KELOMPOK : 5 (LIMA)
KELAS : FARMASI E
DOSEN:
Siti Rofida, M.Farm., Apt.
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunianya sehingga, penulis dapat menyelesaikan Tugas
Artikel Fitokimia ini dengan baik dan tepat waktu. Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya.
Penulis menyadari bahwa artikel ini masih sangat jauh dari kesempurnaan.
Oleh sebab itu, diharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi
kesempurnaan di masa mendatang. Penulis berharap semoga artikel ini dapat
memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
Page | i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………….. i
DAFTAR ISI……………………………………...………………………….. ii
IDENTIFIKASI SENYAWA ISOLAT……………………………………... 1
Identifkasi Senyawa Organik Bahan Alam……….………………........ 1
1. Menggunakan Pereaksi Warna……………………………………… 1
2. Identifikasi dengan Menggunakan Metode Kromatografi 2
3. Identifikasi dengan Menggunakan HPLC 5
4. Identifikasi Struktur Molekul Menggunakan Metode Spektroskopi... 7
a. Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) ………………………... 7
b. Spektroskopi Inframerah (IR)………..…………………………….. 10
c. Spektroskopi NMR………..……………………………………….. 12
d. Spektroskopi MS………..…………………………………..……… 15
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………... 17
Page | ii
IDENTIFIKASI SENYAWA ISOLAT
Page | 1
berwarna coklat kemerahan menunjukkan adanya sterol dan cincin
merah menunjukkan adanya triterpenoid.
b. Uji alkaloid: 0,5 g ekstrak diencerkan secara terpisah untuk 10 ml dengan
alkohol asam, direbus dan disaring. 5 ml ditambahkan 2 ml encer amonia.
5 ml kloroform ditambahkan dan kocok dengan lembut untuk mengekstrak
alkaloid. Lapisan kloroform diekstraksi dengan 10 ml asam asetat, dan
dibagi dalam 3 bagian, dan diuji sebagai berikut:
1) Uji Dragendroff : (kalium nitrat- bismut): Beberapa tetes larutan
Dragendroff ditambahkan ke dalam larutan kloroform, endapan coklat
kemerahan menunjukkan adanya alkaloid.
2) Uji Mayer : (Kalium iodida- merkuri) : Beberapa tetes reagent Mayer
ditambahkan ke dalam larutan kloroform , jika terbentuk endapan
putih menunjukkan adanya alkaloid.
3) Uji Wagner : (Yodium- kalium iodida dalam) : Beberapa tetes larutan
Wagner ditambahkan ke dalam larutan kloroform, jika terbentuk
endapan coklat menunjukkan adanya alkaloid.
c. Uji Saponin: Foam Test : Untuk 0.5 g ekstrak ditambahkan 5 ml air suling
dalam tabung reaksi. Larutan dikocok dengan kuat dan diamati
terbentuknya buih yang stabil. Buih itu dicampur dengan 3 tetes minyak
zaitun dan dikocok dengan kuat setelah itu diamati untuk pembentukan
emulsi.
d. Uji flavonoid : sampel dilarutkan dalam pelarut yang sesuai, sebanyak 2
ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan tambahkan beberapa tetes
larutan FeCl3, apabila terbentuk warna ungu menunjukkan positif
terhadapa flavonoid.
Pengaplikasian Kromatografi
1. Analisis : Untuk menguji campuran, komponen dan hubungan di
antara senyawa.
2. Identifikasi : Untuk menentukan identitas dari campuran atau
komponen berdasarkan pada komponen dikenal.
Page | 2
3. Pemurnian : Untuk memisahkan komponen dengan mengisolasi
senyawa yang menarik (diinginkan).
4. Kuantifikasi : Untuk menentukan jumlah satu atau lebih komponen
yang ditemukan dalam sampel.
Rf = b/a
Page | 3
Chamber harus disegel dengan baik dan harus cukup besar untuk tempat
plat yang akan dikembangkan. Hal ini juga harus bersih dan kering sebelum
digunakan. Pelarut mengembangkan ditempatkan dalam ruang chamber.
Pelarut benar-benar harus menutupi bagian bawah ruang untuk kedalaman
sekitar 0,5 cm. Kemudian, ruang chamber ditutup dan jangan sampai
terguncang. Ruang ini terus tertutup sehingga penguapan tidak mengubah
komposisi mengembangkan campuran pelarut. Setelah 15 menit, ruangan akan
jenuh dengan uap pelarut.
