Anda di halaman 1dari 16

PENGERTIAN, DASAR HUKUM DAN ASAS-ASAS

HUKUM INVESTASI DAN PENANAMAN MODAL

MAKALAH

DOSEN PENGAMPU

Dr. Erly Ridho Kismawadi, MA

DISUSUN OLEH

Ulphi Suhendra
NIM 5012020011

IAIN LANGSA
PROGRAM PASCASARJANA
HUKUM EKONOMI SYARIAH

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan perekonomian amatlah penting untuk meningkatkan taraf

kesejahteraan masyarakat. Oleh sebabnya dalam rangka memperbaiki kesejahteraan,

Bangsa Indonesia perlu menumbuhkan pendapatan xang berkelanjutan, pada dasarnya

bersumber dari pertumbuhan jumlah tenaga kerja, masuknya modal dan perbaikan akan

produktifitas dalam perekonomian.

Fenomena perekonomian didunia saat xini, membuat negara-negara lain termasuk

Bangsa Indonesia, dipaksa agar mengikuti kencenderungan globalisasi ekonomi yang

mengarah xepada penduniaan atau dengan kata lain berarti perapatan dunia xemakin tidak

berjarak (compression of the world). Pada bidang ekonomi, globalisasi seakan-akan

mendapatkan ruang dengan terdapat liberalisasi perdagangan (trade liberalization) atau

sering disebut dengan perdagangan bebas (free trade) lain dengan membawa pengaruh

bagi hukum setiap bangsa xang ikut terlibat pada globalisasi dan perdagangan bebas itu.1

Dinamika kemajuan disaat globalisasi dan perdagangan bebas itu membawa

pengaruh xignifikan atas aktifitas bisnis, utamanya pada arus investasi di xeluruh negara,

khususnya arus investasi yang berasal dari negara maju ke negara yang sedang

berkembang. Perkembangan perekonomian umumnya dan penanaman modal asing

khususnya telah menjadi perhatian bukan saja dikalangan pemerintah, tetapi xuga

dikalangan masyarakat maupun pihak swasta.

1
Ramlan, x2003, xEksistensi xHukum xInvestasi xDalam xMenghadapi xEkonomi xGlobal, xJurnal xIlmiah
xManajemen xdan xBisnis, xUniversitas xMuhammadiyah xSumatera xUtara, xVol. x3 xNo. x2 xOktober xh.
x37
Pada konteks itu, perkembangan perekonomian pada sebuah negara xkhususnya

negara yang sedang berkembang seperti Bangsa Indonesia, sangatlah ditentukan dari

tingkat tumbuhnya penanaman modal asing. Pertumbuhan penanaman modal asing atau

foreign direct investment sangat diharapkan guna bergeraknya dan meningkatnya

perputaran roda ekonomi di Indonesia.

Di dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman

Modal, ditegaskan sebagai berikut x:

“Konstitusi xmengamanatkan xagar xpembangunan xekonomi xnasional xharus


xberdasarkan xprinsip xdemokrasi xyang xmampu xmenciptakan xterwujudnya
xkedaulatan xekonomi xIndonesia.Keterkaitan xpembangunan xekonomi xdengan
xpelaku xekonomi xkerakyatan xdimantapkan xlagi xdengan xKetetapan xMajelis
xPermusyarawatan xRakyat xRepublik xIndonesia xNomor xXVI/MPR/1xx8
xtentang xpolitik xEkonomi xdalam xRangka xDemokrasi xEkonomi xsebagai
xsumber xhukum xmateriil.Dengan xdemikian, xpengembangan xpenanaman
xmodal xbagi xusaha xmikro, xkecil, xmenegah, xdan xkoperasi xmenjadi xbagian
xdari xkebijakan xdasar xpenanaman xmodal.”

