Anda di halaman 1dari 15

CIRI – CIRI OBAT RUSAK

Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapetik dan Napza Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM), Dra A. Retno Tyas Utami, Apt, M.Epid., memaparkan ciri-ciri obat rusak.

1. KAPSUL
ciri-cirinya kalau sudah lembek atau lengket saling menempel gitu bisa. Dia itu kan
pembungkusnya dari gelatin yang rentan udara dan gampang rusak, ada kelembaban maka
airnya akan meresap ke gelatin itu sehingga kapsulnya jadi lembek."

2. SALEP
Sedangkan untuk obat berbentuk salep, warna dan baunya berubah, bisa juga campuran
komposisinya yang mulai terlihat seperti terpisah atau mengeras.
Menurut Ketua Umum Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Drs M. Dani Pratomo, MM, Apt.,
salep yang rusak bisa saja disebabkan karena penggunanya cenderung menutup salep tidak
terlalu rapat sehingga udara mudah masuk dan hal itu mempercepat proses oksidasi serta
menurunkan kualitas salep menjadi lebih cepat.

3. PUYER
Begitu pun dengan puyer yang juga tergolong sebagai obat campur atau terdiri atas
beberapa komposisi bahan tertentu. Jika rusak, warnanya pun cenderung berubah. "Jadi
kalau nggak habis sebaiknya dibuang saja karena kan proses
penumbukannya juga kita nggak tahu bagaimana dan sudah pasti di udara terbuka. Di
udara terbuka ada kuman dan bakteri kan, makanya kalau ibu-ibu suka simpan puyer
untuk anaknya nanti pas sakitnya kambuh janganlah ya," saran Retno saat dihubungi
detikHealth dan ditulis Rabu (6/11/2013).

4. SIRUP
Obat sirup seperti halnya obat batuk yang rusak biasanya berubah jadi keruh, yang tadinya
jernih langsung mengeruh.
Sedangkan obat batuk bisa tahan lama jikalau disimpan di kulkas atau sesuai dengan
petunjuk penyimpanan yanga ada pada label. Biasanya mencapai 30 hari setelah dibuka
atau sampai tanggal kedaluwarsa.
Tanda Obat kadaluarsa:
o Padat,
Dapat berupa sediaan tablet, kapsul, pil dan serbuk. Umumnya mengalami perubahan
berupa perubahan warna, bau, rasa dan konsistensinya. Tablet dan kapsul mudah
menyerap air dari udara sehingga menjadi meleleh, lengket dan rusak. Kemasan
mungkin menjadi menggelembung. Tablet berubah ukuran, ketebalannya dan terdapat
bintik-bintik. Masing-masing tablet dalam kemasan ukurannya tidak sama dan tulisan
pada tablet dapat memudar. Kapsul berubah ukuran dan panjangnya, mengalami
keretakan dan warna kapsul memudar. Obat puyer akan menggumpal jika telah
mengalami reaksi kimia.

o Semisolid,
Dapat berupa sediaan salep, krim, pasta, dan jeli. Umumnya mengalami perubahan
karena dipengaruhi oleh panas. Salep dan krim berubah konsistensinya dan dapat
menjadi terpisah-pisah, bau dan viskositasnya berubah, melembut, kehilangan
komponen airnya, tidak homogen lagi, penyebaran ukuran dan bentuk partikel tidak
merata serta pH nya berubah.

o Cair, 
Dapat berupa sediaan eliksir, sirup, emulsi dan suspensi oral. Umumnya dipengaruhi
oleh panas. Perubahannya dalam hal warna, konsistensi, ph, kelarutan, dan viskositas,
Bentuk sediaan cair menjadi tidak homogen. Beberapa obat, seperti obat suntik dan
tetes mata atau telinga, cepat rusak bila terkena sinar. Terdapat partikel-partikel kecil
yang mengambang pada obat cair namun hal ini normal pada suspensi. Bau dan rasa
obat berubah menjadi tajam seperti bleach, acid, gasoline, punguent. Tanda
kadaluarsa obat cair diantaranya: Menjadi keruh atau timbul endapan, Kekentalannya
berubah, Warna atau rasa berubah atau Botol plastik rusak atau bocor
1. Obat bentuk sediaan susupensi