Interpretasi Hasil
Nilai Rf dari masing-masing tempat harus dihitung dan karakteristik
masing-masing senyawa diperhatikan. Nilai Rf yang diperoleh bisa
dibandingkan dengan zat yang diketahui nilai Rf dan karakteristik senyawa
pembanding untuk membantu dalam identifikasi senyawa. Jika hal diatas
tidak didapatkan hasil, pengidentifikasian sampel harus ditentukan dengan
teknik lain, seperti mengukur titik leleh sampel atau dengan mengukur
spektrum resonansi magnetik nuklir.
Multi-dimensi Chromatography
Dalam kromatografi planar, kromatografi dua dimensi berguna untuk
memisahkan campuran kompleks senyawa yang sama, misalnya, asam
amino, peptida, karbohidrat, steroid dan banyak senyawa organik lainnya .
Teknik ini memberikan cara mudah untuk memisahkan komponen
campuran. Prosedur untuk multi – dimensi kromatografi adalah sebagai
berikut :
1. Totolkan sampel di sudut kanan kromatogram.
2. Kertas atau plat direndam dalam pelarut seperti ditunjukkan pada
Gambar A.
3. Plat dieluasi dengan fase gerak yang sesuai.
4. Kemudian didapatkan spek noda yang saling bertumpukan pada satu
titik pada fase diam (plat). (Gambar B). Setiap senyawa bermigrasi
pada tempat yang sama mencerminkan kedekatan karakteristik pada
masing-masing senyawa
5. Kemudian putar lembaran plat 90° searah jarum jam seperti yang
ditunjukkan pada Gambar C dan lakukan eluasi kedua dengan
menggunakan pelarut yang berbeda.
6. Identitas setiap tempat dapat ditentukan dengan membandingkan
posisinya dengan posisi yang ditempati oleh zat yang diketahui dalam
kondisi yang sama.
Page | 4
3. Identifikasi dengan Menggunakan HPLC (Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi)
Kromatografi cair kinerja tinggi, lebih dikenal sebagai HPLC, adalah
yang paling banyak digunakan untuk tujuan studi analisis dalam produk alami
dan juga dalam industri farmasi, kosmetik dan makanan, dibandingkan dengan
menggunakan Gas Chromatography (GC). Alasannya adalah fleksibilitas dan
perlakuan analisis sampel yang diperlukan relatif sederhana. sementara GC
mengharuskan semua analit menjadi stabil, HPLC hanya membutuhkan analit
menjadi larut dalam fase gerak (Snyder et al., 1997). HPLC dilakukan paling
sering pada suhu kamar atau pada suhu tidak lebih tinggi dari 45ºC.
Karakteristik ini sangat cocok untuk analisis sampel alam, dengan dua
pengecualian besar, studi fraksi yang mudah menguap seperti minyak esensial
dan lipid. Dalam kasus pertama, berat senyawa non-polar praktis mustahil
untuk dideteksi dengan detektor yang tersedia di pasar. Dalam kasus kedua,
mengingat sifat dari fraksi lipid-terutama trigliserida atau ester lainnya, asam
lemak-efisiensi diperlukan untuk memisahkan komponen dari campurannya
hanya dapat diberikan oleh GC. Pada bidang lain di mana HPLC memiliki
keterbatasan parah dalam mendeteksi insektisida atau herbisida-
organophosphorous atau diklorinasi yang tidak dapat dideteksi baik sebagai
konsekuensi dari tingkat toleransi rendah dan/atau respon yang rendah untuk
sebagian besar detektor.
Page | 5
Kegunaan HPLC :
1. Pemisahan sejumlah seny.organik, anorganik, maupun seny.biologis
2. Analisis ketidakmurnian (impurities)
3. Analisis senyawa tdk mudah menguap (non volatile)
4. Penentuan molekul netral, ionik, maupun zwitter ion
5. Isolasi dan pemurnian senyawa
6. Pemisahan senyawa yang strukturnya hampir sama
7. Pemisahan senyawa dalam jumlah sekelumit (trace elements)
8. Menetapkan kadar senyawa tertentu
Page | 6
1. Wadah fase gerak
2. Sistem penghantaran fase gerak = Pompa
3. Alat utk memasukkan sampel
4. Kolom
5. Detektor
6. Wadah penampung buangan fase gerak
7. Tabung penghubung
8. Suatu komputer atau integrator atau perekam
Page | 7
mempunyai panjang gelombang 400-750 nm. Pengukuran
spektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer yang melibatkan
energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga
spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif
dibandingkan kualitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa
ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu
dengan menggunakan hukum Lambert-Beer (Rohman, 2007).
