Studi Penyusunan RTT Sisi Darat dan Sisi Udara Bandar Udara Manggelum Boven Digoel - Papua
BAB 5
KONSEP DASAR PERENCANAAN
Analisa perencanaan fasilitas sisi darat dalam bab ini membahas tentang analisa yang dilakukan
dalam perencanaan fasilitas sisi darat Bandar Udara Manggelum Boven Digoel, setelah tahapan
pengumpulan data primer dan sekunder untuk kemudian menyusun konsep perencanaan fasilitas
sisi daratnya.
Disamping itu juga mempertimbangkan hasil prakiraan lalu lintas udara pada setiap tahun
perencanaan dalam pentahapan untuk menentukan kebutuhan ruang fasilitas pada masing-masing
bangunan.
Dimana dalam perencanaan fasilitas sisi darat bandar udara merupakan fasilitas yang mewadahi
kegiatan perpindahan penumpang dan barang (berangkat-datang maupun transfer) pada satu waktu
dengan kapasitas maksimal pada waktu jam sibuk.
Lingkup pekerjaan fasilitas sisi darat yang direncanakan adalah :
1. Teriminal Penumpang & VIP
2. Parkir Motor dan Mobil
3. Kantin Umum
4. Tempat Ibadah
5. Pos Jaga
6. Kantor Keamanan
7. Kantor Operasional
8. Kantor Administrasi
9. Genset
10. Ruamh Pompa
11. Workshop / Bengkel
12. Bangunan Meteorologi
13. Taman Meteo
B. Kantor Administrasi
Bangunan administrasi ini merupakan pusat administrasi dari seluruh aktifitas
di bandar udara. Kepala bandar udara, kepala divisi, kepala seksi dan staf
sesuai skema organisasi berkantor di bangunan ini. Konsep perencanaan yang
akan dibuat oleh yakni :
- Kegiatan yang berlangsung di dalam bangunan tidak langsung berhubungan
dengan pelayanan terhadap penumpang dan pengguna bandar udara,
bangunan kantor administrasi ini merupakan bangunan tersendiri yang
terpisah dari bangunan terminal / kargo.
C. Kantor Operasional
Bangunan kantor operasional ini merupakan bangunan teknis yang mengurusi
segala macam kegiatan yang berkaitan dengan operasional bandar udara.
Maka tuntutan ruang untuk mendukung kegiatan dalam ruang menjadi
perhatian utama dalam perencanaannya. Kedekatan hubungan antar ruang
yang memiliki keterkaitan hubungan kegiatan diusahakan direncanakan
sedekat mungkin, sehingga tidak terganggu dalam pelaksanaan kegiatannya.
Pola hubungan antar ruang pada bangunan kantor operasional adalah sebagai
berikut :
ENTRANCE
TOILET KANTOR
E. Bangunan Genset
Fungsi bangunan genset adalah tempat beroperasinya generator listrik atau
pusat pembangkit tenaga listrik, genset sendiri disediakan apabila bandara
tidak di jangkau oleh listrik dari PLN atau apabila listrik dari PLN ( Power
generator ) mengalami pemadaman sehingga listrik yang dipakai diperoleh dari
genset yang ada di Power House tersebut ( standby generator ).
Bangunan genset merupakan bangunan teknis, hal yang diperhatikan disini
adalah penyediaan ruang yang cukup untuk genset dengan jumlah dan
Berikut pola hubungan antar ruang yang direncanakan dalam bangunan water
supply.
Konsep tata sirkulasi pada kawasan bandar udara harus jelas, ditambahkan
dengan beberapa penunjuk jalan (marka jalan) yang dapat memberikan panduan
untuk penumpang, maupun pengunjung bandar udara. Sehingga mereka tahu
arah mana yang harus diambil sesuai dengan tujuannya.
Dan membatasi area mana yang dapat diakses oleh umum dan area mana yang
restricted.
Sedangkan konsep perparkiran dengan menggunakan system parkir sesuai
dengan kondisi site di lapangan sesuai dengan masing-masing kebutuhan parkir
pada masing-masing fasilitas bangunan.
