Anda di halaman 1dari 12

MODIFIKASI PERANCANGAN STRUKTUR yang baik dan efisien.

Keistimewaan yang nyata dalam


KOMPOSIT BAJA DAN BETON PADA GEDUNG sistem adalah:
RSUD KEPANJEN – MALANG (1) Penghematan berat baja,
(2) Penampang balok baja dapat lebih rendah,
Zainul arifin (3) Kekakuan lantai meningkat,
Nrp : 3107 100 619 (4) Panjang bentang untuk batang tertentu dapat
lebih besar,
(5) Kapasitas pemikul beban meningkat. (Salmon,
1991).
LATAR BELAKANG Pada tugas akhir ini penulis merencanakan
Berdasarkan PP No. 18 Tahun 2008, Kota struktur komposit sehingga nantinya dapat diperoleh
Kepanjen ditetapkan sebagai ibukota Kabupaten Malang hasil yang efisien tanpa mengabaikan faktor
dengan Luas wilayah administasi 4.576 km² dan Dengan keselamatan dan fungsi bangunan tersebut. Penulis
jumlah penduduk pada Tahun 2003 sebanyak 2,239 Juta menggunakan SNI 03-2847-2002 tentang tata cara
jiwa serta Kepadatan Penduduk 511 Jiwa/Km². Maka perhitungan beton untuk bangunan gedung dan SNI 03-
Pemerintah Kab. Malang segera membenahi diri dalam 1726-2002 tentang tata cara perencanaan ketahanan
banyak aspek yang menyangkut penyelenggaraan gempa untuk bangunan gedung, dan SNI-03-1729-2002
pemerintahan & pelayanan terhadap masyarakat. Dan tentang tata cara perhitungan baja.
salah satunya adalah penyelenggaraan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Guna menunjang Kriteria Desain
aktivitas pelayanan kesehatan di Kota Kepanjen, maka Pokok-pokok pedoman atau syarat umum analisa
diperlukan pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah dan desain bangunan yang terkena beban gempa sesuai
(RSUD) yang diharapkan dapat memberikan pelayanan dengan SNI 03-2847-2002 :
kesehatan secara menyeluruh bagi segenap masyarakat 1. Mutu bahan
Kabupaten malang yang khususnya masyarakat yang Kuat tekan beton (f’c) sesuai SNI 03-2847-2002
tinggal di sekitar Kota Kepanjen. dilengkapi Ps. 23.2.4.1 tidak boleh kurang dari 20
Proyek pembangunan gedung RSUD Kepanjen Mpa, dan sesuai SNI 03-2487-2002 dilengkapi
berlokasi di Jalan Panggung No. 1 Kepanjen – Malang penjelasan Ps. 23.2.4.2 idealnya tidak boleh
yang memiliki Ukuran Bangunan 18 m x 30 m (540 m2) melebihi 30 Mpa. Untuk perencanaan gedung ini
adalah proyek milik Dinas Pemukiman, Kebersihan & digunakan kuat tekan beton (f’c) sebesar 25 Mpa =
Pertamanan Kabupaten Malang, merupakan gedung 250 kg/cm2,+
berlantai 2 yang direncanakan oleh Karya Nugraha Sedangkan untuk mutu baja (fy) digunakan 250
Consultant. Perencanaan ulang diajukan karena struktur Mpa = 2500 kg/cm2
yang direncanakan sebelumnya masih menggunakan Data-data bondek:
metode konvensional yaitu pelat dua arah dengan balok- Pelat bordes menggunakan pelat bondek. Data-data
balok penumpu. Pada tugas akhir ini bangunan gedung perencanaan berdasarkan brosur PT.PLANTECH
RSUD Kepanjen tersebut direncanakan ulang dengan HOKAYU INDONESIA (PHI) – Steel.
menggunakan perencanaan struktur komposit di wilayah  Dipakai pelat komposit bondek
gempa menengah. Dengan memperhatikan kemungkinan dengan tebal pelat = 0,85 mm
penambahan kapasitas ruang pelayanan di kemudian 2. Wilayah Gempa
hari, maka diperlukan juga modifikasi bangunan yang Wilayah gempa untuk perancangan gedung ini
semula 2 lantai menjadi 10 lantai dengan ukuran berada pada wilayah gempa 4.
bangunan hasil modifikasi 18 m x 30 m. Struktur 3. Jenis Tanah Setempat
komposit terbukti mampu memberikan kinerja yang Menurut data tanah, tanah tergolong tanah sedang
lebih baik dibandingkan dengan struktur biasa menjadi 4. Kategori Gedung
makin populer dalam rekayasa struktur (Rinaldi dan Menurut SNI 03-1726-2002 tabel 1, gedung Rumah
Ruslailang, 2005). Sakit mempunyai faktor keutamaan I = 1,4
Balok komposit merupakan campuran beton 5. Konfigurasi Struktur gedung
dengan baja profil, dimana pada beton bertulang gaya- Tinggi gedung 10 lantai ini adalah 40 m, sehingga
gaya tarik yang dialami suatu elemen struktur dipikul menurut SNI 03-1726-2002 Ps.4.2.2 analisa gempa
oleh besi tulangan tapi pada beton komposit ini gaya- yang digunakan yaitu analisis respons dinamik
gaya tarik yang terjadi pada suatu elemen struktur di diatur SNI 03-1726-2002 Ps 7.1.1.
pikul oleh profil baja. Komposit balok baja dan pelat 6. Sistem Struktur
adalah suatu usaha dalam mendapatkan suatu konstruksi

