Anda di halaman 1dari 21

PENGGUNAAN BAHASA SARKASME

DI SMA NEGERI 1 GENTENG

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

Dimas Bima Pramuditya

NIS 13168

Hide Ardana Janaki Daos

NIS 13239

Moch. Wahyudi Akbar

NIS 13292

Rahel Husen

NIS 13345

Win Ariani Novianingsih

NIS 13432

KELAS XI MIPA 8

SMA NEGERI 1 GENTENG

2020
Daftar Isi

Daftar Isi ...........................................................................................................................i

BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................2

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................2

1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................4

2.1 Bahasa............................................................................................................4

2.1.1 Fungsi Bahasa.................................................................................4

2.1.2 Variasi / Ragam Bahasa..................................................................5

2.1.3 Penggunaan Bahasa Kasar/Sarkasme.............................................6

2.2 Bahasa dan Sosial..........................................................................................8

BAB 3 METODE PENELITIAN.................................................................................9

3.1 Rancangan dan Jenis Penelitian....................................................................9


3.2 Data dan Sumber Data..................................................................................9
3.3 Metode Pengumpulan Data..........................................................................10
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................11
4.1 Penggunaan Bahasa Sarkasme di SMA NEGERI 1 GENTENG.................11
4.1.1 Bahasa sarkasme yang sering digunakan......................................11
4.1.2 Alasan Menggunakan Bahasa Sarkasme......................................12
4.1.3 Bermanfaat atau tidak Bahasa Sarkasme......................................13
4.1.4 Sejak Kapan Menggunakan Bahasa Sarkasme.............................13
BAB 5 KESIMPULAN dan SARAN..........................................................................14
5.2 Kesimpulan..................................................................................................14
5.3 Saran............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa merupakan alat penting dalam kehidupan individu untuk berinteraksi
dengan orang lain. Bahasa dapat digunakan dalam berkomunikasi dengan orang lain,
juga untuk mengekspresikan perasaan dan ide seseorang. Bahasa memiliki banyak
karakteristik dalam penggunaannya untuk berkomunikasi.
Penggunaan bahasa pada dasarnya ditujukan untuk berkomunikasi antar
individu yang penggunaannya secara formal ataupun nonformal.Pada kondisi tertentu,
yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas
utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Kendala
yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh
adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan
bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi.
Penggunaan bahasa di sekolah umumnya menggunakan bahasa yang formal antar
murid dengan orang yang lebih tua di sekolah, sedangkan penggunaan bahasa
nonformal di sekolah lebih dominan digunakan antar murid sebaya.
Namun pada remaja, tata bahasa yang mereka gunakan tentu berbeda dengan
tata bahasa yang orang dewasa gunakan. Hal ini disebabkan bahasa mereka masih
berupa bahasa sederhana.Seorang remaja biasanya mengucapkan kata-kata yang
mereka dapatkan dari lingkungan mereka.Hal ini biasa disebut pemerolehan bahasa
adalah proses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh seseorang (bukan cuma remaja)
secara tidak sadar, implisit, dan informal.Hal ini berarti bahwa proses tersebut tidak
mengenal guru, dosen atau orang yang semacam itu yang bertanggung jawab terhadap
pencapaian hasil belajar. Juga tidak ada semacam kurikulum atau rencana pelajaran
tertentu, serta tidak ada pula waktu dan tempat yang khusus yang disediakan untuk
belajar bahasa tersebut.
Lingkungan juga mempunyai peranan penting terhadap perkembangan bahasa
pertama remaja. Tidak jauh berbeda dengan contoh di atas, seorang remaja yang
tumbuh di lingkungan dengan kondisi sosial buruk, akan memperoleh kata-kata yang
buruk untuk didengar. Kata-kata tersebut kemudian diulang-ulangnya, meskipun dia
tidak tahu apa artinya. Bahkan terkadang, ketika menangis pula kata tersebut mereka
ucapkan tanpa sadar.Contoh lainnya,seorang anak yang tumbuh dilingkungan dengan
banyak larangan,maka kata-kata yang didengarnya hanyalah kata-kata negatif yang
dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan si remaja.Remaja tersebut akan tumbuh
menjadi remaja yang pesimis, penuh rasa takut, tidak mampu menghadapi masalah.
2

