Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

Bahan cetak merupakan suatu bahan yang digunakan untuk menghasilkan suatu

bentuk cetakan dari hubungan gigi dan jaringan rongga mulut (jaringan keras dan

jaringan lunak). Bahan cetak akan menghasilkan cetakan negatif dari jaringan keras dan

jaringan lunak rongga mulut yang kemudian akan diisi dengan dental stone atau dengan

bahan yang lainnya untuk mendapatkan model. Hal ini bertujuan untuk pembuatan

mahkota, gigitiruan penuh, gigitiruan sebagian dan pesawat ortodonti.

Menurut Powers JM, dkk (2008), bahan cetak yang ideal adah bahan cetak yang

memenuhi persyaratan yaitu: (1) mempunyai aroma dan rasa yang menyenangkan serta

warna yang baik; (2) tidak mengandung bahan-bahan yang beracun dan mengiritasi; (3)

mempunyai shelf lifeyang adekuat sehingga dapat menjamin bahan tersebut tetap baik

selama penyimpanan; (4) hasil yang diperoleh sebanding dengan harganya; (5) mudah

digunakan dengan alat-alat yang minimal; (6) karakteristik pengerasan bahan sesuai

dengan persyaratan klinik; (7) mempunyai konsistensi dan tekstur yang baik; (8) dapat

digunakan pada jaringan rongga mulut yang lembab; (9) mempunyai sifat elastis dan

mampu mencegah perubahan setelah dilepaskan dari mulut; (10) cukup kuat sehingga

tidak mudah robek saat dilepaskan dari mulut; (11) tetap stabil dimensinya pada

temperatur dan kelembaban dalam kisaran normal; (12) kompatible dengan bahan

pengecoran; (13) memberikan hasil yang akurat pada penggunaan klinis; (14) hasil

cetakan dapat didesinfeksi tanpa kehilangan akurasi dan (15) tidak melepaskan gas
sewaktu reaksi pengerasan.Tidak ada bahan cetak yang memenuhi seluruh persyaratan

diatas,sehingga pemilihan dan bahan tersebutberdasarkan pada keadaan klinis dan

pilihan masing-masing oleh dokter gigi.

1.1 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat diambil rumusan

permasalahan, yaitu:

1.1.1 Bagaimana manipulasi dental gypsum tipe II?

1.1.2 Bagaimana manipulasi dental gypsum tipe III?

1.1.3 Bagaimaan manipulasi dental gypsum tipe IV?

1.1.4 Bagaimana manipulasi hidrokoloid irreversible?

1.2 TUJUAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manipulasi dan sifat dental gypsum tipe I,

II, dan IV, serta hidrokoloid irreversible.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 BAHAN CETAK

2.1.1 Karakteristik Bahan Cetak

Untuk menghasilkan cetakan yang akurat, bahan yang digunakan untuk membuat

tiruan dari jaringan oral dan ekstraoral harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu (1)

bahan tersebut harus cukup cair untuk beradaptasi dengan jaringan mulut serta cukup

kental untuk tetap berada dalam sendok cetak yang menghantar bahan cetak ke dalam

mulut, (2) bahan tersebut harus berubah atau mengeras menjadi padat menyerupai karet

dalam waktu tertentu selama di dalam mulut, dan (3) cetakan yang mengeras harus tidak

berubah atau robek ketika dikeluarkan dari mulut.

2.1.2 Klasifikasi Bahan Cetak

Bahan cetak dalam kedokteran gigi digunakan untuk membuat replika

stuktur oral yang ketika digunakan untuk mencetak harus dalam bentuk plastis.

Berdasarkan cara mengerasnya, bahan cetak dapat dikelompokkan menjadi

ireversibel atau reversibel. Ireversibel berarti bahan tersebut tidak dapat kembali ke
3
bentuk semula karena telah terjadi reaksi kimia, sedangkan reversibel berarti bahan

tersebut dapat melunak dengan pemanasan dan memadat dengan pendinginan karena

tidak terjadi perubahan kimia.

Menurut perubahan fisik, reaksi kimia, atau perubahan polimerisasi,

bahan cetak dibedakan menjadi elastis atau non-elastis. Bahan cetak elastis dapat

secara akurat mereproduksi struktur keras dan lunak rongga mulut, sedangkan bahan

cetak non-elastis harus dipatahkan atau diubah bentuknya terlebih dahulu untuk

kemudian dikeluarkan melalui undercut.

