeks
Kelompok Gramedia.
Yang, Zhilin., and., Robin T. Peterson, (2004), “Customer Perceived Value, Satisfaction
and Loyalty: The Role of Switching Costs”, Psychology & Marketing, Vol. 21 (10), p.799-
822
74
GLOSSARY
Ads - fitur iklan dalam media online atau media sosial sebagai cara untuk
mempromosikan produk, jasa atau perusahaan.
Agent of change – orang-orang yang bertindak pemicu terjadinya perubahan.
Audience - Dalam media audience adalah penonton, pembaca, atau pendengar baik dari
media elektronik dan media digital.
Blocking Segmen - istilah ini juga disebut blocking time, bentuk pembelian satu atau dua
segmen dalam sebuah program televisi.
Billboard - papan iklan berukuran besar yang mana papan tersebut diberi tulisan atau
gambar yang berisi iklan, pengumuman atau promosi suatu produk.
Budget wise - suatu perencanaan keuangan yang dikeluarkan secara bijak.
Comment - orang (akun pengguna)yang menuliskan komentar pada kolom dari media
online atau media sosial sebagai bentuk respon .
75
Engagement - secara sederhana artinya komunikasi dua arah (komunikasi interaksional)
dengan memberikan umpan balik/tanggapan terhadap pesan/konten. Dalam media
sosial seperti Instagram, engagement berarti interaksi.
ER - Engagement Rate, sebuah indikator interaksi antara sebuah akun Instagram dengan
penggemarnya yang dikalkulasikan dari jumlah comments, likes, followers. Semakin
tinggi
persentase engagement rate maka harapannya akan semakin tinggi pula tingkat
ketertarikan/pembelian suatu produk.
Feed - deretan konten yang dapat di scroll di mana konten muncul berulang satu demi
satu di blok yang terlohat serupa, feed dapat berupa daftar artikel/berita atau daftar
produk/layanan.
Follower - setiap orang dapat menggunakan platform media sosial untuk saling
terhubung, biasanya istilah ini dari media sosial instagram.
Framing - pembingkaian dalam suatu peristiwa atau bagaimana perspektif media ketika
menyeleksi isu dan menyajikannya dalam berita.
Giveaway - sesuatu yang diberikan kepada pelanggan secara gratis.
76
Outbound Marketing - teknik pemasaran untuk menjangkau calon konsumen yang
berfokus mendorong pesan keluar dengan menggunakan iklan TV, telepon dari
telemarketer, direct mail, iklan di media cetak, email/sms massal, papan billboard.
Performance - penampilan/pertunjukan atau bentuk tindakan, perbuatan, pekerjaan
yang telah dicapai atau dilaksanakan seperti pertunjukan drama, penampilan iklan.
Platform - rencana kerja atau program, dalam ilmu komputer platform merupakan
tempat yang menjadi dasar bagi sistem operasi untuk menjalan yang menjalankan
perangkan lunak (software).
Posting - menuliskan atau menerbitkan suatu tulisan, gambar, foto, atau video dalam
media sosial.
Role model - orang yang lebih sukses dari kita dan nantinya akan kita jadikan sebagai
panutan kita.
SES - Social Economy Status, cara untuk mengklasifikasikan individu atau sebuah
keluarga berdasarkan kemampuan ekonomi dan status sosialnya, SES digunakan
lembaga riset AC Nielsen.
SES upper - kelas sosial ekonomi masyarakat dengan pengeluaran perbulannya lebih dari
Rp 2.250.000 (AC Nielsen).
SES middle 1 - kelas sosial ekonomi masyarakat dengan pengeluaran perbulannya Rp
1.750.000 - Rp 2.250.000 (AC Nielsen).
SES middle 2 - kelas sosial ekonomi masyarakat pengeluaran perbulannya Rp 800.000 -
Rp 1.750.000.
SES middle 3 - kelas sosial ekonomi masyarakat pengeluaran perbulannya Rp 600.000 -
Rp 800.000.
SES Lower - kelas sosial ekonomi masyarakat pengeluaran perbulannya di bawah Rp
600.000.
Uses & Gratification - penggunaan dan pemenuhan kebutuhan media dari audiens.
Upper - Middle - kelas sosial ekonomi masyarakat menengah dengan pengeluarkan
bulanan antara Rp 2.000.000 - Rp 3.000.000.
77
Senior millenials - kelompok milenial generasi Y yang lahir pada tahun 1980 - 1994
dengan rentan usia antara 25 - 39 tahun.
Talkshow -program televisi atau radio berupa perbincangan atau diskusi seorang atau
sekelompok tamu dengan membahas suatu topik tertentu
Tag On Sponsorship - penempatan logo perusahaan untuk promosi di media.
Week Commencing - mulai mingguan.
Views - orang yang membaca berita/artikel, menonton konten video dari baik dari media
online atau media sosial.
Share - orang (akun pengguna) yang membagikan status/foto/gambar/video baik dalam
jaringan media online, media sosial, ataupun jaringan aplikasi pesan.
Web Series - konsep acara berseri yang dirilis dalam medium internet, biasanya Youtube
menjadi platform utama bagi para produser web series.
Subscriber - orang yang menonton konten video dari Youtube.
