Anda di halaman 1dari 16

DUNIA SAINS

 Home

Selasa, 15 Desember 2015


LAPORAN GO-7 PEMBIASAN PADA KACA PLAN PARALEL

LAPORAN PRAKTIKUM GELOMBANG OPTIK


LKM-07 “PEMBIASAN PADA KACA PLAN PARALEL”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 6
1.     YASINTA KUSWINARTO (13030654058)
2.     DEVIANA EKA RATNA S (13030654066)
3.     WIWIK JUMIATI (13030654076)
4.     PUTRI IRAWATI (13030654080)

PENDIDIKAN IPA B 2013


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2015

Pembiasan Pada Kaca Plan Paralel


Abstrak

Kami telah melakukan percobaan dengan judul Pembiasan Pada Kaca Plan Paralel pada
hari Kamis tanggal 23 Oktober 2015 di Laboratorium IPA Unesa yang bertujuan untuk
menentukan indeks bias pada kaca plan pararel dan menentukan pergeseran sinar cahaya pada
kaca plan pararel. Metode yang digunakan adalah menggambar kaca plan paralel pada kertas,
membuat garis normal, menentukan sudut datang (i), menggambar garis sudut datang, menandai
dengan menggunakan jarum pentul, melihat jarum pentul dari sisi lain kaca plan paralel,
menandai dengan jarum pentul dan menggambarnya, menggambar garis bias, mengukur sudut
bias yang terbentuk, mengukur pergeseran sinar (t) yang terbentuk serta mengulangi percobaan
dengan sudut datang yang berbeda. Hasil percobaan yang kami lakukan diperoleh nilai indeks
bias sebesar 1,49 ± 0,03 dengan ketidakpastian 0,32% dan taraf ketelitian 99,68%. Sedangkan
secara teoritis nilai indeks bias kaca plan paralel adalah I,51. Selanjutnya, diperoleh nilai
pergeseran melalui pengukuran sebesar 0,9 cm ; 1,2 cm ; 1,4 cm ; 1,7 cm dan 2,0 cm. Sedangkan
nilai pergeseran melalui perhitungan sebesar 0,88 cm ; 1,20 cm ; 1,37 cm ; 1,71 dan 1,98 cm.
Ketidaksesuaian ini dikarenakan kurang terampilnya pengamat menggunakan alat percobaan,
kurang telitinya praktikan dalam mengukur jarak pergeseran serta kurang cermat ketika
mengamati proses pembiasan (mengamati jarum pentul dari sisi kaca yang lain). Berdasarkan
hasil percobaan yang kami peroleh, dapat disimpulkan bahwa perbandingan sinus sudut datang
dan sinus sudut bias adalah konstan. Selain itu, semakin besar nilai sudut datang maka semakin
besar nilai pergeseran sinar cahaya yang terjadi.

Kata kunci : Kaca Plan Paralel, Sudut Datang, Sudut Bias, Indeks bias, Pergeseran Sinar.

 
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Cahaya merambat bidang batas dua medium, maka rambatan cahaya tersebut akan
mengalami pembelokan. Peristiwa tersebut disebut pembiasan cahaya. Banyak kegiatan
sehari-hari yang dapat menjelaskan peristiwa pembiasan tersebut. Contoh pembiasan di
lingkungan sekitar kita yaitu pensil yang dicelupkan kedalam gelas kemudian pensil tersebut
terlihat bengkok, sebenarnya pensil tersebut tidak bengkok. Hal inilah yang disebut
pembiasan. Pada contoh tersebut belum kita ketahui bagaimana pembiasan itu terjadi dan apa
yang menyebabkannya. Untuk mengetahui pembiasan yang terjadi pada kaca plan paralel dan
juga pergeseran sinar pada kaca plan paralel maka kami akan melakukan percobaan
pembiasan pada kaca plan paralel. Kaca plan parallel itu sendiri merupakan medium
masuknya cahaya. Prinsip kerjanya sama seperti pensil yang dicelupkan didalam air, namun
mediumnya saja yang berbeda.

B.     Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas dapt diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana besarnya indeks bias kaca plan paralel?
2.      Bagaimana besarnya pergeseran sinar cahaya pada kaca plan paralel?

C.    Hipotesis
Perbandingan dari sinus sudut datang dengan sinus sudut bias adalah konstan.

D.    Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
1.    Menentukan besarnya indeks bias kaca plan paralel.
2.    Menentukan besarnya pergeseran sinar cahaya pada kaca plan paralel.

