Anda di halaman 1dari 6

Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662

Vol 11 ,No.2, April 2008, hal 53-58

STUDI KUALITAS MINYAK GORENG DENGAN


PARAMETER VISKOSITAS DAN INDEKS BIAS
Sutiah, K. Sofjan Firdausi, Wahyu Setia Budi
Laboratorium Optoelektronik dan Laser, Jurusan Fisika FMIPA UNDIP

ABSTRACT
The aim of this research to investigate the quality of palm oil through its viscosity and refractive index
before and after used. Viscosimeter Ostwald is used to measure the viscosity and refractive method in
prism is used to measure refractive index. The measurement was carried out in room temperature. The
samples are fresh oil, and expired oil. Analysis of the quality of palm oil based on viscosity
measurement and refractive index show that palm oil that had not been used is the highest value and
the palm oil that twice used is the lowest value.
Keyword: viscosity, quality of oil

INTISARI
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas minyak goreng yang belum pernah
dipakai dan setelah dipakai berdasarkan viskositas dan indeks bias. Pengukuran viskositas
menggunakan alat viskosimeter Ostwald dan pengukuran indeks bias menggunakan metode
pembiasan pada prisma pada suhu kamar. Minyak yang digunakan adalah dalam kondisi segar,
kemudian terpakai sebanyak 1 dan 2 kali. Analisis kualitas minyak berdasarkan pengukuran viskositas
dan indeks bias menunjukkan bahwa nilai viskositas yang paling besar yaitu pada minyak goreng
yang belum pernah dipakai. Nilai viskositas dan indeks bias yang paling kecil yaitu pada minyak
goreng yang sudah dipakai dua kali.
Kata kunci : viskositas, kualitas minyak goreng.

PENDAHULUAN berfungsi sebagai media penghantar panas,


Minyak merupakan zat makanan seperti minyak goreng, mentega dan
yang penting untuk menjaga kesehatan margarin. Minyak goreng adalah salah satu
tubuh manusia. Selain itu minyak juga kebutuhan pokok masyarakat Indonesia
merupakan sumber energi yang lebih dalam rangka pemenuhan kebutuhan
efektif dibandingkan karbohidrat dan sehari-hari. Minyak goreng yang kita
protein. Satu gram minyak dapat konsumsi sehari-hari sangat erat kaitannya
menghasilkan 9 kkal, sedangkan dengan kesehatan kita. Masyarakat kita
karbohidrat dan protein hanya sangat majemuk dengan tingkat ekonomi
menghasilkan 4 kkal/gram. Minyak, yang berbeda-beda. Ada masyarakat yang
khususnya minyak nabati, mengandung menggunakan minyak goreng hanya untuk
asam-asam lemak esensial seperti asam sekali pakai, namun ada juga masyarakat
linoleat, lenolenat, dan arakidonat yang yang menggunakan minyak goreng untuk
dapat mencegah penyempitan pembuluh berkali-kali pakai. Untuk itu ingin diteliti
darah akibat penumpukan kolesterol. kualitas dari minyak goreng yang belum
Minyak juga berfungsi sebagai sumber dan pernah dipakai, minyak goreng yang sudah
pelarut bagi vitamin-vitamin A, D, E dan dipakai satu kali, dan minyak goreng yang
K [1]. sudah dipakai dua kali dengan parameter
Minyak terdapat pada hampir semua viskositas dan indeks bias.
bahan pangan dengan kandungan yang Parameter kualitas minyak meliputi
berbeda-beda. Tetapi minyak seringkali sifat fisik dan sifat kimia. Sifat fisik
ditambahkan dengan sengaja ke bahan minyak meliputi warna, bau, kelarutan,
makanan dengan berbagai tujuan. Dalam titik cair dan polimorphism, titik didih, titik
pengolahan bahan pangan, minyak pelunakan, slipping point, shot melting