Dewasa ini pergaulan remaja begitu beragam dan variatif. Perkembangan


teknologi memiliki peran dimana bahasa yang terlontar dari mulut remaja sudah
variatif bahkan bahasa kotor dan kasar pun sering terdengar di berbagai
tempat.Bahkan di lingkungan sekolah banyak pula siswa menggunakan kata kasar
dalam pergaulan mereka. Berdasarkan penelitian awal yang dilakukan, peneliti
menemukan adanya kebiasaan menggunakan bahasa kasar atau tidak sopan yang
dilontarkan beberapa siswa di SMAN 1 Genteng. Kata-kata kasar yang mereka
lontarkan banyak menggunakan bahasa lokal seperti Bahasa
Jawa.Sayangnya,kebiasan buruk ini seringkali dianggap biasa saja di kalangan
mereka. Ironisnya lagi mereka adalah siswa yang berada di SMAN 1 Genteng
Berdasarkan fenomena di atas, penulis tertarik untuk meneliti pemerolehan
bahasa remaja dalam hal ini siswa/siswi yang dipengaruhi kata-kata jorok atau negatif
dengan judul “Penggunaan Bahasa Sarkasme Di SMA Negeri 1 Genteng”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu
permasalahan sebagai berikut :
1) Apa yang mendasari siswa untuk menggunakan bahasa sarkasme?
2) Bagaimana penggunaan bahasa sarkasme di SMA Negeri 1 Genteng?

1.3 Tujuan penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk
mendiskripsikan beberapa hal sebagai berikut:
1) Ingin mengetahui penyebab penggunaan bahasa sarkasme.
2) Mengambil data dari penggunaan bahasa sarkasme di SMA Negeri 1
Genteng.
3) Mengetahui kecenderungan penggunaan bahasa sarkasme.

1.4 Manfaat penelitian


Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini sebagai berikut:
Manfaat penelitian mengacu pada apa yang diberikan peneliti kepada bidang
ilmu tertentu, instansi, masyarakat, dan semua pihak yang terlibat dalam ilmu-ilmu
terapan yang terkait. Penelitian tentang analisis sarkasme di pergaulan sekolah, dapat
3

dimanfaatkan secara teoretis dan secara praktis. Berikut penjabaran manfaat dalam
penelitian ini.

1). Manfaat Teoretis


Manfaat teoretis yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah Penelitian ini
dapat memberikan sumbangan bertambahnya khasanah ilmu pengetahuan bahasa
Indonesia, khususnya kajian gaya bahasasarkasme.

2). Manfaat Praktis


Manfaat praktis yang dapat diambil dalam penelitian ini.
a) Pembaca
Menambah wawasan para pembaca tentang penggunaan gaya bahasa sarkasme
dan dapat memberikan tambahan wawasan tentang kajian gaya bahasa sarkasme.
b) Peneliti
Sebagai bahan tinjauan pustaka dan acuan penelitian berikutnya, khususnya
tentang penelitian penggunaan bahasa sarkasme.
4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bahasa
Apa yang dimaksud dengan bahasa? Secara umum, pengertian bahasa adalah
suatu alat komunikasi yang dimiliki manusia yaitu berupa sistem lambang bunyi yang
berasal dari alat ucap atau mulut manusia.
Ada juga yang menjelaskan bahwa artibahasa adalah suatu kemampuan yang
dimiliki manusia untuk berkomunikasi satu sama lainnya dengan memakai tanda atau
simbol misalnya kata-kata dan gerakan tubuh.
Bahasa terdiri dari kumpulan kata di mana masing-masing kata tersebut
memiliki makna dan hubungan abstrak dengan suatu konsep atau objek yang diwakili
oleh kata-kata tersebut pemakaian bahasa umumnya didasari dengan seperangkat
aturan sehingga kata-kata yang diucapkan atau ditulis mengikuti aturan tertentu.