Tech savvy – penggemar teknologi
Traffic - jumlah banyaknya kunjungan pada suatu website.
78
Hashtag - kata - kata yang digunakan untuk mengkategorikan sebuah topik tertentu,
untuk memudahkan pengguna untuk mencari topik tersebut baik dalam media online
atau media sosial dengan tanda pagar (#)
Trending Topic - suatu hal yang sedang populer dan sedang terkenal saat itu di mana
banyak orang yang membicarakannya.Dalam media sosial twitter, trending topic
menggunakan sebuah hashtag (tanda pagar #) untuk menciptakan suatu traffic
tertinggi.
LAMPIRAN
- Influencer
-Darius foto @12jt, with anak @15jt.
-Darius video @20 jt, with anak @25
jt
79
-Story @7,5jt - with anak @10jt,
dengan
swipe up di tambah 500rb.
80
10mio
4. Zeezee Shahab Artis, Presenter -IG Photo : IDR 7M
- IG Photo : IDR 7M
(Direct : 0878 7515 5255)
-IG Photo : IDR 7M
-IG Photo : IDR 7M
5. Melanie Putri Sports enthusiast, presnter -1 x Post Foto IG = IDR 10.000 K
-1 x Foto Carousel = IDR 15.000 K
(CP : Windy : 0812 9943 521) -1 x Post Vidio IG = IDR 15.000 K
- 1 x post foto IG Story = IDR 8.000 K
-1 x post vidio IG Story = IDR 10.000 K
81
- 1 x post vidio IG Story = IDR 4.000 K
13. Amalia E. Maulana Ph. D Professional, speaker, - Spekaer : IDR 25 Mill (2-3 hours)
ethnographer - 1 Post di LinkedIn : IDR 12 mill
- 3 Post/Sosialisasi Twitter : IDR 8 mill
Email : info@etnomark.com - 3 Post/Sosialisasi Twitter : IDR 8 mill
- 1 Post di FB : 3 mill
82
2. Tahun 2019 ini berapa persen peserta yang masuk di tahun 2019?
Jawab: Tahun 2018 - 2019 sebanyak 5,4 juta peserta
3. Persentasi yang terbesar JKN KIS adalah belum ada waktu untuk mendaftar
sebesar 21%(data aanwijzing), apakah sudah ada suatu pengkajian kenapa
mereka tidak ada waktu untuk mendaftar, karena bpjs kesehatan sudah
mendirikan berapa kanal untuk pendaftaran?
Jawa: Belum pernah ada kajian untuk ini.
4. Adakah treatment khusus dalam recruitment di daerah terpencil atau pelosok?
Jawab: adanya pelayanan jemput bola dengan mendatangkan mobil service kedaerah –
daerah yang meminta untuk dilayani. Sosialisasi dengan mobile JKN,
5. Dikanal pendaftaran mana yang cukup efektif?
Jawab: Diharapkan kantor cabang BPJS Kesehatan itu kosong, diharapkan masyarkat
bisa meanfaatkan kanal2 yang tersedia. Pada tahun 2018 - 2019 ada beberapa kanal yang
paling banyak digunakan masyarakat, 1) Kantor Cabang sebanyak 5,4 Juta 2. Vestrek /
Fasilitas Kantor Cabang 3. Website 4. Mobile JKN.
83
DIVISI MIUR (MIUR : MANAGEMENT IURAN)
1. Berapa present setiap bulannya tunggakan dari bpjs kesehatan terhadap total
dari yang diterima?
Jawab: Tunggakan 2 T, Defisit 31 T. Tunggakan PPU : 255.702.124.000 M (PPU Jan - Sept
19 = 906.739 jiwa).
2. Media komunikasi apa yang dipergunakan terkait dalam iuran?
Jawab: Penunggak akan dibantu diingatkan oleh kader JKN karna fungsi dari kader ini
bukan hanya mengigatkan tetapi juga menagih agar yang menunggak langsung
membyar kepadanya, kader juga di perankan oleh waga yang mengerti daerahnya
masing2 supaya bisa mengidentifikasi siapa saja yang menunggak.
3. Berapa persen alokasi fokus media yang digunakan dalam seluruh persentasi
komunikasi pemasaran yang dijalanakan dari bpjs kesehatan?
Jawab: Fase I : manfaat apa yang sudah diberikan BPJS melalui channel, pelayanan,
autodebet )dan iuran wajib. Fase II: tak sekedar menyampaikan jumlah naik iuran,
komitmen pelayanan/manfaat dengan naik iuran.
4. Berapa persen dana CSR dari BPJS Kesehatan yang di jalankan setiap tahun?
Jawab: Donasi ini diperuntukan tujuannya untuk merekrut peserta baru, pilih peserta
jangan sampai menunggak, donas diperuntukan bagi perorangan atau badan usaha
untuk mendaftarkan sejumlah peserta yang sudah mendaftar atau yang belum
mendaftar dengan jangka waktu sesuai yang mereka ingin donasikan.
5. Sumber penerimaan iuran bpjs dari mana saja?
Jawab: Pemerintah untuk peserta dalam kategori yang diberikan anggaran melalui
APBN,
dan peserta mandiri, pembayaran dibatasi sampai tanggal 10 disetiap bulannya. Provinsi
yang paling banyak menunggak adalah Jawa Barat dan cabang adalah kantor cabang
Cibinong Bogor.