2.1.2.1 Bahan Cetak Non-Elastis

1. Gips Cetak

Sekarang Gips Paris jarang digunakan sebagai bahan cetak

sejak bahan elastomer telah tersedia, tetapi dapat digunakan sebagai bahan

untuk membersihkan cetakan edentulous. Gips cetak bersifat rigid dan lebih

mudah patah daripada bengkok.10 Bahan ini kaku setelah mengeras dan

dimensinya stabil, dan karena itu paling cocok digunakan bila tidak ada

undercut tulang.3 Gips ini harus disimpan dalam kantung kedap udara karena

akan menyerap air dari udara dan akan mempengaruhi waktu pengerasan.6

2. Kompound

4
Ini merupakan suatu bahan termoplastik yang akan melunak jika

dipanaskan dalam uap air dengan suhu 55-700C.3 Terdapat dua jenis

kompound yang ditentukan oleh ADA. Tipe I digunakan untuk mencetak dan

tipe II digunakan untuk preparasi sendok cetak. Walaupun jarang digunakan,

kompound dapat dipakai untuk pencetakan mahkota penuh (tipe I),

Cetakan rahang edentulous sebagian atau seluruhnya (tipe I), dan

membuat cetakan pada sendok cetak di mana cetakan akhir dibuat dengan

menggunakan bahan lainnya (tipe II). Kompound tidak dapat digunakan

untuk mencetak undercut karena tidak bersifat elastik.6

3. Oksida Seng Eugenol (OSE)

Bahan ini kaku setelah mengeras dan dimensinya stabil. Karena itu bahan

ini lebih disukai dibandingkan dengan alginat pada semua kasus yang tidak

mempunyai undercut tulang.3 Pemakaian OSE terutama adalah sebagai bahan

cetak untuk gigitiruan pada lingir edentulous dengan undercut kecil atau tanpa

undercut. OSE juga dapat digunakan sebagai cetakan pembersih di atas

kompound pada sendok cetak atau pada sendok cetak individual akrilik.6

2.1.2.2 Bahan Cetak Elastis

1. Hidrokoloid Reversible (Agar)

5
Hidrokoloid reversible adalah bahan cetak yang paling akurat. Bahan ini

memiliki riwayat keberhasilan yang cukup panjang untuk pembuatan gigi

tiruan tunggal dan gigi tiruan cekat sebagian karena akurasinya yang tinggi.4,8

2. Hidrokoloid Ireversible (Alginat)

Alginat merupakan bahan cetak yang penggunaanya paling luas dalam

kedokteran gigi. Bahan ini dipakai untuk membuat cetakan untuk gigi tiruan

sebagian lepasan, cetakan pendahuluan untuk gigitiruan penuh, ortodontik,

dan model studi. Bahan ini tidak cukup akurat untuk cetakan gigitiruan

sebagian cekat.6

3. Elastomer

Elastomer meliputi bahan cetak polisulfid, polieter, silikon kondensasi,

dan yang berpolimerisasi dengan penambahan. Bahan-bahan ini elatis dan

mudah kembali ke bentuk semula dengan baik, dan stabil dimensinya, tetapi

relatif mahal terutama silikon yang berpolimerisasi dengan penambahan.

Kekentalannya bermacam-macam, mulai dari pasta yang sangat padat sampai

yang sangat encer, menghasilkan kelompok bahan cetak yang cocok untuk

berbagai penerapan klinis. Bahan-bahan ini bersih dan mudah

penggunaannya, serta memiliki rentang waktu yang cukup untuk bekerja dan

mengeras, sehingga cocok untuk hampir semua teknik.4

2.2 ALGINAT

2.2.1 Penggunaan Alginat dalam Kedokteran Gigi

6
Garam asam alginat yang diperoleh dari rumput laut jika dicampur

dengan air dalam proporsi yang tepat akan membentuk hidrokoloid ireversibel,

yakni suatu gel yang dipergunakan dalam pencetakan gigi-geligi.10

Alginat merupakan bahan cetak yang penggunaanya paling luas dalam

kedokteran gigi. Hal ini dikarenakan kemudahan penggunaannya, harga yang

relatif murah, proses pengerasan yang cepat, serta keakuratan yang memuaskan.16

Alginat dipakai menurut viskositasnya. Pada pembuatan geligitiruan lengkap,

jenis kekentalan tinggi dianjurkan untuk pembuatan cetakan pendahuluan karena derajat

kecermatan model yang dihasilkan tidak dituntut setinggi seperti yang diperlukan bagi

model kerja yang akan digunakan untuk membuat geligitiruan atau sewaktu membuat

cetakan akhir yang bertujuan untuk mencatat seakurat mungkin bentuk mukosa

sekaligus sulkus secara fungsional. Selain itu alginat juga dipakai untuk pencetakan pada

pembuatan geligitiruan sebagian lepasan, alat ortodontik, dan model studi. Akan tetapi,

alginat tidak cukup akurat untuk pembuatan mahkota dan jembatan.3,4,6

2.2.2 Komposisi Alginat

Komposisi bahan cetak alginat, fungsi, dan persentase berat dari masing-

masing komponen ditunjukkan pada tabel yang diberikan berikut ini.

TABEL II. Formula komponen bubuk bahan cetak alginat

7
Persentase
Komponen Fungsi
Berat
Sodium atau potassium
Reaktan 12-15
alginate
Kalsium sulfat dihidrat Reaktan 8-12

Sodium fosfat Retarder 2

Partikel pengisi, misalnya Partikel pengisi untuk


70
tanah diatoma mengontrol pengerasan gel

Potassium sulfat atau alkali Membuat permukaan model


~10
zinc fluoride gipsum yang baik

Pewarna dan perasa Estetik Sedikit


Sumber: Joseph WO, editor. Dental materials and their selection 3 rd ed.

Chicago: Quintessence Publishing Co, Inc.; 2002. p. 90, 96.

2.2.3 Proses Gelasi

Bubuk alginat yang dicampur dengan air akan menghasilkan bentuk

pasta. Dua reaksi utama terjadi ketika bubuk bereaksi dengan air selama proses

setting. Tahap pertama, sodium fosfat bereaksi dengan kalsium sulfat yang

menyediakan waktu pengerjaan yang adekuat:6

2Na3PO4 + 3CaSO4  Ca3 (PO4)2 + 3Na2SO4

Tahap kedua, setelah sodium fosfat telah bereaksi, sisa kalsium sulfat

bereaksi dengan sodium alginat membentuk kalsium alginat yang tidak larut, yang

dengan air akan membentuk gel:6

H2O

8
Na alginat + CaSO4  Ca alginat + Na2SO4

(bubuk) (gel)

Menurut kecepatan proses gelasinya, alginat dibedakan menjadi dua

jenis, yakni:8

1. Quick Setting Alginate, mengeras dalam 1 menit dan digunakan untuk

mencetak rahang anak-anak atau penderita yang mudah mual.

2. Regular Setting Alginate, mengeras dalam 3 menit dan dipakai untuk

pemakaian rutin.

Gelasi alginat yang normal tercapai dalam 3 menit. Gerakan pada waktu

gelasi berlangsung, misalnya pasien batuk, bergerak, muntah, atau menelan akan

menyebabkan stres internal pada alginate.

2.2.4 Penyimpanan

Temperatur penyimpanan dan kontaminasi kelembaban udara merupakan

faktor utama yang mempengaruhi lama penyimpanan bahan cetak alginat. Bahan

yang sudah disimpan selama satu bulan pada 650C tidak dapat digunakan dalam

perawatan gigi, karena bahan tersebut tidak dapat mengeras sama sekali atau

mengeras terlalu cepat. Simpan persediaan alginat pada lingkungan yang dingin

dan kering.8

Bahan cetak alginat dikemas dalam kantung tertutup secara individual

dengan berat bubuk yang sudah ditakar untuk membuat satu cetakan, atau dalam

jumlah besar di kaleng. Bubuk yang dibungkus per kantung lebih disukai karena

9
mengurangi kontaminasi selama penyimpanan dan perbandingan air dengan

bubuk lebih terjamin karena dilengkapi dengan takaran plastik untuk mengukur

banyaknya air.8

2.2.5.1 Manipulasi

Suhu air mempengaruhi waktu pengerasan alginat. Penambahan air dingin

meningkatkan waktu kerja dan waktu setting.5,6

Rasio bubuk-air dan waktu pengadukan dengan sendirinya

mempengaruhi hasil adonan alginat. Perbandingan bubuk dan air yang kurang

akan meningkatkan kekuatan, mengurangi waktu kerja, waktu setting, dan

fleksibilitas. Pengadukan yang tidak adekuat tidak mencetak secara detail dan

menghasilkan campuran yang berbutir karena tidak tercampur dengan sempurna

sehingga reaksi kimia berlangsung secara tidak seragam di massa adukan.

Pada penempatan alginat ke dalam sendok cetak, usahakan jangan

sampai ada udara terjebak, semua bagian sendok terisi dengan baik, dan

perforasi sendok cetak terisi semua. Bila tidak, alginat dapat terlepas pada saat

sendok dikeluarkan dari mulut.5,6,8

Bahan cetak terlalu tipis menyebabkan cetakan mudah robek dan

berubah bentuk, sedangkan terjebaknya udara atau cairan pada permukaan gigi

atau jaringan akan menyebabkan cetakan jadi porus. Bahan cetak yang terlalu

banyak pada sendok cetak akan menyebabkan menyulitkan pengeluaran atau

pada rahang atas akan menyebabkan bahan cetak mengalir ke belakang.5


10
2.2.5.2 Pencetakan

Pencetakan dianjurkan untuk tidak langsung dilakukan setelah

pekerjaan profilaksis, karena bila masih ada perdarahan pada gusi, pengerasan

alginat akan terpengaruh.5

Alginat tidak melekat pada permukaan sendok cetak sehingga retensi

harus dipersiapkan dengan menggunakan suatu sendok cetak berlubang atau

suatu bahan perekat. Lubang-lubang tersebut juga memungkinkan alginat

mengalir keluar.4

Sendok cetak dikeluarkan dari mulut dengan gerakan sejajar sumbu

panjang gigi. Kadang-kadang sendok harus dikeluarkan dengan cara melepas

penutupan tepi pada sisi kiri atau kanan, tetapi hendaknya hal ini dilakukan

dengan sangat hati-hati untuk mencegah terjadinya distorsi.5

Hidrokoloid adalah bahan yang bergantung pada kecepatan dan

regangan. Jadi, ketahanan terhadap sobekan akan meningkat bila cetakan

dikeluarkan dengan sentakan tiba-tiba.1 Jika cetakan dilepas perlahan-lahan,

kerusakan alginat cenderung akan terjadi.

2.2.5.3 Pembersihan Cetakan Alginat

11
Setelah dikeluarkan dari mulut, saliva harus dibersihkan dari

permukaan cetakan dengan mencuci cetakan di bawah aliran air. Kelebihan air

dibuang dengan mengibaskan cetakan atau dikeringkan dengan tiupan udara.

Bila ada saliva berlendir dan tidak dapat dibersihkan dengan air,

cetakan dapat ditaburi bubuk atau adonan gips yang sangat encer. Sesudah itu

bersihkan dengan aliran air sampai semua lendir terbawa.5

2.2.5.4 Pemeliharaan Cetakan Alginat

Keburukan utama dari alginat adalah dimensinya tidak stabil waktu

mengeras. Cetakan alginat harus segera diisi dengan dental gipsum sesegera

mungkin dan tidak lebih dari 30 menit atau bila tidak cetakan akan menjadi

tidak akurat dan perlu dilakukan pencetakan ulang karena dimensi yang tepat

telah hilang. Jika masih ada sisa air di permukaan cetakan atau cetakan terlalu

lama direndam di dalam cairan yang mengandung air selama lebih dari 10

menit, maka akan terjadi imbibisi yang akan menyebabkan alginat

mengembang. Sebaliknya, jika cetakan dibiarkan kering di udara terbuka, akan

terjadi penguapan air dengan akibat mengerutnya alginat. Untuk mencegah hal-

hal tersebut, letakkan cetakan dalam udara lembab, bungkus dengan kain basah

atau paling aman masukkan ke dalam humidor yang mempunyai kelembaban

atmosfir 100%.4,5

12
Cetakan alginat ditutup secepat mungkin dengan kain lembab dan

dimasukkan ke dalam kantong plastik. Cetakan harus dicor dalam waktu 10

menit setelah cetakan selesai. Selama cetakan menunggu untuk diisi, hendaknya

tidak diletakkan bersandar pada kelebihan alginat yang mengalir ke luar di tepi

posterior sendok cetak karena dapat menyebabkan perubahan bentuk.4

2.2.6 Pengecoran

Dalam proses pengecoran, rasio antara bubuk gipsum dan air harus

sesuai dengan petunjuk pabriknya. Adonan terlalu encer akan menghasilkan

model yang rapuh. Sebaliknya, adonan yang terlalu kental akan menyebabkan

ketidaktepatan model karena distorsi alginat begitu gipsum dituang ke dalam

cetakan. Penggetaran berlebih juga dapat menyebabkan distorsi alginat.

Adanya eksudat mukus pada permukaan cetakan akan memperlambat

reaksi kimia pada model dan menghasilkan permukaan kasar pada model. Hal ini

dapat dihindarkan dengan penggunaan larutan pengeras K2SO4 2%. Larutan ini

berguna mendapatkan permukaan halus dari model, mempercepat pengerasan

bahan gipsum, dan memperoleh konsistensi permukaan model yang lebih padat.

Alginat masa kini biasanya tidak perlu lagi direndam dalam larutan seperti ini.5

Waktu penyimpanan cetakan alginat sampai diisi oleh gips tidak boleh

lebih dari 30 menit. Setelah cetakan diisi, sendok cetak harus diletakkan pada

13
supporting jig atau sendok bagian posterior diberi alas gulungan kapas supaya

tidak terjadi penekanan pada ujung alginat pada sendok

2.2.7 Melepas Model dari Cetakan

Cara melepas model dari cetakan tergantung dari bahan cetak yang

digunakan karena tiap jenis bahan membutuhkan perlakuan khusus. Untuk alginat,

segera setelah gipsum mengeras, kurang lebih 30-60 menit, model harus segera

dilepas dari cetakan sehingga permukaan model akan tetap halus. Bila cetakan

dibiarkan dan baru besoknya dilepas, alginat biasanya mengerut dan keras,

sehingga bagian-bagian halus model bisa patah.

14
BAB III

METODE PRATIKUM

3.1 Alat dan Bahan Gips

3.1.1.Alat:

1. Mangkok karet dan spatula

2. Pensil

3. Timbangan

4. Stop watch

5. Gelas ukur

6. Sendok takar

7. Vibrator

8. Penggaris

9. Pisau model

10. Pisau gips

3.1.2 Bahan :

1. Gips tipe II

2. Gips tipe III

3. Gips tipe IV

4. Kotak kubus dengan bagian atas terbuka ukuran 4 x 3 x 3 cm sebanyak 9 kotak

kubus

5. Plastik 1/2 kilo, 9 buah

6. Vaselin

7. Air

15
8. Kertas Gosok/Amplas (tiga tingkat dari yang kasar-halus)

9. kain lap putih untuk alas kerja ukuran 30 x 30 cm

10. Tissu

3.2 TAHAPAN PRAKTIKUM MANIPULASI GIPS

3.2.1 Persiapan

1. Meja kerja dialas dengan lap kerja

2. Menyusun dan mempersiapkan alat dan bahan

3. Mengolesi seluruh bagian dalam kotak kubus dengan vaselin secara tipis dan

merata

3.2.2 Manipulasi Material Gipsum

Menakar

- Gips tipe II dengan rasio W/P

50 gram bubuk gips menggunakan timbangan digital dan air menggunakan gelas ukur.

Percobaan pertama W/P: 25 ml/50 gram

Percobaan kedua W/P: 30 ml/50 gram

Percobaan ketiga W/P : 35 ml/50 gram

- Gips tipe III dengan rasio W/P

50 gram bubuk gips menggunakan timbangan digital dan air menggunakan gelas ukur.

Percobaan pertama W/P: 10 ml/50 gram

Percobaan kedua W/P: 15 ml/50 gram

Percobaan ketiga W/P : 20 ml/50 gram

- Gips tipe IV dengan rasio W/P

50 gram bubuk gips menggunakan timbangan digital dan air menggunakan gelas ukur.

16
Percobaan pertama W/P: 10 ml/50 gram

Percobaan kedua W/P: 12,5ml/50 gram

Percobaan ketiga W/P : 20 ml/50 gram

Masukkan air ke dalam mangkuk terlebih dahulu, kemudian masukkan bubuk

gypsum sedikit demi sedikit ke mangkuk karet dan biarkan mengendap selama 30

detik untuk menghilangkan gelembung udara. Pada saat mulai pencampuran antara

gypsum dan air, harus menyalakan stopwatch dan pada saat itu mulai menghitung

initial setting.

Mengaduk gypsum dan air sampai homogen menggunakan spatula dengan

gerakan memutar selama 1 menit/120 putaran, bersamaan dengan itu juga memutar

mangkuk karet secara perlahan-lahan. Kemudian meletakkan mangkuk karet diatas

vibrator dengan kecepatan rendah selama 30 detik untuk menghilangkan gelembung

udara.

3.2.3 Pengisian Gypsum ke dalam Kotak Kubus

Setelah campuran gips homogen, menuangnya ke dalam kotak kubus, yang

dilakukan di atas vibrator sampai kotak kubus terisi penuh. Merapikan kelebihan gips

pada tepi kotak kubus.

Memperhatikan waktu, menandai waktu dimana gips mencapai initial setting sampai

final setting. Setelah gips mencapai final setting, membuka kotak kubus kemudian

merapikan gips dengan pisau gips menjadi ukuran 3,5 x 2,5 x 2,5 menggunakan

penggaris dan pensil. Terakhir menghaluskan permukaan gips dengan kertas gosok.

17
Hasil maksimal adalah didapatkan balok gips dengan ukuran tepat, permukaan

yang halus dan tidak porus.

Menghitung total waktu pengerasan (waktu mencampuran + pengadukan +

vibrator + initial setting + final setting)

Keterangan :

Initial setting : permulaan setting time dimana pada saat menuangan adpnan ke dalam

cetakkan sampai gips sudah tidak dapat lagi mengalir ke dalam cetakan. Secara visual

ditandai dengan loss of gloss (hilangnya kemengkilatan) yaitu keadaan dimana gips

tidak dapat hancur tapi masih bisa dipotong, ekspansi thermos dan panas masih

berlangsung.