2. Sediaan Obat emulsi

o Gas,
oksigen. Aerosol mengalami kebocoran, kontaminasi partikelnya, fungsi tabungnya
rusak dan beratnya berkurang. Jika diukur dosisnya maka terdapat perbedaan dosis.
o Tablet 
Terjadinya perubahan warna, bau atau rasa. Kerusakan berupa noda, berbintik-bintik,
lubang, sumbing, pecah, retak dan atau terdapat benda asing, jadi bubuk atau lembab.
Kaleng atau botol wadah tablet rusak. Beberapa jenis tablet ada yang basah atau
lengket satu dengan yang lainnya
o Kapsul 
Perubahan warna isi kapsul. Kapsul terbuka, kosong, rusak atau melekat satu sama
lain

o Salep 
Warna berubah, Pot atau tube rusak atau bocor atau Bau berubah
3 Panduan Supaya Terhindar dari Obat Palsu

KOMPAS.com - Obat palsu dan ilegal kini semakin banyak beredar di pasaran.
Beragam khasiat serta janji kesembuhan instan yang ditawarkan menjadi senjata
untuk menarik perhatian masyarakat.

Kondisi itu juga didukung dengan kemudahan mendapat obat palsu dan ilegal, baik
melalui jasa perorangan, online, atau pedagang eceran. Padahal, produsen obat
ilegal dan palsu tersebut tidak ikut menanggung efek negatif yang akan dialami
konsumen.

"Harga murah obat ilegal dan palsu, tidak sesuai dengan efek merugikan yang
ditanggung konsumen. Waspadalah sebelum membeli, jangan hanya berfikir jangka
pendek," kata Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapeutik dan NAPZA BPOM RI,
Retno Tyas Utami.

Secara kasat mata obat palsu memang sulit dibedakan dari obat asli. Metode terbaik
adalah melalui uji laboratorium. Namun ada beberapa upaya yang dapat dilakukan
agar terhindar dari jebakan obat palsu.  Berikut ini adalah tips dari Retno agar
konsumen mendapatkan obat asli dan berkualitas :

1. Selalu gunakan resep dokter

"Terutama bila akan membeli obat keras, misalnya obat injeksi. Obat ini ditandai
lingkaran merah pada bungkus obat," kata Retno.

Penggunaan resep akan menghindarkan konsumen dari salah beli, atau membeli
obat yang tidak sesuai kebutuhan. Resep akan menjamin konsumen mendapat obat
sesuai keperluan dengan kualitas terjamin.

2. Beli di apotik resmi

Apotik adalah lokasi yang sudah mendapat izin menjual obat. Sehingga obat yang
dijual, umumnya sudah memiliki izin edar dengan kualitas terjamin. "Konsumen juga
bisa bertanya berbagai hal terkait obat, pada kepada apoteker atau farmasis yang
bertugas. Misalnya kenapa warna berubah, apakah tetap aman dikonsumsi," kata
Retno. Hal ini tidak bisa ditanyakan pada penjual obat biasa.
3. Perhatikan kemasan

Retno mengingatkan konsumen untuk selalu memerhatikan dua pada kemasan obat
yaitu tanggal kedaluwarsa dan izin edar. "Keduanya merupakan bagian dari cara
pembuatan yang baik," kata Retno.

Tanggal kedaluwasa merupakan batas waktu pemakaian obat. Pada kemasan obat
biasanya terdiri atas bulan dan tahun. Batas pemakaian obat adalah sampai tanggal
terakhir, sesuai bulan pada label. Untuk izin edar terdiri atas 15 digit.

Izin edar merupakan tanda obat tersebut sudah terdaftar di Badan POM RI. Huruf
kedua pada izin edar, menandakan status obat yang terdiri atas, K, untuk obat keras
D, untuk obat dengan nama dagang I, untuk obat impor L, untuk obat buatan
domestik.

Konsumen juga harus memperhatikan lot number pada tiap kemasan obat. Lot
number adalah tanda kapan adonan obat dibuat. "Abjad ini diprint dan beda dengan
abjad lain pada label, karena dicetak belakangan. Nomer dan huruf pada lot number
selalu berubah, bergantung pada proses pembuatan," kata Retno.