6. Dari proses iuran bpjs terdapat denda yang harus dibayarkan apabila
tertunggak, apakah sudah di sosialisasikan?
Jawab: Mengkapanyekan program pengingat iuran dengan auto debet. Memanfaatkan
chanel kanal yang sudah ada. Membuat stiker, spanduk, banner, iklan bekerja sama
dengan gojek. KPI dari MIUR memastikan peserta yang menggunakan auto debet
memiliki saldo untuk di debet.
84
lain? (rekrut dan pembayaran iuran)
Jawab: Kami sesuai regulasi pelayanan tingkat pertama, untuk kesehatan khususnya
untuk klinik dan tingkat pertama terdiri dari Puskesmas ke klinik dokter praktek
perorangan dokter gigi, lingkup pelayanan atau sosialisasi pelayanan kami sesuai regulasi
nyata kerjasama dalam pelayanan kesehatan tingkat pertama jadi apa saja yang
mencakup pelayanan kesehatan tingkat pertama itu kompetensi dokter umum maupun
dokter gigi untuk menuntaskan pada kesehatan primer yang masuk diagnosa yang harus
tuntas di dokter perorangan atau dokter umum lah ya prosedur nya itu kan peserta
sebelum berkunjung peserta itu mengalami sakit atau apa harus melewati fktp dulu kita
sebutnya faskes kesehatan tingkat pertama yang sifatnya memang tidak emergency
misalnya nah di situ kan memang harus mendapatkan pemeriksaan terlebih dahulu Kalau
memang tidak bisa diobati yang tidak bisa sembuh di fktp maka akan dirujuk ke rumah
sakit ini hal-hal yang kami lakukan di fktp pelayanan prima. Kami memastikan
standarisasi klinik, puskesmas, kompetensi dokter. Memasang poster setiap puskesmas
menginformasikan alur rujukan atau juga langsung melalui petugas FKTP untuk
merekomendasikan rumah sakit mana yang harus di tuju. Jumlah rasio rujukan, rujukan
yang sedikit menjadi KPI divisi faskes, harus di bawah 16%. Semakin sedikit rujukan
semakin baik untuk BPJS Kesehatan.
2. Apakah memungkinkan apabila divisi faskes melakukan koordinasi dengan
perluasan peserta dan miur dalam rangka percepatan financial
sustainability?
Jawab: Sosialisasi yang dilakukan FasKes adalah pertemuan stakeholder dan sosialisasi
ke Badan Usaha. Faskes sudah melakukannya sama sesuai aturan/komitmen seperti
menyediakan jumlah kamar, jumlah display tempat tidur, fasilitas selalu diupdate dan
FasKes minta ke Kemenkes, juga kerjasama dengan PERSI (Perhimpunan Rumah Sakit
Seluruh Indonesia). FKTP seperti Puskesmas, BPJS membuka askes seluas-luasnya.
Sampai saat ini ada 23.000 FKTP yang sudah kerjasama dengan BPJS Kesehatan, sisanya
masih ada 800 FKTP. BPJS memberikan reward kepada Rumah sakit seperti fingerprint,
laptop, training SDM, alat kesehatan (melihat kebutuhan Rumah Sakit.
DIVISI HUMAS
1. Dimanakah masyarakat bisa mendapatkan informasi terkait tempat pendaftaran
Program JKN-KIS?
Jawab : Berbagai kanal informasi telah disediakan oleh BPJS Kesehatan diantaranya :
• Kantor Cabang
85
• BPJS Kesehatan Care Center 1500400
• Mobile JKN
• Website BPJS Kesehatan (www.bpjs-kesehatan.go.id)
• Bank mitra BPJS Kesehatan
• Sistem Dropbox Kantor Cabang
• Sistem Dropbox Kantor Kecamatan / Kantor Kelurahan
• Kader JKN
• Jaringan mall tertentu
86
selanjutnya akan dirangkum menjadi informasi organisasi yang harus diketahui seluruh
Duta BPJS Kesehatan dan dikelola oleh Kesekretariatan Badan (Bidang Kesekretariatan
dan Komunikasi Internal) melalui berbagai kanal saluran komunikasi internal yang telah
tersedia.
Pengelolaan komunikasi internal oleh masing-masing unit kerja dan
Kesekretariatan Badan jika telah berjalan dengan optimal akan dapat meningkatkan
employee awareness dan employee competency, maka selanjutnya adalah
meneruskannya dengan mendistribusikan informasi organisasi kepada publik yang
dilakukan oleh humas melalui berbagai kanal komunikasi eksternal yang tersedia.
Namun demikian seperti pada penjelasan sebelumnya bahwa humas berperan
sebagai brand custodian, maka setiap pesan yang terkait dengan brand organisasi dan
disampaikan kepada pemangku kepentingan eksternal harus dikoordinasikan terlebih
dahulu dengan humas. Hal ini berarti setiap unit kerja yang melakukan fungsi komunikasi
baik melalui media cetak, visual maupun online harus mendapatkan persetujuan dari
humas sebelum bisa direalisasikan. Setelah persetujuan diperoleh maka masing-masing
unit kerja dapat mendistribusikannya kepada pemangku kepentingan sesuai perannya
seperti misalnya Kedeputian MIUR, Yanser dan Perser melakukan fungsi komunikasi
kepada customer, Kedeputian Bidang JKPK dan JPKR melakukan fungsi komunikasi
untuk mendistribusikan informasi kepada fasilitas kesehatan dan humas melakukan
fungsi komunikasi untuk mendistribusikan informasi kepada publik dengan tetap
memperhatikan fungsi komunikasi yang dilakukan oleh unit kerja lain.
