NIM : P07134120049
Kelas : IB /D3
UrgencyCases: Penggunaan media sosial pada anak dibawah umur 13 tahun dapat
menimbulkan berbagai macam dampak negatif. Diantarnya adalah semakin
berkurangnya miat belajar anak, kurangnya komunikasi anak dan orang tua yang
berujung pada anak menjadi pembangkang. Masalah kesehatan karena penggunaan
media sosial secara online membuat anak lupa waktu dan terlalu asik dengan media
sosialnya,m yang menyebabkan kualitas tidur anak menurun sedangkan pada masa-
masa itulah pertumbuhan tulagn da sel-sel otak anak sedang sangat cepat. Kemudia
media sosial yang merupakan media untuk bersosialisasi secara online menjadi
tembok besar bagi anak untuk bersosialisasi pada lingkungan sekitarnya dan
menjadikan anak anti sosial. Kesehatan mental dan psikologi anak juga akan semakin
terganggu, salah satu contohnya adalah bullying. Dan yang terkahir dan menjadi
permasalahan yang cukup serius adalah penggunaan media sosial pada anak
dibawah umur dapat memicu tindak kejahatan, karena anak belum bijaksana dalam
penggunaan media sosial yang sering kali mereka menyebarkan informasi pribadi di
akun media sosial mereka. Maka dapat dilihat bahwa penggunaan media sosial pada
anak dibawah umur memberikan banyak sekali pengaruh negatif salah satu faktor
utama dari hal itu juga pengwasan orang tua yang kurang pada anak-anak yang
menggunakan media sosial.
Mechanism:
- Apa yang dilarang disini, Rumah ini penggunaan sosial media pada anak dibawah
umur 13 tahun.
- Dimana ini akan dilaksanakan, di Indonesia
- Siapa yang harus mematuhinya, seluruh masyarakat Indonesia, dan khususnya
pada anak-anak dan orang tua
- Kapan ini dilaksanakan, as soon as possible
- Kenapa larangan ini penting, karena penggunaan media sosial memiliki dampak
yang negatif bila kurangnya wawasan dalam penggunaanya, kurang hati-hati, dan
tidak adanya pengawasan untuk semua orang, apalagi untuk anak-anak. Kenapa
harus melarang penggunaan media sosial untuk anak dibawah 13 tahun? Karena kita
tidak mungkin melarang penggunaan media sosial untuk semua orang. Media sosial
bukanlah sesuatu yang berbahaya bila digunakan dengan bijaksana. Tapi, pada anak
dibawah umur media sosial bisa sangat berbahaya karena anak-anak belum bisa
memutuskan mana yang baik dan buruk. Dan anak-anak dibawah 13 tahun menurut
regulasi beberapa media sosial belum memenuhi syarat atau dilarang memiliki akun
media sosial mereka sendiri, bila memilikiya maka wajib dengan pendampingan
orang tua. Tapi menurut laporan dari Regulator komunikasi Inggris Ofcom. Bahwa
Semakin banyak anak di bawah usia 11 yang mendaftar untuk membuat akun media
sosial, meskipun batas usia minimum telah ditetapkan. Setelah menganalisis
penggunaan media dari sekitar 2.000 anak berusia tiga hingga 15 tahun di seluruh
Inggris, ditemukan sejumlah anak kecil memiliki akun media sosial mereka sendiri.
Terlepas dari kenyataan bahwa sebagian besar jejaring sosial tidak mengizinkan
anak-anak di bawah 13 tahun mendaftar, jajak pendapat mengungkapkan 18 persen
anak berusia delapan hingga 11 tahun memiliki profil mereka sendiri. Terlebih lagi,
kurang dari sepertiga orang tua yang mengetahui anak mereka memiliki profil media
sosial dapat dengan benar menyatakan batas usia minimum jejaring sosial. Youtube
mewajibkan pemegang akun berusia 18 tahun, namun anak berusia 13 tahun dapat
mendaftar dengan izin orang tua. Anda dapat menemukan daftar aplikasi media
sosial yang mungkin digunakan anak yang mungkin belum pernah Anda dengar.
Laporan tahunan Ofcom menyoroti peningkatan popularitas untuk Instagram,
Whatsapp, dan Snapchat di antara usia 12 hingga 15 tahun. Facebook dinobatkan
sebagai jejaring sosial utama sebesar 31 persen. Itu juga mengungkapkan remaja
menyadari tekanan media sosial. Sebanyak 78 persen mengatakan mereka merasa
ada tekanan untuk terlihat populer.
Selain itu berbagai permasalah akibat penggunaan sosial media dikalangan anak
dibawah umur seperti kurangnya komunikasi anak dengan rang tua, anak menjadi
pembangkang, kesehatan anak, mental anak, dan menurut pengujian yang dilakukan
oleh beberapa perusahaan IT bahwa anak-anak yang menggunakan media sosial
kurng berhati-hati dalam mencantumkan hal-hal pribadi dalam akun media sosial
mereka, yang sering kali ini memicu kejahatan, entah penculikan atau pencurian.
- Bagaimana larangan ini akan dijalankan, perlu adanya Regulasi yang jelas, agar
larangan ini dapat dijatuhi oleh seluruh masyarakat.