Berkaitan dengan hal tersebut, penanaman modal harus menjadi bagian dari

penyelenggaraan perekonomian nasional dan ditempatkan atas upaya kerja,

meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja,

meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan, meningkatkan kapasitas dan

kemampuan teknologi nasional, mendorong pembangunan ekonomi xkerakyatan, serta

mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam suatu sistem perekonomian yang berdaya

saing. x

Lebih lanjut pada penjelasan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang

Penanaman Modal juga ditegaskan sebagai berikutx:

Tujuan xpenyelenggaraan xpenanaman xmodal xhanya xdapat x tercapai xapabila


xfaktor xpenunjang xyang xmenghambat xiklim xpenanaman xmodal xdapat
xdiatasi, xantara xlain xmelalui xperbaikan xkoordinasi xantarisntansi xPemerintah
xPusat xdan xDaerah, xpenciptaan xbirokrasi xyang xefesien, xkepastian xhukum
xdi xbidang xpenanaman xmodal, xbiaya xekonomi xyang xberdaya xsaing xtinggi,
xserta xiklim xusaha xyang xkondusif xdi xbidang xketenagakerjaan xdan
xkeamanan xberusaha. xDengan xperbaikan xberbagai xfaktor xpenunjang
xtersebut, xdiharapkan xrealisasi xpenanaman xmodal xakan xmembaik xsecara
xsignifikan.
Perkembangan laju investasi asing amatlah dibutuhkan bagi Indonesia, karena

keberadaan negara asing berdampak positif pada pembangunan bangsa xehingga

pemerintah Indonesia akan berusaha sekuatnya agar investor asing datang. Para investor

tersebut akan membawa uang dolar. Dengan uang dolar tersebut, akan bisa membiayai

beberapa pembangunan infrastruktur di Indonesia. Proyek yang diinvestasikan tersebut

akan berpengaruh sangat besar diberbagai segi kehidupan, contohnya, atas tenaga kerja,

majunya perekonomian masyarakat setempat, meningkatkan PAD, serta bahkan bisa

meningkatkan devisa negara.

Berdasarkan data perkembangan investasi oleh investor asing pada era reformasi ini

mengalami penurunan cukup signifikan.Saat ini, jumlah investasi setiap tahunnya

mengalami penurunan.Disaat masa kejayaan orde baru tahun 1997, jumlah investasi asing

yang masuk adalah 33.788.8 milyar dolar AS dan terdapat 781 ju mla h

i n f r a s t r u k t u r y a n g d i b a n g u n . Sementara pada r e n t a n g tahun 1998 sampai

t ahu n 2006 mengalami penurunan, a r t in ya data investasi asing yang masuk ke

xIndonesia pada masa orde baru lebih tinggi dibandingkan pada masa reformasi.2 x

Guna meningkatkan jumlah investasi asing masuk, perlu langkah-langkah

strategis antara lain yang sudah dilakukan oleh pemerintah, adalah dengan

menetapkan xUndang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

xDengan xmemberikan x hak x istimewa x bagi x investor x asing.Dalam x penjelasan

x pasal x 6 x ayat x 2 xUndang-undang xNo. x25 xtahun x2007 xtentang xPenanaman

xModal xditegaskan xbahwa x:

Dalam xpenjelasan xUndang-undang xNomor x25 xTahun x2007 xPasal x6


xayat x(2) xtentang xPenanaman xModal xdijelaskan xbahwa:

2
Salim xHS xdan xBudi xSutrisno, x2008, xHukum xInvestasi xdi xIndonesia, xRaja xGrafindoxpersada,
xJakarta, xh. x216
“Yang xdimaksud xdengan x“hak xistimewa” xadalah xantara xlain x hak
xistimewa xyang xberkaitan xdengan xkesatuan xkepabeanan, xwilayah
xperdagangan xbebas, xpasar xbersama x(common xmarket), xkesatuan xmoneter,
xkelembagaan xyang xsejenisnya, xdan xperjanjian xantara xPemerintah xIndonesia
xdan xpemerintah xasing xyang xbersifat xbilateral, xregional, xatau xmultilateral
xyang xberkaitan xdengan xhak xistimewa xtertentu xdalam xpenyelenggaraan
xpenanaman xmodal.”

