Oleh:
i
2.4.4 Skema Pembiayaan Akad Ijarah Pada Gadai (Rahn)
Emas Di Bank Aceh Syariah Cabang Kuala Simpang ...... 34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ......................................................... 36
3.2. Subjek dan Objek Penelitian............................................................... 37
3.3. Sumber Data ....................................................................................... 37
3.4. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 38
3.5. Prosedur Analisis Data ....................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 41
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Ijārah merupakan salah satu akad muamalah yang dijadikan sebagai basis
akad pada produk bank syari’ah. Ijārah dalam perspektif perbankan syari’ah
adalah transaksi sewa menyewa atas suatu barang dan atau upah mengupah atas
suatu jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau imbalan jasa.
Dengan kata lain, ijārah berarti akad penyaluran dana untuk pemindahan hak
guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa
Dalam tataran implementasinya, ijārah ini dapat dipilih dalam dua bagian besar,
yaitu ijārah bi al-quwwah dan ijārah bi al-manfa’ah. Ijārah itu dikatakan sebagai
ijārah bi al-quwwah apabila yang disewakan berupa jasa atau tenaga manusia.
manfaat, sementara dalam jual beli, hibah, dan sadaqah adalah pengalihan
1
Yadi Janwari, Lembaga Keuangan Syari’ah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015). 94.
2
Ibid., 88.
1
2
untuk barang tahan lama (durable goods). Oleh sebab itu ijārah adalah varietas
lain dari jual-beli, dalam ijārah berlaku pula apa-apa yang berlaku pada jual
beli, kecuali manusia dan waqaf. Selanjutnya, karena ijārah adalah varietas
jual beli, apa-apa yang dapat ditetapkan harganya (paid as price) dalam jual
yang terlibat, yaitu mu’jir dan musta’jir. Dalam hal ini yang bertindak sebagai
fasilitas tertentu yang kemudian fasilitas itu disewa oleh nasabah.4 Kemudian
mu’jir menarik biaya sewa atas pemanfataan fasilitas tertentu yang telah
Dari gambaran mekanisme akad ijārah di bank syari’ah di atas jelas bahwa
bank pada dasarnya menyediakan fasilitas tertentu yang kemudian fasilitas itu
disewa oleh nasabah yang kemudian mu’jir menarik biaya sewa atas pemanfataan
kehendak dua pihak atau lebih untuk melahirkan suatu akibat hukum pada
dalam bermuamalat pada asalnya adalah boleh, sebagaimana dalam ayat al-
3
Sugeng Widodo, Modal Pembiayaan Lembaga Keuangan Islam Perspektif Aplikatif,
(Yogyakarta: Kaukaba, 2014), 517.
4
Ibid, 94.
3
ُرISُ Pٱ< ﱡ
Terjemahannya :
“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka
berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari
rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah)
dibangkitkan”.5
bukan menjalankan aktivitas baik sosial, budaya maupun ekonomi dengan cara-
cara yang tidak berguna, melainkan kerja sama atau tolong menolong,
Kemitraan dibidang ekonomi atau menjual jasa terkadang dilakukan dengan hanya
pesat, kini bank syariah bertambah dengan banyaknya bank swasta, daerah dan
Seperti halnya produk yang dimiliki oleh Bank Aceh Syariah yaitu
Gadai Emas. Produk gadai emas Bank Aceh Syariah adalah produk berupa
akad ijarah (jasa). Jadi, gadai emas di Bank Aceh syariah merupakan
5
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, 449.
4
penyerahan hak penguasaan secara fisik atas barang berharga berupa emas
(lantakan dan atau perhiasan beserta aksesorisnya) dari nasabah kepada bank
Akad ijarah merupakan salah satu akad yang digunakan dalam kegiatan
Fatwa Dewan Syariah Nasional, ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas
suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau upah,
tanpa diikuti pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.7 Akad ijarah diterapkan
di Lembaga Keuangan Syariah seperti Bank Syariah, BMT, dan lain sebagainya.