Duta BPJS Kesehatan juga sangat memegang peranan penting sebagai
representatif organisasi. Jika berhadapan dengan Duta BPJS Kesehatan, para pemangku
kepentingan akan berharap bahwa Duta BPJS Kesehatan yang ditemuinya mampu
menjelaskan secara gamblang seluruh informasi mengenai JKN-KIS, dan tidak peduli jika
Duta BPJS Kesehatan tersebut kesehariannya berada di unit kerja lain yang tidak ada
hubungannya dengan informasi yang ingin diperoleh masyarakat.
Oleh karenanya, sangat penting bagi seluruh Duta BPJS Kesehatan untuk
mendapatkan pemahaman yang baik melalui internalisasi kebijakan/ regulasi BPJS
Kesehatan yang berada di wilayah komunikasi internal. Dan setelah memiliki product
knowledge yang baik. maka Duta BPJS Kesehatan juga mempunyai tanggung jawab
untuk menginformasikannya kepada publik secara informal. Everyone is public relation.
Dalam hal ini Duta BPJS Kesehatan sebagai perwakilan organisasi juga harus berperan
sebagai humas.
Jika hal ini telah dapat dikelola dengan baik, Duta BPJS Kesehatan dapat menjadi
sumber kekuatan bagi BPJS Kesehatan untuk menghadapi tantangan media di era
industri 4.0 ini dan mengoptimalkan aktivitas komunikasi publik BPJS Kesehatan. Dengan
ribuan pegawai yang dimilikinya, BPJS Kesehatan dapat menjadikan Duta BPJS
Kesehatan sebagai laskar distributor berita positif, Duta BPJS Kesehatan dapat menjadi
buzzer yang mampu menjaga pertahanan gempuran media yang terkadang sulit
dikendalikan, Duta BPJS Kesehatan dapat menjadi jurnalis dengan konten positifnya dan
menciptakan trending topic untuk mengalihkan isu pemberitaan miring yang sedang
87
terjadi.
4. Apakah Duta BPJS kesehatan diberikan pemahaman yang cukup terkait product
knowledge JKN-KIS?
Jawab : Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa sangat penting bagi seluruh
Duta BPJS Kesehatan untuk mendapatkan pemahaman yang baik melalui internalisasi
kebijakan/ regulasi BPJS Kesehatan. Internalisasi kebijakan/Regulasi BPJS Kesehatan
kepada Duta BPJS Kesehatan, dilakukan melalui sistem komunikasi internal.
Komunikasi internal adalah komunikasi antar Duta BPJS Kesehatan atau antar
unit kerja di BPJS Kesehatan sebagai bagian dari kegiatan BPJS Kesehatan sehari-hari.
Proses komunikasi internal berawal dari adanya informasi-informasi yang dimiliki atau
diperoleh oleh unit-unit kerja (business process owner) di BPJS Kesehatan yang perlu
didistribusikan. Informasi tersebut terdiri dari:
a. informasi organisasi (organization information), yaitu informasi umum (non-
teknis) yang perlu diketahui oleh seluruh Duta BPJS Kesehatan
88
sementara kanal komunikasi eksternal terkait ke komunikasi publik.
6. Media apa saja yang digunakan untuk berkomunikasi kepada peserta JKN-KIS?
Jawab : Media komunikasi kepada peserta JKN-KIS baik itu berupa pemberian informasi
langsung maupun pengaduan dikelola oleh Kedeputian Bidang Yanserta melalui kanal :
1. BPJS Kesehatan Care Center 1500400
2. Aplikasi LAPOR! yang terintegrasi di website BPJS Kesehatan
3. Unit Pengaduan di tiap-tiap cabang.
4. BPJS Kesehatan Center di Rumah Sakit
5. Media sosial seperti Facebook, Twitter dan Instagram resmi BPJS Kesehatan
6. Aplikasi Mobile JKN yang terintegrasi dengan BPJS Kesehatan Care Center
1500400
Untuk media informasi yang bersifat publik yang dikelola oleh Bidang
Humas, sudah dijelaskan di poin 5.
89
(BPJS Kesehatan, Pedoman Kehumasan)
Kategori media : Twitter, Facebook, Instagram, YouTube Produksi konten rutin resmi di media sosial
Sentimen informasi: negatif Holding statement
Penyebaran informasi : banyak, namun belum viral Meme unofficial
Durasi: 3 - 5 hari Buzzeruntuk edukasi Humas / Sekban, dan
WASPADA Reaksi publik : ada statement negatif dari sosok yang penting/punya BPO
pengaruh/pembentuk opini
Dampak : sedang
Kategori media : Twitter, Facebook, Instagram, YouTube Produksi konten rutin resmi di media sosial
Sentimen informasi: negatif Meme unofficial
Penyebaran informasi : sudah viral hingga diangkat oleh media massa
Durasi: lebih dari 5 hari
Buzzer untuk ciptakan trending topic
Influencer
90
Sekban. BPO, dan
KRISIS Reaksi publik : ada statement negatif yang bergulir berlarut-larut dari berbagai pihak Siaran pers
Direksi
Dampak : besar Holding statement
Wawancara
Hak jawab
Talkshow
FGD Narasumber BPJS Kesehatan
Jum’at, 29 November 2019
Grand Mercure, Kemayoran Jakarta
Narasumber jam 9.00 – 12.00 :
➢ 31 oktober 2019, 222 juta anggota bpjs kesehatan. Masalah kolektabilitas 50%.
