Anda di halaman 1dari 20

ETIKA

DAN HUKUM
INFORMED CONSENT
Oleh:
Tri Septian Maksum, S.KM., M.Kes.

triseptian@ung.ac.id Tri Septian Maksum

085240108456 @ian.maksum
Pengertian
Informed
Consent

Informed Consent

Telah mendapat
Persetujuan/
informasi/keterangan/
Pemberian izin
penjelasan
Pengertian (2)
q Informed consent adalah persetujuan yang
diberikan oleh pasien dan/atau keluarganya atas
dasar penjelasan secara lengkap mengenai
tindakan medis yang akan dilakukan terhadap
dirinya serta segala risiko yang mungkin terjadi.
Tujuan Informed Consent
q Melindungi pasien secara hukum dari segala
tindakan medis yang dilakukan tanpa
sepengetahuannya, maupun tindakan para
pelaksana tindakan medis yang sewenang-wenang
q Memberi perlindungan hukum pada pelaksana
tindakan medis dari tuntutan pasien yang tidak
wajar/tak terduga
Fungsi Informed Consent
1. Bagi Pasien
q Promosi otonomi individu (pasien bebas
memutuskan pilihan berdasarkan pemahamannya)
q Proteksi dari pasien dan subyek
q Menghindari terjadinya penipuan atau paksaan
q Mendorong adanya penelitian yang cermat
q Promosi keputusan yang rasional
q Keterlibatan masyarakat
2. Bagi Pelaksana Tindakan Medis à mengadakan
tindakan medis atas persetujuan dari pasien
Komponen Informed Consent
q Threshold elements à pembatasan bagi pemberi
consent yaitu harus orang yang kompeten dalam
membuat keputusan medis (umur 21 tahun atau
pernah menikah).
q Information elements à tenaga medis
memberikan informasi (disclosure) sehingga pasien
dapat mencapai pemahaman yang adekuat
(understanding)
q Consent elements à pemberian persetujuan
(authorization) harus bebas dari tekanan/paksaan
tenaga medis (voluntariness)
Bentuk Informed Consent
q Implied Contructive Consent (Keadaan Biasa) à
tindakan yang sudah biasa dilakukan sehingga tidak
perlu dibuat tertulis. Contoh: pengambilan darah,dll
q Implied Emergency Consent (Keadaan Gawat
Darurat)
Ø Tertulis (untuk tindakan medis berisiko tinggi)
Ø Lisan (untuk tindakan medis tdk berisiko tinggi)
Ø Isyarat (gesture tubuh)
Hal-hal yang Diinformasikan
1. Tujuan dan prospek keberhasilan tindakan medis
yang akan dilakukan
2. Tata cara tindakan medis yang akan dilakukan
3. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
4. Alternatif tindakan medis lain yang tersedia serta
risikonya
5. Prognosis (prakiraan) penyakit akibat tindakan
medis yang dilakukan
6. Diagnosis
Hak Pasien
1. Mendapat penjelasan secara lengkap tentang
tindakan medis
2. Meminta pendapat pada pelaksana tindakan medis
3. Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan
medis
4. Menolak tindakan medis
5. Mendapatkan isi rekam medis
Kewajiban Pasien
1. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur
tentang masalah kesehatannya
2. Mematuhi nasihat dan petunjuk dari para
pelaksana tindakan medis
3. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana
pelayanan kesehatan
4. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang
diterima
Hak Pelaksana Tindakan Medis
1. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang
melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi
dan SOP
2. Memberikan pelayanan medis menurut standar
profesi dan SOP
3. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari
pasien dan keluarganya
4. Menerima imbalan jasa
Kewajiban Pelaksana Tindakan Medis
1. Memberi pelayanan medis sesuai dengan standar
profesi dan SOP serta kebutuhan medis pasien
2. Merujuk pasien apabila mengalami keterbatasan
dalam pemeriksaan atau pengobatan
3. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
tentang pasien bahkan setelah pasien meninggal
4. Melakukan pertolongan darurat atas dasar
perikemanusiaan
5. Selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
terkait profesinya
Aspek Etika Informed Consent
q Berkaitan dengan otonomi pasien dan HAM. Pasien
memiliki kebebasan mutlak untuk:
Ø Memutuskan apa yang terjadi pada dirinya
Ø Mengumpulkan informasi sebelum menjalani
suatu prosedur tindakan medis
q Dokter/pelaksana tindakan medis hanya sebagai
fasilitator dalam pengambilan keputusan medis
(tidak berhak memaksa pasien untuk menjalani
suatu tindakan medis tertentu dan harus
menghormati keputusan pasien)
Aspek Hukum Informed Consent
q Aspek Hukum Pidana
ü Informed consent harus mutlak dipenuhi
dengan adanya Pasal 351 KUHP tentang
penganiayaan
ü Tindakan medis yang dilakukan tanpa izin dari
pihak pasien/keluarganya dituntut telah
melakukan tindak pidana penganiayaan
Aspek Hukum Informed Consent (2)
Pasal 351 KUHP :
(1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama
dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak
empat ribu lima ratus rupiah
(2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang
bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama lima
tahun
(3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara
paling lama tujuh tahun
(4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak
kesehatan
(5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
Aspek Hukum Informed Consent (3)
Permenkes No.290/MENKES/PER/III/2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran, Pasal 17 :
(1) Pelaksanaan tindakan kedokteran yang telah
mendapat persetujuan menjadi tanggung jawab
dokter atau dokter gigi yang melakukan tindakan
kedokteran
(2) Sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab
atas pelaksanaan persetujuan tindakan kedokteran
Aspek Hukum Informed Consent (4)
q Aspek Hukum Perdata
Pasal 1320 KUH Perdata :
“Supaya terjadi persetujuan yang sah, perlu
dipenuhi empat syarat;
1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
3. Suatu pokok persoalan tertentu
4. Suatu sebab yang tidak terlarang”
Aspek Hukum Informed Consent (5)
q Aspek Hukum Administrasi
Ø Wajib menyodorkan formulir informed consent untuk
keperluan administrasi bagi sarana pelayanan kesehatan
Ø 4 kelompok pasien yang tidak perlu mendapat
informasi:
1) Pasien belum dewasa
2) Pasien yang tidak sehat akalnya
3) Pasien yang akan dirugikan jika mendengar
informasi tersebut, misal pasien dengan riwayat
penyakit jantung
4) Pasien yang akan menjalani pengobatan dengan
“placebo”, yakni senyawa farmakologis yang tidak
aktif yang digunakan sebagai pembanding

Anda mungkin juga menyukai