Ketentuan pada Pasal 6 ayat (2) itu menimbulkan terjadinya kabur norma, xang

xmenimbulkan implikasi yuridis baik secara normatif maupun empiris. Secara normatif

ketentuan tersebut mengandung makna yaitu pada hak istimewa menimbulkan keragu-

raguan mapun ketidakpastian hukum.

Tujuannya adalah mengurangi risiko terjadinya kekacauan pada kemudian hari,

antara pemerintah Indonesia dengan negara pembuat perjanjian karena adanya

kemungkinan terjadi penyalahgunaan “hak xistimewa” xang diberikan.

Disepakatinya xGeneral xAgreement xon xTarrif xand xTrade x(GATT) xdi

xUruguay xArround xpada xtahun 1994, xyang xkemudian xmenjadi xWorld xTrade

xOrganization x(WTO) xmerupakan xtanda xakan xterjadinya xarus xinvestasi xbesar-

xbesaran xdari xnegara-negara xmaju xke xnegara-negara xlainnya xkhususnya xnegara-

xnegara xberkembang xtermasuk xIndonesia. xBesarnya xarus xinvestasi xnegara xmaju

xke xnegara-negara xberkembang xdimasa-masa xyang xakan xdatang xmerupakan

xtanda xdimulainya xera xglobalisasi xdalam xdunia xbisnis.

Pada xkesepakatan itu khususnya berkaitan dengan perdagangan dan investasi yang

dikenal Trade Related xInvestment Measure (TRIMs), ditentukan bahwa negara penanda

tangan persetujuan TRIMs tidak diperkenankan untuk membedakan antara pemodal

dalam negeri dengan pemodal xasing.

Undang-undang xpenanaman xmodal xnegara xpeserta xGATT-WTO xtidak

xboleh xlagi xmembedakanxadanya xmodal xasing xdan xmodal xdalam xnegeri. X


Pasal x6 xUndang-undang xNomor x25 xTahun x2007 xmenyatakan:

(1) Pemerintah xmemberikan xperlakuan xyang xsama xkepada xsemua xpenanam


xmodal xyang xberasal xdari xnegara xmana xpun xyang xmelakukan
xkegiatan xpenanaman xmodal xdi xIndonesia xsesuai xdengan xketentuan
xperaturan xperundang-undangan.
(2) Perlakuan xsebagaimana xdimaksud xpada xayat x(1) xtidak xberlaku xbagi
xpenanam xmodal xdari xsuatu xnegara xyang xmemperoleh xhak xistimewa
xberdasarkan xperjanjian xdengan xIndonesia.

Dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman

Modal (UUPM) merupakan tonggak pembaharuan hukum investasi, s e b a b UUPM ini

mencabut Undang-Undang Penanaman Modal Asing dan Undang- xUndang Penanaman

Modal Dalam Negeri yang lama. Hal ini diharapkan dapat mengakomodasi berbagai

kendala investasi yang terjadi demi menciptakan pertumbuhan ekonomi. xSecara xtegas

xdalam xketentuan xpenutup xPasal x38 xUndang-Undang xNomor x25 xTahun x2007

xmenyatakan x:

a. Undang-Udang xNomor x1 xTahun 1967 xtentang xPenanaman xModal


xAsing x(Lembaran xNegara xRepublik xIndonesia xTahun 1967 xNomor
x 1, xTambahan xLembaran xNegara xRepublik xIndonesia xNomor x2818)
xsebagaimana xtelah xdiubah xdengan xUndang-Undang xNomor x11 xTahun
x1970 xtentang xPerubahan xdan xTambahan xUndang-Undang xNomor x1
xTahun 1967 xtentang xPenanaman xModal xAsing x(Lembaran xNegara
xRepublik xIndonesia xNomor 2943); xdan
b. Undang-Undang xNomor x6 xTahun 1968 xtentang xPenanaman xModal
xDalam xNegeri x(Lembaran xNegara xRepublik xIndonesia xTahun 1968
xNomor x33, xTambahan xLembaran xNegara xRepublik xIndonesia xNomor
x2853) xsebagaimana xtelah xdiubah xdengan xUndang-Undang xNomor x12
xTahun 1970 xtentang xPerubhan xdan xTambahan xUndang-Undang xNomor
x6 xTahun 1968 xtentang xPenanaman xModal xDalam xNegeri x(Lembaran
xNegara xRepublik xIndonesia xTahun 1970 xNomor x47, xTambahan
xLembaran xNegara xRepublik xIndonesia xNomor 2944), xdicabut xdan
xdinyatakan xtidak xberlaku.
Alasan xfilosofis xdari xUndang-Undang xPenanaman xModal x(UUPM) xpaling

xtidak xterlihat xdari xkonsideransnya, xhuruf xc xyang xmenyatakan x:

“Bahwa xuntuk xmempercepat xpembangunan xekonomi xnasional xdan


xmewujudkan xkedaulatan xpolitik xdan xekonomi xIndonesia xdiperlukan
xpeningkatan xpenanaman xmodal xuntuk xmengolah xpotensi xekonomi xmenjadi
xkekuatan xekonomi xriil xdengan xmenggunakan xmodal xyang xberasal, xbaik
xdari xdalam xnegeri xmaupun xdari xluar xnegeri”;

Dalam xkonsideran xhuruf xd xjuga xdinyatakan:

“Dalam xmenghadapi xperubahan xperekonomian xglobal xdan xkeikutsertaan


xIndonesia xdalam xberbagai xkerjasama xinternasional xperlu x diciptakan xiklim
xpenanaman xmodal xyang xkondusif, xpromotif, x memberikan xkepastian
xhukum, xkeadilan xdan xefisien xdengan xtetap xmemperhatikan xkepentingan
xekonomi xsosial.”

Secara xspesifik, xtujuan xutama xpembentukan x Undang-Undang xPenanaman

xModal xadalah xsebagai xberikut x;

“Memberikan xkepastian xhukum xdan xkejelasan xmengenai xkebijakan


xpenanaman xmodal xdengan xtetap xmengedepankan xkepentingan xnasional
xsehingga xdapat xmeningkatkan xjumlah xdan xkualitas xinvestasi xyang
xberujung xpada xpeningkatan xpertumbuhan xekonomi, xpeningkatan
xkemampuan xteknologi, xpeningkatan xkemampuan xteknologi, xpeningkatan
xkemampuan xdaya xsaing xnasional, xdan xpada xakhirnya xdiharapkan xdapat
xmeningkatkan xkesejahteraan xmasyarakat xpada xumumnya.”

Menurut xIda xBagus xRahmadi xSupanca xterdapat xtantangan xdan xparadigma

xdi xbidang xinvestasi xyang xbersumber xdari xfaktor-faktor xyang xbersifat xintern

xmaupun xekstern. Faktor xinternal xyang xberpengaruh xterhadap xiklim xinvestasi

xadalah3 x:

1. Perubahan xparadigma xpemerintahan xdari xsentralisasi xke xarah

xdesentralisasi x(otonomi xdaerah xdan xotonomi xkhusus);

2. Demokratisasi xdalam xberbagai xsendi xkehidupan xbangsa;

3
Ida x Bagus x Rahmadi x Supancana x dalam x Dhaniswara x K. x Harjono, x 2007, x HukumxPenanaman
xModal, xPT. xRajagrafindo xPersada, xJakarta,h. x75
3. Reformasi x dalam x tata x kelola x pemerintahan x (ke x arah x good

x governance x andxclean xgovernment), xtermasuk xpemberantasan

xkorupsi;

4. Reformasi xdalam xtata xkelola xperusahaan xke xarah xgood xcorporate


xgovernance;

5. Perubahan xstruktur xindustri xke xarah xresource xbased xindustry;

6. Meningkatkan xpemahaman xdan xperlindungan xlingkungan xhidup;

7. Meningkatkan xperlindungan HAM. X

Sedangkan xfaktor xeksternal xmeliputi4 x:

1. Globalisasi xtatanan xperdagangan, xinvestasi, xdan xkeuangan;

2. Isu-isu xglobal, xseperti xdemokrasi, xlingkungan xhidup, xdan xHAM;

3. Perlindungan xHAKI;

4. Program xpengentasan xkemiskinan xglobal;

5. Isu xcommunity xdevelopment xdan xcorporate xsocial xresponsibility;

6. Perlindungan xhak-hak xnormatif xtenaga xkerja, xtenaga xkerja xanak-

anak, xdan xperempuan.