Final setting : waktu yang dibutuhkan oleh gips keras untuk bereaksi secara lengkap

dari kalsium sulfat dihidrat, meskipun reaksi dehidrasinya belum selesai. Tandanya

adalah kekerasan dan kekuatan belum maksimum, dan dapat dilepas dari cetakan

tanpa distorsi atau patah. Ekspansi thermos dan panas sudah berakhir.

3.3 Alat dan Bahan Irreversible Hydrocolloid

3.3.1.Alat:

1. Mangkok karet dan spatula

2. Timbangan digital

3. Stop watch

4. Gelas ukur

5. Sendok takar

6. Sendok cetak

7. Pensil

18
8. Penggaris

3.3.2 Bahan

1. Kain lap putih untuk alas kerja ukuran 30 x 30 cm

2. Tissu

3. Sarung tangan dan masker

4. Bahan cetak irreversible hydrocolloid (alginate normal setting)

5. Air

6. Kotak kubus dengan bagian atas terbuka ukuran 4 x 3 x 3 cm sebanyak 3 kotak

kubus

3.4 Manipulasi Irreversible Hydrocolloid

3.4.1 Persiapan

a. Meja kerja dials dengan lap kerja

b. Menyusun dan menyiapkan alat dan bahan

3.4.2 Manipulasi Alginat

a. Melakukan pengadukan alginet dengan resio:

- Percobaan pertama W/P air 45 ml dan alginet sebanyak 50 gram

- Percobaan kedua W/P air 50 ml dan alginet sebanyak 50 gram

- Percobaan kedua W/P air 55 ml dan alginet sebanyak 50 gram

b. Masukan air terlebih dahulu ke mangkok lau alginate

c. Aduk menggunakan spatula dan membentuk angka delapan, dan kemudian tekan

adonan ke sisi bowl dengan spatula sambil memutar bowl dengan tangan yang

lain. Hal ini dilakukan untuk mengeluarkan gelembung udara.

19
d. Aduk bahan hingga semua bubuk tercampur dengan baik, bila terdapat sisa

bubuk, adonan yang baik tidak akan terbentuk dan sifat bahan menjadi kurang

sempurna

e. Waktu pengadukan (mixing time) 20-30 detik

f. Masukkan alginet ke dalam kotak kubus dan hitung setting time

g. Membuka kotak kubus kemudian merapikan alginet dengan pisau yang tajam

menjadi ukuran 3,5x2,5x2,5 mengunakan penggaris dan pensil.

3.4.3 Menghitung porositas dan dimensi kubus alginet

a. Potong kubus alginet menjadi dua bagian dan hitung porositasnya

b. Bandingankan tekstur antara ketiga kubus alginet

c. Ukur dimensi kubus yang sudah di potong dua

d. Hasil potongan satu di rendam air dan potongan ke dua di biarkan di udara

terbuka

e. Ukur dimensi kedua potongan kubus tersebut

20
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gips Tipe II,III,IV

Dari hasil praktikum dapat dilihat beberapa tanda dari gipsum seperti berikut :

1. Warna

Terlihat bahwa warna gips menjadi agak keruh. Hal ini terjadi karena

pada konsistensi normal perbandingan powdernya lebih besar sehingga akan

lebih memperkeruh campuran.

2. Porositas

Porositas ini terjadi karena pengadukan dan lama waktu diatas vibrator

belum mencapai 1 menit sehingga udara masih terjebak dalam adonan.

Porsentasi kemungkinan terjadinya porositas dalam manipulasi gips lebih

besar untuk adonan yang lebih encer, karena semakin banyak air berarti

semakin banyak H2O yang menimbulkan gelembung udara dan dapat

mengakibatkan porositas. Namun hal ini sebenarnya bisa dihindari jika dalam

pengerjaannya operator (praktikan) lebih teliti dan hati hati dalam melakukan

pengadukan

3. Kekerasan

Pada saat merapikan gips dapat dirasakan adanya perbedaan kekuatan

dan kekerasan pada gips setelah setting. Hal ini terjadi karena powder (mineral

gips) merupakan senyawa yang mempunyai rumus kimia CaSO4, unsur

kalsium (Ca) ini yang menunjukkan kekerasan dan kekuatan dari gips.

4. Initial setting

Initial setting bisa diketahui saat campuran bahan menjadi kaku tetapi

tidak keras dan tidak dapat dibentuk serta terjadi ekspansi termis atau adanya

21
panas. Hal ini terjadi karena ketika partikel calcium sulfat dalam powder

dicampur dengan air akan terjadi massa padat dari dihydrat. Sehingga semakin

banyak air akan semakin lama terjadinya reaksi dan membutuhkan waktu yang

lebih lama untuk menjadi setting.