1
2

Sesuai SNI 03-1726-2002 tabel 3 termasuk SRPMT jarak lantai untuk struktur dengan waktu getar dasar
dengan nilai lebih kecil daripada atau sama dengan 0,7 detik,
R=6 sedangkan untuk struktur bangunan dengan waktu
Nilai C = 0,31 didapat dari grafik Respon Spektrum getar dasar lebih besar daripada 0,7 detik,
Gempa Rencana di wilayah gempa 4 pada tanah simpangan antar lantai tidak boleh melebihi 2,0%
sedang dari jarak antar lantai, secara singkat batasan
7. Eksentrisitas Rencana (ed) simpangan antar lantai dapat dituliskan:
2,5
Menentukan Eksentrisitas Rencana Bangunan (ed) T < 0,7 detik, maka Δm < 𝑥𝑥ℎ
Berdasarkan SNI 03-1726-2002 Ps. 5.4.3, bahwa 100
2,0
antara pusat massa dan pusat rotasi lantai tingkat T > 0,7 detik, maka Δm < 100 𝑥𝑥ℎ
harus ditinjau suatu eksentrisitas rencana ed Simpangan elastis struktur
8. Syarat Kekakuan Komponen Struktur (Syarat Berdasarkan SNI 03-1726-2002 Ps 8.1.2 simpangan
Pemodelan) Pengaruh akibat beban gempa juga antar tingkat yang dihitung dari simpangan struktru
harus diperhitungkan pada analisa struktur untuk 0,03
gedung tidak boleh melampaui dikalikan tinggi
𝑅𝑅
distribusi beban, dan memperhitungkan Kinerja
antar tingkat atau dibatasi sebesar 30mm diambil
Batas Layan (Δs).
nilai yang terkecil.
9. Waktu Getar Alami Fundamental(Ti)
11. Pengaruh Arah Pembebanan Gempa
T dihitung dengan menggunakan rumus empiris
Beban gempa yang bekerja pada struktur bangunan
dengan tinggi gedung 40 meter.
terjadi dalam arah sembarang (tidak terduga) baik
Pada arah X
dalam arah x dan y secara bolak-balik dan
Tx = Cc x (hn)3/4 = 0,0853 (40)3/4
periodikal. Menurut SNI 03-1726-2002 ps 5.8.2.
= 1,36 detik
untuk mensimulisasikan arah pengaruh gempa
Pada arah Y
rencana yang sembarang terhadap struktur gedung,
Ty = Cc x (hn)3/4 = 0,0853 (40)3/4
pengaruh pembebanan gempa rencana dalam arah
= 1,36 detik
utama harus dianggap efektif 100% dan harus
Untuk mencegah penggunaan struktur gedung yang
dianggap terjadi bersamaan dengan pengaruh
terlalu fleksibel, nilai waktu getar alami
pembebanan gempa yang arahnya tegak lurus
fundamental (T) dari struktur gedung harus dibatasi
dengan arah utama dengan efektifitas 30%.
dengan nilai ζ dari tabel 8 SNI 03-1726-2002 dan n
 Gempa respons spektrum X :
adalah jumlah lantai gedung yang akan ditinjau,
maka kontrol waktu getar alami fundamental (T) 100% efektifitas untuk arah X dan 30%
menjadi, efektifitas arah Y
T<ζn  Gempa respons spektrum Y :
Untuk WG 4 maka nilai ζ= 0,17 nilai n = 10 100% efektifitas untuk arah Y dan 30%
tingkat efektifitas arah X
jadi, T = 1,36 detik < 0,17 x 10
T = 1,36 detik < 1,7 detik..(ok)
Sehingga, berdasarkan waktu getar alami
fundamental struktur gedung masih memenuhi batas
kontrol waktu getar alami.

10. Batasan Penyimpangan Lateral


Simpangan antar lantai dihitung berdasarkan
respons simpangan inelastis, maksimum, Δm,
dihitung sebagai berikut:
Δm = 0,7 R.Δs
Dengan R adalah factor modifikasi respons
Δs adalah respons statis simpangan elastic struktur
yang terjadi dititik-titik kritis akibat beban gempa
horisontal rencana. Simpangan elastic struktur
dihitung menggunakan analisa dinamis.
 Batasan simpangan antar lantai
Simpangan antar lantai yang dihitung berdasarkan
persamaan diatas tidak boleh melebihi 2,5% dari
3