Target dari bappenas sampai 2024 bisa mencapai 98% penduduk Indonesia, sudah
tercakup dalam progam JKN – KIN. Dari 222 juta (84%), tinggal 43 juta (16%), dari
penduduk Indonesia 256juta-an.
➢ Target :
- Seluruh penduduk Indonesia bisa masuk dalam program JKN KIS
- Dalam komunikasinya BPJS fokus pada masyarakat yang belum jadi peserta
berupaya untuk mengajaknya.
➢ BPJS sudah merekrut kader JKN untuk informasi ke masyarkat yang menunggak,
namun pesannya cara komunikasinya belum terintergasi. {Berharapnya dari
narasumber dapat memberi masukan agar komunikasi BPJS terintegrasi}
➢ Dari tahun 2014-2018 ada 640.822 per hari orang yang memanfaatkan JKN – KIS
(selama 5 tahun adalah 874,1 juta orang)
➢ Dampak dari program BPJS : meningkatkan kohesitivitas sosial, meningkatkan
usia harapan hidup, mencegah kemiskinan (melindungi masyarakat miskin dari
kemiskinan yang semakin parah), dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
➢ Dampak lainnya adanya BPJS : ada lapangan kerja , tersedia tempat tidur, obat-
obatan.
➢ Pesan yang selalu disampaikan dalam komunikasi publik di BPJS :
91
1. Ajakan jadi peserta dengan PSC, (compliance dimana WNI wajib menjadi anggota
JKN KIS)
2. Keharusan membayar iuran
3. Prosedur pendaftaran, hak dan kewajiban (berobat dari FKTP dulu baru ke
Faskes lanjutan/RS)
4. Alur pelayanan kesehatan dalam program JKN KIS – sudah ada rujukan online
5. Ajakan menerapkan pola hidup sehat
6. Ajakan berdonasi dalam program JKN-KIS – mengajak perusahaan untuk berbagi
dana CSR nya untuk masyarakat yang belum membayar iuran
➢ Kanal informasi publik yang sudah dilakukan BPJS adalah sosialisasi langsung,
kantor cabang, media sosial, website BPJS Kesehatan, mobile JKN (untuk peserta
bisa pindah domisili), advetorial JKN, petugas PIPP di Rumah Masyarakat (jika ada
masalah di RS bisa ke PIPP), BPJS Kesehatan Care Center 1500400 /keluhan),
jamkesnews.com, dan kader
➢ JKN KIS (kader JKN -diambil dari lingkungan masyarakat dimana tugasnya
memberikan pendampingan, mengingat bayaran iuran, membantu untuk
mendaftar peserta).
➢ PR dari Perluasan
- Peserta 19% masyarakat belum tertarik pada BPJS.
- Bagaimana mengubah mindset masyarakat agar mereka membayar bukan untuk
akan dapat manfaat apa, tapi mereka membayar sudah membantu banyak orang.
Cara mengemas pesan dan media apa yang sesuai di komunikasikan untuk
masyarakat. Contoh di kab. dmaumere tidak ada radio, televisi hanya ada billboar.
Belum lagi di flores dan timur lainnya.
➢ Tugas utama BPJS : menginformasikan kpd masyarakat tentang program BPJS
Kesehatan, menumbuhkan kesadaran masyarakat berdasarkan PSC, pengelolaan
keuangan, pola hidup sehat, pengelolaan mengajak kalangan menengah ke atas.
Effendy Gazali :
A. Konsep Algoritma :
➢ Perluasan ideologis : BPJS mengatakan pemerintah sudah hadir dan sangat
membantu, justru sebaliknya.
-Negara merasa rugi kalau memberikan bantuan kepada masyarakat dengan
triliunan. Seharusnya pemerintah tidak boleh langsung menggambarkan
rugi untuk melayani kesehatan masyarakat.
- apakah Negara pernah turun langsung ke RS ymengatasi defisit? Cth: RS Nias
yang kepala RS yang bilang mau melayani BPJS tapi tidak ada obat dan alat
yang diberikan.
92
- Negara masih terus berbaik2 dengan rokok, ga berani menaikkan harga rokok
dan cukai rokok. Negara lain rokok harga Rp 300.000.
C. Kesimpulan :
1) tidak bisa mengatakan pemerintah hadir tapi negara merasa rugi dan tidak bisa
bantu.
2) Ada bagian2 dari masyarakat yang merasa ini belum masalah mereka
3) Bagaimana bisa buat milenial : JKN-KIS Gue Banget Loh.
