Lukas 1:5-25
6 Desember 2020
Pendahuluan:
- Injil Lukas merupakan satu dari keempat Injil Sinoptik, yang masing masing memiliki
tema besar yang berbeda-beda.
Injil Sinoptik:
Matius: Yesus, Sang Mesias;
Markus: Yesus, Hamba Allah;
Lukas: Yesus, Anak Manusia;
Yohanes: Yesus, Anak Allah
Lukas, sang penulis, merupakan seorang petobat Yunani (Roma), satu-satunya orang
bukan Yahudi yang menulis sebuah kitab dalam Alkitab. Ia juga merupakan seorang
dokter, seorang yang berpendidikan tinggi, sejarahwan yang teliti, dan tentunya
seorang yang penulis yang terampil, terlihat dari tulisannya yang begitu sistematis dan
seksama (Lukas 1:3).
- Dari Lukas 1:1, kita bisa tau bersama bahwa surat ini ditujukan pada Teofilus
Siapa Teofilus? Ini masih menjadi pertanyaan. Karena arti dari Teofilus sendiri adalah:
kekasih dari Allah, pengasih Allah, sahabat Allah. ada yang menganggap bahwa
maksud nama ini adalah untuk orang-orang Kristen, pembaca surat itu, ada juga yang
menganggap, ia adalah seorang tokoh besar, gelar ‘yang mulia’ (Luk. 1:1) ada juga
yang mengartikan bahwa ia adalah seorang golongan Roma yang dihormati.
- Nah, bagian yang kita baca hari ini Lukas 2:5-25 tentang Pemberitahuan Kelahiran
Yohanes, merupakan salah satu bagian penting dari skema besar Kedatangan
Juruselamat, yaitu Tuhan Yesus Kristus.
Isi:
Tema kita: Doa yang Dikabulkan.
Ketika kita bicara tentang Doa yang dikabulkan, tentu timbul pertanyaan,
berarti ada Doa yang tidak dikabulkan?
Mengapa Doa dikabulkan, ato mengapa doa tidak dikabulkan?
Dan apa respon kita ketika doa dikabulkan atau ketika doa kita tidak dikabulkan?
Pertanyaan ini yang menolong saya dalam merenungkan Firman Tuhan yang saya
rindu memberkati kita semua hari ini.
Ada 3 hal yang akan kita bahas hari ini :
1. Mengapa doa dikabulkan? (ay. 5-6)
Zakharia : seorang imam dari keturunan Abia (I Taw. 24:10 – anak anak ‘Harun’)
Imam dalam Perjanjian Lama : perantara Allah dan manusia. Seorang yang
diurapi, bertugas dalam Bait Suci. Kita tahu bersama Bait Suci, dan bagaimana
orang Israel sangat menghormati jabatan Imam dalam Bait Suci.
Berkaitan dengan doa, kita semua tahu apa itu doa. Bahkan dalam KTB
beberapa waktu lalu, sempat kita bahas apa itu Doa ya, cara kita berkomunikasi
dengan Allah, menyampaikan pergumulan kita kepada Allah, ada yg bilang,
nafas hidup orang percaya, dll. kita semua tahu apa itu doa.
Pertanyaannya sama, doa yang benar kah? Atau orangnya yang benar kah?
Yakobus 5:16b – “…doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat
besar kuasanya.”
Zakharia sudah hidup benar, oleh karena itu, tentu doanya dikabulkan.
Refleksi bagi kita, dipoin yang pertama ini, mari kita lihat diri kita masing-masing,
mari kita mengingat doa-doa yang sudah dikabulkan Tuhan untuk kita, dan
mengingat doa-doa yang belum Tuhan kabulkan, dan kita lihat ke dalam hati kita
masing-masing, apakah kita sudah sungguh-sungguh hidup benar di hadapan
Allah? apakah kita sudah jujur, ‘pantas’ di hadapan Allah?
2. ‘Doa yang dikabulkan?’ – (Respon terhadap doa yang dikabulkan) (ay. 7,18)
Kalo kita baca tadi, dari ayat 8-12, dicatat bagaimana pertemuan Zakharia dan
Malaikat Gabriel di Bait Suci.
(ilustrasi pertemuan)
Awalnya Zakharia terkejut dan takut. Manusiawi lah yaa, wajar hehe
Tapi bukan itu inti poin yang kedua ini, kita akan bahas di ayat 18:
“Bagaimanakah aku tahu…” respon ini yang menentukan beberapa menit ke
depan
Penulis Injil mencatat, Zakharia dan Elizabet sudah lanjut umurnya, ditambah
Elizabet juga mandul.
Sampai dengan ‘lanjut umurnya’. Kalo kita renungkan, sudah berapa lama dia
menggumuli untuk dapat seorang anak? BERTAHUN-TAHUN “sampai lanjut
umurnya...” Lalu kemudian tiba-tiba seorang datang bilang “doamu telah
dikabulkan”?
Respon Zakharia, menurut versi FAYH: “Bagaimana mungkin hal itu terjadi?
Sekarang saya sudah tua dan istri saya juga sudah lanjut umurnya.”
“Sebuah tanda ketidakpercayaan terhadap jawaban doa yang selama ini dia
gumulkan.”
“Bagaimana aku tahu?” Jawaban Malaikat Gabriel di ay. 19-20
Teguran besar bagi Zakharia, ia harus menjadi bisu karena tidak percaya,
sampai dengan ia melihat sendiri jawaban doa itu dinyatakan Allah melalui
mengandungnya Elizabet.
Kadang kala kita seperti Zakharia. Dari berserah hingga menjadi pasrah.
Mengambang. Antara ragu dan percaya. Beriman berarti mempercayakan doa
kita pada Tuhan. Allah yang sanggup memungkinkan yang tidak mungkin.
Dan jawaban Tuhan juga selalu melebihi apa yang kita harapkan dan pikirkan
(ay. 14)
Bukan hanya mereka yang bersukacita, tapi orang lain juga bersukacita.
Saya teringat kisah perempuan yang pendarahan, (Matius 9:22) Tuhan Yesus
bukan hanya menyembuhkan, tapi menyelamatkan perempuan itu.
Di ayat 25, Elizabet sadar melalui kehamilannya, aibnya di depan orang
dihapuskan.
Kesimpulan:
(Kesaksian)