Anda di halaman 1dari 7

Yakjuj dan Makjuj

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Bagian dari seri

Eskatologi

Kembangkan

Antaragama

Kembangkan

Eskatologi Hindu

Kembangkan

Eskatologi Islam

Kembangkan

Eskatologi Kristen

Kembangkan

Eskatologi Yahudi
Kembangkan

Eskatologi Zoroastrian

 l
 b
 s

Eskatologi Islam

KembangkanTokoh

KembangkanMakhluk gaib

KembangkanLokasi

KembangkanPeristiwa

 l
Portal Islam
 b

 s

Ya’juj dan Ma’juj (Arab: ‫ ٌأجوج ومأجوج‬Yaʾjūj wa-Maʾjūj; Ibrani: ‫ ;גוג ומגוג‬Ibrani: Gog dan
Magog) adalah dua suku yang akan muncul pada akhir zaman. Mereka dikisahkan
memiliki kekuatan sebagai perusak dan penghancur kehidupan di muka bumi, dan
mereka akan berperang melawan Nabi Isa beserta pasukannya di bukit Thursina.
Kemunculan suku ini merupakan salah satu tanda besar kiamat menurut keyakinan
umat Muslim.
Kisah tentang kaum ini terdapat dalam ajaran agama Yahudi, dan Kitab
Kejadian umat Kristen. Ya‟juj dan Ma‟juj juga muncul dalam banyak mitologi dan cerita
rakyat di banyak negara, di antaranya adalah legenda rakyat Britania Raya dan Irlandia.

Daftar isi

 1Etimologi
 2Genealogi
o 2.1Populasi
 3Wujud
 4Lokasi
o 4.1Asia Barat
o 4.2Asia Tengah
 5Kemunculan
 6Referensi
 7Bacaan lanjutan
 8Pranala luar

Etimologi[sunting | sunting sumber]


Ya'juj dan Ma'juj berasal dari bahasa Arab. Ya'juj yang berakar kata "ujaaj" (‫ )أ ُ َجاج‬yang
berarti mengering kemudian mengeras, dan satu lagi dari kata "al ajj" (‫)اْلَج‬
ْ yang artinya
ketika musuh datang dengan cepat sekali, sedangkan Ma`juj berasal dari
kata "maaja" (‫ ) َما َج‬yang berarti goncang. Sedangkan menurut Abu Hatim, ma'juj berasal
dari maaja, yaitu kekacauan. ma'juj berasal dari mu'juj, yaitu malaja. Namun, menurut
pendapat yang sahih, Ya'juj dan Ma'juj bukan isim musytaq, melainkan isim
'Ajam dan Laqab (julukan). Setiap dari akar kata ini memiliki kesesuaian dengan sifat
kaum Ya`juj dan Ma`juj tersebut.[1]
Menurut para ulama, jadi Ya'juj dan Ma'juj memiliki arti mengering dan mengeras
secara natural dan ketika mereka datang dengan cepat serta tergesa-gesa, membuat
keadaan goncang kemudian tidak ada orang yang sanggup menghadapi mereka, maka
harus lari dari mereka.[2]
Sifat mereka dikatakan sangat keras, kasar, biadab, sombong, gigih, senang
berperang, merampok, membunuh, merusak, memperkosa korbannya dan mereka
tidak menyukai umat (bangsa) selain mereka sendiri. Kesombongan mereka
digambarkan dalam sebuah hadits Nabi Muhammad, ketika mereka telah berhasil
membunuh seluruh penduduk bumi, maka mereka melemparkan anak panah dan
tombak keatas awan, kemudian mereka beranggapan bahwa mereka telah berhasil
membunuh penduduk langit (para malaikat), karena anak panah dan tombak mereka
kembali dengan berlumuran darah.[3]

Genealogi[sunting | sunting sumber]


Ibnu Katsir menerangkan bahwa mereka adalah dari keturunan Adam[4] dari keturunan
Nuh, dari anak keturunan Yafits yakni nenek moyang bangsa Turki yang diisolir oleh
tembok/benteng tinggi yang dibangun oleh Dzul Qarnain.
Magogh bin Yafet bin Nuh bin Lamik (Lamaka) bin Metusyalih bin Idris bin Yarid bin
Mahlail bin Qianan bin Anusy bin Syits bin Adam.
Populasi[sunting | sunting sumber]
Ya‟juj dan Ma‟juj adalah dua bangsa yang sangat besar jumlahnya, perbandingannya
adalah 1: 999, antara manusia umumnya dengan Ya'juj dan Ma'juj. Mereka disebutkan
sebagai mayoritas penghuni neraka,[4] dan kedua suku ini disebutkan telah ada dekat
pada masa Nabi Musa berdakwah.
Abdullah bin „Amr berkata bahwa salah seorang dari mereka tidak akan mati kecuali ia
telah memiliki keturunan sejumlah seribu atau lebih.[5]

