Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam UU No. 5 Tahun 2014 adalah profesi bagi
pegawai negeri dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik yang di buat oleh pejabat pembina
kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan
pelayanan publik yang profesional dan berkualitas dan mempererat persatuan dan kesatuan
NKRI. Pegawai ASN terdiri dari Pegawai Negeri Sipil dan Pejabat Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (P3K).

Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan merupakan pembekalan komprehensif agar


CPNS mempunyai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan untuk melaksanakan tugas
sebagai Aparatur Sipil Negara. Sesuai dengan Peraturan Kepala LAN-RI, Nomor 38 Tahun
2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan CPNS
Golongan III, yang menggunakan aturan Pola Baru, peserta diklat mengikuti proses
pembelajaran yang mencangkup nilai-nilai dasar profesi PNS yang disingkat dengan istilah
ANEKA, yaitu: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi (LAN, 2014).

Tanggung jawab guru sebagai pengajar lebih menekankan kepada tugas dalam
merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Tugas guru dituntut memiliki kompetensi yang
dapat mendukung tugas tersebut, antara lain kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik,
kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Guru harus berusaha untuk memperhatikan
apa yang sudah ada serta mengadakan penyempurnaan cara pengajaran agar prestasi peserta
didik dapat ditingkatkan. Guru sebagai salah satu Aparatur Sipil Negara seharusnya juga
dapat membentuk karakter dari dalam dirinya sendiri untuk menjadi ASN yang berkompeten,
profesional, berintegritas, dan berkomitmen baik terhadap tugas dan fungsi yang diembannya.

Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang pendidikan pelatihan jabatan
pegawai negeri sipil (PNS), ditetapkan bahwa salah satu jenis diklat yang strategis untuk
mewujudkan PNS yang professional adalah Diklat Prajabatan. Diklat prajabatan dilaksanakan
dalam rangka membentuk nilai-nilai dasar profesi PNS. Kompetensi ini kemudian berperan
dalam membentuk karakter PNS yang kuat, yaitu PNS yang mampu bersikap dan bertindak
profesional dalam melayani masyarakat.

SMK adalah lembaga pendidikan fomal yang bersifat kejuruan yang banyak
menghasilkan lulusan setiap tahunnya. Tamatan SMK dituntut agar dapat bekerja lebih
mandiri dibandingkan tamatan SMA. Tetapi masih banyak guru yang belum menunjukkan
kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan dalam proses belajar mengajar
sehingga banyak peserta didik yang tidak memperoleh peningkatan sumber daya yang
seharusnya sudah dimiliki setelah proses belajar mengajar berlangsung, atau sesudah tamat
sekolah.

Kurangnya ketersediaan alat mesin pertanian sebagai bahan praktik sehingga


mengakibatkan peserta didik hanya mendapat banyangan informasi melalui pembelajaran
dengan metode ceramah. Kurangnya ketersediaan buku di perpustakaan yang bekaitan
dengan mata pelajaran produktif khususnya mata pelajaran alat mesin pertanian sebagai
sumber belajar. Sumber balajar yang dapat diharapkan adalah dari internet, namun
ketersediaan sarana seperti jaraingan internet dan ketersediaan laptop sebagai sarana
pembelajaran belum digunakan secara optimal. Kurikulum yang diterapkan saat ini juga
mengharuskan peserta didik untuk lebih mandiri dalam mencari informasi sendiri melalui
berbagai sumber khususnya dari internet, sehingga internet dapat menberikan dampak positif
sebagai sumber informasi penting.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka seorang guru sebagai PNS perlu untuk
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi di unit kerja. Oleh karena itu, penulis membuat
sebuah “Laporan Aktualisasi Nilai Dasar Profesi ASN oleh Guru Agribisnis Tanaman Pangan
dan Holtikultura di SMK Negeri 4 Seram Bagian Timur” yang disusun berdasarkan tugas
pokok fungsi (Tupoksi), Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), dan visi misi sekolah.