2.1.1 Fungsi Bahasa


Bahasa mempunyai fungsi yang sangat penting bagi manusia, terutama sekali
komunikatif,sejumlah ahli bahasa telah menaruh perhatian besar terhadap fungsi
bahasa. Fungsi-fungsi bahasa yang kita gunakan didasarkan atas tujuan kita
berkomunikasi.Berbeda tujuan akan berbedapulalah alatkomunikasi itu, baik
bentuknya maupun sifatnya.Secara umum, bahasa berfungsi sebagai alat interaksi
social, dalamarti alat untuk menyampaikan pikiran,gagasan,konsep,ataujugaperasaan.
Fungsi bahasa untuk mengungkapkan “isi” dideskripsikan sebagai
transaksional, danfungsi bahasa yang terlibat dalam pengungkapan hubungan-
hubungan social dan sikap-sikap pribadi akan dideskripsikan sebagai interaksional.
Kata-kata,frasa-frasa ataupun kalimat-kalimat yang kita gunakan dalam
berkomunikasi itu tentu kita dasarkan atas fungsi bahasa tersebut.Akan berbeda kata-
kata,frasa-frasa ataupun kalimat-kalimat yang kita pakai bila berbeda fungsi bahasa
tersebut( Brown, 1996:1).
PandanganChaer, (2010:33) tentang fungsi bahasa, mencakup limafungsi
dasar,yaitu;fungsiekspresi,fungsiinformasi,fungsieksplorasi,fungsipersuasif,dan
fungsientertainmen
1) Fungsi ekspresi: bahwa bahasa alat untuk melahirkan ungkapan-ungkapan
batin yang ingin disampaikan seorang penutur kepada orang lain. Pernyataan
senang, benci, kagum, marah, jengkel, sedih, dan kecewa dapat diungkapkan
5

denganbahasa,meskipuntingkahlaku gerak-gerik dan social juga berperan


dalam pengungkapan ekspresi batin itu.
2) Fungsiinformasi:fungsi untuk menyampaikan pesan atau amanat kepada orang
lain.
3) Fungsieksplorasi:penggunaan bahasa untuk menjelaskan suatu hal, perkara,
dan keadaan.
4) Fungsipersuasif: penggunaan bahasa yang bersifat mempengaruhi atau
mengajak orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu secara
baik-baik.
5) Fungsientertaimen: penggunaan bahasa dengan maksud
menghibur,menyenangkan, atau memuaskan perasaan batin.

2.1.2 Variasi/RagamBahasa

a. RagamBahasaResmi
Ciri-ciri ragam bahasa resmi
1) Menggunakan unsur gramatikalsecara eksplisit dan konsisten
2) Menggunakan imbuhan secara lengkap
3) Menggunakan kata ganti resmi
4) Menggunakan kata baku
5) Menggunakan EYD
6) Menghindari unsur kedaerahan
6
b. RagamBahasaTidakResmi
Ciri-ciri ragam bahasa tidak resmi kebalikan dari ragam bahasa resmi. Ragam
bahasa tidak resmi ini digunakan ketika kita berada dalam situasi yang tidak normal .
c. RagamBahasaAkrab
Penggunaan kalimat-kalimat pendek merupakan ciri ragam bahasa akrab.
Kalimat-kalimat pendek ini menjadi bermakna karena didukung oleh bahasa
nonverbal seperti anggukan kepala , gerakan kaki dan tangan tangan,atau ekspresi
wajah.

d. RagamBahasaKonsultasi
Ketika kita mengunjunggi seorang dokter, ragam bahasa yang kita gunakan
adalah ragam bahasa resmi. Namun, dengan berjalannya waktu terjadi alih kode.
Bukan bahasa resmi yang digunakan, melainkan bahasa santai. Itulah ragam bahasa
konsultasi.

