Anda di halaman 1dari 5

RESUME ANTHROPOLOGI KESEHATAN

“ Kelompok-Kelompok Sosial Dan


Fenomena Sosial”

Oleh
MARZELLA PRAMATHANIA
203110135
1A

Dosen Pembimbing
Ns. Delima, S.Pd. M.Kes

PRODI D – III KEPERAWATAN PADANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG

2020/2021
KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL
DAN FENOMENA SOSIAL

A. Kelompok Sosial Yang Ada Dimasyarakat


1. Pengertian
Kelompok sosial adalah sekumpulan individu dengan karakteristik tertentu dan
kesamaan identitas yang saling berinteraksi serta memiliki kesadaran kolektif sebagai
satu kesatuan. Dengan kalimat lebih ringkas, kelompok sosial adalah himpunan manusia
yang hidup bersama karena saling berhubungan dan saling mempengaruhi.

2. Ciri-ciri Kelompok Sosial


a. Individu yang berinteraksi mengidentifiikasi dirinya sebagai anggota kelompok
serta memiliki kesadaran bahwa ia bagian dari kelompok
b. Pihak luar mengidentifikasi individu yang berinteraksi sebagai anggota kelompok c.
Terdapat hubungan yang sifatnya timbal balik
c. Memiliki norma dan nilai yang disepakati bersama sebagai pengikat dalam bersikap
dan bertingkah laku antar sesama kelompok
d. Memiliki rasa kebersamaan dan solidaritas
e. Memiliki kesamaan motif, visi, dan tujuan
f. Bersistem dan berproses

3. Syarat Terbentuknya Kelompok Kecil


a. Setiap anggota kelompok menyadari bahwa ia merupakan bagian dari kelompoknya
b. Setiap anggota kelompok memiliki kesamaan latar belakang atau karakteristik
c. Terdapat struktur, norma, dan pola perilaku

4. Faktor Utama Pembentuk Kelompok Sosial


Kelompok sosial telah menandai perkembangan kehidupan masyarakat kita sehari-
hari. Dalam hal ini, terdapat faktor-faktor yang melatarbelakangi pembentukan
kelompok sosial, yaitu kesadaran kolektif, kesamaan karakteristik serta adanya tujuan
yang ingin dicapai bersama.
5. Jenis Kelompok Sosial Berdasarkan Kepentingan Dan
Terdapat empat contoh kelompok berdasarkan kepentingan dan wilayah yaitu :

a. Kelompok sosial desa : merupakan komunitas tempat tinggal penduduk


dengan ciri khusus berupa adanya sikap kekeluargaan yang tinggi dan
aktivitas ekonomi yang berpusat pada sector agrarian/pertanian.
b. Kelompok sosial kota : merupakan suatu komunitas tempat tinggal dengan
jumlah penduduk yang relatif banyak.
c. Kelompok sosial Bangsa : merupakan suatu komunitas dalam cakupan yang
sangat luas dan memiliki anggota yang sangat banyak.
d. Kelompok sosial suku/kelompok etnik : merupakan sebuah komunitas yang
anggotanya memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan
masyarakat umum.
Beberapa contoh kelompok sosial suku/etnik adalah : suku anak dalam, suku
dayak, suku badui, suku melayu, suku nias, dan suku minangkabau.

