Anda di halaman 1dari 105

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN BPJS KESEHATAN

BAB I. BLUEPRINT KOMUNIKASI PEMASARAN SOSIAL TAHUN 2020-2024

BAB II. ANALISIS EVALUASI KOMUNIKASI PEMASARAN SOSIAL JKN-KIS SELAMA


TAHUN 2014 – 2019 DAN REKOMENDASI KOMUNIKASI PEMASARAN SOSIAL YANG
TERINTEGRASI TAHUN 2020-2021

BAB III. PLAN OF ACTION KEGIATAN KOMUNIKASI PEMASARAN SOSIAL DAN TEMA
YANG DIANGKAT SETIAP BULANNYA TAHUN 2020

BAB IV CREATIVE CONCEPT KEGIATAN PROMOSI JKN-KIS TAHUN 2020-2021


(STORYBOARD IKLAN TV, NARASI IKLAN RADIO, DAN DESAIN PRINT AD @2 VERSI
PERTAHUN)

BAB V. REKOMENDASI BRAND AMBASSADOR DAN INFLUENCER UNTUK PROGRAM


JKN-KIS

1
BAB I

BLUEPRINT KOMUNIKASI PEMASARAN SOSIAL TAHUN 2020-2024

1. METODOLOGI

Dalam membuat strategi komunikasi program JKN-KIS BPJS Kesehatan, kami


mengumpulkan sumber data dari data primer dan data sekunder. Adapun data primer
adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian untuk memperoleh informasi
langsung dan menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian (Indriantoro dan Supomo
dalam Purhantara, 2010:79). Berikut cara pengumpulan data primer yang dilakukan :
1. Wawancara Internal Kantor Pusat BPJS Kesehatan, dilakukan pada tanggal 19
November 2019 dengan beberapa unit kerja :
a. Kedeputian Bidang Perluasan Kepesertaan
b. Kedeputian Bidang Pelayanan Peserta
c. Kedeputian Bidang Manajemen Iuran
d. Kedeputian Bidang Jaminan Pembiayaan Kesehatan Pertama
e. Kedeputian Bidang Jaminan Pembiayaan Kesehatan Rujukan
f. Sekretaris Utama / Humas
2. Wawancara Internal Kantor Cabang BPJS Kesehatan, dilakukan pada tanggal
20 November 2019 :
a. Kantor Cabang Tangerang
b. Kantor Cabang Tiga Raksa
3. Focus Group Disscusion / FGD dengan eksternal BPJS Kesehatan, dilakukan
pada tanggal 29 Nopember 2019 dengan beberapa peserta sebagai berikut :
1) Effendy Ghazali – Pakar Komunikasi
2) Yuliandre Darwis – Pakar Komunikasi
3) Tulus Abadi – Ketua YLKI
4) Safir Senduk – Pakar Keuangan
Kami juga menggunakan data sekunder untuk mendukung kajian strategi ini. Data
sekunder adalah berupa dokumen literatur, akademik, koran, media online dan dokumen
dari BPJS Kesehatan. Di samping itu, data sekunder tersedia dalam berbagai bentuk,
termasuk data statisik yang sudah diolah sedemikian rupa yang tersedia dari lembaga
jasa data (Moehar, 2002:113). Seperti data dari lembaga riset The Nielsen Company
Indonesia (Nielsen Media Research) dan Bimokular Media Utama terkait iklan BPJS
Kesehatan yang digunakan untuk menganalisa efektivitas iklan BPJS Kesehatan Tahun
2014-2019 guna mendukung dalam pembuatan strategi komunikasi pemasaran BPJS
Kesehatan.

2
2. KAJIAN TEORI

1. Teori Word of Mouth Communication


Word of Mouth Marketing Association mengungkapkan word of mouth sebagai aktivitas
konsumen memberikan informasi mengenai suatu merek atau produk kepada konsumen
lain. Sernovitz (2016) mengungkapkan bahwa word of mouth merupakan pembicaraan
yang terjadi secara alami antarindividu yang merupakan konsumen dari sebuah produk
atau jasa. Pemasaran menggunakan word of mouth begitu efektif karena asal
kepercayaannya berasal dari orang yang tidak mendapat keuntungan dari rekomendasi
mereka. Ada dua jenis word of mouth. Pertama, Organic word of mouth yaitu
pembicaraan yang muncul secara alami karena kualitas positif produk atau jasa yang
telah dikonsumsi oleh konsumen. Kedua, amplified word of mouth yaitu pembicaraan
yang dimulai dengan sebuah kampanye yang disengajakan untuk menciptakan
pembicaraan dikalangan khalayak terkait produk atau jasa yang diproduksi sebuah
perusahaan (Sernovitz, 2009).

Terdapat tiga hal yang berkaitan dengan penciptaan word of mouth marketing yang
positif. Pertama, Be interesting, yaitu menciptakan suatu produk yang memiliki
karakteristik khas dari produk sejenis agar menarik diperbincangkan. Kedua, make
people happy, yaitu produk yang ditawarkan adalah produk yang mengagumkan,
memuat pelayanan prima dan menyelesaikan masalah yang dihadapi konsumen. Hal ini
akan membuat produk tersebut menjadi pembicaraan masyarakat. Ketiga, earn trust and
respect, yaitu produk yang ditawarkan harus menciptakan kepercayaan dalam diri
pelanggan untuk menggunakannya dan merekomendasikannya kepada pihak lain
(Sernovitz, dalam Priansa, 2017:346-347).

Hal ini kemudian diperkuat dengan komponen 5T yang harus diperhatikan dalam
mengupayakan word of mouth yang menguntungkan. Pertama, talkers, yaitu kumpulan
orang yang memiliki antusiasme serta memiliki hubungan. Mereka biasanya berbagi
pesan terkait dengan produk yang telah dikonsumsi salah satu dari mereka. Kedua,
topics, yaitu konten yang dijadikan bahan pembicaraan talkers. Hal ini biasanya seputar
produk yang ditawarkan yang sifatnya simple dan natural. Ketiga, tools, yaitu
perlengkapan yang diperlukan untuk mempermudah konsumen dalam melakukan word
of mouth. Hal ini dapat berupa brosur. Keempat, taking part, yaitu perlunya partisipasi
orang lain dalam kegiatan word of mouth agar kegiatan word of mouth dapat terus

3
berlanjut. Pada titik ini, pihak dari perusahaan dapat terlibat dengan merespon
mengenai produk atau jasa yang dibicarakan sehingga arah word of mouth dapat
berkembang sesuai keinginan perusahaan. Kelima, tracking, yaitu tindakan pengawasan
yang dapat dilakukan perusahaan untuk mencegah word of mouth yang negatif.

Word of Mouth Keputusan


1. Talkers Pembelian/Penggunaan
2. Topics 1. Pengenalan Kebutuhan
3. Tools 2. Pencarian Informasi
4. Taking part 3. Keputusan
5. Tracking Membeli/Menggunakan
4. Perilaku Konsumen
5. Perilaku Pasca Pembelian
Sumber (Sernovits, 2009)

Dalam konteks pemasaran sosial Program JKN-KIS, jenis word of mouth yang dapat
digunakan adalah amplified word of mouth. Hal ini dimulai dengan melakukan pemasaran
sosial Program JKN-KIS kepada khalayak luas. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan
melakukan kampanye komunikasi kepada masyarakat dalam berbagai lini. Mulai dari
kegiatan publik seperti car free day, penyebaran informasi kepada masyarakat melalui
Kader JKN dalam kegiatan RT hingga mengunjungi fasilitas umum seperti perusahaan
atau universitas terkait sosialisasi BPJS Kesehatan.

Hal ini dapat dilakukan oleh kader JKN yang sudah tersebar di seluruh wilayah di
Indonesia. Dalam kegiatan word of mouth yang diawali oleh Kader JKN, sudah harus
termuat aspek menarik apa yang dimiliki oleh Program JKN-KIS ketimbang produk
jaminan sejenis lainnya. Meskipun ada aspek hukum yang mewajibkan masyarakat masuk
dalam sistem jaminan kesehatan nasional, namun rasa tertarik harus muncul karena ada
faktor menarik dari Program JKN-KIS ini, bukan karena paksaan dari segi hukum. Selain
itu, BPJS Kesehatan juga harus menunjukkan adanya perbaikan pelayanan menuju
pelayanan prima dan penyelesaian masalah terkait dengan pelayanan BPJS Kesehatan
baik itu terhadap pasien maupun fasilitas kesehatan. Apabila hal ini dipenuhi, kader JKN
akan lebih mudah dalam membangun kepercayaan masyarakat sehingga masyarakat
mau bergabung dengan BPJS Kesehatan dan merekomendasikan orang-orang disekitar
mereka untuk menjadi bagian dari BPJS Kesehatan.

4
Aspek 5T dalam menciptakan word of mouth communication yang efektif terkait
Program JKN-KIS juga harus menjadi perhatian. Kader JKN harus mampu menyasar
kelompok-kelompok yang mampu menjadi talkers. Dalam konteks komunikasi tatap
muka, hal ini dapat dilakukan dengan melakukan kampanye BPJS Kesehatan oleh Kader
JKN dalam kegiatan PKK masyarakat atau kegiatan karang taruna. Hal ini untuk
membidik kelompok yang berisi individu-individu aktif yang potensial membicarakan
Program JKN-KIS dalam aktivitas word of mouth mereka. Selain itu, dalam ranah digital,
dapat pula menciptakan forum diskusi di media sosial atau platform lainnya dan
mengajak komunitas online atau influencer digital untuk mendiskusikan mengenai BPJS
Kesehatan dan pentingnya milenial untuk ikut terlibat di dalamnya.

Tools yang diberikan dalam kegiatan word of mouth juga harus membuat kegiatan word
of mouth berjalan dengan baik, misal brosur yang menarik baik dalam bentuk fisik atau
digital, kemudian video iklan singkat yang berbeda, misalnya dengan menginspirasi iklan
dari negara Thailand yang menyentuh hati penontonnya. Kemudian dalam kegiatan word
of mouth, Kader JKN harus dapat berperan aktif memberikan informasi untuk mengajak
masyarakat menjadi bagian dari BPJS Kesehatan. Dalam konteks digital, pihak humas
BPJS Kesehatan juga dapat terlibat dalam diskusi daring sekaligus mengontrol jalannya
diskusi untuk mencegah word of mouth yang negatif dengan memberikan informasi
yang diperlukan agar tidak terciptak gosip dan desas desus yang potensial merugikan
BPJS Kesehatan.

Untuk aspek taking part hrs dibudayakan bahwa setiap personil dalam institusi BPJS
Kesehatan mengambil peran sebagai representasi kader JKN-KIS artinya proses
sosialisasi ini bukan hanya tugas kader JKN saja, namun tugas menyeluruh dari masing-
masing personil di lingkup BPJS Kesehatan. Semua personil BPJS Kesehatan harus secara
sadar mengambil peran sbg agent of change.

Aspek tracking diwujudkan dgn pendataan success story (kisah sukses) kader JKS dan tim
supervisi yang sudah mampu menjadi role model dalam membantu menyelesaikan
tunggakkan. Pelacakan ini dapat menjadi data dasar utk menyusun kader-kader yg
memiliki loyalitas dan mengedepankan komunikasi persuasif berbasis budaya setempat.

5
2. Teori Agenda Setting
Publik akan cenderung memperhatikan hal-hal yang menjadi prioritas pemberitaan
media massa. Hal ini kemudian berdampak pada efek mempengaruhi pendapat atau
opini publik. Teori Agenda Setting yang dikemukakan oleh McCombs dan Shaw
mengungkapkan bahwa apa yang dianggap penting bagi media maka dianggap penting
juga oleh publik. Apa yang dilakukan oleh media massa dengan memperhatian topik
tertentu dan mengesampingkan topik lainnya dalam pemberitannya memiliki pengaruh
terhadap pendapat publik. Masyarakat akan belajar mengenai isu-isu tertentu dan
bagaimana isu-isu tersebut disusun berdasarkan tingkat kepentingannya.

Gambar Agenda Setting


Sumber (Agustina dan Irwansyah, 2017)
Proses dari Agenda Setting ada tiga. Pertama, agenda media yaitu proses menentukan
prioritas dari isu-isu yang ada. Kedua, agenda publik yaitu kondisi ketika isu yang telah
disusun berdasarkan tingkat prioritas mempengaruhi atau berinteraksi dengan agenda
public. Ketiga, agenda kebijakan, yaitu ketika pembuat kebijakan menganggap penting
agenda publik. Media massa menggunakan metode framing atau pembingkaian
sehingga akan menonjolkan aspek tertentu dari sebuah isu dan mengesampingkan
aspek yang lain. Jenis media massa sendiri dapat dibedakan menjadi tiga. Pertama,
media cetak yang terdiri dari surat kabar, majalah, bulletin, buku, newsletter, tabloid,
majalah dan brosur. Kedua, media elektronik yang terdiri dari televisi, radio dan film.
Ketiga, media digital seperti media sosial, portal berita dan chatroom.

Dalam konteks pemasaran sosial Program JKN-KIS, agenda setting menjadi hal yang
penting. Penggunaan media massa sebagai salah satu instrumen untuk melakukan
pemasaran sosial BPJS Kesehatan membuat agenda setting menjadi hal yang tidak boleh
luput dari pertimbangan penyusunan konten. Pemasaran melalui media massa

6
konvensional seperti surat kabar, radio dan televisi dapat menggunakan mekanisme
iklan atau advertorial. Namun, perlu juga diingat dalam ranah humas, ulasan media
terbaik sebetulnya harus berasal dari keinginan media massa itu sendiri. Apabila
diterjemahkan, media massa konvensial harus dibuat tertarik untuk meliput aktivitas
pemasaran sosial.

Program JKN-KIS sebagai bagian dari konten berita mereka. Hal ini tentunya harus
memuat menonjolkan hal positif sehingga media massa yang memberitakan hal tersebut
pun mengulas hal positif serupa.

BPJS Kesehatan dapat menyelesaikan isu negatif terlebih dahulu terkait pelayanan
terhadap pasien serta terkait dengan mekanisme pembayaran kepada fasilitas kesehatan
yang digunakan peserta. Masyarakat akan menilai hal ini melalui pemberitaan media
massa. Jika hal ini positif, secara tidak langsung akan timbul ketertarikan dalam diri
masyarakat untuk menjadi peserta Program JKN-KIS. Bentuk lainnya adalah
menggunakan mekansime komersial atau berbayar berupa iklan di media massa
konvensional. Hal ini dapat menggunakan influencer yang memang berpengaruh dalam
masyarakat. Mengingat target capaian semesta dari Program JKN-KIS adalah seluruh
masyarakat Indonesia, dimana jumlah generasi milenial berada dalam angka yang besar
maka dapat digunakan influencer yang memiliki pengikut generasi milenial yang relatif
besar.

Selain menggunakan media massa konvensional, dapat pula menggunakan media below
the line (BTL) seperti billboard, standing banner, digital sign. Hal ini dapat digunakan
untuk mempengaruhi publik melalui sosialisasi yang dilakukan oleh Kader JKN pada
komunitas akar rumput. Penting untuk memastikan konten yang ditampilkan dalam
media below the line menarik, sederhana dan mencerminkan ide utama dari Program
JKN-KIS. Hal ini akan mempermudah kerja Kader JKN dalam menjaring masyarakat untuk
mendaftarkan diri menjadi Peserta JKN-KIS.

Berikutnya adalah media digital seperti media sosial. BPJS dapat mengoptimalkan media
sosial seperti instagram, facebook hingga saluran youtube untuk berbagi informasi
mengenai Program JKN-KIS. Selain itu, dapat pula dibentuk kegiatan diskusi dan
platform digital terkait pentingnya mendaftarkan diri menjadi Peserta JKN-KIS. Hal ini
dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan influencer digital yang memiliki jumlah
pengikut (follower dan subscriber) yang banyak sehingga dapat mempengaruhi sebanyak
mungkin anggota masyarakat untuk mendaftarkan diri menjadi Peserta JKN-KIS.

7
3. Elemen Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen merupakan faktor penentu dalam strategi pemasaran dan


dipastikan sebagai cara yang jitu dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat.
Mempertahankan kepuasan pelanggan merupakan salah satu langkah baik yang dapat
diterapkan oleh perusahaan untuk tetap dapat bersaing dan menguasai pangsa pasar.

Pada saat ini, pelanggan semakin terdidik dan menyadari hak-haknya. Setiap perusahaan
harus berusaha meminimalkan ketidakpuasan.

Swasta dan Irawan (2008:69) mengatakan bahwa strategi pemasaran dari setiap
perusahaan merupakan suatu rencana keseluruhan untuk mencapai tujuan. Penentuan
strategi ini dilakukan oleh manajer pemasaran dengan membuat tiga macam keputusan,
yaitu; konsumen yang akan dituju, kepuasan yang diinginkan konsumen dan marketing
mix (bauran pemasaran) yang dipakai untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.

Menurut Kotler (2013:41) “Bauran Pemasaran adalah seperangkat variabel pemasaran


yang dapat dikendalikan dan dipadukan pada perusahaan untuk menghasilkan
tanggapan yang diinginkan di dalam pasar sasaran”.

Pengambilan keputusan di bidang pemasaran hampir selalu berkaitan dengan variabel-


variabel marketing mix. Oleh karena itu marketing mix ini sangat penting dan dapat
dipakai sebagai alat pemasaran praktis. Kegiatan bauran pemasaran meliputi empat jenis
yang secara bersama-sama dipadukan menjadi satu kesatuan. Keempat variabel yang
saling mendukung tersebut yaitu produk, distribusi, promosi dan harga.

Tekanan utama dari marketing mix adalah pasar karena pada akhirnya produk yang
ditawarkan oleh perusahaan diarahkan ke pasar. Kebutuhan pasar tersebut dipakai
sebagai dasar untuk menentukan macam produknya. Demikian pula keadaan pasar
terhadap berbagai macam alternatif harga, promosi, dan distribusi. Masalah ini
menunjukkan kepada perusahaan untuk mengalokasikan kegiatan-kegiatan
pemasarannya pada masing-masing variabel marketing mix.

Karena pasar itu merupakan pusat perhatian untuk semua keputusan yang menyangkut
marketing mix, maka dapat dikatakan bahwa produk itu sendiri dapat memberikan
akibat penting terhadap keputusan-keputusan mengenai harga, promosi, dan distribusi.

8
Misalnya dalam pemasaran produk baru, kiranya tidak mungkin menetapkan harga di
bawah biaya per unitnya. Sedangkan bentuk, ukuran, kepadatan dan dimensi produk
tersebut akan mempengaruhi keputusan-keputusan tentang penanganan material
(material handling) dan pengangkutannya. Selain itu, tujuan periklanannya juga
tergantung pada manfaat dan segi penawarannya.

Supaya kegiatan - kegiatan tersebut dapat berlangsung dengan sukses maka produk
perlu dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, diberi harga
yang terjangkau, didistribusikan kepada konsumen kemudian dipromosikan lewat media
yang tepat, pelayanan yang baik dan mutu personal perusahaan yang memadai.

Tujuan perusahaan melakukan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi konsumen


untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan pada saat konsumen
membutuhkannya. Sebelum kegiatan dilakukan maka pihak perusahaan harus
memahami perilaku konsumen.

Dalam kegiatan pemasaran perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor – faktor sebagai
berikut (Kotler, 2013:231):
1. Faktor-faktor kebudayaan
2. Faktor-faktor sosial
3. Faktor Pribadi
4. Faktor Psikologis

Strategi mensukseskan keempat faktor perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh


budaya masyarakat Indonesia dalam memahami urgensi kebutuhan asuransi kesehatan.
Oleh karenanya diperlukan langkah spesifik untuk membangun tingkat pengetahuan
yang mapan terhadap kebutuhan asuransi yang dijamin oleh negara. Salah satunya
dengan melakukan edukasi yang sejak dini ditanamkan sebagai bentuk literasi
kesehatan. Literasi kesehatan ini bisa menyatu (embedded) dengan materi pendidikan
kewarganegaraan dari tingkat dasar hingga pendidikan tinggi. Literasi ini bisa mengikuti
prosedur yang sudah OJK lakukan untuk menumbuhkan kesadaran membayar pajak.

Kepuasan konsumen hanya akan terbentuk apabila konsumen merasa puas atas
pelayanan yang mereka terima. Menurut Kotler (2013:42), kepuasan adalah tingkat
perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) suatu produk/jasa yang
ia rasakan dibandingkan dengan harapannya. Umumnya harapan konsumen merupakan
pemikiran atau keyakinan konsumen tentang apa yang diterima bila ia membeli atau
mengkonsumsi suatu (barang atau jasa), sedangkan kinerja yang disampaikan adalah
persepsi konsumen terhadap apa yang ia terima setelah mengkonsumsi produk yang di
beli.

9
Menurut Rangkuti (2006:30), kepuasan konsumen merupakan respon konsumen
terhadap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual
yang dirasakannya setelah pemakaian. Kepuasan konsumen dipengaruhi oleh persepsi
kualitas jasa, kualitas produk, harga dan faktor-faktor yang bersifat pribadi serta yang
bersifat situasi sesaat.

Dari berbagai pendapat yang dilontarkan para ahli bisa disimpulkan definisi kepuasan
konsumen adalah respon dari perilaku yang ditunjukkan oleh konsumen dengan
membandingkan antara kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapan.

Membangun kepuasan pelanggan melalui nilai, kualitas, servis dan loyalitas Pengertian
kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Banyak pakar yang mendefinisikan
mengenai kepuasan pelanggan. Day (Tse dan Wilton, 1988) menyatakan bahwa
kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi
ketidaksesuaian/diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma
kinerja lainnya) dan kinerja aktual dari produk yang dirasakan setelah pemakaiannya.
Engel (1990) mengungkapkan bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli
di mana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil yang sama atau
melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil yang
diperoleh tidak memenuhi harapan pelanggan. Sedangkan ahli pemasaran Kotler (1994)
memberikan definisi bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkatan perasaaan seseorang
setelah membandingkan kinerja yang ia rasakan dengan harapannya. Studi McDougall
dan Levesque (2000) menyatakan bahwa kepuasan merupakan kunci keberhasilan
dalam industri jasa. Karena kepuasan merupakan tahapan akhir mencapai loyalitas
pelanggan. Perusahaan harus memperhatikan keseluruhan layanan yang ditawarkan dari
sudut pandang pelanggan. Kepuasan pelanggan yang dibentuk dari sudut pandang
pelanggan mampu untuk memberikan nilai lebih terhadap kualitas pelayanan yang
ditawarkan.

Saat ini menurut Bejou et.al., (1998) kepuasan pelanggan merupakan faktor penting bagi
perusahaan dan menjadi tuntutan utama pelanggan. Perusahaan yang tidak dapat
memberikan kepuasan yang diharapkan oleh pelanggan akan ditinggalkan pelanggan
(Donovan et al., 2004). Kepuasan pelanggan adalah bagian yang berhubungan dengan
penciptaan nilai pelanggan. Karena terciptanya kepuasan pelanggan berarti memberikan
manfaat bagi perusahaan yaitu, diantaranya hubungan antara perusahaan dengan
pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik atau terciptanya
kepuasan pelanggan serta membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang
menguntungkan bagi perusahaan, sehingga timbul minat dari pelanggan untuk membeli

10
atau menggunakan jasa perusahaan tersebut. Kepuasan pelanggan dihasilkan dari
kualitas baik barang maupun jasa yang ditawarkan kepada pelanggan oleh perusahaan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingginya derajat kepuasan pelanggan dipengaruhi


oleh tingginya derajat kualitas produk (barang dan jasa yang ditawarkan) kepada
pelanggan (Lee et.al.,2000; Lee et.al.,2001). Penelitian Bebko (2000) mengemukakan
bahwa kepuasan timbul dari apa yang diterima (dirasakan) dan apa yang diharapkan
oleh pelanggan atas produk (jasa) yang ditawarkan perusahaan kepada nilai pelanggan.

Dan hal ini didukung oleh Carman et.al., (2000) bahwa kepuasan adalah wujud nyata
dari respon pelanggan terhadap kesesuaian yang dirasakan atas kinerja aktual sebuah
produk (jasa) dan sebuah pengharapan pelanggan atas produk (jasa) tersebut. Kepuasan
tergantung pada bagaimana pelayanan itu diberikan. Karena kepuasan tersebut
merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang
dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan
merupakan sebuah keunggulan atas nilai yang telah dibangun oleh perusahan. Untuk
mencapai tujuan bisnis atau tujuan suatu perusahaan, seorang manajer harus
memberikan pelayanan yang memadai atau berkualitas, sehingga pelanggan merasa
puas (Caruana, et.,al., 2000). Dari setiap definisi ada beberapa unsur kesamaan, yaitu:
harapan pelanggan dan kinerja dari barang atau jasa yang ditawarkan atau pelayanan
yang diberikan. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa kepuasan pelanggan
merupakan suatu persepsi pelanggan bahwa harapannya telah terpenuhi atau
terlampaui.

Perusahaan dapat mengetahui kepuasan dari para konsumennya melalui umpan balik
(feedback) yang diberikan oleh konsumen kepada perusahaan tersebut sehingga dapat
menjadi masukan bagi keperluan pengembangan dan implementasi serta peningkatan
kepuasan pelanggan. Dari sini dapat diketahui pada saat pelanggan komplain. Hal ini
merupakan peluang bagi perusahaan untuk dapat mengetahui kinerja dari perusahaan.
Dengan adanya komplain tersebut perusahaan dapat memperbaiki dan meningkatkan
layanan sehingga dapat memuaskan konsumen yang belum puas tadi. Biasanya
konsumen mempunyai komitmen yang besar pada perusahaan yang menanggapi
komplain darinya.