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis
yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara
kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi
dengan cahaya. Peralatan yang digunakan dalam spektrofotometri disebut
spektrofotometer. Septroskopi UV didasarkan pada penyerapan radiasi
UV-Vis dengan molekul, yang menyebabkan perpindahan beberapa
elektron baru dari basal menjadi keadaan energi positif. Spektrum
penyerapan UV-Vis dari konstituen tanaman dapat diukur dalam larutan
yang sangat encer terhadap larutan blanko menggunakan spektrofotometer
perekam otomatis. Spektrofotometri UV-Vis biasanya digunakan untuk
identifikasi senyawa tertentu. Salah satunya adalah phenylpropanoids.
Phenylpropanoids termasuk hydroxycoumarins, phenylpropenes dan
lignan. phenylpropanoids dapat diidentifikasi dengan pengukuran spektral
Misalnya, asam caffeic dan turunannya memiliki penyerapan karakteristik
UV di 243 nm dan 326 nm, dengan baku UV 300 nm. Hydroxycoumarins
menyerap pada panjang gelombang lebih panjang dari asam sinamat;
aesculetin, yang coumarin yang berkaitan dengan asam caffeic, memiliki
serapan pada 230, 260, 303 dan351 nm. Pengukuran besaran pergeseran
batokromik (bergeser lagi panjang gelombang) pada larutan alkali juga
bermanfaat untuk membedakan asam sinamat dan coumarin. Selain itu
bisa digunakan mengidentifikasi Senyawa flavonoid, Quinon, antrakinon
dan lain-lain.
Prinsip Kerja
Page | 8
Cahaya yang berasal dari lampu deuterium maupun wolfram yang
bersifat polikromatis di teruskan melalui lensa menuju ke monokromator
pada spektrofotometer dan filter cahaya pada fotometer. Monokromator
kemudian akan mengubah cahaya polikromatis menjadi cahaya
monokromatis (tunggal). Berkas-berkas cahaya dengan panjang tertentu
kemudian akan dilewatkan pada sampel yang mengandung suatu zat dalam
konsentrasi tertentu. Oleh karena itu, terdapat cahaya yang diserap
(diabsorbsi) dan ada pula yang dilewatkan. Cahaya yang dilewatkan ini
kemudian di terima oleh detector. Detector kemudian akan menghitung
cahaya yang diterima dan mengetahui cahaya yang diserap oleh sampel.
Cahaya yang diserap sebanding dengan konsentrasi zat yang terkandung
dalam sampel sehingga akan diketahui konsentrasi zat dalam sampel
secara kuantitatif.
Page | 9
Spektroskopi inframerah adalah sebuah metode analisi instrumentasi
pada senyawa kimia yang menggunakan radiasi sinar infra merah.
Spektroskopi inframerah berguna untuk mengetahui gugus fungsi yang
terdapat pada senyawa organik. Spektrofotometer infra merah terdiri atas
lima bagian utama, yaitu sumber radiasi, wadah sampel, monokromator,
detektor dan rekorder.
Bila suatu senyawa diradiasi menggunakan sinar infra merah, maka
sebagian sinar akan diserap oleh senyawa, sedangkan yang lainnya akan
diteruskan. Serapan ini diakibatkan karena molekul senyawa organik
mempunyai ikatan yang dapat bervibrasi. Vibrasi molekul dapat dialami
oleh semua senyawa organic, namun ada beberapa yang tidak terdeteksi
oleh spektrometri IR. Masing-masing ikatan akan mempunyai sifat yang
khas. Setiap serapan pada panjang gelombang tertentu menggambarkan
adanya suatu gugus fungsi spesifik. Yang menjadi parameter kualitatif
pada spektrofotometer IR adalah bilangan gelombang dimana muncul
akibat adanya serapan oleh gugus fungsi yang khas dari suatu senyawa.
