PENDAHULUAN
pergaulan antara pendidik dengan peserta didik serta orang-orang lainnya yanag
pergaulan antar orang-orang yang terlibat dalam interaksi tersebut, baik pihak
serta didik (siswa) maupun para pendidik (guru) dan pihak lainnya. Tiap orang
dilakukan oleh pelajar sebagai individu dan tidak sesuai dengan norma-norma
hidup yang berlaku di masyarakatnya. Pelajar yang nakal tersebut juga sebagai
anak cacat sosial. Mereka menderita cacat mental disebabkan oleh pengaruh
sosial yang ada di tengah masyarakat sehingga perilaku mereka dinilai oleh
masyarakat sebagai suatu kelainan dan dianggap terjadi hal yang menyimpang
atau kenaalan. Keinginan melanggar aturan pada dasarnya merupakan pesan yang
ingin disampaikan oleh peserta didik kepada lingkungan atau dengan kata lain
setiap perilaku aneh yang mereka lakukan adalah dalam rangka merespon
Seiring dengan itu banyak siswa yang melakukan tindakan yang merugikan orang
1
Perilaku maladaptif artinya yang bersangkutan tidak lagi mampu
Beberapa penyimpangan perilaku yang biasa muncul pada siswa disekolah antara
lain : pelanggaran tata tertib, sering datang terlambat, tidak masuk kelas tanpa
alasan, meninggalkan jam pelajaran tanpa izin (bolos), tidak mengerjakan PR,
sendiri (Rusdiani, 2019). Menurut WHO (2015) angka terendah remaja merokok
(sekitar 1,7%) berada pada negara Sri Lanka. Sedangkan angka tertinggi berada di
Indonesia tercatat perokok usia pelajar mencapai 43,3% pada tahun 2013. Data
tawuran pelajar di Indonesia terdapat 128 kasus di tahun 2012. Pada tahun 2012,
(Kuwado 2015).
pelajar mencapai 43,3% pada tahun 2013 (Kementerian Kesehatan RI, 2014) data
tawuran pelajar di indonesia terdapat 128 kasus ditahun 2012. Pada tahun 2012,
2015).
adalah remaja laki-laki dan 9.652 adalah perempuan, Di daerah telaga jumlah
2
kenakalan remaja mencapai 8.510 dimana 4.145 pelakunya adalah remaja laki-laki
diantaranya faktor internal dengan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari
kondisi emosi yang kurang normal, keimanan religiusitas yang kurang kuat, dan
kondisi fisik yang kurang normal. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari
Khairunisa 2015). Alasan faktor keluarga menjadi yang paling berpengaruh bagi
SSyang disebabkan oleh kematian ayah atau ibunya, keluarga yang diliputi
konflik keras, ekonomi keluarga yang kurang. Keluarga merupakan satu hal
terpenting dalam pengasuhan anak karena anak di besarkan dan dididik oleh
keluarga, orang tua merupakan cerminan yang bisa di lihat dan di tiru anak-
serangkaian kewajiban yang harus di lakukan oleh orang tua itu. Jika pengasuhan
anak belum bisa di penuhi secara baik dan benar, kerap kali akan memunculkan
masalah dan konflik, baik di dalam diri anaka itu sendiri, antara anak dan orang
(Rakhmawaty 2015).
Keluarga merupakan sosial terkecil yang pertama kali dan paling sering
3
Peran keluarga merupakan dasar pertama dan utama. Yang merupakan fondasi
pembinaan tersebut telah dapat meletakan dasar-dasar yang kuat bagi jenjang
melihat peran keluarga pada saat ini berbeda dengan peranan keluarga terdahulu.
Misalkan dalam hal mengasuh dan mendidik anak mulai bergeser pemahaman jika
memukul seorang anak merupakan bagian dari pendidikan, karena kedua hal
rumah yang biasanya menjadi tempat yang damai dan nyaman bagi anak-anak kini
tersebut berupa saran, nasehat, bimbingan, sebagai bentuk dari faktor bujukan
itu, dukungan sosial keluarga harus di anggap sebagai konsep yang berbeda,
keluarga, seperti sosial ekonomi, broken home dan pola asuh yang keras, Remaja
4
yang berasal dari keluarga yang berkonflik memiliki resiko untuk melakukan
perilaku yang merusak dirinya ataupun orang lain, karena kurangnya perhatian
Penelitian yang di lakukan oleh Prima Khairunisa dan Elis Hartati dengan
keluarga berada pada kategori cukup (64%) dan memilki perilaku maladaptif
dapatkan dari guru BK bahwa terjadi perilaku maladaptif disekolah tersebut antara
lain siswa yang membolos, merokok, melompat pagar, tawuran serta siswa yang
perumahan untuk melakukan perilaku yang melanggar tata tertib sekolah. Guru
bolos dikarenakan siswa tersebut sering merasa bosan jika berada di dalam kelas
terlalu lama. Siswa tersebut mengatakan bahwa hal ini telah diketahui oleh orang
tuannya, dan orangtuanya pun sudah memarahi siswa tersebut namun itu tidak
5
mengatakan bahwa melakukan pelanggaran berupa melompat pagar karena sering
malam. Siswa tersebut mengatakan bahwa orang tuanya pernah sesekali memarahi
tetapi setelah itu tidak lagi sehingga siswa tersebut tetap bermain game sampai
larut malam dan sering terlambat sehingga melompat pagar. Siswa 3 dan 4
tersebut mengatakan berkelahi karena salah paham dan gensi untuk siswa 5
orang tua siswa tersebut tidak mengetahui bahwa siswa ini sering merokok, siswa
tersebut tidak berani merokok di rumah sehingga merokok di luar rumah termasuk
di sekolah.