METODOLOGI
Bagan Alir Penyelesaian Tugas Akhir :
Hasil Perencanaan
Mulai
A. Struktur Sekunder
Pengumpulan Data
1. Tangga
Tinggi antar lantai = 400 cm
Studi Literatur Tinggi bordes = 200 cm
Panjang tangga = 360 cm
Perencanaan Struktur Sekunder Panjang bordes = 300 cm
Lebar bordes = 153 cm
Tebal Bordes = 10 cm
Preliminary Desain dan Pembebanan Lebar injakan trap tangga = 30 cm
Tinggi injakan trap tangga = 16,67 cm
Tebal Plat trap tangga = 10 cm
Pemodelan dan Analisa Struktur Not OkMutu Beton (fc’) = 25 Mpa = 250 kg/cm2
Mutu Baja (fy) = 250 Mpa = 2500 kg/cm2
Kontrol Desain α = 29,05º
Pelat bordes menggunakan pelat bondek. Data-data
Ok perencanaan berdasarkan brosur PT. PLANTECH
Perencanaan Sambungan HOKAYU INDONESIA (PHI) – Steel.
Berdasarkan tabel perencanaan praktis untuk bentang
tunggal tanpa penyangga dengan beban berguna
Perencanaan Pondasi = 300 kg/m2
didapatkan data-data sebagai berikut:
 Dipakai pelat komposit bondek
Penggambaran Hasil Perencanaan dengan tebal pelat = 0,85 mm
 Bentang 1,5 m, tanpa penyangga
 Bentang menerus dengan tulangan negatif, tebal pelat
Selesai beton =10 cm, tulangan negatif = 0,26 cm2/m
Gambar 1. Sistematika Metodologi Penulisan Tugas Direncanakan memakai tulangan dengan Ø = 8 mm
Akhir Dipasang tulangan Ø8 – 200 mm
Balok Tangga digunakan profil WF 200.100.5,5.8
DATA GEDUNG Balok Tumpuan Tangga profil WF 200.100.5,5.8
• Data umum bangunan sebelum dimodifikasi
153 360
1. Nama Gedung : Gedung RSUD 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Kepanjen Malang 8
2. Lokasi : Kabupaten Malang
3. Fungsi : Rumah sakit
140
4. Jumlah lantai : 2 lantai
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
5. Panjang bangunan : 30 m
6. Lebar bangunan : 18 m 300 285 5
7. Struktur gedung menggunakan beton A
12 11 10 09 08 07 06 05 04 03 02 01
bertulang 140 Naik
• Data umum bangunan setelah dimodifikasi
1. Nama Gedung : Gedung RSUD
8
Kepanjen Malang 8
2. Lokasi : Kabupaten Malang 505 87
600
3. Fungsi : Rumah Sakit
4. Jumlah lantai : 10 lantai
5. Panjang bangunan : 30 m Gambar 2 Denah Tangga
6. Lebar bangunan : 18 m
7. Struktur gedung menggunakan komposit
baja dan beton
4

4. Perencanaan Balok Anak


16.67
16.67
16.67
16.67
16.67 A
16.67 +4,00
16.67
16.67
16.67

6.00
16.67
16.67
16.67
200 16.67
16.67 B
16.67
16.67
16.67
16.67

18.00
6.00
+2,00 16.67400
16.67
16.67
16.67
16.67 C
16.67
16.67

Balok Induk
Balok Anak
16.67 200
16.67

6.00
16.67
16.67 29.05°
16.67
16.67 ±0,00
D

145 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 6.00 6.00 6.00


360 2 3 4 5

Gambar 3 Potongan tangga Gambar 5 Denah Pembalokan Balok Anak


Menggunakan profil WF 300.150.6,5.9 dengan data
2. Pelat Lantai Atap sebagai berikut:
Berdasarkan tabel perencanaan praktis untuk bentang BJ – 41 : fy = 2500 kg/cm2
menerus dengan tulangan negatif dengan satu baris fu = 4100 kg/cm2
penyangga didapatkan data-data sebagai berikut : f’c = 250 kg/cm2
 Bentang (span) = 3 m Panjang balok span (span) L = 6000 mm = 6,00 m
 Tebal pelat beton = 10 cm
 Tulangan negatif = 0,69 cm2/m 5. Balok Lift
AM =600
 Dipasang tulangan negatif Ø 8 mm – 200 mm AH = 565
S=15
AS=224 AS=224
A=25,5 A=25,5 A=25,5 A=25,5
Plat Bondek t 0,85
Tulangan Ø8-200
BR=40

100 Balok Penggantung Balok Penumpu


BH = 230

BN=160

BN=160
BS=178,5
BM = 300

AN=215 AN=215

Gambar 4 Potongan plat lantai atap


OP=110 OP=110
3. Pelat Lantai 1-9
Berdasarkan tabel perencanaan praktis untuk bentang
menerus dengan tulangan negatif dengan satu baris Gambar 6 Denah Lift
penyangga didapatkan data-data sebagai berikut :
 Bentang (span) = 3 m Balok Penggantung Lift
 Tebal pelat beton = 10 cm Digunakan profil WF 350.175.7.11
 Tulangan negatif = 1,8 cm2/m BJ-41 : fy = 2500 kg/cm2
Dipasang tulangan negatif Ø 10 mm – 200 mm fu = 4100 kg/cm2
Balok Penumpu Lift
Plat Bondek t 0,85 Digunakan Profil WF 400.200.8.13
Tulangan Ø10-200
BJ-41 : fy = 2500 kg/cm2
100 fu = 4100 kg/cm2

