PENDAHULUAN
adalah
kekurangan
homon
insulin
yang
berfungsi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi
C.
Manifestasi klinis
Gejala awal umumnya yaitu ( akibat tingginya kadar glukosa darah)
Polipagi.
Polidipsi
Poliuri.
Kelainan kulit, gatal-gatal, kulit kering
Rasa kesemutan, kram otot
Visus menurun
Penurunan berat badan
Kelemahan tubuh dan luka yang tidak sembuh-sembuh.
D. Patofisiologi
Pankreas memiliki unsur esokrin maupun endokrin yang menempati sebagian
besar kelenjar, maka pankreas menghasilkan banyak enzim pencernaan dan
hormon. Sekresi pankreas diatur oleh rangsangan hormonal maupun vagal (vagus).
Dua hormon intestinal, yaitu sekretin dan kolesistokin yang disekresi sel
enteroendokrin dari mukosa duodenum ke aliran darah, mengatur sekresi pankreas.
Pankreas menghasilkan cairan alkalis dan banyak enzim pencernaan yang
merombak protein, lemak dan karbohidrat menjadi molekul-molekul kecil agar
diabsorpsi di usus halus. (Eroschenko, P. V. 2003. Atlas Histologi di Fiore Dengan
Korelasi Fungsional Edisi 9. EGC, Jakarta. Halaman 224)
Metabolisme glukosa setelah karbohidrat dari makanan dan diangkut dalam
usus, lalu diserap ke dalam darah dam diangkut ke sel-sel darah dan diangkut
ke sel-sel tubuh. Diperlukan insulin yang dianggap sebanagi kunci untuk pintu sel.
Sesudah masuk ke dalam sel, glukosa lantas diubah menjadi energi atau ditimbun
sebagai cadangan. Cadangan ini digunakan bila tubuh kekurangan energi karena
misalnya berpuasa beberapa waktu.
Setiap kali kita makan hidrat arang atau gula, maka kadar glukosa darah akan
naik. Sebagai reaksi, pankreas memproduksi dan melepaskan insulin guna
memungkinkan absorpsi glukosa oleh sel, sehingga kadar glukosa turun lagi dan
pankreas menurunkan produksi insulinnya. Dengan demikian kadar glukosa dapat
bervariasi antara batas-batas normal 4-8 mmol/liter.
E. Komplikasi
1. Akut (mendadak/ tiba-tiba)
a. Koma hipoglikemia
Penurunan kesadaran yang diakibatkan oleh penyaluran dalam darah
kurang.
A. Diet
1. Komposisi makanan :
a. Karbohidrat = 60 % 70 %
b. Protein = 10 % - 15 %
c. Lemak = 20 % - 25 %
2. Jumlah kalori perhari
a. Antara 1100 -2300 kkal
b. Kebutuhan kalori basal : laki laki : 30 kkal / kg BB
Perempuan : 25 kkal / kg BB
3. Penilaian status gizi :
BB
BBR =
x 100 %
TB 100
Kurus
: BBR < 90 %
Normal (ideal)
: BBR 90 % - 110 %
Gemuk
Obesitas berat
140% - 200%
: BB x 40 60 kalori/hari
Normal (ideal)
: BB x 30 kalori/hari
Gemuk
: BB x 20 kalori/hari
Obesitas
: BB x 10 15 kalori/hari
B. Latihan jasmani
C. Penyuluhan
Dilakukan pada kelompok resiko tinggi :
Umur diatas 45 tahun
Kegemukan lebih dari 120 % BB idaman atau IMT > 27 kg/m
Hipertensi > 140 / 90 mmHg
Riwayat keluarga DM
Dislipidemia, HDL < 35 mg/dl atau TG > 250 mg/dl
Parah TGT atau GPPT ( TGT : > 140 mg/dl 2200 mg/dl), glukosa
plasma puasa derange / GPPT : > 100 mg/dl dan < 126 mg/dl)
Lama kerja
Nama insulin
Mulai kerja
(Jam)
Kerja max.
(Jam)
Lama kerja
(Jam)
Kerja singkat
Actrafit
Humolin R
0,5
0,5
2,5 5
2,5 - 5
48
4-8
Kerja sedang
Monotard
Insulatard
Humulin N
12
12
1-2
46
46
48
8 24
8 - 24
8 -2
Kerja lama
Ultratard
2-4
8 - 24
28
G. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penyaring perlu dilakukan pada kelompok dengan resiko tinggi
untuk hiperglikemia , yaitu kelompok usia dewasa tua (> 40 tahun), obesitas,
tekanan darah tinggi, riwayat keluarga dibetes melitus.
Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah
sewaktu, kadar glukosa puasa kemudian diikuti dengan Tes Toleransi Glukosa Oral
Standar. Untuk kelompok resiko tinggi yang hasil pemeriksaan negatif perlu
pemeriksaan penyaring ulangan tiap tahun. Bagi pasien berusia < 45 tahun tanpa
faktor resiko, pemeriksaan penyaring dapat dilakukan setiap 3 tahun.