berada pada negara Sri Lanka. Sedangkan angka tertinggi berada di Timor
Indonesia tercatat perokok usia pelajar mencapai 43,3% pada tahun 2013.
Data tawuran pelajar di Indonesia terdapat 128 kasus di tahun 2012. Pada
6
2. Berdasarkan hasil observasi awal 5 orang siswa didapatkan bahwa siswa 1
siswa tersebut sering merasa bosan jika berada di dalam kelas terlalu lama.
Siswa tersebut mengatakan bahwa hal ini telah diketahui oleh orang
tuannya , dan orangtuanya pun sudah memarahi siswa tersebut namun itu
bahwa orang tuanya pernah sesekali memarahi tetapi setelah itu tidak lagi
sehingga siswa tersebut tetap bermain game sampai larut malam dan
kellas, orang tua siswa tersebut tidak mengetahui bahwa siswa ini sering
7
1.4 Tujuan Penelitian
Negeri 1 Telaga.
Negeri 1 Telaga.
1. Bagi masyrakat
dapat bermanfaat.
8
3. Bagi institusi
9
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
kehidupan, sifat dan jenis dukungan keluarga berbeda dalam hidup siklus
lingkungan sosialnya yang dapat diakses oleh keluarga yang dapat bersifat
2010).
sosial yang sportif umumnya memilki kondisi yang lebih baik dibandingkan
10
meningkatkan kesehatan mental individu atau keluarga secara langsung (Friedman
2010).
dukungan sosial umum, sumber ini terdiri atas jaringan informal yang spontan:
keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses atau diadakakn untuk keluarga
pertolongan dan bantuan jika diperlukan). Dukungan sosial keluarga dapat berupa
dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan sosial keluarga internal, seperti
dukungan dari suami/istri atau dukungan dari saudara kandung atau dukungan
atau tubuh keluargaa akan memiliki pengaruh timbal balik secara holistik dalam
11
1. Dukungan penghargaan
kejadian depresi dengan baik dan juga sumber depresi dan strategi coping
merupakan dukungan yang terjadi bila ada ekspresi penilaian yang positif
ide atau peasaan seorang dan perbandingan positif seorang denga orang
positif.
2. Dukungan instrumental
Dukungan nyata paling efektif bila dihargai oleh individu dan mengurangi
12
depresi individu. Pada dukungan nyata keluarga sebagai sumber mencapai
3. Dukungan informasional
memeberi nasehat, pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa yang
dengan menyarankan tentang dokter, terapi yang baik bagi dirinya, dan
4. Dukungan emosional
memberikan semangat.
13
2.1.5 Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga (PP No.21Th. 1994 dan UU No. 10 Tahun 1992) adalah :
a. Fungsi keagaman
anggota keluarga menjadi insan yang taqwa Tuhan Yang Maha Esa.
ajaran agama dalam hidup sehari – hari; (4) melengkapi dan menambah
proses kegiatan belajar anak tentang keagamaan yang tidak atau kurang
tidak sesuai (3) membina tugas – tugas keluarga sebagai lembaga di man
14
c. Fungsi kasih sayang
perilaku secara oprimal dan terus – menurus; (2) membina tingkah laku
saling menyayangi baik anatar keluarga yang satu dengan yang lainnya
kehidupan duniawi dan ikhrowi dalam keluarga secara serasi, selaras dan
ideal.
d. Fungsi perlindungan
Adalah fungsi untuk memberikan rasa aman secara lahir dan batin
kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak aman yang
timbul dari dalam maupun dari luar keluarga, (2) membina keamanan
keluarga baik fisik, psikis, maupun dari barbagai bentuk, ancaman dan
tantanag yang datang dari luar, (3) membina dan menjadikan stabilitas dan
e. Fungsi reproduksi
15
dengan cara : (1) membina kehidupan keluarga sebagai mana pendidikan
melahirkan, jarak dan jumlah ideal anak yang diinginkan dalam keluarga,
dan spiritual secar serasi selaras dan seimbang. Fungsi ini adalah, (1)
sehingga tidak saja dapat bermanfaat positif bagai anak, tetapi juga bagi
16
g. Fungsi ekonomi
atau perilaku yang tidak sesuai dengan harapan dengan tujuan pendidikan itu
kata “mal” berarti tidak dengan demikian maladaptif artinya penyeusian yang
1. Pandangan Behavioral
perilaku memiliki dua asumsi dasar. Yang pertama adalah perilaku harus
17
mereka mempelajari respons maladaptif (maladaptive response).