Gambar 5.9 Mekanisme khas yang dapat terjadi pada portal rangka terbuka
Gambar 5.10 Zona Gempa Kab.Boven Digoel, Papua dalam Peta Zonasi Gempa
Indonesia
Gambar 5.11 Grafik Respon Spectrum Zona Gempa 4 (Kabupaten Boven Digoel)
Bila respons statis struktur gedung dinyatakan dalam gaya geser dasar nominal
(V), maka:
CI
V= Wt
Rw
Dimana :
Koefisien gempa dasar (c) = Tergantung nilai T bangunan
Faktor keutamaan (I) = 1 (Tabel 1 pada hal 7 dari 85)
Faktor reduksi gempa (Rw) = 5,5 (Tabel 3 pada hal 12 dari 85)
Berat Total (Wt) = Beban adalah berat total gedung
termasuk beban hidup yang sesuai
Informasi
Perencanaan
Persyaratan
Umum
Tataletak Struktur
Elemen Dimensi
Elemen Struktur
M>N
Mu, Balok
= 1,2 Db + 1,6Lb E, 4,0 E
= 1,05(Db+Lb±Eb)
= 0,9Db±Eb
Nu & Mu Kolom
= 0,75(1,2Db +1,6Lb±1,6Wb)
= 0,9 Db ± 1,3Wb ≤ 1,05(Dk+Lk±4,0/K.Ek)
Vu,b, Balok
Vu,b, Balok
≤ 1,05(Db+Lb±4,0/K.Eb)
= 1,05(Db+Lb±1,2(Mu,ki+Mu,ka)/Li = (Mu,k,a + Mkap,k,b)/Ln
Selesai
Laporan Antara
Studi Penyusunan RTT Sisi Darat dan Sisi Udara Bandar Udara Manggelum Boven Digoel - Papua
Mulai
Informasi
Perencanaan Umum
Persyaratan
Tataletak Struktur
Elemen Dimensi
Elemen Struktur
Alami
Beban Gravitasi
Beban Gempa
W
(K = 1)
D, L (G)
M>N
Kombinasi
E
= D b + Lb
= 0,75 (Db+Lb±Eb)
= 0,75(Db +Lb±Wb)
Cek Profil
Ratio ≤ 1
Desain
Sambungan
Selesai
diperhitungkan, kebutuhan untuk kapasitas AC, jenis AC yang digunakan dan jumlah
unitnya pada masing-masing ruang pada bangunan.
Perancangan konsep tata udara ditentukan berdasarkan fungsi dan luas ruang
bangunan yang ada di bandar udara. Konsep perancangannya adalah :
• Memaksimalkan penghawaan alami untuk penghematan energi.
• Menggunakan mesin AC tipe/jenis Split (terpisah) bagi ruang yang tidak terlalu luas dan
memang dibutuhkan.
• Menggunakan mesin AC tipe/jenis VRV System atau Standing AC untuk daerah publik
yang luas seperti pada ruang tunggu keberangkatan di bangunan terminal penumpang
dan VIP.
Pertimbangkan kemungkinan pasokan listrik dari PLN, jika tidak ada atau tidak
mencukupi maka perlu disediakan pasokan listrik sendiri dari pihak bandar udara
berupa genset, untuk mendukung operasional bandar udara baik di sisi darat maupun
sisi udara.
5) Sistim Peringatan dan Deteksi Api (Fire Detection And Alarm System)
Sistem peringatan deteksi api ini berada pada masing-masing ruang pada bangunan
yang direncanakan, dengan sistem yang integrated sehingga cepat dalam antisipasi
jika terjadi kebakaran.
3. Konsep Dasar
Pendekatan konsep desain lansekap yang dipakai dalam penataan Bandar Udara
Manggelum adalah :
• Pendekatan Lingkungan
Menjadikan Bandar Udara Manggelum sebagai area zona hijau yang mampu berfungsi
optimal dalam penyediaan oksigen dan menjaga pelestarian lingkungan.
• Pendekatan Estetika
Sebagai pintu gerbang sebuah kawasan/daerah, maka diharapkan kehadiran Bandar
udara ini dapat memberikan keindahan, keramahan dan menimbulkan pencerahan
melalui penataan tanaman yang baik beserta elemen pendukungnya.