Cara pemeriksaan tes toleransi glukosa oral adalah :
1. Tiga hari sebelum pemeriksaan pasien makan seperti biasa
2. Kegiatan jasmani sementara cukup tidak terlalu banyak
3. Pasien puasa semalam selama 10-12 jam
4. Periksa glukosa darah puasa
5. Berikan glukosa 75 gr yang dilarutkan dalam air 250 ml, lalu minum dalam
waktu 5 menit
6. Periksa glukosa darah 1 jam dan 2 jam setelah beban glukosa
7. Selama pemeriksaan pasien yang diperiksa tetap istirahat dan tidak merokok
H. Pengkajian
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
AKTIVITAS / ISTIRAHAT
Gejala
: Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan.
Kram otot, tonus otot menurun. Gangguan tidur /
istirahat.
Tanda
dengan
SIRKULASI
Gejala
Tanda
: Takikardia.
Perubahan tekanan darah postural ; hipertensi.
Nadi yang menurun / tak ada
Distritmia.
Krekels ; DVJ (GJK).
Kulit panas, kering, dan kemerahan ; bola mata cekung.
INTEGRITAS EGO
Gejala
: Stres; tergantung pada orang lain.
Masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi.
Tanda
ELIMINASI
Gejala
menjadi
oliguria
anuria
jika
terjadi
hipovolemia berat).
Urine berkabut, bau busuk (infeksi).
Abdomen keras, adanya asites.
Bising usus lemah dan menurun ; hiperaktif (diare).
MAKANAN / CAIRAN
Gejala
: Hilang nafsu makan.
Mual / muntah.
Tidak mengikuti diet ; peningkatan masukan glukosa /
karbohidrat.
Penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari /
minggu.
Haus.
Penggunaan diuretik (tiazid).
Tanda
NEUROSENSORI
Gejala
: Pusing / pening.
Sakit kepala.
Kesemutan, kebas kelemhan pada otot. Parestesia.
Gangguan penglihatan.
Tanda
NYERI / KENYAMANAN
Gejala
: Abdomen yang tegang / nyeri (sedang / berat).
Tanda
PERNAPASAN
Gejala
: Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa
sputum purulen (tergantung adanya infeksi / tidak).
Tanda
(infeksi).Frekuensi pernapasan.
KEAMANAN
Gejala
Tanda
SEKSUALITAS
Gejala
PENYULUHAN / PEMBELAJARAN
Gejala
: Faktor resiko keluarga ; DM, penyakit jantung, stroke,
hipertensi. Penyembuhan yang lambat.
Penggunaan obat seperti steroid, diuretik (tiazid); Dilantin dan
fenobarbital (dapat meningkatkan kadar glukosa darah).
Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetik sesuai pesanan.
Pertimbangan
Rencana pemulangan : Mungkin mmerlukan bantuan dalam pengarturan
diet, pengobatan, pwerawatan diri, pemantauan terhadap
glukosa darah.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.
Glukosa darah
Aseton plasma
Kalium
Fospor
Hemoglobin glikosilat
lama
hidup
SDM
dan
karenanya
sangat
bermanfaat
dalam
HCO3
(asidosis
metabolik)
dengan
kompensasi
alkalosis
respiratorik.
Trombosit darah
mungkin
meningkat
atau
normal
J.Rencana tindakan.
1.
INTERVENSI
RASIONAL
adanya
atau
5. Suhu,
warna
kelembabannya.
kulit
atau
9. Pertahankan
untuk
memberikan
cairan paling sedikit 2500 ml/hari
dalam batas yang dapat ditoleransi
jantung .
10. Tingkatkan lingkungan yang dapat
menimbulkan rasa nyaman.Selimuti
pasien dengan selimut tipis.
9. Mempertahankan
sirkulasi.
hidrasi/volume
11. Perubahan
mental
dapat
berhubungan dengan glukosa yang
tinggi atau yang rendah .
13. Observasi
adanya
perasaan
kelelahan yang meningkat,edema,
peningkatan berat badan, nadi tidak
teratur, dan adanya distensi pada
vaskuler.
14.
Berikan
terapi
cairan
sesuai
13. Pemberian
cairan
unruk
perbaikan yang cepat mungkin
sangat berpotensi menimbulkan
kelebihan beban cairan dan GJK.
14. Tipe dan jumlah dari cairan
tergantung pada derajat kekuranan
dengan indikasi;
Natrium
Kalium
Rasional
1. Mengkaji
pemasukan
yang adekuat
makanan
catat 3. Hiperglikemia
dan
gangguan
perut
keseimbangan cairan dan elektrolit
dapat
menurunkan
motilitasd/fungsi lambung (distensi
atau ileus paralitik)
4. Berikan
makanan
cair
yang
4.
Pemberian makan melalui oral
mengandung
zat
makanan
lebih baik jika pasien sadar dan
( nutrien ) dan elektrolit dengan
fungsi gastrointestinal baik.
segera.