(Murwani, 2007)
2. Pandangan Kognitif
3. Pandangan fisiologis
penyebab tingkah laku abnormal. Pendapat ini muncul pada abad ke-19
Fungsi otak yang bergantung pada efisiensi sel saraf atau neuron untuk
18
Organis dari penyakit mental menyatakan, bahwa sebab utama dari
1. Faktor internal, artinya faktor dari dalam diri individu itu sendiri. Secara
diantaranya :
19
c. Kondisi fisik yang tidak normal
a. Kelurga
sebagai berikut (1) broken home (2) pendidikan yang salah (3)
b. Sekolah
guru, (2) fasilitas pendidikan (3) norma tingkah laku pendidikan dan
c. Masyarakat
20
1. Faktor biologis
biologis atau jasmani yang dapat menghambat fungsi sanga pribadi dalam
2. Faktor psikologis
masa kanan-kanak depripasif parental, hubungan orang tua dan anak yang
patogenik (tidak serasi), struktur keluarga yang tidak serasi, stress berat.
21
berhubungan dengan faktor sosial, ekonomi, eknologi, agama, dan faktor-
3. Suka gelisah
4. Sering bolos
5. Suka berteriak
6. Menganggu teman
22
9. Merokok
dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua
fisik, psikologis maupun sosial. Perubahan ini terjadi dengan sangat cepat dan
terkadang tanpa kita sadari. Perubahan fisik yang menonjol adalah perkembangan
tanda-tanda seksn sekunder, terjadi pacu tumbuh, serta perubahan perilaku dan
Masa remaja adalah masa transisi atau peralihan dari masa anak-anak
menuju masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan,
baik fisik maupun psikis. Perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik,
dimana tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa
yang disertai pula orang dewasa. Pada periode ini pula remaja berubah dengan
23
1. Ciri-ciri Seks Primer
adalah remaja laki-laki sudah bisa melakukan fungsi repeoduksi bila telah
mengalami mimpi basah”. Mimpi basah biasanya terjadi pada remaja laki-
laki usia 10-15 tahun, pada remaja perempuan bila sudah mengalami
darah dari alat kelamin perempuan berupa luruhnya lapisan dinding dalam
membedakan pria dan wanita. Pada wanita bisa ditandai antara lain
penting dan berdampak luas bagi perkembangan berikutnya. Pada remaja awal,
24
hidung, tangan, dan kaki. Pada remaja akhir, poroporsi tubuh mencapai ukuran
batin sendiri.
3. Anak tidak pernah mendapatkan latihan fisik dan mental yang yang
25
kenakalan uji dengan dengan kenakalan
remaja pada tehnik korelasi. remaja.
siswa laki-laki
S MA
Muhamadiya
Rengat
penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu pada remaja siswa SMA. dan pada
perilaku maladaptif pada remaja. Dan pada penelitian pertama dengan penelitian
dilakukan peneliti yaitu instrument yang digunakan pada penelitian kedua ini
berupa skala control diri yang disusun berdasarkan teori averil dan skala
26
2.5 Kerangka Berfikir
Dukungan keluarga
Adaptif Maladaptif
Eksternal
Internal
27
2.5.2 Kerangka Konsep
Perilaku Maladaptif
Dukungan Keluarga
Keterangan :
: Variabel Independen
: Garis Hubungan
: Variabel Dependen
28
BAB III
METODE PENELITIAN
pengambilan data awal yang dilakukan pada bulan maret, dan penelitian
sectional dimana data yang menyangkut variabel bebas dan variabel terikat
29
Variabel yang memengaruhi atau nilainya menentukan variabel lain
Dukungan keluarga.
variabel bebas. Variabel respon akan muncul sebagai akibat dan manipulasi
(Nursalam, 2015).
30
Terdiri atas
pernyataan
positif dan
negatif.
pernyataan
positif
berjumlah 17
pernyataan.
pernyataan
negatif
berjumlah 9.
pernyataan.
Jawaban STS
untuk
pertanyaan
positif
mempunyai
skors 5 dan
STS untuk
pertanyaan
negatif
mempunyai
sokors 1.