• Pendekatan Budaya
Pendalaman budaya daerah untuk dapat diterapkan ke dalam tapak (landside)
sehingga karakter tanaman daerah yang diinginkan dapat ditonjolkan, dengan tetap
memadukan unsur modern. Tujuannya adalah untuk tetap mempertahankan budaya
setempat dan memperkecil pengaruh budaya luar.
Konsep ruang terbuka dan tata hijau dalam area bangunan terminal mengusung
konsep Green, dimana konsep ini meminimalkan penggunaan energi buatan,
dan memaksimalkan pemanfaatan energi alami dalam penghawaan dan
pencahayaan. Ruang terbuka hijau direncanakan terletak di tengah bangunan.
Sebagai pemisah fungsi zona ruang terminal, sekaligus memaksimalkan
penghawaan alami dan pencahayaan alami untuk kedua sisi bangunan.
Penataan area hijau pada area ini diperkuat dengan peletakan elemen-elemen
taman seperti batu-batu artificial, lampu taman, dan ornament daerah yang dapat
mendukung keindahan sebuah penataan ruang luar. Selain itu keberadaannya
diperkuat pula dengan pola penataan semak dengan motif-motif kain daerah
setempat yang menonjolkan permainan warna, serta elemen-elemen hardscape
dengan motif ornamen khas setempat.
Area Operasional
• Sisi Darat
Area ini merupakan area yang berfungsi sebagai pengendali semua kegiatan di
bandar udara, karena kegiatan pada area ini saling terkait satu sama lain maka
peletakan tanaman harus dapat menunjang kegiatan yang ada. Penanaman diatur
secara linear, karena bersifat mengarahkan, membatasi dan buffer.
Pembatasan pada area ini dengan menggunakan tanaman maksudnya untuk
mengurangi kesan masif pada bangunan, sehingga karyawan yang bekerja tidak
merasa terkurung dan tertekan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, maka
dipilih tanaman berbunga indah.
• Sisi Udara
Area sisi udara ini merupakan area bebas pandang, maka untuk menciptakan visual
luas digunakan tanaman sebatas semak. Tanaman setengah pohon dapat diletakan
pada garis batas antara sisi darat dengan sisi udara.
Area Penunjang
Area ini merupakan bagian penunjang dari bandar udara dengan letak terpisah dan
mempunyai sifat ruang semi private. Karena letak dan kegiatannya tidak saling terkait,
maka pola peletakan tanaman adalah linear, hingga menimbulkan kesan membatasi
secara tegas.
Tanamannya adalah: Fillicium decipens (Kiara Payung), Duranta sp ( Teh-tehan).
5. Usulan Tanaman
Pemilihan tanaman dalam penataan ruang luar ( lansekap), didasarkan pada kondisi
eksisting yang ada, dominasi tanaman yang ada di dalam tapak ( landside) dan
sekitarnya, kondisi tanah di tapak (landside).
Sebagai usulan tanaman yang dapat digunakan pada tapak antara lain:
III. RUMPUT
Axonophus Penutup tanah
compressus / Rumput
Gajah
Zoysia matrella / Rumput Penutup tanah
Manila
mengganggu operasional bandar udara. Disamping itu juga merencanakan rambu dan marka
untuk mengarahkan sirkulasi dalam Bandar udara dan merencanakan pagar pengaman
bandara, pagar pemisah antara sisi darat dan sisi udara, dengan penentuan jenis pagar yang
digunakan berikut konstruksinya.
Jalan Inspeksi
Jalan untuk melayani lalu lintas kendaraan operasional dan perawatan
daerah sisi udara dari suatu bandara. Dengan lebar jalan 5 m dan
direncanakan 2 lajur 2 arah.
