5/Nov/2020/Edisi Khusus
54
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 5/Nov/2020/Edisi Khusus
dapat dikatakan bahwa kehidupan kaum serta perlakuan yang sama dihadapan
pekerja/buruh tiap tahunnya masih berada pada hukum.”
posisi timpang. Data diatas belum termasuk Pasal 28D Ayat (2) Undang-Undang Dasar
dengan jumlah pengaduan PHI yang masuk di Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Disnakertrans provinsi atau kabupaten kota. “Setiap orang berhak untuk bekerja serta
Pekerja laut mempunyai keunikan tersendiri mendapat imbalan dan perlakuan yang adil
dibandingkan pekerja pada umumnya. Menurut dan layak dalam hubungan kerja.”
data terbaru yang dihimpun dari Badan Pusat
Statistik, keadaan ketenagakerjaan Indonesia Realitasnya kaum pekerja masih menjadi
sampai dengan Februari 2019, jumlah salah satu kelompok terpinggirkan atau
buruh/karyawan/pegawai berjumlah 50,62 juta termajinalkan (marginalized groups) dalam
orang. Sedangkan pekerja yang bekerja dilaut proses pembangunan. Padahal dengan
sebesar 1.143.290 orang dengan rincian diratifikasinya 18 Konvensi Organisasi Buruh
1.120.462 dengan jenis berjenis kelamin laki dan Internasional (International Labour
sebanyak 22.828 dengan jenis Organization) oleh pemerintah Indonesia
7
kelaminperempuan. Melihat jumlah tersebut sampai tahun 2008, mestinya kehidupan kaum
dapat diambil kesimpulan bahwa pelaut buruh menjadi lebih baik. 8 Sebagai upaya
merupakan pekerja minoritas bila dibandingkan memberikan perlindungan kepada pelaut dan
pekerja pada umumnya yang berada di darat. para awak kapal yang bekerja di kapal yang
Melihat keadaan tersebut, seharusnya berbendera asing, ILO telah mengadopsi
pemerintah Indonesia lebih memperhatikan Maritime Labour Convention, 2006 (Konvensi
nasib pekerja laut. Pekerja laut banyak Ketenagakerjaan Maritim, 2006) pada Sidang
menghabiskan waktu dengan bekerja di atas Ketenagakerjaan Internasional ke-94 yang telah
kapal, dapat dikatakan hampir sepanjang hari. diselenggarakan di Jenewa pada tanggal 23
Melihat resiko yang sangat besar sudah Februari 2006, dan mulai berlaku secara
seharusnya mereka mendapatkan perlindungan internasional pada tanggal 20 Agustus 2013.
hukum untuk hak-hak normatif pekerja. Hal Sebagai salah satu negara yang memiliki
tersebut ditegaskan dalam Konsiderans UU No. jumlah pelaut terbesar, sudah sepantasnya
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Indonesia memberikan perlindungan kepada
dikatakan, perlindungan terhadap tenaga kerja pekerja yang bekerja diatas kapal dengan
dimaksudkan untuk menjamin hak-hak dasar meratifikasi Maritime Labour Convention, 2006.
pekerja/buruh dan menjamin kesamaan Pada tanggal 6 Oktober 2016 telah disahkan dan
kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi diundangkan menjadi UU No.15 Tahun 2016
atas dasar apapun untuk mewujudkan tentang Pengesahan Maritime Labour
kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya Convention, 2006 (Konvensi Ketenagakerjaan
dengan tetap memperhatikan perkembangan Maritim, 2006).
kemajuan dunia usaha. Seperti yang diketahui akibat-akibat dari
Konstitusi Negara Republik Indonesia Pasal sistim tidak campur tangan negara dan
27 dan Pasal 28 Undang-Undang Dasar Negara “perjanjian yang bebas” berhubung dengan
Republik Indonesia Tahun 1945 telah mengatur tumbuhnya industri pabrik yang cepat, yang
tentang perlindungan hukum bagi pekerja menyebabkan keadaan-keadaan yang tak
diantaranya, tertahan. Sifat ploretaris dari kelas buruh
Pasal 27 Ayat (2) Undang-Undang Dasar menyebabkan kemerdekaan kaum buruh untuk
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, “Tiap mengatur hubungan perburuhan dengan
warga negara berhak atas pekerjaan dan majikan hanya namanya saja merdeka, sebab
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.” mereka terpaksa menerima syarat-syarat
Pasal 28D Ayat (1) Undang-Undang Dasar perburuhan yang ditentukan oleh majikan.9
Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
“Setiap orang berhak atas jaminan,
perlindungan dan kepastian hukum yang adil 8
LBH Padang. 2007. Hak-hak Buruh yang Kian Disingkirkan.