93
Safir Senduk :
A. Milenial :
➢ Milenial adalah individual, mereka lebih males jalan kaki, bertransaksi hanya di
sosmed, web belanja, account. Mereka orang yang visual, segala hal dibikin
Inggris (seminar menjadi sharing session, sebut sepatu dengan sneaker,
kalau EO selalu buat konsep acara dengan Fest, di acara milenial ada stand
foto 3D, stand foto ada yang lucu2, tata kota dibikin instagram (ada G harus
instagramable) yang penting bagus untuk di foto.
➢ Milenial suka sentuhan emosional : bisa jadi BPJS sudah share pentingnya PSC
tapi masyarakat tidak ambil. Tapi sekali para milenial lihat iklan belanja
mereka langsung beli dan bayar. Contoh iklan menyentuh emosional
milenial : ”hentikan segera memakai sabun,sampo milik istri lo, gunakan
sabun, sampo sendiri (semakin sering viewer liat, semakin tinggi
algoritmanya). Jika di share spek produknya di iklan maka milenial tidak
ambil dan tertarik, tapi jika menyentuh emosional maka pengguna
membeli.
C. Psikologis Keuangan
➢ Keuangan erat kaitannya dengan psikologis. Uang mengikuti karakter kita.
Pengeluaran orang terbagi tiga: wajib, butuh, ingin.
1) Wajib (semua yang wajib, ada keperluan yang dibayar jika tidak maka
konsekuensi maka ada bunga)
2) Butuh (ga ada konsekuensi/denda/bunga,)
3) Ingin (jika dikeluarkan terus – menerus maka ada fungsi yang berhenti, tidak ada
batasnya, ingin tidak ada gambaran, terlalu variabel. Orang protes iuran naik,
tapi rokok jalan. Keinginan biasanya menyentuh emosi.
94
➢ Jika menekankan wajib/butuh soal BPJS pada masyarakat tapi ini masih sensitif
harga tentu tidak menyentuh. Maka yang bisa dilakukan adalah bagaimana harus
membuat BPJS Kesehatan, Gua Banget.
D. Kesimpulan :
1) Bagaimana membuat JKN KIS Gue Banget
2) Kerjasama dg RS akreditasi
3) Kerjasama dg asuransi swasta
B. Pemerintah tidak bisa berbisnis pada rakyat dengan konsep untung rugi, karena
progam JKN KIS adalah tanggungjawab pemerintah bukan untung rugi pada dokter dan
pasien.
95
Yuliandre Darwis:
A. Masalah dari BPJS :
a) Ada Rumah sakit muhammadiyah yang belum dibayar BPJS
b) BPJS akan jadi isu politik dan jargon di daerah
c) BPJS Kesehatan berdiri sbg lembaga publik (kerja pemerintah untuk
masyarakat), namun egara salah dalam manajemennya seperti BUMN
yang monopoli.
d) Apa yang harus dilakukan jika naik iuran (harus ada orang loyal yang naik
untuk bayar/tidak)
e) Di daerah, apakah BPJS pernah memberikan literasi
96
segmen, pemberi informasi. yang mengurus pengaktifan mandiri) rata-rata 442 antrian
kartu dengan membayar dari 2827 (data sejak
2) Selama tahun 2019 ada 38.404 denda. 01/11/2019 sd 1 8/11/2019) atau
data pengaduan 15%
2)Adanya peratuan kenaikan
3) Selama tahun 2019, Stanbooth iuran di tahun 2020, banyak 3)frekuensi sosialisasi media
yang dilakukan KC Tangerang peserta mandri (PBPU) yang elektronik (Radio, Media
menerika 333 pengaduan/saran turun keas dari kelas I & II ke cetak) yaitu
kelas III. ATL = 320
4) Pada tahun 2019 ini dari Januari BTL = 5x frekuensi, 6.020 unit
hingga Oktober, KC Tangerang 3)Idealnya kader JKN disini yg dicetak (spanduk, banner).
membuka stanbooth sebanyak 89. adalah 168 tapi yang aktif
hanya 32 kader, karena tidak 4)Jumlah kader JKN sebanyak
5) Masalah yang muncul pada KC mudah merekrut kader 28 orang
Tangerang adalah dengan tugas sebagai
1) peserta turun kelas seperti pengingat dan pengumpul 5) Frekuensi Sosialisasi Event
peserta kelas I & II yang turun iuran, sosialisasi an edukasi sebanyak 140.
langsung ke kelas III; program JKN-KIS,
2) Yang aktif bayar iuran adalah pendaftaran peserta JKN-KIS,
peserta kelas III; pemerian infoasi dan
3) Banyak peserta mandiri (PBPU) menerima keluhan. Kader JKN
yang menunggak bayaran tapi atau relawan JKN
Peserta Bukan Penerima Upah menggunakan atribut seperti
(PBPU) tidak banyak di KC Kota rompi, name tag, topi.
Tangerang
4)KC ini belum mencapai
4) Pengaduan peserta di KC BPJS target UHC (94% batas HC)
Kesehatan Tangerang mengalami karena masih sebesar 91%.
naik turun dari 5.292
informasi/pengaduan 5)Sosialisasi yang dilakukan
pada januari 2019, turun menjadi KC BPJS Kesehatn Tigarakaini
2.722 informasi/pengaduan pada adalah soalisasi aplikasi edu
juli 2019. ke Badan Usaha, media radio
lokal & suratkabar lokal, car
free day, mobil JKN di Citra
Raya.