Gambar 4 Potongan plat lt. 1-9


5

B. Struktur Utama dari struktur gedung harus dibatasi dengan nilai ζ dari
- Mutu baja : Bj 41 tabel 8 SNI 03-1726-2002 dan n adalah jumlah lantai
- Mutu beton (fc') : 25 Mpa gedung yang akan ditinjau, maka kontrol waktu getar
alami fundamental (T) menjadi,
- Tinggi tipikal lantai : 4m
T<ζn
- Tebal pelat lantai 1-9 : 10 cm Untuk WG 4 maka nilai ζ= 0,17 nilai n = 10 tingkat
- Tebal pelat lantai atap : 10 cm jadi, T = 1,36 detik < 0,17 x 10
- Profil balok induk : WF 500x200x10x15 T = 1,36 detik < 1,7 detik.........(ok)
- Profil balok anak : WF 300x150x6,5x9 Sehingga, berdasarkan waktu getar alami fundamental
- Profil kolom lantai 1-4 : KC600x200x11x17 struktur gedung masih memenuhi batas kontrol waktu
- Profil kolom lantai 5-7 : KC500x200x10x15 getar alami.
- Profil kolom lantai 8-10 : KC 450x200x9x14
Kontrol Gaya Geser Dasar (Base shear)
- Wilayah gempa : WG4 Nilai akhir respons dinamik struktur gedung terhadap
- Kategori tanah : Tanah sedang pembebanan gempa nominal akibat gempa rencana
- Faktor keutamaan (I) : 1,4 dalam suatu arah tertentu, tidak boleh diambil kurang
80% nilai respons ragam yang pertama, sesuai SNI 03-
Pembebanan gempa secara dinamis menggunakan 1726-2002 Ps. 7.1.3 dengan nilai waktu getar alami
bantuan program SAP 2000 dengan analisa dinamis fundamental (T) perkiraan awal dengan rumus empiris
respons spektrum. Sebelumnya dilakukan sebagai berikut;
permodelan 3D struktur terlebih dahulu, bentuk T= 1,36 detik dari gambar diagram 5.3 didapat nilai
pemodelan sebagai berikut : C = 0,31 (kondisi tanah sedang)
nilai berat total bangunan Wt = 7.455.910,44 kg

 Untuk arah x/y


𝐶𝐶𝑥𝑥 .𝐼𝐼 0,31 𝑥𝑥 1,4
V1 = 𝑊𝑊𝑡𝑡 = x 7.455.910,44 kg = 559.193,28
𝑅𝑅 6
kg
Setelah dilakukan analisa struktur dengan asumsi-asumsi
yang telah dijelaskan diatas, maka didapatkan output
untuk nilai gaya geser dasar (base shear) sebagai
berikut:
Vtx = 485.780,89 kg
Vty = 474.811,71 kg
Maka untuk arah x,
Vtx > 0,8.V1x
485.780,89 kg > 0,8 x 559.193,28 kg............(Ok)
485.780,89 kg > 447.354,62 kg......................(Ok)
Maka untuk arah y,
Vty > 0,8.Vys
474.811,71 kg > 447.354,62 kg ......................(Ok)

Kontrol Partisipasi Massa


Gambar 7Permodelan Struktur Sesuai dengan SNI 03-1726-2002 Ps 7.2.1 jumlah ragam
vibrasi (jumlah mode shape) yang ditinjau dalam
Kontrol waktu getar alami fundamental (T) penjumlahan respons ragam harus sedemikian rupa
T dihitung dengan menggunakan rumus empiris Method sehingga partisipasi massa (modal participating mass
A dari UBC 1997 section 1630.2.2 dengan tinggi ratio) dalam menghasilkan respons total harus mencapai
gedung 40 meter. sekurang-kurangnya 90%.
Pada arah X
T1x = Ct x (hn)3/4 = 0,0853 (40)3/4 = 1,36 detik
Pada arah Y
T1y = Ct x (hn)3/4 = 0,0853 (40)3/4 = 1,36 detik
Untuk mencegah penggunaan struktur gedung yang
terlalu fleksibel, nilai waktu getar alami fundamental (T)
6