Wujud[sunting | sunting sumber]


Walaupun mereka dari jenis manusia, namun mereka memiliki sifat khas yang berbeda
dari manusia pada umumnya. Ciri utama mereka adalah perusak dan jumlah mereka
yang sangat besar, sehingga ketika mereka turun dari gunung seakan-akan seperti air
bah yang mengalir, tidak pandai berbicara dan tidak fasih, bermata kecil (sipit),
berhidung kecil, lebar mukanya, merah warna kulitnya seakan-akan wajahnya seperti
perisai dan sifat-sifat lain.[6][7]

Lokasi[sunting | sunting sumber]

Sebuah lukisan Iran kuno dari abad ke-16, menggambarkan pembangunan sebuah tembok.

Lukisan oleh Qasim dari abad ke-16, diilustrasikan dari Qur'an, manusia membangun tembok untuk
menghalangi serangan Ya'juj dan Ma'juj

Dalam Surah Al-Kahf bahwa Raja Dzul Qarnain, dalam sebuah perjalanannya sampai
disuatu tempat di antara dua gunung. Dia menemukan suatu kaum yang tidak dikenali
bahasanya. Kaum itu mengadukan kepadanya bahwa ada bahaya mengancam mereka
yaitu dari Ya'juj dan Ma'juj dan mereka meminta untuk membangun tembok yang dapat
melindungi mereka dari kejahatan Ya'juj dan Ma'juj. Kemudian Dzul Qarnain memenuhi
permintaan mereka.
Menurut Al-Qur'an Ya'juj dan Ma'juj diisolasi di antara dua gunung oleh pasukan Dzul
Qarnain beserta kaum yang terpencil yang meminta bantuan kepadanya. [8] Mereka
meminta Dzul Qarnain untuk membuat dinding pembatas, agar kedua suku tersebut
tidak keluar dan membuat kekacauan kembali, namun pada akhirnya mereka akan
berhasil keluar dari dinding pembatas itu.
Asia Barat[sunting | sunting sumber]
Menurut Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa‟di, Ya'juj Ma'juj berada di belakang
pegunungan Qoqaz (Kaukasus).[9] Memang ada yang berpendapat bahwa pegunungan
inilah yang merupakan “benteng” dimaksud. Deretan pegunungan ini memanjang tanpa
celah dari laut Hitam hingga laut Kaspia sepanjang lebih dari 1.200 km. Kecuali pada
bagian kecil dan sempit yang disebut celah Darial (terletak di negara Georgia)
sepanjang kurang lebih 100 meter. Pada bagian celah itulah diduga penghalang dari
Ya`juj dan Ma`juj itu dibangun.
Ada juga yang menyatakan, keberadaan tembok tersebut telah tenggelam dan sampai
saat ini berada di Azerbaijan dan Armenia, tepatnya di pegunungan yang sangat tinggi
serta keras. Ia berdiri tegak seolah-olah diapit oleh dua buah tembok yang sangat
tinggi. Tempat itu tercantum pada peta-peta Islam ataupun Rusia, terletak di Republik
Georgia.
Asia Tengah[sunting | sunting sumber]
Menurut Al-Lajnah Ad-Da`imah, mereka tinggal di benua Asia bagian utara
Cina.[10] Sedangkan menurut Syaikh bin Baz berkata mengenai lokasi, dia menjawab
mereka ada di arah timur dan mereka adalah Bangsa At-Turk (Mongol) adalah
termasuk kedalam bangsa itu juga.[11]
Abdullah Yusuf Ali dalam tafsir "The Holy Qur’an" menuliskan bahwa di
distrik Hissar, Uzbekistan, 240 km di sebelah tenggara Bukhara, ada celah sempit di
antara gunung-gunung batu. Letaknya di jalur utama antara Turkestan ke India dengan
kordinat 38oN dan 67oE. Tempat itu kini bernama "Buzghol-Khana" dalam bahasa
Turki, orang Arabnya menyebutnya dengan nama "Bab al Hadid", sedangkan Persia
menyebutnya "Dar-i-Ahani", dan Cina menamakannya "Tie-Men-Kuan" yang semuanya
memiliki arti "Pintu Gerbang Besi".
Hiouen Tsiang, seorang pengembara Cina pernah melewati pintu berlapis besi itu
dalam perjalanannya ke India pada abad ke-7. Tidak jauh dari sana ada
sebuah danau yang dinamakan Iskandarkul. Sallam, salah seorang staff peneliti dari