Begitupun dengan Bank Aceh Syariah Cabang Kuala Simpang, yang juga
produk gadai emas akad yang digunakan adalah akad qardh dalam rangka rahn
dan diiringi dengan akad ijarah. Gadai syariah berkembang pasca keluarnya Fatwa
DSN MUI No 25/DSN-MUI/III/2002 tentang rahn, Fatwa DSN MUI No. 26/DSN
MUI/III/2002 tentang rahn emas, dan Fatwa DSN MUI No. 68/DSN-
MUI/III/2008 tentang rahn. Sejak itu marak berbagai jasa gadai syariah, baik di
menggunakan akad qard dan akad ijarah. Pertama Gadai emas adalah produk
sebuah akad gadai (rahn). Bank syariah selanjutnya mengambil upah (ujrah,
6
https://www.bankaceh.co.id/?page_id=555. Diakses tanggal 18 Maret 2021.
7
Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 09/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Ijarah.
5
berdasarkan akad ijarah (jasa). Jadi, gadai emas merupakan akad rangkap
(uqud murakkabah, multi-akad), yaitu gabungan akad rahn dan ijarah. Kedua
Walaupun disebut ujrah atas jasa penitipan, namun hakikatnya hanya rekayasa
hukum (hilah) untuk menutupi riba, yaitu pengambilan manfaat dari pemberian
utang, baik berupa tambahan (ziyadah), hadiah, atau manfaat lainnya. Oleh
karena itu yang perlu digarisbawahi adalah apakah penerapan akad ijarah pada
produk gadai emas di Bank Aceh Syariah telah sesuai dengan hukum syariah
atau belum.
Pada Pembiayaan Gadai Emas” (Studi Kasus Di Bank Aceh Syariah Cabang
Kuala Simpang)”.
1. Bagaimana penerapan akad ijarah pada produk Gadai Emas di Bank Aceh
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Bagaimana penerapan akad ijarah pada produk gadai emas
2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan akad ijarah pada produk gadai emas
1. Secara Teoritis
menambah wawasan tentang penerapan akad ijarah pada produk gadai emas
syariah.
2. Secara Praktis
mendalam tentang penerapan akad ijarah pada produk gadai emas syariah
Selain itu, dapat digunakan masyarakat sebagai media informasi dan acuan
Agar judul penelitian ini dapat dipahami dan tidak meragukan pembaca,
maka peneliti perlu menjelaskan maksud dari judul penelitian ini agar sesuai
pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijaminkan
lembaga gadai.8
2. Sewa (ijārah), secara bahasa berasal dari kata al-ajru artinya ganti, upah atau
menjual manfaat,7 yaitu imbalan terhadap suatu pekerjaan (al-jazāu ‘alā al-
‘amal) dan pahala (ṡawāb). Dalam bentuk lain, kata ijārah juga biasa
dikatakan sebagai nama bagi al-ujrah yang berarti upah atau sewa. Selain itu
arti kebahasaan lain dari al-ajru tersebut adalah ganti (al-‘iwāḍ), baik ganti
8
Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainny, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2015), 231.
9
Fathurrahman Djamil, Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi di Lembaga
Keuangan Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), 150.
8
dilakukan oleh Faozan menjelaskan tentang apa dan bagaimana proses atau
dari penelitian ini adalah Hasil penelitian menunjukkan bahwa BNI Syariah
Takjiri sudah sesuai dengan kajian fikih karena tingkat imbalannya yang telah
oleh Nadia Latifah (2013) Penelitian yang dilakukan oleh Nadia Latifah
10
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah, (Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group, 2013), 333.
9
Muamalat Mandiri Comal dari tahun 2003 sampai tahun 2005 mengalami
kota Semarang.
mekanisme pembiayaan tersebut dan hasil dari penelitian ini adalah Hasil
Muamalat Mandiri Comal dari tahun 2003 sampai tahun 2005 mengalami
Namun di tahun 2007, pemimpin dan staff BMT Syariah Muamalat Mandiri
ijarah pada produk pembiayaan gadai emas di Bank Mandiri Syariah Cabang
Untuk kejelasan dan ketetapan arah pembatasan dalam tesis ini penulis
rumusan masalah, tujuan dan sasaran studi, ruang lingkup studi, sistematika
beberapa teori dan referensi yang menjadi landasan dalam mendukung studi
penelitian ini.
jenis penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, sumber data, teknik
penelitian ini.
tersebut.