5. Jika makanan yang disukai pasien
5. Identifikasi makanan yang disukai /
dapat
dimasukkan
dalam
dikehendaki termasuk kebutuhan
perencanaan makan,
etnik / kultural.
6. Libatkan keluarga pasien pada
6. Menigkatkan rasa keterlibatannya:
perencanaan makan ini sesuai
memberikan
informasi
pada
dengan indikasi.
keluarga
untuk
memahami
kebutuhan nutrisi pasien.
7. Observasi
tanda
tanda
hipoglikemia, seperti perubahan 7. Karena metabolisme karbohidrat
mulai terjadi ( gula darah akan
tingkat kesadaran, kulit lembab /
berkurang dan sementara tetap
dingin, denyut nadi cepat, lapar
diberikan insulin maka hipoglikemia
peka
rangsang,
cemas,
sakit
dapat terjadi..
kepala, pusing, sempoyongan.
8. Lakukan kolaborasi pemeriksaan
gula darah dengan menggunakan 8. Analisa ditempat tidur terhadap
finger stick.
gula
darah
lebih
akurat
(menunjukkan
kaadaan
saat
dilakukan pemeriksaan)
9. Pantau pemeriksaan laboratorium,
seperti glukosa darah, aseton, pH,
dan HCO3.
10.
Berikan
pengobatan
Rasional
4. Pasang
kateter
/lakukan
perawatan perineal dengan
baik. Ajarkan pasien wanita
untuk membersihkan daerah
perinealnya dari depan kearah
belakang setelah eliminasi.
7. Membantu
dalam
menventilasikan semua daerah
paru dan memobilisasi sekret.
Mencegah agar sekret tidak
statis
dengan
terjadiya
peningkatan
8. Mengurani penyebaran infeksi.
11. Untuk
mengidentifikasi
organisme
sehingga
dapat
memilih/memberikan
terapi
antibiotik yang terbaik.
12. Penangananan awal dapat
membantu
mencegah
timbulnya sepsis.
Rasional
1. Sebagai
dasar
membandingkan
abnormal.
untuk
temuan
6. Evaluasi
lapang
pandang
penglihatan sesuai dengan
indikasi.
6. Edema
/ lepasnya retina,
hemoragis , katarak, atau
paralisis otot ekstra okuler
sementara
menganggu
penglihatan yang memerlukan
terapi
korektif
dan
atau
perawatan penyokong.
7. Selidiki
adanya
keluhan
parestesia
,
nyeri,
atau
kehilangan sensori pada paha /
kaki.
8. Bantu pasien dalam ambulasi
atau perubahan posisi.
9. Lakukan
kolaborasi
untuk
pemberian pengobatan sesuai
dengan obat yang ditentukan
untuk mengatasai DKA sesuai
indikasi
10. Pantau nilai laboratoriun,
seperti
glukosa
darah,
osmolalitas darah , Hb/Ht,
ureum kretinin.
Rasional
1. Pendidikan
dapat
memberikan
motivasi
untuk
meningkatkan
tingkat aktivitas meskipun pasien
mungkin sangat lemah.
2. Mencegah
berlebihan.
kelelahan
yang
5. Ketidakberdayaan
berhubungan
dengan
penyakit
jangka
panjang / progresif yang tidak dapat diobati, ketergantungan
pada orang lain.
Tujuan : Mengidentifikasi cara cara sehat untuk menghadapi
perasaan.
Intervensi
Rasional
1.
Anjurkan
pasien/keluarga
untuk 1. Mengidentifikasi area perhatiaannya
mengekspresikan
perasaannya
dan memudahkan cara pemecahan
tentang perawatan dirumah sakit
masalah.
dan
penyakitnya
secara
keseluruhan.
2.
3.
Kaji
bagaimana
pasien
telah
menangani masalahya dimasa lalu,
3. Pengetahuan
gaya
individu
identifikasi lokus kontrol.
membantu
untuk
menentukan
kebutuhan
terhadap
tujuan
Berikan kesempatan pada keluarga
penanganan.
untuk
mengekspresikan
perhatiannya
4. Menigkatkan perasaan terlibat dan
membrikan kesempatan
keluarga
untuk
memecahkan
masalah.
Tentukan tujuan / harapan dari
5. Harapan yang tidak realistis atau
pasien atau keluarga.
adanya tekanan dari orang lain atau
diri sendiri dapat mengakibatkan
perasaan frustasi
4.
5.
6.
7.
dan
Intervensi
Rasional
2. Partisipasi
dalam
perencanaan
menigkatkan antusias dan kerja
sama pasien denganprinsip prinsip
yang dipelajari.
3.
5.
6.
7. Tekankan
pentingnya
mempertahankan peneriksaan gula
darah setiap hari, waktu dan dosis
obat,
diet,
aktifitas,
perasaan,
sensasi dan peristiwa dalam hidup.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan mempelajari penyakit hiperglikemia
DAFTAR PUSTAKA
Luecknote, Annette Geisler, Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek Maryunani,
Jakarta:EGC, 1997.
Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa
YasminAsih, Jakarta : EGC, 1997.
Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut
jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 1996.