PETUNJUK PENYIMPANAN dan PEMAKAIAN OBAT SIRUP dan


OBAT TETES MATA
PETUNJUK  PENYIMPANAN dan PEMAKAIAN  OBAT 
SIRUP

dan OBAT  TETES  MATA

1.    Simpanlah botol obat di tempat yang kering atau kotak khusus.

2.      Simpan obat pada tempat yang tidak mudah dijangkau anak-anak.

3.      Jangan meletakkan obat dalam mobil dalam jangka waktu lama karena perubahan
suhu dapat merusak obat.
4.      Simpan obat cair baik itu sirup maupun suspensi pada suhu ruang 20° C. Atau
dalam lemari pendingin/kulkas dengan suhu 5-10°C.

5.      Tidak  menyimpan obat dalam freezer . Hal ini justru akan merusak obat.

6.      Jangan lupa untuk selalu menutup rapat botol sirup agar udara tidak masuk. Karena
udara yang masuk bisa membawa bakteri dari luar yang biasa tumbuh dalam media
air.

7.      Hindari  obat dari paparan sinar matahari atau cahaya secara langsung  Biasanya
botol sirup sudah didesain kedap cahaya dengan warna botol yang gelap/coklat tua.

8.      Bila obat sirup untuk meredahkan gejala seperti demam, batuk, pilek, alergi, mual
muntah  tidak langsung habis dan gejala sudah hilang  pemberian obat dihentikan.
Tapi obat sirup yang sudah dibuka hanya  aman digunakan untuk waktu maksimal
dua bulan, dengan catatan cara penyimpanannya sudah benar dan kondisi obat
tidak berubah, baik warna atau tekstur (menggumpal/tidak). Serta, berat badan atau
usia bayi/anak tidak jauh berbeda saat obat tersebut diberikan.                        
Jangan berpatokan pada penunjuk kedaluarsa, karena expired date merupakan
patokan masa obat sebelum dibuka segel tutupnya.

9.      Untuk sediaan sirup kering, biasanya sirup antibiotik, umur sirup lebih pendek lagi
yaitu hanya mencapai tujuh hari setelah ditambahkan air sesuai volume yang
dikehendaki.

10.  Obat sirup antibiotik harus diminum sampai habis untuk menghindari


resistensi/kekebalan kuman  terhadap antibiotik.

11.  Perhatikan aturan minum dari obat tersebut. Bacalah  kotak kemasan label atau
brosur yang menyertai sediaan sirup. Karena  banyak informasi penting seperti
dosis, cara penyimpanan yang dianjurkan, reaksi yang mungkin timbul dan
sebagainya.

12.  Minumlah obat sirup sesuai aturan minum yang dianjurkan. Apabila 2x sehari


berarti obat diminum tiap 12 jam, apabila 3x sehari, berarti obat harus diminum tiap 8
jam.  sedangkan apabila 4x sehari, berarti obat diminum tiap 6 jam.            Demikian
juga dengan aturan minum sebelum dan sesudah makan.
13.  Selalu cuci bersih sendok sirup atau pipet tetesnya sebelum dan sesudah
digunakan, gunakan sendok atau pipet dalam keadaan kering.

14.  Ikuti takaran obat, bila takaran sendok teh berarti sejumlah 5 mL, jika dalam
takaran sendok makan berarti 15 mL.

15.  Kocok dahulu sebelum digunakan agar obat tercampur dengan merata.

16.  Minum obat dengan air putih hangat.

17.  Jika obat yang diberikan langsung dimuntahkan,  bisa memberikan lagi dengan


dosis yang sama. Namun jika si kecil muntah setelah 30 menit,  tidak perlu
mengulangi, karena usus akan menyerap sebagian besar obat pada waktu 30 - 45
menit setelah pemberian.

TIPS  MEMBERIKAN OBAT PADA BAYI

1. Ciptakan suasana yang santai, jika si kecil suka mendengar musik maka mainkan
musik.
2. Alihkan perhatian agar ia tidak tahu akan diberi obat.
3. Hindari penggunaan suara keras saat memberikan obat. Gunakan nada lembut
dan ibu   dalam kondisi rileks.
4. Posisikan bayi dengan kepala lebih tinggi agar obat tidak masuk ke paru
paru/kesedak.                                                                                                                 
       5. Letakkan ujung pipet obat di bibir bawah si kecil, biarkan obat mengalir ke
dalam mulut.

