Anda di halaman 1dari 7

Naskah Khutbah Idul Adha 1441 H, Bertema :

Upaya Umat Islam dalam mempertahankan ketahanan keluarga ditengan Pandemi Covid-19

Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh..

ِ‫ َو ُس ْبحَانَ هللا‬،‫ َو ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َكثِيرًا‬،‫ هللاُ أَ ْكبَ ُر َكبِيرًا‬،ُ‫ َوهلِل ِ ْال َح ْمد‬،ُ‫ هللاُ أَ ْكبَ ُر هللاُ أَ ْكبَ ُر هللاُ أَ ْكبَر‬،ُ‫ هللاُ أَ ْكبَ ُر هللاُ أَ ْكبَ ُر هللاُ أَ ْكبَر‬،ُ‫هللاُ أَ ْكبَ ُر هللاُ أَ ْكبَ ُر هللاُ أَ ْكبَر‬
َ ،ُ‫ َو َرحْ َمتُهُ ْال ُم ْهدَاة‬،ِ‫ َونَ ْشهَ ُد أَ َّن َسيِّ َدنَا َونَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َرسُو ُل هللا‬،ُ‫ َواَل نَ ْعبُ ُد إِاَّل إِيَّاه‬،ُ‫ َونَ ْشهَ ُد أَ ْن اَل إِلَهَ إِاَّل هللا‬، ‫صياًل‬
‫صلَّى هللاُ َو َسلَّ َم‬ ِ َ‫َوبِ َح ْم ِد ِه بُ ْك َرةً َوأ‬
ٍ ‫ إِ َّن ْال ُمتَّقِينَ فِي َجنَّا‬:‫ال تَ َعالَى‬
‫ت‬ ِ ‫ فَأُو‬،‫ أما بعد‬. َ‫ َو َعلَى آلِ ِه َوأَصْ َحابِ ِه الطَّيِّبِ ْينَ الطَّا ِه ِر ْين‬،‫ك َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬
َ َ‫ ق‬،ِ ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِسي بِتَ ْق َوى هَّللا‬ َ ‫ار‬َ َ‫َوب‬
)٤٦-٤٥ :‫ اُ ْد ُخلُوْ هَا بِ َساَل ٍم آ ِمنِينَ (الحجر‬،‫َو ُعيُو ٍن‬

Ma’asyiral Muslimin Jama'ah Idul Adha yang berbahagia,

Walaupun saat ini kita dalam masa pandemi, namun alhamdulillah, pagi ini kita masih diberi kesempatan
untuk merasakan kebahagiaan. Meskipun saat ini kita dalam masa-masa yang sulit, tapi alhamdulillah,
pagi ini kita masih diberi kekuatan untuk merayakan hari raya Idul Adha, Idul Qurban yang penuh
sukacita khitamat dengan iringan doa dan pinta. Semoga kita dianugerahi umur yang panjang sehingga
dapat kembali menikmati kelezatan ibadah walaupun ditengah Pandemi covid19 yang mendera negeri
ini..

Saudara-saudara yang berbahagia, banyak sekali hikmah, pelajaran dan makna yang dapat kita petik dari
mewabahnya Covid-19. Di antaranya, kita diingatkan untuk selalu bersabar dan bersyukur dalam situasi
apa pun dan dalam kondisi bagaimana pun. Sabar dan syukur adalah dua senjata bagi seorang mukmin
dalam mengarungi kehidupan di dunia. Jika kita tidak menghiasi diri kita dengan sifat sabar dan syukur
dalam situasi seperti ini, maka kita tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali kerisauan, kepenatan,
kesusahan, dan kesedihan

Sebaliknya, jika kita tanamkan sabar dan syukur dalam hati kita, maka kita akan meraih ridha Allah dan
pahala yang besar di kehidupan akhirat. Mewabahnya virus ini juga mengingatkan bahwa kita adalah
makhluk yang lemah. Hanya dengan makhluk yang sangat kecil itu, banyak orang menjadi tak berdaya.
Banyak orang jatuh sakit. Bahkan banyak orang meninggal dunia. Hal ini seakan mengikis habis
kesombongan pada diri manusia.

Manusia itu makhluk lemah yang memiliki banyak keterbatasan. Tidak selayaknya ia menyombongkan
dan membanggakan dirinya. Menyebarnya virus ini juga mengingatkan kita akan kematian. Manusia
pasti akan mati. Manusia tidak selamanya hidup di dunia ini. Semuanya pasti akan berakhir dengan
kematian. Tidak seorang pun dapat memajukan kematian atau memundurkannya barang sesaat pun.

Kematian adalah pintu yang akan dimasuki oleh setiap insan. Ajal tidak akan meminta izin kepada orang
muda yang sehat. Maut juga tidak akan permisi kepada orang tua yang sakit-sakitan. Maut akan
menjemput seseorang secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Virus ini adalah satu di antara sekian sebab kematian manusia.

Menjalarnya virus ini juga mengingatkan kepada kita akan arti penting dari ilmu agama. Tanpa ilmu
agama, kita tidak akan mampu menggali hikmah dari suatu kejadian. Tanpa ilmu agama, kita tidak akan
dapat bersabar dan bersyukur sebagaimana mestinya. Tanpa ilmu agama, kita tidak akan mampu
menyikapi musibah sesuai tuntunan syariat Islam.

Hadirin yang berbahagia, kita bersyukur kepada Allah karena telah dianugerahi kekuatan untuk
menuntaskan ibadah puasa di bulan suci ramadhan yang lalu dan berbagai ibadah lainnya dibulan penuh
berkah tersebut. Oleh karena itu,. Setiap kali selesai menuntaskan suatu ibadah, seorang mukmin yang
baik akan berharap-harap cemas. Berharap ibadahnya diterima oleh Allah. Dan cemas, jangan-jangan
ibadah yang telah dilakukan tidak diterima oleh-Nya. Harapan itu akan memotivasinya untuk terus
melakukan ibadah sehingga ia bisa menghimpun bekal sebanyak-banyaknya untuk kehidupan akhirat.
Sedangkan kecemasan dan kekhawatiran itu akan mendorongnya untuk terus beribadah, karena ia tidak
tahu ibadah mana yang diterima oleh Allah ta’ala, apakah ibadah yang telah dikerjakan ataukah ibadah
yang akan dilakukan.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, dalam Shahih Ibn Hibbban dari hadits Abu Hurairah radliyallahu
‘anhu, ia berkata: Wahai Rasulullah, beritahulah aku tentang sesuatu yang jika aku kerjakan, maka aku
akan masuk surga. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

َ ‫ص ِل األَرْ َحا َم وقُ ْم بِاللَّي ِْل َوالنَّاسُ نِيَا ٌم تَ ْد ُخ ِل ْال‬


) َ‫ـجنَّةَ بِ َسالَ ٍم ( َر َواهُ ابْنُ ِحبَّان‬ ْ َ‫أ‬
ِ ‫ط ِع ِم الطَّ َعا َم َوأَ ْف‬
ِ ‫ش السَّال َم َو‬

Maknanya: “Berikanlah makanan, sebarkanlah salam, sambunglah tali silaturahim dan lakukan shalat
malam ketika orang-orang tidur, maka engkau akan masuk surga dengan selamat” (HR. Ibnu Hibban)

Jamaah shalat Idul Adha hadâkumullâh,

Ada dua peristiwa penting yang tidak bisa lepas dari Hari Raya Idul Adha. Kedua peristiwa tersebut
adalah ibadah Haji dan Kurban. Namun pada situasi saat ini, kedua ibadah tersebut harus dilaksanakan
di tengah pandemi Covid-19 yang sampai saat ini belum mereda. Tentunya ketentuan Allah subhanahu
wata'ala ini tidak boleh serta merta menurunkan semangat spiritual kita sebagai umat Islam. Kita harus
meyakini bahwa selalu ada hikmah besar yang terkandung dari setiap ketetapan yang diberikan oleh
Allah subhanahu wata'ala.

Seperti kita ketahui bersama, akibat pandemi Covid-19 yang mewabah di berbagai penjuru dunia.
Jamaah Haji Indonesia tahun 2020 tidak diberangkatkan ke Tanah Suci. Hal ini dilakukan pemerintah
untuk menjaga keselamatan jiwa jamaah dari tertular virus Corona.

Pemerintah Arab Saudi pun tidak mengizinkan jamaah dari luar negeri untuk menjalankan rukun Islam
kelima ini. Hanya warga Arab Saudi dan warga Asing yang berada di Arab Saudi saja yang diperkenankan
melaksanakan ibadah Haji. Dan itu pun dengan pembatasan jumlah dan peraturan yang sangat ketat.
Bagi calon jamaah haji tahun 2020, keputusan ini tentu sangat berat untuk diterima. Setelah sekian lama
menunggu antrean kuota haji dengan berbagai macam usaha untuk melunasi ongkos naik haji (ONH),
namun giliran saatnya berangkat harus mengalami penundaan. Namun ada hikmah besar yang bisa
diambil dari keputusan ini di antaranya adalah kesabaran dan kepasrahan.

Allah subhanahu wata'ala berfirman dalam Qur’an Surat Al-Anfal ayat 46:

َ‫“ َواصْ بِرُوا إِ َّن هَّللا َ َم َع الصَّابِ ِرين‬

Bersabarlah kalian, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar”.

Jamaah shalat Idul Adha hadâkumullâh, Kesabaran sendiri adalah sikap yang paling dibutuhkan dalam
menjalankan ibadah haji. Dalam ibadah haji, kesabaran juga bisa menjadi ukuran mabrur atau tidaknya
haji yang dilaksanakan. Hampir seluruh rangkaian ibadah haji membutuhkan kesabaran mulai dari
pendaftaran sampai dengan pelaksanaan dan kembali ke Tanah Air. Tanpa kesabaran, jamaah haji tidak
akan mungkin mampu melewati rangkaian ibadah yang memerlukan kekuatan mental dan fisik seperti
tawaf, sa'i, wukuf di Arafah, dan melempar jumrah. Ini memberikan hikmah kepada calon jamaah haji
yang ditunda keberangkatannya, untuk semakin melatih kesabaran sebelum waktunya berangkat nanti.
Insyaallah kesabaran dalam menerima penundaan ini nantinya akan menjadi wasilah kemabruran haji
kelak. Hikmah kedua adalah kepasrahan atau tawakkal kepada Allah subhanahu wata'ala. Terkait
dengan hal ini Allah subhanahu wata'ala pun telah memberikan panduan, jika kita memiliki tekad bulat
dalam melaksanakan sesuatu, maka kita harus pasrah diri kepada Allah subhanahu wata'ala. Hal ini
termaktub dalam QS Ali Imran ayat 159:

َ‫“ فَإِ َذا َع َز ْمتَ فَتَ َو َّكلْ َعلَى هَّللا ِ إِ َّن هَّللا َ يُ ِحبُّ ْال ُمت ََو ِّكلِين‬

"Apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
mencintai orang-orang yang bertawakal.”

Dengan ditundanya haji tahun ini, para calon jamaah haji harus yakin dan pasrah pada Allah karena ini
juga merupakan ketetapan Allah. Haji sendiri adalah ibadah yang harus diawali dengan kepasrahan
karena harus pergi jauh meninggalkan orang-orang yang dicintai dan harus berjuang menyelesaikan
rangkaian kewajiban dan rukun haji. Kain ihram warna putih yang dipakai jamaah pun sudah menandai
bahwa para jamaah Haji pasrah atas takdir Allah seperti mayit yang terbungkus kain kafan. Dengan
kepasrahan ini tentunya akan menjadikan para calon jamaah haji lebih tenang dalam beribadah.

Jamaah shalat Idul Adha Rahimakumullah

Ibadah kedua yang kita lakukan di tengah pandemi adalah ibadah kurban. Di tengah wabah ini, ibadah
kurban akan lebih bermakna dan terasa bagi masyarakat ekonomi lemah. Selama pandemi, berbagai
sektor tak terkecuali sektor ekonomi ikut terkena imbas. Banyak masyarakat yang tidak bisa memenuhi
kebutuhan hidupnya karena harus kehilangan mata pencarian. Kurban bisa menjadi bukti kepekaan
sosial masyarakat mampu terhadap yang lemah. Kurban semakin memberikan kesadaran kepada kita,
bahwa harta yang kita miliki bukanlah mutlak milik kita. Harta dan materi di dunia hanya titipan dari
Allah subhanahu wata'ala yang di dalamnya terdapat hak orang lain. Kenikmatan yang kita rasakan tidak
akan berkurang sedikitpun ketika harus dibagi dengan orang lain melalui pembelian hewan kurban. Kita
harus menyadari bahwa sesungguhnya hakikat memberi adalah menerima. Manusia tidak perlu
khawatir karena nikmat Allah subhanahu wata'ala sangatlah banyak. Saking banyaknya nikmat Allah, kita
tidak akan bisa menghitungnya. Allah subhanahu wata'ala berfirman:

: ‫“ َوإِ ْن تَ ُع ُّدوا نِ ْع َمةَ هَّللا ِ اَل تُحْ صُوهَا إِ َّن هَّللا َ لَ َغفُو ٌر َر ِحي ٌم‬

" jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS: An-Nahl : 18) Dengan
pengorbanan harta melalui hewan kurban ini, kita juga akan mampu semakin dekat dengan Allah
subhanahu wata'ala. Hal ini selaras dengan makna kurban itu sendiri yakni berasal dari bahasa Arab
qariba-yaqrabu -qurban wa qurbanan wa qirbanan,yang artinya dekat. Sehingga kurban adalah
mendekatkan diri kepada Allah, dengan mengerjakan sebagian perintah-Nya.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahilhamd

Kaum muslimin yang disayangi Allah.

Sebagai Upaya Umat Islam dalam menghadapinWabah Covid-19 ini, bagaimana pun tidak lepas dari
ketentuan Allah Ta'ala, yang menguasai seluruh alam semesta.

‫ين‬
ٖ ِ‫ب ُّمب‬ َ ِ‫ص َغ ُر ِمن ٰ َذل‬
ٖ َ‫ك َوٓاَل أَ ۡكبَ ُر إِاَّل فِي ِك ٰت‬ ۡ َ‫ض َوٓاَل أ‬ ‫أۡل‬ ِ ‫ا يَ ۡع ُزبُ ع َۡنهُ ِم ۡثقَا ُل َذر َّٖة فِي ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬
ِ ‫ت َواَل فِي ٱ َ ۡر‬

".... Tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya sekalipun seberat zarrah baik yang di langit maupun yang di
bumi, yang lebih kecil dari itu atau yang lebih besar, semuanya (tertulis) dalam Kitab yang jelas (Lauh
Mahfuzh).” (QS. Saba': 3).

Hal ini harus kita hadapi dengan penuh tawakkal dan kecerdasan sebagai hamba yang beriman.

Di antara karunia Allah pada manusia adalah ilmu pengetahuan, yang seharusnya dipergunakan dengan
penuh ketawadhu’an menghadapi setiap masalah kehidupan. Para ahli telah meneliti bahwa
penyebaran wabah virus ini dapat semakin meluas dengan tidak terkendalinya kerumunan dan
berkumpulnya banyak orang, kerena itu pembatasan terhadap hal tersebut menjadi keharusan dan
keniscayaan.

Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil hamd.

Kaum muslimin a'azzakumullah.

Setiap musibah sejatinya adalah pengingat bagi manusia, untuk kembali menapaki ketaatan, segera
bertaubat atas segala kesalahan dan dosa.
Adalah musibah di atas musibah, jika seseorang terus memelihara hasrat bermaksiat di tengah musibah.
Shahabat Nu'man bin Basyir Radhiyallahu Anhu pernah menuturkan:

‫ان ْالبَاَل ِء‬


ِ ‫إِ َّن ْالهَلَ َكةَ ُك َّل ْالهَلَ َك ِة أَ ْن تَ ْع َم َل ال َسيئات فِي َز َم‬

“Sesungguhnya puncak kebinasaan adalah jika engkau melakukan maksiat di waktu musibah menimpa.”

Wana'udzubillah min dzalik.

Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilhamd

Kaum muslimin yang diberkati Allah..

Kondisi ini juga telah berdampak luas secara ekonomi bagi banyak saudara kita di negeri ini, yang tetap
berusaha bertahan di tengah berbagai ketidakpastian.