Tujuan Aktualisasi

Tujuan dilaksanakannya kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN antara lain
sebagai berikut:

1. Memahami dan memaknai nilai-nilai dasar profesi yang meliputi Akuntabilitas,


Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA) yang akan
dituangkan dalam kegiatan aktualisasi.
2. Mengimplementasikan nilai-nilai ANEKA dan memberikan kontribusi kepada
organisasi melalui kegiatan aktualisasi.

Ruang Lingkup

Kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan di SMK Negeri 4 Seram Bagian Timur yang
beralamat di Jalan Lokohati-Kianlaut Kecamatan Siritaun Wida Timur Kabupaten Seram
Bagian Timur, sebagai instansi tempat peserta diklat ditugaskan. Secara lebih khusus, ruang
lingkup kegiatan aktualisasi ini adalah pada mata pelajaran alat mesin pertanian.

Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan berdasarkan kalender pelatihan dasar CPNS


Golongan III angkatan VI pada lingkup Pemerintah Provinsi Maluku oleh Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pemerintah Provinsi Maluku selama 60 hari terhitung
tanggal 23 September hingga 23 November 2019.
BAB II

GAMBARAN UMUM SKPD/ UNIT KERJA

A. Nilai-Nilai Dasar PNS dan Sikap Perilaku Disiplin PNS

1. Nilai-Nilai Dasar PNS

a. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.


Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.

Aspek-aspek Akuntabilitas meliputi beberapa hal sebagai berikut:

1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship);


2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results- oriented);
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers
reporting);
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless
without consequences);
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance).

Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu: akuntabilitas vertical (vertical
accountability), dan akuntabilitas horizontal (horizontal accountability). Akuntabilitas
vertikal adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi.
Akuntabilitas horizontal adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.

Terdapat lima tingkatan akuntabilitas sebagai berikut:

1) Akuntabilitas Personal (Personal Accountability)


2) Akuntabilitas Individu
3) Akuntabilitas Kelompok
4) Akuntabilitas Organisasi
5) Akuntabilitas Stakeholder

Indikator nilai-nilai dasar akuntabilitas antara lain:


1) Kepemimpinan: pimpinan memberi contoh pada orang lain, adanya komitmen
yang tinggi dalam melakukan pekerjaan.
2) Transparansi: keterbukaan informasi akan mendorong tercapainya
akuntabilitas
3) Integritas: mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku
4) Responsibilitas: kewajiban bagi setiap individu dan lembaga, bahwa ada suatu
konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan, karena adanya tuntutan
untuk bertanggung jawab atas keputusan yang telah dibuat
5) Keadilan: landasan utama dari akuntabilitas yang harus dipelihara dan
dipromosikan karena ketidakadilan dapat menghancurkan kepercayaan dan
kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja tidak optimal.
6) Kepercayaan: rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan
7) Keseimbangan: keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian yang yang
dimiliki
8) Kejelasan: mengetahui kewenangan, peran dan tanggung jawab, misi
organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan kinerja.
9) Konsistensi: menjamin stabilitas untuk mencapai lingkungan yang akuntabel.
b. Nasionalisme

Nasionalisme adalah pandangan atau paham kecintaan terhadap bangsa dan tanah air
Indonesia yang didasarkan pada Pancasila. Nilai nilai Nasionalisme sesuai dengan lima sila
Pancasila, yaitu:

1) Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa


a. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masingmasing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
d. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
e. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah
yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha
Esa.
f. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
g. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa kepada orang lain.
2) Sila kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
a. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
b. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi
setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.
c. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
d. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
e. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
f. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
g. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
h. Berani membela kebenaran dan keadilan.
i. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
j. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan
bangsa lain.
3) Sila ketiga: Persatuan Indonesia
a. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
b. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabila diperlukan.
c. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
d. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
e. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
f. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal
Ika.
g. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
4) Sila keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
a. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
b. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
e. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah.
f. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
g. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
h. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur.
i. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara
moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
j. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.
5) Sila kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap
dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
b. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak orang lain.
e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri
sendiri.
f. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain.
g. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
h. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.
i. Suka bekerja keras.
j. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama.
k. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan social
b. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/ norma yang
menentukan baik/buruk, benar/ salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:
1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan
2) Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
3) Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan
faktual.

Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik :

1) Dimensi Kualitas Pelayanan Publik


2) Dimensi Modalitas
3) Dimensi Tindakan Integritas Publik

Indikator etika publik meliputi:

1) Adanya kode etik, yang merupakan aturan-aturan yang mengatur


tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya
ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan
tertulis.
2) Keramahan dalam bersikap akan membuat orang lain merasa dihargai
dan dihormati.
3) Sopan santun, merupakan sikap yang berdasarkan pada aspek nilai
dan norma saat melayani publik sehingga meningkatkan kualitas
pelayanan publik.
4) Empati dan simpati, sikap seakan merasakan apa yang dirasakan
orang lain. Simpati akan berlangsung ketika ada sikap saling
pengertian dan saling percaya sehingga memudahkan dalam
berkomunikasi.
5) Netralitas.
c. Komitmen Mutu

Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang tercermin
dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan
pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil, dipersepsikan oleh
individu terhadap produk/ jasa berupa ukuran baik/buruk. Bidang apapun yang menjadi
tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat
memberi kepuasan kepada stakeholder.

Indikator komitmen mutu antara lain:

1) Orientasi mutu, berkomitmen untuk senantiasa melakukan pekerjaan


dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan
2) Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai
hasil tanpa pemborosan sumber daya dan hemat waktu
3) Efektif adalah berhasil guna, menunjukkan tingkat ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja.
4) Inovatif adalah suatu yang baru sebagai perwujudan ide kreativitas
untuk meningkatkan mutu pelayanan.
d. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin "corruption" (Fockema Andrea: 1951)
atau "corruptus" (Webster Student Dictionary: 1960 ). Selanjutnya dikatakan
bahwa "corruption" berasal dari kata "corrumpere", suatu bahasa latin yang
lebih tua. Dari bahasa latin tersebut kemudian dikenal istilah "coruption,
corrupt" (Inggris), "corruption" (Perancis) dan "corruptive/korruptie"
(Belanda). Korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian.
Kata kunci untuk menjauhkan diri dari korupsi adalah internalisasi
integritas pada diri sendiri dan hidup atau bekerja dalam lingkungan yang
menjalankan integritas dengan baik. Identifikasi nilai dasar anti korupsi
memberikan nilai- nilai dasar anti korupsi yang prioritas dan memiliki
signifikansi yang tinggi bagi kita. Nilai-nilai dasar anti korupsi penting untuk
mencegah terjadinya korupsi dan mendukung prinsip-prinsip anti korupsi yang
meliputi akuntabilitas, transparansi, kewajaran, kebijakan dan kontrol
kebijakan supaya semua dapat berjalan dengan baik serta, untuk mencegah
faktor eksternal penyebab korupsi.
Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:
1) Kejujuran
Menurut KBBI kata jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati,
tidak berbohong, dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat
yang sangat penting dalam kehidupan pegawai, tanpa sifat jujur
pegawai tidak akan dipercaya dalam kehidupan sosialnya.
2) Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan.
Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang pegawai dalam
kehidupan di tempat kerja dan di masyarakat.
3) Kemandirian
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses mendewasakan
diri yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk
mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya. Dengan karakter
kemandirian pegawai dituntut untuk mengerjakan semua
tanggung jawab dengan usahanya sendiri dan bukan orang lain.
4) Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (KBBI).
Manfaat dari hidup yang disiplin adalah kita dapat mencapai
tujuan hidup dengan waktu yang lebih efisien, dan juga dapat
membuat orang lain percaya dalam mengelola suatu kepercayaan.
5) Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan
dan diperkarakan) (KBBI). Tanggung jawab adalah menerima
segala sesuatu perbuatan yang salah baik itu disengaja maupun
tidak disengaja. Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan dan
kesadaran akan kewajiban menerima dan menyelesaikan semua
masalah yang telah dilakukan.
6) Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, di mana
kemauan menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan,
daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian diri,
keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan dan pantang
mundur.
7) Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros, hidup
sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi semua
kebutuhannya. Prinsip hidup sederhana merupakan parameter
penting dalam menjalin hubungan antara sesama karena prinsip
ini akanmengatasi permasalahan kesenjangan sosial, iri, dengki,
tamak, egosi dan juga menghindari dari keinginan yang
berlebihan.
8) Keberanian
Keberanian diperlukan untuk mencapai kesuksesan, untuk
mengembangkan sikap keberanian demi mempertahankan
pendirian dan keyakinan harus mempertimbangkan masalah
dengan sebaikbaiknya. Nilai keberanian dapat dikembangkan dan
diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela
kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani bertanggung jawab
dan lain sebagainya.
9) Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak. Nilai keadilan dapat diwujudkan dalam bentuk
memberikan pujian yang tulus kepada yang berprestasi,
memberikan saran perbaikan dan semangat pada yang tidak
berprestasi, tidak memilih kawan berdasarkan latar belakang
sosial dan lain-lain.