JEMMY  SUTANTO, MD
INTERNAL  MEDICINE
PHILIPPINES  TRAINED  PHYSICIAN
SIP : 1.1.01.3174.7413/31002/04.17.2  TAMAN  PALEM  LESTARI  
BLOK C 11  NO. 29  CENGKARENG  JAKARTA BARAT
                HP :  0812 1277 7570/PIN BB 28BC 9A03                                          Email :
jackos135@yahoo.com           jemmymd.blogspot.com
CARA PEMAKAIAN OBAT  TETES MATA DAN SALEP MATA
YANG BAIK DAN BENAR

Ikuti  langkah-langkah dibawah ini :

1.      Cuci kedua tangan anda dengan air bersih yang mengalir dan sabun sampai bersih.
2.      Bagi yang menggunakan kontak lens, lepas kontak lens sebelum pemakaian obat
tetes mata atau salep mata dan pasang kembali sekitar 15 menit setelah pemakaian
obat tetes mata atau salep mata.
3.      Posisi duduk atau berdiri di depan cermin atau minta bantuan orang lain untuk
memakaikan obat tetes/salep mata agar lebih mudah
4.      Bersihkan mata terlebih dahulu dengan menggunakan tissue bersih untuk
membersihkan cairan dan kotoran di mata
5.      Kocok obat hingga tercampur merata (untuk tetes mata)
6.      Periksa apakah ujung botol tidak tersumbat
7.      Buka tutup dari botol tetapi jangan pernah meletakkan tutupnya di atas meja untuk
menghindari kontaminasi. Simpanlah tutup botol disamping botol pada saat
penggunaan atau digenggam di tangan lainnya
8.      Tengadahkan kepala, tarik kebawah kelopak mata bawah sampai membentuk
cekungan/konjungtiva mata
9.      Tempatkan botol tetes mata atau salep dekat dengan mata  jangan sampai
menyentuh mata, wajah atau permukaan lain agar tidak terkontaminasi/tercemar.
10.  Arahkan mata melihat keatas

                     

11.  Teteskan obat tetes mata dengan lembut dan perlahan  tepat pada  cekungan mata/
konjungtiva  sesuai dengan aturan pakai (untuk tetes mata)
12.  Oleskan salep mata di dalam cekungan mata/konjungtiva  sepanjang 1 cm atau
sepanjang  cekungan mata/konjungtiva.
13.  Jangan meneteskan secara langsung ke bola mata, hal ini dapat membahayakan kornea dan
mengkontaminasi obat tetes/salep mata.

14.  Pejamkan mata selama 1-2 menit, jangan mengkedip-kedipkan mata karena obat
akan jatuh.
15.  Bersihkan kelebihan tetes atau salep yang tercecer mengenai wajah
16.  Beri jarak pemakaian lebih dari satu macam tetes mata atau salep mata
Berikan jarak minimal 5 menit dengan mendahulukan pemakaian obat tetes mata
baru pakailah salep mata.
17.  Jangan mencuci/mengusap/menyentuh ujung botol obat tetes mata atau ujung tube
salep mata untuk mencegah kontaminasi/pencemaran. 
18.  Obat tetes mata dan obat salep mata yang telah terbuka dan dipakai jangan
disimpan lebih dari 30 hari untuk digunakan lagi, karena kemungkinan sudah tidak
bebas kuman atau rusak. Sebaiknya dicatat waktu kapan pertama kali obat
digunakan.
19.  Untuk menghindari infeksi, jangan gunakan obat tetes mata atau obat salep
mata pada  lebih dari satu orang/secara bergantian.
20.  Untuk sediaan obat tetes mata kemasan minidose, jangan dipergunakan 3 x 24
jam setelah dibuka
21.  Jika pasien menggunakan obat mata lebih dari satu jenis, tunggu minimal lima
menit sebelum menggunakan obat lain 
22.  Jauhkan obat tetes mata dan salep mata dari jangkauan anak-anak.
23.  Simpan obat tetes mata dan salep mata di tempat yang kering dan sejuk, hindari
dari paparan sinar matahari

