Anda di halaman 1dari 16

Mur Name : Ni Ketut CeryLimita

NIM : P07134120049
Kelas : IB /D3

This House Would Ban Sosmed


1st Speaker of Opening Government
Definition:This house artinya collect aspiration from the society. Ban Artinya
melarang melakukan sesuatu yang dinilai berbahaya dan tidak benar atau
merugikan.Sosmed atau yang lebih tepatnya adalah Media sosial adalah sebuah
media daring yang digunakan satu sama lain dimana para penggunanya bisa dengan
mudah berpartisipasi, berinteraksi, berbagi, dan menciptakan isi blog, jejaring sosial,
wiki, forum dan dunia virtual tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Blog, jejaring
sosial, dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh
masyarakat di seluruh dunia. Maka Mosi hari ini adalah aturan tentang melarang
penggunaan sosial media yang dinilai berdampak buruk bagi society.
Justification:Rumah ini melarang penggunaan sosial media karena dinilai
menimbulakan berbagai bahaya mulai dari kesehatan, kehidupan bersosial,
kepribadian, psikologis, hingga menimbulkan berbagai macam tindak pidana dan
kejahatan. Larangan ini dikhususkan bagi para anak dibawah 13 tahun, karena
menurut berbagai penelitian menyatakan bahwa pengaruh penggunaan sosisl media
pada anak dibawah umur lebih banyak mendatangkan efek negatif, terutama pada
kehidupan bersosial anak. Yang mana seharusnya anak-anak pada usia itu sedang
belajar berbagi hal dari lingkungan dan keluarga terdekatnya. Sel-sel otak anak juga
berkembang lebih cepat pada usia-usia tersebut, yang artinya anak akan lebih cepat
memahami apa yang diajarkan kepada mereka, apa yang mereka lihat dan mereka
dengar akan sangat mempengaruhi psikologi dan pola pikir anak nantinya. Maka bila
pada masa emas itu anak hanya bermain sosial media, anak anak mudah
terpengaruh hal-hal yang bersifat negatif yang ada di dalam sosial media. Karena
mereka belum bisa memilih mana yang baik dan buruk untuk mereka ikuti.

UrgencyCases: Penggunaan media sosial pada anak dibawah umur 13 tahun dapat
menimbulkan berbagai macam dampak negatif. Diantarnya adalah semakin
berkurangnya miat belajar anak, kurangnya komunikasi anak dan orang tua yang
berujung pada anak menjadi pembangkang. Masalah kesehatan karena penggunaan
media sosial secara online membuat anak lupa waktu dan terlalu asik dengan media
sosialnya,m yang menyebabkan kualitas tidur anak menurun sedangkan pada masa-
masa itulah pertumbuhan tulagn da sel-sel otak anak sedang sangat cepat. Kemudia
media sosial yang merupakan media untuk bersosialisasi secara online menjadi
tembok besar bagi anak untuk bersosialisasi pada lingkungan sekitarnya dan
menjadikan anak anti sosial. Kesehatan mental dan psikologi anak juga akan semakin
terganggu, salah satu contohnya adalah bullying. Dan yang terkahir dan menjadi
permasalahan yang cukup serius adalah penggunaan media sosial pada anak
dibawah umur dapat memicu tindak kejahatan, karena anak belum bijaksana dalam
penggunaan media sosial yang sering kali mereka menyebarkan informasi pribadi di
akun media sosial mereka. Maka dapat dilihat bahwa penggunaan media sosial pada
anak dibawah umur memberikan banyak sekali pengaruh negatif salah satu faktor
utama dari hal itu juga pengwasan orang tua yang kurang pada anak-anak yang
menggunakan media sosial.

Mechanism:

