Anda di halaman 1dari 13

1.

1 PENGERTIAN

Hiperglikemia berasal dari bahasa yunani diantaranya, hyper yang artinya lebih,
glyc artinya manis dan emia yang berarti darah, jadi hiperglikemia merupakan keadaan
dimana jumlah glukosa dalam darah melebihi batas normal (> 200 mg/dl atau 11,1
mmol/L) (Reference ranges for blood tests). Peningkatan glukosa dalam darah terjadi
ketika pankreas memiliki sedikit insulin atau ketika sel tidak dapat menerima respon
insulin untuk menangkap glukosa dalam darah (American Assisiation Diabetes, 2000).

Hiperglikemia berbeda dengan diabetes militus, hiperglikemia merupakan tanda


dari diabetes militus. Seseorang yang memiliki hiperglikemia belum tentu memiliki
penyakit diabetes militus. Namun ketika hiperglikemia semakin kronis, hal ini bisa
memicu timbulnya diabetes dan ketoasidosis (AIDS Info, 2005).

1.2 ANATOMI FISIOLOGI


Pankreas adalah sekumpulan kelenjar yang strukturnya sangat mirip dengan
kelenjar ludah panjangnya kira-kira 15 cm dari duodenum sampai ke limpa dan beratnya
rata-rata 69-90 gr. Terbentang pada vertebra lumbarlis I dan II dibelakang lambung.
Bagian-Bagian dari pancreas adalah :
a. Kepala pankreas, terletak disebelah kanan rongga abdomen dan didalam ekukan
duodenum.
b. Badan pankreas, merupakan bagian utama dari organ ini letaknya dibelakang
lambung dan didepan vertebralumbalis pertama.
c. Ekor pankreas, bagian runcing disebelah kiri yang sebenarnya menyentuh limfa.

Fungsi dari pankreas ada 2 yaitu :


1. Fungsi eksokrin yaitu membentuk getah pancreas yang berisi enzim dan elektrolit.
2. Fungsi endokrin yaitu sekelompok kecil atau pulau Langerhans, yang bersama-sama
membentuk organ endokrin yang mensekresikan insulin. Pulau Langerhans terdiri
atas : sel-sel alfa yang menghasilkan glucagon, sel-sel beta yang menghasilkan
insulin, glucagon dan insulin mengatur kadar gula darah. Insulin adalah hormon
hipoglikemik (menurunkan gula darah) sedangkan glucagon bersifat hiperglikemik
(meningkatkan gula darah). Selain ini ada sel-sel delta yang menghasilkan
somastostatin yang menghambat pelepasan insulin dan glukagon. Selain itu sel F
menghasilkan polipeptida dan pankreatik yang berperan mengatur fungsi eksokrin
pancreas (Tambayong, 2001).

1.3 ETIOLOGI
Hiperglikemia adalah keadaan ketika kadar gula darah melonjak secara tibatiba.
Keadaan ini bisa disebabkan antara lain stres, infeksi, dan konsumsi obat-obatan tertentu
(Saraswati, 2009). Fakto resiko yang berhubungan antara lain : obesitas, riwayat
keluarga, dan usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia > 45 tahun)
(Brunner & Suddarth, 2013)

1.4 MANIFESTASI KLINIS

Menurut ADA (2009), manifestasi klinis pada pasien dengan hiperglikemia antara lain :
a. Kadar gula darah sewaktu melebihi angka 200 mg/dl atau kadar gula darah puasa
melebihi 126 mg/dl.
b. Poliuria (banyak dan sering kencing)
c. Polipagia (banyak makan)
d. Polidipsi (banyak minum)
e. Kelemahan tubuh dan lesu cepat lelah tidak bertenaga
f. Berat badan menurun
g. Rasa kesemutan karena iritasi (perangsangan) pada serabut-serabut saraf
h. Infeksi saluran kencing
i. Glukosuria
j. Infeksi yang sukar sembuh

