Anda di halaman 1dari 24

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP NYERI

POST OPERASI TURP PADA PASIEN BPH


DI RSU PKUMUHAMMADIYAH
BANTUL

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
ANI WULANDARI
1610201247

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018
PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP NYERI
POST OPERASI TURP PADA PASIEN BPH
DI RSU PKUMUHAMMADIYAH
BANTUL

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan


Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun oleh:
ANI WULANDARI
1610201247

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018
i
HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP NYERI


POST OPERASI TURP PADA PASIEN BPH
DI RSU PKU MUHAMMADIYAH
BANTUL

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
ANI WULANDARI
1610201247

Telah disetujui oleh

Pembimbing Pada tanggal: 9

Februari 2018

Oleh Pembimbing:

Ns. Lutfi Nurdian Asnindari, M.Sc

ii
PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP NYERI
POST OPERASI TURP PADA PASIEN BPH
DI RSU PKU MUHAMMADIYAH
BANTUL1

Ani Wulandari2, Lutfi Nurdian Asnindari3

INTISARI

Latar Belakang: BPH menjadi urutan kedua setelah penyakit batu saluran kemih,
dan jika dilihat secara umum diperkirakan hampir 50% pria Indonesia yang berusia
diatas 50 tahun menderita BPH. Penatalaksanaan jangka panjang yang terbaik pada
pasien BPH adalah dengan pembedahan, salah satunya adalah pembedahan
Transuretal Resection of The Prostat (TURP). Prosedur pembedahan TURP
menimbulkan luka bedah yang akan mengeluarkan mediator nyeri dan menimbulkan
nyeri pasca bedah. Mobilisasi dini merupakan salah satu pendekatan non
farmakologis yang dilakukan untuk mengurangi nyeri pasca bedah.
Tujuan Penelitian: Mengetahui pengaruh mobilisasi dini terhadap nyeri post operasi
TURP pada pasien BPH di RSU PKU Muhammadiyah Bantul.
Metode Penelitian: Desain penelitian quasi experiment dengan tipe pretest posttest
control design. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling sebanyak 30
pasien post operasi TURP yang di rawat di unit rawat inap bedah RSU PKU
Muhammadiyah Bantul. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi. Hasil
penelitian dianalisis dengan uji Mann-Whitney.
Hasil Penelitian: Intensitas nyeri post operasi TURP pada pasien BPH sebelum
dilakukan mobilisasi dini pada kelompok intervensi sebagian besar pada skala 3
(40%), sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar pada skala 5 (33,3%).
Intensitas nyeri post operasi TURP setelah dilakukan mobilisasi dini pada kelompok
intervensi sebagian besar pada skala 1 (53,3%), sedangkan pada kelompok kontrol
sebagian besar pasien memiliki intensitas nyeri skala 4 (53,3%). Hasil uji Mann-
Whitney diperoleh p-value sebesar 0,004 < 0,05.
Simpulan: Terdapat perbedaan yang signifikasi pengaruh mobilisasi dini terhadap
nyeri post operasi TURP pada pasien BPH di RSU PKU Muhammadiyah Bantul
sebelum dilakukan mobilisasi dini dan setelah dilakukan mobilisasi dini.

Kata kunci : Mobilisasi Dini, Nyeri, Post Operasi TURP


Kepustakaan : 28 Buku, 18 Jurnal
Halaman : xii, 76 halaman, 8 tabel, 13 gambar, 15 Lampiran

1
Judul Skripsi
2
Mahasiswa PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

iii
THE IMPACT OF EARLY MOBILIZATION TO TURP
POST SURGERY PAIN ON BPH PATIENTS AT PKU
MUHAMMADIYAH BANTUL HOSPITAL1

Ani Wulandari2, Lutfi Nurdian Asnindari3

ABSTRACT

Background: BPH becomes the second rank after uterine rock. If it is seen
generally, almost 50% men in Indonesia aged > 50 years old suffer from BPH. The
best long term care of BPH patients is surgery; one kind of surgery that can be done
is Transuretal Resection of the Prostate (TRP). TURP surgery procedure causes
surgical wound that will become painful mediator and cause post surgery pain. Early
mobilization is one non pharmacological approach done to reduce painful feeling
after the surgery.
Objective: The objective of the study was to investigate early mobilization to TURP
post surgery pain on patients with BPH at PKU Muhammadiyah Bantul Hospital.
Method: The study applied quasi experiment with pretest posttest control design
type. The samples were collected by using purposive sampling as many as 30
respondents of TURP post surgery hospitalized at surgical ward of PKU
Muhammadiyah Bantul Hospital. The instrument of the study was observation sheet.
The result of the analysis used Mann-Whitney test.
Result: Painful intensity on TURP post surgery of BPH patients before being
conducted early mobilization in intervention group mostly placed in scale 3 (40%)
while in control group was mostly in scale 5 (33.3%). Painful intensity on TURP
post surgery after conducted early mobilization in intervention group was mostly in
scale 1 (53.3%) while in control group was mostly in scale 4 (53.3%). The result of
Mann-Whitney test obtained p-value 0.004 < 0.05.
Conclusion: There was significant difference of early mobilization influence of early
mobilization to TURP post operation pain on BPH patients at PKU Muhammadiyah
Bantul Hospital before being done early mobilization and after being done early
mobilization in intervention group.

Keywords : early mobilization, pain, TURP post operation


References : 28 books, 18 journals
Page numbers : xii, 76 pages, 8 tables, 13 figures, 15 appendices