Suara Rakyat. Nomor 5/Mei/2007 : 3.
7 9
https://pelaut.dephub.go.id/. Diakses pada 22 Januari L.J.vanlApeldoorn. 2011. lPengantar IlmulHukum.
2020. Pukul 22.05 WITA. lCetakan ke-34. lJakarta: lPradnya lParamita. 367-368.
55
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 5/Nov/2020/Edisi Khusus
Seiring dengan perkembangan zaman dimana dalam penulisan ini menggunakan jenis
sudah banyak perusahaan-perusahaan di sektor penelitian hukum normatif.
kelautan, tak dapat dipungkiri banyak juga Bahan hukum tersebit diatas yang dikaji dan
timbul perselisihan hubungan industrial antara yang dianalisis dalam penelitian hukum
pelaut dan pengusaha. Seringkali para pekerja normative adalah dengan menggunakan studi
laut tidak mendapatkan hak dan perlindungan dokumenter. Studi documenter dalam penulisan
hukum yang jelas, banyaknya aturan-aturan ini mengkaji berbagai dokumen-dokumen
yang menyangkut pekerja laut termasuk di seperti peraturan perundang-undangan,
antaranya ketentuan dalam Pasal 395 - Pasal literatur dan sebagainya.
452 KUHDagang, UU No. 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran dan juga PP No. 7 Tahun 2000 tentang HASIL DAN PEMBAHASAN
Kepelautan yang mengatur tentang adanya A. Kedudukan perjanjian kerja laut terhadap
perjanjian kerja laut bagi para pekerja laut. perselisihan pemutusan hubungan kerja
Selain itu perjanjian kerja laut juga tunduk pekerja laut
dalam Bab VIIA KUHPerdata mengenai Ketentuan Pasal 50 UU No. 13 Tahun 2003
perjanjian kerja selama tidak diatur dalam menetapkan bahwa hubungan kerja terjadi
KUHDagang. Ada hal-hal lain yang juga diatur karena adanya perjanjian kerja antara
dalam KUHPerdata seperti syarat sah nya suatu pengusaha dengan pekerja/buruh. Adanya
perjanjian juga mengatur mengenai perjanjian demikian sangatlah esensial.
wanprestasi, ganti rugi dan lain sebagainya. Pemahaman di atas pada prinsipnya serupa
Dewasa ini banyak pihak yang menggunakan dengan apa yang ada di Eropa. Di kebanyakan
perjanjian kerja laut sebagai dasar aturan dalam negara di Eropa dasar atau landasan hukum
menerapkan hak-hak pekerja ketika terjadi perburuhan dapat ditemukan di dalam
pemutusan hubungan kerja. Akibatnya ‘perjanjian kerja’. Di negara-negara di Eropa
perlindunganhukum bagipekerja laut dalaml (baik di dalam peraturan perundang-undangan
peraturan perundang-undangan terjadi maupun dalam yurisprudensi), perjanjian kerja
inkonsistensi peraturan sehingga menyebabkan dipahami mencakup tiga elemen inti: pekerjaan,
conflict of norm. upah dan otoritas/kewenangan. Ini berarti
bahwa perjanjian kerja adalah suatu
B. Rumusan Masalah kesepakatan dengan mana buruh/pekerja
1. Bagaimanakah kedudukan perjanjian kerja mengikatkan diri sendiri untuk bekerja di bawah
laut terhadap perselisihan pemutusan otoritas/kewenangan majikan dengan menerima
hubungan kerja pekerja laut? pembayaran upah. 11 Sebagaimana layaknya
2. Bagaimanakah pmerlindungan hokum undang-undang, pembuatan perjanjian
bagi pekerjalaut apabila terjadi bertujuan mengatur hubungan hukum dan
perselisihan pemutusan hubungankerja? melahirkan seperangkat hak dan kewajiban.