11
Gambar 3. Konsep kepuasan pelanggan

Sumber: Fandy Tjiptono, Strategi pemasaran, Edisi II ( 2006: 25)

Untuk menciptakan kepuasan pelanggan suatu perusahaan harus dapat memenuhi


kebutuhan kebutuhan konsumen yang dianggap paling penting yang disebut The Big
Eight factors yang secara umum dibagi menjadi tiga kategori sebagai berikut (Hannah
and Karp, 1991):

1. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pelayanan BPJS Kesehatan :

a. Kualitas produk merupakan mutu dari semua komponen-komponen yang membentuk


produk. Sehingga produk tersebut mempunyai nilai tambah. Dalam kategori Program
JKN-KIS, kualitas produk meliputi kualitas obat yang dijamin yang memenuhi standar
layanan kesehatan serta pelayanan bagi peserta JKN-KIS di Rumah Sakit.

b. Bentuk produk. Bentuk produk merupakan komponen-komponen fisik dari suatu


produk yang menghasilkan suatu manfaat. Pihak peserta JKN-KIS yang harus membayar,
dan potong gaji secara rutin, seringkali tidak dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan
dengan optimal. Maka dengan strategi pendataan secara sistemik, persoalan kebutuhan
fasilitas kesehatan yaitu ketersediaan kamar kelas 1 hingga kelas 3 yang memadai dan
mencukupi kebutuhan pasien dapat tercukupi dengan baik. Banyak kasus ketimpangan
pelayanan dan tingkat disiplin pembayaran yang sudah dilakukan oleh peserta. BPJS
Kesehatan dapat membuat semacam formulasi layanan yang memadai dan meng-update
data antara realitas di lapangan dengan jumlah iuran peserta JKN-KIS. Sebagai contoh
menyusun katalog yang merupakan paket layanan kesehatan bagi pasien kelas 1, 2 dan 3.
Katalog ini semacam bentuk produk yang liniear garansi bagi pelayanan pasien per kelas
peserta JKN-KIS dengan sebaran kamar, data dokter spesialis, fasilitas ICU, Nicu/Picu,
dan sebagainya.

12
c. Keandalan Merupakan kemampuan dari suatu perusahaan untuk menghasilkan
produk sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh perusahaan. BPJS Kesehatan harus
berupaya dalam satu tahun melakukan koleksi data untuk menemukan berbagai
problematika di berbagai layanan pasien di setiap fasilitas kesehatan. Harus dibentuk tim
yang memuat laporan untuk mensertifikasi obat dan tim medis terkait pelayanan hingga
jumlah kategori penyakit, kategori umur pasien, tingkat kesembuhan, hingga layanan
kuratif bagi mantan pasien sebagai bentuk tanggung jawab BPJS Kesehatan untuk
mengembalikan layanan jaminan kesehatan yang dijanjikan oleh pihak BPJS Kesehatan.

2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pelayanan:

a. Jaminan merupakan suatu jaminan yang ditawarkan oleh perusahaan untuk


pengembalian harga pembelian atau mengadakan perbaikan terhadap produk yang
rusak setelah pembelian. Bagi kategori layanan kesehatan hal ini terkait dengan kualitas
dan hasil tindakan medis. Sebagai contoh pasien yang mengalami permasalahan setelah
tindakan operasi, atau terapi obat. Maka BPJS Kesehatan bekerja sama dengan pihak
terkait secara simultan harus memiliki SOP (Standar Operation Procedure) untuk
memberikan proteksi bagi pasien dengan jaminan-jaminan yang sudah dituangkan dalam
aturan secara baku dan dapat segera diakses dan diketahui peserta JKN-KIS serta
masyarakat luas.

b. Respon dan cara pemecahan masalah Response to and Remedy of Problems


merupakan sikap dari karyawan dalam menanggapi keluhan serta masalah yang dihadapi
oleh pelanggan. Bagian ini harus ditangani oleh bagian khusus yang secara spesifik
memiliki kemampuan sekaligus untuk melakukan analisa pada kebutuhan responsif
dalam memberikan solusi untuk penanganan lebih lanjut. Ketiadaan respon dari pihak
perusahaan akan berakibat pada keengganan peserta JKN-KIS memiliki sense belonging
dalam membayar tepat waktu. Upaya menumbuhkan sense belongin harus disertai
reaksi yang nyata dari pihak JKN-KIS yang diintegrasikan pada problem solving pelayanan
di setiap fasilitas kesehatan. Sebagai contoh daftar tunggu setiap pasien untuk
ditangani, up grade kelas bagi peserta JKN-KS, integrasi antar fasilitas kesehatan yang
cepat terkoordinasi bila ruang perawatan tidak tersedia, sehingga pasien bisa dirujuk
pada fasilitas kesehatan lain yang memiliki tipe sama.

3. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemasaran:

a. Pengalaman karyawan merupakan semua hubungan antara peserta dengan karyawan


rumah sakit dalam hal ini kualitas pelayanan tenaga medis dengan peserta JKN-KIS.

13
Dalam kasus strategi pemasaran terintegrasi, isu utama khususnya dalam hal komunikasi
yang berhubungan dengan pelayanan pasien.

b. Kemudahan dan kenyamanan Convenience of acquisition merupakan segala


kemudahan dan kenyamanan yang diberikan oleh perusahaan terhadap produk yang
dihasilkannya.

4. Elemen IMC (Integrated Marketing Communication)

Kegiatan pemasaran dan promosi perusahaan dapat menghasilkan citra atau image yang
bersifat satu dan konsisten bagi pelanggan. Upaya ini menuntut agar setiap pesan yang
keluar harus berasal dari sumber yang sama sehingga segala informasi yang diumumkan
perusahaan memiliki tema serta positioning yang sama dimata pelanggan.

Mengutip tulisan Don Schultz (2003), integrasi yang lebih simultan dan mutakhir dapat
digambarkan sebagai berikut :

Brand Selection Introduction Elaboration Fortification


concept
stages

F S E F S E F S E
Brand Functional Reference Cognitive Functional Market shielding Brand Functional Functional Functional
concepts problem- group/ego sensory problem- strategy accessory problem- problem- problem-
solving enhancement stimulation solving strategy Image Image Image
capabilities associations specialization bundling bundling bundling
strategy thro’ NP thro’ NP with thro’ NP
Problem Brand network with symbolic with
solving strategy functional concept experiential
Positioning generalization concept concept
strategies strategy

Developing a
marketing mix
given
competitive
situation Develop appropriate MMix to Develop appropriate MMix to Develop appropriate MMix
establish image/position For enhance the value of the I/P to establish image/position
brand association for brand concept
associations
Consumer Brand position relative to
perceptions of image competitors
position

(Don Schultz ,2003)

"Sebuah konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang menunjukkan nilai tambah dari
suatu rencana yang komprehensif yang mengevaluasi peran strategis dari berbagai macam
disiplin komunikasi, seperti general advertising, direct response, sales promotion serta
public relations dan mengkombinasikan berbagai disiplin ini guna menciptakan dampak
komunikasi secara jelas, konsisten dan maksimal." (dalam Estaswara, 2008 : 49-54).

14
(Sumber Belch & Belch, 2001, hal. 160)

Cognitive Response Model (Model Respon Kognitif) adalah sebuah teori untuk
mengenali proses kognisi pada kegiatan iklan yang sudah dilakukan melalui
pendekatan IMC, melalui tahap pengolahan informasi (kognisi), perubahan sikap
terhadap merek (afeksi), yang pada akhirnya menuju pada keputusan pembelian
(konasi) (Belch & Belch, 2001 : 160). Skema diatas adalah model respons kognitif
yang menggambarkan skema dari proses kognisi dalam benak konsumen yang
pada akhirnya sampai pada proses pengambilan keputusan.

Proses kegiatan tim promosi BPJS dapat dibaca melalui model kognisi berikut. Dimana
supaya respon publik bersifat longitudinal dalam kesadaran sebuah pesan yaitu aktif dan
tepat waktu dalam membayar iuran. Maka bentuk kampanye terbaik adalah berupa
edukasi dalam membangun kesadaran atau literasi masyarakat terkait urgensitas
asuransi kesehatan. Literasi dapat dilakukan secara simultan dan berkelanjutan dalam
aspek kehidupan sosial. BPJS Kesehatan dapat menggunakan key informan sekaligus
pemuka pendapat yaitu Opinion Leader yang memiliki kompetensi dan bersifat
kosmopolit. Aspek kehidupan sosial dapat ditemui dalam forum urun rembug tingkat
RT/RW hingga berbagai pusat kegiatan belajar masyakarat. Bila masuk pada tahapan ini
tentunya BPJS Kesehatan harus menyusun roadmap yang sinergi dengan sistem
pendidikan dasar, menengah, lanjut hingga tingkat perguruan tinggi yang diintegrasikan
dalam kurikulum lokal maupun nasional mengenai pendidikan literasi.

15
5. Teori Compliance

Analisa Pada Penghargaan Atas Kepatuhan Iuran

Komunikasi dalam memperoleh kepatuhan merupakan bentuk persuasi untuk


mempengaruhi. Oleh sebab itu pengaruh dapat dipahami sebagai istilah besar yang
meliputi komunikasi yang disengaja dan tidak disengaja untuk mengubah keyakinan,
sikap, niat, dan tingkah laku orang lain. Pemerolehan kepatuhan dan Penolakan
kepatuhan biasanya dipandang sebagai persuasi yang melibatkan usaha untuk merubah
perilaku orang lain (Gass dalam Little Jhon,2009).

Pemerolehan kepatuhan menekankan hasil yang spesifik: kepatuhan. Penekanannya


bukan pada perubahan sikap, melainkan pada penyesuaian perilaku. Penelitian tentang
kepatuhan mengkaji berbagai strategi verbal dan nonverbal untuk meningkatkan
kemungkinan untuk mengamankan kepatuhan orang lain. Janji imbalan dan ancaman
hukuman adalah dua dari banyak strategi untuk memperoleh kepatuhan. Adapun
penelitian di bidang ini telah menekankan arena interpersonal, atau kepatuhan satu
pihak terhadap satu pihak lainnya, meskipun konteks lain telah dipelajari juga .

Pada pertengahan 1960-an, Gerald Marwell&David Schmidt termasuk orang pertama yang
membuat batasan yang jelas mengenai Kajian Memperoleh Kepatuhan sebagai sebuah
bidang studi. Mereka mengidentifikasi 16 strategi yang mereka sebut sebagai taksonomi
deduktif, artinya semua upaya pemenuhan kepatuhan bisa dikelompokkan menjadi salah
satu dari 16 kategori (Gass dalam Little Jhon,2009).

Menurut Marwell dan Scmitt, ada 16 kategori strategi komunikasi untuk memperoleh
kepatuhan, yaitu promising (menjanjikan suatu imbalan untuk kepatuhan), threatening
(menunjukkan bahwa hukuman akan diberikan kepada yang tidak patuh), showing
expertise about positive outcomes (menunjukkan bagaimana hal-hal yang baik akan
terjadi kepada yang patuh), liking (memperlihatkan adanya persahabatan), pregiving
(memberikan imbalan sebelum meminta kepatuhan), applying aversive stimulation
(menerapkan hukuman sampai kepatuhan dirasakan sudah terpenuhi), calling in a debt
(mengatakan bahwa seseorang berhutang sesuatu karena kebaikan di masa lalu),
making moral appeals (menggambarkan kepatuhan sebagai moralitas yang baik).

16
Selanjutnya attributing positivefeelings (menyampaikan pada orang lain betapa dia akan
merasakan kebaikan manakala ada kepatuhan), atributing negative feelings
(menyampaikan pada orang lain betapa dia akan merasakan kesusahan bila tidak ada
kepatuhan), positive altercasting (mengasosiasikan kepatuhan dengan orang yang
berkualitas baik), negative altercasting (mengasosiasikan ketidakpatuhan dengan orang
yang berkualitas tidak baik), seeking altruistic compliance (memandang kepatuhan
sebagai sekedar menolong), showing positive esteem (mengatakan bahwa seseorang
akan merasa lebih disukai bila mereka patuh), dan strategi yang terakhir adalah showing
negative esteem (mengatakan bahwa seseorang akan merasa lebih tidak disukai bila
tidak patuh) (Adnjani& Mubarok,2014).

Namun setelah dianalisis lebih lanjut keenambelas kategori tersebut dapat


disederhanakan menjadi lima kategori, yaitu rewarding(penghargaan, contoh: janji),
punishing(hukuman, contoh: ancaman), expertise(kecakapan atau keahlian, contoh :
penghargaan atas kepandaian), impersonalcommitments(komitmen interpersonal,
contoh: seruan moral), dan personal commitments(komitmen personal, contoh :
dianggap sebagai hutang) (Adnjani dan Mubarok, 2014).

Teori mengenai compliance gaining ini dapat dipergunakan sebagai pisau analisa pada
keberhasilan badan Usaha peserta JKN KIS yang memiliki tingkat kepatuhan tinggi
mendukung program pemerintah. Hal ini dikarenakan sudah menjadi kewajiban setiap
pemberi kerja untuk memberikan jaminan kesehatan kepada karyawannya. Selain
memenuhi hak para pekerja, secara tidak langsung Badan Usaha yang mendaftarkan
usahanya ke BPJS Kesehatan juga membantu pemerintah dalam mewujudkan Program
Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat.
BPJS Kesehatan sebagai lembaga hukum publik tentunya sangat memberi apresiasi
kepada Badan Usaha di seluruh Indonesia yang telah berpartisipasi. Penghargaan ini
diberikan karena Badan Usaha tersebut selalu memenuhi kewajiban sebagai pemberi
kerja dengan membayar iuran secara rutin setiap bulan dan juga rutin melaporkan
apabila ada perubahan data dan gaji karyawan untuk dilakukan mutasi pendataan.
Mengapa prinsip apresiasi dalam pemenuhan konsep rewarding harus ditumbuhkan bagi
Badan Usaha peserta JKN KIS?
Badan Usaha memang perlu diberikan penghargaan sebagai wujud terima kasih atas
kontribusi nyata mereka yang sangat tinggi dalam komposisi kolektabilitas iuran
kesehatan khususnya bagi Badan Usaha yang memiliki ribuan karyawan dalam skala

17
industry padat modal. Bagi pihak BPJS selaku penyelenggaran JKN-KIS, pemberian
penghargaan ini penting untuk meningkatkan kepatuhan dan memacu Badan Usaha lain
untuk mendapatkan penghargaan serupa tahun depan. Melalui apresiasi ini, para pelaku
Badan Usaha akan menjadi menjadi patuh secara sukarela baik secara formil maupun
materiil. Para public figure penerima penghargaan adalah panutan bagi para Badan
Usaha lain untuk ikut patuh karena pembayaran iuran kesehatan yang merupakan
kontribusi nyata untuk man power Indonesia. Kegiatan ini adalah bentuk kampanye
untuk mengajak para pelaku Badan Usaha lain untuk dapat melaksanakan kewajiban
melindungi aset SDM dengan baik.
Bagi pelaku Badan Usaha, pemberian penghargaan ini merupakan ajang bergengsi
karena bisa meningkatkan reputasi mereka di mata masyarakat. Apalagi pemberian
penghargaan dapat di inisiasi atau diberikan langsung oleh Presiden atau Menteri
Kesehatan dengan mendapatkan peliputan oleh berbagai media skala nasional. Bila
merujuk pada prinsip teori Compliance maka prinsip attributing positive feelings
(menyampaikan pada orang lain betapa dia akan merasakan kebaikan manakala ada
kepatuhan), atributing negative feelings (menyampaikan pada orang lain betapa dia akan
merasakan kesusahan bila tidak ada kepatuhan), positive altercasting (mengasosiasikan
kepatuhan dengan orang yang berkualitas baik) maka akan terbangun dan menjadi
perilaku konsumen yang konstruktif bagi setiap badan Usaha.
Pada akhirnya pelaku Badan Usaha merasa dipercaya oleh pemerintah karena telah
patuh terhadap peraturan dan undang-undang. Dampaknya sangat luas karena bagi para
pelaku Badan Usaha swasta, para pemegang saham dan bahkan karyawan memiliki
kepercayaan bahwa perusahaan tempat mereka berinvestasi dan bekerja adalah suatu
institusi yang menjalankan good governance yang diakui oleh pemerintah. Bagi para
Badan Usaha BUMN, pemberian penghargaan ini juga akan meningkatkan kebanggaan,
juga bagi Kementerian BUMN yang telah berhasil membina para BUMN untuk menjadi
perusahaan yang berkontribusi membangun Indonesia Sehat. Bagi peserta pribadi,
penghargaan semacam ini juga menjadi kebanggaan karena uang dalam jumlah besar
yang telah mereka bayarkan dalam bentuk iuran kesehatan ternyata mampu
mendongkrak pencapaian target penerimaan dana kesehatan sosial dan membantu
pengelolaan kesehatan bagi kepentingan negara. Acara penghargaan kepada Badan
Usaha ini akhirnya memang perlu diselenggarakan sebagai apresiasi dan ucapan terima
kasih pemerintah kepada para peserta JKN KIS. Namun demikian, peningkatan
kepatuhan penyampaian ini harus disertai dengan konten edukasi yang secara
transparan dan akuntabel harus disinergikan oleh kedua belah pihak.

18
6. Uses and Gratification
Analisa Penggunaan Mobile JKN-KIS Dengan Pendekatan Uses And Gratification

Pendekatan uses and gratification menekankan pada motif dan kebutuhan diri yang
dirasakan oleh khalayak. Blumler et al. (1974) menyimpulkan bahwa, orang yang berbeda
dapat menggunakan pesan komunikasi yang sama untuk tujuan yang sangat berbeda. Isi
media yang sama bisa memuaskan kebutuhan yang berbeda untuk individu yang
berbeda. Tidak ada satu cara orang menggunakan media. Sebaliknya, ada banyak alasan
untuk menggunakan media karena ada pengguna media. Meskipun motivasi untuk
penggunaan Internet dapat bervariasi diantara individu, situasi, dan penggunaan media,
sebagian besar studi penggunaan dan kepuasan penjelajahannya didasarkan pada
beberapa atau semua dimensi seperti; relaksasi, persahabatan, kebiasaan, berlalunya
waktu, hiburan, interaksi sosial, informasi juga pengawasan(Lin, 1999).

Interaksi tinggi juga ditemukan sebagai motivasi untuk menggunakan internet. Bahwa
perhatian pada kemampuan interaktif internet melalui kelompok diskusi, e-mail,
memesan langsung, dan link ke informasi yang lebih lanjut. Dengan demikian, Lin (1999)
menyarankan bahwa layanan online harus dibentuk untuk memenuhi kebutuhan orang
akan informasi yang berguna serta peluang interaksi sosial. Dalam karakter Mobile JKN
KIS yang sudah diluncurkan sejak 2018, prinsip interaktifitas dalam gengaman dengan
kelengkapan berbagai fitur harus terus di up grade. Hal ini sebagai bentuk bonding
dengan jutaan pengguna layanan JKN KIS.

Pemilihan Media oleh Khalayak

Teori Penggunaan dan Pemenuhan kepuasan memiliki relevansi tinggi saat digunakan
untuk menentukan hal seperti penerimaan akan media-media baru. Inovasi diadopsi saat
media baru pengganti memiliki dan dapat menggantikan fungsi-fungsi media lama
tradisional. Berdasarkan pendekatan uses and gratification dijelaskan bahwa pelbagai
kebutuhan (kognitif, afektif, integritas sosial dan pelarian) disajikan dalam sekumpulan
fungsi dan kegunaan media massa. Menurut Blumler et al. (1972) paling tidak dalam
prakteknya media massa melaksanakan empat fungsi, pertama, media melengkapi kita
dengan informasi tentang lingkungan sekitarnya (surveillance), kedua, media massa

19
melengkapi kita sebagai tempat pelarian untuk melepaskan ketegangan yang terus
menerus dan dari masalah-masalah yang menghimpit serta sebagai suatu sarana untuk
mengeluarkan perasaan (escape diversion), ketiga, media merupakan sarana untuk
menunjukkan kepribadian, meneliti realitas dan memperkuat nilai (identitas pribadi), dan
keempat media melengkapi kita dengan informasi untuk mengetahui dan berhubungan
dengan lingkungan sosial kita/lingkungan sosial yang lainnya. Steve dalam Lin (1999) juga
menyarankan bahwa alasan paling penting mengapa orang menggunakan internet
adalah untuk mengumpulkan berbagai macam informasi. Lin (1999) menemukan hasil
yang sama ketika dia meneliti tentang adopsi layanan online bahwa layanan online
terutama dianggap sebagai media yang sarat informasi, dan khalayak yang
membutuhkan untuk penerimaan informasi adalah yang paling mungkin untuk
mengadopsi layanan online.

Dalam penggunaan aplikasi Mobile yang diluncurkan oleh Jaminan Kesehatan Nasional,
terdapat berbagai kemudahan yang disediakan oleh aplikasi ponsel pintar yang disebut
Mobile JKN.

Aplikasi ini muncul tahun 2018 silam dan bisa diunduh di perangkat android, maupun ios.
Dengan aplikasi Mobile JKN, semua layanan ada di genggaman. Terobosan layanan JKN
KIS ini terintegrasi dengan kemajuan teknologi yang berbasis aplikasi mobile sebagai
upaya meningkatkan kepuasan peserta dalam pelayanan administrasi dan percepatan
akses servis, yang dilengkapi dengan beragam fitur-fitur.

Saat ini pengguna aplikasi sudah mencapai 5 juta pengakses, trend ini dipastikan akan
terus meningkat ketika aspek uses and gratification-nya terpenuhi. Dengan adanya
aplikasi tersebut, dapat membantu mengurangi antrian bagi masyarakat yang mendaftar
menjadi peserta JKN-KIS di kantor BPJS Kesehatan terdekat.

Teori Uses menekankan bahwa khalayak bersifat aktif, salah satu argument keaktifan
pengguna media ditentukan oleh kepuasan informasi yang berhasil diperoleh. Ketika
kemudahan akses, ketersediaan informasi yang mendorong user terliterasi oleh info
yang dicari dan diperoleh maka user akan cenderung melakukan peningkatan akses pada
media tersebut. Hal ini tentu dirasakan oleh para pengguna mobile JKN KIS ketika
mereka menghadapi kendala waktu dan antrian yang cukup panjang bila harus
mengakses ketersediaan kamar, lokasi RS, dokter dan sebagainya dari RS langsung.

20
Khalayak aktif cenderung menjadi heavy user yang pada gilirannya menjadi talkers bagi
meningkatnya aktifitas Word of Mouth dalam komunikasi persuasif. Oleh karenanya
kemudahan dan simpifikasi dalam Mobile JKN KIS akan meningkatkan loyalitas
konsumen bagi peningkatan kebutuhan akan program kesehatan. Peningkatan
kebutuhan akan informasi tergambar sebagai berikut:

6. Analisa Segmentasi Pada Perilaku Milenial

Milenial lahir antara tahun 1981 sampai 2000, dimana saat ini berjumlah 83 juta atau
lebih, mengecilkan Gen X dan menjadi lebih besar daripada generasi baby boomer.
Dimana pada tahun 2018 ini, milenial adalah mereka yang berusia 18 – 37 tahun. Milenial
merupakan pangsa pasar yang besar dan menarik, untuk sekarang dan di masa depan
(Alvara Research Center, 2016)

Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk
Indonesia yang berusia 20 tahun sampai 40 tahun di tahun 2020 diperkirakan berjumlah
83 juta jiwa atau 34% dari total penduduk Indonesia yang saat ini mencapai 271 juta jiwa.
Proporsi tersebut melebih proporsi generasi X yang sebesar 53 juta jiwa (20%) maupun

21
generasi baby boomer yang hanya tinggal 35 juta jiwa (13%) saja.

Generasi milenial adalah generasi yang unik, dan berbeda dengan generasi lainnya. Hal
ini banyak dipengaruhi oleh munculnya smartphone, luasnya akses internet dan juga
munculnya social media. Ketiga hal tersebut banyak mempengaruhi pola pikir, nilai-nilai
dan perilaku yang dianut oleh milenial (Alvara Research Center, 2016) .

Milenial memandang diri mereka sebagai petualang, otentik, berani, dan kreatif.
Menurut Sperry, ada bagian tertentu dari milenial yang benar-benar melihat kehidupan
sebagai sebuah kesempatan. Mereka ingin memiliki experiences yang berarti dan selaras
dengan sesuatu yang memberikan peluang untuk itu. Generasi milenial cenderung
menghargai leisure dan ingin memiliki keseimbangan kehidupan kerja dalam karir mereka
lebih dari Baby Boomers dan Gen X (DeFraine, W. C., Williams, W. M., & Ceci, S. J., 2014)

Milenial cenderung menghabiskan pendapatannya lebih cepat daripada generasi


sebelumnya, karena dalam filsafat kehidupan mereka adalah hidup untuk saat ini dan
menyeimbangkan kehidupan kerja dengan kehidupan pribadi, oleh karena itu mereka
adalah traveler reguler dan mereka menyukai pembelajaran kolektif, serta terus
memberikan pendapat mereka, dalam sedemikian rupa sehingga mereka mempengaruhi
rekan-rekan mereka dan suka menggunakan pengetahuan mereka untuk dianggap
sebagai ahli. (Valentine, D. B., & Powers, T. L. , 2013) Mereka menjadi segmen pelanggan
terbesar dimana milenial ingin menghabiskan pengeluaran untuk leisure, smartphone
mereka adalah bagian dari konektivitas permanen mereka dan ini memudahkan
pembuatan keputusan seputar perbandingan harga dan akibatnya untuk menyelesaikan
pembelian mereka.

Mengapa segmentasi dalam Milenial termasuk dalam kategori urgensi?