1
2
Thesis title
Student of School of Nursing, ‘Aisyiyah University of Yogyakarta
3
Lecturer of ‘Aisyiyah University of Yogyakarta
PENDAHULUAN Dan menempati urutan ke 2 kasus bedah
Benigna Prostat Hyperplasy urologi setelah kasus hidronefrosis.
(BPH) adalah kelenjar prostat yang Insiden dan prevalensi BPH yang
mengalami pembesaran sehingga dapat cukup tinggi, namun hal itu tidak
menyumbat uretra pars prostatika dan diiringi dengan kesadaran masyarakat
menyebabkan terhambatnya aliran urine untuk melakukan tindakan pencegahan
keluar dari vesika (Purnomo, 2011). maupun penanganan dini sebelum
Penyebab BPH belum pasti namun terjadi gangguan eliminasi urine. Nies
hampir merupakan fenomena yang dan McEwen (2007) menjelaskan bahwa
sering ditemukan pada laki-laki usia pandangan stereotip yang mengatakan
lanjut. pria itu kuat, akan mengarahkan pria
Berdasarkan penelitian WHO cenderung lebih mengabaikan gejala
(2007) jika pria berumur lebih dari 50 yang timbul diawal penyakit. Pria akan
tahun, kemungkinan akan mengalami menguatkan diri dan menghindari
pembesaran prostat adalah 50% dan penyebutan “sakit” bagi pria itu sendiri.
ketika berusia 70 tahun risiko menderita Oleh karena itu, kasus BPH yang terjadi
BPH akan meningkat menjadi 90%. lebih banyak kasus yang sudah
Insidensi BPH secara epidemiologi di mengalami gangguan eliminasi urin, dan
dunia pada usia 40-an kemungkinan hanya bisa ditangani dengan prosedur
seseorang itu menderita penyakit BPH pembedahan.
adalah sebesar 40% dan setelah Penatalaksanaan jangka panjang
meningkatnya usia, yakni dalam rentang yang terbaik pada pasien BPH adalah
usia 60 hingga 70 tahun persentasenya dengan pembedahan, karena pemberian
meningkat menjadi 50% dan diatas 70 obat-obatan terapi non invasif lainnya
tahun persentase kejadiannya hingga membutuhkan waktu yang sangat lama
90% (Brahmantia, 2016). untuk melihat keberhasilan. Salah satu
Di Indonesia, BPH menjadi urutan tindakan pembedahan yang paling
kedua setelah penyakit batu saluran banyak dilakukan pada pasien BPH
kemih, dan jika dilihat secara umum adalah pembedahan Transuretal
diperkirakan hampir 50 % pria Resection of The Prostat (TURP)
Indonesia yang berusia diatas 50 tahun, (Purnomo, 2011). TURP merupakan
dengan usia harapan hidup mencapai 65 prosedur pembedahan dengan
tahun ditemukan menderita BPH memasukkan resektoskopi melalui
(Pakasi, 2009). Suatu penelitian uretra untuk mengeksisi dan
menyebutkan bahwa prevalensi BPH mengkauterisasi atau mereseksi kelenjar
yang bergejala pada pria berusia 40 – 49 prostat yang obstruksi. Prosedur
tahun mencapai 15%. Angka ini pembedahan TURP menimbulkan luka
meningkat dengan bertambahnya usia, bedah yang akan mengeluarkan
sehingga pada usia 50-59 tahun mediator nyeri dan menimbulkan nyeri
prevalensinya mencapai hampir 25% pasca bedah (Purnomo, 2011).
pada usia 60 tahun ke atas sebanyak Nyeri adalah sensori subyektif dan
50%.. Hasil studi pendahuluan yang emosional yang tidak menyenangkan
dilakukan di RSU PKU Muhammadiyah yang didapat terkait dengan kerusakan
Bantul didapatkan data dari rekam jaringan aktual maupun potensial, atau
medis bahwa selama 2016 pasien yang menggambarkan terjadinya kerusakan
rawat inap dengan diagnosa BPH adalah (Tamsuri, 2007). Rasa nyeri yang terjadi
281 pasien, ini berarti dalam satu bulan pada tubuh manusia sebenarnya
ada sekitar 20 pasien yang rawat inap. merupakan respon pertahanan untuk