53
Sutiah dkk Studi Kualitas Minyak Goreng…

point; bobot jenis, viskositas, indeks bias, mengalir cepat seperti air, alkohol dan
titik kekeruhan (turbidity point), titik asap, bensin mempunyai viskositas kecil.
titik nyala dan titik api. Parameter yang Sedangkan cairan yang mengalir lambat
digunakan dalam penelitian ini yaitu seperti gliserin, minyak castor dan madu
berdasarkan sifat fisik minyak yaitu mempunyai viskositas besar. Jadi
viskositas dan indeks bias. Standar mutu viskositas tidak lain menentukan kecepatan
adalah merupakan hal yang penting untuk mengalirnya suatu cairan.
menentukan minyak yang bermutu baik. Viskositas dihitung sesuai
Ada beberapa faktor yang menentukan persamaan Poiseuille berikut [3]:
standar mutu yaitu : kandungan air dan  Pr 4 t
kotoran dalam minyak, kandungan asam  (1)
8Vl
lemak bebas, warna, dan bilangan dengan t ialah waktu yang diperlukan
peroksida. cairan bervolume V, yang mengalir
Faktor lain yang mempengaruhi melalui pipa kapiler dengan panjang l
standar mutu adalah titik cair dan dan jari-jari r. Tekanan P merupakan
kandungan gliserida, kejernihan perbedaan tekanan aliran kedua ujung
kandungan logam berat, dan bilangan pipa viskosimeter dan besarnya
penyabunan. Mutu minyak kelapa sawit diasumsikan sebanding dengan berat
yang baik mempunyai kadar air kurang cairan.
dari 0,1% dan kadar kotoran lebih kecil Pengukuran viskositas yang tepat
dari 0,01 %, kandungan asam lemak bebas dengan cara di atas sulit dicapai. Hal ini
serendah mungkin (kurang lebih 2 % atau disebabkan harga r dan l sukar
kurang), bilangan peroksida dibawah 2, ditentukan secara tepat. Kesalahan
bebas dari warna merah dan kuning (harus pengukuran terutama r, sangat besar
berwarna pucat) tidak berwarna hijau, pengaruhnya karena harga ini
jernih, dan kandungan logam berat dipangkatkan empat. Untuk menghindari
serendah mungkin atau bebas dari ion kesalahan tersebut dalam prakteknya
logam [1]. Studi tentang minyak goreng digunakan suatu cairan pembanding.
sebelumnya telah dilakukan oleh Istianah Cairan yang paling sering digunakan
[2] dengan parameter perubahan sudut adalah air [3].
polarisasi terhadap berkas sinar yang Untuk dua cairan yang berbeda
ditransmisikan. Dari penelitian tersebut dengan pengukuran alat yang sama,
secara kualitatif ditunjukkan bahwa berlaku:
minyak goreng yang mempunyai kualitas
1 1t1
paling baik adalah minyak goreng dengan  (2)
efek perubahan sudut polarisasi yang  2  2t2
paling kecil dibanding yang lain. Pada Jadi, bila  dan  cairan pembanding
penelitian ini secara kualitatif hendak diketahui, maka dengan mengukur waktu
ditunjukkan bahwa minyak goreng yang yang diperlukan untuk mengalir kedua
mempunyai kualitas paling baik yaitu cairan melalui alat yang sama dapat
minyak goreng dengan nilai viskositas dan ditentukan  cairan yang sudah diketahui
indeks bias yang besar. rapatannya [3].
Viskositas adalah ukuran yang
menyatakan kekentalan suatu cairan atau METODE PENELITIAN
fluida. Kekentalan merupakan sifat cairan Alat yang digunakan untuk
yang berhubungan erat dengan hambatan penelitian ini antara lain sumber cahaya :
untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang laser (  = 632,8 nm) ,viskosimeter
dapat mengalir cepat, sedangkan lainnya Ostwald, stopwatch, luxmeter, busur
mengalir secara lambat. Cairan yang derajat, dan prisma segitiga sebagai tempat

