PENDAHULUAN
Bahan cetak merupakan suatu bahan yang digunakan untuk menghasilkan suatu
bentuk cetakan dari hubungan gigi dan jaringan rongga mulut (jaringan keras dan
jaringan lunak). Bahan cetak akan menghasilkan cetakan negatif dari jaringan keras dan
jaringan lunak rongga mulut yang kemudian akan diisi dengan dental stone atau dengan
bahan yang lainnya untuk mendapatkan model. Hal ini bertujuan untuk pembuatan
Menurut Powers JM, dkk (2008), bahan cetak yang ideal adah bahan cetak yang
memenuhi persyaratan yaitu: (1) mempunyai aroma dan rasa yang menyenangkan serta
warna yang baik; (2) tidak mengandung bahan-bahan yang beracun dan mengiritasi; (3)
mempunyai shelf lifeyang adekuat sehingga dapat menjamin bahan tersebut tetap baik
selama penyimpanan; (4) hasil yang diperoleh sebanding dengan harganya; (5) mudah
digunakan dengan alat-alat yang minimal; (6) karakteristik pengerasan bahan sesuai
dengan persyaratan klinik; (7) mempunyai konsistensi dan tekstur yang baik; (8) dapat
digunakan pada jaringan rongga mulut yang lembab; (9) mempunyai sifat elastis dan
mampu mencegah perubahan setelah dilepaskan dari mulut; (10) cukup kuat sehingga
tidak mudah robek saat dilepaskan dari mulut; (11) tetap stabil dimensinya pada
temperatur dan kelembaban dalam kisaran normal; (12) kompatible dengan bahan
pengecoran; (13) memberikan hasil yang akurat pada penggunaan klinis; (14) hasil
cetakan dapat didesinfeksi tanpa kehilangan akurasi dan (15) tidak melepaskan gas
sewaktu reaksi pengerasan.Tidak ada bahan cetak yang memenuhi seluruh persyaratan
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat diambil rumusan
permasalahan, yaitu:
1.2 TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manipulasi dan sifat dental gypsum tipe I,
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Untuk menghasilkan cetakan yang akurat, bahan yang digunakan untuk membuat
tiruan dari jaringan oral dan ekstraoral harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu (1)
bahan tersebut harus cukup cair untuk beradaptasi dengan jaringan mulut serta cukup
kental untuk tetap berada dalam sendok cetak yang menghantar bahan cetak ke dalam
mulut, (2) bahan tersebut harus berubah atau mengeras menjadi padat menyerupai karet
dalam waktu tertentu selama di dalam mulut, dan (3) cetakan yang mengeras harus tidak
stuktur oral yang ketika digunakan untuk mencetak harus dalam bentuk plastis.
ireversibel atau reversibel. Ireversibel berarti bahan tersebut tidak dapat kembali ke
3
bentuk semula karena telah terjadi reaksi kimia, sedangkan reversibel berarti bahan
tersebut dapat melunak dengan pemanasan dan memadat dengan pendinginan karena
bahan cetak dibedakan menjadi elastis atau non-elastis. Bahan cetak elastis dapat
secara akurat mereproduksi struktur keras dan lunak rongga mulut, sedangkan bahan
cetak non-elastis harus dipatahkan atau diubah bentuknya terlebih dahulu untuk