1
memberitahuka menambah pasca bedah. memicu
n adanya Pendekatan penurunan nyeri
kerusakan yang biaya farmakologis dan
berbahaya pada dapat dilakukan penyembuhan
jaringan tubuh perawatan, dengan luka lebih
(Tortora & memperpanjang pemberian obat- cepat.
Derrickson, obatan, Mobilisasi
2012). rawat sedangkan secara dapat mencegah
Peran non farmakologis kekakuan otot
perawat penting inap, melalui distraksi, dan sendi
dalam setiap memperlambat relaksasi, latihan sehingga dapat
tindakan proses nafas dalam, mengurangi
pembedahan penyembuhan terapi musik, nyeri, menjamin
pada masa (Vaughn,Wichow aroma terapi, kelancaran
sebelum, wski & imajinasi peredaran
selama dan Bosworth, 2007). terbimbing dan darah,
setelah tindakan Meskipun secara ambulasi dini mengembalikan
operasi. fisiologis nyeri (Sujatmiko, kerja fisiologis
Perawat perlu akut akan 2014). organ-organ
melakukan berhenti dengan Intervensi vital yang pada
observasi sendirinya (self- non farmakologis akhirnya
tingkatan nyeri limiting) dan merupakan terapi
post operasi akhirnya pelengkap untuk akan
untuk menghilang mengurangi nyeri
menentukan dengan atau pasca bedah dan mempercepat
skala nyeri. tanpa pengobatan bukan sebagai penyembuhan
Cara yang dapat setelah keadaan pengganti utama luka bekas
dilakukan pulih pada area terapi analgetik operasi
perawat dalam yang terjadi yang telah (Dermawan,
membantu kerusakan diberikan. Salah 2010).
meredakan (Andarmoyo, satu pendekatan Mobilisasi dini
nyeri yaitu 2013). non farmakologis mempunyai
dengan The yang dilakukan peranan penting
melakukan Agency for adalah mobilisasi dalam
pendekatan Health Care dini. Latihan mengurangi
farmakologis Pilicy and mobilisasi dini rasa nyeri
dan non dapat dengan cara
farmakologis Reseach meningkatkan menghilangkan
(Bruner & sirkulasi darah konsentrasi
Suddarth, (AHCPR) yang akan pasien pada
2010). merekomendasik lokasi nyeri
Penatalaksanaa an bahwa atau daerah
n nyeri pasca kombinasi operasi,
bedah yang intervensi mengurangi
tidak tepat dan farmakologi dan aktivasi
akurat akan non farmakologi mediator
meningkatkan merupakan cara kimiawi pada
resiko terbaik untuk proses
komplikasi, mengontrol nyeri peradangan
2
yang yang utama penelitian setelah
meningkatka pasien bedah yang dilakukan
n respon adalah nyeri dilakukan mobilisasi dini
nyeri serta akut, meski Pristahayunin didapatkan hasil
meminimalk sudah gtyas (2016) bahwa 100%
an transmisi diberikan didapatkan responden
saraf nyeri tindakan hasil nilai mengalami
menuju saraf medis dengan skala nyeri penurunan
pusat. obat analgetik, responden nyeri
Melalui pasien masih dan hasil rerata pasien BPH di
mekanisme merasakan penurunan skala RSU PKU
tersebut, nyeri hebat. nyeri responden Muhammadiyah
mobilisasi Dalam hal ini sebelum dan Bantul?
dini efektif tindakan sesudah
dalam mandiri dilakukan METODE
menurunkan perawat mobilisasi dini PENELITIAN
intensitas adalah melatih adalah dari rerata
nyeri pasca pasien untuk 7,75 yang
operasi melakukan termasuk
(Nugroho, tehnik kategori skala
2011). distraksi nyeri berat
Hasil relaksasi nafas menjadi 5,62
studi dalam. Selain yang termasuk
pendahuluan itu intervensi kategori skala
yang untuk nyeri sedang.
dilakukan melakukan Berdasarkan
pada bulan mobilisasi dini alasan tersebut
Maret 2017 juga menarik
diperoleh berpengaruh perhatian penulis
data dari terhadap untuk meneliti
wawancara penurunan tentang pengaruh
dengan nyeri pasien. mobilisasi dini
pasien, Apalagi RSU terhadap
diperoleh PKU intensitas nyeri
data bahwa 4 Muhammadiy post operasi
dari 6 pasien ah Bantul TURP pada
masih telah pasien BPH.
membatasi menerapkan Berdasarka
aktifitasnya Clinical n uraian latar
karena masih Pathway (CP) belakang diatas,
merasa nyeri untuk maka perumusan
hebat penyakit BPH, masalah dalam
meskipun sehingga penelitian ini
sudah pasien bisa adalah apakah
memeroleh diberikan ada pengaruh
terapi edukasi untuk mobilisasi dini
farmakologi. melakukan terhadap nyeri
Masalah mobilisasi post operasi
keperawatan dini. Pada TURP pada
3
Penelit tahun 2016 di Karyawan 0
ian ini RSU PKU Buruh/Petani 11
merupakan Muhammadiy Wiraswasta 2
penelitian ah Bantul Pensiunan 1
kuantitatif
terdiri dari Status Perkawinan
yang 15 kelompok Menikah 14
menggunaka intervensi dan Duda 1
n desain 15 kelompok Suku bangsa
Jawa 14
quasi kontrol.
Melayu 1
experiment Analisis data
Tingkat pendidikan
dengan tipe menggunakan Tidak sekolah 1
pretest uji mann SD 6
posttest whitney. SMP 4
control SMA 3
design. HASIL PT 1
Pengambilan Jumlah 15
data PENELITIA
seluruhnya adalah
menggunaka N
Berdasarka laki-laki sebanyak
n lembar 15 orang (100%).
observasi. DAN n tabel 1
diketahui bahwa Pekerjaan
Sampel PEMBAHAS
usia responden responden
penelitian AN
kelompok kelompok
diambil Hasil
eksperimen intervensi sebagian
dengan penelitian
sebagian besar besar adalah
teknik terhadap
masuk dalam buruh/petani
purposive karakteristik
rentang usia > 65 sebanyak 11
sampling responden
tahun sebanyak orang (73,3%).
sebanyak 30 pada
11 orang Pekerjaan
pasien post penelitian ini
(73,3%). Usia responden
operasi disajikan pada
responden pada kelompok kontrol
TURP pada tabel 1.
kelompok kontrol sebagian besar
Tabel 1. Distribusi Frekuensi adalah
Karakteristik Responden sebagian besar
masuk dalam buruh/petani
Berdasarkan Usia, Jenis
rentang usia > 65 sebanyak 8 orang
Kelamin, Pekerjaan, Status
tahun sebanyak (53,3%).
Perkawinan, dan Tingkat
Pendidikan pada Pasien 11 orang
BPH di RSU PKU (73,3%).
Muhammadiyah Bantul Jenis
kelamin
Karakteristik responden
Usia kelompok
46-55 tahun intervensi
56-65 tahun seluruhnya
> 65 tahun adalah laki-laki
Jenis kelamin sebanyak 15
Laki-laki orang (100%).
Perempuan Jenis kelamin
Pekerjaan responden
PNS kelompok kontrol
4
Status suku Jawa 4 5 33,3
perkawinan sebanyak 15 5 2 13,3
responden orang (100%). 6 1 6,7
kelompok Tingkat Jumlah 15 100
intervensi pendidikan
sebagian responden Tabel 2 besar pada skala
besar adalah kelompok menunjukkan 5 sebanyak 5
menikah intervensi intensitas nyeri orang (33,3%).
sebanyak 14 sebagian besar post operasi Hasil
orang adalah SD TURP pada penelitian
(93,3%). sebanyak 6 pasien BPH intensitas nyeri
Status orang (40%). sebelum post operasi
perkawinan Tingkat dilakukan TURP pada
responden pendidikan mobilisasi dini di pasien BPH
kelompok responden RS PKU setelah
kontrol kelompok Muhammadiyah dilakukan
seluruhnya kontrol Bantul pada mobilisasi dini
adalah sebagian besar kelompok di RS PKU
menikah adalah SD intervensi Muhammadiyah
sebanyak 15 sebanyak 9 sebagian besar Bantul dapat
orang orang (60%) adalah pada skala dilihat pada
(100%). Hasil 3 sebanyak 6 tabel 3.
Suku penelitian orang (40%).
bangsa intensitas nyeri Intensitas nyeri
responden post operasi post operasi
kelompok TURP pada TURP pada
intervensi pasien BPH kelompok
sebagian sebelum kontrol sebagian
besar adalah dilakukan
Jawa mobilisasi dini
sebanyak 14 di RS PKU
orang Muhammadiya
(93,3%). h Bantul dapat
Suku bangsa dilihat pada
kelompok tabel sebagai
kontrol berikut:
seluruhnya
Tabel 2. Distribusi Intensitas Nyeri
Post Operasi TURP pada
Pasien BPH Sebelum
Dilakukan Mobilisasi Dini di
RS PKU Muhammadiyah
Bantul
Intervensi
Tingkat nyeri
f
0 0
1 0
2 1
3 6
5
Tabel 3. Distribusi Intensitas Nyeri Post Operasi TURP pada Pasien BPH Setelah
Dilakukan Mobilisasi Dini di RS PKU Muhammadiyah Bantul
Intervensi Kontrol
Tingkat nyeri f % f %
0 3 20,0 0 0
1 8 53,3 5 33,3
2 3 20,0 2 13,3
3 1 6,7 0 0
4 0 0 8 53,3
5 0 0 0 0
6 0 0 0 0
Jumlah 15 100 15 100
Tabel 3 menunjukkan intensitas kelompok kontrol sebagian besar pasien
nyeri post operasi TURP pada pasien memiliki intensitas nyeri skala 4
BPH setelah dilakukan mobilisasi dini sebanyak 8 orang (53,3%).
di RS PKU Muhammadiyah Bantul Hasil uji normalitas menggunakan
pada kelompok intervensi sebagian uji Shapiro Wilk disajikan pada tabel
besar adalah pada skala 1 sebanyak 8 berikut:
orang (53,3%), sedangkan pada
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Data Intensitas Nyeri Post Operasi TURP pada
Pasien BPH Dilakukan Mobilisasi Dini di RS PKU Muhammadiyah
Bantul
Variabel Intervensi Kontrol
Statistik p-value Statistik p-value
Intensitas nyeri
Pretest 0,904 0,110 0,889 0,064
Postest 0,860 0,024 0,705 0,000

Hasil uji normalitas nyeri post berdistribusi normal karena memiliki


operasi TURP sebelum dilakukan nilai p-value < 0,05 sehingga pengujian
mobilisasi dini pada kelompok statistik menggunakan uji statistik non
intervensi dan kontrol keduanya parametrik Mann Whiney-U.
berdistribusi normal (p > 0,05) sehingga Hasil uji beda nyeri post operasi
pengujian statistik menggunakan uji TURP pada pasien BPH sebelum
statistik parametrik Independent sample dilakukan mobilisasi dini di RS PKU
t-test. Uji normalitas data nyeri post Muhammadiyah Bantul menggunakan
operasi TURP sesudah dilakukan uji Independent sample t-test disajikan
mobilisasi dini pada kelompok pada tabel 5.
intervensi dan control keduanya tidak
Tabel 5. Hasil Uji Beda Nyeri Post Operasi TURP pada pasien BPH Sebelum
Dilakukan Mobilisasi Dini di RS PKU Muhammadiyah Bantul
Kelompok n Rerata + SD p-value
Nyeri post operasi TURP Kontrol 15 3,73 + 1,033 0,140
Pretest Intervensi 15 4,40 + 1,352
Hasil uji Independent sample t- Hasil uji pengaruh mobilisasi dini
test diperoleh p-value sebesar 0,140 >  terhadap nyeri post operasi TURP pada
(0,05), berarti tidak ada perbedaan nyeri pasien BPH setelah dilakukan
post operasi TURP pada pasien BPH mobilisasi dini di RS PKU
sebelum dilakukan mobilisasi dini pada Muhammadiyah Bantul menggunakan
kelompok kontrol dan intervensi. uji Mann Whitney U-Test disajikan pada
tabel berikut:
Tabel 6. Hasil Uji Pengaruh Mobilisasi Dini terhadap Nyeri Post Operasi TURP
pada pasien BPH di RS PKU Muhammadiyah Bantul
Kelompok n Rerata + SD p-value
Nyeri post operasi Kontrol 15 2,73 + 1,438 0,004
TURP
Postest Intervensi 15 1,13 + 0,834

Data pada tabel 6 diatas diperoleh operasi TURP pada pasien BPH di RSU
data rerata nyeri post operasi pada PKU Muhammadiyah Bantul.
kelompok intervensi sebelum dilakukan Dibandingkan kelompok kontrol
tindakan mobilisasi adalah 3,73+1,033 terdapat penurunan angka statistik yang
dan setelah dilakukan tindakan cukup berarti, pada kelompok kontrol
mobilisasi 1,13+0,834. Hasil analisis nilai rerata nyeri pre test adalah
statistik dengan uji Mann-Whitney 4,43+1,407 dan nilai rerata nyeri post
terhadap nilai rerata nyeri post operasi test adalah 2,73+1.438, hal ini
pada kelompok intervensi didapatkan menunjukkan bahwa rerata nyeri post
nilai significancy 0,004. Oleh karena operasi pada pasien post operasi TURP
nilai p<0,05 dapat disimpulkan bahwa pada kelompok intervensi lebih rendah
terdapat perbedaan bermakna rerata daripada nilai rerata nyeri pasien post
nyeri post operasi pada kelompok operasi TURP kelompok kontrol.
intervensi sebelum dilakukan tindakan Sedangkan hasil uji rerata
mobilisasi dini dan setelah dilakukan intensites nyeri berdasarkan
tindakan mobilisasi dini. Dapat karakteristik pasien disajikan pada table
disimpulkan bahwa ada pengaruh berikut ini:
mobilisasi dini terhadap nyeri post
Tabel 7. Distribusi rerata Intensitas Nyeri Post Operasi TURP Berdasarkan Karakteristik
Pasien BPH Sebelum dan Setelah Dilakukan Mobilisasi Dini di RS PKU
Muhammadiyah Bantul.
Pretest Postest
Karakteristik Kelompok
N Rerata+SD N Rerata+SD
Usia 46-55 tahun 1 3,00+0,000 1 1,00+0,000
56-65 tahun 3 3,33+1,528 3 1,33+0,577
> 65 tahun 11 3,91+0,944 11 1,09+0,944
Pekerjaan PNS 1 2,00+0,000 1 1,00+0,000
Buruh/Petani 11 3,55+0,688 11 0,91+0,701
Wiraswasta 2 5,50+0,707 2 2,50+0,707
Pensiunan 1 4,00+0,000 1 1,00+0,000
Status Perkawinan Menikah 14 3,57+0,852 14 1,00+0,679
Suku bangsa Duda 1 6,00+0,000 1 3,00+0,000
Jawa 14 3,57+0,852 14 1,00+0,679
Tingkat Melayu 1 6,00+0,000 1 3,00+0,000
pendidikan SD 9 3,33+1,118 9 1,00+0,866
SMP 1 5,00+0,000 1 2,00+0,000
SMA 3 4,33+0,577 3 1,67+0,577
PT 2 4,00+0,000 2 0,50+0,707
Data pada tabel 7 di atas terlihat sebesar 1,09+0,944 sesudah dilakukan
nilai rerata penurunan intensitas nyeri mobilisasi dini. Berdasarkan pekerjaan
post operasi TURP berdasarkan usia nilai rerata penurunan intensitas nyeri
tertinggi pada kelompok usia > 65 post operasi TURP tertinggi pada
tahun yaitu 3,91+0,944 sebelum kelompok wiraswasta yaitu 5,50+0,707
dilakukan mobilisasi dini menjadi sebelum dilakukan tindakan mobilisasi