54
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol 11 ,No.2, April 2008, hal 53-58
sampel. Bahan yang digunakan pada Berkas laser ditembakkan pada prisma
penelitian ini adalah; air dan minyak yang berisi minyak goreng dengan
goreng. Minyak yang digunakan 4 macam berbagai variasi sudut datang, sampai
yaitu minyak goreng A, B, C dan D. ditemukan deviasi minimumnya. Deviasi
Prosedur Penelitian minimum terjadi saat sudut datang sama
Parameter yang digunakan dalam dengan sudut bias. Wadah sampel yang
uji kualitas minyak goreng pada penelitian digunakan sebagai tempat minyak goreng
ini yaitu viskositas dan indeks bias. terbuat dari kaca preparat dengan ukuran
Pengukuran viskositas dilakukan dengan yaitu, tebal 1 mm dan tinggi 2,5 cm.
alat viskosimeter Ostwald, sedangkan Pengukuran transmitansi minyak
pengukuran indeks bias menggunakan goreng
metode pembiasan pada prisma. Pengukuran transmitansi dilakukan
Pengukuran kerapatan minyak goreng dengan menggunakan luxmeter. Dengan
Pengukuran kerapatan minyak luxmeter dapat diketahui nilai intensitas
goreng dilakukan dengan mengukur massa sinar yang masuk dan intensitas sinar yang
dari minyak goreng dibagi dengan volume diteruskan dari minyak goreng.
minyak goreng. Massa minyak goreng Transmitansi dihitung dari perbandingan
dihitung dengan menggunakan timbangan, antara intensitas sinar yang diteruskan
sedangkan volume minyak goreng dihitung terhadap intensitas sinar yang masuk.
dengan menggunakan gelas ukur.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran viskositas minyak goreng Uji kualitas minyak goreng pada
Pengukuran viskositas yaitu dengan penelitian ini didasarkan dengan parameter
menggunakan viskosimeter ostwald. viskositas dan indeks bias dari minyak
Penetapannya dilakukan dengan jalan goreng baru dan bekas. Minyak goreng
mengukur waktu yang diperlukan untuk yang digunakan sebanyak empat macam
mengalirnya minyak goreng dalam pipa yaitu minyak goreng A, minyak goreng B,
kapiler dari a ke b. minyak goreng C dan minyak goreng D.
Minyak goreng dimasukkan ke Masing-masing minyak tersebut kemudian
dalam viskosimeter yang diletakkan pada divariasi menjadi tiga jenis yaitu minyak
termostat. Minyak kemudian dihisap goreng yang belum dipakai, minyak
dengan pompa sampai di atas tanda a. goreng satu kali pakai, dan minyak goreng
Cairan dibiarkan mengalir ke bawah dan dua kali pakai. Minyak goreng yang telah
waktu yang diperlukan dari a ke b dicatat dipakai satu kali, dan dua kali pakai yaitu
menggunakan stopwatch. Dengan minyak goreng yang sudah digunakan
persamaan (1) dan (2), maka viskositas untuk menggoreng tahu selama kurang
dari minyak goreng dapat ditentukan. lebih 5-8 menit.
Pengukuran indeks bias minyak Parameter pertama yang digunakan
goreng pada penelitian ini yaitu viskositas. Tabel 1
Pengukuran indeks bias minyak dan 2 berikut menunjukkan besarnya nilai
goreng menggunakan metode pembiasan kerapatan dan viskositas dari minyak
pada prisma. goreng

55
Sutiah dkk Studi Kualitas Minyak Goreng…

Tabel 1.Nilai kerapatan minyak goreng


Jenis minyak goreng ρ (kg/m3)
Belum dipakai Satu kali pakai Dua kali pakai
A 858,51±3,42 857,22±3,86 851,31±3,82
B 863,42±3,72 862,82±3,89 860,84±3,86
C 848,05±3,79 847,87±3,70 845,17±3,77
D 877,13±4,97 873,22±4,94 867,58±4,96

Tabel 2. Nilai viskositas minyak goreng


Jenis minyak η (Ns/m2) × 10-3
goreng Belum Satu kali Dua kali
dipakai pakai pakai
A 3,98±0,08 3,95±0,08 3,91±0,13
B 4,06±0,22 4,03±0,05 3,92±0,09
C 3,90±0,07 3,86±0,08 3,79±0,05
D 4,71±0,09 4,56±0,08 4,44±0,09

Tabel 3. Nilai indeks bias minyak goreng


Jenis minyak n
goreng Belum Satu kali Dua kali
dipakai pakai pakai
A 1,48±0,14 1,46±0,13 1,44±0,12
B 1,46±0,13 1,44±0,12 1,42±0,12
C 1,46±0,13 1,44±0,12 1,42±0,12

Tabel 4.Nilai transmitansi pada minyak goreng


Jenis minyak % Transmitansi
goreng Belum Satu kali Dua kali
dipakai pakai pakai
A 50 60 90
B 70 80 90
C 60 70 80

Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa menyebabkan kerapatan minyak


nilai kerapatan dari minyak goreng yang berkurang. Minyak goreng yang belum
paling kecil yaitu pada minyak goreng pernah dipakai mempunyai nilai kerapatan
yang sudah dipakai dua kali, dan nilai yang paling besar karena minyak goreng
kerapatan yang paling besar yaitu pada tersebut belum mengalami pemanasan,
minyak goreng yang belum pernah dipakai. sehingga molekul-molekulnya tidak
Minyak goreng yang sudah dipakai dua mengalami perenggangan dan
kali mempunyai nilai kerapatan yang kerapatannya lebih besar. Jadi, minyak
paling kecil karena minyak goreng tersebut goreng dengan kerapatan paling besar
telah mengalami pemanasan sehingga adalah minyak goreng yang belum dipakai,
ikatan antar molekulnya berkurang dan dan kerapatan yang paling kecil yaitu pada