TABLE: Modal Participating Mass Ratios Δm = 0,7 R.Δs


Mode Period UX UY UZ SumUX SumUY SumUZ Dengan R adalah factor modifikasi respons (tabel 12.2-
1 2,29031 2,55E-06 7,57E-01 2,14E-09 2,5E-06 0,75700 2,14E-09 1)
2 2,00804 7,61E-01 3,33E-06 1,37E-09 0,76100 0,75700 3,51E-09 Δs adalah respons statis simpangan elastic struktur yang
3 1,77809 2,05E-05 9,72E-04 1,01E-11 0,76100 0,75800 3,52E-09 terjadi dititik-titik kritis akibat beban gempa horisontal
4 1,52429 2,28E-05 1,10E-01 3,65E-09 0,76100 0,86800 7,16E-09 rencana. Simpangan elastic struktur dihitung
5 1,32693 1,09E-01 2,38E-05 1,38E-08 0,87000 0,86800 2,09E-08
menggunakan analisa dinamis.
6 1,14738 4,66E-06 3,77E-04 5,84E-09 0,87000 0,86800 2,68E-08
 Batasan simpangan antar lantai
7 0,99116 1,19E-04 4,70E-02 4,40E-09 0,87000 0,91500 3,12E-08
Simpangan antar lantai yang dihitung berdasarkan
8 0,87038 4,60E-02 1,19E-04 1,61E-08 0,91700 0,91500 4,72E-08
9 0,75169 5,53E-06 2,54E-04 4,36E-08 0,91700 0,91500 9,09E-08
persamaan diatas tidak boleh melebihi 2,5% dari jarak
10 0,66172 2,15E-04 3,00E-02 8,56E-05 0,91700 0,94500 8,57E-05 lantai untuk struktur dengan waktu getar dasar lebih
Dari tabel diatas didapatkan bahwa dalam penjumlahan kecil daripada atau sama dengan 0,7 detik, sedangkan
respons ragam menghasilkan respons total mencapai untuk struktur bangunan dengan waktu getar dasar lebih
91,x% untuk arah X dan 94,5% untuk arah Y. Dengan besar daripada 0,7 detik, simpangan antar lantai tidak
demikian ketentuan menurut SNI 03-1726-2002 Ps 7.2.1 boleh melebihi 2,0% dari jarak antar lantai, secara
dapat dipenuhi. singkat batasan simpangan antar lantai dapat dituliskan:
2,5
T < 0,7 detik, maka Δm < 𝑥𝑥ℎ
100
Metode Penjumlahan Respons Ragam 2,0
T > 0,7 detik, maka Δm < 𝑥𝑥ℎ
100
Menurut SNI 03-1726-2002 Ps 7.2.2 untuk struktur
gedung tidak beraturan yang memiliki waktu getar alami
yang berdekatan yaitu apabila selisih nilainya kurang Berdasarkan SNI 03-1726-2002 Ps 8.1.2 simpangan
dari 15%, harus dilakukan dengan metoda Kombinasi antar tingkat yang dihitung dari simpangan struktur
0,03
Kuadratik Lengkap (CQC). Untuk struktur gedung yang gedung tidak boleh melampaui dikalikan tinggi
𝑅𝑅
memiliki waktu getar alami yang berjauhan, antar tingkat atau dibatasi sebesar 30mm diambil nilai
penjumlahan respons ragam dapat dilakukan dengan yang terkecil.Nilai R didapatkan sebesar 6 sehingga
metoda Akar Jumlah Kuadrat (SRSS). batasan simpangan elastis struktur gedung didapat :

Tabel Selisih Periode Antar Mode yang Berdekatan  Untuk h = 4 m :


0,03 0,03
Mode Selisih %
Δs = . hi = x 4.000 = 20 mm
1 2,2903 𝑅𝑅 6
0,28227 12,32457 Nilai simpangan struktur gedung didapat dari hasil
2 2,0080 running SAP 2000 dengan memilih satu titik pada setiap
0,3900 19,4196 gedung yang direncanakan. Sedangkan nilai simpangan
3 1,6181 antar tingkat diambil dari selisih nilai simpangan antar
0,8938 55,2380
gedung yang terjadi. Nilai simpangan gedung yang
4 0,7243
0,0974 13,4420
terjadi dapat dilihat pada tabel :
5 0,6269
0,0796 12,6895
6 0,5474 Tabel Simpangan
0,0662 12,0963 Lantai ∆x (cm) ∆y (cm)
7 0,4812 10 13,341 14,229
0,0708 14,7110 9 12,771 13,590
8 0,4104
8 11,909 12,647
0,0487 11,8637
7 10,745 11,387
9 0,3617
0,0445 12,3060
6 9,360 9,892
10 0,3172 5 7,765 8,178
4 5,983 6,276
Karena selisih waktu getar alami dominan kurang dari 3 4,145 4,324
2 2,324 2,410
15% maka metoda penjumlahan ragam respons
1 0,769 0,791
menggunakan metoda CQC.
Setelah didapat nilai simpangan gedung, ditinjau nilai
Simpangan Antar Lantai Δs (batas layan) antar tingkat arah X dan arah Y dapat
Simpangan antar lantai dihitung berdasarkan respons diperoleh pada tabel berikut :
simpangan inelastis, maksimum, Δm, dihitung sebagai
berikut:
7