1. Gips Cetak
sejak bahan elastomer telah tersedia, tetapi dapat digunakan sebagai bahan
untuk membersihkan cetakan edentulous. Gips cetak bersifat rigid dan lebih
mudah patah daripada bengkok.10 Bahan ini kaku setelah mengeras dan
dimensinya stabil, dan karena itu paling cocok digunakan bila tidak ada
undercut tulang.3 Gips ini harus disimpan dalam kantung kedap udara karena
akan menyerap air dari udara dan akan mempengaruhi waktu pengerasan.6
2. Kompound
4
Ini merupakan suatu bahan termoplastik yang akan melunak jika
dipanaskan dalam uap air dengan suhu 55-700C.3 Terdapat dua jenis
kompound yang ditentukan oleh ADA. Tipe I digunakan untuk mencetak dan
membuat cetakan pada sendok cetak di mana cetakan akhir dibuat dengan
Bahan ini kaku setelah mengeras dan dimensinya stabil. Karena itu bahan
ini lebih disukai dibandingkan dengan alginat pada semua kasus yang tidak
cetak untuk gigitiruan pada lingir edentulous dengan undercut kecil atau tanpa
kompound pada sendok cetak atau pada sendok cetak individual akrilik.6
5
Hidrokoloid reversible adalah bahan cetak yang paling akurat. Bahan ini
tiruan tunggal dan gigi tiruan cekat sebagian karena akurasinya yang tinggi.4,8
kedokteran gigi. Bahan ini dipakai untuk membuat cetakan untuk gigi tiruan
dan model studi. Bahan ini tidak cukup akurat untuk cetakan gigitiruan
sebagian cekat.6
3. Elastomer
mudah kembali ke bentuk semula dengan baik, dan stabil dimensinya, tetapi
yang sangat encer, menghasilkan kelompok bahan cetak yang cocok untuk
penggunaannya, serta memiliki rentang waktu yang cukup untuk bekerja dan
2.2 ALGINAT
6
Garam asam alginat yang diperoleh dari rumput laut jika dicampur
dengan air dalam proporsi yang tepat akan membentuk hidrokoloid ireversibel,
relatif murah, proses pengerasan yang cepat, serta keakuratan yang memuaskan.16
jenis kekentalan tinggi dianjurkan untuk pembuatan cetakan pendahuluan karena derajat
kecermatan model yang dihasilkan tidak dituntut setinggi seperti yang diperlukan bagi
model kerja yang akan digunakan untuk membuat geligitiruan atau sewaktu membuat
cetakan akhir yang bertujuan untuk mencatat seakurat mungkin bentuk mukosa
sekaligus sulkus secara fungsional. Selain itu alginat juga dipakai untuk pencetakan pada
pembuatan geligitiruan sebagian lepasan, alat ortodontik, dan model studi. Akan tetapi,
Komposisi bahan cetak alginat, fungsi, dan persentase berat dari masing-
7
Persentase
Komponen Fungsi
Berat
Sodium atau potassium
Reaktan 12-15
alginate
Kalsium sulfat dihidrat Reaktan 8-12
pasta. Dua reaksi utama terjadi ketika bubuk bereaksi dengan air selama proses
setting. Tahap pertama, sodium fosfat bereaksi dengan kalsium sulfat yang
Tahap kedua, setelah sodium fosfat telah bereaksi, sisa kalsium sulfat
bereaksi dengan sodium alginat membentuk kalsium alginat yang tidak larut, yang
H2O
8
Na alginat + CaSO4 Ca alginat + Na2SO4
(bubuk) (gel)
jenis, yakni:8
pemakaian rutin.
Gelasi alginat yang normal tercapai dalam 3 menit. Gerakan pada waktu
gelasi berlangsung, misalnya pasien batuk, bergerak, muntah, atau menelan akan
2.2.4 Penyimpanan
faktor utama yang mempengaruhi lama penyimpanan bahan cetak alginat. Bahan
yang sudah disimpan selama satu bulan pada 650C tidak dapat digunakan dalam
perawatan gigi, karena bahan tersebut tidak dapat mengeras sama sekali atau
mengeras terlalu cepat. Simpan persediaan alginat pada lingkungan yang dingin
dan kering.8
dengan berat bubuk yang sudah ditakar untuk membuat satu cetakan, atau dalam
jumlah besar di kaleng. Bubuk yang dibungkus per kantung lebih disukai karena
9
mengurangi kontaminasi selama penyimpanan dan perbandingan air dengan
bubuk lebih terjamin karena dilengkapi dengan takaran plastik untuk mengukur
banyaknya air.8
2.2.5.1 Manipulasi
mempengaruhi hasil adonan alginat. Perbandingan bubuk dan air yang kurang
fleksibilitas. Pengadukan yang tidak adekuat tidak mencetak secara detail dan
sampai ada udara terjebak, semua bagian sendok terisi dengan baik, dan
perforasi sendok cetak terisi semua. Bila tidak, alginat dapat terlepas pada saat
berubah bentuk, sedangkan terjebaknya udara atau cairan pada permukaan gigi
atau jaringan akan menyebabkan cetakan jadi porus. Bahan cetak yang terlalu
pekerjaan profilaksis, karena bila masih ada perdarahan pada gusi, pengerasan
mengalir keluar.4
penutupan tepi pada sisi kiri atau kanan, tetapi hendaknya hal ini dilakukan
11
Setelah dikeluarkan dari mulut, saliva harus dibersihkan dari
permukaan cetakan dengan mencuci cetakan di bawah aliran air. Kelebihan air
Bila ada saliva berlendir dan tidak dapat dibersihkan dengan air,
cetakan dapat ditaburi bubuk atau adonan gips yang sangat encer. Sesudah itu
mengeras. Cetakan alginat harus segera diisi dengan dental gipsum sesegera
mungkin dan tidak lebih dari 30 menit atau bila tidak cetakan akan menjadi
tidak akurat dan perlu dilakukan pencetakan ulang karena dimensi yang tepat
telah hilang. Jika masih ada sisa air di permukaan cetakan atau cetakan terlalu
lama direndam di dalam cairan yang mengandung air selama lebih dari 10
terjadi penguapan air dengan akibat mengerutnya alginat. Untuk mencegah hal-
hal tersebut, letakkan cetakan dalam udara lembab, bungkus dengan kain basah
atmosfir 100%.4,5
12
Cetakan alginat ditutup secepat mungkin dengan kain lembab dan
menit setelah cetakan selesai. Selama cetakan menunggu untuk diisi, hendaknya
tidak diletakkan bersandar pada kelebihan alginat yang mengalir ke luar di tepi
2.2.6 Pengecoran
Dalam proses pengecoran, rasio antara bubuk gipsum dan air harus
model yang rapuh. Sebaliknya, adonan yang terlalu kental akan menyebabkan
reaksi kimia pada model dan menghasilkan permukaan kasar pada model. Hal ini
dapat dihindarkan dengan penggunaan larutan pengeras K2SO4 2%. Larutan ini
bahan gipsum, dan memperoleh konsistensi permukaan model yang lebih padat.
Alginat masa kini biasanya tidak perlu lagi direndam dalam larutan seperti ini.5
Waktu penyimpanan cetakan alginat sampai diisi oleh gips tidak boleh
lebih dari 30 menit. Setelah cetakan diisi, sendok cetak harus diletakkan pada
13
supporting jig atau sendok bagian posterior diberi alas gulungan kapas supaya
Cara melepas model dari cetakan tergantung dari bahan cetak yang
digunakan karena tiap jenis bahan membutuhkan perlakuan khusus. Untuk alginat,
segera setelah gipsum mengeras, kurang lebih 30-60 menit, model harus segera
dilepas dari cetakan sehingga permukaan model akan tetap halus. Bila cetakan
dibiarkan dan baru besoknya dilepas, alginat biasanya mengerut dan keras,
14
BAB III
METODE PRATIKUM
3.1.1.Alat:
2. Pensil
3. Timbangan
4. Stop watch
5. Gelas ukur
6. Sendok takar
7. Vibrator
8. Penggaris
9. Pisau model
3.1.2 Bahan :
1. Gips tipe II
3. Gips tipe IV
kubus
6. Vaselin
7. Air
15
8. Kertas Gosok/Amplas (tiga tingkat dari yang kasar-halus)
10. Tissu
3.2.1 Persiapan
3. Mengolesi seluruh bagian dalam kotak kubus dengan vaselin secara tipis dan
merata
Menakar
50 gram bubuk gips menggunakan timbangan digital dan air menggunakan gelas ukur.
50 gram bubuk gips menggunakan timbangan digital dan air menggunakan gelas ukur.
50 gram bubuk gips menggunakan timbangan digital dan air menggunakan gelas ukur.
16
Percobaan pertama W/P: 10 ml/50 gram
gypsum sedikit demi sedikit ke mangkuk karet dan biarkan mengendap selama 30
detik untuk menghilangkan gelembung udara. Pada saat mulai pencampuran antara
gypsum dan air, harus menyalakan stopwatch dan pada saat itu mulai menghitung
initial setting.
gerakan memutar selama 1 menit/120 putaran, bersamaan dengan itu juga memutar
udara.
dilakukan di atas vibrator sampai kotak kubus terisi penuh. Merapikan kelebihan gips
Memperhatikan waktu, menandai waktu dimana gips mencapai initial setting sampai
final setting. Setelah gips mencapai final setting, membuka kotak kubus kemudian
merapikan gips dengan pisau gips menjadi ukuran 3,5 x 2,5 x 2,5 menggunakan
penggaris dan pensil. Terakhir menghaluskan permukaan gips dengan kertas gosok.
17
Hasil maksimal adalah didapatkan balok gips dengan ukuran tepat, permukaan
Keterangan :
Initial setting : permulaan setting time dimana pada saat menuangan adpnan ke dalam
cetakkan sampai gips sudah tidak dapat lagi mengalir ke dalam cetakan. Secara visual
ditandai dengan loss of gloss (hilangnya kemengkilatan) yaitu keadaan dimana gips
tidak dapat hancur tapi masih bisa dipotong, ekspansi thermos dan panas masih
berlangsung.
Final setting : waktu yang dibutuhkan oleh gips keras untuk bereaksi secara lengkap
dari kalsium sulfat dihidrat, meskipun reaksi dehidrasinya belum selesai. Tandanya
adalah kekerasan dan kekuatan belum maksimum, dan dapat dilepas dari cetakan
tanpa distorsi atau patah. Ekspansi thermos dan panas sudah berakhir.
3.3.1.Alat:
2. Timbangan digital
3. Stop watch
4. Gelas ukur
5. Sendok takar
6. Sendok cetak
7. Pensil
18
8. Penggaris
3.3.2 Bahan
2. Tissu
5. Air
kubus
3.4.1 Persiapan
c. Aduk menggunakan spatula dan membentuk angka delapan, dan kemudian tekan
adonan ke sisi bowl dengan spatula sambil memutar bowl dengan tangan yang
19
d. Aduk bahan hingga semua bubuk tercampur dengan baik, bila terdapat sisa
bubuk, adonan yang baik tidak akan terbentuk dan sifat bahan menjadi kurang
sempurna
g. Membuka kotak kubus kemudian merapikan alginet dengan pisau yang tajam
d. Hasil potongan satu di rendam air dan potongan ke dua di biarkan di udara
terbuka
20
BAB IV
Dari hasil praktikum dapat dilihat beberapa tanda dari gipsum seperti berikut :
1. Warna
Terlihat bahwa warna gips menjadi agak keruh. Hal ini terjadi karena
2. Porositas
Porositas ini terjadi karena pengadukan dan lama waktu diatas vibrator
besar untuk adonan yang lebih encer, karena semakin banyak air berarti
mengakibatkan porositas. Namun hal ini sebenarnya bisa dihindari jika dalam
pengerjaannya operator (praktikan) lebih teliti dan hati hati dalam melakukan
pengadukan
3. Kekerasan
dan kekerasan pada gips setelah setting. Hal ini terjadi karena powder (mineral
kalsium (Ca) ini yang menunjukkan kekerasan dan kekuatan dari gips.
4. Initial setting
Initial setting bisa diketahui saat campuran bahan menjadi kaku tetapi
tidak keras dan tidak dapat dibentuk serta terjadi ekspansi termis atau adanya
21
panas. Hal ini terjadi karena ketika partikel calcium sulfat dalam powder
dicampur dengan air akan terjadi massa padat dari dihydrat. Sehingga semakin
banyak air akan semakin lama terjadinya reaksi dan membutuhkan waktu yang
5. Final setting
pada akhirnya menjadi dingin. Pada finnal setting gips sudah bisa dilepas dari
cetakan dan bisa dibentuk. Hal ini terjadi karena semakin banyak air akan
balok boleh dibuka. Faktor kesalahan dari praktikum yang telah dilakukan
yaitu terbentuknya lubang-lubang kecil atau porus pada gypsum. Hal ini
ketiga gypsum tersebut dibentuk lagi dengan ukuran 2,5 x 2,5 x 3,5 dengan
i. Hasil
Gips Tipe II
Jumlah
Initial Final
No Percobaan Pengadukan Suhu Total Waktu
Setting Setting
W/P Rasio per menit Pengerasan
o
1 25 ml/ 50gr 120 45 detik 01,50 37 C 5,19 menit
2 30 ml/ 50gr 105 21 detik 13,15 37oC 16,04 menit
3 35 ml/ 50gr 117 19 detik 10,45 37oC 25 menit
22
Gips Tipe III
Jumlah
Initial Final
No Percobaan Pengadukan Suhu Total Waktu
Setting Setting
W/P Rasio per menit Pengerasan
o
1 10 ml/ 50gr 50 45 detik 09,36 37 C 12 menit
2 15 ml/ 50gr 123 21 detik 16,43 37oC 20 menit
3 20 ml/ 50gr 130 19 detik 10,56 37oC 15 menit
Gips Tipe IV
Jumlah
Initial Final
No Percobaan Pengadukan Suhu Total Waktu
Setting Setting
W/P Rasio per menit Pengerasan
o
1 10 ml/ 50gr 101 15 detik 08,46 37 C 10,12 menit
12.5 ml/
a. Gips Tipe II
23
c. Gips tipe IV
B. Alginate
suhu,air. Adabeberapa variasi suhu yang di gunakan pada percobaan ini yaitu,air
dan dengan tanpa air. Rasio yang di gunakan pada percobaan ini sesuai dengan
aturan pabrik yaitu50 gram bubuk alginat dan dicampur dengan air 45ml,50ml ,55
24
Berikut ini adalah hasil analisa dari
percobaan tersebut :
A. Hasil
a. 45 ml/50 gr
Ukuran
NO Dimensi (PxLxT)
Percobaan Mixing Setting Time Jumlah Porositas
L = 3 cm L = 3,3 cm L = 3 cm
b. 50ml/50 gr
c. 50ml/50gr
25
Ukuran
NO Dimensi (PxLxT)
Percobaan Mixing Setting Time Jumlah Porositas
L = 3 cm L = 3,2 cm L = 3 cm
d. 50ml/50 gr
e. 50ml
d. 55ml/50gr
Ukuran
NO Dimensi (PxLxT)
Percobaan Mixing Setting Time Jumlah Porositas
L = 3 cm L = 3,2 cm L = 3 cm
f. 50ml/50 gr
26
B. Foto Hasil Pratikum
a. 45ml/50gr
b. 50ml/50gr
27
c. 55ml/50gr
28
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum Gips kali ini, kita dapat menarik kesimpulan bahwa:
o Penyimpanan
o Waktu Pengadukan
o Final setting
o Dimensionalnya akurat
Dari data hasil pratikum dan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa waktu
setting dari gypsum dipengaruhi oleh W/P rasio dan komposisinya. Semakin banyak
powdernya, semakin kental pula campuran tersebut. Semakin kental gypsum maka semakin
cepat pula waktu settingnya. Semakin encer gypsum tersebut maka semakin lambat pula
waktu settingnya.
29
DAFTAR PUSTAKA
Annusavice, Kenneth J. 2003. Phillips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi.
Jakarta: EGC.
Combe, EC. 1992. Sari Dental Material. Penerjemah : Slamat Tarigan. Jakarta : Balai
Pustaka
Hatrick, Carol Dixon. 2003. Dental Material : Clinical Application for Dental
30