Anda di halaman 1dari 13

Pemasaran Konten Budaya Tari Tradisional

Mata Kuliah :
Pemasaran Konten Budaya
Dosen Pengampu:
Ade Rustandi S.S

Disusun oleh :

Rena Kurnia Ayu (120404200011)


Aura Natha Nadya (120404200029)
Shabiya Putri Alifah (120404200038)
Muhammad Daffa Reksa Alvian (120404200036)
Muhammad Jauhar Zahron (120404200059)

PEMASARAN DIGITAL
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PADJADJARAN
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah berjudul Pemasaran Konten
Budaya Tari Tradisional. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Pemasaran Konten Budaya yang diampu oleh bapak Ade Rustandi S.S.

Dalam menyusun makalah ini penyusun berusaha mengerjakannya dengan sebaik


mungkin dengan harapan dapat membantu pembaca dalam memahami dan mengetahui
seputar konsep Pemasaran Konten Budaya Tari Tradisional Penyusun juga berharap
makalah ini dapat dijadikan bekal pengetahuan untuk dijadikan sumber yang bermanfaat
bagi para pembacanya.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena
banyak kekurangan yang perlu untuk diperbaiki, baik dari segi penataan, diksi, tata bahasa,
etika, maupun isi makalah. Oleh karena itu, penyusun meminta maaf atas
ketidaksempurnaannya dan juga meminta kritik dan saran yang membangun dari pembaca
untuk penyusun jadikan sebagai bahan evaluasi.

Besar harapan kami makalah ini dapat menjadi sarana memperluas wawasan
pembaca. Semoga makalah ini dapat diterima sebagai sumber pengetahuan yang bermanfaat
untuk dibaca. Akhir kata, penyusun ucapkan terima kasih.

penyusun

ii
ABSTRAK

Seni tari tradisional merupakan salah satu bentuk kebudayaan daerah yang kental
dengan nilai-nilai historis dan pesan-pesan filosofis, seperti aspek spiritual, moral, dan sosial
dari komunitasnya perkembangan tari tidak saja sebatas estetika dan artistik, akan tetapi tari
telah jauh melangkah seiring dengan terjadinya perubahan sosial budaya dan pertumbuhan
ekonomi yang semakin melaju, apalagi perkembangan sains dan teknologi ikut menyeret
perubahan dalam ilmu dan pengetahuan tari. Tari tradisional tidak saja sebatas konvensional
yang hanya sekedar penataan gerak demi gerak, tetapi tari juga merupakan media kritik
maupun media ekspresif dari senimannya. Tari saat ini bukan saja menjadi milik komunitas
tertentu (tradisi) akan tetapi tari merupakan milik individual. Dunia tari yang bersifat
individual tersebut dikenal dengan tari popular, baik bersifat monumental dan kontemporer.
Ada kecenderungan di Indonesia saat ini, walaupun tari tersebut merupakan tari popular baik
monumental maupun berbentuk pola garap kontemporer, akan tetapi dia tidak terlepas dari
idiom atau spirit tradisi yang dimiliki oleh latar budaya koreografernya, bahkan hampir
seluruh sumber garapannya berakar pada kinestetik tari tradisional. Fenomena ini menjadi
trend baru dalam penciptaan tari dan pembelajaran koreografi tari di Indonesia, yang banyak
dikembangkan oleh akademisi seni, sanggar sanggar seni, maupun padepokan seni.

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
ABSTRAK...............................................................................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iv
BAB I.........................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................................. 2
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................................. 3
BAB II.......................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN........................................................................................................................................4
2.1 Pengertian Tari Tradisional......................................................................................................... 4
2.2 Jenis Tari Tradisional..................................................................................................................... 4
2.3 Hal-hal yang menjadi permasalahan dalam memasarkan konten budaya tari
tradisional................................................................................................................................................ 5
2.4 Memasarkan Konten Budaya Tari Tradisional di Indonesia ataupun ke
Mancanegara............................................................................................................................................ 6
2.5 Konsep Ekonomi Kreatif............................................................................................................... 7
2.6 Ekonomi Kreatif di Bidang Tari.................................................................................................. 7
BAB III......................................................................................................................................................9
PENUTUP................................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................10

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini adanya globalisasi mengakibatkan banyaknya budaya yang masuk dan
menyebabkan berbagai masalah di negeri ini, seperti halnya penurunan rasa cinta budaya dan
nasionalisme generasi muda. Budaya Indonesia bisa hilang termakan zaman karena orang-
orang Indonesia lebih suka meniru kebudayaan luar. oleh karena itu, kita harus memiliki rasa
untuk menumbuhkan kesadaran serta rasa memiliki akan budaya tersebut, dengan rasa
memiliki serta mencintai budaya akan membuat orang mempelajarinya sehingga budaya
Indonesia akan tetap ada.

Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-


budaya ini tersebar, salah satu bentuk budaya adalah tarian. Tarian Indonesia mencerminkan
kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Tari tradisional adalah
suatu tarian yang berkembang di suatu daerah tertentu yang berpedoman luas dan berpijak
pada adaptasi kebiasaan secara turun temurun yang dipeluk/dianut oleh masyarakat yang
memiliki tari tersebut. Tari tradisional umumnya memiliki nilai historis yang tinggi, pedoman
yang luas, dan berpijak pada adaptasi adat istiadat lingkungan sekitar tempat tumbuhnya.

v
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari tari tradisional?


2. Apa saja jenis-jenis tari tradisional?
3. Hal-hal apa saja yang menjadi permasalahan dalam memasarkan konten budaya tari
tradisional?
4. Bagaimana memasarkan konten budaya tradisional di Indonesia ataupun ke
mancanegara?
5. Bagaimana konsep ekonomi kreatif pada bidang seni budaya tari?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui apa pengertian tari tradisional.


2. Mengetahui masalah apa yang dihadapi untuk memasarkan konten budaya tari
tradisional.
3. Mencari solusi dari permasalahan yang timbul untuk memasarkan konten budaya tari
tradisional baik di Indonesia maupun mancanegara.
4. mengetahui bagaimana konsep ekonomi kreatif pada bidang seni budaya tari.

vi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tari Tradisional

Tari tradisional adalah tarian yang berkembang dan dilestarikan secara turun-temurun
di suatu daerah tertentu. Tarian ini biasanya memiliki berbagai ciri khas yang menonjolkan
falsafah, budaya dan kearifan lokal setempat di mana tarian tersebut berkembang. Sehingga
dapat ditebak bahwa masing-masing daerah akan memiliki keunikan tersendiri. Terutama di
negeri ini, di mana keberagaman masyarakatnya seakan tak terbatas.

2.2 Jenis Tari Tradisional

Meskipun terdengar sudah mengerucut, sebetulnya tarian tradisional masih memiliki


beberapa kategori yang membedakannya. Misalnya, menurut Humardani berdasarkan nilai
artistik garapannya, tari tradisional dapat dibedakan menjadi beberapa tarian berikut ini.

vii
1. Tari Primitif,

Merupakan tarian yang gerak maupun iringannya masih sederhana. Secara umum dapat
dikatakan bahwa penggarapan koreografinya belum dilakukan secara serius. Busana kostum
dan tata riasnya juga masih kurang diperhatikan. Tari tradisional jenis ini jarang dipentaskan
bahkan sudah jarang dijumpai keberadaannya, kemungkinan tari ini hanya dapat ditemui di
daerah terpencil atau pedalaman saja.

2. Tari Klasik,

Yaitu tari tradisi yang sudah mapan atau baku baik dari segi gerak, maupun iringannya. Tari
klasik merupakan tarian yang sudah mendapatkan banyak perhatian dan biasanya digarap
secara serius oleh masyarakatnya dan mendapatkan dukungan penuh dari tetua, bangsawan,
atau raja suatu daerah yang telah mencapai nilai artistik cukup tinggi karena telah menempuh
perjalanan yang cukup panjang (sudah mengalami masa kejayaan).

3. Tari Rakyat,

Tarian ini memiliki gerakan dan pola langkah yang sederhana dan cukup mudah untuk
dipelajari, meskipun telah mengalami penggarapan koreografi yang serius. Karena, tari rakyat
terlahir dari budaya masyarakat pedesaan yang berada di luar tembok Keraton. Katakanlah
tarian ini diciptakan dari dan untuk dinikmati oleh rakyat, sehingga tidak ada beban khusus
terhadap kerajaan atau pihak penguasa lain yang menuntut nilai estetika agung.