Dimensi
No. Jenis Jalan Fungsi Lebar Shoulder Drainase
Perkerasan (Kiri/Kanan) (Kiri/Kanan)
2.Untuk Pemelihraan
Jalan Inspeksi
2. 3.Untuk Keadaan-Darurat (PK- ( 3 – 5,5 ) M 1M 0,5 M
(Road Check)
PPK)
4.Untuk PK-PPK
5.Untuk Kendaraan-Kendaraan
3 Jalan Operasi 5M 1,5 M 1M
Survei Pemeriksaan Fasilitas
Dasar Bandar Udara
6.Digunakan Untuk Umum 6M 1M 0,7 M
4 Jalan Service 7.Di Depan Terminal
13 M 1,5 M 1M
Penumpang
Jalan 8.Untuk Kendaraan Pribadi (3–4)M 1M 0,5 M
5
Lingkungan 9.Untuk PK-PPK 5M 1,5 M 1M
Sumber: Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Udara No:SKEP/347/XII/1999
Tabel 5. 6 Kecepatan Rencana (VR) Sesuai Klasifikasi Fungsi dan Klasifikasi Medan
Jalan
Sumber: Tata Cara Perencanaan Geometrik Antar Kota, Ditjen Bina Marga, Dep. PU,1997
Kelandaian Maksimum
Kelandaian maksimum dimaksudkan untuk memungkinkan kendaraan
bergerak terus tanpa kehilangan kecepatan yang berarti.
Kelandaian maksimum didasarkan pada kecepatan truk yang bermuatan
penuh yang mampu bergerak dengan penurunan kecepatan tidak lebih
dari separuh kecepatan semula tanpa harus menggunakan gigi rendah.
2) Marka Jalan
Marka jalan adalah suatu tanda yang berupa garis, simbol, angka, huruf atau
tanda-tanda lainnya yang digambarkan di permukaan jalan atau di atas
permukaan jalan yang berfungsi untuk mengarahkan arus lalu lintas dan
membatasi daerah kepentingan lalu lintas. Warna marka jalan umumnya putih,
terdiri dari : marka garis, marka huruf, marka simbol, dsb. Marka jalan yang
digunakan untuk ruas-ruas jalan di bandara sebagai berikut :
1. Garis Terputus
Yang terdapat pada center line/ as jalan atau pemisah jalur jalan, baik 2
jalur, 2 arah maupun 2 jalur searah atau lebih. Dua jalur, dua arah (b ≥ 5,50
m) dengan garis berwarna putih dengan ketebalan garis penuh 12 cm
panjang 3 meter dengan spasi garis ke garis 5 meter.
Untuk garis terputus ini ada pada jalan masuk dan keluar terminal
bandara di antara 2 lajur sebagai pemisah, pada jalan lingkungan, jalan
GSE dan jalan inspeksi.
a. Garis Sumbu dan Pemisah (Center Line And Divider)
Dua jalur, dua arah (b>5.5 m). Warna garis putih
V ≤ 60 km/jam,
Type - C
0,12
V> 60 km/jam,
Type – B
3) Rambu (Sign)
Salah satu dari perlengkapan jalan, berupa lambang, huruf, angka, kalimat
dan/atau perpaduan diantaranya sebagai peringatan, larangan, perintah atau
petunjuk bagi pengguna jalan.
4) Kanstein/Kerb
Di kiri dan kanan jalan dipasang Kerb atau Kanstein dengan ukuran dan
standar yang berlaku pada kerb, demikian juga penempatan untuk kerb
berlubang pada saluran disesuaikan dengan kondisi perencanaan dan kondisi
lapangan.
Kerb yang - tempat parkir di pinggir Lihat gambar bentuk & ukuran kerb
direncanakan agar jalan / jalur lalu lintas
dapat didaki
Kerb Peninggi kendaraan
(Mountable
Curb)
Kerb Kerb yang - median Lihat gambar bentuk dan ukuran kerb
Penghalang direncanakan untuk - trotoar
menghalangi / - digunakan
(Barrier Curb) mencegah pada jalan dimana
fungsi pengaman
kendaraan diperlukan
Konsep Dasar Perencanaan
5-38
Laporan Antara
Studi Penyusunan RTT Sisi Darat dan Sisi Udara Bandar Udara Manggelum Boven Digoel - Papua
KEGUNAAN
PENEMPATAN BENTUK DAN UKURAN (cm)
UTAMA
meninggalkan jalur
lalu lintas
B1
Kerb Berparit Kerb yang - dianjurkan pada jalan Lihat gambar bentuk dan ukuran kerb
direncanakan untuk yang memerlukan
(Gutter Curb) membentuk sistem sistem drainase
perkerasan yang lebih
drainase
baik
perkerasan jalan diletakan pada tepi luar
dari perkerasan (pot.