Arah X Nilai simpangan antar tingkat dapat diperoleh pada tabel


Tabel Analisa Δs akibat gempa arah x berikut:
Lantai drift Δs drift Δs Syarat Arah X
hx
Ke
tiap tingkat antar tingkat Drift Keterangan Tabel Analisa Δm akibat gempa arah x
(m) (cm) (cm) (cm) Lantai drift Δs drift ΔM Syarat
hx
10 40 13,34070 0,90100 2 ok antar tingkat antar tingkat Drift ΔM Keterangan
Ke
9 36 12,77140 1,89310 2 ok (m) (cm) (cm) (cm)
8 32 11,90860 1,80140 2 ok 10 40 0,90100 3,78420 8 ok
7 28 10,74510 1,69720 2 ok 9 36 1,89310 7,95102 8 ok
6 24 9,36020 1,88750 2 ok 8 32 1,80140 7,56588 8 ok
5 20 7,76480 1,75790 2 ok 7 28 1,69720 7,12824 8 ok
6 24 1,88750 7,92750 8 ok
4 16 5,98310 1,70670 2 ok
5 20 1,75790 7,38318 8 ok
3 12 4,14510 1,64790 2 ok
4 16 1,70670 7,16814 8 ok
2 8 2,32440 1,80330 2 ok 3 12 1,64790 6,92118 8 ok
1 4 0,76850 0,67620 2 ok 2 8 1,80330 7,57386 8 ok
Arah Y 1 4 0,67620 2,84004 8 ok
Arah Y
Tabel Analisa Δs akibat gempa arah y Tabel Analisa Δm akibat gempa arah y
Lantai drift Δs drift Δs Syarat
hy
tiap tingkat antar tingkat Drift Keterangan Lantai drift Δs drift ΔM Syarat
Ke hy
(m) (cm) (cm) (cm) antar tingkat antar tingkat Drift ΔM Keterangan
Ke
(m) (cm) (cm) (cm)
10 40 14,22940 0,63900 2 ok
10 40 0,63900 2,68380 8 ok
9 36 13,59040 0,94300 2 ok 9 36 0,94300 3,96060 8 ok
8 32 12,64740 1,26020 2 ok 8 32 1,26020 5,29284 8 ok
7 28 11,38720 1,49560 2 ok 7 28 1,49560 6,28152 8 ok
6 24 9,89160 1,71380 2 ok 6 24 1,71380 7,19796 8 ok
5 20 1,90210 7,74916 8 ok
5 20 8,17780 1,90210 2 ok
4 16 1,95130 7,94960 8 ok
4 16 6,27570 1,95130 2 ok 3 12 1,91420 7,79845 8 ok
3 12 4,32440 1,91420 2 ok 2 8 1,61930 6,80106 8 ok
2 8 2,41020 1,61930 2 ok 1 4 0,79090 3,32178 8 ok
1 4 0,79090 0,79090 2 ok Dari tabel tersebut dapat dilihat nilai simpangan Δm
Dari tabel tersebut dapat dilihat nilai simpangan antar antar tingkat dalam arah X maupun arah Y tidak ada
tingkat dalam arah X maupun arah Y tidak ada yang yang melebihi syarat batas yang telah ditentukan.
melebihi syarat batas yang telah ditentukan.

 Simpangan Antar Lantai Maksimum 1. Perencanaan Balok Induk


Sesuai SNI 1729 Ps 15.4.1 simpangan antar lantai Balok induk direncanakan dengan profil WF
dihitung berdasarkan respons simpangan inelastis 500x200x10x16.
maksimum, Δm (batas layan ultimate), dihitung sebagai Penghubung geser yang dipakai adalah tipe stud dengan
berikut: :ds = 16 mm
Δm = 0,7 R.Δs Asc = 201,06 mm2
Dengan batasan simpangan antar lantai: fu = 410 Mpa
Waktu getar dasar yang terjadi T = 1,36 detik Setiap gelombang deck dipasang 1 stud dipasang sejarak
2 29 cm sebanyak 22 buah.
T > 0,7 detik, maka Δm < . ℎ
100
2,0
Δm <100 . 4.000 = 80 mm 2. Kolom Komposit
Kolom komposit menggunakan profil
KC 600.200.11.17 (digunakan pada lantai 1,2,3 dan 4
BJ – 41 : fy = 2500 kg/cm2
fu = 4100 kg/cm2
Beton : fc’ = 25 Mpa = 250 kg/cm2
8

KC 600.200.11.17 C. SAMBUNGAN
Tulangan 1. Sambungan Balok-Kolom
Longitudinal 4Ø16
Tulangan Geser
Ø8-300
800
Selimut Beton 4cm
Cor Beton

800
Gambar 8 Detail Kolom Komposit Lantai 1-4

KC 500.200.10.16
Tulangan
Longitudinal 4Ø16
Tulangan Geser
Ø8-300
700
Selimut Beton 4cm
Cor Beton

700
Gambar 9 Detail Kolom Komposit Lantai 5-7
KC 450.200.9.14
Tulangan
Longitudinal 4Ø16
Tulangan Geser
1 2 3 4 5 6
Ø8-300
650
Selimut Beton 4cm Gambar 11 Sambungan Balok – Kolom yang
Cor Beton direncanakan
Sambungan antara balok induk (B-5)
dengan kolom direncanakan dengan
650
menggunakan baut (rigid connection).
Gambar 10 Detail Kolom Komposit Lantai 8-10
Berdasarkan LRFD Pasal 15.9.2.1 tentang
persyaratan untuk sambungan balok ke kolom
disebutkan bahwa sambungan kaku yang
merupakan bagian dari sistem pemikul beban
gempa harus mempunyai kuat lentur perlu Mu
yang besarnya paling tidak sama dengan yang
terkecil dari :
a) 1,1.Ry.Mp balok atau gelagar, atau
b) Momen terbesar yang dapat disalurkan oleh sistem
rangka pada titik tersebut.
Mp = Zx. fy = 2096 . 2500 = 5240000 kgcm
Mu = 1,1.1,5. Mp = 1,1.1,5. 5240000
= 8646000 kgcm
Untuk sambungan kaku, gaya geser
terfaktor Vu pada sambungan balok ke kolom
harus ditetapkan berdasarkan kombinasi
pembebanan 1,2 D + 0,5 L ditambah gaya geser
yang berasal dari Mu seperti yang ditentukan pada
butir 15.9.2.1(a).
Vu = 25647,11kg (kombinasi 1,2 D + 0,5 L)
Momen lentur rencana sambungan
berdasarkan kemampuan balok. Elemen – elemen
sambungan :
• Balok melintang menggunakan profil WF
500.200.10.16
9

