Abstract. The need for this study stems from the accumulation of non-tuntasan
learn physics due to the integration of assessment with learning in school. The
formulation of the problem is how to develop an online assessment system for the
diagnosis of cognitive junior physics using computerized adaptive testing (CAT)
in order to facilitate the realization of assessment for learning in school? While the
goal is to design and build a prototype system question bank and online cognitive
diagnostic assessment using CAT for junior high school Physics. Development is
done using the system development life cycle (SDLC) and a checklist to identify
the data on compliance with specifications question bank, a prototype system
assessment, cognitive diagnosis report, and revised prototype. Exploratory
descriptive approach shows that with open source technologies potentially
resulting product can be run on the network to the Internet or local computer
networks in schools. Physics problem decomposed into components of problem-
solving as measured by two 2-tier multiple choice items. Problems (testlet)
packaged in modules that are presented to the user is adaptive to the user’s level
of cognitive ability. Cognitive profile of qualitative and quantitative diagnosis of
the resulting constructive learning process for improvement. Prototype results of
this study can be accessed at: http://aku-bisa.com.
86
Budi NM, Ani R, Kartono, Sugiyanto Pengembangan Sistem Diagnosis
feedback hanya jika digunakan untuk menutup dan koreksi respon siswa dapat dilakukan
gap yang ada pada siswa (Gao, 2006). dengan mudah dan otomatis. Feedback yang
Dalam pembelajaran di kelas SMP pada dihasilkan berdasarkan respon siswa juga
umumnya, penyelenggaraan penilaian formatif dapat dilaporkan secara otomatis dan instant
sering memakan banyak waktu. Ketika guru sehingga dapat segera dimanfaatkan oleh
IPA Fisika memberi sejumlah pertanyaan guru untuk melakukan kegiatan-kegiatan
untuk mengecek pemahaman siswa, guru perbaikan pembelajaran. Konsekuensi logis
menginterpretasi dan mengidentifikasi gap dari suatu tes berbasis komputer adalah harus
antara apa yang sebenarnya dipelajari siswa tersedianya perangkat keras komputer untuk
(learning outcome) dan target pencapaian menyajikan tes bagi setiap siswa. Penerapan
belajar yang diinginkan (learning goal). computer-based assessment dalam penilaian
Kemudian guru memberi feedback kepada pembelajaran telah dilakukan dalam bentuk
siswa untuk menutup gap tersebut. Namun tutorial diantaranya yaitu Tutorial Fisika
pengadministrasian paper and pencil test Berbantuan Komputer (Budi, 2003).
dan ukuran kelas yang besar membuat beban Fasilitasi ICT dalam bidang penilaian
penilaian kelas ada di tangan guru IPA Fisika pendidikan semakin dapat dirasakan dalam
dan sering membuat feedback tidak dapat pembelajaran IPA Fisika yaitu dengan
diberikan dengan segera dan kurang spesifik pengadopsian teknologi internet. Penilaian
(Budi, 2001). pendidikan menjadi semakin fleksibel dimana
Penilaian formatif yang dilakukan penilaian tidak lagi terpancang kepada waktu
oleh guru IPA Fisika jika tidak bersifat dan tempat tertentu. Penilaian dapat dilakukan
komplemen dengan proses pembelajaran, secara klasikal di sekolah maupun di luar
tidak akan berkontribusi terhadap kemajuan sekolah dan waktu penyajianpun dapat diatur
belajar siswa. Dengan proses penilaian dan yaitu pada saat jam sekolah atau di luar jam
proses pembelajaran yang seakan-akan sekolah. Fasilitasi internet untuk penilaian
berdiri sendiri-sendiri, tidak akan mendorong pendidikan telah dilakukan yaitu Template
siswa untuk berkembang. Guru seakan-akan Tutorial Fisika Berbasis Web (Budi & Suharto,
hanya menghakimi siswa tanpa menggali 2005) dimana bank soal dikembangkan
meaningful feedback dibalik kegagalan siswa berdasarkan pola-pola yang telah disediakan.
yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki Fasilitasi ICT baik berbasis web atau
pembelajaran berikutnya. Penyampaian yang konvensional telah memberikan
materi IPA Fisika dapat berlangsung terus kontribusi efisiensi dan efektivitas dalam
pokok bahasan demi pokok bahasan tetapi pengadministrasian penilaian IPA Fisika.
kesulitan demi kesulitan akan dialami oleh Feedback dan feedforward telah berhasil
siswa tanpa adanya solusi yang membangun dihasilkan namun dengan cara yang kurang
yang berakibat kepada ketidak-tuntasan cerdas (intelligent). Dengan computerized
belajar siswa. adaptive testing (CAT), tes diagnosis kognitif
Dengan berkembangnya adopsi teknologi akan dapat dilakukan secara cerdas dimana
dalam bidang pendidikan termasuk dalam item-item tes yang diberikan kepada siswa
tekonologi penilaian pendidikan, penilaian disesuaikan dengan tingkat kemampuannya.
formatif dalam kelas menjadi terfasilitasi Siswa berkemampuan tinggi akan menerima
terutama dengan adanya ICT. Tes formatif item-item tes yang relatif sukar dan sebaliknya
IPA Fisika dapat disajikan dalam bentuk untuk anak berkemampuan rendah.
perangkat lunak komputer yaitu computer- Penelitian tradisional CAT di Indonesia
based assessment sehingga penyusunan soal telah dilakukan tetapi masih terfokus pada
87
Budi NM, Ani R, Kartono, Sugiyanto Pengembangan Sistem Diagnosis
88
Budi NM, Ani R, Kartono, Sugiyanto Pengembangan Sistem Diagnosis
yang merupakan alternatif alasan terhadap satu jawaban yang telah dipilih sebelumnya.
