Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Standar 13 Perawatan Bayi Baru Lahir

2.1.1 Tujuan

Menilai Kondisi bayi baru lahir dan membantu dimulainya pernafasan serta mencegah
hipotermi, hipoglikemia dan infeksi.

2.1.2 Pernyataan Standar

Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan spontan,
mencegah asfiksia, menentukan kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai
dengan kebutubah. Bidan juga harus mencegah atau menangani hipotermi, dan mencegah
hipoglikemia dan infeksi.

2.1.3 Hasil

a. Bayi baru lahir menerima perawatan dengan segera dan tepat.


b. Bayi baru lahir mendapatkan perawatan yang tepat untuk dapat memulai
pernafasan dengan baik.
c. Penurunan kejadian hipotermia, asfiksia, infeksi dan hipoglikemia pada bayi baru
lahir.
d. Penurunan terjadinya kematian bayi baru lahir.

2.1.4 Prasyarat

1. Bidan sudah dilatih dengan tepat dan terampil untuk mendampingi persalinan
dan memberikan perawatan bayi baru lahir dengan segera
2. Bidan sudah terlatih dan terampil untuk :
a. Memeriksa dan menilai bayi baru lahir dengan menggunakan skor
Apgar.
b. Menolong bayi untuk memulai terjadinya pernafasan dan melakukan
resusitasi bayi baru lahir.
c. Mengenal tanda-tanda hipotermi dan dapat melakukan tindakan yang
tepat untuk mencegah dan menangani hipotermi.
d. Pencegahan infeksi pada bayi baru lahir
e. Mengenali tanda-tanda hipoglikemia dan melakukan penatalaksanaan
yang tepat jika hipoglikemia terjadi.
3. Tersedianya perlengkapan dan peralatan untuk perawatan yang bersih dan
aman bagi bayi baru lahir, seperti air bersih sabun dan handuk yang bersih,
dua handuk/kain hangat yang bersih (satu untuk mengeringkan bayi, yang lain
untuk menyelimutu bayi), gunting steril/DTT untuk memotong tali pusat, 2
klem steril/DTT benang steril/DTT (atau klem) untuk mengikat tali pusat,
sarung tangan bersih/DTT , thermometer bersih/DTT, bola karet penghisap
atau penghisap DeLee yang di-DTT, timbangan bayi dan pita pengukur yang
bersih.
4. Obat salep mata : Tetrasiklin 1% atau Eritomisisn 0,5%
5. Kartu ibu, kartu bayi dan buku KIA
6. Sistem rujukan untuk perawatan kegawatdaruratan bayi baru lahir yang
efektif.

2.1.5 Proses

Yang harus dilakuka bidan yaitu :

1. Selalu muncul tanganya dan menggunakan sarung tangan bersih/DTT sebelum


menangani bayi baru lahir.
2. Memastikan bahwa suhu ruangan hangat (ruangan harus hangat untuk mencegah
hipotermi pada bayi baru lahir).
3. Segera setelah lahir, nilai keadaan bayi, letakkan di perut ibu , dan segera
mengeringkan bayi dengan handuk bersih yang hangat setelah bayi kering, selimuti
bayi termasuk bagian kepalanya dengan handuk baru yang bersih dan hangat. (Riset
menunjukkan bahwa 90% bayi baru lahir mengalami perubahan dari kehidupan
intrauterine menjadi ekstrauterine dengan pengeringan dan stimulasi. Penghisapan
lender rutin tidak perlu dan mungkin membahayakan).
4. Segera menilai bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas/menangis sebelum
menit [ertama nilai APGAR, jika bayi tidak menangisatau tidak bernafas spontan,
hisap mulut dan hidung bayi secara hati-hati menggunakan bola karet penghisap atau
penghisap DeLee yang di DTT.
5. Jika bayi mengalami kesulitan memulai pernafasan walaupun sudah dilakuakn
pengeringan, stimulasi atau penghisapan lender dengan hati-hati, mulai lakukan
resusitasi bayi bari lahir untuk menangani asfiksia.
6. Jika bayi menagis atau bernafas, lakuakn pemeriksaan nilai APGAR pada menit
pertama setelah lahir.
7. Minta ibu memegang bayi. Talipusat di klem di dua tempat menggunakan klem
steril/DTT, lalu potong di antara dua klem dengan gunting tajam steril/DTT.(ikuti
langkah penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga standart 11).
8. Pasang benang/klem tali pusat.
9. Bayi harus tetap dislimuti dengan baik, anjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan
segera mulai menyusui. (Riset menunjukan pemberian ASI dini penting untuk
kebersihan awal pemberian ASI. Kontak kulit ibu dan bayi juga merupakan cara
yang baik untuk menjaga pengaturan suhu tubuh bayinya pada saat lahir. Pastikan,
jika bayi tidak didekap oleh ibunya, selimuti bayi dengan handuk yang bersih dan
hangat. Tutupi kepala bayi dengan baik untuk mencegah kehilangan panas).
10. Sesudah 5 menit lakukan penilaian terhadap keadaan bayi secara umum dengan
menggunakan Skor Apgar.