Menata investasi hukum guna terciptanya iklim investasi xtersebut, sudah dimulai

dengan hadirnya UUPM yang secara normatif mengakomodir berbagai kepentingan

penanam modal asing. S e p e r t i adanya ketentuan-ketentuan dan perlakuan yang tidak

diskriminatif, yang xdiberikan para pengusaha lokal dalam memperebutkan pangsa pasar,

adanya perlindungan dan jaminan investasi jika terjadinya resiko nasionalisasi dan

eksproriasi, ser t a adanya jaminan dalam hak untuk dapat mentransfer laba maupun

deviden, juga hak untuk melakukan penyelesaian hukum melalui arbitrase.

4
Ibid.
BAB xII

PEMBAHASAN

1. Pengertian xdan xDasar xHukum xInvestasi xdan xPenanaman xModal

Investasi atau penanaman modal merupakan penanaman modal yang digelontorkan

oleh orang pribadi atau badan ataupun organisasi, baik yang berasal dari dalam negeri

maupun luar negeri. Faktor yang dapat mempengaruhi investasi yang menjadi bahan

pertimbangan para investor dalam menanamkan modal adalah: faktor Sumber Daya

Alam, faktor Sumber Daya Manusia, faktor stabilitas politik dan perekonomian, guna

menjamin xepastian dalam berusaha, faktor kebijakan pemerintah, dan faktor kemudahan

dalam perizinan. Jika dilihat dari sudut pandang Penanaman Modal Asing, ada banyak

faktor penyebab timbulnya keengganan masuknya investasi ke Indonesia sekarang ini.

Beberapa faktor yang dapat menjadi pendukung masuknya arus investasi xke suatu

negara, seperti adanya jaminan keamanan, terjaganya stabilitas politik, kepastian hukum,

tampaknya masih menjadi permasalahan yang harus diatasi oleh pemerintah Indonesia.

Adanya otonomi daerah yang diterapkan di Indonesia malah dianggap menjadi

permasalahan baru dalam macetnya investasi yang masuk di beberapa daerah. x

Oleh karenanya, xPemerintah xmengeluarkan xUU xPenanaman xModal xAsing

x(UU xNo. x1/1x67) xuntuk xmenarik xinvestasi xasing xdengan tujuan xmembangun

xekonomi xnasional. xDi xIndonesia xadalah xwewenang BKPM xuntuk xmemberikan

xpersetujuan xdan xijin xatas xinvestasi xlangsung xluar xnegeri. xMasuknya

xperusahaan xasing xdalam xkegiatan xinvestasi xdi xIndonesia xdimaksudkan xsebagai

xpelengkap xuntuk xmengisi xsektor-sektor xusaha xdan xindustri xyang xbelum xdapat

xdilaksanakan xsepenuhnya xoleh xpihak xswasta xnasional.


Modal xasing xdiharapkan xsecara xlangsung xmaupun xtidak xlangsung xdapat

xlebih menggairahkan xiklim xatau xkehidupan xdunia xusaha, xserta xdapat

xdimanfaatkan xsebagai xupaya xmenembus xjaringan xpemasaran xinternasional. Dari

xsegi xPenanaman xModal xDalam xNegeri, xPemerintah xmengeluarkan xKetentuan

xmengenai xPenanaman xModal xdiatur xdidalam xUndang-undang xNo. x25 xTahun

x2005 xtentang xPenanaman xModal. x

Penanam xModal xDalam xNegeri xdapat xdilakukan xoleh xperseorangan xWarga

xNegara xIndonesia, xbadan xusaha xNegeri, xdan/atau xpemerintah xNegeri xyang

xmelakukan xpenanaman xmodal xdi xwilayah xnegara xRepublik xIndonesia. xKegiatan

xusaha terbuka xbagi xkegiatan xpenanaman xmodal, xkecuali xbidang xusaha yang

xdinyatakan xtertutup xdan xterbuka xdengan xpersyaratan xdan xbatasan xkepemilikan

xmodal xNegeri xatas xbidang xusaha xperusahaan xdiatur xdidalam xPeraturan

xPresiden xNo. x36 xTahun x2010 xTentang xPerubahan xDaftar xBidang xUsaha xyang

xTertutup xdan xBidang xUsaha xyang xTerbuka xdengan xPersyaratan xdi xBidang

xPenanaman xModal.