BAB II
LANDASAN TEORI
pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang akan
lembaga keuangan lainnya. Akan tetapi karena prosedurnya yang rumit dan
memakan waktu yang relatif lebih lama. Kemudian persyaratan yang lebih sulit
untuk dipenuhi seperti dokumen yang harus lengkap. Begitu pula dengan
barang dapat dijadikan jaminan di bank, maka jasa gadai menjadi alternatif
barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan
barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara
nasabah dengan lembaga gadai.12 Sedangkan dari segi ekonomi islam, konsep
rahn adalah menahan sesuatu disebabkan adanya hak yang memungkinkan hak
itu bisa dipenuhi. Adapun sesuatu yang dijadikan sebagai jaminan haruslah
memiliki nilai.
11
Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2015),262.
12
Ibid, ...., 263.
11
12
Sementara itu tidak semua kebutuhan manusia dapat dipenuhi secara individu
tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu manusia, manusia membutuhkan
kerja sama ekonomi. Untuk menjamin ketertiban kerja sama bisnis dimaksud,
diperlukan sumber ajaran islam yang pasti serta prinsip-prinsip yang kokoh.
(piutang) yang mungkin dijadikan sebagai pembayar hak (piutang) itu, baik
yang dapat dijadikan pembayar utang apabila orang yang berutang tidak
13
Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syariah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012),
279.
13
akad utang piutang dengan menjadikan barang yang mempunyai nilai harta,
sehingga orang yang bersangkutan boleh mengambil hutang. Dan hal ini
۟ !ُ ْ !َ 5َ ُۥ ۗ َو/ َ َر7 َ ! ِق ٱ%ْ ُۥ َو/!َ +َ َ ٰ َذِى ْٱؤ ُ! َِن أ%ٱ
ُ 7ُۥ ۗ َوٱ/ُ ْ =َ ٓۥ َءا ِ; ٌم/ُ +ِ َ 0َ ْ !ُ ْ َ دَ َة ۚ َو َ ن0َ ٰ 3%ُوا ٱ
َ ُ َ ْ !َ َ ِ
ون َ* ِ ٌم
Terjemahannya :
“Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara
tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka
hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang
berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian
yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan
amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah
Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan
persaksian. Dan barang siapa yang menyembunyikannya, maka
sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.14
Dari QS. Al-Baqarah ayat 283 di atas bisa diambil pemahaman bahwa
dalam suatu transaksi adanya ijab qobul sangat dibutuhkan guna untuk
kewajiban masing-masing.15
2. Al-Hadist
Terjemahannya :
besi beliau”.16
Di samping itu, para ulama sepakat membolehkan akad Rahn, dan juga
diperbolehkan.17
15
Muhammad Jawis Samak, “Amanah Dalam Al-Qur’an (Kajian Tematik Tafsir Al-
Qur’an Al-Azim Karya Ibnu Katsir), Skripsi Jurusan Ilmu Al-qur’an Dan Tafsir Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2017, 2.
16
Rozalinda, Fikih Ekonomi Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers,2016), 253.
17
Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoritis dan
Praktis, (Jakarta : Prenadamedia Group,2010), 278.
15
3. Fatwa-fatwa DSN-MUI
seluruh Indonesia. Majelis Ulama Indonesia berdiri pada tanggal 7 Rajab 1395
dijadikan dasar hukum di Indonesia tentang gadai syariah, yaitu fatwa DSN-
Rahin, namun tidak dilakukan juga oleh Murtahin, sedangkan biaya dan
18
https://mui.or.id/sejarah-mui. (diakses tanggal 14 Maret 2021)
19
Sutan Ramy Sjahdeini, Perbankan Syariah,(Jakarta: Prenadamedia Group,2014), 365.
16
5) Penjualan Marhun
b. Apabila Rahin tetap tidak dapat melunasi utangnya, maka Marhun dijual
penjualan.
6) Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
objek rahn untuk jaminan utang untuk mendapatkan pinjaman uang. Kemudian
20
Abdul Ghofur Ansori, Gadai Syariah di Indonesia, 138.
21
Rozalinda, Fikih Ekonomi Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers,2016), 266.
17
penggadai (rahin).
kedudukan fatwa dalam kehidupan umat islam bukan hanya sebagai landasan
1) Ar-rahin (orang yang menggadaikan), Orang yang telah dewasa, berakal, bisa
22
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 26/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn Emas.
23
Sutan Ramy Sjahdeini, Perbankan Syariah, 366.
24
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi,
(Yogyakarta : Ekosiana, 2013), 175.
18
2) Al-murtahin (orang yang menerima gadai), Orang, bank, atau lembaga yang
(gadai).
d. Agunan itu harus milik sendiri dan tidak terkait dengan pihak lain.
tempat.