56
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol 11 ,No.2, April 2008, hal 53-58
minyak goreng yang sudah dipakai dua mengakibatkan nilai indeks biasnya lebih
kali. besar. Jadi, nilai indeks bias paling besar
Dari tabel 2 diketahui bahwa nilai yaitu pada minyak goreng yang belum
viskositas yang paling kecil yaitu pada dipakai dan nilai indeks bias paling kecil
minyak goreng yang sudah dipakai dua yaitu pada minyak yang sudah dipakai dua
kali, dan nilai viskositas yang paling besar kali.
yaitu pada minyak goreng yang belum Pada penelitian ini dilakukan
pernah dipakai. Minyak goreng yang sudah pengukuran transmitansi dari minyak
dipakai dua kali mempunyai nilai goreng. Pengukuran nilai transmitansi pada
kerapatan yang paling kecil karena minyak minyak goreng dapat digunakan sebagai
goreng tersebut telah berkurang nilai parameter kualitas minyak goreng. Tabel 4
kerapatannya akibat pemanasan saat berikut adalah nilai besarnya transmitansi
penggorengan, sehinggga gesekan yang pada minyak goreng. Dari tabel dapat
terjadi dalam lapisan-lapisan minyak diketahui bahwa nilai transmitansi yang
tersebut menjadi lebih kecil yang paling besar yaitu pada minyak yang sudah
mengakibatkan nilai viskositasnya kecil. dipakai dua kali, dan nilai transmitansi
Minyak goreng yang belum dipakai yang paling kecil yaitu pada minyak
mempunyai nilai viskositas yang paling goreng yang belum dipakai. Minyak
besar karena minyak tersebut kerapatannya goreng yang sudah dipakai dua kali nilai
lebih besar karena belum mengalami kerapatannya telah berkurang, sehingga
pemanasan sehingga gesekan yang terjadi cahaya yang masuk lebih sedikit yang
antara lapisan-lapisan dalam minyak dipantulkan dan cahaya yang diteruskan
tersebut lebih besar dan viskositasnya juga lebih besar dan mengakibatkan nilai
besar. Viskositas dalam cairan ditimbulkan transmitansinya besar. Nilai transmitansi
oleh gesekan dalam lapisan-lapisan dalam yang paling kecil yaitu pada minyak
cairan, sehingga makin besar gesekan yang goreng yang belum dipakai karena minyak
terjadi maka viskositasnya semakin besar, tersebut nilai kerapatannya lebih besar
begitu juga jika gesekan yang terjadi lebih sehingga cahaya yang masuk lebih mudah
kecil, maka viskositasnya juga kecil. untuk dipantulkan dan cahaya yang
Parameter kedua yang digunakan diteruskan lebih sedikit dan mengakibatkan
dalam uji kualitas pada penelitian ini nilai transmitansinya kecil. Jadi, minyak
adalah indeks bias. Berikut adalah tabel goreng yang belum dipakai mempunyai
dari nilai indeks bias pada minyak goreng. nilai transmitansi yang paling kecil, dan
Dari tabel diketahui bahwa indeks bias minyak goreng yang sudah dipakai dua
minyak goreng yang paling kecil yaitu kali mempunyai nilai transmitansi yang
pada minyak goreng yang sudah dipakai paling besar.
dua kali, dan nilai indeks bias yang paling
besar yaitu pada minyak goreng yang KESIMPULAN
belum dipakai. Minyak goreng yang sudah Dari hasil penelitian yang telah
dipakai dua kali kerapatannya telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan
berkurang akibat telah mngalami sebagai berikut:
pemanasan, sehingga kecepatan cahaya 1. Viskositas dan indeks bias dapat
dalam minyak tersebut lebih besar yang digunakan untuk membedakan kualitas
mengakibatkan nilai indeks biasnya lebih minyak goreng.
kecil. Minyak goreng yang belum dipakai 2. Perubahan viskositas dan indeks bias
mempunyai nilai indeks bias yang paling menunjukkan perubahan kualitas
besar karena minyak tersebut kerapatannya minyak goreng.
lebih besar, sehingga kecepatan cahaya 3. Pada penelitian ini viskositas dan
pada minyak lebih kecil dan indeks bias yang besar menunjukkan

57
Sutiah dkk Studi Kualitas Minyak Goreng…

bahwa minyak goreng mempunyai [2] Istianah, 2008. Studi Pengaruh Medan
kualitas yang baik. Nilai viskositasnya Radio Frekuensi (RF) terhadap
yaitu sebesar 3,91×10-3 Ns/m2 dan nilai Perubahan Sudut Polarisasi pada
indeks bias sebesar 1,44. Minyak Goreng. Skripsi. Jurusan Fisika
FMIPA UNDIP.
DAFTAR PUSTAKA [3] Estien, Y, 2005. Kimia Fisika Untuk
[1] Ketaren, S., 1986. Pengantar Minyak Paramedis, Andi Press, Yogyakarta.
dan Lemak Pangan, UI Press, Jakarta.

58

Anda mungkin juga menyukai