- Apa yang dilarang disini, Rumah ini penggunaan sosial media pada anak dibawah
umur 13 tahun.
- Dimana ini akan dilaksanakan, di Indonesia
- Siapa yang harus mematuhinya, seluruh masyarakat Indonesia, dan khususnya
pada anak-anak dan orang tua
- Kapan ini dilaksanakan, as soon as possible
- Kenapa larangan ini penting, karena penggunaan media sosial memiliki dampak
yang negatif bila kurangnya wawasan dalam penggunaanya, kurang hati-hati, dan
tidak adanya pengawasan untuk semua orang, apalagi untuk anak-anak. Kenapa
harus melarang penggunaan media sosial untuk anak dibawah 13 tahun? Karena kita
tidak mungkin melarang penggunaan media sosial untuk semua orang. Media sosial
bukanlah sesuatu yang berbahaya bila digunakan dengan bijaksana. Tapi, pada anak
dibawah umur media sosial bisa sangat berbahaya karena anak-anak belum bisa
memutuskan mana yang baik dan buruk. Dan anak-anak dibawah 13 tahun menurut
regulasi beberapa media sosial belum memenuhi syarat atau dilarang memiliki akun
media sosial mereka sendiri, bila memilikiya maka wajib dengan pendampingan
orang tua. Tapi menurut laporan dari Regulator komunikasi Inggris Ofcom. Bahwa
Semakin banyak anak di bawah usia 11 yang mendaftar untuk membuat akun media
sosial, meskipun batas usia minimum telah ditetapkan. Setelah menganalisis
penggunaan media dari sekitar 2.000 anak berusia tiga hingga 15 tahun di seluruh
Inggris, ditemukan sejumlah anak kecil memiliki akun media sosial mereka sendiri.
Terlepas dari kenyataan bahwa sebagian besar jejaring sosial tidak mengizinkan
anak-anak di bawah 13 tahun mendaftar, jajak pendapat mengungkapkan 18 persen
anak berusia delapan hingga 11 tahun memiliki profil mereka sendiri. Terlebih lagi,
kurang dari sepertiga orang tua yang mengetahui anak mereka memiliki profil media
sosial dapat dengan benar menyatakan batas usia minimum jejaring sosial. Youtube
mewajibkan pemegang akun berusia 18 tahun, namun anak berusia 13 tahun dapat
mendaftar dengan izin orang tua. Anda dapat menemukan daftar aplikasi media
sosial yang mungkin digunakan anak yang mungkin belum pernah Anda dengar.
Laporan tahunan Ofcom menyoroti peningkatan popularitas untuk Instagram,
Whatsapp, dan Snapchat di antara usia 12 hingga 15 tahun. Facebook dinobatkan
sebagai jejaring sosial utama sebesar 31 persen. Itu juga mengungkapkan remaja
menyadari tekanan media sosial. Sebanyak 78 persen mengatakan mereka merasa
ada tekanan untuk terlihat populer.
Selain itu berbagai permasalah akibat penggunaan sosial media dikalangan anak
dibawah umur seperti kurangnya komunikasi anak dengan rang tua, anak menjadi
pembangkang, kesehatan anak, mental anak, dan menurut pengujian yang dilakukan
oleh beberapa perusahaan IT bahwa anak-anak yang menggunakan media sosial
kurng berhati-hati dalam mencantumkan hal-hal pribadi dalam akun media sosial
mereka, yang sering kali ini memicu kejahatan, entah penculikan atau pencurian.
- Bagaimana larangan ini akan dijalankan, perlu adanya Regulasi yang jelas, agar
larangan ini dapat dijatuhi oleh seluruh masyarakat.
Argument:
- Assertion: Media sosial yang merupakan tempat terbuka berbagai informasi
dapat diakses tanpa keterbatasan, bukan mustahil bahwa anak-anak dibawah
umur dapat terpengaruh berbagai hal negatif yang ada didalam sosial media.
Fakta bahwa penggunaan media sosial pada anak dibawah umur yang sangat
banyak dan juga kurangnya pengawasan orang tua menjadikan peraturan
tentang pelarangan penggunaan media sosial pada anak dibawah umur 13
tahun perlu dilaksanakan.
- Reason : Karena media sosial dipenuhi oleh berbagia konten dan hal-hal yang
perlu disaring, dipahami, dan ditanggapi dengan bijaksana. Sedangkan pada
anak dibawah umur, hal tersebut belum bisa mereka lakukan. Anak-anak
akan sangat mudah terpengaruh pada hal yang baru dan menarik untuk
mereka tanpa memperhatikan apakah hal tersebut baik atau buruk. Maka
anak-anak dibawah umur perlu dilarang untuk bermain sosial media.
- Evidence: Kita ketahui bersama, dunia internet telah berkembang begitu
pesatnya sehingga membuat pengguna atau yang biasa disebut netizen
(pengguna internet aktif terlibat komunitas online internet) tidak lagi
mempermasalahkan jarak antara netizen yang satu dengan netizen yang
lainnya. Namun di Indonesia pengguna sosial media tersebut tidak
tersaring dengan baik sehingga bukan saja kalangan dewasa, melainkan
anak di bawah umur dalam hal ini yakni usia dibawah 13 (Tiga belas) tahun.
Mengapa sosial media tersebut paling banyak diakses oleh kalangan
remaja? Karena pada usia remaja merupakan fase bertumbuh dan
berkembang baik dari segi pola pikir, perilaku, perkataan dan sebagainya
yang bisa dikatakan labil serta amat rentan terhadap berbagai macam
pengaruh salah satunya sosial media. Selain sebagai wadah untuk
bersosialisasi secara tulisan, juga sosial media dijadikan kiblat fashion
bagi para remaja dan akan berpengaruh pada cara berpakaian yang tidak
sesuai dengan pandangan mata, karena sosial media sebagai tempat
utama untuk bisa membagikan (memposting) foto, video, kata mutiara
dan lain sebagainya baik kegiatan sehari-hari maupun traveling atau apa
saja yang menurut penggunanya wajib untuk diposting dan dilihat oleh
banyak orang. Berkembangnya social media di kalangan remaja membuat
fanatisme terhadap sosial media itu semakin meningkat, bahkan
menggunakan smartphone untuk mengakses sosial media memiliki
persentase lebih tinggi dibandingkan dengan memilih buku bacaan untuk
dibaca. Data yang diperoleh (Kemkominfo, 2013) menunjukkan pengguna
internet di Indonesia sudah mencapai 63 juta orang. Dari jumlah
tersebut, 95 persen di antaranya menggunakan internet untuk
mengakses media sosial. Situs media sosial yang paling banyak diakses
adalah facebook dan twitter. Secara internasional, Indonesia menempati
peringkat 4 pengguna facebok terbesar, setelah Amerika Serikat, Brazil,
dan India. Sementara itu, Indonesia menempati peringkat 5 pengguna
twitter terbesar di dunia. Posisi Indonesia hanya kalah dari Amerika
Serikat, Brazil, Jepang, dan Inggris (Mansyur, 2018). Artinya, minat baca
di kalangan remaja zaman now semakin hari semakin memudar bahkan
amat rendah dibandingkan dengan mengakses sosial media. Jadi, tidak
lazim lagi jika remaja lebih memilih sosial media sebagai tempat untuk
menunjukkan jati dirinya ketimbang untuk duduk, diam, dan membaca.
Dan menurut sejumlah penelitian pada masa anak-anak sel-sel otak mereka
berkembang dengan sangat cepat karena itu mereka akan sangat cepat
belajar hal-hal baru, mengembangkan karakter dan minat mereka. Tapi apa
jadinya bila pada masa emas anak-anak tersebut malah diisi dengan bermain
sosial media? Mereka dengan mudah akan meniru apa yang mereka lihat di
sosial media baik itu buruk atupun tidak pantas. Selain itu penggunaan media
sosial yagn bersifat online membuat anak kurang bergerak, anak hanya akan
berdiam diri didepan HP, laptop, atau notebook mereka. Kurang bergerak
dan tidak aktif dapat mengganggu perkembangan motorik dan sensorik anak,
daya tahan tubuh mereka bisa berkurang, kemampuan otak mereka
melemah, dan ini akan berpengaruh pada bagiamana mereka akan menerima
pelajaran nantinya.
- Link back: maka larangan larangan penggunaan media sosial bagi anak
dibawah umur 13 tahun perlu ditetapkan karena dampak penggunaan media
sosial pada anak dibawah umur menimbulkan berbagai efek negatif
diantaranya kesehatan fisik, mental, psikologis anak, kemampuan berfikir
anak, kejahatan, bullying, dan lain-lain.
- Status Quo: di Indonesia sendiri saat ini pengguna media sosial yang dibawah
umur sangat banyak. Dan sebagian besar dari mereka tidak mendapatkan
persetujuan orang tua ataupun dampingan orang tua.

1st Speaker of Opening Opposition


Rebutal: saya tidak setuju dengan argumen pembicaraan 1 dari tim pemerintah,
Karena pendapat mereka tentang media sosial yang berdampak buruk pada anak
dibawah umur Tidak disertakan dengan informasi atau fakta kasus yang menimpa
anak dibawah umur yang menggunakan media sosial. Dan argumen mereka tentang
media sosial dapat menurunkan kemampuan belajar anak, itu terdengar sangat tidak
rasional, karena seperti yang kita semua ketahui bahwa media sosial tidak selamanya
buruk untuk anak, mereka bisa bermain permainan yang mengasah otak melalui
media sosial, mereka dilatih untuk mempunyai pemikiran terbuka dan paham
teknologi.
Argument: masuk ke argumen saya bahwa media sosial bukanlah hal yang
berbahaya, yang berbahaya bila penggunaan media sosial yang tidak bertanggung
jawab. Dan pada anak dibawah umur penggunaan media sosial tidak akan
berdampak buruk bila diawasi oleh pihak yang lebih dewasa seperti orang tua atau
wali. Maka yang menjadi permasalahan dari media sosial pada anak-anak adalah
kurangnya pengawasan . Itu sebabnya melarang penggunaan media sosial bagi anak
bukanlah solusi yang bagus, apalagi bila diterapkan sekarang, yang dimana media
sosial dan internet tidak bisa lepas dari kehidupan kita semua. Anggaplah bila media
sosial dilarang pada anak dibawah umur, tapi apakah lingkungan disekitarnya seperti
orang tua dan orang yang lebih dewasa bisa menahan diri untuk tidak bermain
media sosial didepan anak-anak mereka? Bukankan sangat tidak adil bila anak-anak
dilarang bermain media sosial tapi tidak dibarengi dengan suasana lingkungan yang
mendukung.
Kemudia bila menyangkut masalah pendidikan, bukankah kita harus lebih kreatif
dalam memilih solusi agar anak tidak terkena pengaruh buruk media sosial ? Bukan
dengan melarang media sosial pada anak tapi lingungan disekitarnya masih tidak
positif. Bila tim pemerintah bilang kalau media sosial dapat mempengaruhi kerja
otak anak dan mengurangi minat belajar maka, apakah solusi melarang media sosial
dapat membuat anak lebih minat belajar? Jelas tidak, karena kembali pada
lingkungannya, bagaimana anak dapat mengembangkan diri dan kemampuannya
bila lingkungannya terutama orang tuanya juga Cuma sibuk bermain media sosial.
Dari pada memilih solusi untuk melarang media sosial pada anak dibawah umur
lebih baik bila orang tua lebih memperhatikan anaknya dalam bermain medai sosial,
batasi waktu penggunaannya, batasi jumlah aplikasi yang bisa mereka mainkan, dan
selalu aktif berkomunikasi dengan anak.
Sebenarnya media sosial mempunyai banyak sekali manfaat termasuk untuk anak-
anak. Salah satunya adalah menjadi sarana pembelajaran bagi anak-anak contohnya
youtube kids, blog tentang edukasi, permainan asah otak, dll. Media sosial sendiri
dapat memacu minat anak dalam belajar, terlebih lagi dimasa pandemi seperti saat
ini yang mana pembelajaran berlangsung secara online maka media sosial
mempunyai peranan yang sangat penting bagi anak. Dengan media sosial anak dapat
melihat dunia luar, belajar banyak hal baru, menemukan minat dalam beberapa
aspek seperti kemampuan membaca anak meningkat, dan secara todak langung
media sosial membantu anak menjadi lebih percaya diri karena mereka belajar dan
melihat bagaimana banyaknya perbedaan yang ada disekitar kita maka mereka
dapat lebih terbuka dengan kemampuan mereka sendiri, entah mereka mengupload
video mereka sedang bernyanyi, bermain game, atau melakukan sesuatu. Anak bisa
dengan leluasa mengembangkan berbagai macam kemampuanya. Dengan tetap
didampingi orang tua
Mechanism:
- Apa yang seharusnya dilarang, melarang penggunaan aplikasi yang dinilai
terlalu dewasa seperti twiter, facebook. Dan Menentukan sosmed yang cocok
untuk anak dibawah umur 13 tahun seperti youtube kids dan aplikasi belajar
online yang diawasi oleh orang tua.
- Dimana ini diterapkan, di Indonesia
- Siapa yang menjalankan, seluruh masyarakat, anak dibawah umur 13 tahun
dan orang tua
- Kapan ini dilaksanakan, as soon as possible
- Kenapa larangan ini lebih diperlukan, Karena dengan melarang penggunaan
media sosial tidak akan memberikan dampak yang bagus dijaman sekarang,
dimana semua orang bergantung pada media sosial. Melarang media sosial
bagi anak berarti melarang mereka berinteraksi secara global, melarang
mereka menemukan sesuatu yang baru, melarang hiburan mereka , dan
membuat anak tidak sertam merta dapat meningkatkan kualitas belajarnya.
Maka yang perlu ditegaskan adalah Media sosial tidak berbahaya bagi anak
apabila penggunaannya diawasi dan hanya beberapa aplikasi yang ramah
anak yang dapat mereka aksen, pengawasan orang tua dan lingkungan yang
baik yang menjadi faktor utama agar anak tidak menyalahgunakan media
sosial dan mendapatkan nilai positif dari media sosial. Dan waktu
penggunaan dapat diatur oleh orang tua agar mereka tidak terlalu
terpendam dalam media sosial tersebut. Dengan solusi untuk membatasi
aplikasi yang dapat digunakan oleha anak dibawah 13 tahun maka kita tidak
perlu mencemaskan anak akan terkena pengaruh dari media sosial. Ingat
yang mepengaruhi sikap dan prilaku anak bukanlah media sosial tapi
lingkungan dan keluarganya. Maka peran keluarga dan lingkungan sangat
besar dalam pengawasan penggunaan media sosial bagi anak.
- Bagaimana larangan ini akan dilaksanakan, melalui Regulasi yang jelas
Definition: Definis media sosial yang tepat adalah media atau tempat untuk
berinteraksi kepada banyak orang secara online dan membangun hubungan sosial.
Media sosial hanyalah media yang mana dibuat dengan tujuan positif dan
membantu banyak orang. Penyalah gunaanya pada anak usia dibawah 13 tahun
merupakan kelalaian orang tuas atau orang dewasan yang tidak bisa memantaunya,
Maka aplikasi yang diberikan pada anak haruslah sesuai umurnya.