Visi-misi sekolah

Visi

Terwujudnya lembaga pendidikan menengah SMK Negeri 4 Seram Bagian Timur yang
bermutu untuk menghasilkan lulusan yang terampil, mandiri, kredibel, inovatif dan
berkatakter.

Misi

1. Membentuk mental spiritual yang tangguh dan dilandasi iman dan taqwa kepada
tuhan yang maha esa
2. Menata dan memantapkan kelembagaan SMK Negeri 4 Seram Bagian Timur
3. Menyediakan layanan pendidikan yang bermutu untuk menciptakan tenaga teknis
pertanian menengah yang professional terampil, kreatif dan mandiri
4. Meningkatkan mutu pembinaan siswa dan pengabdian kepada masyarakat.
5. Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan
6. Meningkatkan dan mengoptimalkan sarana dan prasarana pendidikan
7. Meningkatkan kerjasama dengan berbagai lembaga/perusahaan
8. Keningkatkan kesadaran akan pentingnya lingkungan hidup yang sehat dan
menyehatkan

Tujuan

1. Membentuk manusia Indonesia yang berjiwa pancasila, bedisiplin tinggi, dan


mempinyai rasa tanggung jawab terhadap peningkatan kesejahteraan bangsa dan
Negara.
2. Mendidik calon tenaga teknisi menengah pertanianyasng berkualitas dan calon
wirausahawan yang mandiri dan berdaya saing.
3. Menghasilkan sumberdaya manusia berkualitas yang siap mengisi peluang menjadi
tenaga teknisi menengah pertanian, perilaku wirausaha dan melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi.
4. Mengupayakan kesetaraan kopetensi lulusan sekolah menengah kejuruan sesuai
dengan standar sekolah internasional dari negara maju.
5. Menjadi salah satu pusat pelatihan dan pengembangan pelatihan (pusat incubator
agribisnis) di wilayah sekolah berada.

Tugas Guru

a. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan


b. Menyusun silabus pembelajaran,
c. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran,
d. Melaksanakan kegiatan pembelajaran,
e. Menyusun alat ukur atau soal sesuai mata pelajaran,
f. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaran di
kelasnya,
g. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran
h. Melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan memanfaatkan
hasil penilaian dan evaluasi,
i. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggung
jawabnya,
j. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar
tingkat sekolah dan nasional,
k. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran,
l. Melaksanakan pengembangan diri,
m. Melaksanakan publikasi ilmiah, dan
n. Membuat karya inovatif.

Anda mungkin juga menyukai