4) Al-marhun bih (utang), Sejumlah dana yang diberikan murtahin kepada rahin
5) Sighat, Ijab dan Qabul, Kesepakatan antara rahin dan murtahin dalam
merupakan akad penguat dari akad utang piutang. Bila marhun diserahkan
25
Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta : Kencana Preniada Media Group, 2011), 211.
26
Rozalinda, Fikih Ekonomi Syariah, 268
19
2) Rahin melunasi utangnya. Apabila rahin melunasi utang kepada marhun bih
hiwalah.
5) Rahin atau Murtahin meninggal dunia atau rahin bangkrut (pailit) sebelum
7) Marhun rusak atau binasa. Marhun hakikatnya adalah amanah yang diberikan
Sewa (ijārah) secara bahasa berasal dari kata al-ajru artinya ganti, upah
atau menjual manfaat, yaitu imbalan terhadap suatu pekerjaan (al-jazāu ‘alā
20
al-‘amal) dan pahala (ṡawāb).27 Dalam bentuk lain, kata ijārah juga biasa
dikatakan sebagai nama bagi al-ujrah yang berarti upah atau sewa. Selain itu
arti kebahasaan lain dari al-ajru tersebut adalah ganti (al-‘iwāḍ), baik ganti itu
diterima dari orang lain dengan jalan membayar sesuai dengan perjanjian yang
para ulama fiqh. Menurut ulama Syafi‟iyah, ijarah adalah akad atas suatu
dari suatu zat yang disewa dengan imbalan.30 Sedangkan ulama Malikiyah dan
dalam waktu tertentu dengan pengganti. Selain itu ada yang menerjemahkan
Menurut Syafi’i Antonio, ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas
barang atau jasa, melalui sewa tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan
27
Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer, (Bogor: Ghalia Indonesia,
2012), 184.
28
Syaifullah Aziz, Fiqih Islam Lengkap, Asy-syifa, Surabaya, 2010, .377.
29
Rahmat Syafei, Fiqih Muamalah, Pustaka Setia, Bandung, 2001, 121.
30
Rahmat Syafei.., 122
31
Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktik, Gema Insani Press,
Jakarta, 177.
21
sebagai bentuk akad, yaitu akad (pemilikan) terhadap berbagai manfaat dengan
ijārah didefinisikan sebagai hak untuk memperoleh hak. Manfaat tersebut bisa
berupa jasa atau tenaga orang lain, dan bisa pula manfaat yang berasal dari
suatu barang/benda. Semua manfaat jasa dan barang tersebut dibayar dengan
Dewan Syari’ah (DSN), akad ijārah yaitu akad pemindahan hak guna
(manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa
manfaat suatu barang dan/atau jasa antara pemilik objek sewa dengan
penyewa untuk mendapatkan imbalan berupa sewa atau upah bagi pemilik
objek sewa.35
Ulama fikih bersepakat atas legalnya akad ijārah kecuali Abu Bakar al-
Asham, Ismail bin Ulayyah, Hasan Basri, al-Qasyani, an-Nahrawani, dan Ibnu
Kaisan. Mereka melarang akad ini karena ijārah adalah menjual manfaat, padahal
32
Fathurrahman Djamil, Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi di Lembaga
Keuangan Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), 150.
33
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, pasal 20 ayat (9).
34
MUI, Fatwa DSN-MUI No.09/DSN-MUI/IV/2000.
35
Bank Indonesia, Kodifikasi Produk Perbankan Syariah, 56.
22
manfaat-manfaat tersebut tidak pernah ada saat melakukan akad, hanya dengan
berjalannya waktu akan terpenuhi sedikit demi sedikit. Sesuatu yang tidak ada,
tidak dapat dilakukan jual beli atasnya. Sebagaimana pula tidak diperbolehkan
menggantungkan jual beli pada masa akan datang.36 Sewa (ijārah) dalam hukum
0َ ِ َدا$َ َ> َ َ ْو ۟ا أَن ُ َ 'ُو ُھ َ َ َو0َ َ ْ! ٰ ٓ) إِ َذ ٓا أَ َ! َ ٓ أَھْ َل َ=رْ َ ٍ ٱ(ْ َ! ْط َ َ ٓ أَھAَ َ َ َط+Bَ
Terjemahannya :
“Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada
penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri
itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian
keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir
roboh, maka Khidhr menegakkan dinding itu. Musa berkata: "Jikalau
kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu”.