Pada umumnya identifikasi suatu senyawa didasarkan oleh vibrasi
bengkokan, khususnya goyangan (rocking), yaitu yang berada di daerah
bilangan gelombang 2000-400 cm-1. Karena di daerah antara 400–2000
cm-1 merupakan daerah yang khusus yang berguna untuk identifkasi gugus
fungsional. Daerah ini menunjukkan absorbsi yang disebabkan oleh
vibrasi regangan. Dalam daerah 2000–400 cm-1 tiap senyawa organik
mempunyai absorbsi yang unik, sehingga daerah tersebut sering juga
disebut sebagai daerah sidik jari (fingerprint region). Daerah finger print
ini untuk setiap senyawa tidak akan ada yang sama sehingga merupakan
identias dari suatu senyawa. Berikut adalah contoh serapan yang khas dari
beberapa gugus fungsi :
Page | 10
Contoh spectrum infra merah dari asam etanoat
c. Spektroskopi NMR
Page | 11
Fenomena Resonansi Magnetik Inti (RMI) atau nucleic magnetic
resonance (NMR) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1946 oleh dua
kelompok fisikawan yang bekerja secara terpisah, yaitu Edward Purcell
dari Harvard University dan Felix Bloch dari Standford University.
Spektrofotometri NMR adalah salah satu teknik utama yang
digunakan untuk mendapatkan informasi fisik, kimia, elektronik dan
tentang struktur molekul. Spektrofotometri NMR pada dasarnya
merupakan spektrofotometri absorbsi, sebagaimana spektrofotometri infra
merah maupun spektrofotometer ultraviolet. Pada kondisi yang sesuai,
suatu sampel dapat mengabsorpsi radiasi elektromagnetik daerah frekuensi
radio, pada frekuensi yang tergantung dari sifat-sifat sampel. Suatu plot
dari frekuensi puncak-puncak absorbsi versus intensitas puncak
memberikan suatu spektrum NMR.
NMR digunakan untuk menentukan struktur dari komponen alami dan
sintetik yang baru, kemurnian dari komponen, dan arah reaksi kimia
sebagaimana hubungan komponen dalam larutan yang dapat mengalami
reaksi kimia. Spektroskopi NMR merupakan alat yang dikembangkan
dalam biologi structural. Dasar dari spektroskopi NMR adalah absorpsi
radiasi elektromagnetik dengan frekuensi radio oleh inti atom. Frekuensi
radio yang digunakan berkisar dari 0,1 sampai dengan 100 MHz. Bahkan,
baru-baru ini ada spektrometer NMR yang menggunakan radio frekuensi
sampai 500 MHz.
Inti proton (atom hidrogen) dan karbon (karbon 13) mempunyai sifat-
sifat magnet. Bila suatu senyawa mengandung hidrogen atau karbon
diletakkan dalam bidang magnet yang sangat kuat dan diradiasi dengan
radiasi elektromagnetik maka inti atom hidrogen dan karbon dari senyawa
tersebut akan menyerap energi melalui suatu proses absorpsi yang dikenal
dengan resonansi magnetik. Absorpsi radiasi terjadi bila kekuatan medan
magnet sesuai dengan frekuensi radiasi elektromagnetik.
Pada Spektroskopi 1H NMR digunakan untuk menentukan jumlah dan
lingkungan proton (atom H dalam senyawa), dan Spektroskopi 13C NMR
untuk menentukan jumlah atom karbon dalam senyawa.
Page | 12
Komponen pada Spektrofotometer NMR
Instrumen NMR terdiri atas komponen-komponen utama berikut:
a. Magnet
Akurasi dan kualitas suatu alat NMR tergantung pada kekuatan
magnetnya. Resolusi akan bertambah dengan kenaikkan kekuatan
medannnya, bila medan magnetnya homogen elektromagnet dan
kumparan superkonduktor (selenoids). NMR beresolusi tinggi dan
bermagnet superkonduktor dengan frekuensi proton 470 MHz.
b. Generator medan magnet penyapu
Suatu pasangan kumparan terletak sejajar terhadap permukaan
magnet, digunakan untuk mengubah medan magnet pada suatu range
yang sempit.
c. Sumber frekuensi radio
Sinyal frekuensi oskilasi radio (transmiter) disalurkan pada
sepasang kumparan yang possinya 90º terhadap jalar dan magnet.