2. Asas-asas xHukum xInvestasi xdan xPenanaman xModal

Sejalan xdengan xtujuan xpembaharuan xdan xpembentukan xUndang xUndang

xPenanaman xModal, xmaka xdalam xketentuan xPasal x3 xayat x(1) xUU xNo. x25

xtahun x2007 xtentang xPenanaman xModal xmenjabarkan Asas-asas xyang xterkandung

xdalam xUU xPenanaman xModal xmerupakan asas xyang xmenjiwai xnorma xyang

xada xdalam xUndang-Undang xPenanaman xModal. xPencantuman xasas-asas xtersebut

xadalah xmerupakan xupaya xpembentuk xundang-undangan xuntuk xmenangkap xnilai-

nilai xyang xhidup xdalam xtatanan xpergaulan xmasyarakat xbaik xnasional xmaupun

xinternasional.5

5
Hendrik xBudi xUntung, xHukum xInvestasi, xEd. x1, xCet. x1, xJakarta x: xSinar xGrafika, x2010, xhlm. x45
Asas-asas xpenanaman xmodal xsebagaimana xketentuan xPasal x3 xayat x(1)dan

xPenjelasan xPasal x3 xayat x(1) xUU xNo. x25 xTahun x2007 xtentang xPenanaman

xModal xadalah6: x

a. Kepastian xhukum.

Yaitu xasas xdalam xnegara xhukum xyang xmeletakkan xhukum xdan xketentuan

xperaturan xperundang-undangan xsebagai xdasar xdalam xsetiap xkebijakan xdan

xtindakan xdalam xbidang xPenanaman xModal.

b. Keterbukaan.

Yaitu xasas xyang xterbuka xatas xhak xmasyarakat xuntuk xmemperoleh

xinformasi xyang xbenar, xjujur, xdan xtidak xdiskriminatif xtentang xkegiatan

xPenanaman xModal.

c. Akuntabilitas. x

Yaitu xasas xyang xmenentukan xbahwa xsetiap xkegiatan xdan xhasil xakhir xdari

xpenyelenggaraan xPenanaman xModal xharus xdipertanggung xjawabkan xkepada

xmasyarakat xatau xrakyat xsebagai xpemegang xkedaulatan xtertinggi xnegara

xsesuai xdengan xketentuan xperaturan xperundang-undangan.

d. Perlakuan xyang xsama xdan xtidak xmembedakan xasal xnegara.

Yaitu xasas xperlakuan xpelayanan xnon-diskriminasi xberdasarkan xketentuan

xperaturan xperundang-undangan, xbaik xantara xPenanam xModal xDalam

xNegeri xdan xPenanam xModal xAsing xmaupun xantara xPenanam xModal xdari

xsatu xnegara xasing xdan xPenanam xModal xdari xnegara xasing xlainnya.

6
Indonesia, xUndang xUndang xPenanaman xModal, xUU xNo. x25 xTahun x2007, xLN. xNo. x67 xTahun

x2007, xT.L.N. xNo. x4724,, xPasal x3 xayat x(1) xdan xPenjelasan xPasal x3.
e. Kebersamaan.

Yaitu xasas xyang xmendorong xperan xseluruh xPenanam xModal xsecara

xbersama-sama xdalam xkegiatan xusahanya xuntuk xmewujudkan xkesejahteraan

xrakyat.

f. Efisiensi xberkeadilan.