Studi terbaru soal Jaminan Kesehatan Nasional menyebut masih banyak generasi
milenial belum mendaftar menjadi peserta BPJS Kesehatan. Studi yang dilakukan oleh
peneliti Indonesia yang dipimpin oleh dr. Rina Agustina, MSc,PhD dari Departemen llmu
Gizi, FKUl-RSCM menemukan fakta adanya kelompok middle missing atau yang belum
terdaftar di sistem JKN-KIS.

22
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal The Lancet ini, hanya 52 persen
kelompok milenial atau berusia 20-35 tahun yang terdaftar sebagai peserta JKN-KIS.
Hasil riset tersebut menguraikan bahwa, kelompok milenial ini mampu membayar tapi
belum punya keinginan untuk menjadi peserta. Alasannya generasi milenial ini cukup
banyak, salah satunya belum ada kepercayaan dengan pelayanannya, atau merasa belum
sakit sehingga tidak perlu sekali untuk mendaftar. Selain itu muncul keraguan akan
pelayanan kesehatan di era JKN - BPJS, kaum milenial yang belum menjadi peserta ini
juga masih belum memahami sistem premi asuransi yang diterapkan JKN - BPJS
kesehatan.

"Ada juga pertanyaan kalau saya nggak pake bisa balik nggak uangnya? Itu pertanyaan yang
kerap diajukan milenial.

Pertanyaan hasil riset tersebut memunculkan problem mengenai tidak adanya literasi
khusus mengenai kampanye bagi segmentasi milenial terkait JKN-KIS. Bagaimana pun
juga milenial sehat mempengaruhi keberlangsungan masa depan JKN. Saat ini belum
dipikirkan cara untuk mendorong generasi milenial agar menjadi peserta BPJS
Kesehatan.

Dengan karakteristik konsepsi milenial pada penjelasan diatas, hal ini menjadi tantangan
bagi pemerintah karena jumlah kelompok middle missing cukup besar. Dari rekomendasi
hasil riset FKUI ini, umumnya beberapa hasil penelitian belum menemukan cara yang
tepat untuk membuat mereka (milenial) menjadi peserta BPJS Kesehatan karena
jumlahnya yang cukup banyak.

STRATEGI KOMUNIKASI PUBLIK UNTUK MILENIAL

Istilah generasi millennial memang sedang akrab terdengar. Istilah tersebut berasal dari
millennials yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika, William Strauss
dan Neil Howe dalam beberapa bukunya. Millennial generation atau generasi Y juga
akrab disebut generation me atau echo boomers. Secara harfiah memang tidak ada
demografi khusus dalam menentukan kelompok generasi yang satu ini. Namun, para
pakar menggolongkannya berdasarkan tahun awal dan akhir. Penggolongan generasi Y
terbentuk bagi mereka yang lahir pada 1980 - 1990, atau pada awal 2000, dan
seterusnya.

The Nielsen Global Survey of E-commerce 2016 juga melakukan penelitian terhadap
pergeseran perilaku belanja para generasi internet. Penelitian dilakukan berdasar
penetrasi internet di beberapa negara. Nielsen melakukan riset terhadap 30 ribu

23
responden yang memiliki akses internet memadai. Responden tersebut berasal dari 60
negara di Asia Pasifik, Eropa, Amerika Latin dan Utara, serta Timur Tengah.

Studi tersebut menggambarkan perilaku generasi akrab internet ini memilih jalur daring
untuk meneliti dan membeli beragam produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Nielsen mencatat, pertumbuhan penetrasi perangkat mobile di kota-kota
besar Indonesia mencapai 88 persen. Dari total penduduk lebih dari 255 juta jiwa,
sebanyak 81 juta penduduk Indonesia berusia 17-37 tahun yang dikenal sebagai
generasi millennial. Generasi yang lahir dan tumbuh di lingkungan serba digital ini
diprediksi bakal berkembang hingga enam puluh persen dari total populasi di Indonesia
pada tahun 2020. Berbeda dengan generasi sebelumnya, millennial merupakan target
audiens dengan penetrasi produk yang cukup sulit. Terlahir generasi yang digital
native, mereka lebih peka terhadap perubahan dan lebih pintar mengantisipasi iklan.
Kuncinya adalah memahami perilaku millennial dan mendorong mereka agar menjadi
roda penggerak ekonomi Indonesia. Data pengguna BPJS Kesehatan dikalangan millenial
yakni 28,681.622 jiwa. Yang belum ialah 33,238,378 juta jiwa.

Bila kamu tengah menyasar generasi ini, kamu harus mengerti apa yang mereka
butuhkan serta bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain.

⚫ Penyuka konten autentik


Menurut AdAge 2018, millennial menghabiskan rata-rata 25 jam per minggu berselancar
di dunia maya. Mereka menjelajahi web, blog, dan media sosial, serta saling berbagi,
menyukai, hingga mengomentari semua konten yang mereka temukan. Konten yang
autentik akan lebih menggugah dan memotivasi mereka untuk terus menyebarkannya
kembali kepada komunitas online. Jika kamu menguasai ‘bahasa’ mereka, kita sudah
selangkah lebih dekat dengan generasi ini. Jadikan millennial sebagai fokus
kampanyemu dan buat mereka jadi pusat dari semua konten yang dibuat.
⚫ browse-on-smartphone

Pengguna perangkat mobile dan media sosial 24/7. Millennial tidak bisa lepas dari
perangkat mobile mereka. Menurut Google, millennial mengakses informasi dan
melakukan pembelian online langsung dari smartphone masing-masing. Dalam hal
mencari paket perjalanan misalnya, 64 persen millennial memesan hotel langsung dari
ponsel setelah melakukan pencarian online. Hubspot juga menerangkan 65 persen
millennial berinteraksi dengan brand atau produk secara online di media sosial, terutama
Facebook dan Twitter. Mereka ingin tahu apakah brand tersebut layak mendapatkan
loyalitas. Jadi, bila perusahaanmu tidak memiliki akun media sosial dan tidak dapat
menjalin hubungan dengan konsumen bersiaplah untuk kehilangan konsumen potensial.
⚫ Senang berkolaborasi

24
Millennial tumbuh dalam budaya berbagi. Mereka tidak merespons kampanye
pemasaran hard selling. Sebaliknya, mereka senang menjadi pencipta produk (product
co-creator) dan terlibat dalam pengembangan produk maupun layanan. Perusahaan

umumnya menginginkan produk tersebut dikonsumsi. Namun tidak dengan millennial,


keterlibatan pada pengembangan produk membuat mereka lebih percaya dan loyal
terhadap brand. Bila kamu tengah menyasar generasi ini, fokuslah dalam membangun
hubungan dengan mereka. Fasilitasi mereka untuk berekspresi serta bantu membangun
merek pribadi sendiri.
⚫ Millennial ingin memiliki kedekatan hubungan dengan brand dan pemasaran
tradisional tidak memfasilitasi hal ini. Outbound marketing, seperti billboard, direct
mail, dan iklan radio tidak menggugah hasrat mereka. Dalam pikiran konsumen
generasi ini, kampanye pemasaran tersebut terlalu company-focused. Mereka
menuntut pemasaran yang lebih personal dan berorientasi pada pelanggan.
Angela Everitt, pada situs Business2Community.com, memaparkan tiga hal—where,
what, dan when—yang harus dilakukan marketers dalam mendekati generasi millennial.

1. Mayoritas Generasi Millennial Memiliki Akun Instagram

Menurut penelitian terbaru dari GlobalWebIndex 2015 yang dilaporkan oleh Adweek,
sekitar 20 persen pengguna internet di seluruh dunia antara usia 16 dan 64 tahun
memiliki akun Instagram pada tahun 2014. Itu artinya, naik dari 15 persen dibandingkan
pada pertengahan 2013. Dari jumlah total pengguna tadi, 41 persennya berada di range
usia 16-24 usia. Di usia itu, remaja adalah 50 persennya, yang lebih mungkin menjadi
pengguna aktif dari Instagram. Pelajarannya? Jika marketers berpikir untuk
menggunakan media sosial untuk mengincar pasar Millennial , maka mereka tidak boleh
mengabaikan Instagram. Selanjutnya, marketers harus memikirkan kembali jenis konten
yang akan disajikan pada akun instagram brand mereka.
2. Millennial Ingin User-Generated Content
Sebuah laporan penelitian oleh Crowdtap dari Maret 2014 lalu mengungkapkan bahwa
30 persen dari “Media Time” generasi millennial dihabiskan untuk menyimak konten
yang dibuat atau dikuratori oleh rekan-rekan atau peers mereka sendiri. Bandingkan
dengan 23 persen yang menonton TV dan tiga persen yang membaca majalah cetak dan
surat kabar. Jadi, di mana marketers seharusnya dapat masuk ke generasi millennial
dengan kombinasi media tersebut? Menurut Crowdtap, marketers yang cerdas
menginspirasi konsumen untuk membuat dan berbagi lebih banyak konten tentang
merek yang mereka cintai, mempengaruhi percakapan sosial, dan memenangkan hati
dan pikiran konsumen. Perlu diingat, generasi millennial mendasarkan keputusan mereka
pada peers review. Itu sebabnya, testimonial dan percakapan online yang transparan
menjadi sangat efektif dalam mempengaruhi keputusan membeli generasi millennial.

25
3. Generasi Millennial Senantiasa Memeriksa Smartphone

Memahami global milenium, sebuah studi oleh perusahaan digital SDL menunjukkan
bahwa sebanyak 79% generasi millenial selalu buka smartphone satu menit setelah

bangun tidur. Hal itu menjadi kabar baik bagi marketers. Untuk itu, marketers harus
optimal melakukan komunikasi via ponsel sekaligus memiliki pasokan rutin yang segar
untuk konten komunikasi brand mereka melalui ponsel.

Millennial menentukan wajah Indonesia ke depan. Menurut data Badan Perencanaan


Pembangunan Nasional (Bappenas 2018) ada 63 juta millennial, atau penduduk usia 20 -
35 tahun. Mereka ada di usia produktif. Besarnya jumlah penduduk millennial saat ini
dapat menjadi tantangan dan peluang bagi Indonesia, terutama bagi target Indonesia
menembus status negara berpendapatan tinggi di tahun 2045 dan memberikan standar
kehidupan yang lebih tinggi bagi masyarakat. Kuncinya adalah memahami perilaku
millennial dan mendorong mereka agar menjadi roda penggerak ekonomi Indonesia.
Data pengguna BPJS Kesehatan dikalangan millenial yakni 28,681622 jiwa. Yang belum
ialah 33,238,378 juta jiwa/

Dengan program Palapa Ring, pada tahun 2019 targetnya seluruh kabupaten/kota di
Indonesia harus sudah terhubung dengan jaringan internet berkecepatan tinggi,” kata
Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara (26/7/2018). Dari IDN Media Millenials
Survey 2019, 97 persen Millennial melihat TV paling tidak 1x dalam 1 bulan terakhir,
Sebanyak 55 persen mengakses media online, 16 persen mendengarkan radio, 13 persen
membaca koran, dan hanya 3 persen yang membaca majalah atau tabloid. Perubahan
yang paling dirasa adalah millennial mengakses media secara multi-platform. TV di ruang
tamu menyala, tetapi dinikmati sambil memantau Instagram. Langganan koran masih
dilakukan, itupun karena faktor orang tua.

26
Source: Indonesian Millenials Report IDN Research Institute 2019

Source: Indonesian Millenials Report IDN Research Institute 2019

IDN Times research on Millenials 2019, membagi dua kategori Millenials, yakni Junior
Millenials (20-27 tahun) dam senior millenials (28-35 tahun). Hasil dari riset “Prioritas
Utama dimasa Depan” ialah sebagai berikut:

27
Kita bisa mengambil kesimpulan bahwa “membahagiakan orang tua”, “memiliki rumah”
dan “menjadi orangtua yang baik” adalah tiga hal yang sangat penting bagi millenials.
Dari sinilah kita bisa kembangkan strategi komunikasi yang lebih narrow dan deep untuk
kelas umur peserta JKN-KIS 20-37 Tahun.

BAB II

ANALISIS EVALUASI KOMUNIKASI PEMASARAN SOSIAL JKN-KIS SELAMA TAHUN 2014


– 2019 DAN REKOMENDASI KOMUNIKASI PEMASARAN SOSIAL YANG TERINTEGRASI
TAHUN 2020-2021

A. Analisa Evalusasi Media Komunikasi Program JKN-KIS Tahun 2014 - 2019


I.RADIO

Terdapat 5 materi radio spot yang kami analisa yakni Radio spot versi KEBAIKAN,
versi PAHLAWAN, versi KERJA BERSAMA SEHAT BERSAMA, versi KEPATUHAN
MENDAFTAR, dan versi KEPATUHAN MEMBAYAR.

Pengertian Semiotika

Semiotika adalah studi tentang makna keputusan. Ini termasuk studi tentang tanda-
tanda dan proses tanda (semiosis), indikasi, penunjukan, kesamaan, analogi, metafora,
simbolisme, makna, dan komunikasi. Semiotika berkaitan erat dengan bidang linguistik,
yang untuk sebagian besar, mempelajari struktur dan makna bahasa yang lebih spesifik.
Namun, hal itu berbeda dari linguistik, semiotika juga mempelajari sistem tanda non-
linguistik.

Menurut Saussure, semiotika dapat dianalisis secara diakronis dan sinkronis. Analisis
diakronik adalah analisis tentang perubahan historis bahasa, yaitu bahasa dalam dimensi
waktu, perkembangan dan perubahannya. Sedangkan analisis sinkronik adalah analisis
bahasa pada satu momen waktu tertentu saja. Analisis ini disebut juga sebagai
pendekatan strukturalisme, yaitu pendekatan yang melihat hanya struktur bahasa, dan
mengabaikan konteks waktu, perubahan, dan sejarahnya.

Van Zoest seperti dikutip oleh Rahayu S. Hidayat Menjelaskan bahwa semiotika meneliti
tanda, penggunaan tanda-tanda, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan tanda.
Berbicara tentang kegunaan semiotika tidak dapat dipisahkan dari pragamatik, yaitu untuk
mengetahui apa yang harus dilakukan dengan tanda, apa reaksi manusia ketika
berhadapan dengan tanda.

28
Komponen dasar semiotika terdiri dari tanda (sign), lambang (symbol) dan juga isyarat
(nal).

1. Tanda

Tanda merupakan bagian ilmu semiotika yang menandai sesuatu hal atau juga keadaan
untuk menerangkan atau memberitahukan objek pada subjek. Dalam hal ini tanda itu

selalu menunjukkan pada sesuatu hal yang nyata, misalnya, kejadian, tulisan, bahasa,
benda, tindakan, peristiwa, dan bentuk tanda lainnya.

2. Lambang

Lambang sendiri merupakan sesuatu hal atau juga keadaan yang memimpin pemahaman
subjek pada objek. Hubungan antara subjek dan objek itu didalamnya terselip pengertian
sertaan. Suatu lambang itu selalu dihubungkan dengan tanda yang sudah diberi sifat
kultural, situasional, serta juga kondisional. Lambang sendiri ialah tanda yang bermakna
dinamis, khusus, subjektif, kias dan juga majas.

3. Isyarat

Isyarat merupakan sesuatu hal atau juga keadaan yang diberikan subjek pada objek.
Dalam keadaan ini, subjek itu selalu berbuat sesuatu untuk bisa memberitahukan kepada
objek yang diberi isyarat diwaktu itu juga. Jadi, isyarat itu selalu bersifat temporal
(kewaktuan). Apabila ditangguhkan pemakaiannya, isyarat tersebut akan berubah
menjadi tanda atau juga perlambang.

Jenis Semiotika Menurut Pateda (2001:29), Terdapat 9 (sembilan) macam jenis semiotik
diantaranya sebagai berikut :

1. Semiotik analitik

Ialah semiotik yang menganalisis sistem tanda. Semiotik yang berobjek tanda dan juga
penganalisisnya menjadi ide, objek, dan juga makna. Ide terdapat dihubungkan sebagai
lambang, sedangkan untuk makna yaitu beban yang ada dalam lambang yang mengacu
pada objek tertentu.

2. Semiotik deskriptif

Ialah Semiotik yang memperhatikan sistem tanda yang bisa untuk dialami sekarang,
walaupun terdapat tanda yang dari dulu tetap seperti yang disaksikan sekarang. Namun
tetapi, dengan meningkatnya ilmu pengetahuan, teknologi, dan juga seni, sudah banyak
tanda yang diciptakan oleh manusia untuk bisa memenuhi kebutuhannya.

3. Semiotik faunal (Zoo Semiotik)

29
Ialah semiotik yang khusus memperhatikan sistem tanda yang dihasilkan oleh hewan.
Hewan tersebut biasanya menghasilkan tanda untuk untuk berkomunikasi antara
sesamanya, Tapi juga sering menghasilkan tanda yang dapat ditafsirkan oleh manusia.

4. Semiotik kultural

Ialah semiotik yang khusus menelaah pada sistem tanda yang berlaku dalam kebudayaan
tertentu. Masyarakat ialah sebagai makhluk sosial mempunyai sistem budaya tertentu
yang sudaha turun temurun dipertahankan dan juga dihormati.

5. Semiotik naratif

Ialah semiotik yang menelaah sistem tanda dalam narasi yang berwujud mitos dan juga
cerita lisan (Folklore).

6. Semiotik natural

Ialah semiotik yang khusus menelaah pada sistem tanda yang dihasilkan oleh alam.

7. Semiotik normatif

Ialah semiotik yang khusus menelaah pada sistem tanda yang dibuat manusia yang
berwujudkan norma, contohnya rambu lalu lintas.

8. Semiotik sosial

Ialah semiotik yang khusus menelaah pada sistem tanda yang dihasilkan oleh manusia
yang berwujud lambang, baik itu lambang berwujud kata atau juga lambang berwujud
kata dalam satuan yang disebut dengan kalimat. Maksudnya Dengan kata lain, semiotik
sosial ini menelaah sistem tanda yang terdapat dalam bahasa.

9. Semiotik struktural

Ialah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dimanifestasikan dengan
melalui struktur bahasa.

Kesimpulan: Pada radio spot yang dikomunikasikan oleh BPJS Kesehatan kami dapat
mengambil summary bahwa semiotik analitik, deskriptif, kultural dan nomatif
dikedepankan. Komunikasi yang dibangun sudah cukup baik hanya saja pendekatan
bersifat generic pada pesan yang ingin disampaikan saja, bukan pada klasifikasi target

30
market yang disasar. Versi iklan spot tentang informasi pendaftaran, termasuk semiotika
normatif karena mengedepankan norma, dan dibuat menyasar seluruh segmen/general
information untuk semua kelas audiens. Lalu pada spot versi baru menikah. Merupakan
cerminan dari semiotik kultural, bahwasanya pengantin baru ingin memiliki hunian
sendiri, namun tidak boleh lupa harus memiliki dan membayar iuran BPJS Kesehatan.

Dimasa depan, kita bisa mengambil teori Uses & Gratification, penggunaan dan
Pemenuhan kebutuhan menggunakan pendekatan ini berfokus terhadap audiens
member. Teori ini mencoba menjelaskan tentang bagaimana audiens memilih media
yang mereka inginkan. Yaitu khalayak secara aktif memilih dan memiliki kebutuhan dan
keinginan yang berbeda – beda di dalam mengkonsumsi media. Pemilihan media juga
bisa bersifat “budget wise” karena dipilah sesuai kebutuhan dan tidak terbuang percuma
seperti menggarami lautan. Untuk strategi ke depan iklan radio lebih diperuntukkan para
senior millenials (tahun kelahiran 1980-1990) , lebih playful dan kekinian misalnya
mencoba konsep sandiwara radio pada momen “Ramadhan”, atau talkshow/tips
keuangan dan kesehatan selama 7 menit bersama pakar keuangan atau narsum BPJS
secara reguler.

II. TV

Pada data Nielsen Media Research, survey yang diambil untuk tvc performance di 11 kota
dengan target 20+ all gender, all class dengan sampling tahun 2014 sebanyak 9065, 2015
sebanyak 8974, tahun 2016 sebanyak 8325, tahun 2017 sebanyak 8325, tahun 2018
sebanyak 8741, dan 2019 sebanyak 8779 sample, hasilnya ialah kurang efektif karena per
tahun rata rata index >100. Namun ada capaian index yang sangat memuaskan >100 ialah
pada penonton wanita terutama Ibu rumah tangga dengan tingkat pendidikan sekolah
dasar pada kelas sosial ekonomi middle 2. Index merupakan tingkat efektifitas iklan
dalam menyasar audience melalui program tertentu dan target tertentu. Komunikasi
pemasaran yang telah dilakukan juga terbukti ditonton terbanyak oleh umur 50+, kelas
lulusan sekolah menengah pertama, pekerja wiraswasta, juga kelas sosial ekonomi
Middle & Lower.

Sementara pada kelas sosial ekonomi Upper dan middle 1, efektifitas bisa dibilang low
karena index nya tidak ada yang mencapai angka <100. Untuk itu pada masa mendatang,
bila ingin menyasar target dengan tingkat pendidikan lebih tinggi, dan sosial ekonomi
lebih baik, maka disarankan melakukan komunikasi dengan cara yang berbeda, elegan
dengan bahasa yang mengedepankan misi compliance dan sharing bagi mereka yang
digolongkan masyarakat mampu.

31
Penurunan cukup tajam terjadi dalam kurun waktu 2014-2019 pada audience yang
menonton iklan BPJS Kesehatan pada kelas umur 20-39 tahun, hal ini disebabkan oleh
beberapa kemungkinan, yaitu budget, jam tayang, atau materi yang digunakan.

Berikut tabelnya:

2014 2015 2016 2017 2018 2019


Id Id Id Id
Age Au Idx Au x Au x Au x Au x Au Idx
7 41,80 23,38 6
5-9 YEARS 75,461 79 39,113 80 99,791 70 37,838 73
4 3 9 9
10-14 10 8 47,75
88,261 89 54,456 119,731 84 26,218 81 38,375 78
YEARS 1 3 3
15-19 8 55,91
98,435 86 46,644 80 133,341 77 27,012 87 38,786 77
YEARS 0 3
20-29 257,96 8 98,21 57,38 84,99
174,123 85 95,421 86 82 83 77
YEARS 2 9 0 9 6
30-39 195,60 10 270,01 9 115,17 104,56 10
99 105,619 98 61,953 95
YEARS 7 1 2 5 8 4 0
40-49 11 236,06 11 101,36 12 11
156,252 113 81,860 61,528 95,746 112
YEARS 8 3 8 4 1 7
109,76 12 320,44 14 143,31 15 86,96 14 151,89
50+ YEARS 218,161 139 151
8 7 0 6 5 5 7 3 0
Table 1: BPJS Ad Performance Nielsen media research October 2019

Bentuk lain dari kampanye iklan TV juga disarankan untuk kedepannya yang lebih
beragam seperti blocking segmen, talkshow, dan tag on sponsorship untuk program
spesial yang kira kira konten nya sesuai dengan target yang akan disasar, juga
diharapkan lebih tajam dari segi rencana placement dan jam tayang agar tidak clutter
sehingga menjadi tidak terlihat oleh audience. Key message juga lebih diperhatikan dan
diatur timingnya. Misalnya untuk kepatuhan iuran akan tayang di week commencing 3
dan 4.

Yang harus diperhatikan dalam media plan TVC untuk menyasar target A+, A, B+ dan
millenial, yakni carilah index program yang tertinggi di kelas tersebut, bukan rating saja
yang dilihat. Index tertinggi mewakili efektifitas program TV dikelas yang akan kita
sasar. Lalu perlu ditekankan kembali bahwa millenials lebih memilih sosial media,
youtube dan streaming. Menurut data dari sebuah studi yang dilakukan Omnicom Media
32
Group, agensi Hearts&Science, dan dikutip dari AdAge, 47 persen dari para responden
yang berusia 22-45 tahun, lebih memilih streaming video. Meski begitu bukan berarti
mereka tidak menonton TV sama sekali, mereka tetap menonton kalau ada konten
program yang benar-benar ditunggu atau disukai.

Selanjutnya konten. Konten untuk millenials dibuat sesuai dengan tren kekinian,
menggunakan brand ambassador atau look yang sesuai dengan preference mereka

misalnya muda dan sukses, tech savvy, up to date, dan lain-lain. Bisa juga pemilihan
placement pada spesial event, live music atau konser, sepak bola (Semua umur), atau
program sejenis.

Kesimpulan lainnya pada survey Nielsen 17 di 11 kota besar dengan sample sebanyak
17008 responden dalam kurun waktu September 2018-Agustus 2019, menyatakan bahwa
insurance dan non-insurance user memilih TV, internet dan OOH sebagai media sumber
informasi mereka. Dari data yang sama dapat disimpulkan juga terdapat 5 segmen
lifestyle (sifat dan karakter) dari sample tersebut yakni:

Conventional Memiliki kesulitan untuk update tentang


teknologi namun masih mementingkan
image dan menjalani hidup secara biasa,
regular
Sophisticated Kelompok orang ini selalu update dengan
perkembangan teknologi dan tren dan
internet sangat penting bagi kehidupan
sehari hari mereka dan peduli pada
kesehatan mereka. Kelompok ini juga loyal
pada brand tertentu dan peduli pada isu
social
Shopping Enthusiast Suka belanja, tertarik pada sale, dan promo
dan bersedia membayar lebih banyak untuk
mendapatkan barang/merk premium
Family Centric Tidak terlalu tech savvy, mengdepankan
nilai akhlak dan pendidikan untuk keluarga
dalam nilai nilai yang tradisional yang
dianut
High Achiever Shopaholic, persistent, opportunist,
confident, early adopter. Mereka suka
mencapai tergat tertentu dalam segala hal
dalam hidupnya.