Skor Apgar 0 1 2
Warna Biru/pucat Tubuh merah Seluruh tubuh
jambu, Ekstrimitas merah jambu
kebiruan
DJJ Tidak ada <100 kali/menit >100 kali/menit
Refleks Tidak ada Menyeringai Bersin,
batuk/menarik kaki
Aktivitas Tidak ada/lemas Ekstrimitas sedikit Gerak aktif
fleksi
Pernafasan Tidak ada Pernafasan lemah Menangis kuat,
dan tidak teratur/ pernafasan kuat
menangis lemah dan teratur

11. Jika kondisi bayi stabil, lakukan pemeriksaan bayi setelah plasentalahir dan kondisi
ibu stabil.
12. Periksa tanda vital bayi. Ukur suhu dengan menggunakan thermometer yang
diletakkan di ketiak (jangan masukkan thermometer ke anus bayi, hal ini merupakan
prosedur yang tidak perlu dan dapat membahayakan bayi). Bila suhu bayi kurang
dari 36°C atau jika tubuh atau kaki bayi teraba dingin, maka segera lakukan
penghangatan tubuh bayi seperti pada kotak di bawah ini yang berjudul “Prosedur
Penanganan Hipotermi”. Amanti suhu tubuh bayi setiap jam sampai suhunya normal
dan stabil.
13. Pemeriksaan bayi dari kepala sampai ujung kaki untuk mencari kemungkinan
adanya kelainan. Periksa anus dan daerah kemaluan. Lakukan pemeriksaan ini
dengan cepat agar bayi tidak kedinginan, ibu hendaknya menyiksakan pemeriksaan
tersebut.
14. Timbang bayi dan ukur panjangnya. Lakukan dengan cepat agar bayi tidak
mengalami hipotermi.
15. Tetap slimuti bayi pada saat ditimbang, meletakkan bayi pada timbangan yang
dingin akan menyebabkan kehilangan panas. Berat yang tercatat kemudian dapat
disesuaikan dengan mengirangi jumlah berat handuk/kain tersebut.
16. Setelah memeriksa dan mengukur bayi,selimuti dengan baik, pastikan bahwa kepala
bayi tertutupi dan berikan bayi kembali untuk dipeluk ibu , hal ini merupakan cara
yang sangat baik untuk mencegah hipotermi.
17. Cuci tangan lagi dengan sabun, air dan handuk yang bersih. Dalam waktu satu jam
setelah kelahiran, berikan salep/obat tetes mata pada mata bayi baru lahir, untuk
mencegah oftalmia neonatorum, salep mata Tetrasiklin 1%, larutan perak Nitra 1%
atau Eritromisin ) 0,5%. Biarkan obatnya tetap dimata bayi, jangan di bersihkan
salep/obat tetes mata yang berada di sekitar mata.
18. Jika bayi belum diberi ASI, bantu ibu untuk mulai menyusui. Riset menunjukan
bahwa memulai pemberian ASI dalam waktu 1 jam pertama setelah kelahiran adalah
penting untuk keberhasilan awal pemberian ASI. Kolostrum, ASI pertama, penting
karena mengandung zat kekebalan untuk mencegah infeksi dan penyakit pada bayi
baru lahir. Pemberian ASI dini akan mencegah/menangani hipoglikemia pada bayi
baru lahir.
19. Hindari pemberian susu formula pada bayi baru lahir, hal ini tidak perlu dan
mungkin membahayakn.
20. Tunggu 6 jam, atau lebih, setelah elahiran bayi sebelum memandikannya, tunggu
lebih lama jika bayi mengalami kesulitan mempertahankan suhu tubuhnya atau