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pembiasan pada Kaca Plan Paralel
     Kaca plan paralel adalah benda yang terbuat dari kaca berbentuk kubus dengan enam sisi
yang rata dengan sisi yang berhadapan sejajar. Bentuknya lempeng tipis seperti batu bata atau
korek api. Ia memiliki ketebalan tertentu yang sering dilambangkan d. Peristiwa yang terjadi
ketika seberkas sinar melewati sebuah kaca plan paralel adalah sinar tersebut akan mengalami
pergesaran. Cahaya atau berkas sinar akan mengalami dua kali pembiasan oleh dua medium
yang berbeda kerapatannya. Berkas cahaya dari udara yang masuk ke dalam kaca akan
mengalami pembelokan. Peristiwa tersebut disebut pembiasan cahaya. Hal ini disebabkan
medium udara dan medium kaca memiliki kerapatan optik yang berbeda. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa pembiasan cahaya terjadi akibat cahaya melewati dua medium yang
berbeda kerapatan optiknya. Sinar bias akan mendekati garis normal ketika sinar datang dari
medium kurang rapat atau udara ke medium lebih rapat atau kaca. Sinar bias akan menjauhi
garis normal ketika cahaya merambat dari medium lebih rapat atau kaca ke medium kurang
rapat atau udara.

 
                            Gambar 1. Pembaisan Cahaya Pada Kaca Plan Paralel

Terjadinya pembiasan tersebut telah dibuktikan oleh seorang ahli maematika dan
perbintangan Belanda pada tahun 1621 bernama Willebrord Snell bahwa hasil percobaannya
dirumuskan dan dikenal dengan Hukum Snellius.
Gambar 2. Pembiasan Cahaya Pada Kaca Plan Paralel

Terlihat bahwa berkas cahaya yang masuk dengan berkas


cahaya yang keluar dari kaca plan paralel adalah sejajar. Menurut hukum Snellius, “dalam
peristiwa pembiasan cahaya, perbandingan sinus sudut datang dan sinus sudut bias adalah
konstan”

Keterangan :
n = indeks bias
i = sudut datang
r = sudut bias
Berkas cahaya hanya mengalami pergeseran sebesar t (besaran panjang). Jika berkas datang
dengan sudut i maka pergeserannya dapat dihitung sebagai berikut :

Keterangan :
t = pegeseran sinar
d = tebal kaca
Hukum Snellius menyatakan bahwa :
1.      Sinar datang, sibar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
2.      Jika sinar datang dari medium yang kurang rapat menuju medium yang lebih rapat, sinar
akan dibiaskan mendekati garis normal. Jika sinar datang dari medium yang lebih rapat
menuju medium yang kurang rapat, sinar akan dibiaskan menjauhi garis normal.

B.     Indeks Bias


Berkas cahaya yang melewati dua medium yang berbeda menyebabkan cahaya berbelok.
Di dalam medium yang lebih rapat, kecepatan cahaya lebih kecil dibandingkan pada medium
yang kurang rapat. Oleh sebab itu cahaya membelok. Perbandingan laju cahaya dari dua
medium tersebut disebut indeks bias dan diberi simbol n. Jika cahaya merambat dari udara
atau hampa ke suatu medium indeks biasnya disebut indeks bias mutlak. Secara matematis
dituliskan :

Keterangan :
n = indeks bias
c = laju cahaya (m/s)
v = laju cahaya dalam medium (m/s)
Indeks bias mutlak dan beberapa medium dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Indeks Bias Dari Beberapa Medium
No
Medium Indeks
.
1. Vakum 1,0000
2. Udara 1,0003
3. Air (20°) 1,33
4. Kuarsa 1,46
5. Kerona 1,52
6. Flita 1,58
7. Kaca Plan Paralel 1,51
8. Intan 2,42

Jika salah satu medium tersebut bukan udara, perbandingan laju cahaya tersebut
merupakan nilai relatif atau indeks bias relatif. Misalnya, berkas cahaya merambat dari
medium 1 denga kelajuan v1 masuk pada medium 2 dengan kelajuan v 2, indeks bias relatif
medium 2 terhadap medium 1 adalah :
 Maka,

Keterngan :
n21 = indeks relative medium 2 terhadap medium 1
v1 = laju medium 1 (m/s)
v2 = laju medium 2 (m/s)
BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Jenis Penelitian


Jenis penelitian pada kali ini yang kami lakukan yaitu percobaan.