33
Table 2: Nielsen Media research October 2019

III. PRINT AD

Semiotika dapat digunakan untuk memahami bagaimana tanda-tanda yang muncul


dapat memberi makna dan dapat dikomunikasin kepada khalayak (Liszka, James, J.
General Introduction to the Semiotic, 1996). Menurut model Pierce, semiotika terbagi
dalam tiga elemen yaitu tanda (sign), objek, dan interpretan. Pierce mendefinisikan
tanda adalah dapat berbentuk kata-kata, gambar, suara, atau objek,tetapi tidak memiliki
arti dan

menjadi tanda-tanda apabila kita tidak menginvestasikan dengan makna. Tanda terdiri
dari ikon (tanda khusus menjadi perwakilan dari objek yang direpresentasikan), indeks
(tanda yang dikembangkan melalui sebab-akibat), simboltanda yang dikembangkan
melalui penggunaan secara konstan). Objek adalah suatu yang menentukan tanda.
Interpretan adalah pemahaman dalam menafsirkan tanda atau hubungan objek dan
tanda.

Terkait Pada tahun 2018-2019 terdapat 3 materi iklan di media cetak yang kami analisa
yakni versi MENULARKAN KEBAIKAN versi KERJA BERSAMA SEHAT BERSAMA, DAN
versi DISIPLIN ITU : DAFTAR, BAYAR IURAN JKN-KIS DAN JAGA KESEHATAN.

1. MENULARKAN KEBAIKAN

a) Tanda :
- ikon Menularkan Kebaikan Dari Diri Kita Untuk Jutaan
Orang Lain
- Indeks : Ade Rai sedang memperagakan adegan tangan
terbuka dengan memegang kartu JK-KIS
- Simbol : karakter target khalayak dari anak-anak, orangtua,
dan profesi, serta kartu JKN-KIS
b)Objek
Ade Rai ingin melindungi anak-anak, orangtua yang
sakit, dan pekerja profesi dengan kartu JKN-KIS
34
b) Interpretan
Ade Rai adalah gambaran orang yang kuat dan sehat yang tetap melindungi dirinya
dengan asuransi kesehatan JKN-KIS. Di samping itu, program JKN-KIS juga melindungi
masyarakat termasuk anak-anak, orang tuam, pekerja profesi .

2. KERJA BERSAMA SEHAT BERSAMA

a) Tanda :
- ikon Kerja Bersama, Sehat Bersama
- Indeks : Ade Rai sedang mengayuh sepeda bersama
kalangan masyarakat
- Simbol : jalan raya, toko, sepeda, karakter target khalayak
laki-laki dan perempuan
b)Objek
Ade Rai ingin mengajak kalangan masyarakat baik laki-laki
atau perempuan untuk sehat bersama dengan bersepeda
c) Interpretan
Ade Rai adalah gambaran orang yang kuat dan sehat termasuk dengan olahraga
bersepeda serta mengajak masyarakat untuk bersepeda menjaga kesehatan tapi tetap
terlindungi dengan asuransi kesehatan JKN-KIS.

3. DISIPLIN ITU : DAFTAR, BAYAR IURAN JKN-KIS DAN JAGA KESEHATAN

a) Tanda :
- ikon Disiplin Itu… Bayar Iuran JKN-KIS Dan Jaga
Kesehatan
- Indeks : Ade Rai sedang memegang kartu BPJS
- simbol : kartu, prosedur pendaftaran dan pembayaran
autodebet
b)Objek
Ade Rai ingin menginfokan kartu BPJS dapat daftar JKN-KIS
serta mendapat kartunya, pembayaran dengan autodebet.
d) Interpretan

35
Ade Rai adalah gambaran orang yang kuat dan sehat yang mengasuransikan
kesehatannya dengan kartu JKN-KIS tapi tetap mudah bayar asuransi dengan autodebet
dan perasaan tenang karena sudah bayar dan sudah melindungi diri dengan asuransi.
Analisa dari ketiga iklan tersebut bahwa indeks Ade Rai merepresentasikan sebagai role
model atau figur sehat yang dapat mengajak audiens untuk mengasuransi kesehatan

dengan kartu BPJS Kesehatan dari berbagai kalangan / profesi masyarakat, mengajak
hidup sehat dengan berolahraga, dan meskipun menjaga kesehatan tapi tetap loyal
dalam membayar iuran asuransi BPJS Kesehatan tepat waktu.

Seluruh konten iklan media cetak mewakili pesan program JKN-KIS dengan konsep
protection, sharing, compliance. Di sisi lain, Ade Rai masih dapat mewakili kalangan
masyarakat tua (usia >40 tahun) namun kurang menarik minat kaum milenial (usia 20 - 39
tahun) pelajar atau pekerja. Untuk itu, berdasarkan Focus Group Discussion Eskternal

dengan narasumber maka dalam startegi komunikasi pemasaran ini akan menyasar
segmen milenial.

IV. DIGITAL

a. Facebook

Dari semua video yang sudah di upload di Facebook fanpage, terdapat tiga video
dengan engagement (viewers, likes, dan comment) terbanyak, yaitu:

1. Testimoni oleh Ibu Ratih Marina:

https://www.facebook.com/BPJSKesehatanRI/videos/1979897755395430/?v=1979897755395430

36
2. Informasi kebijakan baru:

https://www.facebook.com/BPJSKesehatanRI/videos/1533067536837874/?v=1533067536837874

3. Iuran Anda, Asa Mereka:

https://www.facebook.com/BPJSKesehatanRI/videos/2331357200459500/?v=2331357200459500

Dilihat dari hasil yang didapat, maka dapat disimpulkan bahwa video
campaign/informasi dari BPJS perlu dilakukan perbaikan dalam segi isi konten dan point
of view/angle “how to say”-nya, tiga video diatas dapat dijadikan referensi dalam
pembuatan video BPJS selanjutnya. Video diatas juga mengedepankan sisi urgensi,
humanism dan melibatkan anak dan orangtua. Tema-tema seperti inilah yang nantinya
akan tetap dikomunikasikan oleh BPJS Kesehatan kedepan, dengan tampilan vido yang
lebih baik. Facebook juga masih merupakan social media yang diakses paling banyak oleh
dua kategori insurance users dan non insurance users, selain itu ada youtube dan google.

37
Facebook Video Views Share Comments
Testimoni Ratih Marina 139000 927 57
(Agustus 2018)
Informasi Kebijakan 10000 546 302
Baru
(Desember 2018)
Iuran anda asa mereka 7400 400 3400

Tabel 3: sumber data Facebook BPJS Kesehatan

b. Youtube

1. Iklan Layanan Masyarakat tentang manfaat dari BPJS Kesehatan bagi para
Pekerja Penerima Upah:
- 10.830 views
- 21 likes
- 0 comments

2. Iklan Layanan Masyarakat BPJS Kesehatan "Tata Cara Pendaftaran Bagi Pekerja
Penerima Upah"
- 4.703 views
- 9 likes
- 1 comments

38
3. TVC - Dengan menjadi peserta JKN-KIS, anda sedang menularkan kebaikan untuk
sesama:

o 1.040 views
o 13 likes
o 1 comments

4. TVC Mengayuh Bersama.

39
Views: 833 likes: 17

Dari seluruh video iklan, hanya ada 1 yang jumlah viewersnya banyak. Hasil yang di dapat
dapat karena beberapa faktor, penjudulan yang kurang menarik, platform yang kurang
tepat, dan lainnya. Kami sarankan, agar BPJS dapat merubah bentuk video/kemasan
video lebih kekeninian, mungkin dapat menggunakan platform social media Instagram
atau Facebook untuk dapat mendistribusikan kontennya. Video dapat dibuat lebih
menarik, misalkan video dikemas lebih menarik misalnya membuat web series atau
konten video pendek, dengan harapan dapat menarik views lebih banyak. Jangan
dilupakan juga maksimalisasi viewer melalui ads.
c. Instagram

Penggunaan Instagram yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan mengalami perbaikan dari
waktu ke waktu. Feed nya sudah teratur dengan deretan 1 real pic dan dua konten
informasi grafis. Saran kami, kedepannya dibuat lebih menarik dengan giveaway, photo
contest, atau sweetener lain yang bisa membuat follower bertambah terutama dari
kalangan millenials (junior/senior). Penggunaan influencer juga diperlukan untuk
menarik traffic ke dalam akun tersebut. Karena ER sementara diangka 0,29% masih jauh
dari posisi proporsional yakni di angka 2% ER per post. Posting berupa informasi baru
memang menarik engagement yang cukup baik, namun performance regular post
kurang baik. Pada data hootsuite 2019 sebanyak 62 juta orang mampu terpapar iklan
melalui Instagram ads.

d. Twitter

Menginformasikan sesuatu dengan lebih mengutamakan angka dan gambar. Singkat


dan padat. Membuat hashtag pada kampanye tertentu untuk mengejar trending topic,
membuat kuis interaktif dan giveaways pada waktu tertentu. Dengan kampanye baru
yang sedang berjalan yakni SATU, BPJS Siap membantu diharapkan fitur ini mampu
membantu masyarakat dengan optimalisasi layanan BPJS Kesehatan di rumah sakit.
Menurut data hootsuite 2019 pada Twitter audience overview, sebanyak 6,43 juta orang
terpapar iklan (reach) melalui twitter. Sejauh ini, komunikasi di twitter sudah cukup baik
dengan engagement rate masuk di kategori average yakni 0,03 persen.

40
B. Analisa Dan Rekomendasi Strategi Komunikasi Pemasaran Program JKN-KIS
Tahun 2020 -2024

1) Hasil temuan dari Research Media Sosial BPJS dan FGD Eksternal (Pakar), KOL yang
dipergunakan pada sosial media hanya Said Aqil Shiroj ketua NU (Agust 2019), Indra
bekti (Sept 2019), Emil Dadrak (Agust 2019) dan Tidak tercapainya target peserta
PPU (per 31 desember 2019 sebesar 31.628.524 sedangkan target 31 desember 2019
sebesar 32.501.178. KOL sebagai tokoh masyarakat yang memiliki pengikut mampu
mempengaruhi pengikutnya untuk mengambil keputusan kepada pengikutnya
(Cognitive Response Model (Model Respon Kognitif)) . Rekomendasi dari hal ini yaitu
Key Opinion Leader (Asosiasi Pofesi) memberikan literasi edukasi mengenai
pentingnya jaminan kesehatan dengan menyasar kalangan profesi, HRD, Serikat
Pekerja, startup company.

2) Hasil temuan dari FGD Internal (KC) dan FGD Ekternal (Pakar) Masih diperlukan
Edukasi kepada masrayakat. Kader JKN-KIS dikenal sebagai debt collector, dan kader
JKN-KIS dekat dengan masyarakat langsung. Kader JKN-KIS sebagai pihak ke 3 BPJS
dan dekat masyarakat dapat melakukan kampanye komunikasi kepada masyarakat
dalam berbagai lini (teori amplified word of mouth). Rekomendasi dari hal ini yaitu
perlu adanya Literasi / edukasi JKN dan pola hidup sehat oleh Kader JKN-KIS yang
sebelumnya Kader di berikan TOT.

3) Hasil temuan dari Research Media Sosial BPJS dan FGD Eksternal (Pakar) Tidak
tercapainya target peserta PPU (per 31 desember 2019 sebesar 31.628.524
sedangkan target 31 desember 2019 sebesar 32.501.178. meningkatkan jumlah
peserta dari badan usaha perlunya adanya sebuah kegiatan yang dapat memotivasi
badan usaha untuk memliki komitmen terhadap JKN (Compliance, dengan 3 pinsip :
Attributing positive feelings, Atributing negative feelings dan Positive altercasting).
Rekomendasi hal diatas adalah memberikan Apresiasi Badan Usaha atas komitmen
terkait validitas data dan ketepatan waktu pembayaran iuran.

41
4) Hasil temuan Wawancara Internal dan FGD Eksternal (Pakar), Tidak adanya
maintenance kepada komunitas yang sudah mendapatkan sosialisasi. Engagement
komunitas dengan secara berkesinambungan memberikan informasi berupa

pemahaman mengenai JKN secara berkelanjutan (teori amplified word of mouth).


Rekomendasinya adalah perlu adanya Sosialisasi berbasis komunitas yang mampu
menyebarluaskan berita positif dan maintenance komunitas dengan memberikan
informasi secara berkelanjutan, berupa Whatsapp dan SMS Blast.

5) Hasil temuan FGD Eksternal Pakar, Wawancara Internal dan Research Media, User
aplikasi mobile JKN-KIS saat ini sebanyak 5,4 juta, masih dibawah target 2019 yaitu 10
juta. Pengguna Smartphone sebanyak 133% dari 355.5 Juta. Dari temuan diatas dapat
disimpulkan bahwa minat peserta untuk mengunduh aplikasi mobile JKN-KIS masih
rendah dibanding dengan jumah peserta JKN-KIS (Uses and gratification).
Rekomendasi dari hal diatas adalah
a. Meningkatkan fitur yang dibutuhkan peserta JKN-KIS, seperti
pembayaran iuran.
b. Sosialisasi keuntungan kepada kalangan penguna smartphone melalui
Standing banner, Digital Advertising & partner event dengan gimmick
untuk mengunduh.
c. Pembayaran iuran melalui mobile JKN-KIS akan mendapatkan gimmick.

6) Hasil temuan dari Research Media Sosial BPJS dan FGD Eksternal (Pakar) yaitu
a. Milenial berusia 20 - 39 Tahun 2019 : 83.658.400 (Statistik Indonesia 2019
BPS) dari total jumlah penduduk sebesar 265.184.852 Jiwa (Sumber data
dukcapil semester II 2018)
b. Jumlah peserta JKN KIS Milenial sebesar 52% kelompok milenial atau
berusia 20-35 tahun terdaftar JKN-KIS dr total millennial.
c. IDN Media Millenials Survey 2019 menunjukkan bhw 97% millenials melihat
TV, 55% mengakses media online, 16% mendengar radio, dan 13% membaca
Koran,
Millenials lebih memilih sosial media, youtube dan streaming (Omnicom Media Group)
(teori agenda seeting melalui media digital seperti salah satu nya media social dan
analisa segementasi). Milenial adalah pemilik akun Instagram, ingin user generated

42
content, penyuka konten autentik, browse on smartphone, senang berkolaborasi,
memiliki kedekatan dengan brand serta konten yang menyentuh emotional.

Rekomendasi hal tersebut adalah

1. Untuk memberikan pemahaman sejak dini, sebaiknya dilakukan literasi


Program JKN-KIS dilembaga pendidikan (SMA & Universitas)
2. Kampanye melalui media sosial dengan konten yang menyentuh emotional,
softselling.
3. Konten untuk millenials dibuat sesuai dengan tren kekinian, menggunakan
brand ambassador atau look yang sesuai dengan preference mereka misalnya
muda dan sukses, tech savvy, up to date.
7) Hasil temuan dari wawancara internal yaitu Kegiatan UHC Awards tahun 2018
berdampak pada penambahan peserta Jamkesda 3.306.826 jiwa dalam waktu satu
bulan (des ‘17 – jan ‘18). Pemerintah Daerah memiliki peran penting dalam
meningkatkan kepesertaan dan iuran JKN-KIS (Compliance). Rekomendasi dari hal
tersebut Apresiasi Pemerintah Daerah yang memberikan komitmen dalam program
JKN-KIS untuk memotivasi pemerintah daerah lainnya untuk turut memberikan
komitmen pada program JKN-KIS.

8) Hasil temuan dari Hasil FGD (Pakar) dan Research media, Data pemberitaan negatif
media online tahun 2019 sebanyak 86 berita dari total 98 berita (12 berita positif).
Pemberitaan negatif dapat menggiring opini masyarakat menjadi citra yang buruk
utk organisasi / perusahaan dan Citra buruk berakibat rendahnya kepercayaan
masyarakat (Agenda Setting). Rekomendasi hal tersebut diatas yaitu
mempublikasikan pelayanan yang baik dari faskes untuk meng-counter isu negative
dan melakukan FGD eksternal bersama pakar yang terarah, hasil diskusi pendapat
positif dipublikasikan ke media.

9) Hasil temuan pada Hasil FGD eksternal & internal serta Research Advertising, perlu
adanya Diversifikasi bentuk iklan akan mengiring audiens mendapat informasi
melalui pihak ketiga secara halus / softselling dan menyentuh (native advertising)
(teori MC dan Agenda Seeting). Rekomendasi dari hal tersebut diatas yaitu Bentuk
lain advertising: Radio : adlibs, sandiwara radio, talkshow, blocking program,

43
Televisi : ILM berdasarkan index, blocking segmen, talkshow, Print ad dan Online :
advertorial dg native advertising, Email Blast.

10) Hasil temuan pada Research Sosial Media dan FGD Eksternal, yaitu
a. Jumlah followers sosial media masih rendah dibanding dengan jumlah peserta :
IG : 283K, FB : 113K, Youtube : 4.4K

b. Jumlah post sosial media : IG : 1.927 Post, FB : 2126 Post, Youtube : 313 Video

c. KOL hanya 1 tokoh agama (Said Aqil Siraj) dan tidak ada influencer

d. Media sosial adalah sebuah media advertising yang minim budget dibandingkan
dengan media lainya untuk sebuah kampanye.

Hasil analisa kami yaitu ER Sosial media BPJS Kesehatan ER : 0.42%, Like Rate : 0.36%,
Comment Rate : 0.06% (Analisa.io) Hasilnya masih dibawah 1% dan dianggap rendah ER
nya (<1% = low ER, 1% - 3.5% = average/good ER, 3.5% - 6% = high ER, > 6% = very high ER).
Rekomendasi hal tersebut yaitu :
1. Optimalisasi viewers melalui advertising digital.
2. Tingkatkan Engagement dengan rewards / giveaway, quiz, competation.
3. Menggunakan KOL dan Influencer yang representative
Kesimpulan seluruh Rekomendasi, dengan implementasi Integrated Marketing
Communication yaitu sebagai berikut :
1. Direct Response :
a. Literasi Kader JKN-KIS
b. Edukasi melalui KOL
c. Literasi ke milenial
d. Maintenance komunitas
2. Public Relation :
a. Publikasi pelayanan faskes
b. Optimlasasi KOL di medsos
c. FGD Eksternal
3. Sales Promotion :
a. Apresiasai Badan Usaha
b. Apreasiasi PEMDA
c. Optimalisasi Engagement medsos seprti giveaway dan competition
4. General Advertising :

44
a. Radio : adlibs, sandiwara radio, talkshow, blocking program
b. Televisi : ILM berdasarkan index, blocking segmen, talkshow
c. Print ad dan Online : advertorial dg native advertising
d. Email Blast

D. Tema Komunikasi Pemasaran Program JKN-KIS Tahun 2020-2024

Berdasarkan sumber Bapennas mengenai Rancangan Teknokratik, Rencana


Pembangunan Janga Menengah Nasional 2020 - 2024, sistem kesehatan akan tertata
dengan baik yang dicerminkan melalui :

1. Penyediaan pelayanan kesehatan berkualitas, merata, dan responsif yang


didukung oleh ketersediaan fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan, sediaan
farmasi dan alat kesehatan yang memadai dan merata. Tema tahun 2020
Pelayanan Prima.
2. Sistem jaminan kesehatan nasional diharapkan berkelanjutan dan mencakup
seluruh penduduk. Seluruh program yang dikelola oleh BPJS akan membantu
perluasan cakupan kepesertaan. Tema tahun 2021 Kepedulian sesama, dan tema
tahun 2022 Menjadi teladan.
3. Angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit diharapkan menurun
secara signifikan termasuk penyakit tropis terabaikan. Tema tahun 2023,
Indonesia Sehat
4. Ke depan, upaya promotif dan preventif serta upaya penyelesaian permasalahan
gizi masyarakat mengalami peningkatan secara progresif. Tema tahun 2024 Sehat
Bersama membangun Indonesia Maju.

sehingga tema komunikasi pemasaran BPJS Kesehatan untuk tahun 2020 sampai dengan
2024 dibuat berdasarkan dari sasaran diatas.

1. Tahun 2020 : PELAYANAN PRIMA

45
Berdasarkan Perpress No.75 tahun 2019, yaitu mengenai ketentuan pembayaran iuran
bagi peserta PBPU dan peserta BP yaitu mengalami perubahan peningkatan pembayaran
iuran, oleh karena itu sebaiknya adanya sebuah goodwill BPJS Kesehatan untuk dapat
memberikan pelayanan terbaik untuk peserta JKN-KIS dan juga melakukan campaign
Pelayanan dengan tema Pelayanan Prima.

2. Tahun 2021 : KEPEDULIAN SESAMA & Tahun 2022 : MENJADI TELADAN

Dalam rangka melakukan perluasan kepersertaan, campaign kepedulian sesama


memberikan pemahaman kepada public dan masyarakat, selain mengikuti asuransi
kesehatan JKN-KIS (Protection) didalamnya juga terdapat kepedulian sesama jika
pemanfaatan tidak dipergunakan (Sharing) dan meningkatkan kepatuhan seluruh
peserta atas program JKN-KIS (Complaince) yang bersifat wajib secara softselling.

3. Tahun 2023 : INDONESIA SEHAT

Untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit


diharapkan menurun secara signifikan termasuk penyakit tropis terabaikan, campaign
tema Indonesia Sehat diharapkan dapat memacu keberhasilan penurunan angka sakit /
pemanfaatan JKN-KIS.

4. Tahun 2024 : SEHAT BERSAMA MEMBANGUN INDONESIA MAJU


Upaya promotif dan preventif serta upaya penyelesaian permasalahan gizi masyarakat
mengalami peningkatan secara progresif melalui campaign dengan Sehat Bersama
Membangun Indonesia Maju.

46
BAB III

PLAN OF ACTION KEGIATAN KOMUNIKASI PEMASARAN SOSIAL DAN TEMA YANG


DIANGKAT SETIAP BULANNYA

Plan of Action ATL

WHEN WHY WHAT TO SAY WHO HOW

Momen awal Pelayanan Prima Generic/ All 1.TV (Spot), Print Ad & Online
tahun untuk dalam pendaftaran target (Native Advertising), Radio
resolusi hidup pekerja. Millenials (Spot).
JANUARI-
lebih baik. Influencer: Top 2.Youtube, IG, FB & Adv
MARET
3 Ecommerce Digital.
CEO Testimoni Top 3 Ecommerce
CEO & Faskes
Momen bulan Pelayanan BPJS Generic/ All 1.TV (Spot & Blocking
ramadhan dan Kesehatan dengan target Segmen), Print Ad & Online
hari raya Idul menunjukan Millenials (Native Advertising), Radio
APRIL MEI Fitri. kepedulian. Influencer (Spot).
2.Youtube, IG, FB & Adv
Digital.
Konten megenai Faskes
Hari Anak. Orang tua (pekerja) Senior Millenials 1.TV (Spot), Print Ad & Online
memberikan 28+ (Native Advertising), Radio
JUNI-JULI perlindungan Millenials (Spot).
kesehatan kepada Influencer 2.Youtube, IG, FB & Adv Dig.
anak anaknya. Webseries

47
Hari BPJS kesehatan Male Female 1.TV (Talkshow & Spot), Print
Kemerdekaan bagian dari negara 25+ Ad & Online (Native
RI yang turut Millenial Advertising), Radio (Spot).
meningkatkan Influencer 2.Youtube, IG, FB & Adv
AGUSTUS
kualitas masyarakat Digital.
Indonesia melalui Video Nadiem Makarim &
JKN KIS. Dirut BPJS Kesehatan
Fachmi Idris.
Hari Komunitas Kebanggan Milenial Male Female 1.TV (Spot), Print Ad & Online
Nasional & (Pekerja) sebagai 28+ (Native Advertising), Radio
SEPTEMBER – Sumpah peserta JKN KIS. Milenial (Spot).
OKTOBER Pemuda Influencer 2.Youtube, IG, FB & Adv
Digital.
Webseries
Hari Kesehatan Ajakan untuk Male Female 1.TV (Talkshow & Spot), Print
Nasional melakukan hidup 28+ Ad & Online (Native
sehat. Brand Advertising), Radio (Spot).
NOPEMBER
Ambasador & 2.Youtube, IG, FB & Adv
Influencer(Healt Digital.
h Enthusiast)
Hari Ibu Terimakasih Ibu Male Female 1.TV (Spot), Print Ad & Online
Nasional (Pekerja) telah 20+ (Native Advertising), Radio
DESEMBER memberikan Milenial (Adlibs).
perlindungan. Influencer 2.Youtube, IG, FB & Adv
Digital.

48
Plan of Action BTL

49
MONTH WHO WHAT WHERE HOW

Public Area 5 kota:


- Gatot Subroto, Jakarta (105%
capaian peserta, jumlah
penduduk 10177.90,
BPS 2015)
- Medan (76% capaian peserta,
jumlah penduduk 13937.80 , BPS
Sharing, 2015)
JANUARI- Billboard
All segmen Protection, - Pontianak (69% capaian
DESEMBER
Compliance peserta, jumlah penduduk
4789.60, BPS 2015)
- Makassar (92% capaian
peserta, jumlah penduduk
8520.30, BPS 2015)
- Bali (98% capaian peserta,
jumlah penduduk 4152.80, BPS
2015)
Seluruh Faskes, Klinik Pratama,
Sharing,
JANUARI - Puskesmas, dan Rumah Sakit
All segmen Protection, standing banner
DESEMBER yang bekerja sama dengan BPJS
Compliance
Kesehatan
Seluruh Faskes, Klinik Pratama,
Sharing,
JANUARI – All segmen Puskesmas, dan Rumah Sakit Digital sign
Protection,
DESEMBER yang bekerja sama dengan BPJS (LED)
Compliance
Kesehatan
Lift hotel, apartemen dan
Sharing,
JANUARI – All segmen perkantoran di Medan, Jakarta, Digital sign
Protection,
DESEMBER Kalimantan Barat, Sulawesesi (LED)
Compliance
Selatan, dan Bali

Sharing,
JANUARI – All segmen Hotel, apartemen, pusat
Protection, Tent card
DESEMBER perbelanjaan, pusat oleh-oleh,
Compliance

Plan of Action Aktivasi

50
NO HOW WHAT WHO WHERE WHEN

Product
Seluruh Kantor
1 TOT Kader JKN knowledge JKN Kader JKN JAN
Cabang
KIS
Hak dan Kewajiban Lokasi
Sosialisasi oleh
2 serta Prosedur Masyarakat Umum masyarakat dan FEB - DES
Kader JKN
JKN KIS kader JKN KIS
Komunitas profesi
& Asosiasi (5
Hak dan Kewajiban cities/months) /
Literasi dan Lokasi APR – JUN
3 serta Prosedur Startup Companies
Edukasi komunitas NOP
JKN KIS (5 cities/months,
50/300++audiences
)
Komunitas ibu-ibu,
Hak dan Kewajiban
Literasi dan komunitas senam Lokasi
4 serta Prosedur MAR, DES
Edukasi (zumba/yoga) komunitas
JKN KIS
(3 cities/months)
SMA dan
Hak dan Kewajiban Universitas
Literasi dan Lokasi
5 serta Prosedur (5 cities/months, AGUST- OKT
Edukasi Komunitas
JKN KIS 50/300++audiences
)
Penghargaan akan
Badan Usaha dan Lokasi
6 Apresiasi komitmen terbaik JULI
Pemerintah Daerah Komunitas
BU dan Pemda
Direksi BPJS,
Asosiasi Rumah
Sakit, Asosiasi
Faskes & JKN KIS
7 FGD Dokter, Asosiasi Pusat JAN
(PSC)
Konsumen, Badan
Usaha, Pemerintah
Daerah.
Direksi BPJS,
Asosiasi Rumah
Faskes & JKN KIS
8 FGD Sakit, Asosiasi Pusat JULI
(PSC)
Dokter, Asosiasi
Konsumen, Badan

51
Usaha, Pemerintah
Daerah.

Plan of Action Hashtag

Januari - Maret #kitapakejknkis


#sharingiscaring
#jknkisprima

#jknkisuntukpekerja

April - Juni #jknkispenting


#sharingiseverything

#jknkismelindungi

Juli - September #sharingisgood


#jknkisuntuksemua

#jknkispeduli

Oktober - Desember #sharingisgood


#jknkisuntuksemua

#jknkispeduli

52
BAB IV

CREATIVE CONCEPT KEGIATAN PROMOSI JKN-KIS TAHUN 2020-2021

(STORYBOARD IKLAN TV, NARASI IKLAN RADIO, DAN DESAIN PRINT AD @2 VERSI
PERTAHUN)

1. CREATIVE CONCEPT PROMOSI JKN-KIS TAHUN 2020


⚫ TV VERSI 1
“JKN-KIS Semakin Cepat, Semakin Mudah”
Digitalisasi pendaftaran JKN-KIS bagi Pekerja

TVC 2020 Versi


1
“JKN-KIS Semakin Cepat,
Semakin Mudah”

Digitalisasi pendaftaran JKN-KIS 1. Seorang HRD sedang berjalan menuju ke 2. Ia menuju ke Kantor BPJS Kesehatan
bagi Pekerja suatu tempat

3. Ketika ia membuka pintu dan masuk, 4. Tampak semua menu kebutuhan tampil
tiba-tiba semua berubah menjadi canggih secara digital
dan digital.
VO: Selamat Datang di BPJS Kesehatan”

TVC 2020 Versi


1 Copyright © Cmarcomm. All rights.

“JKN-KIS Semakin Cepat,


Semakin Mudah”

Digitalisasi pendaftaran JKN-KIS 5. HRD membuka tampilan aplikasi edabu 6. HRD melakukan pembayaran. Muncul
bagi Pekerja dan mulai mendaftarkan pekerjanya. tampilan ‘pembayaran berhasil’
VO: Beragam kemudahan pendaftaran bisa
Anda dapatkan

7. HRD tampak senang dan puas dengan 8. VO: Hingga kartu sampai di tangan Anda
kemudahan yang didapat

Copyright © Cmarcomm. All rights.

VC 2020 Versi

N-KIS Semakin Cepat,


makin Mudah”

53
alisasi pendaftaran JKN-KIS
Pekerja
9. HRD keluar dari zona digital menuju 10. VO : Mari bersama JKN-KIS lindungi
teman-teman pekerja yang menyambutnya pekerja. Kini dan nanti
⚫ TVC VERSI 2
“JKN-KIS Untuk Semua”
Keadilan dalam Pelayanan JKN-KIS kepada Peserta

2020 Versi

KIS Untuk Semua”

dalam Pelayanan JKN-


da Peserta
1. Terlihat seorang pekerja sederhana di tengah 2. Rupanya pekerja sederhana tersebut menuju
perjalanan mengendarai sepeda Kantor BPJS Kesehatan

3. Ketika ia akan masuk ia melihat sebuah mobil


mewah parkir di depan gedung dengan seorang 4. Tampak ragu pekerja sederhana tersebut
wanita pejabat turun dari mobil tersebut menuju melihat dari jendela
ke gedung yang sama

2020 Versi Copyright © Cmarcomm. All rights.

KIS Untuk Semua”

dalam Pelayanan JKN-


da Peserta
5. Ia melihat sambutan yang sangat ramah 6. Wanita pejabat itu dilayani dengan sangat
pada wanita kaya tersebut baik. Dalam hati bapak tani muncul keraguan
akankah dia dilayani dengan baik sementara ia
hanya petani sederhana

7. Di tengah lamunan tiba-tiba pintu terbuka 8. Muncul seorang petugas BPJS Kesehatan
tersenyum ramah kepada pekerja sederhana
tersebut

Copyright © Cmarcomm. All rights.

54
0 Versi

Semua”

yanan JKN-

9. Dan dengan segera pekerja sederhana 10. Pekerja sederhana tersebut sangat
tersebut mendapat pelayanan yang sama senang, pelayanan JKN-KIS yang terbaik
baik dan cepatnya dengan wanita pejabat bagi siapa saja.
tadi

11. Terima kasih telah menjadi peserta JKN-


KIS. Siapapun Anda, kami berkomitmen
memberikan layanan terbaik

Copyright © Cmarcomm. All rights.

⚫ PRINT AD
⚫ VERSI 1

(gambar ilustrasi)

55
⚫ VERSI 2
(gambar ilustrasi)

⚫ ADLIPS RADIO
⚫ VERSI 1

“JKN-KIS Semakin Cepat, Semakin Mudah”


Obrolan pekerja dan HRD, membahas kemudahan membayar JKN KIS melalui kanal
online
Background music : ambience macet
SFX : panggilan masuk di telfon
Yuni : hallo?//
Dona : iya hallo/ini donna bu//
Yuni : oh iya/kenapa dona?//
Dona : ibu gak lupa kan hari ini ada janji rapat dengan klien?//
Yuni : ya ampun saya lupa dona/mana saya harus ke BPJS Kesehatan buat daftarin
pekerja/gimana yah?//
Dona : Wah, ketinggalan nih Ibu //

56
Yuni : Maksudnya ?//
Dona : Daftarin pegawai cukup melalui website BPJS Kesehatan, bisa juga di
www.oss.go.id, atau portal bersama
www.bpjs.go.id //
Yuni : Wah, lebih efisien ya//
Dona : bener banget bu / cukup dikerjain dari kantor kita //
Yuni : Oh gitu ya/okedeh/aku daftar dari kantor aja //
Dona : Berarti ibu bisa dong rapat dengan klien hari ini?//
Yuni : bisa kok don/makasih ya//
Dona : sama-sama bu//
SFX : suara mematikan telfon
Yuni : Pak/kita putar balik ke arah Sudirman yah//
Pak Supir : oke bu
Background music + VO
VO : Kuy, daftarkan karyawan ke JKN-KIS, sebab karyawan adalah aset berharga yang
harus dijaga kesejahteraanya//info lebih lanjut hubungi BPJS Kesehatan Care Center
1500 400//

⚫ VERSI 2
“JKN-KIS Semakin Cepat, Semakin Mudah”
Seorang anak muda (laki-laki) sedang duduk santai d ruang tengah rumahnya sambil
main HP
Anak muda tersebut sesekali bergumam.
Tyo : Hmm.. Hmm…
Adik Tyo : Hey kak/ main games terosss//
Tyo : Siapa juga yang lagi main/ Aku lagi bayar iuran JKN-KIS//
Adik Tyo : Bisa dari rumah?
Tyo : Bisa dong. Nih, tinggal bayar lewat aplikasi Mobile JKN. beresss
Adik Tyo : Waa… (suara kagum)/ semudah itu ya. Trus .. Trus
Tyo : Gak cuma bayar iuran, kamu juga bisa nyari faskes, cek daftar antarian faskes,
ketersediaan kamar, mutasi data, hingga skrining riwayat Kesehatan di Mobile JKN ini.

57
Adik Tyo : Keren//semua ada dalam genggaman//
Tyo : Keran keren,, jangan muji aja.. Download dong//
Adik Tyo : Eh, hehe ok ok.
Tyo : Gitu dong, jaman sekarang harus pinter manfaatin teknologi
Adik Tyo : ngomong-ngomong, bagi tethering dong ..
Gubrak..
VO BPJS : Nikmati kemudahan hanya dalam satu genggaman, Aplikasi Mobile JKN. Dapat
diunduh melalui Google Playstore dan Apps Store. Informasi lebih lanjut hubungi 1500
400

2. CREATIVE CONCEPT PROMOSI JKN-KIS TAHUN 2021


⚫ TV VERSI 1
“Dengan Peduli Semua Terlindungi”
Menceritakan tentang seorang pekerja yang berbagi payung (hijau) dengan orang lain saat hujan turun.
Ternyata seluruh orang di indonesia telah menggunakan payung yang sama dan saling berbagi

2021 Versi

Peduli Semua
gi”

an tentang seorang
g berbagi payung
an orang lain saat 1. Suasana pulang kerja di zebra cross daerah perkantoran. 2. Zebra cross terlihat ramai di jam pulang kerja.
n. Ternyata seluruh
donesia telah
an payung yang sama
C 2021 Versi
berbagi

gan Peduli Semua


ndungi”

ritakan tentang seorang


a yang berbagi payung
dengan orang lain saat 4. Tiba-tiba turun hujan di tengah-tengah keramaian.
turun. Ternyata seluruh 3. (tampak suasana trotoar)
di indonesia telah
gunakan payung yang sama
aling berbagi

Copyright © Cmarcomm. All rights.

Copyright © Cmarcomm. All rights.


58
VC 2021 Versi

Dengan Peduli Semua


rlindungi”

nceritakan tentang seorang


kerja yang berbagi payung
jau) dengan orang lain saat 5. Salah seorang pekerja terlihat cemas karena tidak 6. Tiba-tiba datang seseorang yang membawa payung
an turun. Ternyata seluruh
ang di indonesia telah
mempersiapkan payung saat hujan turun
nggunakan payung yang sama berwawna hijau dan membuka payung tersebut.
n saling berbagi
TVC 2021 Versi
1
“Dengan Peduli Semua
Terlindungi”

Menceritakan tentang seorang


pekerja yang berbagi payung
(hijau) dengan orang lain saat 7. Ternyata pria tersebut menolong pria yang tidak 8. Di tempat yang berbeda ada juga orang yang menolong
hujan turun. Ternyata seluruh
orang di indonesia telah
menggunakan payung yang sama
membawa payunguntuk berteduh di bawah payung orang lain dengan payung berwarna hijau.
dan saling berbagi
hijaunya.
Copyright © Cmarcomm. All rights.

VC 2021 Versi
1
Dengan Peduli Semua
erlindungi”

enceritakan tentang seorang


kerja yang berbagi payung
jau) dengan orang lain saat 10. Setelah dilihat lebih jauh semakin banyak orang yang
jan turun. Ternyata seluruh 9. Terlihat di jalan juga banyak orang yang menggunakan
ang di indonesia telah Copyright © Cmarcomm. All rights.
enggunakan payung yang sama payung dengan warna yang sama (hijau)
menggunakan payung warna hijau
n saling berbagi

TVC 2021 Versi


1
“Dengan Peduli Semua
Terlindungi”

Menceritakan tentang seorang


pekerja yang berbagi payung
(hijau) dengan orang lain saat Copyright © Cmarcomm. All rights.
hujan turun. Ternyata seluruh 11. Muncul tagline bertuliskan “Dengan peduli, Semua 12. Muncul logo BPJS Kesehatan
orang di indonesia telah
menggunakan payung yang sama terlindungi”
dan saling berbagi

59

Copyright © Cmarcomm. All rights.


⚫ TV VERSI 2A

“JKN-KIS adalah bagian hidup kami”


Menggambarkan bahwa JKN-KIS telah menjadi bagian dan gaya hidup para milenial dengan
berbagai trend, kesibukan dan gaya hidup para milenial

TVC 2021 Versi


2A
“JKN-KIS adalah bagian
hidup kami”

Menggambarkan bahwa JKN-KIS


telah menjadi bagian dan gaya
hidup para milenial dengan
berbagai trend, kesibukan dan 1. Suasana yang cerah di sebuah kota 2. Terlihat bermacam-macam aktivitas
gaya hidup para milenial
anak-anak muda milenial

TVC 2021 Versi


2A
“JKN-KIS adalah bagian
hidup kami”

Menggambarkan bahwa JKN-KIS


telah menjadi bagian dan gaya
hidup para milenial dengan
berbagai trend, kesibukan dan 3. Salah satunya sedang bermain skateboard 4. Ketika salah satu anak ingin mengambil
gaya hidup para milenial
di sebuah taman minum dari tasnya, tanpa sengaja kartu

JKN_KIS miliknya keluar dari tasnya

Copyright © Cmarcomm. All rights.

TVC 2021 Versi


2A
“JKN-KIS adalah bagian
hidup kami”

Menggambarkan bahwa JKN-KIS Copyright © Cmarcomm. All rights.


telah menjadi bagian dan gaya
hidup para milenial dengan
berbagai trend, kesibukan dan 5. Remaja lainnya sedang bersantai sambil 6. Di tas yang ia bawa pun terdapat kartu
gaya hidup para milenial
minum kopi di sebuah kedai kopi JKN-KIS

TVC 2021 Versi


2A
“JKN-KIS adalah bagian
hidup kami”

Menggambarkan bahwa JKN-KIS


telah menjadi bagian dan gaya
hidup para milenial dengan
berbagai trend, kesibukan dan 7. Beralih ke remaja lain yang sedang 8. Di tas yang ia bawa pun terdapat kartu
gaya hidup para milenial Copyright © Cmarcomm. All rights.
memilih baju di sebuah distro JKN-KIS

60
TVC 2021 Versi
2A
“JKN-KIS adalah bagian
hidup kami”

Menggambarkan bahwa JKN-KIS


telah menjadi bagian dan gaya
hidup para milenial dengan
berbagai trend, kesibukan dan 9. Beralih ke remaja lain yang sedang 10. Ternyata di gadgetnya pun berisi aplikasi
gaya hidup para milenial
bermain gadget JKN-KIS

TVC 2021 Versi


2A
JKN-KIS adalah bagian
dup kami”

enggambarkan bahwa JKN-KIS


lah menjadi bagian dan gaya
dup para milenial dengan
rbagai trend, kesibukan dan 11. Di tutup dengan semua remaja 12. Ini menggambarkan bahwa JKN-KIS
aya hidup para milenial
berkumpul dan berseru “JKN-KIS adalah telah menjadi bagian
Copyrightdan gaya hidup
© Cmarcomm. para
All rights.

bagian hidup kami” milenial

⚫ TV VERSI 2 B
“Saling Peduli Saling Terlindungi”
Perjalanan sebuah perusahaan yang taat menjadi anggota JKN-KIS dan prinsip-prinsip
“Sharing, Protection & Compliance” JKN-KIS tergambar dalam kesehariannya
“BPJS OK”
TVC

2nd Version

Menceritakan tentang
obrolan ringan antara
tukang sayur dan ibu- Suatu pagi terlihat aktifitas ibu-ibu sedang Salah seorang ibu (Ibu Dani) berkata “Banyak
ibu seputar kesehatan
berbelanja di tukang sayur di selingi masak sayur ah biar sehat, sekarang kalau sakit

perbincangan seputar kesehatan biayanya mahal”

Note : pagi hari di gang sebuah perumahan Note : pagi hari di gerobak sayur

ibu-ibu sedang berbincang di gerobak sayur,

musik latar Happy Haunts – Aaron Kenny

www.cmarcomm.com

Copyright © Cmarcomm. All rights.

TVC 2021 Versi


2B
Saling Peduli Saling
Terlindungi”

1. Suasana di sebuah pabrik 2. Seorang pimpinan tampak akan


Perjalanan sebuah perusahaan melakukan inspeksi
ang taat menjadi anggota JKN-
KIS dan prinsip-prinsip “Sharing,
Protection & Compliance” JKN-
KIS tergambar dalam
esehariannya

3. Di perjalanan, dia melihat karyawan tidak 4. Karyawan tadi menjadi senang dan
memakai helm. Ia menasehati keryawan melanjutkan pekerjaannya
tersebut sambil memberikan helm sebagai
pelindung kepala (Prinsip Protection)
www.cmarcomm.com

61
Copyright © Cmarcomm. All rights.
2021 Versi

Peduli Saling
ngi”

n sebuah perusahaan 5. Di langkah selanjutnya Pimpinan itu 6. Dengan segera Pimpinan itu
menjadi anggota JKN-
melihat karyawan yang tengah memberikan kacamata pelindung
prinsip-prinsip “Sharing,
n & Compliance” JKN- kebingungan mencari kacamata kepadanya (Prinsip Sharing)
mbar dalam pelindungnya
nnya

“BPJS OK” “BPJS OK”


TVC TVC

2nd Version 2nd Version

Menceritakan tentang Menceritakan tentang


obrolan ringan antara obrolan ringan antara
tukang sayur dan ibu- Suatu pagi terlihat aktifitas ibu-ibu sedang Salah seorang ibu (Ibu Dani) berkata “Banyak tukang sayur dan ibu- Suatu pagi terlihat aktifitas ibu-ibu sedang Salah seorang ibu (Ibu Dani) berkata “Banyak
ibu seputar kesehatan ibu seputar kesehatan
berbelanja di tukang sayur di selingi masak sayur ah biar sehat, sekarang kalau sakit berbelanja di tukang sayur di selingi masak sayur ah biar sehat, sekarang kalau sakit

perbincangan seputar kesehatan biayanya mahal” perbincangan seputar kesehatan biayanya mahal”

Note : pagi hari di gang sebuah perumahan Note : pagi hari di gerobak sayur Note : pagi hari di gang sebuah perumahan Note : pagi hari di gerobak sayur

ibu-ibu sedang berbincang di gerobak sayur, ibu-ibu sedang berbincang di gerobak sayur,

musik latar Happy Haunts – Aaron Kenny musik latar Happy Haunts – Aaron Kenny

www.cmarcomm.com www.cmarcomm.com

7. Karyawan itu dapat melakukan 8. Tampak karyawan itu sangat gembira


pekerjaannya

2021 Versi Copyright © Cmarcomm. All rights.

g Peduli Saling
ungi”

an sebuah perusahaan 10. Karyawan yang di bantu merasa


at menjadi anggota JKN- tertolong dan sangat senang
prinsip-prinsip “Sharing,
on & Compliance” JKN-
ambar dalam
annya

11. Pimpinan tadi melanjutkan 12. Di list pengecekan kepesertaan seluruh


perjalanannya. Dari catatan tampak semua karyawan ke JKN-KIS (prinsip compliance)
pengecekan sudah selesai

TVC 2021 Versi


2B
Copyright © Cmarcomm. All rights.

“Saling Peduli Saling


Terlindungi”

Perjalanan sebuah perusahaan


yang taat menjadi anggota JKN-
KIS dan prinsip-prinsip “Sharing, 13. Seluruh karyawan sangat senang 14. Bekerja pun nyaman dan aman dengan
Protection & Compliance” JKN- memiliki pimpinan yang peduli dan menjadi peserta JKN-KIS [End]
KIS tergambar dalam melindungi kesehatan karyawannya dengan
kesehariannya
JKN KIS

62
⚫ PRINT AD
⚫ VERSi 1

(gambar ilustrasi)
⚫ VERSI 2

63
(gambar ilustrasi)

⚫ VERSI 3

(gambar ilustrasi)

⚫ ADLIPS RADIO
⚫ VERSI 1

“Dengan Peduli Semua Terlindungi”


Suasana di sebuah pernikahan adat Betawi, tanlent sedang beradu pantun satu dengan
yang lainnya
Background music : suasana ramai + marawis
Malih : assalamualaikum/ane ada pantun nih//
Naim : ah/kelamaan lu/buru dah//
Malih : Jika petang langitnya merah/Cahaya surya merah merona//

64
Warga : Cakep//
Malih : Kesehatan adalah anugerah/makanye harus selalu dipelihara//
Naim : yah segitu doang?/nih ane juga punya/Batu gunung bisa dipahat/Malam hari
hujannya lebat//

Warga : Cakep//
Malih : capek amat ujan-ujan mahat batu//
Naim : Jika badan selalu sehat/Mudah-mudahan bisa jadi hebat//
Malih : nih ye/gua keluarin pantun andalan gua/jalan-jalan pagi-pagi/jangan lupa bayar
JKN-KIS/kalo kita rajin bayar/banyak orang yang kita bantu//
Naim : lah/kagak nyambung itu//
Malih : ye kata siapa?/nih ye gua kasih tau kalo kita rajin bayar JKN-KIS/banyak juga
orang yang ikut kita bantu/dengan kite peduli/semua orang dapat terlindungi/begitu//
Naim : bukan itu maksud gua malih/tapi itu beneran kagak bang?//

Malih : lah iya/makanya kite wajib bayar JKN-KIS tepat waktu//


Naim : okedah/nyok kite masuk/musiiiiik//
Background music marawis mulai
VO : informasi lebih lanjut hubungi 1500400//

⚫ VERSI 2

“Dengan Peduli Semua Terlindungi”


Suasana dua orang yang saling bekerja sama mengangkat sesuatu yang berat
Talent 1 dan 2 : satu/dua/tiga//
SFX : suara barang ditaro
Talent 1 dan 2 : satuu/duaa/tiiiga//
SFX : suara barang ditaro
Talent 1 dan 2 : satuu/duaa/tiiiiiiiiga//
SFX : suara barang ditaro
Talent 1 dan 2 : saaaatuu/duuuuaaaaa/tiiiiiiiiiiiiiiiga//
SFX : suara barang ditaro
Talent 1 : nah/kalo bareng-bareng gini kan cepet selesainya//
VO : Dengan kita saling peduli/semua akan terlindungi/ayo bayar iuran JKN-KIS secara
teratur/agar kita dapat menolong sesama/info lebih lanjut hubungi 1500400

65
BAB VI

REKOMENDASI BRAND AMBASSADOR DAN INFLUENCER UNTUK PROGRAM JKN-KIS

No Nama Jenis Follow Foto


ers
1. Darius Brand Ig : 825
Sinatrhya Ambassad K
or

2. Hesti Brand Ig : 746


Purwadin Ambassad K
ata or

66
3. Fajar Influencer Ig : 18,3
Alexa K

4. Zeezee Influencer Ig : 2
Shahab

5. Melanie Influencer Ig : 121


Putri K

67
6. Ligwina Influencer Ig : 25,8
Hananto K

7. Melky Influencer Ig : 835


Bajaj K

68
8. Raden Influencer Ig: 1,9
Ralif M

9. Ardit Influencer Ig : 210


Ewandha K

10. Claresta Influencer Ig :72,5


Taufan K

11 Edy Fajar Influencer Ig : 16,6


K

69
12 Amalia E Influencer Ig :
Maulana (Tokoh 3.214
Ph.D Sosial) Followe
rs

Penjelasan: Bahwa pemilihan brand ambassador dan influencer menyesuaikan dengan


konsep dan strategi yang akan kita bangun ditahun 2020-2024. Untuk mencapai universal
coverage, dan mempertahankan image positif dari BPJS Kesehatan, maka penyegaran
dalam melakukan komunikasi publik harus dilakukan supaya audience tidak stagnan dan
bosan. Fungsi informasi dan reminder dalam komunikasi yang disampaikan juga
sebaiknya lebih selektif pemilihan medianya.

Dalam menyasar segmen baru yakni millenials, diperlukan influencer yang berprestasi
yang merupakan wakil dari generasi millenials yang berprestasi, ngetop dan merupakan
idola dari kaum tersebut. Keseluruhan dari mereka ialah pribadi yang sehat, muda,
berprestasi, dan “goal achievers” yang dianggap mampu menggugah semangat berbagi
dan patuh dari generasi muda Indonesia.

Adapun pemilihan Brand Ambassador sebagai berikut:

70
Darius Sinathrya, yang merupakan actor dan sport enthusiast mewakili generasi muda
dengan image positif yang sudah terbentuk sejak dirinya berkecimpung di dunia
entertainment.

Hesti Purwadinata, merupakan presenter dan aktris yang mengedepankan pola hidup
sehat melalui akun instagram, ia juga membagikan video latihan kebugaran yang
dilakukannya.

REFERENSI

Adnjani,Made&Mubarok.2014. Ideologi Radikal Berdasar Komunikasi Efektif Orang Tua


Anak, Peran Peer Group dan Konsep Diri.Vol. 6 No. 2 Edisi Tahun 2014.Universitas Islam
Sultan Agung Semarang. Semarang.

Basu Swasta, Dharmesta dan Irawan, (2008). Manajemen Pemasaran Modern, Liberty,
Yogyakarta.

Belch. Advertising and Promotion: An Integrated Marketing DeFraine WC, Williams WM,
Ceci SJ. 2014 Feb 27;9(2):e89801. doi: 10.1371/journal.pone.0089801. eCollection 2014.,
Attracting STEM talent: do STEM students prefer traditional or work/life-interaction labs?

BPJS Kesehatan. Agregat Jumlah Penduduk s.d Semester II 2018 dari Ditjen Dukcapil
Kemendagri, sumber http://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta

BPJS Kesehatan. Data Kedeputian Bidang PEO BPJS Kesehatan.pdf

BPJS Kesehatan. Capaian BPJS Kesehatan.pdf

71
BPJS Kesehatan.Data Kedeputian Bidang PO-BPJS Kesehatan. Capaian BPJS Kesehatan.pdf.

BPJS Kesehatan. Data Kedeputian Bidang Riset dan Pengembangan BPJS Kesehatan.pdf

BPJS Kesehatan. Analisa Sistem Pembiayaan Kesehatan Indonesia - membelajankan lebih


banyak, lebih tepat, lebih baik, 2016, Police Brief Bank Dunia. Capaian BPJS Kesehatan.pdf.

BPJS Kesehatan. Pedoman Kehumasan.pdf

BPJS Kesehatan. Data Facebook BPJS Kesehatan

Belch, George E & Michael A. Belch (2001). Advertising and Promotion; An Integrated
Marketing Communications Perspective. Penerbit: McGraw-Hill. New York.

Budiman, Adi Santosa (2003), “Minat mereferensikan dalam proses adopsi konsumen
pasca masa edukasi pasar fitur GPRS IM3 Smart di Surabaya “, Jurnal Sains Pemasaran
Indo- nesia, Vol. II, No. 1 p. 1-18

Engel, J.F., Blackwell, R.D. and Miniard, P.W. (1990), Consumer Behavior, 6th ed., The
Dryden Press, Chicago, IL.

Blumler J.G., Gurevitch M., Katz E. 1974. Utilization of Mass Communication by the
Individual. In, The Uses of Mass Communication, Current Perspectives on Gratifications
Research, London: Sage Publications, Beverly Hills.

Estaswara. (2008). Think IMC! Efektifitas Komunikasi Untuk Meningkatkan Loyalitas Merek
dan Laba Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hanna, Mack., Peter Karp. (1991). Customer Satisfaction: How to Maximaze, Measure
and Market Your Company's Ultimate Product. New York :American

IDN Research Institute. Indonesian Millenials Report IDN Research Institute 2019.pdf

Freddy, Rangkuti. (2006). Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan


Pelanggan. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

Gass, Robert H. 2009. Compliance Gaining Strategis.Dalam Encyclopedia of


Communication Theory. Stepehen W. Littlejohn dan Karen A. Foss (Eds). Thousand
Oaks.Sage. California.

72
Jones, T. O. and Sasser, Jr., W.T. (1995) Why satisfied customers defect Harvard Business
Review, November-December, p88-99.

Kajian LPEM FEB UI, (2016), Dampak Penyelenggaraan Program JKN bagi Pertumbuhan
Ekonomi di Indonesia.

Dartanto, (2017), Ilustrasi hasil kajian Dampak JKN-KIS Terhadap Kemiskinan, LPEM FEB UI .

Kotler, Philip, (1994). Marketing Management: Analysis, Planing, Implementation and


Control, (8nd) ed, International Edition, Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall Inc.

Kotler, Philip and Keller, Kevin Lane (2013), Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi 13,
Erlangga.

Lam, et al.., 2004, “Customer Value, Satisfaction Loyalty, and Switching Costs; an
Illustartion from a Business – To Business service context”, Journal of The Academy of
Marketing Science. Vol.32

Lassar, Walfreid M; Chris Manolis; Robert D. Winsor (2000). “Service Quality


Perspectives and Satisfaction in Private Banking”. International Journal of Bank
Marketing.Vol.18 No.4.181-199.

Lin C.A. 1999. Online service adoption likelihood. Journal of Advertising Research, 39(2).

Lapierre, Jozée (2000). “Customer-perceived value in industrial contexts”, Journal of


Business & Industrial Marketing, Vol. 15 Iss: 2/3, pp.122 – 145

Lizka, James Jakob, (1996). A General Introduction To The Semiotic of Charles Sanders
Perice. Bloomington: Indiana University Press.

McDougall, Gordon H.G., and Terrence Levesque, (2000). Customer satisfaction with
service; putting perceived value in the equation, Journal of Service Marketing, Vol.14,
p.392-410

Malhotra, N.K, (2004). Riset Pemasaran, Pendekatan Terapan. Edisi Bahasa Indonesia, PT.
Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.

Nielsen Company Indonesia (Nielsen Media Research), BPJS Ad Performance Nielsen


Media Research, (October 2019)

Olson dan Peter, (1993). Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. D. Sihombing

73
(penerjemah). Consumen Behavior. Gelora Aksara Pratama. Jakarta

Purhantar, Wahyu, (2010). Metode Penelitian Untuk Bisnis. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sivadas, Eugene; Baker-Prewitt, Jamie L (2000), ”An examination of the relationship


between service quality, customer satisfaction, and store loyalty”, International Journal
of Retail & Distribution Management, Volume 28 . Number 2

Taylor, S. E., Klein, L. C., Lewis, B. P., Gruenewald, T. L., Gurung, R. A. R., & Updegraff, J.
A. (2001). Biobehavioral Responses to Stress in Females: Tend-and-befriend, not fight-or-
flight. Psychological Review, 107, 411–429.

TCAWijaya dalam
https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63214/4/BAB%20II%20TINJAUAN%2
0PUSTAKA.pdf.

Tjiptono. Fandy (1997). Strategi Pemasaran. Edisi kedua. Andi: Yogyakarta

Tjiptono, Fandy. (2006). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi. Offset.

Tse dan Wilton (1988). Kepuasan Pelanggan, jilid 2. Edisi ketiga. Klaten: PT. Indeks
Kelompok Gramedia.

Yang, Zhilin., and., Robin T. Peterson, (2004), “Customer Perceived Value, Satisfaction
and Loyalty: The Role of Switching Costs”, Psychology & Marketing, Vol. 21 (10), p.799-
822

Valentine, D. B., & Powers, T. L. , 2013www.alvara-strategic.com, diakses 12 Januari 2020

74
GLOSSARY
Ads - fitur iklan dalam media online atau media sosial sebagai cara untuk
mempromosikan produk, jasa atau perusahaan.
Agent of change – orang-orang yang bertindak pemicu terjadinya perubahan.
Audience - Dalam media audience adalah penonton, pembaca, atau pendengar baik dari
media elektronik dan media digital.
Blocking Segmen - istilah ini juga disebut blocking time, bentuk pembelian satu atau dua
segmen dalam sebuah program televisi.
Billboard - papan iklan berukuran besar yang mana papan tersebut diberi tulisan atau
gambar yang berisi iklan, pengumuman atau promosi suatu produk.
Budget wise - suatu perencanaan keuangan yang dikeluarkan secara bijak.
Comment - orang (akun pengguna)yang menuliskan komentar pada kolom dari media
online atau media sosial sebagai bentuk respon .

75
Engagement - secara sederhana artinya komunikasi dua arah (komunikasi interaksional)
dengan memberikan umpan balik/tanggapan terhadap pesan/konten. Dalam media
sosial seperti Instagram, engagement berarti interaksi.
ER - Engagement Rate, sebuah indikator interaksi antara sebuah akun Instagram dengan
penggemarnya yang dikalkulasikan dari jumlah comments, likes, followers. Semakin
tinggi
persentase engagement rate maka harapannya akan semakin tinggi pula tingkat
ketertarikan/pembelian suatu produk.
Feed - deretan konten yang dapat di scroll di mana konten muncul berulang satu demi
satu di blok yang terlohat serupa, feed dapat berupa daftar artikel/berita atau daftar
produk/layanan.
Follower - setiap orang dapat menggunakan platform media sosial untuk saling
terhubung, biasanya istilah ini dari media sosial instagram.
Framing - pembingkaian dalam suatu peristiwa atau bagaimana perspektif media ketika
menyeleksi isu dan menyajikannya dalam berita.
Giveaway - sesuatu yang diberikan kepada pelanggan secara gratis.

Generic - umum atau lazim.


Index - dalam survei merupakan akumulasi skor untuk setiap pertanyaan .
Influencer - orang-orang yang punya followers atau audience yang cukup banyak di
social media dan mereka punya pengaruh yang kuat terhadap followers mereka, seperti
artis, selebgram, blogger, youtuber, dan lain sebagainya.
Junior millenials - kelompok milenial generasi Z yang lahir pada tahun 1995 - sekarang
dengan rentan usia 24 tahun - sekarang.
Key messages – pesan kunci/pesan penting
Like - orang (akun pengguna) yang memberikan tanda likes atau suka di media online
atau media sosial sebagai bentuk respon .
Lower - kelas sosial ekonomi masyarakat bawah dengan pengeluaran bulanan di bawah
Rp 2.000.000.

76
Outbound Marketing - teknik pemasaran untuk menjangkau calon konsumen yang
berfokus mendorong pesan keluar dengan menggunakan iklan TV, telepon dari
telemarketer, direct mail, iklan di media cetak, email/sms massal, papan billboard.
Performance - penampilan/pertunjukan atau bentuk tindakan, perbuatan, pekerjaan
yang telah dicapai atau dilaksanakan seperti pertunjukan drama, penampilan iklan.
Platform - rencana kerja atau program, dalam ilmu komputer platform merupakan
tempat yang menjadi dasar bagi sistem operasi untuk menjalan yang menjalankan
perangkan lunak (software).
Posting - menuliskan atau menerbitkan suatu tulisan, gambar, foto, atau video dalam
media sosial.
Role model - orang yang lebih sukses dari kita dan nantinya akan kita jadikan sebagai
panutan kita.
SES - Social Economy Status, cara untuk mengklasifikasikan individu atau sebuah
keluarga berdasarkan kemampuan ekonomi dan status sosialnya, SES digunakan
lembaga riset AC Nielsen.

SES upper - kelas sosial ekonomi masyarakat dengan pengeluaran perbulannya lebih dari
Rp 2.250.000 (AC Nielsen).
SES middle 1 - kelas sosial ekonomi masyarakat dengan pengeluaran perbulannya Rp
1.750.000 - Rp 2.250.000 (AC Nielsen).
SES middle 2 - kelas sosial ekonomi masyarakat pengeluaran perbulannya Rp 800.000 -
Rp 1.750.000.
SES middle 3 - kelas sosial ekonomi masyarakat pengeluaran perbulannya Rp 600.000 -
Rp 800.000.
SES Lower - kelas sosial ekonomi masyarakat pengeluaran perbulannya di bawah Rp
600.000.
Uses & Gratification - penggunaan dan pemenuhan kebutuhan media dari audiens.
Upper - Middle - kelas sosial ekonomi masyarakat menengah dengan pengeluarkan
bulanan antara Rp 2.000.000 - Rp 3.000.000.

77
Senior millenials - kelompok milenial generasi Y yang lahir pada tahun 1980 - 1994
dengan rentan usia antara 25 - 39 tahun.
Talkshow -program televisi atau radio berupa perbincangan atau diskusi seorang atau
sekelompok tamu dengan membahas suatu topik tertentu
Tag On Sponsorship - penempatan logo perusahaan untuk promosi di media.
Week Commencing - mulai mingguan.
Views - orang yang membaca berita/artikel, menonton konten video dari baik dari media
online atau media sosial.
Share - orang (akun pengguna) yang membagikan status/foto/gambar/video baik dalam
jaringan media online, media sosial, ataupun jaringan aplikasi pesan.
Web Series - konsep acara berseri yang dirilis dalam medium internet, biasanya Youtube
menjadi platform utama bagi para produser web series.
Subscriber - orang yang menonton konten video dari Youtube.
Tech savvy – penggemar teknologi
Traffic - jumlah banyaknya kunjungan pada suatu website.

Regular post - dalam media sosial merupakan postingan (berupa


artikel/tulisan/gambar/video) yang ditampilkan secara berkala dan dengan tema-tema
tertentu.
Shopaholic - seseorang yang tidak mampu menahan keinginannya untuk berbelanja dan
berbelanja sehingga menghabiskan begitu banyak waktu dan uang untuk berbelanja
meskipun barang-barang yang dibelinya tidak selalu ia butuhkan
Standing Banner - suatu media promosi berbentuk banner yang bisa berdiri sendiri
karena memiliki kaki di bagian belakang berbentuk X dan Y sebagai penopang.
Sweetener – pemberian souvenir.
Digital Sign - digital signage merupakan sebuah bentuk penyampaian informasi memlalui
media display elektronik yang dilakukan secara dinamis dan menarik dengan
memanfaatkan teknologi LED (LED dalam TV).

78
Hashtag - kata - kata yang digunakan untuk mengkategorikan sebuah topik tertentu,
untuk memudahkan pengguna untuk mencari topik tersebut baik dalam media online
atau media sosial dengan tanda pagar (#)
Trending Topic - suatu hal yang sedang populer dan sedang terkenal saat itu di mana
banyak orang yang membicarakannya.Dalam media sosial twitter, trending topic
menggunakan sebuah hashtag (tanda pagar #) untuk menciptakan suatu traffic
tertinggi.

LAMPIRAN

BRAND AMBASSADOR & INFLUENCER


NAMA PROFILE RATE CARD
1. Darius Sinathrya Aktor, produser, pembawa - Brand Ambassador : 800jt/th
acara, bintang -1 tvc (12 jam kehadiran)
-1 photo shoot (6 jam kehadiran)
- CP ; 081511340729 -Attending event (max 3 hours
kecuali ada kesepakatan lain) @25jt
- hanya attending diluar posting
foto/video (tanpa Anak) : 60jt
attending, include 1 foto IG feed dan
2 IG story.

- Influencer
-Darius foto @12jt, with anak @15jt.
-Darius video @20 jt, with anak @25
jt

79
-Story @7,5jt - with anak @10jt,
dengan
swipe up di tambah 500rb.

2. Hesti Purwadinata Aktris, pembawa acara, - Brand Ambassaador : 1M Nett


bintang iklan ( pajak ditanggung klien), mencakup
-Online (All media Online),
Digital (all media sosial), Billboard
- Waktu shooting dan fotoshoot di
CP: 081281290577 (Keket)
sesuikan dengan schedule
hesti. Adapun waktu untuk shoot
vidio maximal 8 jam kerja,
dan untuk Foto print add max 3 jam
kerja.
- Aktivasi : 2x di jakarta,Maximum 2
jam.
- Luar kota : Pesawat PP Garuda
Indonesia
2 Bussiness2 ekonomi.
Hotel 2 Room Conected bintang 5*
Kendaraan sekelas Innova atau
Senia,
standby selama di kota tujuan.Dan
meals selama dikota
tujuan All Crew + Hesti 4pax
- Influencer

-1 x Post Foto IG 25jt


-1 x Foto Carousel 50jt (3max)
- 1 x Post Vidio IG 40jt
- 1 x post foto IG Story 10jt
1 x post foto IG Story 10jt
-1 xBila + sweepup + 5jt Masa tayang
di IG Feed maksimal 1 bulan
st vidio IG Story 25jt

3. Fajar Alexa Runner , Musician -Bila + sweepup + 5jt Masa tayang


di IG Feed maksimal 1 bulan\-Bila +
sweepup + 5jt Masa tayang
di IG Feed maksimal 1 bulan
CP : 0817618721 (boyker)
-IG Video: IDR 10mio
-IG Live: IDR 10mio
IG Live: IDR 10mio
-IG Story: IDR 4mio
-IG Story SwipeUp: IDR 4mio
-Youtube: IDR 13mio
-Video Talent: IDR 15mio (max 6 jam
shooting)
Speakers: IDR 15mio / Talkshow: IDR

80
10mio
4. Zeezee Shahab Artis, Presenter -IG Photo : IDR 7M
- IG Photo : IDR 7M
(Direct : 0878 7515 5255)
-IG Photo : IDR 7M
-IG Photo : IDR 7M
5. Melanie Putri Sports enthusiast, presnter -1 x Post Foto IG = IDR 10.000 K
-1 x Foto Carousel = IDR 15.000 K
(CP : Windy : 0812 9943 521) -1 x Post Vidio IG = IDR 15.000 K
- 1 x post foto IG Story = IDR 8.000 K
-1 x post vidio IG Story = IDR 10.000 K

6. Ligwina Hananto Stand up comedy & 1 x Post Foto IG = IDR 3.000 K


financial enthusiast

(CP : 0811 1500 688) - 1 x Foto Carousel = IDR 4.000 K

- 1 x Post Vidio IG = IDR 3.500 K

- 1 x post foto IG Story = IDR 1.500 K

- 1 x post vidio IG Story = IDR 2.000 K

7. Melky Bajaj Comedian, presenter -1 x Post Foto IG = IDR 8.000 K


- 1 x Foto Carousel = IDR 500 K
(Direct : 0856 9111 0999) - 1 x Post Vidio IG = IDR 15.000 K
-1 x Photo IG Story = IDR 1.500 K
-1 x Video Story = IDR 2.000 K

8. Raden Rauf Conten creator - 1 x Post Foto IG : IDR 15.000 K


- 1 x Foto Carousel = IDR 18.000 K
(CP : Ricky : +62 813-1484- - 1 x Post Vidio IG = IDR 21.000 K
4207) - 1 x post foto IG Story = IDR 6.000 K

- 1 x post vidio IG Story = IDR 7.000 K

9. Ardit Erwandha Stand up comedy - 1 x Post Foto IG : IDR 7.000 K


-1 x Foto Carousel = IDR 8.500 K
(CP : Ricky : +62 813-1484-
4207) - 1 x Post Vidio IG = IDR 10.000 K
- 1 x post foto IG Story = IDR 3.500 K
- 1 x post vidio IG Story = IDR 4.500 K

10. Neida Aledia Musician - 1 x Post Foto IG : IDR 6.500 K


- 1 x Foto Carousel = IDR 7.500 K
(CP : Ricky : +62 813-1484- - 1 x Post Vidio IG = IDR 9.000 K
4207) - 1 x post foto IG Story = IDR 3.000 K

81
- 1 x post vidio IG Story = IDR 4.000 K

11. Claresta Taufan Athlete - 1 x Post Foto IG : IDR 5.000 K


- 1 x Foto Carousel = IDR 6.500 K
(CP : Ricky : +62 813-1484- - 1 x Post Vidio IG = IDR 8.000 K
4207) - 1 x post foto IG Story = IDR 2.000 K
- 1 x post vidio IG Story = IDR 3.000 K

12. Edy Fajar Sociopreneur, tangsel - 1 x Post Foto IG : IDR 2.437 K


youth 2019, public speaker -1 x Post Vidio IG = IDR 3.500 K
- TVC & media menyesuaikan
- kontak : 0878-8906-8864 - Kegiatan sosialisasi dg tim 15juta
(kegiatan Kementerian Desa)
- Support kegiatan/campaign yang
memberi manfaat

13. Amalia E. Maulana Ph. D Professional, speaker, - Spekaer : IDR 25 Mill (2-3 hours)
ethnographer - 1 Post di LinkedIn : IDR 12 mill
- 3 Post/Sosialisasi Twitter : IDR 8 mill
Email : info@etnomark.com - 3 Post/Sosialisasi Twitter : IDR 8 mill
- 1 Post di FB : 3 mill

HASIL WAWANCARA BPJS KESEHATAN PUSAT


DIVISI KEPESERTAAN (PERSER: PERLUASAN PESERTA)
1. Langkah apa yang telah dilakukan oleh BPJS Kesehatan dalam rangka menarik
43.599.811, - orang untuk menjadi peserta JKN KIS?
Jawab: Kita melakukan kampanye melalui media – media untuk meningkatkan
pemahaman peserta, kalau dari data 2018 kemarin melalui survey efektivitas BPJS
Kesehatan di media mencapai 74%, meningkatkan pemanfaatan kanal – kanal yang sudah
ada. Bersosialisasi langsung maupun tidak langsung, Bekerjasama dengan pemerintah
daerah menerapkan peraturan pemerintah no 40 berlakunya sangsi dan instruksi kepala
daerah untuk wajib mendaftar. Memanfaatkan forum bersama stekholder pemda daerah
untuk mensosialisasikan kepada masyarakat untuk mendaftar karna akan ada sangsinya.
Memanfaatkan tokoh daerah setempat, dan memanfaatkan program donasi untuk
perusahaan atau perorangan. Ada juga pendaftaran kolektif untuk kampus.

82
2. Tahun 2019 ini berapa persen peserta yang masuk di tahun 2019?
Jawab: Tahun 2018 - 2019 sebanyak 5,4 juta peserta
3. Persentasi yang terbesar JKN KIS adalah belum ada waktu untuk mendaftar
sebesar 21%(data aanwijzing), apakah sudah ada suatu pengkajian kenapa
mereka tidak ada waktu untuk mendaftar, karena bpjs kesehatan sudah
mendirikan berapa kanal untuk pendaftaran?
Jawa: Belum pernah ada kajian untuk ini.
4. Adakah treatment khusus dalam recruitment di daerah terpencil atau pelosok?
Jawab: adanya pelayanan jemput bola dengan mendatangkan mobil service kedaerah –
daerah yang meminta untuk dilayani. Sosialisasi dengan mobile JKN,
5. Dikanal pendaftaran mana yang cukup efektif?
Jawab: Diharapkan kantor cabang BPJS Kesehatan itu kosong, diharapkan masyarkat
bisa meanfaatkan kanal2 yang tersedia. Pada tahun 2018 - 2019 ada beberapa kanal yang
paling banyak digunakan masyarakat, 1) Kantor Cabang sebanyak 5,4 Juta 2. Vestrek /
Fasilitas Kantor Cabang 3. Website 4. Mobile JKN.

DIVISI PELAYANAN PESERTA (YANSER: PELAYANAN PESERTA)


1. Visi dari BPJS Kesehatan adalah mentiadakan diskriminatif pelayanan, apakah
sudah di jalankan?
Jawab: Sudah dijalankan karna BPJS Kesehatan tidak membedakan pasien antara kelas
satu dengan kelas yang lainnya karna perbedaannya hanya dikamar rawat inap saja, segi
pelayanan semuanya sama di rumah sakit atau kantor cabang.

2. Mohon di jelaskan KPI dari divisi pelayanan peserta?


Jawab: Pengembangan pelayanan peserta, menyediakan media informasi kanal2 untuk
pengaduan peserta, melakukan survey kepuasan, Pelayanan peserta dilakukan dengan
Monev (monitoring & evaluasi), dilakukan 2 kali dalam setahun. Meliputi seluruh kantor
cabang, sedangkan survey kepuasan hanya sampling perwakilan saja, meliputi 13 Kedwil,
3 perwakilan kantor cabang. Pelayanan peserta juga menampung pengaduan peserta
diantaranya soal administrasi, pengaduan, pelayanan, obat.
3. Apakah Alat ukur KPI dari pelayanan peserta?
Jawab: Tingkat kepuasan, pelayanan, Target kepuasan Peserta harus mencapai 96%.
4. Apakah standarisasi pelayana kesehatan baik di pusat (kota besar) atau di
daerah?
Jawab: Ada standarnya, (Pakai data yang dikirimkan Pihak BPJS Kesehatan)

83
DIVISI MIUR (MIUR : MANAGEMENT IURAN)
1. Berapa present setiap bulannya tunggakan dari bpjs kesehatan terhadap total
dari yang diterima?
Jawab: Tunggakan 2 T, Defisit 31 T. Tunggakan PPU : 255.702.124.000 M (PPU Jan - Sept
19 = 906.739 jiwa).
2. Media komunikasi apa yang dipergunakan terkait dalam iuran?
Jawab: Penunggak akan dibantu diingatkan oleh kader JKN karna fungsi dari kader ini
bukan hanya mengigatkan tetapi juga menagih agar yang menunggak langsung
membyar kepadanya, kader juga di perankan oleh waga yang mengerti daerahnya
masing2 supaya bisa mengidentifikasi siapa saja yang menunggak.
3. Berapa persen alokasi fokus media yang digunakan dalam seluruh persentasi
komunikasi pemasaran yang dijalanakan dari bpjs kesehatan?
Jawab: Fase I : manfaat apa yang sudah diberikan BPJS melalui channel, pelayanan,
autodebet )dan iuran wajib. Fase II: tak sekedar menyampaikan jumlah naik iuran,
komitmen pelayanan/manfaat dengan naik iuran.
4. Berapa persen dana CSR dari BPJS Kesehatan yang di jalankan setiap tahun?
Jawab: Donasi ini diperuntukan tujuannya untuk merekrut peserta baru, pilih peserta
jangan sampai menunggak, donas diperuntukan bagi perorangan atau badan usaha
untuk mendaftarkan sejumlah peserta yang sudah mendaftar atau yang belum
mendaftar dengan jangka waktu sesuai yang mereka ingin donasikan.
5. Sumber penerimaan iuran bpjs dari mana saja?
Jawab: Pemerintah untuk peserta dalam kategori yang diberikan anggaran melalui
APBN,

dan peserta mandiri, pembayaran dibatasi sampai tanggal 10 disetiap bulannya. Provinsi
yang paling banyak menunggak adalah Jawa Barat dan cabang adalah kantor cabang
Cibinong Bogor.
6. Dari proses iuran bpjs terdapat denda yang harus dibayarkan apabila
tertunggak, apakah sudah di sosialisasikan?
Jawab: Mengkapanyekan program pengingat iuran dengan auto debet. Memanfaatkan
chanel kanal yang sudah ada. Membuat stiker, spanduk, banner, iklan bekerja sama
dengan gojek. KPI dari MIUR memastikan peserta yang menggunakan auto debet
memiliki saldo untuk di debet.