Terjemahannya :
“Bayarkanlah upah buruh (kamu) sebelum kering keringatnya”
3) Hadis riwayat ‘Abd al-Razzāq dari Abu Hurairah R.A. dan Abū Sa’id al-
Terjemahannya :
“barang siapa yang mempekerjakan buruh maka hendaklah
membayarkan upahnya”
36
MUI, Fatwa DSN-MUI No.09/DSN-MUI/IV/2000.
23
ijārah sebagaimana kebutuhan mereka terhadap barang yang riil. Dan selama
akad jual beli barang diperbolehkan maka akad ijārah manfaat harus
diperbolehkan.37
Produk hukum yang kedua tentang ijārah ini dalam Peraturan Bank
Indonesia (PBI), yakni PBI Nomor 7/24/PBI/2004 tentang bank umum yang
tentang akad penghimpunan dan penyaluran dana bagi bank yang melaksanakan
Produk hukum lain yang berbicara tentang ijārah adalah Fatwa Dewan
Syari’ah Nasional (DSN) MUI. Paling tidak, telah ada 8 (delapan) fatwa DSN
37
Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islāmī wa Adillatuhu, terj. Abdul Hayyie al-Kattani,
(Jakarta:Gema Insani, 2011), 385.
24
MUI yang berkaitan dengan ijārah. Fatwa pertama yang dikeluarkan MUI adalah
Fatwa Nomor 9 tentang pembiayaan ijārah. Fatwa berikutnya, yaitu Fatwa DSN
MUI Nomor 24 tentang Safe Deposit Box. Fatwa DSN MUI Nomor 27 tentang al-
Syari’ah ijārah yang ditetapkan pula dalam fatwa DSN MUI nomor 44 tentang
ujrah pada LKS. Fatwa DSN MUI Nomor 71 tentang Sale and Lease Back. Fatwa
DSN MUI terakhir yang berkaitan dengan ijārah adalah Fatwa DSN MUI Nomor
Rukun ijārah menurut Hanafiyah adalah ījāb dan qabūl, yaitu dengan
lafal ijārah, isti’jār, iktirā’ dan ikrā’. Sedangkan rukun ijārah menurut
mayoritas ulama ada empat, yaitu dua pelaku akad (pemilik sewa dan
penyewa), ṣighat (ījāb dan qabūl), upah, dan manfaat barang.39 Sedangkan
meminjamkan;
38
Yadi Janwari, Lembaga Keuangan…, 91
39
Wahbah Az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islāmī…, 387.
25
4) Objek ijārah dalam bentuk jasa atau tenaga orang lain (ijārah ‘ala al-
disewakan.
1) Jasa atau manfaat yang akan diberikan oleh aset yang disewakan tersebut
harus tertentu dan diketahui dengan jelas oleh kedua belah pihak;
kepada penyewa;
memberikan manfaat kepada penyewa. Jika aset terebut rusak dalam periode
4) Aset tidak boleh dijual kepada penyewa dengan harga yang ditetapkan
sebelumnya pada saat kontrak berakhir. Apabila aset akan dijual, harganya
40
Fathurrahman Djamil, Penerapan Hukum…, 154.
26
Kedua, sewa aset tidak dapat dipakai sebagai patokan tingkat keuntungan
dengan alasan pemilik aset tidak mengetahui dengan pasti umur aset yang
Selain itu, harga aset tidak diketahui apabila akan dijual pada saat aset tersebut
masih produktif. Pemilik aset itu tidak tahu pasti sampai kapan aset tersebut dapat
terus disewakan selama masa produktifnya. Pada saat sewa pertama berakhir,
manfaat yang dibolehkan syara’ untuk dipergunakan, maka para ulama fiqh
jenis pekerjaan itu jelas, seperti buruh bangunan, tukang jahit, buruh pabrik,
tukang salon, dan tukang sepatu. Alijarah seperti ini biasanya bersifat
pribadi, seperti menggaji seorang pembantu rumah tangga, dan yang bersifat
serikat, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang menjual jasanya untuk
kepentingan orang banyak, seperti tukang sepatu, buruh pabrik, dan tukang
jahit. Kedua bentuk ijarah terhadap pekerjaan ini menurut ulama fiqh
hukumnya boleh.43
Secara bahasa qard berarti al-qat’ yang artinya potongan karena harta
dengan kata lain, suatu transaksi yang dimaksudkan untuk memberikan harta
kemudian hari.45
43
Nasrun Haroen, Fiqih Muamalah, Gaya Media Pratama, Jakarta, 2000, 228
44
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, (Jakarta: Gema Insani, 2011), 373.