97
pada agustus 2019.
98
10) Sosialisasi langsung yang
dilakukan KC Tangerang adalah
sosialisasi untuk Badan Usaha,
bagaimana mendaftarkan Badan
Usahanya dengan channel edu.
Sosialisasi ini dilakukan karena
Badan Usaha selalu ada
pergantian pegawai setiap tahun,
membuka booth di Car Free Day.
RATECARD MEDIA
RATE DISPLAY
(JAKARTA)
(per mmk)
BW : IDR 165.000 K
FC : IDR 215.000 K RATE DISPLAY
(per mmk)
RATE ADVER
(per mmk)
A BW : IDR 120.000 K
FC : IDR 185.000 K
BW : IDR 169.000 K
FC : IDR 219.000 K RATE ADVER
B (per mmk)
BW : IDR 120.000 K
RATE DISPLAY FC : IDR 185.000 K
(per mmk)
BW : IDR 99.000 K
FC : IDR 129.000 K C RATE DISPLAY
(per mmk)
RATE ADVER
BW : IDR 140.000 K
(per mmk)
FC : IDR 147.000 K
RATE ADVER
(per mmk)
(Nielsen Agustus 2018 – Agustus 2019)
BW : IDR 160.000 K
FC : IDR 250.000 K
99
Copyright © Cmarcomm. All rights.
RATE DISPLAY
(per mmk)
BW : IDR 55.000 K
FC : IDR 75.000 K (BANDUNG) RATE DISPLAY
(per mmk)
RATE ADVER
(per mmk)
A BW : IDR 145.000 K
FC : IDR 185.000 K
BW : IDR 45.000 K
FC : IDR 55.000 K (SURABAYA) RATE ADVER
B (per mmk)
BW : IDR 165.000 K
RATE DISPLAY FC : IDR 185.000 K
(per mmk) (SEMARANG)
BW : IDR 68.000 K
FC : IDR 88.000 K C RATE DISPLAY
(per mmk)
RATE ADVER (MEDAN) BW : IDR 10.000K
(per mmk)
FC : IDR 88.000 K
RATE ADVER
(per mmk)
(Nielsen Agustus 2018 – Agustus 2019)
BW : IDR 10.000 K
FC : IDR 30.000 K
Copyright © Cmarcomm. All rights.
RATE DISPLAY
(per mmk)
BW : IDR 75.000 K
FC : IDR 80.000 K (MAKASSAR) RATE DISPLAY
(per mmk)
RATE ADVER
(per mmk)
A BW : IDR 27.500 K
FC : IDR 51.000 K
BW : IDR 75.000 K
FC : IDR 80.000 K (JOGJAKARTA) RATE ADVER
B (per mmk)
BW : IDR 27.500 K
RATE DISPLAY FC : IDR 51.000 K
(per mmk)
(PALEMBANG)
BW : IDR 60.000 K
FC : IDR 80.000 K C RATE DISPLAY
(per mmk)
RATE ADVER (BANJARMASIN) BW : IDR 18.750 K
(per mmk)
FC : IDR 80.000 K
RATE ADVER
(per mmk)
(Nielsen Agustus 2018 – Agustus 2019)
BW : IDR 18.750 K
FC : IDR 37.500 K
Copyright © Cmarcomm. All rights.
RATE WELCOME
PAGE / CPD
RATE WELCOME
BM : IDR 13.000 Mill 1 2 PAGE / CPD
BD : IDR 13.000 Mill
A/CM : IDR 23.000 Mill BM : IDR 119.000 Mill
A/CD : IDR 23.000 Mill BD : IDR 12.500 Mill
A/CM : IDR 24.900 Mill
A/CD : IDR 18.300 Mill
RATE WELCOME
PAGE / CPD
BM : IDR 360.000 Mill
BD : IDR 370.000 Mill
A/CM : IDR 100.000 Mill 3 *INDEX
A/CD : IDR 100.000 Mill BM : B anner Mobile
B D : B anner D isplay
A/CM : Article/ Content Mobile
A /C D : Article/ Content D isplay
(Alexa.com,topsites-Indonesia 2019)
Copyright © Cmarcomm. All rights. 100
RATE WELCOME
RATE WELCOME
PAGE / CPD
PAGE / CPD
4 5 BM : IDR 51.500 K
BM : IDR 120.000 Mill
BD : IDR 24.000 K
BD : IDR 40.000 Mill
A/CM : IDR 30.800 K
A/CM : IDR 2.000 Mill
A/CD : IDR 30.000 K
A/CD : IDR 100.000 Mill
RATE WELCOME
PAGE / CPD
BM : IDR 25.000 Mill
BD : IDR 20.000 Mill 6 *INDEX
A/CM : IDR 27.500Mill BM : B anner Mobile
B D : B anner D isplay
A/CD : IDR 27.500 Mill A/CM : Article/ Content Mobile
A /C D : Article/ Content D isplay
(Alexa.com,topsites-Indonesia 2019)
Copyright © Cmarcomm. All rights.