Normal) atau pada tepi
dalam tikungan
(superelevasi)
A2
Kerb Kerb penghalang - s.d.a dan digunakan Lihat gambar bentuk dan ukuran kerb
Penghalang yang direncanakan pada jalan dimana
Berparit untuk membentuk fungsi pengaman
diperlukan
sistem drainase
(Barrier Gutter perkerasan jalan
Curb)
B2
1) Debit Rencana
Debit rencana diperhitungkan berdasarkan jumlah limpasan air hujan (pada
intensitas rancangan) yang membebani daerah bandara. Untuk kawasan yang
relatif tidak luas, beban limpasan air hujan ( dalam bentuk direct runoff) dapat
diperkirakan dengan metode rasional sebagai berikut:
Q . .I t tc . A
dengan :
Konsep Dasar Perencanaan
5-40
Laporan Antara
Studi Penyusunan RTT Sisi Darat dan Sisi Udara Bandar Udara Manggelum Boven Digoel - Papua
2) Hidrolika
Ditinjau dari aspek hidrolika, kapasitas saluran drainase direncanakan
berdasarkan aliran dalam saluran terbuka ( open channel flow) dan saluran
tertutup. Kapasitas saluran direncanakan berdasarkan debit limpasan air hujan
yang membebani kawasan perencanaan.
Rumusan yang digunakan untuk analisis kapasitas saluran drainase adalah
sebagai berikut :
Q = V.A
dengan :
Q = debit saluran (m3/detik)
V = Kecepatan aliran ( m/detik )
A = Luas tampang saluran ( m2 )
1 2 / 3 1/ 2
V R I
n
R = Jari – jari hidrolis ( m )
I = Kemiringan saluran = 1 / L
(Kemiringan dasar saluran ditentukan dengan mempertimbangkan kecepatan
yang akan terjadi dalam saluran, dan ketinggian kolom air yang tersedia di
lapangan berdasarkan elevasi rencana permukaan. Dalam hal ini ditentukan
sebesar 0,006).
SALURAN ALAM
08 Bersih, lurus, tidak berpasir, 0.025 0.028 0.030 0.033
tidak berlubang
09 Seperti no.08 tetapi ada 0.030 0.033 0.035 0.040
timbunan atau kerikil
10 Melengkung, bersih, 0.033 0.035 0.040 0.045
berlubang dan berdinding
pasir
11 Seperti no. 10, dangkal, tidak 0.040 0.045 0.050 0.055
teratur
12 Seperti no. 10, berbatu dan 0.035 0.040 0.045 0.050
ada tumbuh-tumbuhan
Tabel 5. 16 Data Curah Hujan dari BMKG Tanah Merah tahun 2006 sampai tahun 2015
Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
2006 CH 390 415 311 393 505 468 162 69 117 14 427 1.067
2007 CH 415 319 663 530 356 554 27 724 421 272 473 593
2008 CH 208 364 1052 339 489 295 415 514 560 636 640 1.122
2009 CH 942 472 452 388 244 800 109 220 151 415 457 189
2010 CH 276 494 513 237 777 243 211 339 359 484 402 480
2011 CH 520 571 800 360 442 394 262 67 472 149 485 509
2012 CH 415 504 747 584 458 365 147 711 470 533 474 578
2013 CH 208 380 257 402 549 611 227 153 182 576 316 349
2014 CH 343 316 249 650 810 211 169 417 282 136 264 401
2015 CH 295 367 306 407 326 263 189 64 24 120 235 64
Sumber : BMKG Tanah Merah
limpasan yang dipakai untuk perkerasan aspal sebesar 0,9 dan 0,3 untuk tanah
dengan rumput. Sedangkan untuk kecepatan air di dalam saluran diambil
berdasarkan jenis materialnya sebesar 1,5 m/detik, dapat dilihat pada Tabel
5.17.
Dimensi dan ukuran mengacu kepada grafik dan parameter yang terkait dengan bentuk dari masing-
masing saluran. Dalam hal ini untuk saluran dianggap menggunakan ukuran standar yang biasa
digunakan.