B.     Waktu dan Tempat Penelitian


Percobaan ini dilakukan di laboratorium IPA kampus Unesa Ketintang pada hari Kamis
22 Oktober 2015 pukul 09.40 WIB

C.    Alat dan Bahan


Alat :
1.  Kaca plan paralel 1 buah
2.  Jarum pentul 5 buah
3.  Penggaris1 buah
4.  Busur drajat 1 buah
5.  Sterofoam 1 buah
Bahan :
1.      Kertas putih 7 lembar

D.    Variabel dan Definisi Operasional


1. Variabel manipulasi : sudut datang (i)
Definsi Operasional :
Sudut datang adalah sudut yang dibentuk antara sinar datang yang menyentuh sisi kaca
planparalel dengan garis normal. Sudut datang dimanipulasi sebesar 25°, 30°,35°, 40°, dan
45°.
2. Variabel kontrol : jenis kaca, tebal kaca, busur derajat
Definsi Operasional :
Jenis kaca yang digunakan dalam percobaan adalah sama yaitu kaca plan paralel yang
memiliki ketebalan yang sama pula. Busur derajat yang digunakan untuk mengukur sudut-
sudut selama percobaan adalah sama.
3. Variabel respon : sudut bias (r) dan pergeseran (t)
Definsi Operasional :
a.       Sudut bias adalah sudut yang dibentuk antara sinar yang keluar (garis pada kaca) dengan
garis normal, dimana nanti akan di ukur dengan busur derajat.
b.  Pergeseran (t) adalah jarak antara sinar datang dengan sinar yang meninggalkan sisi kaca plan
paralel.

E.     Rancangan Percobaan

Gambar 3. Rancangan Percobaan

F.     Alur Percobaan


 

G. Langkah kerja
1. Meletakkan kaca plan
paralel diatas kertas buram
dan menggambarnya.
2. Membuat garis vertikal yang tegak lurus dengan kaca plan paralel sebagai garis normal.
3. Membuat sinar datang dan menentukan sudutnya yakni sebesar 25°.
4. Menancapkan jarum pada garis sinar datang.
5. Mengamati posisi jarum dari sisi lain kaca plan paralel.
6. Menancapkan jarum pada titik tertentu sehingga kedudukan jarum berhimpit dengan jarum
yang berbeda pada garis sudut datang.
7. Membuat garis pada titik jarum yang berimpit , garis tersebut merupakan garis yang
meninggalkan kaca plan paralel.
8. Membuat garis dari titik sudut datang pada batas sisi kaca planparalel sampai titik sinar yang
meninggalkan kaca plan paralel pada batas sisi kaca planparalel. Garis ini adalah garis sinar
bias.
9. Mengukur sudut bias dengan busur drajat.
10.  Mengukur besarnya pergeseran dengan penggaris.
11.  Mengulangi percobaan sebanyak 5 kali dengan sudut datang yang berbeda (30°,35°, 40°, dan
45°).
12.  Menghitung nilai indeks bias dan pergeseran secara teoritis.
13.  Membuat grafik hubungan sinus i dengan r.

BAB IV
DATA DAN ANALISIS

A.    Data
Tabel 2. Hasil Percobaan Pembiasan pada Kaca Plan Paralel
Perc. n t
( i ± 1 )° ( r ± 1 )° ( t ± 0,1 ) cm
ke- (perhitungan) (perhitungan)
1 25 17 0,9 1,45 0,88
2 30 19 1,2 1,52 1,20
3 35 23 1,4 1,46 1,37
4 40 25 1,7 1,52 1,71
5 45 28 2,0 1,51 1,98
Keterangan : d = 6 cm