2.1.3 Penggunaan Bahasa Kasar/Sarkasme


Bahasa Kasar adalah bentuk bahasa yang dianggap substandar dan rendah
Itulah definisi dari Bahasa Kasar. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan
untuk berinteraksi, bekerja sama, dan mengidentifikasikan diri dalam suatu
masyarakat. Bahasa juga merupakan lambang identitas yang dimiliki oleh suatu
negara. Oleh karena itu hendaknya bahasa dipergunakan sebaik-baiknya sesuai
dengan kaidah yang ada, bukan dipergunakan dengan cara yang salah. Namun, masih
banyak orang, khususnya para remaja di Indonesia sangat sering menyalahgunakan
bahasa yaitu dengan menggunakan bahasa kasar. Bahasa kasar yaitu bentuk bahasa
yang tidak sesuai dengan tempat dan konteks sehingga dapat menyakiti perasaan
pihak tertentu. Selain itu, bahasa kasar juga akan menimbulkan rasa tidak enak jika
dipergunakan terhadap oranglain.
Para remaja menganggap bahwa penggunaan bahasa kasar dalam pergaulan
merupakan hal wajar karena mereka sudah terbiasa dengan hal itu. Sangat
disayangkan sekali bahwa mereka beranggapan seperti itu, padahal penggunaan kata-
kata yang tidak sopan sama sekali tidak menguntungkan baik untuk diri sendiri,
maupun orang lain yang diajak bicara. Kata-kata kotor serta makian sama
sekalitidakmembangun, melainkan akan menyakitkan hati, melukai perasaan, dan
merendahkan harga diri, tidak hanya saja harga diri orang lain tapi juga harga diri
sendiri.
7
Perlu diketahui meskipun kesannya basi-basi, dari kecil anak-anak di luar
negeri itu sudah diajarkan cara bersopan santun kepada siapa pun, tidak peduli dengan
orang dewasa ataupun lebih rendah usianya, peggunaan kata thank you dan i’m sorry
menjadi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari anak-anak di luar negeri, meski
untuk perbuatan sekecil apa pun.
Banyak sekali pengaruh dari penggunaan bahasa kasar dalam pergaulan
sehari-hari dan cenderung mempengaruhi bahasa itu sendiri, yakni merusak serta
menurunkan kualitas bahasa. Hal ini akan mengakibatkan bahasa indonesia menjadi
rendah dan buruk di mata dunia. Kalau kita percaya tamsil atau pepatah lama yang
menyebutkan bahwa bahasa menunjukkan bangsa, maka ukuran kita sebagai bangsa
indonesia, baik secara perseorangan maupun secara bersama, akan ditentukan oleh
cara kita berbahasa.
Ini diakibatkan karena ada hal-hal penting dalam perubahan sosial
menyangkut aspek-aspek sebagai berikut, yaitu; perubahan pola pikir masyarakat,
perubahan perilaku masyarakat, perubahan budaya materi.
Adapula yang harus diperhatikan dalam perilaku kata kasar dengan
menanggulanginya lewat kontrol diri, kontrol diri ialah kemampuan untuk menekan
atau untuk mencegah tingkah laku yang menurut kata hati atau semaunya. Kontrol diri
merupakan suatu kecakapan individu dalam kepekaan membaca situasi diridan
lingkungannya. Selain itu, juga kemampuan untuk mengontrol dan mengelola
faktor- faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri
dalam melakukan sosialisai kemampuan untuk mengendalikan perilaku,
kecendrungan menarik perhatian, keinginan mengubah perilaku agar sesuai untuk
orang lain, menyenangkan untuk orang lain, selalu conform dengan orang lain dan
menutupi perasaannya.
Ketika berinteraksi dengan orang lain, seseorangakan berusaha menampilkan
perilaku yang dianggap paling tepat bagi dirinya, yaitu perilaku yang dapat
menyelamatkan interaksi-interaksi dari akibat negatif yang disebabkan karena respon
yang dilakukannya. Kontrol diri diperlukan guna membantu individu dalam mengatasi
kemampuannya yang terbatas dan mengatasi berbagai hal merugikan yang mungkin
terjadi yang dariluar.
8
2.2 Bahasa dan Sosial

Hubungan antara bahasa dengan kontek social tersebut dipelajari dalam


bidang Sosiolinguistik,sebagaimana yang dikemukakan oleh Trudgill bahwa
“sosiolinguistik adalah bagian socialogy yang berhubungan dengan bahasa,fenomena
bahasa dan budaya.Bidang ini juga mengkaji fenomena masyarakat dan berhubungan
denganbidang social lain seperti Antropologi seperti sosial kerabat dan juga
melibatkan geografi dan sosiologi serta socialogyocial.
Manakala,Fishman menyatakan bahwa Sosiolinguistik memiliki komponen
utama yaitu ciri-ciri bahasa dan fungsi bahasa.Fungsi bahasa dimaksud adalah fungsi
social(regulatory)yaitu untuk membentuk arahan dan fungsi interpersonal yaitu
menjaga hubungan baik serta fungsi imajinatif yaitu untuk menerka alamfantasi serta
fungsi emosi seperti untuk mengungkapkan suasana hati seperti marah,sedih,gembira
dan apresiasi.
Perkembangan bahasa yang selaras dengan perkembangan kehidupan manusia
di abad modern menunjukkan fenomena yang berubah-ubah antara lain dengan
penggunaanbahasa sebagai alat pergaulan tertentu yang dikenal dengan variasi
bahasa.
9
BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan dan Jenis Penelitian