kekhalifahan Abassiah yang dipimpin oleh al-Watsiq Billah dan Ibnu
Bathuthah menyatakan hal yang sama bahwa lokasi ini diberada di Asia Tengah.
Pada tahun 842 Kekhalifahan Abbasiyah, al-Watsiq Billah, bermimpi bahwa dinding
pembatas yang mengurung kedua suku itu hancur, karena mimpi itulah ia mengutus
sebuah tim ekspedisi yang dipimpin oleh Sallam salah seorang staff peneliti ke gerbang
besi tadi, untuk mengetahui keadaan dinding itu dan lokasinya. Al-Watsiq
menginstruksikan kepada Sallam untuk mencari tahu tentang tembok itu. Saat itu
Sallam ditemani 50 orang. Penelitian tersebut memakan biaya besar. Disebutkan
dalam Nuzhat al-Musytaq, buku geografi, karya al-Idrisi, Al-Watsiq mengeluarkan biaya
5000 dinar untuk penelitian ini.
Mereka masih mendapati gerbang di antara gunung selebar 137 meter dengan kolom
besar di kiri kanan terbuat dari balok-balok besi yang dicor dengan cairan tembaga,
tempat bergantung daun pintu raksasa. Kisah lain menyebutkan Sallam melihat
pegunungan yang terpisah oleh lembah. Luas lembah sekitar 150 meter dan lembah ini
ditutup tembok berpintu besi sekitar 50 meter.[12] Al-Idrisi juga menceritakan bahwa
menurut cerita Sallam penduduk di sekitar pegunungan biasanya memukul kunci pintu
besi 3 kali dalam sehari. Setelah itu mereka menempelkan telinganya ke pintu untuk
mendengarkan reaksi dari dalam pintu. Ternyata, mereka mendengar gema teriakan
dari dalam. Hal itu menunjukkan bahwa di dalam pintu betul-betul ada makhluk jenis
manusia yang konon Ya‟juj dan Ma‟juj itu.
Ya'juj dan Ma'juj sering mengganggu, menyerbu, membunuh, suku-suku lain. Mereka
pembuat onar dan sering menghancurkan suatu daerah. Masyarakat mengadukan
kelakuan suku Ya‟juj dan Ma‟juj kepada Dzul Qarnain. Dzul Qarnain kemudian
menggiring (mengusir) mereka ke sebuah pegunungan, lalu menutupnya dengan
tembok dan pintu besi. Menjelang kiamat nanti, pintu gerbang itu akan berhasil dijebol
oleh mereka, kemudian mereka keluar dan membuat onar dunia, sampai mereka
bertemu dengan Nabi Isa al-Masih dan umatnya.
Dalam bukunya al-Syarif al-Idrisi juga menuturkan bahwa Sallam pernah bertanya
kepada penduduk sekitar pegunungan, apakah ada yang pernah melihat Ya‟juj dan
Ma‟juj. Mereka mengaku pernah melihat gerombolan orang di atas tembok penutup.
Lalu angin badai bertiup melemparkan mereka. Penduduk di situ melihat tubuh mereka
sangat kecil. Setelah itu, Sallam pulang melalui Taraz (Kazakhtan),
kemudian Samarkand (Uzbekistan), lalu kota Ray (Iran), dan kembali ke istana al-
Watsiq di Surra Man Ra‟a, Iraq. Ia kemudian menceritakan dengan detail hasil
penelitiannya kepada Khalifah.
Ibnu Bathuthah menuturkan dalam Kitab Rahlat Ibnu Bathuthah pegunungan Ya‟juj dan
Ma‟juj berada sekitar perjalanan 6 hari dari Cina. Penuturan ini tidak bertentangan
dengan al-Syarif al-Idrisi. Soalnya di sebelah Barat Laut China adalah daerah-daerah
Rusia.
Dalam versi lain, disebutkan para arkeolog menemukan benteng tersebut pada awal
abad ke-15 M di belakang Jeihun dalam ekspedisi Balkh dan disebut sebagai Bab al-
Hadid (Pintu Besi) di dekat Tarmidz. Timurleng pernah melewatinya, juga Syah Rukh
dan ilmuwan Jerman Slade Verger. Arkeolog Spanyol, Klapigeo, pada 1403 M, pernah
diutus oleh Raja Qisythalah di Andalus ke sana dan bertamu pada Timurleng. Bab al
Hadid adalah jalan penghubung antara Samarkand dan India. ‫اح ٍد‬ ِ ‫ار َو َغٌ ُْر َو‬ ٍ ‫ش‬ َّ ‫َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد ْبنُ َب‬
َ‫ث أبًِ ه َُرٌ َْرة‬ َ َ َ َ ْ
ِ ٌِ‫ار قَالوا َح َّدثَنَا ِهشَا ُم ْبنُ َع ْب ِد ال َم ِل ِك َح َّدثَنَا أبُو َع َوانَة َع ْن قَت َا َدة َ َع ْن أبًِ َرافِعٍ ِم ْن َحد‬ ُ ٍ ‫ش‬ َّ َ‫احد َواللَّ ْفظ ِِلب ِْن ب‬
ُ ِ ‫ْال َم ْعنَى َو‬
‫ست َْخ ِرقُونَهُ َغدًا‬ َ َ‫ار ِجعُوا ف‬ ْ ‫علَ ٌْ ِه ْم‬ َ ‫س ِ ّد قَا َل ٌَحْ ِف ُرونَهُ ُك َّل ٌَ ْو ٍم َحتَّى ِإذَا كَادُوا ٌَ ْخ ِرقُونَهُ قَا َل الَّ ِذي‬ َّ ‫سلَّ َم فًِ ال‬ َ ‫َّللاُ َعلَ ٌْ ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬ َ ً ِّ ‫َع ْن النَّ ِب‬
َّ ‫ست َْخ ِرقونَهُ َغدًا إِ ْن شَا َء‬
ُ‫َّللا‬ ُ َ َ‫ار ِجعُوا ف‬ َ َّ
ْ ‫اس قَا َل الذِي َعل ٌْ ِه ْم‬ َ َ
ِ َّ‫َّللاُ أ ْن ٌَ ْبعَث ُه ْم َعلى الن‬ َ َ َ َ
َّ ‫ش ِ ّد َما َكانَ َحتى إِذا بَل َغ ُم َّدت َ ُه ْم َوأ َرا َد‬ َّ َ
َ ‫َّللاُ َكأ‬ َّ ُ‫فٌَُ ِعٌ ُده‬
َ‫اس ِم ْن ُه ْم فَ ٌَ ْر ُمون‬ُ َّ ‫ن‬‫ال‬ ‫ر‬ ‫ف‬
ِ ٌ ‫و‬
َ َ َ َ‫ه‬ ‫ا‬ ٌ ‫م‬ِ ْ
‫ال‬ َ‫ون‬ ُ ‫ق‬َ ‫ت‬‫س‬ْ ٌ
َ َِ ‫ف‬ ‫اس‬ َّ ‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬
َ َ‫ُون‬ ‫ج‬ ‫ر‬
ُ ْ
‫خ‬ ٌ
َ َ ‫ف‬ ُ ‫ه‬ ‫ن‬
َ ‫و‬ ُ ‫ق‬ ‫ر‬ ْ
‫خ‬
ِ َ ٌَ ‫ف‬ ُ ‫ه‬‫و‬ ُ
‫ك‬ ‫َر‬َ ‫ت‬ َ‫ٌن‬‫ح‬ ِ ‫ه‬
ِ ‫ت‬
ِ َ ‫ئ‬ٌْ ‫ه‬
َ ‫ك‬ َ ُ ‫ه‬ ‫ن‬
َ ‫ُو‬‫د‬ ‫ج‬َِ ٌ َ ‫ف‬ َ‫ون‬ ‫ع‬
ُ ِ َ ‫ج‬ ‫ر‬ْ ٌَ ‫ف‬ ‫ل‬
َ ‫ا‬ َ ‫ق‬ ‫َى‬ ‫َوا ْست َثْن‬
َ
‫َّللاُ َعل ٌْ ِه ْم‬ ُ َ
َّ ‫عل ًّوا فٌَ ْبعَث‬ ُ ً
ُ ‫اء قس َْوة َو‬ َ ِ ‫س َم‬َّ ‫ض َو َعل ْونَا َم ْن فًِ ال‬ َ َ ْ
ِ ‫اء فٌَقولونَ ق َه ْرنَا َم ْن فًِ اْل ْر‬ َ ُ ُ َ ِ ‫ضبَة بِال ِ ّد َم‬ ً َّ ‫اء فت َْر ِج ُع ُم َخ‬ َ ِ ‫س َم‬ َّ ‫ام ِه ْم فًِ ال‬ ِ ‫بِ ِس َه‬
‫سى َهذَا‬ َ ٌ‫وم ِه ْم قَا َل أَبُو ِع‬ ِ ‫شك ًَرا ِم ْن لُ ُح‬ َ ‫ط ُر َوت َ ْشك َُر‬ َ ‫ض ت َ ْس َمنُ َوت َ ْب‬ ِ ‫س ُم َح َّم ٍد ِبٌَ ِد ِه ِإ َّن َد َوابَّ ْاْل َ ْر‬ ُ ‫نَغَفًا فًِ أ َ ْقفَائِ ِه ْم فٌََ ْه ِل ُكونَ فَ َوالَّذِي نَ ْف‬
‫سن غ َِرٌب ِإنَّ َما نَ ْع ِرفُهُ ِم ْن َهذَا ْال َوجْ ِه ِمثْ َل َهذَا‬
َ ‫ َحدٌِث َح‬Artinya:Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Basyar dan lainnya, maknanya sama sedangkan teksnya milik Ibnu
Basyar, mereka berkata: Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Abdul Malik
telah menceritakan kepada kami Abu Awanah dari Qatadah dari Abu Rafi' dari hadits
Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam tentang dinding (yang dibangun
Dzulqarnain) beliau bersabda: "Setiap hari mereka (Ya`juj dan Ma`juj) menggalinya,
sehingga ketika dinding itu hampir mereka menembusnya, pemimpinnya mengatakan:
Sekarang pulanglah kalian, karena esok hari kalian pasti bisa menembusnya! tetapi
Allah mengembalikannya seperti semula. dan keesokan harinya, ketika Allah hendak
mengutus mereka kepada manusia, pemimpin mereka berkata: Sekarang pulanglah
kalian, karena esok hari kalian akan merobohkannya jika Allah menghendaki" ia
mengucapkan insya Allah." Beliau bersabda: "Pulanglah mereka dan mendapatinya
seperti keadaanya semula saat mereka tinggalkan lalu mereka merobohkannya dan
menyerang orang-orang, lalu mereka meminum air dan berlarilah orang-orang
menghindari mereka, mereka pun melepaskan anak panah ke langit dan seketika itu
juga panah tersebut berlumuran darah. Lantas mereka berkata: "Kita telah menaklukan
penduduk bumi dan menguasai yang berada di langit secara paksa." Lalu Allah
mengirim ulat pada tengkuk mereka, demi Dzat yang jiwaku ada dalam tangannya,
sesungguhnya hewan-hewan bumi menjadi gemuk, gesit dan sangat berterima kasih
karena daging-daging mereka." Abu Isa berkata: Hadits ini hasan gharib, kami hanya
mengetahuinya dari sanad ini seperti ini.

Kemunculan[sunting | sunting sumber]


Ketika pada masanya, Suku Ya'juj dan Ma'juj akan berhasil menghancurkan dinding
besi pembatas yang telah dibangun oleh Dzul Qarnain, mereka akan turun dari
pegunungan dengan cepat dan tergesa-gesa, mereka sudah tidak sabar untuk
membuat kerusakan dimuka bumi.[13] Disebutkan pula bahwa (mereka) orang-orang
yang cepat dalam berjalan guna membuat kerusakan.
Ketika mereka berhasil mencapai Danau Tabriyah, Palestina, mereka akan meminum
sampai habis air danau tersebut, karena banyaknya populasi mereka, sehingga orang
terakhir yang berhasil mencapai danau itu akan berkata, "Sungguh dahulu di sini masih
ada airnya."[14]
Dalam hadits An-Nawwas bin Sam‟an disebutkan bahwa Allah memberitahukan
kepada Isa akan keluarnya Ya'juj dan Ma'juj yang tidak ada seorang pun mampu
memerangi mereka, dan Allah memerintahkan Isa untuk menjauhkan kaum mukminin
dari jalan yang ditempuh Ya'juj dan Ma'juj seraya berfirman: “Kumpulkan hamba-
hamba-Ku ke gunung Ath-Thur.”[15] Pada akhirnya mereka tewas setelah Isa memohon
pertolongan kepada Allah melalui ulat-ulat yang menyerang semua leher kedua suku
tersebut.[16]

Anda mungkin juga menyukai