Perlu menjadi catatan pula bahwa terdapat tarian tradisional yang telah dikembangkan.
Misalnya, tari jaipong yang sebetulnya dikreasikan di zaman modern. Sehingga, dapat
dikatakan bahwa tari tersebut sudah tidak tradisional lagi, melainkan lebih cocok disebut
sebagai tari tradisional kreasi, atau bahkan tarian modern.

2.3 Hal-hal yang menjadi permasalahan dalam memasarkan konten budaya tari
tradisional

1. Manajemen - kurangnya organising pengelola tari tradisional terhadap publik

viii
2. Sarana prasarana - kurangnya wadah khusus untuk memperkenalkan.
3. Kesalahan strategi dalam memasarkan tarian tsb
4. Persaingan dgn pertunjukan modern - berkembangnya tontonan, konser, dan tarian
modern.
5. Pengelolaan budaya tari yang belum maksimal karena kurangnya dukungan dari
pemerintah.
6. Komunikasi dan koordinasi yang belum maksimal antara tokoh-tokoh budayawan dan
target pasar.

2.4 Memasarkan Konten Budaya Tari Tradisional di Indonesia ataupun ke


Mancanegara

1. Memperkenalkan tarian-tarian yang dimiliki Indonesia


Dengan memperkenalkan tarian - tarian yang dimiliki Indonesia seperti Tari Saman, Tari
Piring, dan tari - tari daerah lainnya, dapat membantu memasarkan budaya tradisional
Indonesia. Salah satu caranya adalah dengan membuat rumah kreasi dan juga sanggar secara
merata di Indonesia.
2. Memperkenalkan musik dan nyanyian yang dimiliki Indonesia.
Terdapat banyak musik - musik tradisional dengan alat musiknya yang sangat unik seperti
angklung, gendang, gamelan, dan lainnya. Pada umumnya, tarian - tarian tradisional
menggunakan latar belakang musik - musik tradisional. Hal ini sangat berkesinambungan
antara satu dan lainnya, di mana ketika dalam satu pentas seni daerah, tarian dan musik dapat
dipasarkan secara bersamaan.
3. Menggunakan media sosial.
Pada era globalisasi ini, hampir seluruh lapisan masyarakat sudah aktif menggunakan media
sosial sebagai bentuk aktivitas sehari-hari. Dengan frekuensi pengguna yang banyak ini,
memasarkan budaya tradisional menggunakan media sosial merupakan salah satu cara yang
tepat. Terlebih lagi jangkauannya yang global dan dapat menjangkau mancanegara secara
cepat dan efisien.
4. Menggunakan media cetak dan elektronik
Media cetak dan elektronik merupakan salah satu cara konvensional dalam memasarkan
suatu konten.

ix
2.5 Konsep Ekonomi Kreatif
Konsep Ekonomi Kreatif merupakan sebuah konsep ekonomi di era ekonomi baru
yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan stock of
knowledge dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan
ekonominya. Struktur perekonomian dunia mengalami transformasi dengan cepat seiring
dengan pertumbuhan ekonomi, dari yang tadinya berbasis Sumber Daya Alam (SDA)
sekarang menjadi berbasis SDM, dari era pertanian ke era industri dan informasi.

2.6 Ekonomi Kreatif di Bidang Tari


Menumbuhkan ekonomi kreatif tidak bisa lepas dari budaya setempat, budaya harus
menjadi basis pengembangannya. Dalam konteks kebudayaan lokal ada yang disebut dengan
kearifan lokal yang menjadi nilai bermakna, antara lain, diterjemahkan ke dalam bentuk fisik
berupa produk kreatif daerah setempat.
Ekonomi kreatif tidak bisa dilihat dalam konteks ekonomi saja, tetapi juga dimensi
budaya. Ide-ide kreatif yang muncul adalah produk budaya, karena strategi kebudayaan
sangat menentukan arah perkembangan ekonomi kreatif.
Industri Kreatif kelompok Seni dan Budaya (tari) meliputi kegiatan kreatif yang berkaitan
dengan usaha yang berkaitan dengan pengembangan konten, produksi tari, tarian tradisional,
tari kreasi baru, tari modern, serta tarian kontemporer.
Seni tari memiliki unsur-unsur utama seperti wiraga (raga) Sebuah tarian harus
menampakkan gerakan badan, baik dengan posisi duduk ataupun berdiri. Wirasa (rasa)
Sebuah seni tari harus mampu untuk menyampaikan sebuah perasaan yang ada di dalam jiwa,
melalui sebuah tarian dan gerakan juga ekspresi penarinya. Wirama (irama) Sebuah seni tari
harus memiliki unsur irama yang menyatukan gerakan badan dengan musik pengiringnya,
baik dari segi tempo maupun iramanya. Sehingga, dalam seni pertunjukan tari perlu
memasukkan unsur seni lain seperti seni musik, seni drama dan teater juga dapat
digabungkan dengan seni tari. Serta di dalamnya industri pendukung yang berkaitan seperti
tata panggung, pencahayaan, busana dan tata suara.
Menurut perkembangannya, maka seni pertunjukan tari dapat dibagi menjadi
beberapa genre yaitu:
a. Tari tradisi atau tradisional merujuk pada tarian yang dipentaskan sebagai
bagian dari tradisi setempat, dan ini bisa terdiri dari tari ritual/klasik, tarian
rakyat yang bentuknya beragam dan umumnya membawa identitas suku,
daerah.
x
b. Tari kreasi baru atau ‘garapan baru’ didefinisikan pertama kali oleh R.M.
Soedarsono (1974) sebagai komposisi tari yang masih menggunakan idiom-
idiom tari tradisi, namun telah digarap ulang dengan memasukkan elemen-
elemen baru seperti irama paduan gerak atau pun kostum.
c. Tari modern merupakan tari yang berkembang setelah eksperimental artistik di
Barat (Eropa-Amerika) di awal abad ke-20 ketika tari masuk ke dalam ruang
teater modern tempat ekspresi individualitas menjadi penanda utama. Salah
satu contoh tari modern adalah tari balet.
d. Tari kontemporer merupakan jenis tarian yang terpengaruh dampak
modernisasi serta bersifat bebas dan tak terikat oleh ketentuan gerak
sebagaimana pada tarian tradisional. Salah satu contoh tari kontemporer
seperti tari Cak Rina karya Sardono W. Kusumo dan tari Yapong karya
Bagong Kusudiarjo.

xi
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengelolaan budaya tari yang belum maksimal karena kurangnya dukungan dari
pemerintah. Dengan memperkenalkan tarian - tarian yang dimiliki Indonesia seperti Tari
Saman, Tari Piring, dan tari - tari daerah lainnya, dapat membantu memasarkan budaya
tradisional Indonesia. Memperkenalkan musik dan nyanyian yang dimiliki Indonesia.
Terdapat banyak musik - musik tradisional dengan alat musiknya yang sangat unik seperti
angklung, gendang, gamelan, dan lainnya. Dengan frekuensi pengguna yang banyak ini,
memasarkan budaya tradisional menggunakan media sosial merupakan salah satu cara yang
tepat. Terlebih lagi jangkauannya yang global dan dapat menjangkau mancanegara secara
cepat dan efisien.
Industri Kreatif kelompok Seni dan Budaya meliputi kegiatan kreatif yang berkaitan
dengan usaha yang berkaitan dengan pengembangan konten, produksi tari, tarian tradisional,
tari kreasi baru, tari modern, serta tarian kontemporer. Seni tari memiliki unsur-unsur utama
seperti wiraga Sebuah tarian harus menampakkan gerakan badan, baik dengan posisi duduk
ataupun berdiri. Wirasa Sebuah seni tari harus mampu untuk menyampaikan sebuah perasaan
yang ada di dalam jiwa, melalui sebuah tarian dan gerakan juga ekspresi penarinya. Wirama
Sebuah seni tari harus memiliki unsur irama yang menyatukan gerakan badan dengan musik
pengiringnya, baik dari segi tempo maupun iramanya.
Sehingga, dalam seni pertunjukan tari perlu memasukkan unsur seni lain seperti seni
musik, seni drama dan teater juga dapat digabungkan dengan seni tari.

xii
DAFTAR PUSTAKA

xiii

Anda mungkin juga menyukai