B.     Analisis
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan berjudul “Pembiasan pada Kaca Plan
Paralel” diperoleh hasil sebagai berikut :
Pada percobaan pertama, diukur sudut datang sebesar 25° sehingga diperoleh sudut bias
sebesar 17° dan pergeseran sebesar 0,9 cm. Berdasarkan persamaan sin i / sin r, diketahui
indeks bias sebesar 1,45. Berdasarkan persamaan d.sin (i-r) / cos r, diketahui besar pergeseran
yaitu 0,88 cm.
Pada percobaan kedua, diukur sudut datang sebesar 30° sehingga diperoleh sudut bias
sebesar 19° dan pergeseran sebesar 1,2 cm. Berdasarkan persamaan sin i / sin r, diketahui
indeks bias sebesar 1,52. Berdasarkan persamaan d.sin (i-r) / cos r, diketahui besar pergeseran
yaitu 1,20 cm.
Pada percobaan ketiga, diukur sudut datang sebesar 35° sehingga diperoleh sudut bias
sebesar 23° dan pergeseran sebesar 1,4 cm. Berdasarkan persamaan sin i / sin r, diketahui
indeks bias sebesar 1,46. Berdasarkan persamaan d.sin (i-r) / cos r, diketahui besar pergeseran
yaitu 1,37 cm.
Pada percobaan keempat, diukur sudut datang sebesar 40° sehingga diperoleh sudut
bias sebesar 25° dan pergeseran sebesar 1,7 cm. Berdasarkan persamaan sin i / sin r, diketahui
indeks bias sebesar 1,52. Berdasarkan persamaan d.sin (i-r) / cos r, diketahui besar pergeseran
yaitu 1,71 cm.
Pada percobaan kelima, diukur sudut datang sebesar 45° sehingga diperoleh sudut bias
sebesar 28° dan pergeseran sebesar 2,0 cm. Berdasarkan persamaan sin i / sin r, diketahui
indeks bias sebesar 1,51. Berdasarkan persamaan d.sin (i-r) / cos r, diketahui besar pergeseran
yaitu 1,98 cm.
Berdasarkan data yang sudah diperoleh dapat dibuat suatu grafik hubungan sin i dan sin
r sebagai berikut :
Grafik di atas menunjukkan bahwa semakin besar nilai sin i maka semakin semakin
besar nilai sin r nya.
Selanjutnya, untuk nilai indeks bias pada percobaan yang telah kami lakukan, dapat
dihitung standart deviasi sebesar 0,03 sehingga nilai indeks biasnya menjadi 1,49 ± 0,03
dengan ketidakpastian 0,32% dan taraf ketelitian 99,68%.

C.    Pembahasan
Percobaan yang telah kami lakukan yaitu tentang pembiasan pada kaca plan paralel.
Pembiasan cahaya merupakan peristiwa pembelokan atau penyimpangan cahaya karena
melewati dua medium yang berbeda kerapatannya. Hal ini dapat dibuktikan pada percobaan
yang kami lakukan dimana arah sinar datang tidak sama dengan arah sinar bias, tetapi ada
pembelokan.
Pada pembiasan cahaya, ada dua macam pembiasan yaitu mendekati garis normal dan
menjauhi garis normal. Dikatakan mendekati garis normal, jika cahaya merambat dari
medium optik yang kurang rapat ke medium optik yang lebih rapat. Dikatakan menjauhi garis
normal, jika cahaya merambat dari medium optik lebih rapat ke medium optik yang kurang
rapat. Pembiasan pada kaca plan paralel merupakan jenis pembiasan cahaya yang mendekati
garis normal. Alasannya karena cahaya merambat dari udara (medium optik yang kurang
rapat) ke kaca (medium optik yang lebih rapat).
Pada percobaan ini kami juga menentukan besarnya indeks bias dan pergeseran yang
terjadi. Hasilnya sebagai berikut :
1.      Penentuan Nilai Indeks Bias
Berkas cahaya yang melewati dua medium yang berbeda kerapatnnya menyebabkan
cahaya berbelok. Di dalam medium yang lebih rapat, kecepatan cahaya lebih kecil
dibandingkan pada medium yang kurang rapat. Akibatnya cahaya membelok. Perbandingan
laju cahaya dari dua medium tersebut dinamakan indeks bias (n). Jika cahaya merambat dari
udara ke suatu medium maka indeks biasnya disebut indeks bias mutlak. Indeks bias mutlak
pada kaca plan paralel adalah 1,51 seperti yang tertera pada Tabel 1.
Dalam menentukan indeks bias dalam percobaan ini, kami menentukan terlebih dahulu
sudut datang (i) dan sudut bias (r). Ada lima data yang kami dapatkan seperti yang tertera
pada Tabel 2. Selanjutnya, dengan memasukkan data ke dalam persamaan n = sin i / sin r
maka didapatkan nilai indeks bias pada percobaan pertama hingga kelima secara berturut-
turut sebesar 1,45 ; 1,52 ; 1,46 ; 1,52 dan 1,51. Dengan menentukan rata rata dan standart
deviasinya maka besarnya indeks bias dalam percobaan yakni 1,49 ± 0,03 dengan
ketidakpastian 0,32 % dan taraf ketelitian 99,68 %. Hasil ini membuktikan adanya
ketidaksesuaian dengan nilai indeks bias secara teoritis, terdapat sedikit selisih sebesar 0,02.
Akan tetapi jika dilakukan pembulatan dengan aturan pembulatan satu angka dibelakang
koma maka rata-rata indeks bias pada percobaan dengan indeks bias secara teori adalah sama
yaitu 1,5.
Selanjutnya, berdasarkan hipotesis kami yaitu perbandingan dari sinus sudut datang dan
sinus sudut bias adalah konstan. Hal ini bisa diartikan nilai indeks bias pada percobaan selalu
konstan. Akan tetapi, hasil percobaan menunjukkan nilai indeks biasnya tidak konstan,
terdapat sedikit selisih pada percobaan pertama sampai kelima.
Hal ini bisa disebabkan kurang telitinya praktikan dalam mengukur sudut datang dan
sudut bias menggunakan busur derajat. Selain itu kurang cermatnya praktikan ketika
mengamati proses pembiasan (mengamati jarum pentul dari sisi kaca yang lain). Karena
dalam hal ini praktikan harus benar-benar cermat agar keempat jarum pentul benar-benar
berimpit.

