Anda di halaman 1dari 4

Nama : Khairuni Hikmah

NIM : 1702011050

Kelas :A

Mata Kuliah : Kesehatan Lingkungan

Dosen : dr. Hj. Suzan Fhitriana Pakpahan, M.Kes

TUGAS STRUKTURAL

Apakah sumber bahaya di tempat kerja saudara sudah dilakukan pengendalian ?

- Jawab : sudah

Apa bentuknya ?

- Jawab : Bentuk pengendalian sumber bahaya di Rumah sakit adalah :


a. Resiko Bahaya Mekanik
Risiko yang paling sering terjadi adalah tertusuk jarum, terpeleset ataupun
menabrak dinding/pintu kaca. Pengendalian yang harus dilakukan antara
lain : penggunaan safety box limbah tajam, kebijakan dilarang menutup
kembali jarum bekas, pemasangan keramik anti licin pada koridor dan lantai
yang miring, pemasangan rambu “awas licin”, pemasangan kaca film dan
stiker pada dinding/pintu kaca agar lebih kelihatan.
b. Resiko Bahaya Radiasi
Risiko ini terdapat di ruang radiologi, radio therapy, kedokteran nuklir dan
beberapa kamar operasi yang memiliki x-ray. Pengendalian yang harus
dilakukan antara lain : pemasangan rambu peringatan bahaya radiasi,
pengecekan tingkat paparan radiasi secara berkala dan pemantauan paparan
radiasi.
c. Resiko Bahaya Kebisingan
Risiko ini terdapat pada ruang boiler, generator listrik dan ruang chiller.
Pengendalian yang telah dilakukan antara lain: substitusi peralatan dengan
alat-alat baru dengan ambang kebisingan yang lebih rendah, penggunaan
pelindung telinga dan pemantauan tingkat kebisingan secara berkala oleh
Instalasi Sanitasi Lingkungan Rumah Sakit (ISLRS).
d. Resiko Bahaya Pencahayaan
Risiko bahaya pencahayaan ini seperti di kamar operasi dan laboratorium.
Pengendalian yang harus dilakukan adalah pemantauan tingkat pencahayaan
secara berkala oleh sanitasi dan hasil pemantauan dilaporkan ke petugas
teknisi untuk tindak lanjut ruangan yang tingkat pencahayaannya tidak
memenuhi persyaratan.
e. Resiko Bahaya Listrik
Risiko bahaya listrik terdiri dari konsleting dan kesetrum. Pengendalian
yang harus dilakukan adalah adanya kebijakan penggunaan peralatan listrik
harus memenuhi SNI, serta dilakukan pengecekan secara rutin baik fungsi
dan kelayakan peralatan listrik di rumah sakit.
f. Resiko Bahaya Biologi
Risiko bahaya biologi yang paling banyak adalah akibat kuman patogen dari
pasien yang ditularkan melalui darah, cairan tubuh, dan udara. Pengendalian
yang harus dilakukan adalah melalui sanitasi dan harus didukung dengan
housekeeping yang baik dari seluruh karyawan dan penghuni rumah sakit.
g. Resiko Bahaya Kimia
Risiko ini terdapat pada bahan-bahan kimia golongan berbahaya dan
beracun. Pengendalian yang harus dilakukan adalah dengan identifikasi
bahan-bahan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), pelabelan standar,
penyimpanan standar, penyiapan MSDS (Material Safety Data Sheet) atau
lembar data keselamatan bahan, penyiapan P3K, serta pelatihan teknis bagi
petugas pengelola B3. Selain itu pembuangan limbah B3 cair harus
dipastikan melalui saluran air kotor yang akan masuk ke Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL).
h. Sistem peringatan/warning system
Adalah pengendian bahaya yang dilakukan dengan memberikan peringatan,
instruksi, tanda, label yang akan membuat orang waspada akan adanya
bahaya dilokasi tersebut. Sangatlah penting bagi semua orang mengetahui
dan memperhatikan tanda-tanda peringatan yang ada dilokasi kerja sehingga
mereka dapat mengantisipasi adanya bahaya yang akan memberikan
dampak kepadanya. Aplikasi di dunia industri untuk pengendalian jenis ini
antara lain berupa alarm system, detektor asap, tanda peringatan
(penggunaan APD spesifik, jalur evakuasi, area listrik tegangan tinggi, dan
lain-lain).
i. Pengendalian Administrasi
Jenis pengendalian ini antara lain seleksi karyawan, adanya standar operasi
baku (SOP), pelatihan, pengawasan, modifikasi prilaku, jadwal kerja, rotasi
kerja, pemeliharaan, manajemen perubahan, jadwal istirahat, investigasi
atau pemeriksaan kesehatan.
j. Alat Pelindung Diri
Tujuan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti : Melindungi tenaga
kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat
dilakukan dengan baik., meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja,
dan menciptakan lingkungan kerja yang aman.

Apa program kesehatan kerja di perusahaan saudara ?

- Jawab : Kewaspadaan, Surveilans, Pencegahan Infeksi, Pelatihan dan


Pendidikan, Pengawasan dan Penggunaan Antibiotik.

Apakah sudah dilakukan evaluasi terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja ?

- Jawab : sudah dilakukan evaluasi yaitu dengan inspeksi dan audit program K3,
perbaikan dan pengendalian K3 yang didasarkan atas hasil temuan dari audit
dan inspeksi, dan rekomendasi dan tindak lanjut hasil evaluasi program K3.
Pengawasan kesehatan dan lingkungan kerja !

- Pengawasan lingkungan kerja dilakukan :


1. Penyehatan lingkungan rumah sakit dilakukan setiap triwulan secara
berjenjang
2. Pemantauan kualitas udara ruang minimal 2 kali dalam setahun
3. Pemantauan bahan makanan dilakukan minimal 1 kali setiap bulan diambil
sampel untuk konfirmasi laboraturium
4. Tenaga kerja dipewriksa kesehatannya 1 kali setahun
5. Pemeriksaan air minum dan air bersih dilakukan 2 kali setahun
6. Perbaikan tangga ( dilengkapi karet anti terpelesetr), ram, pintu dan tangga
darurat
7. Penyempurnaan pengolahan limbah
8. Pemasangan detektor asap
9. Pemasangan alat komunikasi
10. Perbaikan dan penyempurnaan vertilasi dan pencahayaan
- Untuk Karyawan
1. Inventarisasi seluruh karyawan beserta tempat kerja
2. Laporan karyawan yang sakit kronis
3. Jumlah kunjungan karyawan yang berobat di Poli
4. Usulan medikal check-up untuk karyawan yang sering sakit (absensi)
5. Usulan skrening test untuk pegawai yang bekerja di tempat resiko tinggi
( IGD, dapur, laundr, lab )
6. Usulan vaksinasi pegawai terutama yang bekerja di tempat resiko tinggi
7. Usulan pelatihan K3 diluar dan didalam Rumah Sakit
8. Usulan pembelian APD ( topi, masker, pakaian kerja, sepatu, sarung tangan)
9. Perbaikan kesejahteraan karyawan (makanan tambahan, vasilitas kesehatan)

Anda mungkin juga menyukai