RATE WELCOME
PAGE / CPD RATE WELCOME
8 PAGE / CPD
BM : IDR 32.500 Mill 7
BD : IDR 20.000 Mill BM : IDR 22.500 Mill
A/CM : IDR 35.000Mill BD : IDR 22.500 Mill
A/CD : IDR 35.000 Mill A/CM : IDR 15.500 Mill
A/CD : IDR 15.500 Mill
*INDEX
BM : B anner Mobile
B D : B anner D isplay
A/C M : Article/ Content Mobile
A /C D : Article/ Content D isplay
(Alexa.com,topsites-Indonesia 2019)
Copyright © Cmarcomm. All rights.
RATE WELCOME
PAGE / CPD RATE WELCOME
10 PAGE / CPD
BM : IDR 90.000 Mill 9
BD : IDR 30.000 Mill BM : IDR 50.000 Mill
A/CM : IDR 1.500Mill BD : IDR 9.000 Mill
A/CD : IDR 90.000Mill A/CM : IDR 30.000 Mill
A/CD : IDR 30.000 Mill
*INDEX
BM : B anner Mobile
101
B D : B anner D isplay
A/CM : Article/ Content Mobile
A /C D : Article/ Content D isplay
(Alexa.com,topsites-Indonesia 2019)
Copyright © Cmarcomm. All rights.
RATE SPOT RATE SPOT
“30 sec” “15 sec”
Prime Time Prime Time
I D R 1 1 0 .0 0 0 K I D R 6 6 .0 0 0 K
Random Time Random Time
I D R 4 5 .0 0 0 K I D R 2 7 .0 0 0 K
102
(we are social-Hootsuite, Digital 2019 Indonesia : All The
Data and Trends You Need To Understand Internet, Social
Media, Mobile, And E-Commerce Behaviours 2019)
BUYING TYPE BUYING TYPE BUYING TYPE BUYING TYPE BUYING TYPE
CPE CPC CPV CPM CPM
BUYING TYPE BUYING TYPE BUYING TYPE BUYING TYPE BUYING TYPE
CPE CPC CPV CPM CPV
103
PRIME TIME
SPOT/1’ : IDR 4.750 K | ADLIBS/1’ : IDR 7.000 K | Jakarta, Surabaya, Medan, Yogjakarta, Semarang,
TALKSHOW/30’ : IDR - | INSERT/3’ : IDR 9.000 K Bandung, Makassar, Manado & Solo
RANDOM TIME Millenial (18-24th), Upper-Middle
SPOT/1’ : IDR 3.250 K | ADLIBS/1’ : IDR 5.000 K | (52% Collage Student, 27% First Jobber,
TALKSHOW/30’ : IDR - | INSERT/3’ : IDR - 18% High School Student)
PRIME TIME
Jakarta, Medan, Bandung, Medan, Semarang, SPOT/1’ : IDR 3.300 K | ADLIBS/1’ : IDR 4.850 K |
Manado, Jogja, Surabaya, & Makassar TALKSHOW/30’ : IDR - | INSERT/3’ : IDR 7.850 K
RANDOM TIME
Young Adult, Middle, 25-29th SPOT/1’ : IDR 1.750 K | ADLIBS/1’ : IDR - |
TALKSHOW/30’ : IDR - | INSERT/3’ : IDR -
(based on segmen)
Copyright © Cmarcomm. All rights.
PRIME TIME
SPOT/1’ : IDR 3.000 K | ADLIBS/1’ : IDR 3.500 K | Jakarta Only
TALKSHOW/30’ : IDR 15.000 K | INSERT/3’ : IDR 4.900 K
RANDOM TIME Usia 20-40 th, SES ABC (Middle Upper)
SPOT/1’ : IDR 2.500 K | ADLIBS/1’ : IDR 2.900 K |
TALKSHOW/30’ : IDR - | INSERT/3’ : IDR 3.000 K
PRIME TIME
SPOT/1’ : IDR 1.000 K | ADLIBS/1’ : IDR 1.500 K |
Jakarta, Bandung, Jogja, Medan, Makassar, & Banjarmasin TALKSHOW/30’ : IDR - | INSERT/3’ : IDR 2.500 K
RANDOM TIME
SPOT/1’ : IDR 750 K | ADLIBS/1’ : IDR 950 K |
Usia 20-35th, SES B-C-A
TALKSHOW/30’ : IDR - | INSERT/3’ : IDR 1.500 K
PRIME TIME
Jakarta, Bandung, Palembang, Semarang, Surabaya,
SPOT/1’ : IDR 2.050 K | ADLIBS/1’ : IDR 2.050 K |
Tegal, Lampung & Medan
TALKSHOW/30’ : IDR 32.000 K | INSERT/3’ : IDR 7.500 K
RANDOM TIME All People (24% 30-39th, 23% 40-49th,
22% 20-29th, 19% 50th+ , 12% 10-19th),
SPOT/1’ : IDR 1.600 K | ADLIBS/1’ : IDR 1.600 K |
All Profesi (36% Pekerja/Karyawan,
TALKSHOW/30’ : IDR 28.000 K | INSERT/3’ : IDR - 29% IRT, 11% Pelajar, 10% Wiraswasta,
9% Dokter, 5% Lainnya)
(based on segmen) Copyright © Cmarcomm. All rights.
104