2.      Penentuan Pergeseran (t)


Pada proses pembiasan, berkas cahaya yang masuk dengan berkas cahaya yang keluar
dari kaca plan paralel adalah sejajar. Berkas cahaya tersebut mengalami pergeseran (t).
Dalam percobaan ini, pergerseran dapat dihitung dengan cara membuat garis putus-putus
yang merupakan perpanjangan sinar yang keluar dari kaca plan paralel. Selanjutnya
mengukur jarak antara perpanjangan sinar yang keluar dari kaca plan paralel dengan sinar
datang menggunakan penggaris. Berdasarkan hal ini maka diperoleh pergeseran melalui
pengukuran pada percobaan pertama sampai kelima secara berturut-turut sebesar 0,9 cm ; 1,2
cm; 1,4 cm ; 1,7 cm dan 2,0 cm. Dari hasil tersebut bisa diketahui bahwa semakin besar sudut
datang maka semakin besar pula pergeseran yang terjadi. Akan tetapi rentang pada tiap
percobaan tidak sama, ada yang memiliki rentang 3 cm dan ada pula yang memiliki rentang 2
cm.
Selain menentukan pergeseran (t) melalui pengukuran, besarnya pergeseran dapat
ditentukan melalui perhitungan. Berdasarkan perhitungan, pergerseran (t) bisa dihitung
dengan persamaan t = d.sin (i-r) / cos r. Sehingga diperoleh pergeseran melalui perhitungan
pada percobaan pertama sampai kelima secara berturut-turut sebesar 0,88 cm ; 1,20 cm ; 1,37
cm ; 1,71 cm dan 1,98 cm. Apabila kita bandingkan hasilnya dengan penggukuran maka
dapat dilihat pada Tabel 3. di bawah ini :
Tabel 3. Nilai Pergeseran Berdasarkan Perngukuran dan
Pergeseran (t) Pergeseran (t)
Percobaan ke -
melalui pengukuran melalui perhitungan
1 0,9 0,88
2 1,2 1,20
3 1,4 1,37
4 1,7 1,71
5 2,0 1,98
Berdasarkan Tabel 3 diketahui terdapat perbedaan nilai pergeseran antara pengukuran
dan pergeseran. Akan tetapi jika hasil pengukuran dibulatkan sampai satu angka di belakang
koma maka hasilnya akan sama dengan hasil perhitungan. Perbedaan hasil tersebut bisa
disebabkan kurang telitinya praktikan dalam mengukur jarak pergeseran serta kurang cermat
ketika mengamati proses pembiasan (mengamati jarum pentul dari sisi kaca yang lain).
Karena dalam hal ini praktikan harus benar-benar cermat agar keempat jarum pentul benar-
benar berimpit.
BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat kita disimpulkan bahwa untuk
menghitung besar nilai indeks bias kaca plan paralel, perlu diketahui terlebih dahulu nilai
sudut datang dan silai sudut biasnya. Besarnya nilai indeks yang diperoleh dari hasil
percobaan sesuai dengan nilai indeks kaca plan paralel pada umumnya, yaitu 1,5.
Berkas cahaya yang masuk dengan berkas cahaya yang keluar dari kaca plan paralel
adalah sejajar. Berkas cahaya tersebut mengalami pergeseran (t). Dalam percobaan ini,
pergerseran dapat dihitung dengan cara membuat garis putus-putus yang merupakan
perpanjangan sinar yang keluar dari kaca plan paralel. Selanjutnya mengukur jarak antara
perpanjangan sinar yang keluar dari kaca plan paralel dengan sinar datang menggunakan
penggaris. Terdapat perbedaan nilai t yang diperoleh dengan cara pengukuran dan
perhitungan. Namun, selisih/ perbedaan tersebut tidak menunjukkan selisih yang bernilai
besar.
Besar kecilnya nilai sudut datang, akan berpengaruh pada besar kecilnya pergeseran
kaca plan paralel yang diperoleh. Maka hasil tersebut bisa diketahui bahwa semakin besar
sudut datang maka semakin besar pula pergeseran yang terjadi.