Penelitian ini berupaya untuk mengetahui penggunaan bahasa sarkasme di
SMA 1 NEGERI GENTENG, karena itu penelitian ini termasuk dalam kategori
penelitian studi kasus. Menurut Creswell (2014;135), Penelitian studi kasus ialah
strategi penelitian di mana di dalamnya peneliti mengeksplorasi kehidupan nyata,
melalui pengumpulan data yang detail dan mendalam yang melibatkan beragam
sumber informasi atau sumber informasi majemuk (misalnya, pengamatan,
wawancara, bahan audio visual dan berbagai laporan).Sementara itu, Berg
menyatakan bahwa studi kasus adalah metode penelitian untuk mengumpulkan
informasi yang cukup tentang seseorang, situasi sosial, peristiwa atau kelompok
tertentu sehingga memungkinkan penelitian untuk memahami dengan baik bagaimana
subjek penelitian itu berfungsi (setiadi, 2015: 165).
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan
kualitatif. Alasan pemilihan metode kualitatif ini dikarenakan data dalam penelitian
ini adalah kata-kata tertulis dan lisan yang ada di dalam penggunaan bahasa sarkasme.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat Miles dan huberman (1992:15) yang
menyatakan bahwa data dalam penelitian kualitatif berwujud rangkaian kata-kata atau
kalimat yang di dapat melalui bermacam cara.

3.2 Data dan Sumber Data


Data adalah sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh dari pengamatan
(observasi) suatu objek. Data yang baik adalah data yang bisa dipercaya kebenarannya
(reliable), dan bisa memberikan gambaran tentang suatu masalah secara menyeluruh.
Data tersebut nantinya akan diolah menjadi informasi yang lebih detail. Data dalam
penelitian ini adalah kata atau kalimat yang sering digunakan dalam penggunaan
bahasa sarkasme yang di dapat dari siswa/siswi SMA NEGERI 1 GENTENG. Data
dalam penelitian ini dikumpulkan mulai tanggal 16 maret – 23 maret 2020.
Sumber data subyek dari mana data dapat diperoleh. Penelitian ini
menggunakan kuisioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber
data disebut responden, yaitu orang menjawab pertanyaan peneliti, baik pertanyaan
tertulis maupun lisan.Sumber data dalam penelitian ini adalah bahasa sarkasme di
sekolah. Bahasa sarkasme itu sendiri di dapat dari siswa/siswi sma negeri 1 genteng
yang sering melontarkan kalimat jorok atau sarkas tanpa kesadaran diri bisa disebut
10

juga reflek. Hal tersebut dijadikan sebagai sumber data dengan alasan penggunaan
bahasa sarkasme kebanyakan terdapat dari siswa/sisiwi tersebut.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam melakukan
penelitian. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan cara yaitu
teknik angket / kuesioner.
Teknik angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan kepada orang lain yang dijadikan
responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang
lebih efisien dan cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar. Penelitian ini
menggunakan teknik angket / kuesioner untuk mengetahui tanggapan siswa/siswi sma
negeri 1 genteng tentang penggunaan bahasa sarkasme yang berupa kata-kata dan
kalimat.
11

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penggunaan Bahasa Sarkasme di SMA NEGERI 1 GENTENG