Bedanya jika undang-undang mengatur
C. Metode Penelitian masyarakat secara umum (publik), perjanjian
Menurut Surjono Sukanto ada dua mengatur dan hanya mengikat para pihak yang
jenispenelitianhukum, yaitu peneltian hokum membuat perjanjian.12
normatif, dan peneltian hokum empiris. Putusan Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2017/PN Smr
Penelitian hukum normatif atau yang disebut antara Syamsuddin dan Zaenal sebagai
juga penelitian hukum kepustakaan adalah penggugat melawan PT. Rusianto Bersaudara
penelitian hukum yang dilakukan dengan cara adapun dengan duduk perkaranya sebagai
meneliti bahan pustaka atau data sekunder berikut, Syamsuddin (Penggugat I) mulai
belaka. Sedangkan penelitian hukum empiris bekerja di PT. Perusahaan Pelayaran Rusianto
adalah penelitian yang datanya diperoleh secara
11
langsung dari masyarakat yang dinamakan data Agusmidah, et.al. 2012. Bab-Bab tentang Hukum
primer 10 Berdasarkan penjelasan diatas maka Perburuhan Indonesia. Denpasar: Pustaka Larasan,
Universitas Indonesia, Universitas Leiden, Universitas
Groningen. 13.
10 12
Soerjono Soekanto, Sri Mamuji. 2015. Penelitian Hukum Abdul Khakim. 2017. Aspek Hukum Perjanjian Kerja,
Normatif Suatu Tinjauan Singkat. Cetakan ke-17. Jakarta: Peraturan Perusahaan, dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB).
PT RajaGrafindo Persada. 12-14. Bandung: PT Citra Aditya Bakti. 46.
56
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 5/Nov/2020/Edisi Khusus
Bersaudara sejak tanggal 27 Mei 1993 tanpa pemberitahuan terlebih dahulu karena
diberhentikan pada tanggal 13 Oktober 2015 alasan – alasan yang mendesak umpamanya:
(masa Kerja 22 tahun) dengan upah terakhir a. Pihak II kurang cakap, berkelakuan buruk,
sebesar Rp. 2.800.000/bulan (upah pokok = Rp. lengah atau lalai dalam kewajiban, tidak
2.400.000 dan tunjangan tetap = Rp. 400.000) patuh perintah yang dimaksud pa sal (8)
dan jabatan terakhir sebagai Juru Mudi pada atau melakukan perbuatan lain yang
KM. TB. Bloro 21, Lokasi Kelurahan Sungai Lais merugikan Pihak I.
Samarinda. Zaenal (Penggugat II) mulai bekerja b. Bila Pihak II ternyata melakukan
di PT. Pelayaran Rusianto Bersaudara sejak perbuatan – perbuatan yang
tanggal 10 Januari 2005 diberhentikan pada bertentangan dengan hukum pidana atau
tanggal 20 April 2015 (masa Kerja 9 tahun 9 melanggar peraturan – peraturan
bulan ) dengan upah terakhir sebesar Rp. pemerintah Republik Indonesia, maka ia
2.800.000/bulan (Upah Pokok = Rp. 1.500.000 akan diturunkan di tempat / pelabuhan
dan Tunjangan Tetap = Rp. 300.000) jabatan dimana peristiwa itu terjadi dan
terakhir sebagai Juru Mudi pada KM. TB. Berau diserahkan kepada Pihak yang berwajib.
Coal 8. Zaenal telah diberhentikan tanpa adanya Terhadap gugatan dan jawaban tergugat
kesalahan yang dibuktikan dengan surat tersebut hakim dalam pertimbangan hukumnya
Pengalaman Kerja tanggal 20 April 2015. menyatakan bahwa dengan adanya ketentuan di
Jawaban gugatan dari tergugat yang pada dalam UU No.13 Tahun 2003 tentang
intinya menerangkan bahwa hubungan kerja Ketenagakerjaan maka tidak serta merta
antara Para Penggugat dan Tergugat adalah ketentuan di dalam KUHDagang menjadi tidak
berdasarkan perjanjian kerja laut yang merujuk mempunyai kekuatan hukum yang mengikat.
pada KUHDagang serta UU No. 17 Tahun 2008 Menurut pendapat Majelis Hakim bahwa
tentang Pelayaran. Selain itu, dalam jawabannya ketentuan yang diatur di dalam Bab Keempat
Tergugat mengatakan bahwa permasalahan KUHDagang bersifat khusus (lex specialis), dan
Penggugat I ini adalah Sertifikat Kepelautan yang ketentuan yang diatur di dalam BAB VIIA
dimilikinya sudah habis masa berlakunya (out of KUHPerdata bersifat umum, maka berlakulah
date), sehingga perusahaan meminta yang asas “lex specialis derogat legi generalis”.