2nd Speaker of Opening Government


Rebuttal: saya tidak setuju dengan argumen pembicaraan 1 dari tim oposisi, tentang
penggunaan media sosial yang perlu perhatian orang tua dan memilih aplikasi yang
cocok untuk anak. Apakah kalian tidak memikirkan tentang resiko lain dari
penggunaan media sosial pada anak, meskipun penggunaan aplikasinya dibatasi
tidak menutup kemungkinan mereka tetap akan tenggelam dalam internet saat
mereka menggunakan media sosial tersebut. Dan itu jelas berdampak buruk bagi
anak, mulai dari kesehatan, mental dan psikologi anak akan terganggu. Argumen dari
tim opposisi sangatlah tidak efektif, bisa dilihat bahwa saran yang mereka tawarkan
sebenarnya sudah ada seperti beberapa media sosial memang melarang pengguna
dibawah umur 13 tahun untuk menggunakan media sosial, tapi faktanya, sampai hari
ini pengguna media sosial dibawah umur masih banyak. Maka argumen yang mereka
sampaikan sangatlah tidak efektif.
Argument: masuk kedalam argumen saya, bahwa kita harus dengan tegas melarang
penggunaan media sosial pada anak di bawah umur 13 tahun karena selain
ketentuan yang sudah berlaku, anak dibawah umur belum bisa bijaksana dalam
menggunakan media sosial salah satu dampaknya adalah berdampak pada sosial dan
menimbulakan kejahatan.
Dampak sosial yang ditimbulkan saat anak dibawah umur menggunakan media sosial
adalah yang pertama timbulnya sikap anti sosial karena penggunaan media sosial
anak-anak menjadi lebih aktif pada dunia firtual daripada dunia nyata. Kemampuan
sosialisasi anak menjadi berkurang, kurang bermain dengan teman sebaya secara
langsung menjadikan anak sulit untuk berbaur pada lingkungan sosialnya, dan akan
tenggelam dalam internet dan media sosialnya. Yang kedua adalah Bullying, anak-
anak yang masih dibawah umur sangat mudah terpanguh oleh banyak hal
disekitarnya entah itu kata-kata ataupun sikap orang lain, Karena mereka belum
mampu mengendalikan emosinya dengan baik. Media sosial yang digunakan oleh
anak-anak bisa menjadi media untuk saling membully, entah karena postingan
mareka atau sesuatu yang mereka upload. Bullying juga memiliki dampak
berkelanjutan seperti menurunkan rasa percaya diri anak, anak menjadi lebih
penyendiri, takut terhadap pendapat orang lain, dan nantinya berujung pada
psikologi anak. Maka dampak selanjutnya adalah sikap dan psikologi anak,
penggunaan media sosial pada anak dibawah umur 13 tahun dapat mengganggu
psikologi anak, ini ditunjukkan dengan sikap kurang perduli terhadap lingkungan
sekitar, kurangnya rasa percaya diri, menurunnya minat anak bersosial, dan
beberapa dampak psikologis lainnya seperti kecanduan dan kurangnya kontrol diri
terhadap apa yang ada di media sosial, seperti perasaan media sosial adalah dunia
mereka. Maka dari banyaknya masalah yang ditimbulkan dari media sosial secara
sosial dan psikologi anak. Benar sudah media sosial dilarang pada anak dibawah usia
13 tahun. Mengingat sekali lagi psikologi anak pada usia tersebut sedang
berkembangnya dan sangat mudah berubah-ubah serta terpengaruh.
Highlight argument: maka yang kami tegaskan disini adalah melarang penggunaan
media sosial pada anak dibawah umur 13 tahun karena menimbulkan berbagai
macam dampak negatif. Mulai dari dampak psikologi anak, dampak sosial,
berdampak pada perkembangan motorik dan sensorik anak. Yang mana akan
mengganggu cara belajar anak. Karena pada umur dibawah 13 tahun anak-anak
belum bisa memilih mana yang baik dan yang buruk untuk mereka ikuti, dan juga
pada umur tersebut anak sedang dalam masa perkembangan maka mereka akan
mudah mempelajari banyak hal baru, bila mereka bermain media sosial tidak
menutup kemungkinan yang mereka pelajari adalah hal-hal negatif.

2nd Speaker of Opening Opposition


Rebuttal: saya tidak setuju dengan pendapat pembicaraan 2 dari tim pemerintah
Tentang bagiman media sosial mempegaruhi sikap anak secara psikologi dan sosial.
Mereka tidak memberikan data kasus yang faktual bagaimana psikologi anak
terganggu akibat dari media sosial. Kemudia argumen dari tim pemerinta untuk
melarang penggunaan media sosial sangat tidak tepat diterapkan saat pandemi
covid-19 ini. Dimana kita tau segala hal sekarang berbasis internet dan online.
Bagaimana mereka bisa mengusulkan peraturan tersebut bila situasi saat ini sangat
tidak memungkinkan.
Argument: Masuk ke argumen saya tentang kenapa media sosial tidak boleh dilarang
bahkan untuk anak-anak dibawah umur sekalipun. Karena seperti yang saya bilang di
masa pandemi saat ini sangat tidak bijaksana bila kita melarang penggunaan media
sosial, yang justru sangat membantu kita dalam banyak hal salah satunya adalah
dalam bersosial. Apabila menurut argumen dari tim pemerintah bahwa media sosial
dapat mempengaruhi kehidupn bersosial anak secara negatif, maka menurut kami
media sosial menjadi langkah yang baik untuk anak bersosialisasi pada masa
pandemi saat ini. Karena pada masa sekarang kita diwajibkan menghindari hal-hal
yang berhubungan dengan keramaian, maka kegiatan interaksi sosial pun teganggu.
Dengan adanya media sosial maka memungkinkan anak-anak dapat bersosialisasi
dengan teman-teman, saudara, atupun keluarga. Entah melalui video call, chating,
aplikasi zoom dan yang lainnya. Dan membantu anak dalam pertemanan, khususnya
dimasa pandemi saat ini,anak-anak punya kesempatan untuk berteman dengan
berbagi teman yang jauh sekalipun, entah dalam negeri bahkan sampai keluar negri.
Ini selanjutnya berdampak pada sikap anak dalam menghargai perbedaan, toleransi,
membantu anak mengenali dunia luar, bagaimana pola pikir orang-orang hebat, dan
mengenal budaya baru dan mempelajari wawasan yang lebih luas.
Dan tentunya semua itu perlu pengawasan orang dewasa dan juga pembatasan
aplikasi yang bisa digunakan oleh anak. Dengan adanya aturan pembatasan untuk
media sosial yang khusus bagi anak-anak juga akan membantu meningkatkan
kreatifitas masyarakat khususnya dalam dunia IT tentang menciptakan sesuatu yang
pas untuk anak, tanpa mengandung hal-hal yang bersifat dewasa atau tidak wajar.
Solusi : maka solusi yang lebih baik daripada melarang penggunaan media sosial bagi
anak dibawah umur 13 tahun adalah membuat sebuah regulasi tentang membuat
media sosial khusus untuk anak dibawah umur dan ramah terhadap anak. Dalam
aplikasi tersebut diwajibkan untuk disertakan dengan batas waktu pemakaian,
sekitar 1-2 jam sehari, lebih dari itu maka aplikasi akan ditutup otomatis. Bukan
hanya tentang mejadi solusi yang bagus tapi ini juga memicu para pembuat aplikasi
dan orang yang bergerak pada dunia IT semakin berkembang dengan menghadirkan
berbagai media sosial yang ramah anak. Dan yang terakir adalah pengawasan orang
tua. Dengan mewajibkan orang tua atau orang dewasa untuk mendapingi anak
dalam menggunakan media sosial.
Highlightargument: Media sosial bukanlah hal yang berbahaya bagi anak-anak ,
kurangnya pengawasan orang tua dan sedikitnya aplikasi media sosial untuk anak-
anak. Maka yang harus diperhatikan disini adalah bukan melarang media sosial tapi
menambah mendia sosial yang ramah anak dan mewajibkan orang tua dalam
mengawasi dan mengatur jam anak dalam bermain media sosial.

3rd Speaker of Closing Government


Rebuttal: saya tidak setuju dengan argumen pembicara 2 dari tim opposisi. Karena
sanggahan yang mereka berikan idak berdasar, kami menegaskan aturan tentang
melarang penggunaan media sosial akan dilaksanakan as soon as possible yang
artinya belum kami akan melihat bagaimana situasi saat ini apakah bisa diterapkan
aturan tersebut atau tidak. Kemudian mengenai media sosial memebantu anak
belajar dan bersosial selama masa pandemi. Bukankah itu argumen yang keliru?
Untuk anak dibawah 13 tahun yang biasanya memerlukan sosial media untuk belajar
adalah anak-anak sekolah dasar. Dan untuk itu pasti bisa menggunakan media sosial
orang tua mereka dan dijalankan oleh orang tua anak. Karena pada masa pandemi
pun bersosial tidak ada yang lebih efektif daripada interaksi langsung. Meski dilarang
bersosialisasi dengan orang lain, tapi masih bisa dengan keluarga di lingkungan
rumah seperti orang tua ataupun saudara. Maka aturan tentang larangan
penggunaan media sosial untuk anak dibawah 13 tahun dapat dilakukan pada masa
pandemi, dan alasan pandemi bukanlah hal benar untuk anda ungkapkan.

Argument: Masuk ke argumen saya bahwa larangan tentang penggunaan media


sosial pada anak dibawah umur 13 tahun adalah benar dilakukan mengingat selain
dampak sosial, psikologis, dan juga pola pikir anak dalam pembelajaran. Yang tidak
kalah penting adalah bahwa penggunaan media sosial pada anak dibawah usia 13
tahun dapat menimbulkan berbagai macam tindak kejahatan. Seperti penculikan,
pencurian aset, ataupun pencurian data pribadi. Hal ini mungkin karena anak-anak
yang menggunakan media sosial masih belum bijak dalam memilih hal apa saja yang
ingin mereka unggah, mereka akan mengunggah apapun yang menurut mereka
menarik dan bisa mendapatkan banyak perhatian dari postingan tersebut. Terkadang
ada hal-hal yang bersifat pribadi yang tidak sengaja mereka unggah. Ini lah yang
memudahkan pelaku kejahatan untuk menelusuri history media sosial anak dan
sangat berbahaya.
Menurut Direktur Eksekutif Information and Communication Technology (ICT) Watch
Donny Budi Utoyo , Dua tahun lalu saat Donny mencoba membuktikan bagaimana
anak-anak menjadi korban dalam pergaulan di dunia maya. Hal itu dilakukannya
dengan melakukan demonstrasi dengan mudahnya mencari target anak di bawah
umur."Hanya 30 menit saya mendapatkan identitas target dengan lengkap," kata
Donny. Dia mencontohkan kasus-kasus kejahatan dengan korban anak kecil. Data
yang dimiliki pihaknya menyebut, dominan para korban dan pelaku saling mengenal
di dunia maya. "Yang terungkap di pemberitaan adalah sebagian kecil saja. Bagaiman
gunung es yang tampak hanya di permukaannya saja," papar dia. Dari data tersebut
dapat disimpulkan bagaimana kejahatan dapat dengan mudah terjadi bila pelaku
mengetahui identitas pribadi korban, bahkan lingkungannya. Selain dari kejahatan
yang bersifat serius hal lain yang dapat disebabkan oleh penggunaan media sosial
pada anak dibawah 13 tahun adalah kebiasaan orang dewasa yang mereka ikuti,
seperti merokok, minum-minum, gaya pacaran yang melewati batas, dan gaya hidup
bebas. Hal ini dimungkinkan karena anak-anak melihat hal tersebut sebagai sesuatu
yang menarik dan membuat pikiran tentang melakukan hal tersebut membuat
mereka terlihat keren layaknya orang dewasa. Inilah yang akan menjadikan anak-
anak sulit diataur dan nakal. Dampak ini tentu bukan hanya karangan, ini hal yang
sering kita jumpai dilingkungan kita, anak-anak menjadi dewasa tidak pada
waktunya.