6
dini menjadi 2,50+0,707 setelah pada sistem endokrin yang akan
dilakukan mobilisasi dini. Berdasarkan meningkatkan sekresi kortisol,
status perkawinan nilai rerata katekolamin dan hormon stres lainnya.
penurunan intensitas nyeri post operasi Respon fisiologis yang berpengaruh
TURP tertinggi pada kelompok duda akibat nyeri adalah takikardia,
yaitu 6,00±0,000 sebelum dilakukan peningkatan tekanan darah, perubahan
mobilisasi dini menjadi 3,00+0,000 dalam respon imun, hiperglikemia.
setelah dilakukan mobilisasi dini. Nyeri juga menyebabkan pasien takut
Berdasarkan suku, bangsa Melayu untuk bergerak sehingga beresiko
memiliki nilai rerata penurunan terjadi trombosis vena dalam,
intensitas nyeri post operasi TURP atelektasis paru, mengurangi motilitas
lebih tinggi dibandingkan suku Jawa usus dan retensi urin (Constantini &
yaitu 6,00+0,000 sebelum dilakukan Affaitati, 2011). Intensitas nyeri post
mobilisasi dini menjadi 3,00+0,000 operasi bervariasi mulai dari nyeri
setelah dilakukan mobilisasi dini. ringan sampai berat, namun menurun
Berdasarkan tingkat pendidikan nilai sejalan dengan proses penyembuhan
rerata penurunan intensitas nyeri (Potter & Perry, 2010). Perbedaan nyeri
tertinggi pada kelompok berpendidikan tersebut dapat dipengaruhi beberapa
perguruan tinggi yaitu 4,00+0,000 faktor.
sebelum dilakukan mobilisasi dini Hasil penelitian ini menunjukkan
menjadi 0,50+0,707 setelah dilakukan intensitas nyeri post operasi TURP pada
mobilisasi dini. pasien BPH sebelum dilakukan
mobilisasi dini di RS PKU
Pembahasan Muhammadiyah Bantul pada kelompok
intervensi sebagian besar pada skala 3
Intensitas nyeri post operasi TURP (nyeri ringan) (40%). Intensitas nyeri
sebelum dilakukan mobilisasi dini post operasi TURP pada kelompok
Tindakan pembedahan kontrol sebagian besar pada skala 5
menyebabkan rasa nyeri sehingga dapat (nyeri sedang) (33,3%). Hasil penelitian
menimbulkan komplikasi yang serius ini sesuai dengan Handayani (2015)
dan menghambat proses pemulihan yang menunjukkan intensitas nyeri post
pasien jika tidak dilakukan manajemen operasi sectio caesarea sebelum
nyeri dengan baik. Pasien yang mobilisasi dini pada responden
dilakukan tindakan operasi mengalami sebagian besar dalam kategori sedang.
nyeri akut setelah operasi sekitar 80%. Faktor yang mempengaruhi nyeri
Nyeri yang dialami pasien 86% dalam post operasi abdomen diantaranya
kategori nyeri sedang dan berat adalah faktor usia, jenis kelamin,
(Kneale, 2011; Christopher, 2011). kebudayaan, makna nyeri, perhatian,
Menurut Smeltzer & Bare (2009) ansietas, keletihan, pengalaman
nyeri yang dialami klien post operasi sebelumnya, gaya koping, dukungan
muncul disebabkan oleh rangsangan keluarga dan sosial (Potter & Perry,
mekanik luka yang menyebabkan tubuh 2010). Usia responden kelompok
menghasilkan mediator-mediator kimia eksperimen sebagian besar masuk
nyeri, sehingga muncul nyeri pada dalam rentang usia > 65 tahun (73,3%),
setiap klien post operasi (Smelzer & demikian juga responden pada
Bare, 2009). Mediator kimia dapat kelompok kontrol sebagian besar
mengaktivasi nociceptor lebih sensitif masuk dalam rentang usia > 65 tahun
secara langsung maupun tidak langsung (73,3%). Menurut Potter dan Perry
sehingga menyebabkan hiperalgesia. (2010) usia adalah variabel penting
Nyeri pasca operasi akan berdampak yang mempengaruhi nyeri terutama
7
pada anak dan efek usia pada 2011; Paller, kebutuhan
orang dewasa. sensitifitas nyeri 2009; Fillingim; narkotik post
Anak- anak menunjukkan 2009; Kindler, operatif pada
yang belum bahwa usia 2011). Jenis wanita lebih
mempunyai berpengaruh kelamin banyak
kosakata yang terhadap perempuan lebih dibandingkan
banyak, sensitifitas nyeri peka terhadap dengan pria.
mempunyai yang disebabkan nyeri dan derajat Intensitas
kesulitan karena faktor nyeri yang lebih nyeri post
mendeskripsika fisiologi, besar dari pada operasi TURP
n secara verbal perubahan laki-laki serta setelah
dan biokimia dan menggunakan dilakukan
mengekspresik perubahan obat penghilang mobilisasi dini
an nyeri mekanisme rasa sakit lebih Hasil
kepada orang homeostatik sering daripada penelitian ini
tua atau dalam jalur laki-laki menunjukkan
perawat. Pada somatosensorik (Kinlder, 2011; intensitas nyeri
orang dewasa yang terlibat Paller, 2009). post operasi
kadang dalam Hawthorn & TURP pada
melaporkan pengolahan dan Redmond (1998) pasien BPH
nyeri jika persepsi nyeri. dalam Kneale setelah
sudah patologis Individu usia (2011) dilakukan
dan mengalami lanjut terjadi menyebutkan mobilisasi dini
kerusakan penurunan bahwa laki-laki di RS PKU
fungsi sensitifitas sistem lebih mampu Muhammadiya
(Tamsuri, syaraf sensorik untuk menahan h Bantul pada
2007). akibat kerusakan nyeri tetapi tidak kelompok
Penelitian yang dan demielinisasi berarti laki-laki intervensi
dilakukan Roth dari serat syaraf. mengalami nyeri sebagian besar
(2007) Jenis yang lebih ringan pada skala
menunjukkan kelamin daripada 1(nyeri ringan)
bahwa usia responden perempuan. (53,3%),
berbanding kelompok Penelitian yang sedangkan
terbalik eksperimen dilakukan Burn, pada kelompok
dikaitkan maupun dkk (1989) kontrol
dengan rasa kelompok dikutip dari sebagian besar
sakit, di mana kontrol Potter dan Perry, pasien
pasien lebih seluruhnya (2010) memiliki
muda adalah laki-laki mempelajari intensitas nyeri
melaporkan (100%). Jenis skala 4(nyeri
nyeri lebih kelamin sedang)
tinggi daripada responden dalam (53,3%).
pasien usia tua. penelitian ini Adanya
Hal ini seluruhnya laki- penurunan
didukung laki sebanyak 15 intensitas nyeri
dengan orang. Jenis pada kelompok
penelitian kelamin intervensi
Yezierski berpengaruh disebabkan
(2012) yang terhadap respon adanya
menyimpulkan nyeri (Kneale, perlakuan
8
berupa bukan saja bradikinin, meningkatkan
mobilisasi pada bagian prostaglandin respon nyeri
dini. Hasil yang , asetilkolin, serta
penelitian mengalami substansi P, meminimalkan
ini sesuai cedera tetapi leukotrien, transmisi saraf
dengan juga pada dan kalium nyeri menuju
Handayani keseluruhan pada proses saraf pusat.
(2015) anggota peradangan Pergerakan
yang tubuh. Terapi yang fisik
menunjukk latihan dapat bisa dilakukan peranan penting
an berupa diatas tempat dalam mengurangi
intensitas passive dan tidur dengan rasa nyeri dengan
nyeri post active menggerakkan cara
operasi exercise, tangan dan kaki menghilangkan
sectio terapi latihan yang bisa ditekuk konsentrasi pasien
caesarea juga dapat atau diluruskan, pada lokasi nyeri
setelah berupa mengkontraksika atau daerah operasi,
mobilisasi transfer, n otot-otot dalam mengurangi
dini pada posisioning keadaan statis aktivasi mediator
responden dan ambulasi maupun dinamis kimiawi pada
sebagian untuk termasuk juga proses peradangan
besar meningkatka menggerakkan yang meningkatkan
dalam n badan lainnya, respon nyeri serta
kategori kemampuan miring ke kiri meminimalkan
ringan. aktivitas atau ke kanan transmisi saraf
Latih mandiri (Smeltzer & nyeri menuju saraf
an (Smeltzer & Bare, 2009). pusat. Melalui
ambulasi Bare, 2009). Menurut mekanisme
dini dapat Mobili Potter & Perry tersebut, ambulasi
meningkat sasi dini (2010) mobilisasi dini efektif dalam
kan mempunyai dini sangat menurunkan
sirkulasi peranan penting sebagai intensitas nyeri
darah yang penting tindakan pasca operasi
akan dalam pengembalian (Nugroho, 2011).
memicu mengurangi secara berangsur- Hasil
penurunan rasa nyeri angsur ke tahap penelitian ini
nyeri dan dengan cara mobilisasi menunjukkan
penyembuh menghilangk sebelumnya. intensitas nyeri post
an luka an Dampak operasi TURP pada
lebih cepat. konsentrasi mobilisasi yang pasien BPH setelah
Terapi pasien pada tidak dilakukan dilakukan
latihan dan lokasi nyeri bisa mobilisasi dini di
mobilisasi atau daerah menyebabkan RS PKU
merupakan operasi, gangguan fungsi Muhammadiyah
modalitas mengurangi tubuh, aliran Bantul pada
yang tepat aktivasi darah tersumbat kelompok
untuk mediator dan peningkatan intervensi sebagian
memulihka kimiawi intensitas nyeri. besar pada skala
n fungsi seperti Mobilisasi dini 1(nyeri ringan)
tubuh histamin, mempunyai (53,3%), sedangkan
9
pada kelompok Operas menyebabka mengurangi
kontrol i TURP n aktivitas
sebagian besar merupakan hiperalgesia. mediator
pasien salah satu Nyeri pasca kimiawi pada
memiliki jenis operasi akan proses
intensitas nyeri penatalaksan berdampak peradangan
skala 4 (nyeri aan pada pada system yang
sedang) pasien BPH, endokrin meningkatkan
(53,3%). tindakan ini yang akan respon nyeri
Adanya menyebabka meningkatka serta
penurunan n rasa nyeri n sekresi meminimalkan
intensitas nyeri sehingga kortisol, transmisi saraf
pada kelompok menimbulka kotekolamin nyeri menuju
intervensi n komplikasi dan hormone saraf pusat.
disebabkan yang sangat stress Melalui
adanya serius dan lainnya. mekanisme
perlakuan dapat Nyeri juga tersebut,
berupa menghambat menyebabka mobilisasi dini
mobilisasi dini. proses n pasien efektif dalam
Hasil penelitian pemulihan takut untuk menurunkan
ini sesuai pasien jika bergerak intensitas nyeri
dengan tidak sehingga pasca operasi
Handayani dilakukan resiko terjadi (Nugroho,
(2015) yang manajemen thrombosis 2011)
menunjukkan nyeri dengan vena dalam, Berdasar
intensitas nyeri baik. Nyeri atelectasis kan tabel 5
post operasi setelah paru, diperoleh hasil
section operasi mengurangi rerata nilai
caesarea disebabkan motilitas skala nyeri
setelah oleh usus dan pada kelompok
mobilisasi dini rangsangan retensi urin intervensi
pada responden mekanik luka (Constantini sebelum
sebagian besar yang & Affaitati, dilakukan
dalam kategori menyebabka 2011). mobilisasi dini
ringan. n tubuh Mobili adalah
menghasilka sasi dini 3,73±1,033 dan
Pengaruh n mediator- mempunyai setelah
mobilisasi dini mediator peranan dilakukan
terhadap kimia nyeri. penting mobilisasi dini
nyeri post Mediator dalam adalah
operasi TURP. kimia nyeri mengurangi 1,13±0,834, hal
dapat rasa nyeri ini
mengaktivasi dengan cara menunjukkan
nociceptor menghilangk penurunan
lebih sensitif an skala nyeri
secara konsentrasi sebesar 2,6.
langsung pasien pada Sedangkan
maupun tidak lokasi nyeri pada kelompok
langsung atau daerah kontrol
sehingga operasi, diperoleh hasil
10
rerata nilai hal ini apendektomi. fisiologis,
skala nyeri menunjukkan Berdasarka perubahan
4,53±1,407 penurunan n tabel 7 biokimia dan
sebelum skala nyeri diperoleh data, perubahan
pre test dan sebesar usia responden
2,73±1,438 1,8±0,031. pada kelompok
setelah Maknanya intervensi
post test, sebagian besar >
dibandingkan ini menunjukkan 65 tahun dan
kelompok terdapat rerata intensitas
kontrol, pengaruh yang nyeri 3,91±0,944
kelompok signifikan turun menjadi
intervensi mobilisasi dini 1,09±0,944. Pada
mengalami terhadap nyeri orang dewasa
penurunan post operasi kadang
skala nyeri TURP pada melaporkan
yang lebih pasien BPH di nyeri jika sudah
signifikan. Hal RSU PKU patologis dan
ini sesuai Muhammadiyah mengalami
dengan Bantul. Hasil kerusakan fungsi
penelitian yang penelitian ini (Tamsuri,2007).
dilakukan oleh sesuai dengan Penelitian yang
Purwandari Pristahayuningty dilakukan Roth
(2014) yang as (2016), hasil (2007)
menunjukkan uji statistik menunjukkan
adanya dependent t-test bahwa usia
penurunan didapatkan hasil berbanding
skala nyeri uji bivariat terbalik dikaitkan
yang signifikan dependent t-test dengan rasa
pada kelompok atau pairet t-test sakit, dimana
eksperimen dengan p-value pasien lebih
setelah =0,000 yang muda
menghirup artinya terdapat melaporkan nyeri
aroma lemon perbedaan lebih tinggi
dengan hasil bermakna antara daripada pasien
uji statistik skala nyeri usia tua. Hal ini
yaitu p- sebelum didukung dengan
value<0,000, dilakukan penelitian
sedangkan mobilisasi dini Yezierski (2012)
pada kelompok dengan skala yang
kontrol tidak nyeri setelah menyimpulkan
terjadi dilakukan efek usia pada
penurunan mobilisasi dini sensitifitas nyeri
skala nyeri. ini berarti ada menunjukkan
Hasil uji pengaruh bahwa usia
statistik pada mobilisasi dini berpengaruh
tabel 5 terhadap terhadap
diperoleh nilai perubahan sensitifitas nyeri
p-value tingkat nyeri yang disebabkan
0,004<0,05, hal klien post operasi karena factor
11
mekanisme 2,50±0,707. terdekat jawa dengan
homeostati Dibandingka dalam proses rerata nyeri
stik dalam n buruh penyembuha 3,57±0,852
jalur /petani, n. Orang – turun menjadi
somatosens wiraswata orang yang 1,00±0,679.
orik yang lebih sedang dalam Sedangkan
terlibat signifikan keadaan untuk suku
dalam mengalami nyeri sering melayu rerata
pengolahan penurunan tergantung nyeri dari
dan nyeri. pada 6,00±0,000
persepsi Berdas keluarga turun menjadi
nyeri. arkan tabel 6 untuk 3,00±0,000.
Individu diperoleh memberikan Suku melayu
usia lanjut data support, lebih signifikan
terjadi karakteristik membantu mengalami
penurunan status dan penurunan
sensitifitas perkawinan melindungi. nyeri.
system responden Ketidak Keyakinan dan
syaraf terbanyak hadiran nilai – nilai
sensorik adalah keluarga atau budaya
akibat menikah teman mempengaruhi
kerusakan dengan rerata terdekat cara individu
dan nilai skala mungkin mengatasi
demielinisa nyeri akan nyeri. Individu
si dari serat 3,57±0,852 membuat mempelajari
syaraf. turun nyeri apa yang
Berd menjadi semakin diharapkan dan
asarkan 1,00±0,679, bertambah. apa yang
tabel 6 sedangkan Berdas diterima oleh
diperoleh untuk duda arkan tabel 7 kebudayaan
data rerata skala diperoleh mereka.
karakteristi nyeri dari data Berdasar
k pekerjaan 6,00±0,00 karakteristik kan tabel 7
responden turun suku bangsa diperoleh data
terbanyak menjadi responden karakteristik
adalah 3,00±0,000. terbanyak tingkat
buruh/peta Penurunan adalah suku pendidikan
ni dengan rerata skala responden dengan teori
rerata nilai nyeri yang terbanyak adalah Brunner &
skala nyeri tidak jauh SD dengan rerata Suddarth (2010)
3,55±0,688 berbeda nyeri 3,33±1,118 yang menyatakan
turun antara turun menjadi riwayat pendidikan
menjadi responden 1,00+0,866. mempengaruhi
0,91±0,99. yang Sedangkan koping dalam
Sedangkan menikah dan pendidikan menghadapi
untuk duda perguruan tinggi penyakit, semakin
wiraswasta disebabkan lebih signifikan tinggi tingkat
5,50±0,707 oleh tetap mengalami pendidikan pasien
turun hadirnya penurunan nyeri. semakin mudah
menjadi keluarga Hal ini sesuai dalam peningkatan
12
kopingnya. yang dilakukan. saraf pusat besar pada
Menurut Hal tersebut skala 3 (nyeri
Ganong (2008) memicu sehingga ringan) (40%),
penurunan pelepasan sedangkan
skala nyeri noreepinefrin dan menurunkan pada kelompok
dapat serotonin persepsi kontrol
dipengaruhi (Rospond, 2008 nyeri sebagian besar
oleh adanya dalam (Smeltzer & pada skala 5
pengalihan Pristahayuningty Bare, 2009). (nyeri sedang)
pemusatan as, 2016). (33,3%).
perhatian klien, Pelepasan KETERBATASA Intensitas nyeri
yang senyawa tersebut N PENELITIAN post operasi
sebelumnya menstimulasi Peneliti TURP pada
berfokus pada atau memodulasi an ini pasien BPH
nyeri yang sistem control memiliki setelah
dialami, namun desenden. Di keterbatasan dilakukan
saat dilakukan dalam sistem yaitu belum mobilisasi dini
mobilisasi dini, kontrol desenden dilakukan di RS PKU
pemusatan terdapat dua hal, pengontrolan Muhammadiya
perhatian yang pertama terhadap h Bantul pada
terhadap nyeri terjadi pelepasan faktor-faktor kelompok
dialihkan pada substansi P oleh lain yang intervensi
kegiatan neuron delta-A bisa sebagian besar
mobilisasi dini. dan delta-C. Hal mempengaru pada skala 1
Nyeri yang kedua yakni hi tingkat (nyeri ringan)
terjadi pada mekanoreseptor nyeri seperti (53,3%),
seseorang dan neuron beta- ansietas, efek sedangkan
akibat adanya A melepaskan placebo, dan pada kelompok
rangsang neurotransmitter pola koping. kontrol
tertentu seperti penghambat opiat sebagian besar
tindakan endogen seperti SIMPULAN
pasien
operasi, dapat endorfin dan DAN SARAN
memiliki
diblok ketika dinorfin. Hal intensitas nyeri
terjadi interaksi tersebut menjadi Simpulan
skala 4 (nyeri
antara stimulus lebih dominan Intensit
sedang)
nyeri dan untuk menutup as nyeri post
(53,3%).
stimulus pada mekanisme operasi
Terdapat
serabut yang pertahanan TURP pada
pengaruh yang
mengirimkan dengan pasien BPH
signifikan
sensasi tidak menghambat sebelum
mobilisasi dini
nyeri diblok dilakukan
terhadap nyeri
pada sirkuit P. Terhambatnya mobilisasi
post operasi
gerbang substansi dini di RS
TURP pada