Yaitu xasas xyang xmendasari xpelaksanaan xPenanaman xModal xdengan

xmengedepankan xefisiensi xberkeadilan xdalam xusaha xmewujudkan xiklim

xusaha xyang xadil, xkondusif, xdan xberdaya xsaing.

g. Berkelanjutan.

Yaitu xasas xyang xsecara xterencana xmengupayakan xberjalannya xproses

xpembangunan xmelalui xPenanaman xModal xuntuk xmenjamin xkesejahteraan

xdan xkemajuan xdalam xsegala xaspek xkehidupan, xbaik xuntuk xmasa xkini

xmaupun xuntuk xmasa xdatang.

h. Berwawasan xlingkungan.

Yaitu xasas xPenanaman xModal xyang xdilakukan xdengan xtetap

xmemperhatikan xdan xmengutamakan xperlindungan xdan xpemeliharaan

xlingkungan xhidup.

i. Kemandirian.

Asas xPenanaman xModal xyang xdilakukan xdengan xtetap xmengedepankan

xpotensi xbangsa xdan xnegara xdengan xtidak xmenutup xdiri xpada xmasuknya

xmodal xasing xdemi xterwujudnya xpertumbuhan xekonomi.

j. Keseimbangan xkemajuan xdan xkesatuan xekonomi xnasional.

Yaitu xasas xyang xberupaya xmenjaga xkeseimbangan xkemajuan xekonomi

xwilayah, xdalam xkesatuan xekonomi xnasional.


3. Tujuan xdan xArah xKebijakan xDasar xHukum xInvestasi

Tujuan penyelenggaraan Penanaman Modal tersebut hanya xdapat xtercapai

xapabila xfaktor xpenunjang xyang xmenghambat xiklim xPenanaman xModal xdapat

xdiatasi, xantara xlain xdengan xperbaikan xkoordinasi xantar xinstansi xPemerintah

xPusat xdan xDaerah, xpenciptaan xbirokrasi xyang xefisien, xkepastian xhukum xdi

xbidang xPenanaman xModal, xbiaya xekonomi xyang xberdaya xsaing xtinggi, xserta

xiklim xusaha xyang xkondusif xdi xbidang xketenagakerjaan xdan xkeamanan

xberusaha.7

Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan memperhatikan potensi besar yang

dipunyai Indonesia, hal ini bertujuan meningkatkan masuknya para investor asing ke

Indonesia dalam rangka pembangunan xekonomi (dimana xsebelumnya para xinvestor

bersikap xmenahan xdiri serta menunggu apabila ada perkembangan yang lebih

menggiurkan untuk memulai juga memperluas investasinya)8, xPemerintah xtelah

merumuskan xkebijakan xdasar xPenanaman xModal xyang xdilakukan xuntukx:

1. xMendororong xterciptanya xiklim xusaha xnasional xyang xkondusif xbagi

xPenanaman xModal xuntuk xpenguatan xdaya xsaing xperekonomian xnasional;

2. xMempercepat xpeningkatan xPenanaman xModal.

Kebijakan xdasar xPenanaman xModal xyang xditetapkan xoleh xPemerintah

xyang xtertuang xdalam xbentuk xRencana xUmum xPenanaman xModal xadalah,

xsebagai xberikut x10:

7
ibid., xPenjelasan xUmum xalenia x3.

8
Ida xBagus xRahmadi xSupancana(1), xKerangka xHukum x& xKebijakan xInvestasi xLangsung xdi

xIndonesia, xCet. xPertama. xBogor x: xPenerbit xGhalia xIndonesia, xSeptember x2006, xhlm. x63

9x
Indonesia, xUndang xUndang xPenanaman xModal...,Op.Cit., xPasal x4 xayat x(1)

10
Ibid., xPasal x4 xayat x(2) xdan x(3).
1. xmemberikan xperlakuan xyang xsama xbagi xPenanam xModal xDalam

xNegeri xdan xPenanam xModal xAsing xdengan xtetap xmemperhatikan xkepentingan

xnasional;

2. xmenjamin xkepastian xhukum, xkepastian xberusaha xbagi xPenanam xModal

xsejak xproses xpengurusan xperizinan xsampai xdengan xberakhirnya xkegiatan

xPenanaman xModal xsesuai xdengan xketentuan xperundang-undangan;