DIVISI FASKES (FASKES : FASILITAS KESEHATAN)


1. Apakah ada KPI divisi faskes mensosialisaikan program program JKN KIS yang

84
lain? (rekrut dan pembayaran iuran)
Jawab: Kami sesuai regulasi pelayanan tingkat pertama, untuk kesehatan khususnya
untuk klinik dan tingkat pertama terdiri dari Puskesmas ke klinik dokter praktek
perorangan dokter gigi, lingkup pelayanan atau sosialisasi pelayanan kami sesuai regulasi
nyata kerjasama dalam pelayanan kesehatan tingkat pertama jadi apa saja yang
mencakup pelayanan kesehatan tingkat pertama itu kompetensi dokter umum maupun
dokter gigi untuk menuntaskan pada kesehatan primer yang masuk diagnosa yang harus
tuntas di dokter perorangan atau dokter umum lah ya prosedur nya itu kan peserta
sebelum berkunjung peserta itu mengalami sakit atau apa harus melewati fktp dulu kita
sebutnya faskes kesehatan tingkat pertama yang sifatnya memang tidak emergency
misalnya nah di situ kan memang harus mendapatkan pemeriksaan terlebih dahulu Kalau
memang tidak bisa diobati yang tidak bisa sembuh di fktp maka akan dirujuk ke rumah
sakit ini hal-hal yang kami lakukan di fktp pelayanan prima. Kami memastikan
standarisasi klinik, puskesmas, kompetensi dokter. Memasang poster setiap puskesmas
menginformasikan alur rujukan atau juga langsung melalui petugas FKTP untuk
merekomendasikan rumah sakit mana yang harus di tuju. Jumlah rasio rujukan, rujukan
yang sedikit menjadi KPI divisi faskes, harus di bawah 16%. Semakin sedikit rujukan
semakin baik untuk BPJS Kesehatan.
2. Apakah memungkinkan apabila divisi faskes melakukan koordinasi dengan
perluasan peserta dan miur dalam rangka percepatan financial
sustainability?
Jawab: Sosialisasi yang dilakukan FasKes adalah pertemuan stakeholder dan sosialisasi
ke Badan Usaha. Faskes sudah melakukannya sama sesuai aturan/komitmen seperti
menyediakan jumlah kamar, jumlah display tempat tidur, fasilitas selalu diupdate dan
FasKes minta ke Kemenkes, juga kerjasama dengan PERSI (Perhimpunan Rumah Sakit
Seluruh Indonesia). FKTP seperti Puskesmas, BPJS membuka askes seluas-luasnya.

Sampai saat ini ada 23.000 FKTP yang sudah kerjasama dengan BPJS Kesehatan, sisanya
masih ada 800 FKTP. BPJS memberikan reward kepada Rumah sakit seperti fingerprint,
laptop, training SDM, alat kesehatan (melihat kebutuhan Rumah Sakit.

DIVISI HUMAS
1. Dimanakah masyarakat bisa mendapatkan informasi terkait tempat pendaftaran
Program JKN-KIS?
Jawab : Berbagai kanal informasi telah disediakan oleh BPJS Kesehatan diantaranya :
• Kantor Cabang

85
• BPJS Kesehatan Care Center 1500400
• Mobile JKN
• Website BPJS Kesehatan (www.bpjs-kesehatan.go.id)
• Bank mitra BPJS Kesehatan
• Sistem Dropbox Kantor Cabang
• Sistem Dropbox Kantor Kecamatan / Kantor Kelurahan
• Kader JKN
• Jaringan mall tertentu

2. Bidang manakah yang berwenang untuk memberikan infomasi kepada publik?


Jawab : Fungsi komunikasi di BPJS Kesehatan dilakukan oleh beberapa unit kerja dimana
masing-masing unit kerja memiliki tujuan yang pada akhirnya mendukung terhadap
pencapaian visi BPJS Kesehatan, Kesekretariatan Badan, Bidang Manajemen Iuran,
Bidang Perluasan Kepesertaan, dan Bidang Pelayanan Peserta.
Melihat kondisi yang ada maka model komunikasi yang dilakukan BPJS Kesehatan
adalah dengan melakukan komunikasi eksternal terintegrasi yang melibatkan seluruh
unit kerja dengan perannya masing-masing dan dikelola secara terintegrasi oleh
Kesekretariatan Badan. Hal ini perlu dilakukan agar komunikasi yang dijalankan dapat
lebih terarah dan mendukung tercapainya visi misi organisasi.
Dari model komunikasi eksternal terintegrasi yang dijalankan, Kesekretariatan
Badan c.q. Bidang Humas selain berperan sebagai juru bicara, maka Humas juga
berperan sebagai brand custodian, dimana setiap pesan yang terkait dengan brand
organisasi dan disampaikan kepada pemangku kepentingan eksternal harus
berkoordinasi terlebih dahulu dengan Humas.

3. Komunikasi publik di BPJS Kesehatan dilaksanakan oleh banyak bidang,


bagaimana mengelola komunikasi di masing-masing bidang agar informasi yang
dikeluarkan memiliki pola yang sama?
Jawab : BPJS Kesehatan menerapkan strategi komunikasi eksternal terintegrasi untuk

mengakomodir alur informasi dan komunikasi. Komunikasi eksternal terintegrasi


melibatkan seluruh unit kerja dengan perannya masing-masing dan dikelola secara
terintegrasi oleh Kesekretariatan Badan.
Komunikasi eksternal terintegrasi dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh
unit kerja yang menjalankan fungsi komunikasi agar dapat mendukung tercapainya visi
organisasi. Sebelum informasi sampai ke publik maka komunikasi internal perlu
dilakukan sebagai dasar untuk membangun employee awareness, behavior dan employee
competency dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, sehingga hal ini juga
akan mendorong kinerja dan tingkat layanan BPJS Kesehatan yang berkualitas serta
akan mempengaruhi organization image index.
Seluruh unit kerja yang terdapat di BPJS Kesehatan memiliki informasi teknis/
operasional dan bertanggung jawab untuk mendistribusikan informasi ini kepada Duta
BPJS Kesehatan sesuai bidang tugasnya masing-masing. Informasi teknis/ operasional

86
selanjutnya akan dirangkum menjadi informasi organisasi yang harus diketahui seluruh
Duta BPJS Kesehatan dan dikelola oleh Kesekretariatan Badan (Bidang Kesekretariatan
dan Komunikasi Internal) melalui berbagai kanal saluran komunikasi internal yang telah
tersedia.
Pengelolaan komunikasi internal oleh masing-masing unit kerja dan
Kesekretariatan Badan jika telah berjalan dengan optimal akan dapat meningkatkan
employee awareness dan employee competency, maka selanjutnya adalah
meneruskannya dengan mendistribusikan informasi organisasi kepada publik yang
dilakukan oleh humas melalui berbagai kanal komunikasi eksternal yang tersedia.
Namun demikian seperti pada penjelasan sebelumnya bahwa humas berperan
sebagai brand custodian, maka setiap pesan yang terkait dengan brand organisasi dan
disampaikan kepada pemangku kepentingan eksternal harus dikoordinasikan terlebih
dahulu dengan humas. Hal ini berarti setiap unit kerja yang melakukan fungsi komunikasi
baik melalui media cetak, visual maupun online harus mendapatkan persetujuan dari
humas sebelum bisa direalisasikan. Setelah persetujuan diperoleh maka masing-masing
unit kerja dapat mendistribusikannya kepada pemangku kepentingan sesuai perannya
seperti misalnya Kedeputian MIUR, Yanser dan Perser melakukan fungsi komunikasi
kepada customer, Kedeputian Bidang JKPK dan JPKR melakukan fungsi komunikasi
untuk mendistribusikan informasi kepada fasilitas kesehatan dan humas melakukan
fungsi komunikasi untuk mendistribusikan informasi kepada publik dengan tetap
memperhatikan fungsi komunikasi yang dilakukan oleh unit kerja lain.
Duta BPJS Kesehatan juga sangat memegang peranan penting sebagai
representatif organisasi. Jika berhadapan dengan Duta BPJS Kesehatan, para pemangku
kepentingan akan berharap bahwa Duta BPJS Kesehatan yang ditemuinya mampu
menjelaskan secara gamblang seluruh informasi mengenai JKN-KIS, dan tidak peduli jika
Duta BPJS Kesehatan tersebut kesehariannya berada di unit kerja lain yang tidak ada
hubungannya dengan informasi yang ingin diperoleh masyarakat.

Oleh karenanya, sangat penting bagi seluruh Duta BPJS Kesehatan untuk
mendapatkan pemahaman yang baik melalui internalisasi kebijakan/ regulasi BPJS

Kesehatan yang berada di wilayah komunikasi internal. Dan setelah memiliki product
knowledge yang baik. maka Duta BPJS Kesehatan juga mempunyai tanggung jawab
untuk menginformasikannya kepada publik secara informal. Everyone is public relation.
Dalam hal ini Duta BPJS Kesehatan sebagai perwakilan organisasi juga harus berperan
sebagai humas.
Jika hal ini telah dapat dikelola dengan baik, Duta BPJS Kesehatan dapat menjadi
sumber kekuatan bagi BPJS Kesehatan untuk menghadapi tantangan media di era
industri 4.0 ini dan mengoptimalkan aktivitas komunikasi publik BPJS Kesehatan. Dengan
ribuan pegawai yang dimilikinya, BPJS Kesehatan dapat menjadikan Duta BPJS
Kesehatan sebagai laskar distributor berita positif, Duta BPJS Kesehatan dapat menjadi
buzzer yang mampu menjaga pertahanan gempuran media yang terkadang sulit
dikendalikan, Duta BPJS Kesehatan dapat menjadi jurnalis dengan konten positifnya dan
menciptakan trending topic untuk mengalihkan isu pemberitaan miring yang sedang

87
terjadi.

4. Apakah Duta BPJS kesehatan diberikan pemahaman yang cukup terkait product
knowledge JKN-KIS?
Jawab : Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa sangat penting bagi seluruh
Duta BPJS Kesehatan untuk mendapatkan pemahaman yang baik melalui internalisasi
kebijakan/ regulasi BPJS Kesehatan. Internalisasi kebijakan/Regulasi BPJS Kesehatan
kepada Duta BPJS Kesehatan, dilakukan melalui sistem komunikasi internal.
Komunikasi internal adalah komunikasi antar Duta BPJS Kesehatan atau antar
unit kerja di BPJS Kesehatan sebagai bagian dari kegiatan BPJS Kesehatan sehari-hari.
Proses komunikasi internal berawal dari adanya informasi-informasi yang dimiliki atau
diperoleh oleh unit-unit kerja (business process owner) di BPJS Kesehatan yang perlu
didistribusikan. Informasi tersebut terdiri dari:
a. informasi organisasi (organization information), yaitu informasi umum (non-
teknis) yang perlu diketahui oleh seluruh Duta BPJS Kesehatan

b. informasi operasional (operational information), yaitu informasi yang terkait


dengan teknis operasional BPJS Kesehatan yang perlu diketahui oleh unit-unit
kerja tertentu.

Informasi organisasi yang dikomunikasikan ke seluruh Duta BPJS Kesehatan


bertujuan untuk turut membangun employee awareness dan perilaku (behavior) yang
pada akhirnya akan mendorong tingkat layanan BPJS Kesehatan kepada publik atau
khususnya kepada peserta BPJS Kesehatan.
Informasi operasional yang didistribusikan bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman, perilaku, dan keterampilan Duta BPJS Kesehatan dalam menjalankan tugas
dan tanggung jawabnya, sehinga hal ini juga akan mendorong kinerja dan tingkat
layanan BPJS Kesehatan.
5. Tools apa yang dipergunakan untuk komunikasi internal dan eksternal?
Jawab : Kanal Komunikasi Internal BPJS Kesehatan terkait dalam BPJS Kesehatan,

88
sementara kanal komunikasi eksternal terkait ke komunikasi publik.

6. Media apa saja yang digunakan untuk berkomunikasi kepada peserta JKN-KIS?
Jawab : Media komunikasi kepada peserta JKN-KIS baik itu berupa pemberian informasi
langsung maupun pengaduan dikelola oleh Kedeputian Bidang Yanserta melalui kanal :
1. BPJS Kesehatan Care Center 1500400
2. Aplikasi LAPOR! yang terintegrasi di website BPJS Kesehatan
3. Unit Pengaduan di tiap-tiap cabang.
4. BPJS Kesehatan Center di Rumah Sakit
5. Media sosial seperti Facebook, Twitter dan Instagram resmi BPJS Kesehatan
6. Aplikasi Mobile JKN yang terintegrasi dengan BPJS Kesehatan Care Center
1500400
Untuk media informasi yang bersifat publik yang dikelola oleh Bidang
Humas, sudah dijelaskan di poin 5.

7. Treatment seperti apa yang dilakukan dalam management crisis?


Jawab : Sebagai badan pengelola jaminan kesehatan dengan jumlah peserta terbesar di
dunia, BPJS Kesehatan seringkali dihadapkan pada situasi yang kompleks. Hal ini karena
BPJS Kesehatan tidak hanya bersentuhan dengan masyarakat, melainkan juga dengan
beragam stakeholders dengan kepentingan yang berbeda. Di satu sisi, publik memiliki
ekspektasi yang tinggi terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan BPJS
Kesehatan. Padahal tidak ada pelayanan publik yang bisa memuaskan 100% masyarakat.
Dalam mengelola krisis, diperlukan penanganan yang cepat dan tepat, sehingga
perlu ditentukan terlebih dahulu indikator krisis. Penetapan indikator ini dapat dilakukan
dengan berbagai pertimbangan, baik secara intuisi, maupun berdasarkan pengalaman
Kesekretariatan Badan Bidang Komunikasi Publik dan Humas dalam menjalankan tugas
pokok dan fungsinya.

89
(BPJS Kesehatan, Pedoman Kehumasan)

MEDIA MAINSTREAM (CETAK, ONLINE, DAN BROADCAST) (BPJS Kesehatan, Pedoman


Kehumasan)
Status Indikator Tindakan PIC
Kategori media : mainstream / non mainstream Tidak ada
Sentimen berita : positif dan netral (Humas menjalankan aktivitas
Jangkauan media :nasional dan lokal publikasi seperti biasa)
NORMAL Frekuensi : tidak banyak dimuat di media
Humas
Durasi pemberitaan : 1 hari
Reaksi publik : tidak ada
Dampak : tidak ada

Kategori media : mainstream / non mainstream Holding statement


Sentimen berita : netral - negatif Meme unofficial
Jangkauan media :nasional Media briefing
Frekuensi : dimuat oleh 3 - 5 media mainstream nasional dengan konten serupa Key Opinion Leader
AWAS Durasi pemberitaan : 2 hari Lobi
Humas dan BPO
Reaksi publik : ada statement negatif, tapi bukan dari sosok yang punya pengaruh jabatan/
pembentuk opini
Dampak : kecil

Kategori media : mainstream dan non mainstream Holding statement


Sentimen berita : negatif Siaran Pers
Jangkauan media :nasional dan lokal Diskusi Media
Frekuensi : dimuat oleh lebih dari 5 media mainstream nasional dengan konten serupa Key Opinion Leader
WASPADA Humas / Sekban,
Durasi pemberitaan : 3 - 5 hari Wawancara
dan BPO
Reaksi publik : ada statement negatif dari sosok yang penting/punya pengaruh/pembentuk opini Meme official dan unofficial
Dampak : sedang Media visit
Lobi

Kategori media : mainstream dan non mainstream Holding statement


Sentimen berita : negatif Siaran pers
Jangkauan media :nasional dan lokal Wawancara
Frekuensi : dimuat oleh hampir semua media mainstream dan non mainstream, berskala nasional
Key Opinion Leader
maupun lokal, dengan konten serupa
KRISIS Durasi pemberitaan : lebih dari 5 hari Talkshow Sekban, BPO,
Direksi
Reaksi publik : ada statement negatif yang bergulir berlarut-larut dari berbagai pihak Meme official dan unofficial
Dampak : besar Publikasi di medsos
Media visit
Konferensi pers
Buzzer

MEDIA SOSIAL (BPJS Kesehatan, Pedoman Kehumasan)


Status Indikator Tindakan PIC
Kategori media : Twitter, Facebook, Instagram, YouTube Tidak ada
Sentimen informasi: positif dan netral (Humas menjalankan aktivitas publikasi seperti
Penyebaran informasi : normal biasa)
NORMAL Durasi: normal Humas
Reaksi publik : tidak ada
Dampak : tidak ada

Kategori media : Twitter, Facebook, Instagram, YouTube


Sentimen informasi: netral - negatif
Penyebaran informasi : tidak banyak
Durasi: 1 hari
AWAS Reaksi publik : ada statement negatif, tapi bukan dari sosok yang punya pengaruh
Produksi konten rutin resmi di media sosial Humas dan BPO
jabatan/pembentuk opini
Dampak : kecil

Kategori media : Twitter, Facebook, Instagram, YouTube Produksi konten rutin resmi di media sosial
Sentimen informasi: negatif Holding statement
Penyebaran informasi : banyak, namun belum viral Meme unofficial
Durasi: 3 - 5 hari Buzzeruntuk edukasi Humas / Sekban, dan
WASPADA Reaksi publik : ada statement negatif dari sosok yang penting/punya BPO
pengaruh/pembentuk opini
Dampak : sedang

Kategori media : Twitter, Facebook, Instagram, YouTube Produksi konten rutin resmi di media sosial
Sentimen informasi: negatif Meme unofficial
Penyebaran informasi : sudah viral hingga diangkat oleh media massa
Durasi: lebih dari 5 hari
Buzzer untuk ciptakan trending topic
Influencer
90
Sekban. BPO, dan
KRISIS Reaksi publik : ada statement negatif yang bergulir berlarut-larut dari berbagai pihak Siaran pers
Direksi
Dampak : besar Holding statement
Wawancara
Hak jawab
Talkshow
FGD Narasumber BPJS Kesehatan
Jum’at, 29 November 2019
Grand Mercure, Kemayoran Jakarta
Narasumber jam 9.00 – 12.00 :

1. Effendy Gazali – Pakar Komunikasi


2. Yuliandre Darwis – Pakar Komunikasi- komisioner
3. Tulus Abadi Ketua YLKI – Asosiasi
4. Safir Senduk – Pakar Keuangan
5. BPJS Kesehatan – Agus Ramlan

Agus ramlan (BPJS Kesehatan) :

➢ 31 oktober 2019, 222 juta anggota bpjs kesehatan. Masalah kolektabilitas 50%.
Target dari bappenas sampai 2024 bisa mencapai 98% penduduk Indonesia, sudah
tercakup dalam progam JKN – KIN. Dari 222 juta (84%), tinggal 43 juta (16%), dari
penduduk Indonesia 256juta-an.
➢ Target :
- Seluruh penduduk Indonesia bisa masuk dalam program JKN KIS
- Dalam komunikasinya BPJS fokus pada masyarakat yang belum jadi peserta
berupaya untuk mengajaknya.

➢ BPJS sudah merekrut kader JKN untuk informasi ke masyarkat yang menunggak,
namun pesannya cara komunikasinya belum terintergasi. {Berharapnya dari
narasumber dapat memberi masukan agar komunikasi BPJS terintegrasi}
➢ Dari tahun 2014-2018 ada 640.822 per hari orang yang memanfaatkan JKN – KIS
(selama 5 tahun adalah 874,1 juta orang)
➢ Dampak dari program BPJS : meningkatkan kohesitivitas sosial, meningkatkan
usia harapan hidup, mencegah kemiskinan (melindungi masyarakat miskin dari
kemiskinan yang semakin parah), dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
➢ Dampak lainnya adanya BPJS : ada lapangan kerja , tersedia tempat tidur, obat-
obatan.
➢ Pesan yang selalu disampaikan dalam komunikasi publik di BPJS :

91
1. Ajakan jadi peserta dengan PSC, (compliance dimana WNI wajib menjadi anggota
JKN KIS)
2. Keharusan membayar iuran
3. Prosedur pendaftaran, hak dan kewajiban (berobat dari FKTP dulu baru ke
Faskes lanjutan/RS)
4. Alur pelayanan kesehatan dalam program JKN KIS – sudah ada rujukan online
5. Ajakan menerapkan pola hidup sehat
6. Ajakan berdonasi dalam program JKN-KIS – mengajak perusahaan untuk berbagi
dana CSR nya untuk masyarakat yang belum membayar iuran
➢ Kanal informasi publik yang sudah dilakukan BPJS adalah sosialisasi langsung,
kantor cabang, media sosial, website BPJS Kesehatan, mobile JKN (untuk peserta
bisa pindah domisili), advetorial JKN, petugas PIPP di Rumah Masyarakat (jika ada
masalah di RS bisa ke PIPP), BPJS Kesehatan Care Center 1500400 /keluhan),
jamkesnews.com, dan kader
➢ JKN KIS (kader JKN -diambil dari lingkungan masyarakat dimana tugasnya
memberikan pendampingan, mengingat bayaran iuran, membantu untuk
mendaftar peserta).
➢ PR dari Perluasan
- Peserta 19% masyarakat belum tertarik pada BPJS.
- Bagaimana mengubah mindset masyarakat agar mereka membayar bukan untuk
akan dapat manfaat apa, tapi mereka membayar sudah membantu banyak orang.
Cara mengemas pesan dan media apa yang sesuai di komunikasikan untuk
masyarakat. Contoh di kab. dmaumere tidak ada radio, televisi hanya ada billboar.
Belum lagi di flores dan timur lainnya.
➢ Tugas utama BPJS : menginformasikan kpd masyarakat tentang program BPJS
Kesehatan, menumbuhkan kesadaran masyarakat berdasarkan PSC, pengelolaan
keuangan, pola hidup sehat, pengelolaan mengajak kalangan menengah ke atas.

Effendy Gazali :
A. Konsep Algoritma :
➢ Perluasan ideologis : BPJS mengatakan pemerintah sudah hadir dan sangat
membantu, justru sebaliknya.
-Negara merasa rugi kalau memberikan bantuan kepada masyarakat dengan
triliunan. Seharusnya pemerintah tidak boleh langsung menggambarkan
rugi untuk melayani kesehatan masyarakat.
- apakah Negara pernah turun langsung ke RS ymengatasi defisit? Cth: RS Nias
yang kepala RS yang bilang mau melayani BPJS tapi tidak ada obat dan alat
yang diberikan.

92
- Negara masih terus berbaik2 dengan rokok, ga berani menaikkan harga rokok
dan cukai rokok. Negara lain rokok harga Rp 300.000.

➢ Tiga hal dari perluasan ideologis ini :


1) Dokter Primer : asosiasi dokter terbelah, level donasinya. Di beberapa tempat,
ada kesan dokter2 merasa dirugikan dengan BPJS seperti mendapat sedikit.
Prinsip dokter yang bagus ada di Amerika.
Obama Care : bisa telepon dokter untuk kebutuhan sakit pasien dan RS yang baik
RS yang menghindari orang sakit. Semakin sedikit orang sakit, semakin baik RS di
Amerika. 3 kali Efendi ke seminar Kedokteran, menolak betul dokter primer.
2) Asuransi – jika kita sudah punya konsep asuransi yang baik. Ga perlu dikaitkan
dengan SIM, Passport.
3) Strategi melawan isu. Perbedaan strategi vs isu. Strategi : perhatian lebih
dalam. Isu dari medsos/konvensional terus diangkat. Beberapa negara ada wisata
kesehatan,seperti di Malaysia RS apa yang baik. Tapi yang dipilih di Indonesia,
isunya cucunya Mak Erot. Bagaimana isu2 BPJS negatif.

B. Strategi untuk BPJS :

1) Bagaimana membuat ini menjadi sebuah masalah bagi semua orang.


Contoh : orang2 yang memang dibayar oleh negara /orang2 di posisi tengah (peserta
bayar sendiri) tapi mereka tidak terprogram dengan asuransi kesehatan. Akhirnya
mereka mendapat masalah. Kasus: pindah2 RS pasien yang sakit. Tokoh2
kesehatan mendonasikan dana untuk

jantung, kanker, tapi kenapa tidak membantu BPJS. Apakah pemerintah


memberikan dana talangan dulu untuk RS? kalau RS dihutangi layanan yang besar
tapi keadaan layanan tinggi, kemudian ada care BPJS yang hanya menerima
keluhan tapi tidak dapat mengatasi semuanya.
2) Milenial belum ada yang bicara “ JKN-KIS Gue Banget Loh”. Mungkin ini belum ada
informasi luas, bisa jadi ini adanya perbedaan golongan : golongan milenial dan
golongan tua (lebih dekat ke penyakit, golongan tua sebagian dilindungi negara,

golongan tua lainnya ikut asuransi lain).


3) Bisa Endorsement dari Abdul Somad, kepala Daerah.
4) Hati2 pada milenial : relatif belum sakit, tapi bagaimana membuat milenial mengajak
keluarga untuk pakai BPJS Kesehatan.

C. Kesimpulan :
1) tidak bisa mengatakan pemerintah hadir tapi negara merasa rugi dan tidak bisa
bantu.
2) Ada bagian2 dari masyarakat yang merasa ini belum masalah mereka
3) Bagaimana bisa buat milenial : JKN-KIS Gue Banget Loh.