Jika Allah masih menitipkan kemampuan dan keluasan harta, mari kita ambil bagian dari upaya
meringankan beban mereka, bukankah Nabi kita tercinta Shallallahu alaihi wasallam mengingatkan:

‫َوهَّللا ُ فِي عَوْ ِن ْال َع ْب ِد َما َكانَ ْال َع ْب ُد فِي عَوْ ِن أَ ِخي ِه‬

"Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya selagi hamba tersebut menolong saudaranya." (HR.
Muslim).

Ketahuilah Saudaraku, ini adalah jalan surga yang Allah bentangkan di hadapan kita.

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahil hamd.

Saudaraku kaum muslimin a'azzakumullah.

Musibah ini tidak boleh membuat kita bersangka buruk kepada Allah subhanahu wa ta'ala.

Bersangka baik kepada Allah saat awal seorang hamba mendapatkan cobaan, adalah tanda Allah akan
segera mengganti musibah itu menjadi kebaikan dan cucuran nikmat-Nya

Dengarkan perkataan Nabi Yusuf 'Alaihissalam setelah ia mengalami sederet penderitaan yang luar
biasa: dijebloskan ke dalam sumur oleh saudara sendiri, dijual sebagai budak, menjadi pelayan di rumah
orang yang asing baginya.
‫‪Setelah itu semua dia masih berucap :‬‬