45
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah, (Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group, 2013), 333.
28
pemberian harta dari seseorang (kreditur) kepada orang lain (debitur) dengan
ganti harta yang sepadan yang menjadi tanggungannya (debitur), yang sama
dengan harta yang di ambil, dimaksudkan sebagai bantuan kepada orang yang
diberi saja.46
dana atau tagihan antara lembaga keuangan Syari’ah dengan pihak peminjam
Rukun dan syarat qard dalam fiqh mu’amalah ada tiga yaitu :
1. Shighat
perbedaan diantara fuqaha bahwa ijab qabul itu sah dengan lafaz utang dan
46
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah...., 334.
47
Pasal 20 ayat 36, Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, (Bandung: Fokusmedia,
2010),18.
48
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah...., 334.
29
2. Aqidain
pengutang adalah merdeka, balig, berakal sehat, dan pandai (rasyid, dapat
a) Harta berupa harta yang ada padannya, maksudnya harta yang satu sama
lain dalam jenis yang sama tidak banyak berbeda yang mengakibatkan
diketahui sifatnya.49
a) Akad qard dilakukan dengan shighat ijab qabul atau bentuk lainnya
49
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah...., 335.
30
karena itu, tidak boleh dilakukan oleh anak kecil, orang gila, orang
orang yang dipaksa, dan seorang wali yang tidak sangat terpaksa atau
ada kebutuhan. Hal itu karena mereka semua bukanlah orang yang
Sedangkan dalam pandangan jumhur ulama boleh dengan harta apa saja
mitsli yaitu harta yang satuan barangnya tidak berbeda yang mengakibatkan
50
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, 378.
31
satuan dengan ukuran yang tidak jauh berbeda antara yang satu dengan yang
lain (seperti kelapa, telur, dan kertas satu ukuran) dan yang di ukur seperti
kain.51
berpendapat, boleh juga qard pada roti, baik di jual secara timbangan atau
satuan, karena roti merupakan kebutuhan.52 Berdalil pada hadis, Aisyah yang
demikian itu termasuk dalam (etika) berteman sesama manusia yang bukan
diperbolehkan melakukan qard atas semua benda yang bisa dijadikan objek
akad salam, baik itu barang yang ditakar dan ditimbang seperti emas, perak
dan makanan, maupun dari harta qimiyyat (harta yang dihitung berdasarkan
yang dijual satuan. Dari sini dapat dipahami, menurut jumhur ulama, akad
qard sah dilangsungkan pada setiap benda yang boleh diperjualbelikan kecuali
kehormatan.53
51
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, 376
52
Ibid.
53
Rachmad Syafe’i, Fiqih Muamalah, 155.
32
2.4. Akad Ijarah Dan Skema Pembiayaan Gadai Emas Di Bank Aceh Syariah
dan atau jasa antara pemilik obyek sewa termasuk kepemilikan hak pakai atas
objek sewa dengan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas obyek sewa
adalah akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna atau
manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan traksaksi sewa, tanpa diikiuti
(marhun), maka masuk dalam jenis akad ijarah. Ketentuan fee pada akad
ijarah ini rahin memberika fee kepada murtahin sebagai pengganti biaya
fee dari rahin kepada murtahin biasanya disepakati oleh pihak rahin dengan
kesepadanan yang diberikan untuk ditagih kembali atau dengan kata lain, suatu
kesepadanan kepada orang lain untuk dikembalikan yang sepadan dengan itu.
Secara terminologis qardh adalah memberikan harta kepada orang yang akan
54
Wawancara Dengan Bapak Abdi Kesuma, Petugas Gadai Emas Syari’ah Bank Aceh
Syariah Cabang Kuala Simpang, Tanggal 18 Maret 2021.
