Anda di halaman 1dari 3

1. A.

Jenis pekerjaannya yaitu jenis pekerjaan secara lisan dan apakah perjanjian kerja PKWT
dapat dilakukan secara lisan jawabannya TIDAK. Karena didalam UU Pasal 57 undang-
undang ketenagakerjaan ditegaskan bahwa PKWT harus dibuat secara tertulis, serta harus
menggunakan bahasa Indonesia dan dalam huruf latin, sedangkan PKWT yang dibuat secara
tidak tertulis atau secara lisan itu dinyatakan dalam perjanjian kerja dalam waktu tidak
tertentu (PKWTT) jadi jawabnnya bukan.

B. berdasarkan PKWT perusahaan tidak dapat melakukan pemberhentian sebelum waktu


yang ditentukan dikarenakan perjanjian secara tertulis sah secara hukum yang dimana telah
disetujui oleh kedua pihak yang sifatnya memikat dan apabila salah satunya mengingkari
janji tersebut makanya akan mendapatkan sanksi dalam undang-undang ketenagakerjaan. Jadi
didalam peraturan PKWT perusahaan tidak dapat memberhentikan secara sepihak sebelum
jangka waktu yang ditentukan.

2. A. Menurut Pasal 2 UU PPHI penyelesaian hubungan industrial perselisihan pemutusan


hubungan kerja dalam hal ini itu adalah adalah perselisihan yang timbul karena tidak adanya
kesesuaian pendapat mengenai pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu
pihak yaitu PT. Angin Segar kepada pihak Rudi Hartono

B. Langkah yang harus di lakukan oleh rudi Hartono adalah melakukan perundingan bipartit
yaitu perundingan antara pekerja atau buruh kepada perusahaan untuk menyelesaikan
perselisihan hubungan industrial yaitu semua jenis perselisihan apapun wajib di selesaikan
dengan prinsip musyawarah untuk mencapai mufakat dan apa bila tidak mendapatkan hasil
maka di lanjutkan melalui tahapan mediasi jika mediasi tak mendapatkan hasil maka di
lanjutkan dengan konsiliasi jika tidak dapat hasil di lanjutkanj dengan arbitrase dan lalu
dengan pengadilan PHI

C. Tidak, karena berdasarkan UU No.2 Tahun 2004 tentang penyelesaian perselisihan


hubungan industrial itu dilakukan dilakukan ditingkat pertama itu dilakukan secara mediasi
melalui perundingan bipatride. Kalau tidak ada hasil dari bipatride, mediasi, konsoliasi lalu
arbittrase. Apabila dari semua tidak mendapatkan hasil maka tahap akhir dapat dibawa ke
pengadilan. Dalam hal ini ada di Pasal 57 UU No.2 Tahun 2004 tentang penyelesaian
perselisihan hubungan industrial terdapat kewenaangan ditingkat pertama:

a. perselisihan hak

b. perselisihan kepentingan

c. perselisihan pemutusan hubungan kerja

d. perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan


3. A. UU Ketenagakerjaan No 13 Tahun 2003 telah mengatur jenis pekerjaan alih daya. Pasal
65 ayat (2) menjelaskan pekerjaan yang dapat diserahkan kepada perusahaan outsourcing
sebagai berikut:

- Dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama


- Dilakukan dengan perintah langsung atau tidak langsung dari pemberi kerja
- Merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan, dan
- Tidak menghambat proses produksi secara langsung

Pasal 66 juga menerangkan bahwa perusahaan penyedia jasa pekerja tidak boleh digunakan
untuk melaksanakan kegiatan pokok atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan proses
produksi, kecuali untuk kegiatan jasa penunjang.

Ketentuan di atas ditegaskan kembali dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi (Permenaker) No 19 Tahun 2012 tentang Syarat-syarat Penyerahan Sebagian
Pelaksanaan Pekerjaan kepada Perusahaan Lain.Kegiatan jasa penunjang yang dimaksud
meliputi: usaha pelayanan kebersihan, penyediaan makanan bagi pekerja, tenaga pengaman,
jasa penunjang di pertambangan dan perminyakan, serta penyediaan angkutan bagi
pekerja/buruh.

B. Perusahaan pemberi pekerjaan dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada


perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh melalui perjanjian penyediaan jasa pekerja/buruh
yang dibuat secara tertulis. Pekerjaan yang dapat diserahkan kepada perusahaan penyedia jasa
pekerja/buruh harus merupakan kegiatan jasa penunjang atau yang tidak berhubungan
langsung dengan proses produksi.

Kegiatan jasa penunjang sebagaimana dimaksud di atas meliputi:

- usaha pelayanan kebersihan (cleaning service);


- usaha penyediaan makanan bagi pekerja/buruh (catering);
- usaha tenaga pengaman (security/satuan pengamanan);
- usaha jasa penunjang di pertambangan dan perminyakan; dan
- usaha penyediaan angkutan bagi pekerja/buruh.

Persyaratan Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja/Buruh

Perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh harus memenuhi persyaratan:

- berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT) yang didirikan berdasarkan


peraturan perundang-undangan
- memiliki tanda daftar perusahaan
- memiliki izin usaha
- memiliki bukti wajib lapor ketenagakerjaan di perusahaan
- memiliki izin operasional
- mempunyai kantor dan alamat tetap
- memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama perusahaan.

4. A. Tindakan Marpaung tergolong dalam tindakan yang membahayakan, dikarenakan sudah


jelas di area spbu dilarang adanya kegiatan yang mengandung api , dan karena karyawan
tersebut tidak mematuhi salah satu peraturan yang memang menjadi standarnya dan termasuk
peraturan yang sangat wajib di taati maka pelanggaran yang ia lakukan termasuk pelanggaran
fatal sebab dapat membahayakan orang disekitar spbu tersebut bahkan bisa menyebabkan
ledakan akibat kesalahannya.

B. Sangat tepat dalam hal melakukan kesalahan berat yang dilakukan oleh karyawan di
sebuah perusahaan tempat ia bekerja sebab, dalam PP Nomor 35 tahun 2021 tertera dapat
melakukan PHK secara mendesak jika memenuhi kriteria kesalahan yang dimaksud, dalam
hal ini jika terdapat PKB atau perjanjian kerja bersama yang dimana karyawan dengan
kesalahanya dapat membahayakan atau dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan maka
pemberhentian kerja seketika dapat di lakukan.

C. Jika marpaung di phk karena kesalahan yang berat maka marpaung berhak atas hak uang
pergantian uang hak dan hak uang pisah yang diatur di dalam PKB atau PP dan perjanjian
kerja.

Anda mungkin juga menyukai