Sarkasme dapat berupa penghinaan yang mengekspresikan rasa kesal dan
marah dengan menggunakan kata-kata kasar. Dalam bahasa Indonesia, arti sarkasme
berbeda dari kepercayaan banyak orang bahwa sarkasme berarti penyindiran yang
menggunakan kata yang terbalik dari maksudnya, seperti ironi.
Kehidupan manusia yang semakin maju telah menjadikan penggunaan gaya
bahasa sarkasme tidak serta merta bertujuan untuk menghina saja. Sarkasme telah
diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menyebabkan sarkasme telah
berkembang menjadi suatu budaya yang melekat pada kehidupan manusia. Banyak
orang berpendapat bahwa secara etika, sarkasme adalah hal yang paling harus
dihindari dalam berkomunikasi. Beda halnya dengan anak remaja, penggunaan bahasa
sarkasme telah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Bahasa menunjukkan pribadi seseorang. Karakter, watak, atau pribadi
seseorang dapat diidentifikasikan dari perkataan yang ia ucapkan. Penggunaan bahasa
yang lembut, sopan, sistematis, teratur, jelas, dan lugas mencerminkan pribadi
penuturnya berbudi. Sebaliknya, melalui penggunaan bahasa sarkasme akan
mencitrakan pribadi yang tidak berbudi. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil data
dari siswa/siswi SMA NEGERI 1 GENTENG. Perihal data yang telah diperoleh di
bawah ini:

4.1.1 Bahasa sarkasme yang sering digunakan.


1. Jan*ok
2. Anj*y
3. An*ing
4. A*su
5. An*ir
Dan sebagainya
12

4.1.2 Alasan Menggunakan Bahasa Sarkasme.


Tak bisa dipungkiri bahasa kasar menjadi konsumsi segala lapisan masyarakat
dan jenjang umur ini disebabkan karena pemerolehan bahasa yang diterima oleh anak
hingga remaja dimana seseorang akan menerima dan menyerap apa yang dilihat dan
didengar di berbagai tempat.
Dari data yang diperoleh peneliti alasan-alasan siswa/siswi menggunakan
bahasa sarkasme karena beberapa hal.
a. Keadaan Marah
Ketika siswa tidak mampu menahan tekanan dari temannya ataupun orang lain
seketika saja langsung untuk melampiaskannya dalam bentuk kata kasar karena
perselisihan pendapat bahkan ketika kata kasar ditujukan pada dirinya maka seseorang
itupun membalasnya dengan hal yang sama. Selain itu banyak siswa juga
mengungkap ketika mereka marah dan melontarkan kata kasar bertujuan supaya
emosi mereka dapat terlampiaskan.
b. Spontan
Ketidaksengajaan terkadang membuat siswa/siswi untuk melontarkan kata
kasar, hal ini dipengaruhi karena kaget, secara spontan langsung saja terucap dari
mulutnya.
c. Ikut - Ikutan
Banyak siswa beralasan saat mereka menggunakan kata kasar karena
terpengaruh oleh teman sepergaulannya. Awalnya banyak siswa yang tidak terbiasa
menggunakan kata kasar, karena banyak temannya yang menggunakan akhirnya siswa
itu terpengaruhi dan mencoba.
d. Bercanda
Banyak siswa juga mengungkapkan alasan mereka berkata kasar yaitu dengan
bercanda, disaat dia melihat lingkungan pergaulannya terlalu serius maka dengan kata
kasar dia mencoba untuk memecahkan suasana yang tegang.
e. Agar lebih mudah akrab dengan teman
Dengan menggunakan kata kasar siswa/siswi lebih mudah untuk berteman
kerana saat ini menggunakan kata kasar (sarkas) bagi remaja sudah sangat lumrah dan
menjadi kebiasaan. Banyak siswa menggunakan kata kasar untuk tegur sapa dengan
teman sebaya dan juga untuk mempermudah dalam berteman dalam masa remaja.
13

4.1.3 Bermanfaat atau tidak.


Tidak, orang yang sering menggunakan bahasa sarkasme akan dicap sebagai
orang yang kasar, meski karena alasan yang mendesak untuk menggunakannya. Lalu
bagi orang yang menjadi terget penggunaan bahasa sarkasme akan cenderung merasa
terintimidasi, bahkan dapat menyebabkan adanya kesalahpahaman antar kedua belah
pihak. Selain itu beberapa siswa berpendapat bahwa penggunaan bahasa sarkasme
bermanfaat karena untuk hiburan dan untuk mempercepat keakraban.
4.1.4 Sejak Kapan Menggunakan Bahasa Sarkasme.
Kebanyakan pengguna bahasa sarkasme khususnya siswa/siswi SMAN 1
GENTENG mulai menggunakan bahasa sarkasme sejak sekolah dasar selain itu juga
ada yang menggunakan bahasa tersebut disaat dia masih berada di sekolah menengah
pertama, bahkan juga ada siswa/siswi yang tertarik bahkan hingga menjadi kebiasaan
menggunakan bahasa sarkasme sejak awal masuk sekolah menengah atas.
14