• Kolom menggunakan profil K 450.200.9.14 = 23,72 mm


Gaya geser terfaktor V pada sambungan Anv = Lnv.t = (L – n. Ølubang).t
kaku harus diambil berdasarkan kombinasi = (28 – 4.2,37).0,8
pembebanan 1,2D + 0,5L ditambah gaya geser = 14,82 cm2
yang berasal dari Mu diatas (LRFD ps 15.9.2.2), φPn = φ(0,6.fu.Anv)
sehingga besarnya : = 0,75.0,6.4100 Kg/cm2. 14,82 cm2
8646000 + 8646000 = 27335,52 Kg
Vutambah = = 28820 Kg Karena ada 2 siku, maka ;
600 2 φPn > Vu
Vutotal = 25647,11 Kg + 28820 Kg
= 54 467,11 Kg 2 . 27335,52 > 54467,11 kg
54671,04 kg > 54467,11 kg ......OK
Balok T 456.302.18.34 Plat Beton
200
50 100 50
Baut Ø31mm Shear Connector
Plat Combidex
D. Sambungan pada sayap profil T dengan sayap kolom
Baut Ø34mm
65 Direncanakan : Baut Ø 5/4“ = 31,75 mm
300
170 100 (fu = 8250 kg/cm2) Ab = 7,91 cm2
65
Menggunakan Profil T 456.302.18.34
Dobel Siku 80x80x8

70 35
Baut Ø22mm

280
70
70
70 280
500 E. Sambungan pada badan profil T dengan sayap balok
Balok Induk WF 500.200.10.16
70
70 Kontrol Kekuatan Baut
• Pada bidang geser baut tidak ada ulir (r1 = 0,5)
70 35 850

• Direncanakan : Baut Ø 11/8“ = 34,93 mm (fu =


Potongan WF 500.200.10.16 350 8250 kg/cm2) Ab = 9,58 cm2

Kuat Geser (φRn) = 0,75. r1. fu. Abaut. m


= 0,75 x 0,5 x 8250 x 9,58 x 1
Plat Rib = 29622,9 kg (menentukan)
Kuat Tumpu (φRn) = 0,75. 2,4. db. tp. fu (tebal pelat
terkecil dipakai tp = 11 mm)
Gambar 7.2 Sambungan Balok – Kolom = 0,75 x 2,4 x 3,49 x 1,1 x 5100
A. Sambungan geser pada badan balok = 35267,27 kg
• Pada bidang geser baut tidak ada ulir (r1 = 0,5) Jumlah baut yang diperlukan :
• Mutu profil BJ41 (fu = 4100 Kg/cm2) 2T 2 × 50858,82
• Baut tipe A325 ; mutu 825 MPa n= = = 3,4 ~ sehingga
φRn 29622,9
∅ = 7/8“ = 22,22 mm
fub = 8250 kg/cm2
dipasang 4 buah baut pada 2 sisi, sehingga pada 1 sisi
Ag = 3,87 cm2
menjadi 2 baut.
• Direncanakan memakai : pelat siku 80x80x8
n = 4 buah baut

B. Sambungan geser pada sayap kolom


• Pada bidang geser baut tidak ada ulir (r1 = 0,5)
• Mutu profil BJ41 (fu = 4100 Kg/cm2)
• Baut tipe A325, mutu 825 MPa
∅ = 7/8“ = 22,22 mm
fub = 8250 kg/cm2
Ag = 3,87 cm2
Dipasang pada setiap sisi 3 buah baut

C. Kontrol siku penyambung


fu = 4100 Kg/cm2.
Ølubang = 22,22 mm + 1,5 mm (lubang dibuat
dengan bor)
10

Sambungan Kolom – Kolom d = 60 cm


direncanakan diameter baut : Ø31,75 mm
h’ > we + c1
Baut Ø22 mm
Plat t = 12mm
we = jarak baut ke tepi = 1,75.db
= 1,75.2,86 = 5,6 cm, dipakai 6,5 cm
c1 = jarak minimum untuk kunci = 27/16.db= 5,36
Baut Ø22mm
Plat t= 12mm cm, dipakai 6 cm
h' > 6,5 + 6 = 12,5 cm
h = H – 0,5h’ = 85 – 0,5. 12,5 = 78,75 cm
A

dimensi beton :
panjang = 90 cm
A lebar = 90 cm
Baut Ø22mm
𝐴𝐴2 (90𝑥𝑥90)
Baut Ø22mm
fcu = 0,85. f'c. �
𝐴𝐴1
= 0,85. 250. � = 225
(85𝑥𝑥85)
Baut Ø22mm
Baut Ø22mm