‫إِنَّ ۥهُ َرب ِّٓي أَ ۡحسَنَ َم ۡث َو ۖ َ‬


‫اي‬

‫‪"Sungguh, Dia Tuhanku telah memperlakukan aku dengan baik." (QS. Yusuf: 23).‬‬

‫‪Lalu Allah tinggikan derajatnya di dunia sebelum di akhirat.‬‬

‫‪Setelah malam gelap yang mencekam, akan ada sinar mentari pagi‬‬

‫‪Setelah panas mentari yang menyengat akan turun hujan membasahi bumi.‬‬

‫‪Badai pasti akan berlalu, insya Allah.‬‬

‫آن ْال َع ِظي ِْم‪َ ،‬ونَفَ َعنِي َوإِيَّا ُك ْم بِ َمافِ ْي ِه ِم ْن آيَ ِة َو ِذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم َوتَقَبَّ َل هللاُ ِمنَّا َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ َوإِنَّهُ هُ َو ال َّس ِم ْي ُع ال َعلِ ْي ُم‪َ ،‬وأَقُوْ ُل‬
‫ك هللا لِي َولَ ُك ْم فِى ْالقُرْ ِ‬
‫بَا َر َ‬
‫ُ‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫قَوْ لِي هَذا فَأ ْستَغفِ ُر هللاَ ال َع ِظ ْي َم إِنهُ ه َُو ال َغفوْ ُر ال َّر ِحيْم‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫َلى تَوْ فِ ْيقِ ِه َواِ ْمتِنَانِ ِه‪َ .‬وأَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ اِلَهَ إِالَّ هللاُ‬
‫َلى إِحْ َسانِ ِه َوال ُّش ْك ُر لَهُ ع َ‬ ‫هللَا ُ أَ ْكبَ ُر هللَا ُ أَ ْكبَ ُر هللَا ُ أَ ْكبَ ُر هللَا ُ أَ ْكبَ ُر هللَا ُ أَ ْكبَ ُر هللَا ُ أَ ْكبَ ُر هللَا ُ أَ ْكبَ ُر اَ ْل َح ْم ُد هللِ ع َ‬
‫صلِّ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َعلَى اَلِ ِه َواَصْ َحابِ ِه َو َسلِّ ْم‬ ‫إلى ِرضْ َوانِ ِه‪ .‬اللهُ َّم َ‬ ‫اعي َ‬ ‫أن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ ال َّد ِ‬ ‫َر ْيكَ لَهُ َوأَ ْشهَ ُد َّ‬ ‫َوهللاُ َوحْ َدهُ الَ ش ِ‬
‫تَ ْسلِ ْي ًما ِكث ْيرًا أَ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُواهللاَ فِ ْي َما أَ َم َر َوا ْنتَهُوْ ا َع َّما نَهَى َوا ْعلَ ُموْ ا أَ َّن هللاَ أَ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأَ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى بِ َمآل ئِ َكتِ ِه بِقُ ْد ِس ِه َوقَا َل‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ْم‬ ‫ص ِّل َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا تَ ْسلِ ْي ًما‪ .‬اللهُ َّم َ‬ ‫َلى النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا َ‬ ‫صلُّوْ نَ ع َ‬ ‫تَعاَلَى إِ َّن هللاَ َو َمآلئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫َّاش ِد ْينَ أَبِى بَ ْك ٍر َو ُع َمر َوع ُْث َمان َو َعلِى َوع َْن بَقِيَّ ِة‬ ‫ض اللّهُ َّم ع َِن ْال ُخلَفَا ِء الر ِ‬ ‫َو َعلَى آ ِل َسيِّ ِدنا َ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَ ْنبِيآئِكَ َو ُر ُسلِكَ َو َمآلئِ َك ِة ْال ُمقَ َّربِ ْينَ َوارْ َ‬
‫ت‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫ض َعنَّا َم َعهُ ْم بِ َرحْ َمتِكَ يَا اَرْ َح َم الرَّا ِح ِم ْينَ اَللهُ َّم ا ْغفِرْ لِل ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َوال ُم ْؤ ِمنَا ِ‬ ‫ان اِلَى يَوْ ِم ال ِّدي ِْن َوارْ َ‬ ‫َّحابَ ِة َوالتَّابِ ِع ْينَ َوتَابِ ِعي التَّابِ ِع ْينَ لَهُ ْم بِاِحْ َس ٍ‬ ‫الص َ‬
‫ك ْال ُم َو ِّح ِديَّةَ َوا ْنصُرْ َمنْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫ك َوال ُمش ِر ِك ْينَ َوانصُرْ ِعبَا َد َ‬ ‫ْ‬ ‫ِّ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫ت اللهُ َّم أ ِعز ا ِإل ْسال َم َوال ُم ْسلِ ِم ْينَ َوأ ِذ َّل الشرْ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫ت االَحْ يآ ُء ِمنهُ ْم َواال ْم َوا ِ‬ ‫َ‬ ‫َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َوال ُم ْسلِ َما ِـ‬
‫ْ‬
‫اخ ُذلْ َم ْن َخ َذ َل ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو َد ِّمرْ أَ ْعدَا َءال ِّدي ِْن َوا ْع ِل َكلِ َماتِكَ إِلَى يَوْ َم ال ِّدي ِْن‪ .‬اللهُ َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَالَ َء َو ْال َوبَا َء َوال َّزالَ ِز َل َو ْال ِم َحنَ َوسُوْ َء‬‫ص َر ال ِّد ْينَ َو ْ‬‫نَ َ‬
‫ً‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ً‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫صة َو َسائِ ِر البُلدَا ِن ال ُم ْسلِ ِم ْينَ عآ َّمة يَا َربَّ ال َعال ِم ْينَ ‪َ .‬ربَّنَا آتِنا فِى ال ُّدنيَا َح َسنَة َوفِى‬‫ْ‬ ‫ً‬ ‫ْالفِ ْتنَ ِة َوال ِم َحنَ َما ظهَ َر ِمنهَا َو َما بَطنَ ع َْن بَل ِدنَا اِندُونِي ِْسيَّا خآ َّ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫ْ‬
‫ان َوإِيْتآ ِء‬ ‫َاواِ ْن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُكوْ ن ََّن ِمنَ ْالخَا ِس ِر ْينَ ‪ِ .‬عبَا َدهللاِ ! إِ َّن هللاَ يَأ ُم ُر بِاْل َع ْد ِل َو ْا ِإلحْ َس ِ‬
‫ار‪َ .‬ربَّنَا ظَلَ ْمنَا اَ ْنفُ َسن َ‬
‫اب النَّ ِ‬ ‫ْاآل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬
‫َر َوالبَ ْغي يَ ِعظ ُك ْم لَ َعل ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ َواذ ُكرُوا هللاَ ال َع ِظ ْي َم يَذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوْ هُ عَل َى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ أ ْكبَرْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫بى َويَ ْنهَى ع َِن الفَحْ شآ ِء َوال ُم ْنك ِ‬ ‫ِذي ْالقُرْ َ‬

Anda mungkin juga menyukai