Suatu oskilator yang tetap sebesar 60, 90 atau 100 MHz digunakan
dalam NMR beresolusi tinggi.
d. Detektor sinyal
Sinyal frekuensi radio yang dihasilkan oleh inti yang beresolusi
dideteksi dengan kumparan yang mengitari sampel dan tegak lurus
terhadap sumber. Sinyal listrik yang dihasilkan lemah dan biasanya
dikuatkan dulu sebelum dicatat.
e. Perekaman (Rekorder)
Pencatat sinyal NMR disinkronisasikan dengan sapuan medan,
rekorder mengendalikan laju sapuan spektrum. Luas puncak dapat
digunakan untuk menentukan jumlah relatif inti yang mengabsorpsi.
f. Tempat sampel dan kelengkapannya (Tempat sampel dan probe)
Tempat sampel merupakan tabung gelas berdiameter 5mm dan dapat
diisi cairan sampai 0,4 ml. Probe sampel terdiri atas tempat kedudukan
sampel, sumber frekuensi penyapu dan kumparan detektor dengan sel
pembanding. Detektor dan kumparan penerima diorientasikan pada
90º. Probe sampel menggelilingi tabung sampel pada ratusan rpm
dengan sumbu longitudinal.
Page | 13
Metode spektroskopi jenis ini didasarkan pada penyerapan energi oleh
partikel yang sedang berputar di dalam medan magnet yang kuat. Energi
yang dipakai dalam pengukuran dengan metode ini berada pada daerah
gelombang radio 75-0,5 m atau pada frekuensi 4-600 MHz, yang
bergantung pada jenis inti yang diukur. Inti yang dapat diukur dengan
NMR yaitu :
a. Bentuk bulat
b. Berputar
c. Bilangan kuantum spin = ½
d. Jumlah proton dan netron ganjil, contoh : 1H, 19F, 31P, 11B, 13C
d. Spektroskopi MS
Page | 14
Spektroskopi massa adalah suatu metode untuk mendapatkan berat
molekul dengan cara mencari perbandingan massa terhadap muatan dari
ion yang muatannya diketahui dengan mengukur jari-jari orbit
melingkarnya dalam medan magnetik seragam.
Page | 15
Sampel cair diuapkan dalam vakum di dalam wadah yang dipanaskan
dan uap itu dimasukkan ke dalam ruang pengionan. Sampel padat
dimasukkan kedalam ruang pengionan dengan meletakkannya pada ujung
alat pemasukan sample (Insertion probe).
Umumnya spektrum massa diperoleh dengan mengubah senyawa
suatu sample menjadi ion-ion yang bergerak cepat yang dipisahkan
berdasarkan perbandingan massa terhadap muatan.
Spektroskopi massa mampu menghasilkan berkas ion dari suatu zat
uji, memilah ion tersebut menjadi spektum yang sesuai dengan
perbandingan massa terhadap muatan dan merekam kelimpahan relatif tiap
jenis ion yang ada. Umumnya hanya ion positif yang dipelajari karena ion
negative yang dihasilkan dari sumber tumbukan umumnya sedikit.
DAFTAR PUSTAKA
Page | 16
Khopkar, S.M.. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik, UI-Press, Jakarta.
Narwal, S.S. 2009. Isolation, Identification and characterization of
Allelochemicals/Natural Products. Haryana Agricultural University Hisar,
India.
Sastrohamidjojo, H., 1994. Spektroskopi Resonansi Magnetik Inti (Nuclear
Magnetic Resonance, NMR). Liberty, Yogyakarta.
Pavia, Donald L., Gary M. Lampman, George S. Kritz, Randall G. Engel
(2006). Introduction to Organic Laboratory Techniques (4th Ed.).
Thomson Brooks/Cole. pp. 797–817.
Skoog, Douglas A., Donald M. West, F. James Holler. 1991. Fundamental of
Analytical Chemistry. Seventh Edition. New York: Saunders College
Publishing.
Atun, S. 2014. Metode Isolasi dan Identifikasi Struktur Senyawa Organik Bahan
Alam. Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta.
Page | 17