bersangkutan untuk melakukan pembaruan Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan
sertifikat agar bisa dipekerjakan kembali diatas pertimbangan tersebut di atas maka Majelis
kapal, namun Penggugat I tidak mengindahkan Hakim berkesimpulan apabila suatu hal yang
perintah ini. Sedangkan untuk permasalahan berkaitan dengan perjanjian kerja laut terdapat
Penggugat II an. Zaenal terikat dengan Perjanjian pengaturannya di dalam KUHDagang dan/atau
Kerja Laut No. PK. 301/57/III/1/KSOP-SMD/2015 UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, maka
tertanggal 6 Januari 2015, dengan Jabatan ketentuan dalam KUHPerdata dan/atau UU No.
sebagai Masinis II pada Kapal TB. Berau Coal 7. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Sama seperti dengan uraian diatas bahwa haruslah dikesampingkan. Dalam hal ini berlaku
hubungan kerja antara Penggugat II dan asas metaprinciple yang mengatakan : “lex
Tergugat adalah mengacu pada perjanjian kerja posterior generalis, non derogat legi priori
laut selain itu, Sertifikat Kepelautan yang specialis”. Artinya undang-undang yang terbit
dimilikinya ternyata Tidak Asli (Palsu). Ini baru kemudian yang generalis (bersifat umum) tidak
diketahui ketika ada pemeriksaaan dari Kantor mengalahkan (mengesampingkan)
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) pendahulunya. Oleh karena itu, Majelis Hakim
Kelas II Samarinda terhadap keabsahan sertifikat berpendapat dengan telah adanya pengaturan
Pelaut yang bersangkutan, atas dasar inilah umum di dalam UU No.13 Tahun 2003 tentang
Tergugat memberhentikan yang bersangkutan, Ketenagakerjaan menggantikan Ketentuan Bab
karena telah melakukan pembohongan atau Ketujuh A KUHPerdata, tidak serta merta dapat
penipuan kepada perusahaan, sesuai Pasal 9 mengesampingkan atau menggantikan
perjanjian kerja laut : ketentuan di dalam KUHDagang dan/atau UU
Pihak I berhak pada setiap waktu mengakhiri No.17 Tahun 2008 tentang Pelayaran dan PP
hubungan kerja atau perjanjian ini, sekalipun No.7 Tahun 2000 tentang Kepelautan dan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 84
57
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 5/Nov/2020/Edisi Khusus
Tahun 2013 tentang Perekrutan dan meneliti memori kasasi tanggal 16 Mei 2017 dan
Penempatan Awak Kapal. Menimbang, bahwa kontra memori kasasi tanggal 6 Juni 2017
berdasarkan perjanjian kerja laut antara dihubungkan dengan pertimbangan Judex Facti,
Penggugat I dengan Tergugat, tertanggal 2 dalam hal ini Pengadilan Hubungan Industrial
Oktober 2014 sebagaimana, bukti T-1 dan pada Pengadilan Negeri Samarinda telah salah
perjanjian kerja laut antara Penggugat II dengan menerapkan hukum dengan pertimbangan
Tergugat, tertanggal 6 Januari 2015 sebagai berikut:
sebagaimana, bukti P-10 dan bukti T-3, 1. Bahwa Judex Facti tidak mempertimbangkan
dihubungkan dengan ketentuan Pasal 1338 Ayat ketentuan Pasal 337 Undang Undang Nomor
(1) dan Ayat (2) KUHPerdata mengamanatkan 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran yang pada
bahwa : Pasal 1338 Ayat (1) KUHPerdata, yang pokoknya hubungan kerja berdasarkan
menyatakan bahwa “semua perjanjian yang perjanjian kerja laut tunduk pada Undang
dibuat secara sah berlaku sebagai undang- Undang Ketenagakerjaan;
undang bagi mereka yang membuatnya”, artinya 2. Bahwa terhadap Penggugat I Judex Facti
bahwa kedua belah pihak wajib mentaati dan tidak mempertimbangkan bukti T.6 berupa
melaksanakan perjanjian yang telah disepakati Buku Pelaut Penggugat I, apabila bukti
sebagaimana mentaati undang-undang. Pasal tersebut dipertimbangkan secara seksama
1338 Ayat (2) KUHPerdata, yang menyatakan maka diperoleh fakta hukum bahwa
bahwa: “suatu perjanjian tidak dapat ditarik Penggugat I sudah mulai bekerja pada