89
Budi NM, Ani R, Kartono, Sugiyanto Pengembangan Sistem Diagnosis
Database bank soal dipakai untuk satu alasan dalam siswa menjawab pertanyaan
mengelola soal dalam bentuk pilihan ganda, komponen identifikasi. Database bank soal
karakteristik dari setiap soal, respon dari setiap juga mengakomodasi alasan di luar alasan-
user, identitas user, dan tingkat kemampuan
alasan yang disajikan untuk diinputkan dalam
user. Untuk komponen identifikasi,
pertanyaan diikuti dengan sejumlah pilihan bentuk expanded textarea di bagian bawah
dimana siswa diminta untuk memilih salah dari pilihan alasan.
alasan yang dimiliki user untuk item pilihan ganda apakah user yakin dalam
membantu mengetahui tingkat keyakinan member respon atau hanya menebak, database
user dalam memberi respon terhadap item- bank soal memberikan field berupa pilihan
90
Budi NM, Ani R, Kartono, Sugiyanto Pengembangan Sistem Diagnosis
Gambar 5. Pilihan tingkat keyakinan user dalam memberi respon terhadap setiap
soal
Database bank soal juga mengakomodasi Soal-soal yang disimpan dalam database
soal yang hanya mengungkap tingkat bank soal disajikan secara adaptif terhadap
pemahaman yaitu dengan memberikan tingkat kemampuan kognitif siswa dimana
eksplanasi terhadap deskripsi permasalahan pada tahap awal siswa akan mendapatkan
fisika. Jadi bank soal mengakomodasi soal-soal dengan tingkat kesulitan sedang
permasalahan-permasalahan fisika yang dapat dan beberapa tahap berikutnya siswa akan
diungkap menggunakan dua 2-tier multiple mendapatkan soal-soal yang sesuai dengan
choice item dimana terdapat dimensi komputasi tingkat kemampuan kognitifnya. Siswa-siswa
dan pengkodean dan juga permasalahan- dengan tingkat kemampuan kognitif tinggi
permasalahan yang hanya dapat diungkap akan diadaptasi untuk mendapatkan soal-soal
menggunakan satu 2-tier multiple choice item. dengan tingkat kesulitan tinggi dan sebaliknya.
Berdasarkan respon dari siswa terhadap soal-
soal yang diterimanya, sistem penilaian
diagnosis kognitif akan menghasilkan
profil kognitif yang berisi informasi tentang
kemampuan kognitif siswa. Berdasarkan profil
kognitif ini dapat digunakan untuk melihat
tingkat pencapaian dari materi yang diujikan,
mengidentifikasi pemahaman konseptual dan
keterampilan-keterampial problem solving,
permasalahan-permasalahan kognitif dan
bagian-bagian materi yang berpotensi untuk
Gambar 18. Soal dengan satu 2-tier dilakukan perbaikan, serta untuk memonitor
multiple choice item perkembangan kognitif siswa.
Untuk memulai menggunakan sistem
penilaian diagnosis kognitif, siswa diminta
untuk memasukkan informasi identitas diri
sebagai mekanisme autentikasi penggunaan
program. Siswa kemudian disajikan sebuah
modul awal dengan tingkat kesulitan
sedang yang terdiri dari beberapa soal yang
masing-masing mewakili sub-sub materi
yang diujikan. Secara adaptif dalam empat
tahap soal-soal yang disajikan disesuaikan
Gambar 19. Soal dengan dua 2-tier dengan tingkat kemampuan kognitif siswa.
multiple choice item Setelah menyelesaikan keempat modul yang
91
Budi NM, Ani R, Kartono, Sugiyanto Pengembangan Sistem Diagnosis
disajikan, siswa kemudian disajikan laporan Berdasarkan laporan ini siswa memperoleh
diagnosis kognitif baik informasi kuantitatif informasi tentang profil kognitif tentang
yang merepresentasikan tingkat kompetensi materi yang diujikan yaitu tentang kekuatan
yang diukur maupun informasi kualitatif yang dan kelemahan, pemahaman konseptual,
menggambarkan performansi berdasarkan keterampilan problem solving, dan bagian-
respon dari siswa terhadap soal-soal dalam bagian dari materi yang perlu mendapatkan
keempat modul yang telah dikerjakan. perbaikan.
92
Budi NM, Ani R, Kartono, Sugiyanto Pengembangan Sistem Diagnosis
93
Budi NM, Ani R, Kartono, Sugiyanto Pengembangan Sistem Diagnosis
94
Budi NM, Ani R, Kartono, Sugiyanto Pengembangan Sistem Diagnosis
95