3rd Speaker of Closing Opposition


Rebuttal: Saya tidak setuju dengan argumen pembicaraan 3 dari tim pemerintah.
Karena argumen mereka tentang bagaimana media sosial menyebabakan tindak
kejahatan dan mempengaruhi prilaku anak, tidak diperdalam lagi, mari kita jabarkan
bagimana prilaku anak lebih dipengaruhi oleh lingkungan atau media sosial. Bahwa
media sosia bukanlah penyebab utama dari prilaku anak yang merokok dan minum
alkohol pada usia dini, ini disebabkan oleh lingkungan sekitarnya. Lingkungan
memiliki dampak yang lebih besar pada perkembangan anak, dan lingkungan yang
buruk sulit untuk membatisinya dari anak, karena kita tidak bisa melarng semua
orang disekitar kita berhenti merokok ataupun berhenti minum. Maka yang bisa kita
cegah dinisini adalah Media sosial, kenapa saya bilang bukan media sosial yang
mempengaruhi prilaku anak secara signifikan. Karena pada beberap media sosial
mereka telah memasang fitur untuk menyaring konten-konten yag bersifat
kekerasan, pornografi, merokok, ataupun minuman beralkohol. Maka yang bisa
disaring disini adalah media sosialnya. Maka kami dari tim opposisi mengajukan
untuk membatasi penggunaan media sosial untuk anak dan meningkatkan media
sosial yang ramah anak.
Argument: Masuk ke argumen saya bahwa Media sosial yang perlu dibatasi dari
anak-anak dibawah umur 13 tahun adalah media sosial yang bersfat dewasa, atau
penggunanya dikhusukan untuk orang dewasa, dimana disana ada banyak
perdebatan, lelucon orang dewasa, dan hal lain yang perlu pemikiran yang lebih
bijaksana dalam penggunaanya. Contohnya twiter, fecebook, dan youtube (bukan
youtube kids) . Dan kenapa kami tidak setuju dengan larangan media sosial pada
anak karena konteks dari medai sosial bukan hanya hal-hal yang bersifat serius dan
penuh perdebatan, media sosial untuk anak-anak adalah hiburan, mereka dapat
menonton berbagai kartun lucu yang tidak ada di tv, mereka dapat menonton video
edukasi (yang mana menurut penelitian banyak anak yang lebih cepat paham ketika
menonton video yang bergerak daripada membaca tulisan, karena video bergerak
lebih menarik secara visual bagi anak) Bermain game yang mengasah kemampuan
anak seperti bermain teka teki, menyusun pazel dll. Maka dari itu bila penggunaan
media sosial untuk anak-anak dibawah umur 13 tahun diterapkan secara komples
atau menyeluruh, sama artinya anda merenggut hiburan mereka, menghalangi
mereka menikmati hal yang mereka suka, dan memutus kreatifitas anak. Media
sosial sebagai hiburan untuk anak, maka seperti yang telah disampikan bahwa
penggunaanya harus dibatasi waktu, dan aplikasi yang ramah anak, dan juga
pengawasan orang dewasa atau orang tua.