93
Safir Senduk :
A. Milenial :
➢ Milenial adalah individual, mereka lebih males jalan kaki, bertransaksi hanya di
sosmed, web belanja, account. Mereka orang yang visual, segala hal dibikin
Inggris (seminar menjadi sharing session, sebut sepatu dengan sneaker,
kalau EO selalu buat konsep acara dengan Fest, di acara milenial ada stand
foto 3D, stand foto ada yang lucu2, tata kota dibikin instagram (ada G harus
instagramable) yang penting bagus untuk di foto.
➢ Milenial suka sentuhan emosional : bisa jadi BPJS sudah share pentingnya PSC
tapi masyarakat tidak ambil. Tapi sekali para milenial lihat iklan belanja
mereka langsung beli dan bayar. Contoh iklan menyentuh emosional
milenial : ”hentikan segera memakai sabun,sampo milik istri lo, gunakan
sabun, sampo sendiri (semakin sering viewer liat, semakin tinggi
algoritmanya). Jika di share spek produknya di iklan maka milenial tidak
ambil dan tertarik, tapi jika menyentuh emosional maka pengguna
membeli.

B. Strategi untuk Milenial :


➢ Cara sentuh emosi : story telling menarik, orang merasa dengan cerita sama
dengan kejadian sehari hari. Contoh iklan dari emosional misalnya produk
apple yang menonjolkan einstein /tokoh2 hebat bukan speknya. Begitu
juga dengan sepatu nicky : ada Orang2 pelari. Tekankan emosi.
➢ Milenial suka visual, gambar family (pasangan muda), web lebih visual (prinsipnya
dibuat agar Gue Banget), bikin story telling yang menarik (berupa video tidak ada
judul), jadikan ini Gue Banget.
➢ Bagaimana nantinya video BPJS menjual orang-orang sehat, seperti Nicky (orang2
sehat), apple (orang2 hebat), atau BPJS Kesehatan menunjukkan profil orang2
sehat, dan bahagia di mana pesannya adalah orang-orang sehat pasti punya
perlindungan kesehatan. Buku keuangan : tips keuangan kalah laku dengan

buku religi (doa apa agar dapat keuangan cepat/bebas hutang).

C. Psikologis Keuangan
➢ Keuangan erat kaitannya dengan psikologis. Uang mengikuti karakter kita.
Pengeluaran orang terbagi tiga: wajib, butuh, ingin.
1) Wajib (semua yang wajib, ada keperluan yang dibayar jika tidak maka
konsekuensi maka ada bunga)
2) Butuh (ga ada konsekuensi/denda/bunga,)
3) Ingin (jika dikeluarkan terus – menerus maka ada fungsi yang berhenti, tidak ada
batasnya, ingin tidak ada gambaran, terlalu variabel. Orang protes iuran naik,
tapi rokok jalan. Keinginan biasanya menyentuh emosi.

94
➢ Jika menekankan wajib/butuh soal BPJS pada masyarakat tapi ini masih sensitif
harga tentu tidak menyentuh. Maka yang bisa dilakukan adalah bagaimana harus
membuat BPJS Kesehatan, Gua Banget.

D. Kesimpulan :
1) Bagaimana membuat JKN KIS Gue Banget
2) Kerjasama dg RS akreditasi
3) Kerjasama dg asuransi swasta

Tulus Abadi – YLKI


A. Kelebihan dan Kekurangan BPJS :
➢ BPJS lahir karena membawa cacat, seperti masalah dokter spesial yang belum
rata (mereka tidak mau di daerah-daerah, maunya di kota), dokter spesialis
paradigmanya sudah komersialistik. Memang secara sumpah dokter kalau kritikan
dokter yang besar, dari sisi pelayanan 80% mengatakan bagus.
➢ 80% merasa puas adalah kelompok PPI (orang yang tidak bisa akses kesehatan.
➢ Masalah masyarakat/BPJS adalah
a) di mana PBI yang dibayar pemerintah memanfaatkan program ini hanya sedikit
saja, tapi peserta kelompok mandiri yang banyak makan anggaran pemerintah
(termasuk soal defisit).
b) banyak masyarakat masuk BPJS ketika mereka sudah kronis, ketika sudah
membayar dan sembuh mereka berhenti membayar.
c) Aktivasi kartu yang lama yaitu 14 hari setelah mendaftar program JKN-KIS.
d) Tunggakan yang tinggi .
e) Budaya hidup sehat : PSC. Penyakit lainnya ada karena gaya hidup masyarakat.
Seperti negara juga mendukung masyarakat tidak hidup sehat karena di
Indonesia No. 3 di dunia yang merokok tertinggi.
f) Anggota PBI juga merokok sehari Rp 20.000 tapi dia disubsidi pemerintah.
g) Gula menjadi masalah serius nomor 5 di Indonesia.
Orang Indonesia terdermawan di dunia tapi dermawan untuk keperluan akhirat
(surga akhirat: mesjid, religi), tapi bukan lainnya seperti persoalan keuangan.

B. Pemerintah tidak bisa berbisnis pada rakyat dengan konsep untung rugi, karena
progam JKN KIS adalah tanggungjawab pemerintah bukan untung rugi pada dokter dan
pasien.

C. Strategi komunikasi untuk BPJS :


1) bagaimana memvisualisasi sukses story yang 100% dan 20% memvisualisasi
orang2 yang rewel tapi dengan asumsi mereka semua sudah selesai urusan
administrasi kesehatannya.
2) Perlu ada influencer/buzzer2 yang khusus untuk BPJS Kesehatan dengan
asumsi persoalan-persoalan dasarnya sudah selesai.

95
Yuliandre Darwis:
A. Masalah dari BPJS :
a) Ada Rumah sakit muhammadiyah yang belum dibayar BPJS
b) BPJS akan jadi isu politik dan jargon di daerah
c) BPJS Kesehatan berdiri sbg lembaga publik (kerja pemerintah untuk
masyarakat), namun egara salah dalam manajemennya seperti BUMN
yang monopoli.
d) Apa yang harus dilakukan jika naik iuran (harus ada orang loyal yang naik
untuk bayar/tidak)
e) Di daerah, apakah BPJS pernah memberikan literasi

B. Strategi yang harus yang dilakukan :

1) PemDa, daerah kabupaten bagaimana caranya memberikan gratis untuk obat,


sehingga terintegrasi pada BPJS Kesehatan.
2) BPJS menjadi sebuah kebutuhan tapi banyak masyarakat menengah kebawah
ketika sakit, baru daftar. Tidak ada konsep minigasi, sosialisasi BPJS ke
masyarakat bagus, tapi literasi masyarakat kurang. Butuh literasi ke bawah untuk
masyarakat manfaat /guna program BPJS, seperti tukang becak. Dalam soal
literasi bagaimana PemDa menjadi akselerasi BPJS Kesehatan. Semua pemerintah
support pemerintah.
3) Milenial menyentuh rasa milenial karena menarik bagi anak-anak muda.
4) Harus ada sistem reminder (setelah pasien mendapatkan layanan, pasien
harusnya di telpon BPJS, menyentuh orang yang sudah diberikan bantuan oleh
BPJS).
5) Untuk media TV, dalam penyiaran diwajibkan 25% iklan televisi dan 10% iklan
masyarakat. Ini bisa dimanfaatkan. Harus ada informasi-informasi yang mengena
masyarakat
6) Basis komunitas sangat tepat untuk dibantu dan diajak membantu masyarakat
lainnya.

FGD BPJS Kesehatan Kantor Cabang BPJS Kesehatan


(Tangerang, Tigaraksa, Pasar Minggu)

KC Tangerang KC Tigarakasa KC Pasar Minggu


1) Masyarakat yang berkunjung di 1) Kegiatan yang terjadi di KC 1) Data Komplen Peserta dari
KC ini adalah masyarakat dari Kab. Tigaraksa adalah masyarakat Januari - November 2019
Bogor dan Kab. Tangerang, datang untuk mendaftar sebanyak 4.470 pengaduan.
dengan keperluan mendaftar menjadi peserta baru, peserta
peserta baru, pengaduan,mutasi yang mencetak kartu, peserta 2)Untuk PBPU (peserta

96
segmen, pemberi informasi. yang mengurus pengaktifan mandiri) rata-rata 442 antrian
kartu dengan membayar dari 2827 (data sejak
2) Selama tahun 2019 ada 38.404 denda. 01/11/2019 sd 1 8/11/2019) atau
data pengaduan 15%
2)Adanya peratuan kenaikan
3) Selama tahun 2019, Stanbooth iuran di tahun 2020, banyak 3)frekuensi sosialisasi media
yang dilakukan KC Tangerang peserta mandri (PBPU) yang elektronik (Radio, Media
menerika 333 pengaduan/saran turun keas dari kelas I & II ke cetak) yaitu
kelas III. ATL = 320
4) Pada tahun 2019 ini dari Januari BTL = 5x frekuensi, 6.020 unit
hingga Oktober, KC Tangerang 3)Idealnya kader JKN disini yg dicetak (spanduk, banner).
membuka stanbooth sebanyak 89. adalah 168 tapi yang aktif
hanya 32 kader, karena tidak 4)Jumlah kader JKN sebanyak
5) Masalah yang muncul pada KC mudah merekrut kader 28 orang
Tangerang adalah dengan tugas sebagai
1) peserta turun kelas seperti pengingat dan pengumpul 5) Frekuensi Sosialisasi Event
peserta kelas I & II yang turun iuran, sosialisasi an edukasi sebanyak 140.
langsung ke kelas III; program JKN-KIS,
2) Yang aktif bayar iuran adalah pendaftaran peserta JKN-KIS,
peserta kelas III; pemerian infoasi dan
3) Banyak peserta mandiri (PBPU) menerima keluhan. Kader JKN
yang menunggak bayaran tapi atau relawan JKN
Peserta Bukan Penerima Upah menggunakan atribut seperti
(PBPU) tidak banyak di KC Kota rompi, name tag, topi.
Tangerang
4)KC ini belum mencapai
4) Pengaduan peserta di KC BPJS target UHC (94% batas HC)
Kesehatan Tangerang mengalami karena masih sebesar 91%.
naik turun dari 5.292
informasi/pengaduan 5)Sosialisasi yang dilakukan
pada januari 2019, turun menjadi KC BPJS Kesehatn Tigarakaini
2.722 informasi/pengaduan pada adalah soalisasi aplikasi edu
juli 2019. ke Badan Usaha, media radio
lokal & suratkabar lokal, car
free day, mobil JKN di Citra
Raya.

5) Ketika isu kenaikan iuran


muncul,
maka informasi/pengaduan di KC
naik lagi menjadi 4.481 pada
agustus 2019. Kenaikan iuran
pertama kali mencuat ke publik

97
pada agustus 2019.

6)Pengaduan paling banyak


adalah :1) administrasi; 2) migrate
data hanya setahun dua kali, kasus
peserta bekerja mendapatkan
kartu BPJS Kesehatan namun
ketika
Keluar,peserta tidak mengurus
kartu BPJS Kesehatan dan
pembayaran berubah (bisa
menunggak/peserta mandiri).

7) KC Tangerang sudah mencapai


UHC (Universal Health Coverage)
sebesar 100% (dengan pembagian
sebesar 95,52% UHC di Kota
Tangerang dan sebesar 107,29%
UHC di Kota Tangerang Selatan).

8)Kader JKN yang ideal di KC ini


adalah 156 tapi yang aktif hanya 36
kader JKN. Kader JKN Kader JKN
turun ke berbagai pemukiman (RT,
RW). Kader JKN menggunakan
atribut jaket/topi. Kader JKN
memberi pengaruh mengigatkan
peserta yang menunggak dari
yang tadinya tidak membayar
menjadi bayar meskipun
jumlahnya sedikit. Rekomendasi
Kader : Ibu PKK dan Karang
Taruna.
9)Sosialisasi tidak langsung yang
dilakukan Kantor Cabang adalah
radio dan media cetak. Radio yang
digunakan adalah Bens, Mersi FM
dan PT Radio Swara Mersidiona.
Media Cetak yang digunakan
adalah Tangerang Ekspres. Di
radio jumlah spotnya 210 dari
bulan april – november 2019.
Sementara di media cetak jumlah
spotnya 3 dari april – november
2019.

98
10) Sosialisasi langsung yang
dilakukan KC Tangerang adalah
sosialisasi untuk Badan Usaha,
bagaimana mendaftarkan Badan
Usahanya dengan channel edu.
Sosialisasi ini dilakukan karena
Badan Usaha selalu ada
pergantian pegawai setiap tahun,
membuka booth di Car Free Day.

11)Rekomendasi dari KC Kota


Tangerang : Media Sosial.

RATECARD MEDIA

RATE DISPLAY
(JAKARTA)
(per mmk)

BW : IDR 165.000 K
FC : IDR 215.000 K RATE DISPLAY
(per mmk)
RATE ADVER
(per mmk)
A BW : IDR 120.000 K
FC : IDR 185.000 K
BW : IDR 169.000 K
FC : IDR 219.000 K RATE ADVER
B (per mmk)

BW : IDR 120.000 K
RATE DISPLAY FC : IDR 185.000 K
(per mmk)

BW : IDR 99.000 K
FC : IDR 129.000 K C RATE DISPLAY
(per mmk)
RATE ADVER
BW : IDR 140.000 K
(per mmk)

BW : IDR 115.000 K D FC : IDR 190.000 K

FC : IDR 147.000 K
RATE ADVER
(per mmk)
(Nielsen Agustus 2018 – Agustus 2019)
BW : IDR 160.000 K
FC : IDR 250.000 K
99
Copyright © Cmarcomm. All rights.
RATE DISPLAY
(per mmk)

BW : IDR 55.000 K
FC : IDR 75.000 K (BANDUNG) RATE DISPLAY
(per mmk)
RATE ADVER
(per mmk)
A BW : IDR 145.000 K
FC : IDR 185.000 K
BW : IDR 45.000 K
FC : IDR 55.000 K (SURABAYA) RATE ADVER
B (per mmk)

BW : IDR 165.000 K
RATE DISPLAY FC : IDR 185.000 K
(per mmk) (SEMARANG)
BW : IDR 68.000 K
FC : IDR 88.000 K C RATE DISPLAY
(per mmk)
RATE ADVER (MEDAN) BW : IDR 10.000K
(per mmk)

BW : IDR 68.000 K D FC : IDR 30.000 K

FC : IDR 88.000 K
RATE ADVER
(per mmk)
(Nielsen Agustus 2018 – Agustus 2019)
BW : IDR 10.000 K
FC : IDR 30.000 K
Copyright © Cmarcomm. All rights.

RATE DISPLAY
(per mmk)

BW : IDR 75.000 K
FC : IDR 80.000 K (MAKASSAR) RATE DISPLAY
(per mmk)
RATE ADVER
(per mmk)
A BW : IDR 27.500 K
FC : IDR 51.000 K
BW : IDR 75.000 K
FC : IDR 80.000 K (JOGJAKARTA) RATE ADVER
B (per mmk)

BW : IDR 27.500 K
RATE DISPLAY FC : IDR 51.000 K
(per mmk)
(PALEMBANG)
BW : IDR 60.000 K
FC : IDR 80.000 K C RATE DISPLAY
(per mmk)
RATE ADVER (BANJARMASIN) BW : IDR 18.750 K
(per mmk)

BW : IDR 60.000 K D FC : IDR 37.500 K

FC : IDR 80.000 K
RATE ADVER
(per mmk)
(Nielsen Agustus 2018 – Agustus 2019)
BW : IDR 18.750 K
FC : IDR 37.500 K
Copyright © Cmarcomm. All rights.

RATE WELCOME
PAGE / CPD
RATE WELCOME
BM : IDR 13.000 Mill 1 2 PAGE / CPD
BD : IDR 13.000 Mill
A/CM : IDR 23.000 Mill BM : IDR 119.000 Mill
A/CD : IDR 23.000 Mill BD : IDR 12.500 Mill
A/CM : IDR 24.900 Mill
A/CD : IDR 18.300 Mill

RATE WELCOME
PAGE / CPD
BM : IDR 360.000 Mill
BD : IDR 370.000 Mill
A/CM : IDR 100.000 Mill 3 *INDEX
A/CD : IDR 100.000 Mill BM : B anner Mobile
B D : B anner D isplay
A/CM : Article/ Content Mobile
A /C D : Article/ Content D isplay
(Alexa.com,topsites-Indonesia 2019)
Copyright © Cmarcomm. All rights. 100
RATE WELCOME
RATE WELCOME
PAGE / CPD
PAGE / CPD
4 5 BM : IDR 51.500 K
BM : IDR 120.000 Mill
BD : IDR 24.000 K
BD : IDR 40.000 Mill
A/CM : IDR 30.800 K
A/CM : IDR 2.000 Mill
A/CD : IDR 30.000 K
A/CD : IDR 100.000 Mill

RATE WELCOME
PAGE / CPD
BM : IDR 25.000 Mill
BD : IDR 20.000 Mill 6 *INDEX
A/CM : IDR 27.500Mill BM : B anner Mobile
B D : B anner D isplay
A/CD : IDR 27.500 Mill A/CM : Article/ Content Mobile
A /C D : Article/ Content D isplay
(Alexa.com,topsites-Indonesia 2019)
Copyright © Cmarcomm. All rights.

RATE WELCOME
PAGE / CPD RATE WELCOME
8 PAGE / CPD
BM : IDR 32.500 Mill 7
BD : IDR 20.000 Mill BM : IDR 22.500 Mill
A/CM : IDR 35.000Mill BD : IDR 22.500 Mill
A/CD : IDR 35.000 Mill A/CM : IDR 15.500 Mill
A/CD : IDR 15.500 Mill

*INDEX
BM : B anner Mobile
B D : B anner D isplay
A/C M : Article/ Content Mobile
A /C D : Article/ Content D isplay
(Alexa.com,topsites-Indonesia 2019)
Copyright © Cmarcomm. All rights.

RATE WELCOME
PAGE / CPD RATE WELCOME
10 PAGE / CPD
BM : IDR 90.000 Mill 9
BD : IDR 30.000 Mill BM : IDR 50.000 Mill
A/CM : IDR 1.500Mill BD : IDR 9.000 Mill
A/CD : IDR 90.000Mill A/CM : IDR 30.000 Mill
A/CD : IDR 30.000 Mill

*INDEX
BM : B anner Mobile
101
B D : B anner D isplay
A/CM : Article/ Content Mobile
A /C D : Article/ Content D isplay
(Alexa.com,topsites-Indonesia 2019)
Copyright © Cmarcomm. All rights.
RATE SPOT RATE SPOT
“30 sec” “15 sec”
Prime Time Prime Time
I D R 1 1 0 .0 0 0 K I D R 6 6 .0 0 0 K
Random Time Random Time
I D R 4 5 .0 0 0 K I D R 2 7 .0 0 0 K

RATE SPOT RATE SPOT RATE SPOT RATE SPOT


“30 sec” “15 sec” “30 sec” “15 sec”
Prime Time Prime Time
Prime Time Prime Time
I D R 1 0 0 .0 0 0 K I D R 6 0 .0 0 0 K
I D R 1 0 0 .0 0 0 K I D R 6 0 .0 0 0 K
Random Time Random Time
Random Time Random Time
I D R 4 0 .0 0 0 K I D R 2 4 .0 0 0 K
I D R 4 5 .0 0 0 K I D R 2 7 .0 0 0 K

RATE SPOT RATE SPOT


“30 sec” “15 sec”
Prime Time Prime Time
I D R 7 0 .0 0 0 K I D R 4 2 .0 0 0 K
Random Time Random Time
I D R 4 5 .0 0 0 K I D R 2 7 .0 0 0 K
(Nielsen Agustus 2018 – Agustus 2019)

Copyright © Cmarcomm. All rights.

RATE SPOT RATE SPOT


“30 sec” “15 sec”
Prime Time Prime Time
I D R 6 0 .0 0 0 K I D R 3 6 .0 0 0 K
Random Time Random Time
I D R 3 5 .0 0 0 K I D R 2 1 .0 0 0 K

RATE SPOT RATE SPOT RATE SPOT RATE SPOT


RATE SPOT RATE
“30 sec” SPOT “15 sec”
“30 sec” “15 sec”
“30 sec” P r i m e T “15
ime sec” Prime Time
Prime Time Prime Time
I D R 6 0 .0 0 0 K I D R 3 6 .0 0 0 K
I D R 9 5 .0 0 0 K I D R 5 7 .0 0 0 K Prim e T i m e R a n d oPmr i Tmi m
e eT i m eR a n d o m T i m e
Random Time Random Time
ID R 2 2 . 0 0 0 KI D R 3I0D. 0
R 0 103 .K2 0 0 K
I D R 1 8 .0 0 0 K
I D R 5 5 .0 0 0 K I D R 3 3 .0 0 0 K
Random Time Random Time
I D R 1 2 .0 0 0 K I D R 7 .2 0 0 K
RATE SPOT RATE SPOT
“30 sec” “15 sec”
Prime Time Prime Time
RATE SPOT I D R 2 2 . 0RATE
0 0 K SPOTI D R 1 3 .2 0 0 K
Random Time Random Time
“30 sec” I D R 1 2 . 0 0 “15
0 Ksec” I D R 7 . 2 0 0 K
(Nielsen Agustus 2018 – Agustus 2019)
Prime Time Prime Time
I D R 6 5 .0 0 0 K I D R 3Copyright
9 . 0 0©0Cmarcomm.
K All rights.
Random Time Random Time
I D R 2 4 .0 0 0 K I D R 1 4 .4 0 0 K

(Nielsen Agustus 2018 – Agustus 2019)

Copyright © Cmarcomm. All rights.

102
(we are social-Hootsuite, Digital 2019 Indonesia : All The
Data and Trends You Need To Understand Internet, Social
Media, Mobile, And E-Commerce Behaviours 2019)

SERVICE SERVICE SERVICE SERVICE SERVICE


FB Page Post FB Click to Website Video Awareness Bumper Ad

BUYING TYPE BUYING TYPE BUYING TYPE BUYING TYPE BUYING TYPE
CPE CPC CPV CPM CPM

CREATIVE CREATIVE CREATIVE CREATIVE CREATIVE


TYPE TYPE TYPE TYPE TYPE
Banner /Video Banner Video Banner Video

RATE RATE RATE RATE RATE


IDR 600 IDR 2500 IDR 600 IDR 4000 IDR 5400

SERVICE SERVICE SERVICE SERVICE SERVICE


IG Page Post Click to Website Video Awareness Trueview

BUYING TYPE BUYING TYPE BUYING TYPE BUYING TYPE BUYING TYPE
CPE CPC CPV CPM CPV

CREATIVE CREATIVE CREATIVE CREATIVE CREATIVE


TYPE TYPE TYPE TYPE TYPE
Banner /Video Banner Video Banner Video

RATE RATE RATE RATE RATE


IDR 600 IDR 4500 IDR 600 IDR 4500 IDR 500
Copyright © Cmarcomm. All rights.

103
PRIME TIME
SPOT/1’ : IDR 4.750 K | ADLIBS/1’ : IDR 7.000 K | Jakarta, Surabaya, Medan, Yogjakarta, Semarang,
TALKSHOW/30’ : IDR - | INSERT/3’ : IDR 9.000 K Bandung, Makassar, Manado & Solo
RANDOM TIME Millenial (18-24th), Upper-Middle
SPOT/1’ : IDR 3.250 K | ADLIBS/1’ : IDR 5.000 K | (52% Collage Student, 27% First Jobber,
TALKSHOW/30’ : IDR - | INSERT/3’ : IDR - 18% High School Student)

PRIME TIME
Jakarta, Medan, Bandung, Medan, Semarang, SPOT/1’ : IDR 3.300 K | ADLIBS/1’ : IDR 4.850 K |
Manado, Jogja, Surabaya, & Makassar TALKSHOW/30’ : IDR - | INSERT/3’ : IDR 7.850 K
RANDOM TIME
Young Adult, Middle, 25-29th SPOT/1’ : IDR 1.750 K | ADLIBS/1’ : IDR - |
TALKSHOW/30’ : IDR - | INSERT/3’ : IDR -

(based on segmen)
Copyright © Cmarcomm. All rights.

PRIME TIME
SPOT/1’ : IDR 3.000 K | ADLIBS/1’ : IDR 3.500 K | Jakarta Only
TALKSHOW/30’ : IDR 15.000 K | INSERT/3’ : IDR 4.900 K
RANDOM TIME Usia 20-40 th, SES ABC (Middle Upper)
SPOT/1’ : IDR 2.500 K | ADLIBS/1’ : IDR 2.900 K |
TALKSHOW/30’ : IDR - | INSERT/3’ : IDR 3.000 K

PRIME TIME
SPOT/1’ : IDR 1.000 K | ADLIBS/1’ : IDR 1.500 K |
Jakarta, Bandung, Jogja, Medan, Makassar, & Banjarmasin TALKSHOW/30’ : IDR - | INSERT/3’ : IDR 2.500 K
RANDOM TIME
SPOT/1’ : IDR 750 K | ADLIBS/1’ : IDR 950 K |
Usia 20-35th, SES B-C-A
TALKSHOW/30’ : IDR - | INSERT/3’ : IDR 1.500 K

PRIME TIME
Jakarta, Bandung, Palembang, Semarang, Surabaya,
SPOT/1’ : IDR 2.050 K | ADLIBS/1’ : IDR 2.050 K |
Tegal, Lampung & Medan
TALKSHOW/30’ : IDR 32.000 K | INSERT/3’ : IDR 7.500 K
RANDOM TIME All People (24% 30-39th, 23% 40-49th,
22% 20-29th, 19% 50th+ , 12% 10-19th),
SPOT/1’ : IDR 1.600 K | ADLIBS/1’ : IDR 1.600 K |
All Profesi (36% Pekerja/Karyawan,
TALKSHOW/30’ : IDR 28.000 K | INSERT/3’ : IDR - 29% IRT, 11% Pelajar, 10% Wiraswasta,
9% Dokter, 5% Lainnya)
(based on segmen) Copyright © Cmarcomm. All rights.

104

Anda mungkin juga menyukai