kembali selain dengan sepakat kedua belah Tergugat sejak Mei 1993 sampai dengan Mei
pihak, atau karena alasan-alasan yang oleh 2015 sehingga masa kerja 22 (dua puluh dua)
undang-undang dinyatakan cukup untuk itu”. tahun dengan upah terakhir sesuai bukti P.2
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan sebesar Rp2.406.862,00/bulan dan saat
hukum diatas maka Majelis Hakim berpendapat diputus hubungan kerjanya Penggugat I
bahwa Hubungan Kerja antara Para Penggugat sesuai bukti P.1 berupa KTP telah memasuki
dengan Tergugat terikat dalam hubungan kerja usia pensiun sebagaimana dimaksud
berdasarkan perjanjian kerja laut. Berdasarkan ketentuan Pasal 15 PP No. 45 Tahun 2015
pertimbangan tersebut hakim dalam amar tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
putusannya menolak gugatan penggugat untuk Pensiun. Dengan demikian terhadap
seluruhnya. peristiwa hukum tersebut diterapkan
Putusan Pengadilan Hubungan Industrial ketentuan Pasal 167 Undang Undang Nomor
pada Pengadilan Negeri Samarinda yang 13 Tahun 2003 diputus hubungan kerjanya
memeriksa dan mengadili perkara perselisihan karena memenuhi usia pensiun;
hubungan industrial dalam tingkat pertama 3. Bahwa terhadap Penggugat II memiliki
dengan Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2017/PN Smr sertifikat Kepelautan tidak asli berdasarkan
hakim menyatakan bahwa hubungan kerja hasil pemeriksaan Kesyahbandaran
antara pekerja dan pemberi kerja didasarkan Samarinda melanggar Pasal 9 Perjanjian Kerja
pada perjanjian kerja laut. Putusan diatas tidak Laut antara Penggugat II dengan Tergugat,
dapat diterima oleh pihak penggugat sehingga sehingga Pemutusan Hubungan Kerja sign off
mereka mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung letter tanggal 13 Oktober 2015 sah dan
Republik Indonesia dengan Putusan Nomor 313 mengikat.
K/Pdt.Sus-PHI/2018. Kedudukan pertimbangan hukum dalam
Putusan Nomor 313 K/Pdt.Sus-PHI/2018 putusan sangat penting. Bahkan dapat dikatakan
mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon sebagai inti yuridis dari sebuah putusan hakim.
Kasasi Syamsuddin, menolak permohonan kasasi Suatu pertimbangan hukum dalam putusan
dari Pemohon Kasasi Zaenal dan memperbaiki hakim dipandang cukup apabila memenuhi
Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada syarat minimal pertimbangan sebagai berikut:13
Pengadilan Negeri Samarinda Nomor 4/Pdt.Sus- Pertama, pertimbangan menurut hukum dan
PHI/2017/PN Smr. Terhadap alasan-alasan
dalam memori dan kontra memori kasasi, 13
Jonaedi Efendi. 2018. Rekonstruksi Dasar Pertimbangan
Mahkamah Agung berpendapat bahwa alasan Hukum Hakim Berbasis Nilai-nilai Hukum dan Rasa Keadilan
tersebut dapat dibenarkan, oleh karena setelah yang hidup dalam Masyarakat. Depok: Prenadamedia
Group. 109-110.
58
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 5/Nov/2020/Edisi Khusus
59
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 5/Nov/2020/Edisi Khusus
19
Emeritus, et.al. 2012. Hukum Sebagai Suatu Sistem.
20
Bandung: Fikahati Aneska. 165. H. Sadjijono. Op.cit. 41-42.
60
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 5/Nov/2020/Edisi Khusus
61
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 5/Nov/2020/Edisi Khusus
(engineering department), bagian pelayanan dilakukan oleh Awak Kapal Perikanan, antara
(steward’s department), bagian lain-lain. ABK lain karena sering menerima pengancaman,
kapal penangkap ikan utamanya melakukan penganiayaan, dan penindasan, tidak mendapat
pekerjaan diatas dek (deckhands) pada operasi perlindungan dan kesejahteraan, tidak
penangkapan ikan, mulai persiapan, mendapat bayaran upah, melanggar ketentuan
pengoperasian alat tangkap, hingga penanganan peraturan perundang-undangan dan/atau
ikan.24 melakukan tindakan asusila.