penghambat. P PKU
pasien BPH di
Latihan menurunkankan Muhammadi
RSU PKU
mobilisasi dini transmisi saraf yah Bantul
Muhammadiya
dapat menuju pada
h Bantul,
memusatkan kelompok
ditunjukkan
perhatian klien intervensi
dengan Hasil
pada gerakan sebagian
uji Mann-
13
Whitney n terapi Bare, B. G., & Affaitati
diperoleh farmakologis Smeltzer, (2014).
p-value . Keluarga S. C. Controlling
sebesar pasien perlu (2009). Pain In The
0,004 < memberikan Buku Post Operative
0,05 motivasi Ajar Setting.
kepada Keperaw International
Saran
pasien post atan Journal Of
Bag
operasi Medikal Clinical
i penderita
TURP agar Bedah. Pharmacology
BPH
mau Jakarta: And
hendaknya
melakukan EGC. Therapeutics
melakukan
mobilisasi [serial
mobilisasi Bramantya, B.
dini untuk online].49(2):
dini (2016).
mengurangi 116-127.
sebagai Pengaruh
nyeri post Diakses
upaya Spiritual
operasi. tanggal 16
untuk Emotion
Bagi November
mengurang Freedem 2017 dari
i nyeri post Technique
Rumah http://europep
operasi (SEFT)
PKU mc.org.
TURP terhadahap
Muhammadi
sehingga Penurunan Dermawan, D.
yah
dapat Nyeri dan (2010).
mengurang Kecemasan Keperawatan
Bantul
i Pada Medikal
penggunaa Pasien Bedah.
perlu
Pasca Yogyakarta:
meningkatkan melakukan
Bedah Gosyen
penerapan penelitian dengan
TURP di Publishing.
Clinical mengontrol
RSUD dr
Pathway BPH faktor-faktor lain Fillingim, R.B.,
Soekardjo
dan pembuatan yang bisa King,C.D.,
Kota
prosedur mempengaruhi Ribeiro-
Tasikmalaya.
mobilisasi dini nyeri seperti Dasilva, M.C.,
Thesis,
pada pasien ansietas, efek Rahim-
Universitas
post operasi placebo dan pola Williams, B.,
Muhammadi
TURP koping. & Riley, J.L,
yah
sehingga (2009). Sex,
Yogyakarta.
diharapkan DAFTAR Gender And
perawat dapat RUJUKAN Brunner, & Pain: A
melatih pasien Andarmoyo, S. Suddarth. Review of
untuk (2013). (2010).
mobilisasi dini Konsep dan Buku Ajar
untukt Proses Keperawata
mengurangi Keperawata n Medikal
nyeri pasien n Nyeri. Bedah.
post operasi. Yogyakarta: Jakarta:
Bagi peneliti Ar Ruzz EGC.
berikutnya Media.
dapat Constantini, R. &
14
Recent . y Nursing:
Clinic Pengaru Specific. Promoting
al and h The the Health
Experi Mobilisa Journal of
mental si Dini Of Pain: Population
Findin Terhada Official (4tn
gs. p Journal edition).
The Intensita of The St.lois:
Journa s Nyeri America Saunders
l Of Post Pain Elsevier.
Pain: Operasi Society,
Officia Sectio 12(3), Nugroho, T.
l Cesaria 340-351. (2011).
Journa di RSUD Diakses Buku
l of the DR tanggal Askep
Ameri Moewar 19 Maternitas
ca di Novemb , Anak,
Pain Surakart er 2017 Bedah,
Societ a. 2017 Penyakit
y, Skripsi. dari Dalam.
10(5) STIKES http://w Bantul:
447- Kusuma ww.ncbi. Nuha
485. Husada nlm. Medika.
Diakse Surakart nih.gov.
s a.
tangga Kneale, J., & Pakasi, R.
l 21 Kindler, L., Davis, P. (2009).
Nove Sibille, (2011). Total
mber K., Kepera Prostate
2017 Glover, watan Spesific,
http://www. T., Ortoped Antigen,
ncbi.nlm.nih Staud, ik dan Prostate
.gov. R., Trauma. Spesific
Riley, J., Jakarta: Antigen
Ganong, & EGC. Density
W. Fillingi and
(2008) m, R. Nies, M.A &
Hispatholo
. Buku (2011). McEwen
gic
Ajar Drug , M.
Analysis
Fisiol Respons (2007)
on
ogi e Commu
Benigna
Kedok Profiles nity/Pub
Enlargeme
teran To lic
nt
Edisi Experim Health
22. ental of Prostate. 263-274.
Jakarta Pain are The
: EGC. Opiod Indonesian Paller, C.,
and Journal of Campbell, C.,
Handayani, Pain Medical Edwards, R.,
S. Modalit Science, & Dobs, A.
(2015)
15
(2009). Missiouri: Keperawatan 2017
Sex Based Mosby Universitas http//www.ncbi.
Difference Company Riau, diakses nlm.nih.gov .
s in Pain tanggal 12
Perception Pristahayuningty Desember Sujatmiko.
and as, C. Y. 2017 dari (2014).
Treatment. (2016). https//www. Pengaruh
Pain Pengaruh neliti.com/ Pemberian
Medicine Mobilisasi publication. Aroma
(Malden, Dini Terapi
Mass), Terhadap Roth, M., Lavender
10(2),289- Perubahan Harrison, D., Terhadap
299. Tingkat Sullivan, M., Tingkat
Diakses Nyeri Klien & Carson, P. Nyeri
tanggal 20 Post Operasi (2007). Pada
November Appendicto Demographi Pasien
2017 dari my di RS c and Gastritis
http://www Baladhika Psychosocia di Ruang
.ncbi.nlm.ni Husada, l predictors Dahlia
h.gov. of acute RSUD
Jurnal perioperativ Nganjuk.
Parson, J.K. Keperawatan e pain for Nganjuk:
(2010) Universitas total knee Skripsi
Benign Jember. arthroplasty. dipublikasi
Prostatic Purnomo, B. Pain kan
Hyperplasi (2011). Research & STIKES
a Dasar- Management Satriya
Epidemiol Dasar : The journal Bhakti
ogy and Urologi. of the Nganjuk
Risk Jakarta: Canadian
Factor, Salemba Pain Society, Tamsuri, A.
Springer. Medika. 12(3), 185- (2007).
Journal 194 diakses Konsep
Curr Purwandari, F. tanggal 18 dan
Bladder (2014). November Penatalaks
Dysfunct Efektifitas anaan
Rep.5:212- Terapi Nyeri.
218. Aroma Jakarta:
Lemon EGC.
Potter, P. A., & Terhadap
Perry, A. Penurunan Tortora, G. J.,
G. (2010). Skala Nyeri &
Fundamen Pada Pasien Derrickson
tal of Post , B. (2012).
Nursing: Laparatomi, Principles
Concept, Jurnal of
Process Keperawatan Anatomy
and online &
Practice. Program Physiology
St. Louise Studi Ilmu . USA:
16
John l 20
Wiley Novemb
& er
Sons.i dari
nc http://w
ww.ncbi.
Vaugh, F., nlm.nih.
Wicho gov.
wwski
&
Boswo
rth
(2007)
. Does
Pre
Opera
tive
Anxiet
y level
predic
t post
operat
ive
pain.
AORN
Journa
l, 599-
604.

Yezierski,
R.P.
(2012)
. The
Effects
of Age
on
Pain
Sensiti
vity:
Precli
nical
Studie
s. Pain
Medici
ne 13:
S27-
S36.
Diakse
s
tangga
17

Anda mungkin juga menyukai