mengalami asfiksia pada saat lahir.periksa suhu tubuh bayi sebelum menandikannya,
suhu tubuh bayi harus ada antara 36-37°C. gunakan air hangat untuk memandikan
bayi dan pastikan ruangan hangat. Mandikan bayi dengan cepat dan segera
keringkan bayi dengan handuk bersih, hangat dan kering untuk mencegah
kehilangan panas tubuh yang berlebihan.
21. Kenakan baju yang bersih dan selimutu bayi dengan handuk/kain yang hangat da
bersih.
22. Periksa apakah bayi abru lahir mengeluarkan urine dan meconium dalam 24 jam
pertama kehidupanya, catat waktu pengeluaran urine dan meconium. Mintalah ibu
memperhatikannya bila persalinan berlangsung di rumah. Bila dalam 24 jam bayi
tidak mengeluarkan urine dan meconium. Segera rujuk ke puskesmas atau rumah
sakit.
23. Lakukan pencatatan semua temuan dan perawatan yang diberikan dengan cermat
dan lengkap dalam partograf, kartu ibu dan kartu bayi.
24. Rujuk segera ke puskesmas atau rumah sakit yang tepat jika ditemukan kelainan
dari normal.
2.1.6 Prosedur Penanganan Hipotermi
1. Letakkan bayi pada dada ibu sehingga terjadi kontak kulit antara keduanya.
2. Sarankan ibu untuk sering memberikan ASI
3. Jaga agar ruangan tetap hangat dan bebas asap
4. Pastikan bahwa ibu dan bayi diselimutu dengan baik
5. Berikan minuman yang hangat untuk ibu
6. Periksa suhu tubuh bayi setiap jam, periksa kaki setiap 15 menit kalau teraba
dingin periksa suhu tubuh dari bagian ketiak bayi.
7. Jika ternyata suhu tubuh tidak naik, segera merujuknya kepusat perujukan.
Pertahankan terus kontak kulit ibu-bayi dengan cara menyelimuti ibu dan bayi
dengan menggunkanan selimut hangat atau dengan membiarkan bayi yang
diselimuti dengan baik dalam pelukan ibu.

2.1.7 yang Harus di Ingat

1. Jaga agar bayi tetap hangat


2. Jika bayi tidak bernapas atau menangis spontan setelah mengeringkan dan stimulasi,
bersihkan jalan nafas bayi dengan hati-hati menggunakan penghisap DeLee atau bola
karet penghisap yang sudah di DTT, jika bayi tetap tidak dapat bernafas dengan
teratur atau menangis mulai langkah resusitasi bayi baru lahir(Standar 24)
3. Berikan ASI secepatnay dalam waktu 1 jam setelah lahir
4. Berikan salep atau obat tetes mata pada kedua mata bayi untuk mencegah oftalmia
neonatorum dalam waktu 1 jam setelah kelahiran
5. Rujuk segera bila dalam 24 jam pertama bayi tidak mengeluarkan urin dan meconium.

2.2 Tindakan Yang Tidak di Anjurkan Dan Akibat Yang di Timbulkannya

Tindakan Akibat
Menepuk bokong Trauma dan melukai
Menekan rongga dada Fraktur, pneumotoraks, gawat nafas,
kematian
Menekan paha keperut bayi Rupture hati atau limpa, perdarahan
Mendilatasi spinter ani Robek atau luka pada spingter
Kompres dingin atau panas Hipotermi, luka bakar
Meniupkan oksigen atau udara dingin Hipotermi
kemuka atau ketubuh bayi

 
 

Anda mungkin juga menyukai