5. Final setting

Final setting dapat diketahui dengan menurunnya suhu campuran dan

pada akhirnya menjadi dingin. Pada finnal setting gips sudah bisa dilepas dari

cetakan dan bisa dibentuk. Hal ini terjadi karena semakin banyak air akan

semakin memperlambat berakhirnya reaksi membutuhkan waktu yang lebih

lama untuk menjadi setting.

Setelah semuanya dingin panas sudah tidak teraba dengan tangan,

balok boleh dibuka. Faktor kesalahan dari praktikum yang telah dilakukan

yaitu terbentuknya lubang-lubang kecil atau porus pada gypsum. Hal ini

disebabkan oleh tidak sempurnanya dalam proses penuangan dan kesalahan

praktikan pada saat menggunakan vibrator yang tidak sempurna. Kemudian

ketiga gypsum tersebut dibentuk lagi dengan ukuran 2,5 x 2,5 x 3,5 dengan

menggunaan pisau gips. Supaya gypsum halus, maka dihaluskan dengan

menggunakan kertas gosok.

i. Hasil

Gips Tipe II
Jumlah
Initial Final
No Percobaan Pengadukan Suhu Total Waktu
Setting Setting
W/P Rasio per menit Pengerasan
o
1 25 ml/ 50gr 120 45 detik  01,50  37 C 5,19 menit
2 30 ml/ 50gr 105 21 detik  13,15  37oC 16,04 menit
3 35 ml/ 50gr 117 19 detik  10,45  37oC 25 menit

22
Gips Tipe III
Jumlah
Initial Final
No Percobaan Pengadukan Suhu Total Waktu
Setting Setting
W/P Rasio per menit Pengerasan
o
1 10 ml/ 50gr 50 45 detik  09,36  37 C 12 menit
2 15 ml/ 50gr 123 21 detik  16,43  37oC 20 menit
3 20 ml/ 50gr 130 19 detik  10,56  37oC 15 menit
Gips Tipe IV
Jumlah
Initial Final
No Percobaan Pengadukan Suhu Total Waktu
Setting Setting
W/P Rasio per menit Pengerasan
o
1 10 ml/ 50gr 101 15 detik  08,46  37 C 10,12 menit
12.5 ml/

2 50gr 123 1,8 menit  13,26  37oC 11,04 menit


3 15 ml/ 50gr 120 56 detik  14,09  37oC 19,16 menit

ii. Hasil Foto

a. Gips Tipe II

b. Gips Tipe III

23
c. Gips tipe IV

B. Alginate

Berdasarkan percobaan yang telah di lakukan sebelumnya, didapatkan

dataperbandingan tentang setting time bahan cetak alginat berdasarkan variasi

suhu,air. Adabeberapa variasi suhu yang di gunakan pada percobaan ini yaitu,air

dan dengan tanpa air. Rasio yang di gunakan pada percobaan ini sesuai dengan

aturan pabrik yaitu50 gram bubuk alginat dan dicampur dengan air 45ml,50ml ,55

ml ml.Data hasil pratikum menunjukkan adanya perbedaan waktu setting yang di

sebabkankarena perbedaan air dan udara.

24
Berikut ini adalah hasil analisa dari

percobaan tersebut :

A. Hasil

a. 45 ml/50 gr

Ukuran
NO Dimensi (PxLxT)
Percobaan Mixing Setting Time Jumlah Porositas

W/P rasio Time Sesudah dibiarkan


1 Awal45 ml/25 gr Sesudah
25 detik Direndam
1 menit Air
15 detik A).Didalm air = 13
diudara terbuka
B). Diudara = 57

P = 4,0 cm P = 4,0 cm P = 4,0 cm

L = 3 cm L = 3,3 cm L = 3 cm

T = 1,5 cm T = 1,75 cm T = 1,5 cm

b. 50ml/50 gr

c. 50ml/50gr

25
Ukuran
NO Dimensi (PxLxT)
Percobaan Mixing Setting Time Jumlah Porositas

W/P rasio Time Sesudah dibiarkan


1 Awal50 ml/50 gr 45Sesudah
detik Direndam Airdetik
1 menit 30 C). Didalm air = 40
diudara terbuka
D). Diudara = 55

P = 4,0 cm P = 4,0 cm P = 4,0 cm

L = 3 cm L = 3,2 cm L = 3 cm

T = 1,5 cm T = 1,75 cm T = 1,5 cm

d. 50ml/50 gr

e. 50ml

d. 55ml/50gr

Ukuran
NO Dimensi (PxLxT)
Percobaan Mixing Setting Time Jumlah Porositas

W/P rasio Time Sesudah dibiarkan


1 Awal55 ml/50 gr Sesudah
30 detik Direndam
1 menit Air
40 detik E).Didalm air = 17
diudara terbuka
F). Diudara = 35

P = 4,0 cm P = 4,0 cm P = 4,0 cm

L = 3 cm L = 3,2 cm L = 3 cm

T = 1,5 cm T = 1,75 cm T = 1,5 cm

f. 50ml/50 gr

26
B. Foto Hasil Pratikum

a. 45ml/50gr

b. 50ml/50gr

27
c. 55ml/50gr

28
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum Gips kali ini, kita dapat menarik kesimpulan bahwa:

• Dalam melakukan manipulasi gips perlu diperhatikan atara lain adalah:

o Penyimpanan

o Kebersihan alat untuk manipulasi

o Rasio atau perbandingan air dan powder

o Waktu Pengadukan

o Initial setting-working time

o Final setting

o Pemberian bahan separator

o Hindari terjebaknya udara bias dengan menggunakan vibrator

• Gips mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

o Menghasilkan detail yang halus

o Dimensionalnya akurat

o Sifat mekanis yang kuat

Dari data hasil pratikum dan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa waktu

setting dari gypsum dipengaruhi oleh W/P rasio dan komposisinya. Semakin banyak

powdernya, semakin kental pula campuran tersebut. Semakin kental gypsum maka semakin

cepat pula waktu settingnya. Semakin encer gypsum tersebut maka semakin lambat pula

waktu settingnya.

29
DAFTAR PUSTAKA

Annusavice, Kenneth J. 2003. Phillips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi.

Jakarta: EGC.

Combe, EC. 1992. Sari Dental Material. Penerjemah : Slamat Tarigan. Jakarta : Balai

Pustaka

Hatrick, Carol Dixon. 2003. Dental Material : Clinical Application for Dental

Assistants and Dental Hygienist. Philadelphia : Saunders.

30

Anda mungkin juga menyukai

  • Vignette Ikgm
    Vignette Ikgm
    Dokumen12 halaman
    Vignette Ikgm
    Aika Gleedina
    Belum ada peringkat
  • Makalahnya Radio
    Makalahnya Radio
    Dokumen42 halaman
    Makalahnya Radio
    Aika Gleedina
    Belum ada peringkat
  • Vignette Ikgm
    Vignette Ikgm
    Dokumen12 halaman
    Vignette Ikgm
    Aika Gleedina
    Belum ada peringkat
  • Ikga Ilman
    Ikga Ilman
    Dokumen1 halaman
    Ikga Ilman
    Aika Gleedina
    Belum ada peringkat
  • G
    G
    Dokumen17 halaman
    G
    Aika Gleedina
    Belum ada peringkat
  • ILMU MAHKOTA TIRUAN - PPT 1
    ILMU MAHKOTA TIRUAN - PPT 1
    Dokumen404 halaman
    ILMU MAHKOTA TIRUAN - PPT 1
    Aika Gleedina
    Belum ada peringkat
  • Translate Buku Om
    Translate Buku Om
    Dokumen8 halaman
    Translate Buku Om
    Aika Gleedina
    Belum ada peringkat
  • Translate Buku Om
    Translate Buku Om
    Dokumen8 halaman
    Translate Buku Om
    Aika Gleedina
    Belum ada peringkat
  • DPH Makalah
    DPH Makalah
    Dokumen23 halaman
    DPH Makalah
    Aika Gleedina
    Belum ada peringkat
  • Css Ikga
    Css Ikga
    Dokumen10 halaman
    Css Ikga
    Aika Gleedina
    Belum ada peringkat
  • Css Ikga
    Css Ikga
    Dokumen10 halaman
    Css Ikga
    Aika Gleedina
    Belum ada peringkat
  • Css Perio
    Css Perio
    Dokumen6 halaman
    Css Perio
    Aika Gleedina
    Belum ada peringkat
  • CSS Om Aika
    CSS Om Aika
    Dokumen8 halaman
    CSS Om Aika
    Aika Gleedina
    Belum ada peringkat
  • Makalah Penyakit Mulut
    Makalah Penyakit Mulut
    Dokumen17 halaman
    Makalah Penyakit Mulut
    Aika Gleedina
    Belum ada peringkat
  • DPH Makalah
    DPH Makalah
    Dokumen23 halaman
    DPH Makalah
    Aika Gleedina
    Belum ada peringkat
  • Css Om
    Css Om
    Dokumen27 halaman
    Css Om
    Aika Gleedina
    Belum ada peringkat
  • DPH Makalah
    DPH Makalah
    Dokumen23 halaman
    DPH Makalah
    Aika Gleedina
    Belum ada peringkat
  • DPH Makalah
    DPH Makalah
    Dokumen23 halaman
    DPH Makalah
    Aika Gleedina
    Belum ada peringkat