4th Speaker of Closing Government


Rebuttal:saya tidak setuju dengan argumen pembicara 3 dari tim oposisi. Karena
dari argumen mereka tentang bagaimana lingkungan lebih berpengaruh kepada
pribadi anak daripada media sosial itu sangat keliru karena media sosial adalah yang
jauh lebih dekat daripada lingkungan anak-anak saat ini. Seperti yang telah
dijelaskan bahwa media sosial membuat anak anti sosial, maka bagaiman dampak
lingkungan dapat sangat berpengaruh sedangkan sebagaian besar waktu anak
dihabiskan dengan bermain media sosial. Jelas pengaruh buruk dari media sosial
lebih besar daripada dampak lingkungan.
Argument: masuk ke argumen bahwa bahaya penggunaan media sosial bagi anak
dibawah umur 13 tahun dapat mempengaruhi psikologi dan kesehatan anak.
Kenapa? Salah satu hal yang sangat mengkhawatirkan dari media sosial pada anak
adalah tentang pornografi, yang mana pornografi ini masih cukup sulit untuk difilter
dari media sosial. Apalagi bila anak-anak dibawah umur terkena pengaruh ini, maka
itu akan sangat berpengaruh pada psikologi anak. Dinamika perubahan psikologis
yang tidak terkontrol akan memungkinkan remaja terlibat kenakalan yang lebih
beresiko. Kematangan emosi dan konsep diri sebagai konstruk psikologi positif
yang berkembang dengan baik akan menurunkan potensi remaja terlibat
kenakalan. Misalnya, perkelahian remaja secara psikologis disebabkan konflik
batin, mudah frustasi, memiliki emosi yang labil, tidak peka terhadap perasaan
orang lain dan perasaan rendah diri (Tambunan, dalam Muawanah, 2012). Karena
itulah penagaruh media sosial pada anak dibawah umur 13 tahun menyebabkan
masalah psikologi dan masalah kesehatannya terletak pada pola tidur anak yang
kurang baik, juga berpengaruh pada perkembangan sel pertumbuhan dan sel otak
anak, dan juga pengelihatan anak yang memburuk karena terapapar sinar biru dari
hp mereka dalam waktu yang lama . Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa
ternyata terdapat bahaya lebih banyak dari penggunaan media sosial ini dibanding
yang selama ini diketahui. Dilansir dari Medical Daily, peneliti menyebut bahwa
keberadaan remaja secara daring (online) bisa membuat mereka terpapar sejumlah
faktor yang bisa secara signifikan mempengaruhi kesehatan mental mereka. Hasil
penelitian ini dipublikasikan pada jurnal The Lancet Child & Adolescent Health.
Diketahui bahwa media sosial menyakiti pola tidur seseorang, aktivitas fisik, serta
meningkatkan paparan mereka terhadap bullying.
Highlight argument: maka aturan tentang melarang penggunaan media sosial pada
anak dibawah umur 13 benar dilakukan mengingat banyaknya dampak negatif dari
medai sosial pada anak umur tersebut mulai dari masalah akademik, psikologi,
kesehatan, lingkungan sosial, pornografi, dan masalah kejahatan cyber. Dikarenakan
pada usia tersebut anak-anak belum mengenal mana yang baik dan buruk dan belum
bisa bersikap bijaksana terhadap penggunaan media sosial. Maka melarang
penggunaanya adalah langkah yang lebih efektif daripada hanya sekedar membatasi.

4th Speaker of Closing Opposition


Rebuttal: saya tidak setuju dengan argumen dari tim pemerintah. Karena melarang
penggunaan medai sosial pada anak diabawah umur 13 tahun bukanlah solusi yang
bagus, karena itu sama halnya dengan melarang anak-anak mengekspresikan diri
melalui teknologi saat ini. Bahkan bisa dibilang mustahil untuk menjauhkan anak dari
medai sosial, seandainya media sosial pada anak dibawah umur ditetapkan maka
tidak berarti semua dampak negatif yang mereka paparkan tidak akan terjadi pada
anak-anak. Dan apkah melarang penggunaan media sosial pada anak akan membuat
anak menjauhi media sosial jawabnnya jelas tidak, kenapa? Karena yang masih ada
orang tua dan orang dewasa lainnya disekitar mereka yang menggunakan media
sosial, hubunganya apa?? Jelas ini berhubungan dengan sifat alami anak, smekin
dilarang semakin mereka penasaran, dan akhirnya yang terjadi adalah mereka
menggunakan edia sosial orang tua mereka entah itu untuk membuka youtube dll.
Maka yang perlu ditekankan bukanlah menghalangi atau melarang penggunaan
media sosial yang sudah sangat melekat pada masyarakat. Tapi bagaimana membuat
sebuah regulasi tentang membuat media sosial khusus untuk anak dibawah umur
dan ramah terhadap anak. Dan yang terakir adalah pengawasan orang tua.
Highlight argument: Bukan melarang penggunaan media sosial yang kita perlukan
disini, tapi bagaimana membatasi pengguaannya pada anak-anak. Agar anak-anak
masih bisa menikmati media sosial dan mendapatnya berbagai dampak positifnya
seperti edukasi, hiburan, teman dan pergaulan yang lebih luas, cara berfikir yang
terbuka, toleransi, dan kemampuan mengasah otak. Maka solusi terbaiknya adalah
membuat sebuah regulasi tentang membuat media sosial khusus untuk anak
dibawah umur dan ramah terhadap anak. Dalam aplikasi tersebut diwajibkan untuk
disertakan dengan batas waktu pemakaian, sekitar 1-2 jam sehari, lebih dari itu
maka aplikasi akan ditutup otomatis. Bukan hanya tentang mejadi solusi yang bagus
tapi ini juga memicu para pembuat aplikasi dan orang yang bergerak pada dunia IT
semakin berkembang dengan menghadirkan berbagai media sosial yang ramah anak.
Dan yang terakir adalah pengawasan orang tua. Bahwa kepribadian dan prilaku anak
bukan hanya dipengaruhi oleh media sosial tapi yang lebih besar adalah lingkungan
sekitar anak, regulasi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya kesadaran
orang tua dan lingkungan sekitar dalam mengawasi anak-anak saat bermain media
sosial. Maka pengawasan orang dewasa sangatlah penting, disamping regulasi yang
mendukung.

Anda mungkin juga menyukai