B. Fenomena Sosial Yang Ada Di Masyarakat (Etnis Minangkabau)


Fenomena berasal dari bahasa Yunani yaitu Phainomenon yang berarti apa yang
terlihat. Dengan demikian fenomena adalah apa yang terlihat atau apa yang teramati
misalnya fenomena alam, fenomena sosial dan sebagainya. Fenomena yang dapat kita
amati dalam kelompok sosial etnik minangkabau dalam kehidupan sehari-hari antara lain
adalah :
S Julo-julo (arisan). Dalam masyarakat kota atau pedagang kita mengenal
kelompok sosial julo-julo uang yang biasanya digunakan untuk penambah
modal usaha. Dalam masyarakat desa/petani kita juga mengenal julo-julo padi
atau hasil panen, biasanya digunakan untuk pernikahan (alek atau mendirikan
rumah). Dalam masyarakat petani diminangkabau ada pula istilah julo-julo
tanago (arisan tenaga). Anggota julo-julo tenaga ini secara bergiliran bekerja
sama mengerjakan sawah anggota kelompok sosial kelompok.
S Kongsi kematian. Diperantauan, etnik minang biasanya membentuk kongsi
kematian. Dalam hal ini kongsi kematian mengurus anggota kelompoknya
yang meninggal dunia seperti tempat pemakaman dan penyelenggaraan
jenazah lainnya.

C. Permasalahan-Permasalahan Anak Jalanan Yang Terjadi Dikota Atau Daerah


1. Pengertian
Anak jalanan adalah kelompok anak yang hidup atau tinggal di jalanan
bersama komunitasnya (bukan tinggal bersama orang tua atau keluarga.) dengan kata
lain anak jalanan adalah sebuah istlah yang mengacu pada anak-anak tunawisma
yang tinggal di wilayah jalanan. Lebih mendetail menurut UNICEF, anak jalanan
yaitu berusia sekitar dibawah 18 tahun dan bertempat tinggal diwilayah kosong
yang tidak memadai, serta biasanya tidak ada pengawasan.

2. Penyebab atau pemicu anak jalanan

 Faktor ekonomi, untuk memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan keluarga


anak turun ke jalanan dengan tujuan untuk membantu perekonomian keluarga
yang kurang.
 Faktor keluarga, kekerasan baik fisik maupun visual yang terjadi pada anak
seringkali menjadi faktor pendorong anak turun ke jalanan
 Faktor lingkungan, anak yang berada dilingkungan yang penuh dengan
orang jalanan mereka akan menganggap bahwa kehidupan hanya berada disitu
saja, tidak mengenal pendidikan dan dunia yang layak pada umumnya.

3. Permasalahan anak jalanan

a. Permasalahan anak jalanan dengan anak jalanan lainnya.


Pemasalahan ini muncul ketika sesama anak jalanan berebut tempat untuk
mengamen ataupun ada salah satu diantara mereka yang merasa lebih
dewasa atau berkuasa sehingga bersikap semena-mena rekannya.
Permasalahan ini biasanya berujung pada perkelahian
b. Permasalahan anak jalanan dengan dengan lingkungan jalanan. Lingkungan
jalanan adalah lingkungan yang keras, berbeda dengan lingkungan
masyarakat pada suatu tempat. Sebagian besar anak jalanan bersifat kasar atau
kurang berperilaku baik atau sopan karena kurangnya pendidikan moral yang
didapat.
c. Permasalahan anak jalanan dengan aparat penegak hukum.
Anak jalanan yang terbiasa hidup dengan bebas tanpa adanya suatu aturan
atau norma yang mengikat selalu menjadikan aparat penegak hukum
sebagai musuh mereka. Mereka merasa kurang nyaman atau tidak senang
dengan kehadiran penegak hukum tersebut.

4. Solusi mengatasi permasalahan anak jalanan


Solusi atau upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan anak
jalanan dapat dilakukan berdasarkan usia yaitu :
 Untuk anak jalanan usia sekolah ( usia SD-SMA) atau usia 7-18 tahun

 Kepada kelompok ini harus dibujuk untuk kembali sekolah yang disertai
dengan pemberian bantuan biaya, peralatan belajar, dan pakaian. Kelompok
ini biasanya mendominasi jumlah anak jalanan.
 Untuk anak jalanan diatas 18 tahun dapat dilakukan dengan pembinaan berupa
pemberian keterampilan untuk membuka usaha yang disertai dengan bantuan
modal kerja. Kelompok ini biasanya tidak banyak.

Anda mungkin juga menyukai