Maritime Labour Convention
Pasal II Ayat (4) PENUTUP
Kecuali secara tegas ditentukan lain, A. Kesimpulan
Konvensi ini berlaku untuk semua kapal, baik 1. Kedudukan perjanjian kerja laut pada
yang dimiliki oleh umum maupun dasarnya sama dengan perjanjian kerja
perseorangan, yang biasa digunakan pada umumnya, yakni harus
dalam kegiatan komersial selain dari memerhatikan beberapa ketentuan baik
kapal-kapal yang digunakan dalam dalam UU No. 13 Tahun 2003,
penangkapan ikan atau melakukan KUHPerdata, maupun KUHDagang, yang
kegiatan serupa dan kapal-kapal yang membedakannya perjanjian kerja laut
dibangun secara tradisional seperti khusus dibuat untuk pelaut yang memiliki
kapal layar dan pinisi. Konvensi ini tidak keahlian atau keterampilan khusus
berlaku pada kapal perang atau kapal sebagai awak kapal. Penyelesaian
angkatan laut. perselisihan hubungan industrial
Khusus untuk awak kapal perikanan termasuk didalamnya perselisihan
mekanisme perlindungan hukum dalam pemutusan hubungan kerja harus
Pemutusan Hubungan Kerja telah diatur dalam berpedoman pada UU No. 13 Tahun 2003
Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan tentang Ketenagakerjaan dan UU No. 2
Republik Indonesia Nomor 42/PERMEN-KP/2016 Tahun 2004 tentang Penyelesaian
Tentang Perjanjian Kerja Laut Bagi Awak Kapal Perselisihan Hubungan Industrial (sesuai
Perikanan. Pemutusan Hubungan Kerja dapat dengan Pasal 337 UU No. 17 Tahun 2008).
dilaksanakan apabila perjanjian kerja laut batal 2. Perlindungan hukum terhadap pekerja
demi hukum; dan/atau perjanjian kerja laut laut dalam pemutusan hubungan kerja
berakhir dengan sendirinya. Pemutusan terdapat dalam beberapa aturan baik itu
Hubungan Kerja tersebut dapat dilakukan atas dalam kancah nasional maupun
permintaan pemilik Kapal Perikanan, Operator internasional. Pada intinya apabila pekerja
Kapal Perikanan, Agen Awak Kapal Perikanan, mendapat pemutusan hubungan kerja
Nakhoda Kapal Perikanan, Awak Kapal maka berhak mendapatkan uang
Perikanan, instansi berwenang, organisasi pesangon, uang penghargaan masa kerja,
perikanan, atau organisasi awak kapal dan uang penggantian hak yang meliputi
perikanan. Pemutusan Hubungan Kerja dapat cuti tahunan yang belum diambil dan
dilakukan oleh pemilik Kapal Perikanan, belum gugur, biaya ongkos pulang untuk
Operator Kapal Perikanan, Agen Awak Kapal pekerja/buruh dan keluarganya,
Perikanan, atau Nakhoda Kapal Perikanan, penggantian perumahan serta
antara lain karena sudah tidak produktif bekerja, pengobatan dan perawatan yang
melalaikan kewajibannya, tidak mentaati ditetapkan sebesar 15% dari uang
ketentuan peraturan perundang-undangan, pesangon dan atau uang penghargaan
menggunakan dokumen palsu, membahayakan masa kerja, hal-hal lain yang ditetapkan
ketertiban kerja di Kapal Perikanan dan/atau dalam perjanjian kerja, peraturan
terlibat dalam tindak pidana. Selain itu perusahaan atau perjanjian kerja
Pemutusan Hubungan Kerja juga dapat bersama.
24
Diskusi Online via Zoom Meetings yang diselenggarakan
B. Saran
Himapikani Wilayah III dengan tema Kupas Tuntas: “Indikasi 1. Sesuai dengan Pasal 337 UU No. 17 Tahun
Perampasan HAM serta Eksploitasi pada ABK Indonesia 2008 Tentang Pelayaran, ketentuan
yang Bekerja di Kapal Asing” Jumat, 8 Mei 2020.
62
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 5/Nov/2020/Edisi Khusus
DAFTAR PUSTAKA
LBH Padang. 2007. Hak-hak Buruh yang Kian
Disingkirkan. Suara Rakyat. Nomor
5/Mei/2007 : 3.
L.J.vanlApeldoorn. 2011. lPengantar
IlmulHukum. lCetakan ke-34. lJakarta:
lPradnya lParamita..
Soerjono Soekanto, Sri Mamuji. 2015. Penelitian
Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat.
Cetakan ke-17. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada. 12-14.
Peter Mahmud Marzuki. 2011. Penelitian
Hukum. Cetakan ke-7. Jakarta: Kencana.
Agusmidah, et.al. 2012. Bab-Bab tentang Hukum
Perburuhan Indonesia. Denpasar:
Pustaka Larasan, Universitas Indonesia,
63