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, diperoleh
beberapa kesimpulan terkait penggunaan bahasa sarkasme di SMA Negeri 1 Genteng.
Bahasa sarkasme itu memiliki efek merugikan bagi yang menggunakan juga
bagi orang yang menjadi target digunakannya bahasa sarkasme. Sebagian besar
penggunanya menggunakan bahasa sarkasme sejak masa sekolah, itu juga karena
pengaruh orang terdekat mereka.
Bahasa sarkasme yang sering digunakan diantaranya; jan*ok, an*ay, an*ir,
an*ing, a*u, dan sebagainya. Sebagian besar penggunanya menggunakan bahasa
sarkasme dengan alasan agar mudah akrab dengan teman sebaya, ada juga yang
beralasan karena marah, untuk main main, ikut teman, bahkan ada yang sudah
menjadi kebiasaan.
Ungkapan bahasa sarkasme dalam pergaulan kehidupan sehari-hari itu
menunjukkan adanya ketidaksantunan dalam berbahasa. Ini merupakan cermin bahwa
sesungguhnya telah terjadi pemudaran karakter generasi bangsa sebagai bangsa
Indonesia yang ramah, santun dan berbudaya tinggi. Apabila hal ini dibiarkan, maka
akan merusak karakter yang merupakan identitas dan jati diri bangsa Indonesia.
Sangat disayangkan ketika generasi muda yang menjadi harapan besar bangsa
Indonesia menunjukkan perilaku yang sebenarnya adalah hal yang tidak pantas untuk
di tunjukkan hal kecil seperti contohnya menggunakan bahasa sarkasme, bahasa
ataupun cara berbicara menunjukkan siapa orang itu, kita adalah harapan besar bagi
bangsa Indonesia ini mari mulai dari hal yang terkecil terlebih dahulu, mari mulai
berbicara yang baik dan santun, dengan kata-kata yang kamu lontarkan tidak akan
pernah tau bagaimana perasaan orang yang kamu ajak bicara tersebut.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai “ PENGGUNAAN BAHASA SARKASME
DI SMA NEGERI 1 GENTENG”, peneliti memberikan saran pada pihak-pihak yang terkait
berdasarkan permasalahan yang terjadi, antara lain:
1. Banyaknya penggunaan bahasa sarkasme di lingkungan sekolah maupun lainnya
Jadi jika dipandang orang lain menunjukkan ketidaksantunan dalam berbahasa.
2. Sebaiknya penggunaan bahasa sarkasme mulai dikurangi ataupun sebaiknya ditinggalkan,
karena hal tersebut hanya akan merugikan diri kita sendiri maupun lawan bicara kita.
15

3. Tidak semua lawan bicara anda menerima disaat anda menggunakan bahasa sarkasme.
4. Jagalah ucapanmu karena hal yang pertama akan dipandang oleh orang yang berada di
sekelilingmu bukanlah banyaknya hartamu namun caramu berperilaku dan berbicara.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/6467/1/Fadly%20Winata%20Rachmat.pdf
http://eprints.umm.ac.id/33445/2/jiptummpp-gdl-cutirahayu-44338-2-babi.pdf
https://www.romadecade.org/pengertian-bahasa/
http://meaningaccordingtoexperts.blogspot.com/2017/04/pengertian-dan-jenis-variasi-
bahasa.html
http://pokoe-mimpiku.blogspot.com/2013/05/teknik-pengumpulan-data-angket-
atau.html
17
LAMPIRAN
Daftar Pertanyaan
1. Apa saja bahasa sarkasme yang kamu gunakan ?
2. Apa alasan kamu menggunakan bahasa sarkasme ?
3. Apakahah penggunaan bahasa sarkasme bermanfaat ? jelaskan!
4. Sejak kapan kamu menggunakan bahasa sarkasme ?

Anda mungkin juga menyukai