Argument:
- Assertion: Media sosial yang merupakan tempat terbuka berbagai informasi
dapat diakses tanpa keterbatasan, bukan mustahil bahwa anak-anak dibawah
umur dapat terpengaruh berbagai hal negatif yang ada didalam sosial media.
Fakta bahwa penggunaan media sosial pada anak dibawah umur yang sangat
banyak dan juga kurangnya pengawasan orang tua menjadikan peraturan
tentang pelarangan penggunaan media sosial pada anak dibawah umur 13
tahun perlu dilaksanakan.
- Reason : Karena media sosial dipenuhi oleh berbagia konten dan hal-hal yang
perlu disaring, dipahami, dan ditanggapi dengan bijaksana. Sedangkan pada
anak dibawah umur, hal tersebut belum bisa mereka lakukan. Anak-anak
akan sangat mudah terpengaruh pada hal yang baru dan menarik untuk
mereka tanpa memperhatikan apakah hal tersebut baik atau buruk. Maka
anak-anak dibawah umur perlu dilarang untuk bermain sosial media.
- Evidence: Kita ketahui bersama, dunia internet telah berkembang begitu
pesatnya sehingga membuat pengguna atau yang biasa disebut netizen
(pengguna internet aktif terlibat komunitas online internet) tidak lagi
mempermasalahkan jarak antara netizen yang satu dengan netizen yang
lainnya. Namun di Indonesia pengguna sosial media tersebut tidak
tersaring dengan baik sehingga bukan saja kalangan dewasa, melainkan
anak di bawah umur dalam hal ini yakni usia dibawah 13 (Tiga belas) tahun.
Mengapa sosial media tersebut paling banyak diakses oleh kalangan
remaja? Karena pada usia remaja merupakan fase bertumbuh dan
berkembang baik dari segi pola pikir, perilaku, perkataan dan sebagainya
yang bisa dikatakan labil serta amat rentan terhadap berbagai macam
pengaruh salah satunya sosial media. Selain sebagai wadah untuk
bersosialisasi secara tulisan, juga sosial media dijadikan kiblat fashion
bagi para remaja dan akan berpengaruh pada cara berpakaian yang tidak
sesuai dengan pandangan mata, karena sosial media sebagai tempat
utama untuk bisa membagikan (memposting) foto, video, kata mutiara
dan lain sebagainya baik kegiatan sehari-hari maupun traveling atau apa
saja yang menurut penggunanya wajib untuk diposting dan dilihat oleh
banyak orang. Berkembangnya social media di kalangan remaja membuat
fanatisme terhadap sosial media itu semakin meningkat, bahkan
menggunakan smartphone untuk mengakses sosial media memiliki
persentase lebih tinggi dibandingkan dengan memilih buku bacaan untuk
dibaca. Data yang diperoleh (Kemkominfo, 2013) menunjukkan pengguna
internet di Indonesia sudah mencapai 63 juta orang. Dari jumlah
tersebut, 95 persen di antaranya menggunakan internet untuk
mengakses media sosial. Situs media sosial yang paling banyak diakses
adalah facebook dan twitter. Secara internasional, Indonesia menempati
peringkat 4 pengguna facebok terbesar, setelah Amerika Serikat, Brazil,
dan India. Sementara itu, Indonesia menempati peringkat 5 pengguna
twitter terbesar di dunia. Posisi Indonesia hanya kalah dari Amerika
Serikat, Brazil, Jepang, dan Inggris (Mansyur, 2018). Artinya, minat baca
di kalangan remaja zaman now semakin hari semakin memudar bahkan
amat rendah dibandingkan dengan mengakses sosial media. Jadi, tidak
lazim lagi jika remaja lebih memilih sosial media sebagai tempat untuk
menunjukkan jati dirinya ketimbang untuk duduk, diam, dan membaca.
Dan menurut sejumlah penelitian pada masa anak-anak sel-sel otak mereka
berkembang dengan sangat cepat karena itu mereka akan sangat cepat
belajar hal-hal baru, mengembangkan karakter dan minat mereka. Tapi apa
jadinya bila pada masa emas anak-anak tersebut malah diisi dengan bermain
sosial media? Mereka dengan mudah akan meniru apa yang mereka lihat di
sosial media baik itu buruk atupun tidak pantas. Selain itu penggunaan media
sosial yagn bersifat online membuat anak kurang bergerak, anak hanya akan
berdiam diri didepan HP, laptop, atau notebook mereka. Kurang bergerak
dan tidak aktif dapat mengganggu perkembangan motorik dan sensorik anak,
daya tahan tubuh mereka bisa berkurang, kemampuan otak mereka
melemah, dan ini akan berpengaruh pada bagiamana mereka akan menerima
pelajaran nantinya.
- Link back: maka larangan larangan penggunaan media sosial bagi anak
dibawah umur 13 tahun perlu ditetapkan karena dampak penggunaan media
sosial pada anak dibawah umur menimbulkan berbagai efek negatif
diantaranya kesehatan fisik, mental, psikologis anak, kemampuan berfikir
anak, kejahatan, bullying, dan lain-lain.
- Status Quo: di Indonesia sendiri saat ini pengguna media sosial yang dibawah
umur sangat banyak. Dan sebagian besar dari mereka tidak mendapatkan
persetujuan orang tua ataupun dampingan orang tua.