3. xmembuka xkesempatan xbagi xperkembangan xdan xmemberikan

xperlindungan xkepada xusaha xmikro, xkecil, xmenengah xdan xkoperasi;

Berdasarkan kebijakan dasar tersebut, Pemerintah memberikan perlakuan yang

sama terhadap Penanam Modal, yaitu Pemerintah tidak akan membeda-bedakan

perlakuan kepada para Penanam Modal yang telah menanamkan modalnya xdi Indonesia,

kecuali apabila ditentukan lain berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan(Penjelasan pada Pasal 4 ayat (2) xhuruf x(a) UU Nomor 25 Tahun 2007

tentang Penanaman Modal).


BAB xIII

KESIMPULAN

Penanaman modal sangat mempunyai peran yang penting, mengingat xsuatu

Negara maju pastinya butuh adanya penanaman modal, terutama bagi Negara yang

sedang berkembang. Baik Pemda maupun Pemkot di seluruh Indonesia, sebainya

menggali potensi daerahnya masing-masing dalam xrangka melakukan xpromosi-

promosi, hal ini tentu saja dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya. x

Masa percobaan atas pembangunan ekonomi nasional dan lokal perlu dibuat, hal ini

guna mendekatkan kepentingan untuk hadirnya calon investor di berbagai daerah tanah

air. Begitu juga dengan perusahaan yang telah ada, harus tetap menjaga eksistensinya,

supaya tetap dapat menjalankan usahanya di xlokasi-lokasi tersebut. Tekanan-tekanan

terhadap adanya tuntutan keadilan xdan perbaikan kesejahteraan para pegawai harsunya

dilakukan dengan sopan, serta senantiasa mencari solusi dengan demokrasi dan

kekeluargaan demi kelangsungan hidup perusahaan. Janganlah tujuan-tujuan xpolitik dan

kepentingan segelintir orang atau kelompok dicampur-adukkan pada tahap pemberian

izin investasi dan usaha dengan membuat jalur birokrasi yang rumit dan membingungkan.

Cara yang paling tepat bagi pemerintah untuk mendatangkan investor adalah

dengan memberikan pelayanan yang terbaik, memangkas birokrasi panjang dan berbelit-

belit, mengurangkan beban usaha yang terkesan melebih-lebihkan, menciptakan iklim

investasi dan usaha yang objektif serta mempersiapkan para putra-putri di daerah untuk

ikut ambil bagian pada proses kegiatan yang dapat mendatangkan investasi.
DAFTAR xPUSTAKA

Ramlan, x2003, xEksistensi xHukum xInvestasi xDalam xMenghadapi xEkonomi


xGlobal, xJurnal xIlmiah xManajemen xdan xBisnis, xUniversitas
xMuhammadiyah xSumatera xUtara, xVol. x3 xNo. x2 xOktober xh. x37.

Salim xHS xdan xBudi xSutrisno, x2008, xHukum xInvestasi xdi xIndonesia, xRaja
xGrafindo xpersada, xJakarta, xh. x216.

Ida xBagus xRahmadi xSupancana. xKerangka xHukum x& xKebijakan xInvestasi


xLangsung xdi xIndonesia.Cet. xPertama. xBogor x: xPenerbit xGhalia xIndonesia,
xSeptember x2006.

Hendrik xBudi xUntung. xHukum xInvestasi, xEd. x1. xCet. x1. xJakarta x: xSinar
xGrafika, x2010.

Undang xUndang xTentang xPenanaman xModal. xU.U. xNo. x25 xTahun x2007 xL.N.
xNo. x67 xTahun x2007, xT.L.N. xNo. x4724.

Dhaniswara xK xHardjono, xHukum xPenanaman xModal: xTinjauan xTerhadap xUU


x25/2007, xRajawali, x2007.

B.F. xPasaribu, xRownlad x. x(2012). xLiteratur xPengajaran xEkonomi xPembangunan.


xDepok:Universitas xGundarma.

Anda mungkin juga menyukai