Coronavirus Diseases 2019 (Covid-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab Covid-19 ini dinamakan Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Virus corona adalah penyakit berjenis zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia), namun hewan yang menjadi sumber penularan Covid-19 ini sampai saat ini masih belum diketahui. Coronavirus adalah virus RNA yang dapat menimbulkan penyakit di saluran pernapasan, pencernaan, hati dan saraf. Terdapat enam jenis coronavirus yang diketahui dapat menginfeksi manusia, namun setidaknya dua jenis coronavirus yang dapat menimbulkan gejala berat yaitu Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus (SARS-CoV) dan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV). Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus (SARS-CoV) merupakan patogen penyebab terjadinya epidemi Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) atau sindrom pernapasan akut berat pada tahun 2002 dan 2003 di provinsi Guangdong, Cina, serta Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) menyebabkan epidemi di Timur Tengah pada tahun 2012. (Zhu N et al., 2019). Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya pertama kali muncul di kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, Kesehatan Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis barus coronavirus dan dinamakan 2019 novel coronavirus (2019-nCoV). Pada tanggal 30 Januari 2020, World Health Organization (WHO) telah menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia/ Public Health Emergency of International Concern (KKMMD/ PHEIC) (Kemenkes RI, 2020). Penambahan jumlah kasus Covid-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar negara. Sampai dengan 2 september 2020, secara global dilaporkan 25.541.380 kasus konfirmasi di 216 negara dengan 852.000 kematian (WHO, 2020). Di Indonesia sendiri, berdasarkan data yang dihimpun oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, per tanggal 2 september 2020 jumlah kasus konfirmasi Covid-19 secara nasional sebanyak 180.646 orang dengan 7.616 kematian. Indonesia menempati urutan negara ke-23 dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak di seluruh dunia. Di provinsi Nusa Tenggara Barat sendiri per tanggal 18 desember 2020 dilaporkan jumlah kasus Covid-19 sebanyak 5211 orang (Dinkes NTB, 2020). Berdasarkan data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 NTB sampai dengan tanggal 18 Desember 2020 kasus yang ada di Kota Mataram sejumlah 1354 kasus terkonfirmasi dengan jumlah kematian 92 orang dan jumlah sembuh 1210 orang. Kab. Lombok Barat 743 kasus, Kab Lombok Tengah 289 kasus, Kab. Lombok Utara 134 kasus, Kab. Lombok Timur 649 kasus, Kab. Sumbawa Barat 126 kasus, Kab. Sumbawa 594 kasus, Kab. Dompu 375 kasus, Kab. Bima 332 kasus, Kota Bima 476 kasus (Covid-19 NTB,2020) Peningkatan jumlah kasus terus terjadi di wilayah NTB terutama di Kota Mataram sejak dilaporkannya kasus untuk pertama kali yang menunjukkan telah terjadi transmisi lokal Covid- 19. Berdasarkan bukti ilmiah, transmisi Covid-19 dapat menular dengan cepat dari manusia ke manusia melalui kontak erat dan droplet. Orang yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien Covid-19 termasuk yang merawat pasien. Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi adalah melalui cuci tangan dengan sabun/hand sanitizer secara teratur, menggunakan masker serta menjaga jarak. Selain itu, menerapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) saat berada di fasilitas kesehatan terutama unit gawat darurat (Kemenkes RI, 2020). Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah telah mengupayakan tindakan promotif dan preventif melalui berbagai jenis media massa dan menetapkan protokol-protokol pencegahan penularan Covid-19 di area publik, transportasi publik, pasar, restoran/rumah makan, sekolah, pesantren dan masjid. Akan tetapi masih banyak masyarakat, khususnya di Kota Mataram yang masih belum menerapkan protokol kesehatan dengan benar. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku dalam pencegahan penularan Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang, baik dalam aspek usia, tingkat pendidikan, pekerjaan dan penyakit komorbid masyarakat.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam pencegahan penularan Covid-19 berdasarkan usia di Puskesmas Tanjung Karang? 1.2.2 Bagaimana tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam pencegahan penularan Covid-19 berdasarkan tingkat pendidikan di Puskesmas Tanjung Karang? 1.2.3 Bagaimana tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam pencegahan penularan Covid-19 berdasarkan pekerjaan di Puskesmas Tanjung Karang? 1.2.4 Bagaimana tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam pencegahan penularan Covid-19 berdasarkan penyakit komorbid di Puskesmas Tanjung Karang?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam pencegahan penularan Covid-19 berdasarkan usia di Puskesmas Tanjung Karang. 1.3.2 Mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam pencegahan penularan Covid-19 berdasarkan tingkat pendidikan di Puskesmas Tanjung Karang. 1.3.3 Mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam pencegahan penularan Covid-19 berdasarkan pekerjaan di Puskesmas Tanjung Karang. 1.3.4 Mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam pencegahan penularan Covid-19 berdasarkan penyakit komorbid di Puskesmas Tanjung Karang.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat untuk Puskesmas Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi puskesmas terkait kepatuhan masyarakat di wilayah kerja puskesmas dan memaksimalkan upaya kesehatan masyarakat terutama di bidang promosi kesehatan dan kesehatan lingkungan. 1.4.2 Manfaat untuk Masyarakat Penelitian ini diharapkan memberikan informasi mengenai situasi terkini Covid-19 dan meningkatkan pengetahuan serta kesadaran masyarakat mengenai pencegahan penularan Covid-19 di lingkungan sekitar.