          JEMMY  SUTANTO, MD


                                                   INTERNAL  MEDICINE
                                                   PHILIPPINES  TRAINED  PHYSICIAN
                                                  SIP : 1.1.01.3174.7413/31002/04.17.2
TAMAN  PALEM  LESTARI  BLOK C 11  NO. 29  CENGKARENG  JAKARTA
BARAT
                                                HP :  0812 1277 7570/PIN BB 28BC 9A03     

CARA PEMAKAIAN OBAT  TETES MATA DAN SALEP MATA


YANG BAIK DAN BENAR

Ikuti  langkah-langkah dibawah ini :

1.      Cuci kedua tangan anda dengan air bersih yang mengalir dan sabun sampai bersih.
2.      Bagi yang menggunakan kontak lens, lepas kontak lens sebelum pemakaian obat
tetes mata atau salep mata dan pasang kembali sekitar 15 menit setelah pemakaian
obat tetes mata atau salep mata.
3.      Posisi duduk atau berdiri di depan cermin atau minta bantuan orang lain untuk
memakaikan obat tetes/salep mata agar lebih mudah
4.      Bersihkan mata terlebih dahulu dengan menggunakan tissue bersih untuk
membersihkan cairan dan kotoran di mata
5.      Kocok obat hingga tercampur merata (untuk tetes mata)
6.      Periksa apakah ujung botol tidak tersumbat
7.      Buka tutup dari botol tetapi jangan pernah meletakkan tutupnya di atas meja untuk
menghindari kontaminasi. Simpanlah tutup botol disamping botol pada saat
penggunaan atau digenggam di tangan lainnya
8.      Tengadahkan kepala, tarik kebawah kelopak mata bawah sampai membentuk
cekungan/konjungtiva mata
9.      Tempatkan botol tetes mata atau salep dekat dengan mata  jangan sampai
menyentuh mata, wajah atau permukaan lain agar tidak terkontaminasi/tercemar.
10.  Arahkan mata melihat keatas

                     

11.  Teteskan obat tetes mata dengan lembut dan perlahan  tepat pada  cekungan mata/
konjungtiva  sesuai dengan aturan pakai (untuk tetes mata)
12.  Oleskan salep mata di dalam cekungan mata/konjungtiva  sepanjang 1 cm atau
sepanjang  cekungan mata/konjungtiva.
13.  Jangan meneteskan secara langsung ke bola mata, hal ini dapat membahayakan kornea dan
mengkontaminasi obat tetes/salep mata.

14.  Pejamkan mata selama 1-2 menit, jangan mengkedip-kedipkan mata karena obat
akan jatuh.
15.  Bersihkan kelebihan tetes atau salep yang tercecer mengenai wajah
16.  Beri jarak pemakaian lebih dari satu macam tetes mata atau salep mata
Berikan jarak minimal 5 menit dengan mendahulukan pemakaian obat tetes mata
baru pakailah salep mata.
17.  Jangan mencuci/mengusap/menyentuh ujung botol obat tetes mata atau ujung tube
salep mata untuk mencegah kontaminasi/pencemaran. 
18.  Obat tetes mata dan obat salep mata yang telah terbuka dan dipakai jangan
disimpan lebih dari 30 hari untuk digunakan lagi, karena kemungkinan sudah tidak
bebas kuman atau rusak. Sebaiknya dicatat waktu kapan pertama kali obat
digunakan.
19.  Untuk menghindari infeksi, jangan gunakan obat tetes mata atau obat salep
mata pada  lebih dari satu orang/secara bergantian.
20.  Untuk sediaan obat tetes mata kemasan minidose, jangan dipergunakan 3 x 24
jam setelah dibuka
21.  Jika pasien menggunakan obat mata lebih dari satu jenis, tunggu minimal lima
menit sebelum menggunakan obat lain 
22.  Jauhkan obat tetes mata dan salep mata dari jangkauan anak-anak.
23.  Simpan obat tetes mata dan salep mata di tempat yang kering dan sejuk, hindari
dari paparan sinar matahari

Anda mungkin juga menyukai