Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN OKSIGENASI

Oleh :

Fara Nor Huda, S.Kep

NPM. 2014901210106

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

BANJARMASIN 2021
KEBUTUHAN OKSIGENASI
A. Definisi
Oksigen merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling vital.Oksigen dibutuhkan oleh
tubuh untuk menjaga kelangsungan metabolism sel sihingga dapat mempertahankan hidup
dan aktivitas berbagai sel, jaringan, atau organ (Saputra, 2013).
B. Mekanisme Fisiologi
Ada tiga langkah dalam proses oksigenasi, yakni : ventilasi, perfusi dan difusi (Potter
&Perry, (2006) dalam Kuniawati (2011).
Etiologi:
Sesak napas kardiak, obstruksi jalan napas, emoli paru, kelainan vaskuler, gangguan transport
oksigen, kelainan pleura dan mediastinum, gangguan psikolgis (Setyohadi, 2015)

Fungsi Penapasan terganggu

Ventilasi pernapasan Obstruksi jalan Perubanahan volume


napas/pengeluaran mucus sekuncup, preload, afterload,
yang banyak serta kontraktilitas
Hipoventilasi/Hiperventilasi

Ketidakefektifan Terganggunya difusi /


Takipneu/bradipnea bersihan jalan napas pertukaran O2 dan CO2 di
alveolus

Ketidakef ektifan pola


napas Gangguan pertukaran gas

C. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


1. Ketidak efektifan pola napas
a. Definisi : Inspirasi dan/atau ekpirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat
b. Batasan karakteristik
Perubahan kedalaman pernapasan, perubahan ekskursi dada, mengambil posisi tiga
titik, penurunan tekanan ekspirasi, penurunan ventilasi semenit, penurunan kapasitas
vital, dispneu, peningkatan diameter anterior-posterior, pernapasan cuping hidung,
ortopneu, fase ekspirasi memanjang, pernapasan bibir, takipneu, penggunaan otot
aksesorius untuk bernapas, keletihan otot pernapasan cedera medulla spinalis
c. Faktor yang berhubungan
Ansietas, posisi tubuh, deformitas tulang, deformitas dinding dada, keletihan,
hiperventilasi, sindrom hipoventilasi, gangguan musculoskeletal, kerusakan
neurologis, imaturitas neurologis, disfungsi neuromuscular, obesitas, nyeri.

2. Ketidak efektifan bersiha njalan napas


a. Definisi : ketidak mampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran
pernafasan untuk mempertahankan bersihan jalan nafas
b. Batasan karakteristik
Suara nafas tambahan, perubahan frekuensi, perubahan irama napas, sputum, batuk
tidak efektif, gelisah
c. Faktor yang berhubungan
Merokok, perokok pasif, asap, mokus dalam jumlah berlebih, eksudat jalan alveoli,
materi asing dalam jalan napas, sekresi, infeksi

3. Gangguan pertukaran Gas


a. Definisi : Kelebihan atau deficit oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida pada
membrane alveolar-kapiler
b. Batasan karakteristik
Diaphoresis, dyspnea, gangguan penglihatan, gas darah arteri abnormal, gelisah,
hiperkapnia, hipoksemia,hipoksia, iritabilitas, konfusi, napas cuping hidung,
penurunan karbon dioksida, pH arteri abnormal, pola pernapasan abnormal (misalnya
kecepatan, irama, kedalaman), sakit kepala saat bangun, somnolen, takikardi, warna
kulit abnormal (missal pucat, kehitaman).
c. Faktor yang berhubungan
Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi, perubahan membrane alveolar-kapiler

D. Perencanaan
1. Ketidak efektifan pola napas
a. Tujuan dan kriteria hasil (NOC)
Tujuan: Dalam waktu 1x24 jam status pernapasan (ventilasi) dalam batas normal.
Kriteria hasil:
 Frekuensi, irama, kedalaman pernapasan dalam batas normal
 Tidak menggunakan otot bantu napas
 Tidak ada suara napas tambahan
 Tidak ada retraksi dinding dada
 Suara perkusi napas dalam batas normal

b. Intervensi keperawatan (NIC)


 Manajemen jalan napas
 Manajemen asma
 Monitor pernapasan

2. Ketidak efektifan bersihan jalan napas


a. Tujuan: Mendemontrasikan batuk efektif dan suara napas bersih, mampu
mengeluarkan sputum.
b. Intervensi keperawatan (NIC)
Manajemen Jalan Napas
 Lakukan Fisioterapi dada
 Buang sekret dengan memotivasi pasien untuk melakukan batuk
 Ajarkan batuk efektif
 Auskultasi suara napas
 Kelola pemberian nebulizer, aerosol, atau pemberian oksigen
3. Gangguan pertukaran gas
a. Tujuan (NOC) : 1x24 jam status pernapasan (pertukaran gas) kembali normal
Kriteria hasil:
 Keseimbangan ventilasi dan perfusi
 Saturasi oksigen berada pada rentang normal
 Tidak didapatkan abnormal pada pemeriksaan rotgen dada
 Dispnea saat istirahat tidak ada
 Dyspnea dengan aktivitas ringan tidak ada
b. Intervensi keperawatan (NIC):
 Fisioterapi dada
 Pengurangan kecemasan
 Pengaturan posisi
 Pencegahan aspirasi
E. Daftar Pustaka
Hidayat, A.A.A dan Uliya, M. (2015). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta :
Salemba Medika.
Maryunani, A. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia. Bogor: In Media.
Potter, A dan Perry, A.G. (2005).Buku AjarFundamental Keperawatan: Konsep Dasar, dan
Praktik. Edisi 4, Jakarta: EGC.
Saputra, L (2013). Catatan Ringkas Kebutuhan Dasar Manusia. Tanggerang: Binarupa
Aksara.
Setyohadi, B. (2015). Kegawatdaruratan Penyakit Dalam (Emergency in Intenal Medicine).
Jakarta: Interna Publishing.
https://www.scribd.com/doc/138230453/Laporan-Pendahuluan-Asuhan-Keperawatan-
Gangguan-Oksigen-2 diakses tanggal 16 Agustus 2017

Banjarmasin, 15 April 2021

Preseptor Klinik Ners Muda

Hj. Fauziah Rezqi, S.Kep., Ns Fara Nor Huda, S.Kep

Anda mungkin juga menyukai