B.     Saran
Adanya nilai ketidakpastian tersebut, tentunya dikarenakan oleh bebrapa kesalahan
yang dilakukan oleh pengamat. Oleh karena itu untuk mengurangi kesalahan tersebut,
sebaiknya pengamat/ praktikan lebih seksama dan menggunakan dua mata terbuka ketika
melihat sudut bias yang terbentuk, dan pada perbedaan hasil tersebut bisa disebabkan juga
kurang telitinya praktikan dalam mengukur jarak pergeseran serta kurang cermat ketika
mengamati proses pembiasan (mengamati jarum pentul dari sisi kaca yang lain). Karena
dalam hal ini praktikan harus benar-benar cermat agar keempat jarum pentul benar-benar
berimpit serta juga lebih terampil dalam menggunakan busur atau membaca skala busur.
 

Daftar Pustaka
Mubarok, Muhammad. 2014. Laporan Praktikum Fisika Pembiasan Pada Kaca Prisma Dan
Pembiasan Pada Kaca Plan Paralel. (online),
(https;//www.acamedia.edu/10009381/Laporan-Praktikum-Fisika-Pembiasan-Pada-Kaca-
Prisma-Dan-Pembiasan-Pada-Kaca-Plan-Paralel, diakses 19 Oktober 2015).
Safitri, Nuriska Ela,dkk. 2015. Laporan Praktikum Gelombang Optik LKM 07 Pembiasan Pada
Kaca Plan Paralel. (online), (http://www.slideshare.net/abaddabiduudiiyaah/laporan-
lkmgo07, diakses 24 Oktober 2015).

Diposting oleh deviana safitri di 06.52


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

1 komentar:

1.

Hamzah Aditama29 Agustus 2017 08.28

Izin copas ka

Balas

Muat yang lain...


Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Arsip Blog
 ▼  2015 (17)
o ▼  Desember (17)
 TUGAS KTS "RIBOSOM"
 TUGAS KTS "KLOROPLAS"
 SINTESIS PROTEIN
 EKSPRESI GEN PADA PROKARIOTIK DAN EUKARIOTIK
 ARTIKEL TENTANG BAHAN BAKAR DARI
KARBONDIOKSIDA DI...
 ARTIKEL TENTANG MAKHLUK HIDUP PENGHASIL OKSIGEN
60...
 PENENELITIAN SAINS TERBAIK SEPANJANG TAHUN 2014
 LAPORAN PRAKTIKUM LARUTAN TENTANG KENAIKAN
TITIK D...
 LAPORAN PRAKTIKUM FLUIDA UJI KERENYAHAN
 LAPORAN PRAKTIKUM FLUIDA TEKANAN HIDROSTATIK
 LAPORAN PRAKTIKUM FLUIDA TEKANAN DARAH
 LAPORAN PRAKTIKUM SFPT "SEL PADA TUMBUHAN"
 LAPORAN GO-7 PEMBIASAN PADA KACA PLAN PARALEL
 LAPORAN GO-6 CERMIN CEKUNG
 LAPORAN GO-5 CEPAT RAMBAT DI UDARA
 LAPORAN GO-2 CEPAT RAMBAT GELOMBANG PADA TALI
 LAPORAN GO-3 EKSPLORASI SIFAT-SIFAT GELOMBANG
PADA...

 ►  2013 (11)

About Me

deviana safitri
Lihat profil lengkapku
Tema Jendela Gambar. Gambar tema oleh UteHil. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai