1
2
Sesuai SNI 03-1726-2002 tabel 3 termasuk SRPMT jarak lantai untuk struktur dengan waktu getar dasar
dengan nilai lebih kecil daripada atau sama dengan 0,7 detik,
R=6 sedangkan untuk struktur bangunan dengan waktu
Nilai C = 0,31 didapat dari grafik Respon Spektrum getar dasar lebih besar daripada 0,7 detik,
Gempa Rencana di wilayah gempa 4 pada tanah simpangan antar lantai tidak boleh melebihi 2,0%
sedang dari jarak antar lantai, secara singkat batasan
7. Eksentrisitas Rencana (ed) simpangan antar lantai dapat dituliskan:
2,5
Menentukan Eksentrisitas Rencana Bangunan (ed) T < 0,7 detik, maka Δm < 𝑥𝑥ℎ
Berdasarkan SNI 03-1726-2002 Ps. 5.4.3, bahwa 100
2,0
antara pusat massa dan pusat rotasi lantai tingkat T > 0,7 detik, maka Δm < 100 𝑥𝑥ℎ
harus ditinjau suatu eksentrisitas rencana ed Simpangan elastis struktur
8. Syarat Kekakuan Komponen Struktur (Syarat Berdasarkan SNI 03-1726-2002 Ps 8.1.2 simpangan
Pemodelan) Pengaruh akibat beban gempa juga antar tingkat yang dihitung dari simpangan struktru
harus diperhitungkan pada analisa struktur untuk 0,03
gedung tidak boleh melampaui dikalikan tinggi
𝑅𝑅
distribusi beban, dan memperhitungkan Kinerja
antar tingkat atau dibatasi sebesar 30mm diambil
Batas Layan (Δs).
nilai yang terkecil.
9. Waktu Getar Alami Fundamental(Ti)
11. Pengaruh Arah Pembebanan Gempa
T dihitung dengan menggunakan rumus empiris
Beban gempa yang bekerja pada struktur bangunan
dengan tinggi gedung 40 meter.
terjadi dalam arah sembarang (tidak terduga) baik
Pada arah X
dalam arah x dan y secara bolak-balik dan
Tx = Cc x (hn)3/4 = 0,0853 (40)3/4
periodikal. Menurut SNI 03-1726-2002 ps 5.8.2.
= 1,36 detik
untuk mensimulisasikan arah pengaruh gempa
Pada arah Y
rencana yang sembarang terhadap struktur gedung,
Ty = Cc x (hn)3/4 = 0,0853 (40)3/4
pengaruh pembebanan gempa rencana dalam arah
= 1,36 detik
utama harus dianggap efektif 100% dan harus
Untuk mencegah penggunaan struktur gedung yang
dianggap terjadi bersamaan dengan pengaruh
terlalu fleksibel, nilai waktu getar alami
pembebanan gempa yang arahnya tegak lurus
fundamental (T) dari struktur gedung harus dibatasi
dengan arah utama dengan efektifitas 30%.
dengan nilai ζ dari tabel 8 SNI 03-1726-2002 dan n
Gempa respons spektrum X :
adalah jumlah lantai gedung yang akan ditinjau,
maka kontrol waktu getar alami fundamental (T) 100% efektifitas untuk arah X dan 30%
menjadi, efektifitas arah Y
T<ζn Gempa respons spektrum Y :
Untuk WG 4 maka nilai ζ= 0,17 nilai n = 10 100% efektifitas untuk arah Y dan 30%
tingkat efektifitas arah X
jadi, T = 1,36 detik < 0,17 x 10
T = 1,36 detik < 1,7 detik..(ok)
Sehingga, berdasarkan waktu getar alami
fundamental struktur gedung masih memenuhi batas
kontrol waktu getar alami.
METODOLOGI
Bagan Alir Penyelesaian Tugas Akhir :
Hasil Perencanaan
Mulai
A. Struktur Sekunder
Pengumpulan Data
1. Tangga
Tinggi antar lantai = 400 cm
Studi Literatur Tinggi bordes = 200 cm
Panjang tangga = 360 cm
Perencanaan Struktur Sekunder Panjang bordes = 300 cm
Lebar bordes = 153 cm
Tebal Bordes = 10 cm
Preliminary Desain dan Pembebanan Lebar injakan trap tangga = 30 cm
Tinggi injakan trap tangga = 16,67 cm
Tebal Plat trap tangga = 10 cm
Pemodelan dan Analisa Struktur Not OkMutu Beton (fc’) = 25 Mpa = 250 kg/cm2
Mutu Baja (fy) = 250 Mpa = 2500 kg/cm2
Kontrol Desain α = 29,05º
Pelat bordes menggunakan pelat bondek. Data-data
Ok perencanaan berdasarkan brosur PT. PLANTECH
Perencanaan Sambungan HOKAYU INDONESIA (PHI) – Steel.
Berdasarkan tabel perencanaan praktis untuk bentang
tunggal tanpa penyangga dengan beban berguna
Perencanaan Pondasi = 300 kg/m2
didapatkan data-data sebagai berikut:
Dipakai pelat komposit bondek
Penggambaran Hasil Perencanaan dengan tebal pelat = 0,85 mm
Bentang 1,5 m, tanpa penyangga
Bentang menerus dengan tulangan negatif, tebal pelat
Selesai beton =10 cm, tulangan negatif = 0,26 cm2/m
Gambar 1. Sistematika Metodologi Penulisan Tugas Direncanakan memakai tulangan dengan Ø = 8 mm
Akhir Dipasang tulangan Ø8 – 200 mm
Balok Tangga digunakan profil WF 200.100.5,5.8
DATA GEDUNG Balok Tumpuan Tangga profil WF 200.100.5,5.8
• Data umum bangunan sebelum dimodifikasi
153 360
1. Nama Gedung : Gedung RSUD 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Kepanjen Malang 8
2. Lokasi : Kabupaten Malang
3. Fungsi : Rumah sakit
140
4. Jumlah lantai : 2 lantai
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
5. Panjang bangunan : 30 m
6. Lebar bangunan : 18 m 300 285 5
7. Struktur gedung menggunakan beton A
12 11 10 09 08 07 06 05 04 03 02 01
bertulang 140 Naik
• Data umum bangunan setelah dimodifikasi
1. Nama Gedung : Gedung RSUD
8
Kepanjen Malang 8
2. Lokasi : Kabupaten Malang 505 87
600
3. Fungsi : Rumah Sakit
4. Jumlah lantai : 10 lantai
5. Panjang bangunan : 30 m Gambar 2 Denah Tangga
6. Lebar bangunan : 18 m
7. Struktur gedung menggunakan komposit
baja dan beton
4
6.00
16.67
16.67
16.67
200 16.67
16.67 B
16.67
16.67
16.67
16.67
18.00
6.00
+2,00 16.67400
16.67
16.67
16.67
16.67 C
16.67
16.67
Balok Induk
Balok Anak
16.67 200
16.67
6.00
16.67
16.67 29.05°
16.67
16.67 ±0,00
D
BN=160
BN=160
BS=178,5
BM = 300
AN=215 AN=215
B. Struktur Utama dari struktur gedung harus dibatasi dengan nilai ζ dari
- Mutu baja : Bj 41 tabel 8 SNI 03-1726-2002 dan n adalah jumlah lantai
- Mutu beton (fc') : 25 Mpa gedung yang akan ditinjau, maka kontrol waktu getar
alami fundamental (T) menjadi,
- Tinggi tipikal lantai : 4m
T<ζn
- Tebal pelat lantai 1-9 : 10 cm Untuk WG 4 maka nilai ζ= 0,17 nilai n = 10 tingkat
- Tebal pelat lantai atap : 10 cm jadi, T = 1,36 detik < 0,17 x 10
- Profil balok induk : WF 500x200x10x15 T = 1,36 detik < 1,7 detik.........(ok)
- Profil balok anak : WF 300x150x6,5x9 Sehingga, berdasarkan waktu getar alami fundamental
- Profil kolom lantai 1-4 : KC600x200x11x17 struktur gedung masih memenuhi batas kontrol waktu
- Profil kolom lantai 5-7 : KC500x200x10x15 getar alami.
- Profil kolom lantai 8-10 : KC 450x200x9x14
Kontrol Gaya Geser Dasar (Base shear)
- Wilayah gempa : WG4 Nilai akhir respons dinamik struktur gedung terhadap
- Kategori tanah : Tanah sedang pembebanan gempa nominal akibat gempa rencana
- Faktor keutamaan (I) : 1,4 dalam suatu arah tertentu, tidak boleh diambil kurang
80% nilai respons ragam yang pertama, sesuai SNI 03-
Pembebanan gempa secara dinamis menggunakan 1726-2002 Ps. 7.1.3 dengan nilai waktu getar alami
bantuan program SAP 2000 dengan analisa dinamis fundamental (T) perkiraan awal dengan rumus empiris
respons spektrum. Sebelumnya dilakukan sebagai berikut;
permodelan 3D struktur terlebih dahulu, bentuk T= 1,36 detik dari gambar diagram 5.3 didapat nilai
pemodelan sebagai berikut : C = 0,31 (kondisi tanah sedang)
nilai berat total bangunan Wt = 7.455.910,44 kg
KC 600.200.11.17 C. SAMBUNGAN
Tulangan 1. Sambungan Balok-Kolom
Longitudinal 4Ø16
Tulangan Geser
Ø8-300
800
Selimut Beton 4cm
Cor Beton
800
Gambar 8 Detail Kolom Komposit Lantai 1-4
KC 500.200.10.16
Tulangan
Longitudinal 4Ø16
Tulangan Geser
Ø8-300
700
Selimut Beton 4cm
Cor Beton
700
Gambar 9 Detail Kolom Komposit Lantai 5-7
KC 450.200.9.14
Tulangan
Longitudinal 4Ø16
Tulangan Geser
1 2 3 4 5 6
Ø8-300
650
Selimut Beton 4cm Gambar 11 Sambungan Balok – Kolom yang
Cor Beton direncanakan
Sambungan antara balok induk (B-5)
dengan kolom direncanakan dengan
650
menggunakan baut (rigid connection).
Gambar 10 Detail Kolom Komposit Lantai 8-10
Berdasarkan LRFD Pasal 15.9.2.1 tentang
persyaratan untuk sambungan balok ke kolom
disebutkan bahwa sambungan kaku yang
merupakan bagian dari sistem pemikul beban
gempa harus mempunyai kuat lentur perlu Mu
yang besarnya paling tidak sama dengan yang
terkecil dari :
a) 1,1.Ry.Mp balok atau gelagar, atau
b) Momen terbesar yang dapat disalurkan oleh sistem
rangka pada titik tersebut.
Mp = Zx. fy = 2096 . 2500 = 5240000 kgcm
Mu = 1,1.1,5. Mp = 1,1.1,5. 5240000
= 8646000 kgcm
Untuk sambungan kaku, gaya geser
terfaktor Vu pada sambungan balok ke kolom
harus ditetapkan berdasarkan kombinasi
pembebanan 1,2 D + 0,5 L ditambah gaya geser
yang berasal dari Mu seperti yang ditentukan pada
butir 15.9.2.1(a).
Vu = 25647,11kg (kombinasi 1,2 D + 0,5 L)
Momen lentur rencana sambungan
berdasarkan kemampuan balok. Elemen – elemen
sambungan :
• Balok melintang menggunakan profil WF
500.200.10.16
9
70 35
Baut Ø22mm
280
70
70
70 280
500 E. Sambungan pada badan profil T dengan sayap balok
Balok Induk WF 500.200.10.16
70
70 Kontrol Kekuatan Baut
• Pada bidang geser baut tidak ada ulir (r1 = 0,5)
70 35 850
dimensi beton :
panjang = 90 cm
A lebar = 90 cm
Baut Ø22mm
𝐴𝐴2 (90𝑥𝑥90)
Baut Ø22mm
fcu = 0,85. f'c. �
𝐴𝐴1
= 0,85. 250. � = 225
(85𝑥𝑥85)
Baut Ø22mm
Baut Ø22mm
2
50 50
kg/cm
100 100
100 100
100 100
Vu
100 100
50 50
Mu
1000 1000
50 50
100 100
Kolom
100 100
100 100
100 100
50 50
Tu a
h
50 100 50 Plat t=12mm
50 100 50
200 Plat t=12mm 200 Plat t=12mm
Plat t=12mm
VIew A
VIew A
60
60
120
25 125 600 65 60 25
850 360
900
120
Gambar 14 Detail Base Plate
60
KC 600.200.11.17 60 120 60
240
Selubung Beton
Gambar 16 Susunan Tiang Pada poer
Base Plate t = 30mm
38mm
Data perancangan poer :
Dimensi poer (B x L) = 240 x 360 cm
Angker Ø 31,8-750 mm Dimensi kolom = 800 × 800 mm
50 ∑ tiang pancang group = 6 buah
Diameter tulangan = 25 mm
Selimut beton = 50 mm
70 Tebal poer = 70 cm
Tinggi effektif balok poer :
dx = 700 – 50 – (½ × 25) = 637,5 mm
dy = 700 – 50 – 25 – (½ × 25) = 612,5 mm
60 120 60
f’c = 25 Mpa = 250 Kg/cm2
D
6.00
500 Ø10-200
C
6.00
18.00
120 60
B 350
60 120
Gambar 20 Penulangan Sloof
6.00
360
PANCANG Ø40cm-800cm 60 120 60 240
B
03
Ø19-200
Ø25-200 70
Ø19-120
Ø25-120
240
360 POTONGAN A-A
Skala 1 : 50
Ø19-200
A Ø19-120
02 Ø25-120 70
Ø25-200
360
240 POTONGAN B-B
Skala 1 : 50
D
6.00
C
18.00
6.00
B
6.00
POER
240X360
SLOOF
35X50
A