1.5 KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien dengan hiperglikemia (Mansjoer,


2013) yaitu :

a. Komplikasi akut
- Hipoglikemia/koma hipoglikemia Hipoglikemia terjadi apabila kadar glukosa darah
600 mg/dl. Pasien dapat mengalami penurunan kesadaran bahkan kematian apabila
tidak mendapat penanganan. Penanganan HHNK adalah dengan rehidrasi,
penggantian elektrolit dan insulin regular.
- Ketoasidosis Diabetic (KAD) Penurunan kadar insulin yang sangat rendah akan
menimbulkan hiperglikemia, glukosuria berat, penurunan lipogenesis, peningkatan
lipolisis, peingkatan oksidasi asam lemak bebas disertai dengan pembentukan badan
keton (asetoasetat, hidroksibutirat, dan aseton). Hal ini menyebabkan peningkatan
beban ion hidrogen dan asidosis metabolik. Glukosuria dan ketonuria dapat
menyebabkan diuresis osmotik, dehidrasi, dan kehilangan elektrolit. Kehilangan
cairan dan elektrolit berlebih dapat menyebabkan hipotensi, syok, koma, sampai
meninggal. Penanganan DKA meliputi perbaikan kekacauan metabolik akibat
kekurangan insulin, pemulihan cairan dan elektrolit, pengobatan keadaan yang
mempercepat terjadinya ketoasidosis.

b. Komplikasi kronik
- Makrovaskular (penyakit pembuluh darah besar), mengenai sirkulasi koroner,
vaskuler perifer dan vaskuler serebral
- Mikrovaskuler (penyakit pembuluh darah kecil), mengenai mata (retinopati), dan
ginjal (nefropati). Kontrol kadar glukosa darah untuk memperlambat atau menunda
awitan baik komplikasi mikrovaskuler maupun makrovaskuler
- Penyakit neuropati, mengenai saraf sensorik-motorik dan autonomi serta menunjang
masalah seperti impotensi dan ulkus pada kaki
- Rentan infeksi, seperti tuberkolosis paru dan infeksi saluran kemih
- Ulkus/ gangren/ kaki diabetic
1.6 PATOFISIOLOGI
1.7 PATWAY
1.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. KGD
b. Bikarbonat serum
c. Ph
d. BUN
e. Hb/ Ht

1.9 PENATALAKSANAAN
Tujuan utama terapi hiperglikemia adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin
dan kadar glukosa darah dan upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta
neuropati. Ada 4 komponen dalam penatalaksanaan hiperglikemia (Smeltzer & Bare,
2012) :
a. Diet
- Komposisi makanan :
Karbohidrat = 60 % – 70 %
Protein = 10 % – 15 %
Lemak = 20 % – 25 %
Jumlah kalori perhari Antara 1100 -2300
kkal Kebutuhan kalori basal :
 Laki – laki : 30 kkal / kg BB
 Perempuan : 25 kkal / kg BB
- Penilaian status gizi :
BB
 BBR = x 100 %TB – 100
 Kurus : BBR 110 %
 Obesitas bila BBRR > 110 %
 Obesitas ringan 120% – 130 %
 Obesitas sedang 130% – 140%
 Obesitas berat 140% – 200%
 Obesitas morbit > 200 %
Jumlah kalori yang diperlukan sehari untuk penderita DM yang bekerja biasa
adalah :
Kurus : BB x 40 – 60 kalori/hari
Normal (ideal) : BB x 30 kalori/hari
Gemuk : BB x 20 kalori/hari
Obesitas : BB x 10 – 15 kalori/hari
b. Latihan jasmani Manfaat latihan jasmani :
- Menurunkan kadar glukosa darah mengurangi resitensi insulin, meningkatkan
sensitivitas insulin).
- Menurunkan berat badan.
- Mencgah kegemukan.
- Mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi aterogenik, gangguan lipid darah,
peningkatan tekanan darah, hiperkoagulasi darah.
c. Medis
- Obat hiperglikemi oral :
 Sulfoniluria : Glibenglamida, glikosit, gliguidon, glimeperide, glipizid.
 Biguanid ( metformin )
 Hon su insulin secretagogue ( repakglinide, natliglinide )
 Inhibitor glucosidase
 Tiosolidinedlones
- Insulin
 Insulin reaksi pendek disebut juga sebagai clear insulin, adalah jenis obat
insulin yang memiliki sifat transparan dan mulai bekerja dalam tubuh dalam
waktu 30 menit sejak dimasukan kedalam tubuh. Obat insulin ini bekerja
secara maksimal selama 1 sampai 3 jam dalam aliran darah penderita, dan
segera menghilang setelah 6 sampai 8 jam kemudian.
 Insulin reaksi panjang, merupakan jenis yang mulai bekerja 1 sampai 2 jam
setelah disuntikan kedalam tubuh seseorang. Tetapi obat ini tidak memiliki
reaksi puncak, sehingga ia bekerja secara stabil dalam waktu yang lama
yaitu 24 sampai 36 jam didalam tubuh penderita, contohnya lavemir dan
lantus.
 Jenis insulin reaksi menengah adalah insulin yang mulai efektif bekerja
menurunkan kadar gula darah sejak 1 sampai 2 jam setelah disuntikan
kedalam tubuh. Obat ini bekerja secara maksimal selama 6 sampai 10 jam,
dan berakhir setelah 10 sampai 16 jam setelahnya. Contohnya humulin m3,
hypurin, dan insuman.
 Insulin reaksi cepat yang bekerja 5 sampai 15 menit setelah masuk kedalam
tubuh. Ia memiliki tingkat reaksi maksimal selama 30 sampai 90 menit, dan
pengaruhnya akan segera menghilanhg setelah 3 sampai 5 jam setelahnya,
contohnya lispro, actrapid, novorapid dan velosulin.
1.10 KONSEP KEPERAWATAN
a. Pengkajian
- Pengkajian Primer
 Airway : kaji kepatenan jalan nafas pasien, ada tidaknya sputum atau benda
asing yang menghalangi jalan nafas
 Breathing : kaji frekuensi nafas, bunyi nafas, ada tidaknya penggunaan otot
bantu pernafasan
 Circulation : kaji nadi, biasanya nadi menurun.
 Disability : Lemah,letih,sulit bergerak,gangguan istirahat tidur.
- Pengkajian Sekunder
 Aktivitas / istirahat Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot,
tonus otot menurun, gangguan istrahat/tidur Tanda : Takikardia dan takipnea
pada keadaan istrahat atau aktifitas, letargi /disorientasi, koma
 Sirkulasi Gejala : Adanya riwayat hipertensi, IM akut, klaudikasi, kebas dan
kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama,
takikardia. Tanda : Perubahan tekanan darah postural, hipertensi, nadi yang
menurun/tidak ada, disritmia, krekels, distensi vena jugularis, kulit panas,
kering, dan kemerahan, bola mata cekung.
 Integritas/ Ego Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial
yang berhubungan dengan kondisi Tanda : Ansietas, peka rangsang
 Eliminasi Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, rasa
nyeri/terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), ISK baru/berulang, nyeri tekan
abdomen, diare. Tanda : Urine encer, pucat, kuning, poliuri ( dapat
berkembang menjadi oliguria/anuria, jika terjadi hipovolemia berat), urin
berkabut, bau busuk (infeksi), abdomen keras, adanya asites, bising usus lemah
dan menurun, hiperaktif (diare)
 Nutrisi/Cairan Gejala : Hilang nafsu makan, mual/muntah, tidak mematuhi diet,
peningkatan masukan glukosa/karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari
beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretik (Thiazid)Tanda : Kulit
kering/bersisik, turgor jelek, kekakuan/distensi abdomen, muntah, pembesaran
tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan peningkatan gula darah), bau
halisitosis/manis, bau buah (napas aseton)
 Neurosensori Gejala : Pusing/pening, sakit kepala, kesemutan, kebas,
kelemahan pada otot, parestesi, gangguan penglihatan Tanda : Disorientasi,
mengantuk, alergi, stupor/koma (tahap lanjut), gangguan memori (baru, masa
lalu), kacau mental, refleks tendon dalam menurun (koma), aktifitas kejang
(tahap lanjut dari DKA)
 Nyeri/kenyamanan Gejala : Abdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat) Tanda :
Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati.
 Pernapasan Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum
purulen (tergantung adanya infeksi/tidak) Tanda : Lapar udara, batuk
dengan/tanpa sputum purulen, frekuensi pernapasan meningkat

b. Diagnose keperawatan
- Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan deangan hiperglikemi
- Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis
- Resiko defisit nutrisi ditandai dengan peningkatan kebutuhan metabolism
a. Intervensi

Diagnosa
No Standar Luaran Keperawatan Indonesia Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
keperawatan
1. Ketidakstabilan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2×24 Manajemen Hiperglikemi
kadar glukosa jam diharapkan keidakstabilan kadar glukosa dapat
darah teratasi Observasi
(D.0027) kriteriahasil: kestabilan kkadar glukosa (L.03022) - Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemi
- Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan
Kriteria Hasil s.a s.t kebutuhan insulin meningkat (mis. Penyakit
Kesadaran 5 kambuhan)
Pusing 5 - Monitor kadar glukosa darah, jika perlu
Lelah/lesu 5 - Monitor tanda dan gejala hiperglikemi (mis.
Kadar glukosa daalam 5 Poliuria, polidipsi, polifagia, kelemahan, malaise,
darah padangan kabur, sakit kepala )
- Monitor Intake dan output cairan
Keterangan :
1 = meningkat Terapeutik
2 = cukup meningkat - Berikan asupan cairan oral
3 = sedang - Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala
4 = cukup menurun hiperglikemi tetap ada atau memburuk
5 = menurun
Edukasi
- Anjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa
darah lebih dari 250 mg/dl
- Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara
mandiri
- Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian pemberian insulin, jika
perlu
- Kolaborasi pemberian cairan IV, jika perlu

2 Keletihan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2×24 Manajemen energi


jam diharapkan masalah keletihan dapat teratasi
berhubungan
Observasi
dengan kondisi Kriteria hasil: tingkat keletihan (L.05046)
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
fisiologis mengakibatkan kelelahan
- Monitor kelelahan fisik dan emosional
(D.0057) Kriteria Hasil s.a s.t
Lesu 5 Terapeutik
Sakit kepala 5
- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
- Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
Keterangan :
1 = meningkat
Edukasi
2 = cukup meningkat
3 = sedang - Anjurkan tirah baring
4 = cukup menurun - Anjurkan aktivitas secara bertahap
5 = menurun
Kolaborasi
Kolaborasi untuk meningkatkan asupan makan
3 Resiko defisit Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 Manajemen nutrisi
nutrisi jam diharapkan masalah resiko defisit nutrisi dapat
(D.0032) teratasi Observasi
- Identifikasi status nutrisi
kriteriahasil: status nutrisi (L. 03030) - Identifikasi alergi dan itoleransi makanan
- Monitor berat badan
Kriteria Hasil s.a s.t
Berat badan 5
Terapeutik
Indeks masa tubuh 5
- Lakukan oral hygine sebelum makan, jika perlu
Keterangan : - Berikan suplemen makanan, jika perlu
1 = meningkat Edukasi
2 = cukup meningkat - Ajarkan diet yang diprogramkan
3 = sedang
4 = cukup menurun Kolaborasi
5 = menurun - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhan ,
jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

ADA (American Diabetes Assosciation). (2009). Diagnosis and Classification Of DM. 2009 .
http.// Care Diabetes Journalis org /content / 27/ suppl.1/55. Full. Diakses pada 02
Oktober 2017.

Brunner & Suddarth. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume II. Edisi 13.
Jakarta: EGC. Alih bahasa oleh Waluyo Agung, Monica Ester. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Mansjoer, A. (2012). Kapita Selekta Kedokteran, jilid 1, Edisi 3. Jakarta : Media Aesculapius.

PERKENI. (2011). Konsensus Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 2di Indonesia2011. Semarang
: PB PERKENI.

PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi dan Indikator
Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan Tindakan
Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan Kreteria Hasil
Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

Saraswati, S. (2013). Diet Sehat Untuk Penyakit Asam Urat Diabetes Hipertensi dan Stroke.
Yogyakarta : A Plus

Smeltzer & Barre. (2008). Textbook of Medical Surgical Nursing Vol.2. Philadelphia:
Linppincott William & Wilkins. Alih bahasa oleh Agung W. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Sujono & Sukarmin. (2008). Ask

Anda mungkin juga menyukai