Anda di halaman 1dari 8

3.

1 Pembangkit Listrik

Pembangkit listrik adalah bagian dari alat industri yang dipakai untuk
memproduksi dan membangkitkan tenaga listrik dari berbagai sumber tenaga, seperti
PLTU, PLTN, PLTA, PLTS, PLTSa, dan lain-lain.
Bagian utama dari pembangkit listrik ini adalah generator, yakni mesin berputar
yang mengubah energi mekanis menjadi energi listrik dengan menggunakan prinsip
medan magnet dan penghantar listrik. Mesin generator ini diaktifkan dengan
menggunakan berbagai sumber energi setelah melalui berbagai tahapan.
Menurut sumber yang digunakan, pembangkit listrik dapat dibagi menjadi dua
jenis, yaitu pembangkit listrik dengan sumber energi tak terbarukan, dan pembangkit
listrik dengan sumber energi terbarukan.
Berikut ini akan kami jelaskan mekanisme pada beberapa pembangkit listrik.

1. Pembangkit Listrik dengan Energi Tak Terbarukan

a. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap, bahan utama yang digunakan


adalah bahan bakar fosil. Energi kimia yang tersimpan dalam bahan bakar fosil
(batu bara, gas alam, minyak bumi) dan oksigen dari udara dikonversikan
menjadi energi termal, energi mekanis, lalu energi listrik untuk penggunaan
berkelanjutan dan distribusi secara luas.
Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap, tenaga penggerak dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar. Pembakaran bahan bakar akan menghasilkan suhu
tinggi yang nantinya digunakan untuk memanaskan air. Air yang dipanaskan ini
akan menjadi uap bertekanan tinggi yang nantinya akan digunakan untuk
memutar turbin generator.
Sampai saat ini, pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil masih
merupakan penyedia energi terbesar di dunia. Ini karena efisiensi dan besarnya
energi yang dihasilkan. Meskipun begitu, ini juga menghasilkan sisa pembakaran
yang mencemari alam. Contohnya adalah CO 2 yang dapat menghasilkan efek
rumah kaca.
b. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik


thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor
nuklir pembangkit listrik.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir memanfaatkan reaksi fisi pada mineral,
yaitu uranium, yang menghasilkan suhu tinggi. Suhu tinggi yang dihasilkan oleh
reaksi fisi uranium kemudian digunakan untuk memanaskan air sehingga
terbentuklah uap bertekanan tinggi. Uap inilah yang nantinya akan digunakan
untuk memutar turbin generator.
Sumber energi yang digunakan adalah sumber energi dari mineral alam.
Sehingga ada kemungkinan kalau suatu saat nanti akan habis. Hingga saat ini,
terdapat 442 PLTN berlisensi di dunia dengan 441 diantaranya beroperasi di 31
negara yang berbeda. Keseluruhan reaktor tersebut menyuplai 17% daya listrik
dunia.

Berikut ini adalah tahapan-tahapan dalam Pembangkit Listrik Tenaga Uap dan
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir.

2. Pembangkit Listrik dari Sumber Energi Terbarukan

1. Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Untuk menghasilkan listrik dari cahaya diperlukan sebuah proses yang dikenal
sebagai proses fotoelektrik.
Proses fotoelektrik ini dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Fotoemisivitas, adalah proses pemancaran elektron dari suatu bahan ketika


bahan tersebut berinteraksi dengan cahaya.
2. Fotokonduktivitas, adalah peristiwa peningkatan arus listrik yang mengalir
melalui suatu bahan konduktor ketika bahan tersebut dikenai cahaya.
3. Efek Fotovoltaik, adalah proses yang terjadi keika cahaya jatuh ke bidang batas
dua buah bahan yang menyebabkan elektron-elektron dipindahkan dari satu
bahan ke bahan lainnya.
Akibat dari perpindahan elektron, maka ada satu bahan menjadi kekurangan
elektron (bermuatan positif), sedangkan bahan lain kelebihan elektron (bermuatan
negatif), sehingga terbentuklah sambungan positif-negatif yang akan menghasilkan
gaya gerak listrik dan apabila dihubungkan ke suatu rangkaian maka akan mengalir
arus listrik.
Alat yang digunakan pada pembangkit listrik tenaga surya adalah panel sel surya.
Panel surya akan menyerap energi dari matahari dan mengubahnya menjadi listrik.
Kemudian menyimpan energi listrik yang dihasilkan ke dalam baterai yang ada. Lalu
energi listrik yang tersimpan dalam baterai dapat langsung digunakan untuk
menggunakan berbagai macam peralatan listrik.