Variabel Perilaku maladaptif Kuesioner Rendah Ordinal
Dependen : artinya yang menggunakan <59, sedang
perilaku bersangkutan tidak lagi skala Likert 60-91,
maladaptif mampu menyesuaikan dengan Tinggi >92.
diri atau beradaptasi jumlah (Azwar,
dengan keadaan pernyataan 2009)
sekeliling secara wajar. 19. Masing-
masing
pernyataan
mempunyai
skor :
SS = 4
S =3
TS = 2
STS = 1
Terdiri atas
pernyataan
positif 7
pernyataan
dan
pernyataan
negatif yang
berjumlah 12
31
pernyataan.
3.5.1 Populasi
Populasi merupakan kelompok besar yang terdiri dari objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sesuai dengan arah dan tujuan penelitian. Populasi dalam
penelitian ini sejumlah 241 siswa yang terdiri dari siswa kelas X dengan jumlah
113 siswa dan kelas XI SMA 128 siswa di SMA Negeri 1 Telaga.
3.5.2 Sampel
kemudian digunakan utuk meneliti (sujarweni, 2014). Sampel dalam penelitian ini
adalah siswa laki-laki kelas X dan XI SMA Negeri 1 Telaga berjumlah 150 siswa.
adalah pengambilan sampel dengan cara acak namun memiliki kriteria yang
dibutuhkan.
n= N
1+N(d)2
Keterangan
32
n= Besar sampel
N= Jumlah populasi
n= 241
1+241(0,05)2
n= 241
1+241(0,0025)
n= 241
1,6025
n= 150
1 X IPA 1 8 8
x 150 = 5
241
2 X IPA 2 10 10
x 150 = 6
241
3 X IPA 3 14 14
x 150 = 9
241
4 X IPA 4 7 7
x 150 = 4
241
5 X IPA 5 11 11
x 150 = 7
241
6 X IPS 1 17 17
x 150 = 11
241
33
7 X IPS 2 11 11
x 150 = 7
241
8 X IPS 3 8 8
x 150 = 5
241
9 X IPS 4 14 14
x 150 = 9
241
10 X IPS 5 13 13
x 150 = 8
241
11 XI IPA 1 13 13
x 150 = 8
241
12 XI IPA 2 12 12
x 150 = 7
241
13 XI IPA 3 9 9
x 150 = 6
241
14 XI IPA 4 11 11
x 150 = 7
241
15 XI IPA 5 10 10
x 150 = 6
241
16 XI IPA 6 12 12
x 150 = 7
241
17 XI IPS 1 18 18
x 150 = 11
241
18 XI IPS 2 16 16
x 150 = 10
241
19 XI IPS 3 16 16
x 150 = 10
241
20 XI IPS 4 11 11
x 150 = 7
241
34
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer
1. Data Primer
yang dicari. Jenis data primer dalam penelitian ini diperoleh dari
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui pihak lain, tidak
dkk., 2014). Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh peneliti dari
35
Menurut Sugiyono (2016) instrumen penelitian merupakan suatu alat ukur
karakteristik responden yang meliputi nama, usia, dan kelas. Dan 26 pernyataan
1. Pengumpulan Data
a. Editing (Memeriksa)
36
penelitian). Pada proses editing ini, umumnya peneliti melakukan
pada saat analisis data dan juga pada saat entry data.
c. Entry
windows.
d. Tabulasi
1. Analisa Univariat
37
Analisis univariat yaitu bertujuan untuk menjelaskan atau
pada analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap
2. Anilisa Bivariat
38
1. Lembar Persetujuan (Informed consent)
responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan inisial pada data
3. Confidentialy (Kerahasiaan)
Pada saat melakukan penelitian, data dan informasi yang didapat dari
4. Keadilan
Peneliti akan bersifat dan berperilaku adil pada saat melakukan penelitian
kepada semua responden dengan kata lain tidak memihak atau tidak berat
sebelah.
39
3.10 Alur Penelitian
Ujian proposal
Analisis data
40
Laporan hasil penelitian
DAFTAR PUSTAKA
41
Putro, K, 2017. Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja. Jurnal
Aplikasi Ilmu-ilmu Agama. 17 (1) 2017
Sary, Y, 2011. Perilaku Maladaptif Dalam Proses Pemebelajaran Siswa Kelas VII
Sekollah Menengah Pertama Negeri 23 Pekanbaru.Skripsi Jurusan
Kependidikan, Islam Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Pekanbaru. Pekanbaru
Sutrisno, Y. 2011. Hubungan antara kontrol diri dengan intensi kenakalan remaja
pada siswa laki-laki SMA Muhamadiyah Rengat. Skripsi. Fakultas
psikologi Universitas Isalam Negeri Sultan Syarif Kasim. Riau
Thoits, P.A. 2009. Social Suport As Coping Assistance Psychology. 54, 416-423.
Walsh, F. 2006. Strenghening family resiliense. The Guildford press. New York
42