33
a) Peminjam (muqtaridh)
c) Dana (qardh)
d) Ijab Qabul
Dalam istilah bahasa arab, gadai diistilahkan dengan rahn dan dapat
juga dinamai al-habsu, secara etimologi, arti rahn adalah tetap dan lama,
syarat yaitu:
2) Akad gadai
Gambar 2.1
Skema Pembiayaan Akad Ijarah Pada Gadai (Rahn) Emas
Di Bank Aceh Syariah Cabang Kuala Simpang
35
Dari gambar tersebut, maka dapat dipahami bahwa nasabah dan bank
syariah memiliki posisi bervariasi sesuai dengan akad yang digunakan. Pada
sekaligus sebagai rahin. Sedangkan bank pada saat bersamaan dapat berposisi
sebagai muqaridh, mu’ajir, dan murtahin58. Hal lain yang bisa dipahami
yang signifikan. Bila dalam gadai konvensional, nasabah dipungut biaya dalam
bentuk bunga yang dapat berakumulasi dan berlipat ganda, sedangkan dalam
Aceh Syariah terdapat dua akad dalam satu transaksi yaitu akad rahn dan
ijarah.55
55
Wawancara Dengan Bapak Abdi Kesuma, Petugas Gadai Emas Syari’ah Bank Aceh
Syariah Cabang Kuala Simpang, Tanggal 18 Maret 2021.
BAB III
METODE PENELITIAN
secara wajar dan natural sesuai dengan kondisi objektif di lapangan tanpa
adanya manipulasi, serta jenis data yang dikumpulkan berupa data kualitatif.56
konteks apa adanya) melalui pengumpulan data dari latar alami sebagai sumber
kualitatif, karena sumber data utama penelitian ini adalah berupa ucapan atau
56
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2012), 140.
57
Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis, (Yogyakarta: Teras, 2011), 64
58
Prof. Dr. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung:
Alfabeta, 2013), 9.
36
37
sistem operasional praktik gadai emas yang dilakukan di Bank Aceh Syariah
dari hasil penelitian. Subjek penelitian adalah: sesuatu yang diteliti baik orang,
objek penelitian.60 Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah Bank Aceh
Syariah Cabang Kuala Simpang. Objek penelitian adalah sifat keadaan dari
suatu benda, orang, atau yang menjadi pusat perhatian dan sasaran penelitian.
Dengan demikian, objek penelitian ini adalah akad Ijarah pada produk
1) Data primer
Data primer merupakan data yang diambil dari sumber data utama atau
terpilih.
59
Prof. Dr. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif...., 10.
60
Prof. Dr. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, .., 32.
61
Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial&Ekonomi Format-format Kuantitatif untuk
Studi Sosial, Kebijakan Publik, Komunikasi, Manajemen dan Pemasaran, (Jakarta: Kencana,
2013), hal. 19.
38
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil dari sumber data kedua.62 Dalam
penelitian ini diperoleh dari jurnal maupun buku yang berhubungan dengan
penelitian.
1. Observasi
langsung kepada objek yang akan diteliti. Hal ini bertujuan untuk
penelitian.64
2. Wawancara (Interview)
tertentu dan merupakan proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih
62
Burhan Bungin, Metode Penelitian....., 20.
63
Sugiyono, Metode Penelitian…, 224
64
Sugiyono, Metode Penelitian…, 225
65
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara,
2013), 160.
39
kebutuhan.
3. Dokumentasi
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
dalam penelitian ini meliputi semua hal yang terkait dengan kebutuhan
penelitian.
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri
sendiri maupun orang lain.66 Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
berikut :
66
Sugiyono, Metode Penelitian…, 244
40
a) Display data, peneliti menyajikan semua data yang diperolehnya dalam bentuk
b) Reduksi data, peneliti memotong data-data yang tidak perlu untuk dibuang,
laporan yang diambil hanya yang pokok saja difokuskan pada hal-hal penting.
c) Verivikasi data, peneliti berusaha untuk mencari data yang dikumpulkanya dan
Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktik, Gema Insani
Press, Jakarta. 2012.
Ascarya, dan Diana Yumanita. Bank Syariah: Gambaran Umum. Jakarta: PPSK
Bank Indonesia, 2011.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013.
Hasan, Ali, M. Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2003.
Huda, Nurul dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoritis
dan Praktis, Jakarta : Prenadamedia Group, 2010.
41
42
Samak, Muhammad Jawis. Amanah Dalam Al-Qur’an (Kajian Tematik Tafsir Al-
Qur’an Al-Azim Karya Ibnu Katsir), Skripsi Jurusan Ilmu Al-qur’an Dan
Tafsir Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2017.
Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi,
Yogyakarta: Ekosiana, 2013.