Secara sederhana dapat digambarkan seperti gambar berikut:

Teknologi ini cukup canggih dan keuntungannya adalah harganya murah, bersih,
mudah dipasang dan dioperasikan dan mudah dirawat. Sedangkan kendala utama
yang dihadapi dalam pengembangan energi surya fotovoltaik adalah investasi awal
yang besar dan harga per kWh listrik yang dibangkitkan relatif tinggi, karena
memerlukan subsistem yang terdiri atas baterai, unit pengatur dan inverter sesuai
dengan kebutuhannya.

2. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)


Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah
pembangkit yang mengandalkan energi potensial
dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi
listrik. Pembuatan energi listrik yang dihasilkan
dengan tenaga air biasa disebut sebagai
hidroelektrisitas.

Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah generator yang
dihubungkan ke turbin yang digerakkan oleh energi kinetik dari air. Namun, secara
luas, pembangkit listrik tenaga air tidak hanya terbatas pada air dari sebuah waduk
atau air terjun, melainkan juga meliputi pembangkit listrik yang menggunakan
tenaga air dalam bentuk lain seperti tenaga ombak.

Cara kerjanya adalah:


 Pertama-tama, ada air yang masuk dari sungai/ waduk/ bisa juga disebut dengan
tandon ke turbin melalui suatu alat yang dinamakan penstock. Kemudian ada
suatu katup pengaman yang berguna untuk memberikan atau mengatur aliran
air dari tempat semula dan masuk ke headrace di tunnel yang berfungsi juga
untuk menghentikan aliran dari air tersebut.
 Kedua, energi yang dihasilkan dari air potensial tersebut mampu menggerakkan
turbin dan menghasilkan suatu energi gerak yang dikonversikan juga menjadi
energi listrik oleh bantuan generator. Cara kerja pembangkit listrik tenaga air
sederhana yang selanjutnya yaitu energi listrik dari generator tersebut kemudian
diatur lalu ditransfer dengan alat yang dinamakan main transformer supaya
sesuai dengan kapasitas dari transmission line yang meliputi tegangan, daya dan
lainya untuk didistribusikan ke rumah-rumah warga

3. Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA)


Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA) adalah pembangkit listrik yang
mengandalkan energi kinetik angin sebagai
penghasil listrik.
Cara kerjanya sederhana. Angin akan
memutar turbin angin. Lalu putaran yang
dihasilkan akan diteruskan untuk memutar
rotor pada generator di bagian belakang
turbin angin, sehingga akan menghasilkan
energi listrik. Lalu energi listrik yang
dihasilkan akan disimpan dahulu di dalam
baterai sebelum bisa digunakan.
Kelemahan PLTA adalah ketidakstabilan
energi yang dihasilkan. Karena PLTA sangat
bergantung kepada iklim.

4. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi, panas bumi akan dimanfaatkan
untuk memanaskan air sehingga menjadi uap bertekanan tinggi. Uap bertekanan
tinggi ini akan digunakan untuk memutar turbin generator. Sehingga menghasilkan
listrik.
Selain itu panas bumi juga dapat dimanfaatkan langsung dengan
menghubungkannya menggunakan pipa ke tempat-tempat tertentu. Bisa sebagai
penghangat ruangan, pemanas air, atau mencairkan es di jalan.
Panas bumi merupakan energi yang ramah lingkungan dan dapat diandalkan.
Karena selain tidak menghasilkan pembakaran, panas bumi selalu tersedia di alam.
Akan tetapi, panas bumi hanya bisa dimanfaatkan pada tempat-tempat tertentu.
Yaitu pada daerah dekat lempeng tektonik. Dan biaya pemasangannya cukup mahal.

5. Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa

Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa merupakan pembangkit listrik dengan energi


yang bersumber dari bahan-bahan alami seperti kayu, limbah pertanian,
perkebunan, hutan, komponen organik dari industri dan rumah tangga serta kotoran
hewan dan manusia.

Pembangkit listrik tenaga biomassa di sini tetap masih menggunakan air. Air
yang digunakan dalam siklus ini disebut air demin, yakni air yang mempunyai kadar
conductivity (Kemampuan untuk menghantarkan listrik) sebesar 0.2 μs (mikro
siemen).
Biomassa disini akan dijadikan bahan bakar untuk memanaskan air. Air
dipanaskan hingga menguap dan uap ini lah yang digunakan untuk memutar turbin
dan generator yang nantinya akan menghasilkan energi listrik.
Meskipun bahan yang dibutuhkan cenderung mudah didapatkan, energi dari
biomassa masih memiliki banyak kekurangan. Mengolah biomassa cenderung mahal
karena membutuhkan banyak sumber daya lain. Selain itu, biomassa juga boros.
Untuk menghasilkan listrik yang banyak, dibutuhkan biomassa dengan jumlah yang
sangat besar. Sedangkanproses pemanenan (harvesting) serta pengolahan juga
membutuhkan lebih banyak sumber daya dan energi. Selain itu, polusi yang
dihasilkan juga lumayan banyak karena dilakukan pembakaran.

Anda mungkin juga menyukai