Anda di halaman 1dari 4

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) SUSULAN

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2020/2021


FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

Mata Kuliah : Kode Etik Psikologi


Waktu Ujian : 60 menit
Dosen Pengampu : Nancy Naomi Aritonang, M.Psi, Psikolog

Tipe Soal : Essay


Instruksi: Pilihlah 4 dari 7 soal yang tersedia

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hubungan majemuk…


2. Apa yang dimaksud dengan hubungan professional…
3. Penghentian konseling psikologi atau terapi apabila pengguna layanan…
(tuliskan 2 situasi yang tepat sesuai dengan Kode Etik Psikologi HIMPSI)
4. Apa yang dimaksud dengan informed consent...
5. Sebutkan tindakan yang termasuk dalam pelecehan seksual menurut kode etik psikologi
Indonesia...
6. Jelaskan pendapatmu kasus dibawah ini. Setuju/Tidak setuju kah anda dengan tindakan
Dewi? Apa yang seharusnya dilakukan oleh Psikolog tersebut?
A dan D berteman sejak lama, namun karena kesibukan merekapun tidak pernah
bertemu. Suatu hari D yang merupakan lulusan S2 Psikolog yang kemudian membuka
praktik sedangkan A merupakan Ibu Rumah Tangga dan memiliki dua orang anak.
Kemudian suatu hari A menemui D untuk berkonseling kepada D mengenai masalahnya.
Lalu karena D seorang psikolog akhirnya membantu A tapi sayang setelah kejadian itu
D yang merupakan teman dari kecil dan mengenal keluarga akhirnya D mempunyai
inisiatif untuk menemui orangtua A dan menceritakan masalah yang dihadapi Selain itu
juga, D yang mengenal keluarga A menganggap bahwa yang dilakukan sebagai niat baik
agar dapat menolong A. Semua dokumen hasil test maupun setiap permasalahan yang
dialami A diceritakan kepada orangtuanya.
7) Berdasarkan Kasus A&D, tentukan 3 hal yang dilanggar menurut Kode Etik Psikologi
HIMPSI (sebutkan juga hal apa yang dilanggar)
Jawaban :

1) Hubungan majemuk merupakan hubungan yang terjadi saat psikolog/ ilmuwan psikologi
sedang dalam peran profesionalnya dengan seseorang, dalam waktu bersamaan
menjalankan peran lain dengan orang yang sama, atau Psikolog/ ilmuwan psikologi dalam
waktu yang bersamaan memiliki hubungan dengan seseorang yang secara dekat
berhubungan dengan orang yang memiliki hubungan profesional dengan psikolog/
ilmuwan psikologi tersebut.

2) Hubungan professional merupakan hubungan dimana psikolog/ ilmuwan Psikologi


memiliki dua jenis bentuk hubungan profesional. Seperti hubungan antar profesi (dengan
sesama Psikolog/ ilmuwan Psikologi), dan hubungan dengan profesi lain.

 Hubungan antar profesi : dimana Psikolog/ Ilmuwan Psikologi wajib menghargai,


menghormati dan menjaga hak-hak serta nama baik rekan profesinya, yaitu sejawat
akademisi Psikolog/ Ilmuwan Psikologi.
 Hubungan dengan Profesi lain : dimana Psikolog/ Ilmuwan Psikologi wajib menghargai,
menghormati kompetensi dan kewenangan rekan dari profesi lain

3) Penghentian konseling psikologi atau terapi apabila :


 Psikolog wajib mengakhiri konseling psikologi/ psikoterapi ketika orang yang menjalani
terapi sangat jelas sudah tidak membutuhkan lagi dan/atau tidak memperoleh keuntungan
lagi dari terapi tersebut dan/atau bahkan akan dirugikan jika terapi tetap berlangsung.
 Psikolog dapat mengakhiri konseling psikologi/ psikoterapi jika mengancam dan/atau
membahayakan bagi orang yang menjalani konseling psikologi/psikoterapi dan/atau orang
lain yang memiliki hubungan dengan orang yang menjalani konseling
psikologi/psikoterapi.

4) Informed consent merupakan persetujuan dari orang yang akan menjalani proses dibidang
psikologi yang meliputi penelitian pendidikan/pelatihan/asesmen dan intervensi psikologi.
Persetujuan dinyatakan dalam bentuk tertulis dan ditandatangani oleh orang yang
menjalani pemeriksaan/yang menjadi subyek penelitian dan saksi.
5) Tindakan yang termasuk dalam pelecehan seksual menurut kode etik psikologi Indonesia
yaitu berupa permintaan hubungan seks, cumbuan fisik, perilaku verbal atau non verbal
yang bersifat seksual, yang terjadi dalam kaitannya dengan kegiatan atau peran sebagai
Psikolog/Ilmuwan Psikologi. Perilaku yang dimaksud dalam pengertian ini adalah tindakan
atau perbuatan yang dianggap:
 Tidak dikehendaki, tidak sopan, dapat menimbulkan sakit hati atau dapat menimbulkan
suasana tidak nyaman, rasa takut, mengandung permusuhan yang dalam hal ini Psikolog
dan/atau Ilmuwan Psikologi mengetahui atau diberitahu mengenai hal tersebut atau
 Bersikap keras atau cenderung menjadi kejam atau menghina terhadap seseorang dalam
konteks tersebut,
 Sepatutnya menghindari hal-hal yang secara nalar merugikan atau patut diduga dapat
merugikan pengguna layanan psikologi atau pihak lain.

6) Saya tidak setuju dengan tindakan Dewi, karena sebagai seorang psikolog Dewi telah
melanggar pasal kode etik psikologi. Dimana sebagai seorang Psikolog/ Ilmuwan Psikologi
seharusnya wajib memegang teguh rahasia yang menyangkut klien atau pengguna layanan
psikologi dalam hubungan dengan pelaksanaan kegiatannya.

7) Berdasarkan Kasus A&D, 3 hal yang dilanggar menurut Kode Etik Psikologi HIMPSI,
yaitu :
 Pasal 13 Sikap Profesional  Dewi melanggar dasar-dasar profesional, selain itu ia tidak
melindungi akibat yang merugikan sebagai dampak layanan psikologi yang diterima oleh
kliennya.
 Pasal 16 Hubungan Majemuk  Dewi berada dalam peran profesionalnya dengan klien
dan dalam waktu yang bersamaan menjalankan peran lain (sebagai teman/ sahabat) dengan
orang yang sama (klien).
 Pasal 26 Pengungkapan Kerahasiaan Data  Dewi menyampaikan semua hasil tes kepada
keluarga A.

Anda mungkin juga menyukai