2
50 50
kg/cm
100 100

100 100

100 100
Vu
100 100
50 50
Mu
1000 1000
50 50
100 100
Kolom
100 100

100 100

100 100
50 50
Tu a
h
50 100 50 Plat t=12mm
50 100 50
200 Plat t=12mm 200 Plat t=12mm
Plat t=12mm

VIew A
VIew A

Gambar 12 Detail sambungan kolom – kolom

Pada Sayap Kolom


Dipakai tebal pelat penyambung 12 mm
• Mutu profil BJ41 (fu = 4100 Kg/cm2) h' d h'
• Baut tipe A325, mutu 825 Mpa H
∅ 7/8“ = 22,22 mm Gambar 7.10 Desain Base Plate
fub = 8250 kg/cm2 Pu (2h − H ) + 2Mu
Ag = 3,88 cm2 a = h − h2 −
Pada badan Kolom ϕc × fcu'×B
• Mutu profil BJ41 (fu = 4100 Kg/cm2) = 466528,1 (2 × 78,75 − 85) + 2 × 12908320
78,75 − 78,75 2 −
0,6 × 225 × 85
• Baut tipe A325, mutu 825 MPa
∅ 7/8“ = 22,22 mm a = 47,06 cm
fub = 8250 kg/cm2
Ag = 3,88 cm2 Tu = (0,6. f'cu. B. a) - Pu
= (0,6. ,225. 90. 47,06) – 466528,1
3. Sambungan Kolom dengan Base Plate = 105264,88 kg
Direncanakan 𝑇𝑇𝑇𝑇 .(ℎ ′ −𝑤𝑤𝑤𝑤 )
t > 2,108 � ;
B = 85 cm 𝑓𝑓𝑓𝑓 .𝐵𝐵

H = 85 cm 105264 ,88 (10−5)


> 2,108 �
f’c = 25 MPa 2500 . 80
fy = 250 MPa > 3,63 cm
Vu = 21527,58 kg
𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 12.908320 ,23
e= = = 27,46 cm > 1/6.H
𝑃𝑃𝑃𝑃 466528 ,1
= 13,33 cm  eksentrisitas besar
11

Maka base plate dengan ukuran 85 x 85 cm dengan Data Tiang Pancang


tp = 3,8 cm dapat digunakan sebagai alas kolom Kekuatan dan Dimensi Tiang
KC600.200.11.27 - Dipakai tiang pancang beton pratekan
(Prestressed Concrete Pile) dengan bentuk
KC 600.200.11.17 penampang bulat berongga (Round Hollow).
Angker Ø31,8mm - Mutu beton tiang pancang K-600 (concrete cube
Base Plate t=38 mm compressive strength is 600 kg/cm2 at 28 days).
- Tiang pancang yang direncanakan adalah
60 menggunakan alternatif jenis tiang dengan
spesifikasi WIKA Pile sebagai berikut :
182.5
• Diameter : 400 mm
• Tebal : 75 mm
18mm 182.5 • Type : A3
• Luas : 766 cm2
182.5 • Allowable axial : 117,60 ton
• Momen Crack : 6,5 ton
182.5 40

60
60

120
25 125 600 65 60 25
850 360
900
120
Gambar 14 Detail Base Plate
60

KC 600.200.11.17 60 120 60
240
Selubung Beton
Gambar 16 Susunan Tiang Pada poer
Base Plate t = 30mm
38mm
Data perancangan poer :
Dimensi poer (B x L) = 240 x 360 cm
Angker Ø 31,8-750 mm Dimensi kolom = 800 × 800 mm
50 ∑ tiang pancang group = 6 buah
Diameter tulangan = 25 mm
Selimut beton = 50 mm
70 Tebal poer = 70 cm
Tinggi effektif balok poer :
dx = 700 – 50 – (½ × 25) = 637,5 mm
dy = 700 – 50 – 25 – (½ × 25) = 612,5 mm
60 120 60
f’c = 25 Mpa = 250 Kg/cm2

Gambar 15 Detail Base Plate


12

1 6.00 2 6.00 3 6.00 4 6.00 5 6.00 6


30.00 6Ø22

D
6.00

500 Ø10-200
C
6.00
18.00

120 60
B 350

60 120
Gambar 20 Penulangan Sloof
6.00

360
PANCANG Ø40cm-800cm 60 120 60 240

Gambar 17 Denah Pondasi

B
03

Ø19-200

Ø25-200 70
Ø19-120

Ø25-120

240
360 POTONGAN A-A
Skala 1 : 50
Ø19-200

A Ø19-120
02 Ø25-120 70
Ø25-200

360
240 POTONGAN B-B
Skala 1 : 50

DENAH PENULANGAN POER


Skala 1 : 50

Gambar 18 Penulangan Poer

1 6.00 2 6.00 3 6.00 4 6.00 5 6.00 6


30.00

D
6.00

C
18.00
6.00

B
6.00

POER
240X360
SLOOF
35X50
A

Gambar 19 Denah Sloof

Anda mungkin juga menyukai