Anda di halaman 1dari 5

KENALI OBAT KADALUARSA DAN

DAMPAK BURUKNYA
Sejak tahun 1979, FDA mewajibkan produsen obat untuk mencantumkan tanggal
kedaluwarsa, baik obat generik maupun paten. Mayoritas konsumen tidak paham apa arti
dari tanggal tersebut. Tanggal yang tercantum adalah batas waktu yang produsen jamin
ketika obat tersebut masih ampuh.  Meski begitu, jika sudah lewat tanggalnya, tidak
berarti obatnya langsung tidak manjur atau berbahaya. Umumnya, tanggal kedaluwarsa
tersebut adalah 12 hingga 60 bulan sejak diproduksi. Dalam banyak kasus, obat-obat yang
sudah kedaluwarsa belum pernah diuji keefektifan atau potensi meracuninya.

Beberapa apoteker yang menuliskan peringatan untuk segera membuang obat bila sudah lewat
tanggal yang ditetapkan. Biasanya, masa tersebut adalah satu tahun setelah obat itu dibuka dari
kemasan. Aturan ini diwajibkan di 17 negara bagian, tapi sebenarnya masih sangat sedikit riset
mengenai ini. Sangat mungkin kalau ada obat yang masih bisa diminum setelah 10 tahun lebih.

Kadaluarsa obat adalah kondisi obat bila konsentrasinya sudah berkurang antara 25-30% dari
konsentrasi awalnya. Tanggal kadaluarsa adalah tanggal yang dipilih oleh pabrik yang
memproduksi obat untuk menjamin potensi yang penuh dan keamanan dari obat sebelum tanggal
kadaluarsa tersebut. Tanggal kadaluarsa bukannlah tanggal yang ditentukan oleh pemerintah
maupun departemen kesehatan dan tanggal ini tidak menunjukkan berapa lama suatu obat layak
untuk dikonsumsi. Obat dapat kadaluarsa sebelum tanggal kadaluarsa yang ditetapkan oleh
pabrik ataupun masih dapat dikonsumsi meskipun sudah lewat beberapa tahun setelah lewat
tanggal kadaluarsanya. Oleh karena itu kita perlu mengetahui tanda-tanda kadaluarsa obat untuk
menghindari penggunaan obat yang kadaluarsa.

Penelitian obat kadaluarsa

Atas permintaan Departemen Pertahanan, FDA melakukan sebuah riset tentang usia obat-obatan
yang umum dikonsumsi. Obat-obat itu disimpan dalam kondisi dan iklim yang normal, bukan
dalam situasi yang lembab seperti di kamar mandi.  FDA menguji seluruh persediaan obat
Dephan sejak 1986 hingga 2006 untuk mengetahui apakah obat-obat itu sudah harus dibuang.
Terdapat 122 jenis obat dalam 3.005 kelompok.  Ternyata 88 persen dari 3.005 obat itu masih
dapat diperpanjang tanggal kedaluwarsanya hingga rata-rata 66 bulan (5,5 tahun).

Apoteker tak akan menganjurkan pasiennya untuk mengonsumsi obat kedaluwarsa. Ia menyebut
ada dua skenario terkait obat kedaluwarsa. Pertama, bila seseorang harus rutin minum obat
seperti nitrogliserin atau insulin, maka obat tersebut wajib dijaga kualitasnya dan menghindari
obat yang sudah kedaluwarsa. Situasi kedua, bila seseorang mengalami sakit ringan, seperti
demam, sakit kepala, ataupun sakit pinggang. Tidak apa-apa bila Anda hanya punya obat
kedaluwarsa di rumah. Masih aman untuk mengonsumsinya walaupun keampuhannya sudah
tidak 100 persen.

Beberapa bentuk obat lebih awet dibanding yang lain. Yang paling stabil adalah tablet dan
kapsul, tetapi obat berbentuk tablet paling awet. Obat cair atau yang harus dimasukkan ke lemari
es paling cepat rusak dan dihindari pemakaiannya setelah tanggal kedaluwarsa. Tanda-tanda obat
yang rusak antara lain berbau kuat, jika ada obat yang merembes ke luar atau terkristalisasi.
Untuk menjaga daya tahan obat, setidaknya hingga tanggal kedaluwarsa, simpanlah di tempat
yang kering, sejuk, dan terhindar dari sinar matahari langsung. Pastikan juga botolnya tertutup
rapat. Obat-obatan rusak sebenarnya aman untuk dibuang di tempat sampah. Namun, FDA
menyarankan untuk membuangnya di kloset.

Tanda Obat kadaluarsa:

 Padat, dapat berupa sediaan tablet, kapsul, pil dan serbuk. Umumnya mengalami
perubahan berupa perubahan warna, bau, rasa dan konsistensinya. Tablet dan kapsul
mudah menyerap air dari udara sehingga menjadi meleleh, lengket dan rusak. Kemasan
mungkin menjadi menggelembung. Tablet berubah ukuran, ketebalannya dan terdapat
bintik-bintik. Masing-masing tablet dalam kemasan ukurannya tidak sama dan tulisan pada
tablet dapat memudar. Kapsul berubah ukuran dan panjangnya, mengalami keretakan dan
warna kapsul memudar. Obat puyer akan menggumpal jika telah mengalami reaksi kimia.
 Semisolid, dapat berupa sediaan salep, krim, pasta, dan jeli. Umumnya
mengalami perubahan karena dipengaruhi oleh panas. Salep dan krim berubah
konsistensinya dan dapat menjadi terpisah-pisah, bau dan viskositasnya berubah,
melembut, kehilangan komponen airnya, tidak homogen lagi, penyebaran ukuran dan
bentuk partikel tidak merata serta pH nya berubah.
 Cair, dapat berupa sediaan eliksir, sirup, emulsi dan suspensi oral. Umumnya
dipengaruhi oleh panas. Perubahannya dalam hal warna, konsistensi, ph, kelarutan, dan
viskositas, Bentuk sediaan cair menjadi tidak homogen. Beberapa obat, seperti obat suntik
dan tetes mata atau telinga, cepat rusak bila terkena sinar. Terdapat partikel-partikel kecil
yang mengambang pada obat cair namun hal ini normal pada suspensi. Bau dan rasa obat
berubah menjadi tajam seperti bleach, acid, gasoline, punguent. Tanda kadaluarsa obat cair
diantaranya: Menjadi keruh atau timbul endapan, Kekentalannya berubah, Warna atau rasa
berubah atau Botol plastik rusak atau bocor
 Gas, contohnya oksigen. Aerosol mengalami kebocoran, kontaminasi partikelnya,
fungsi tabungnya rusak dan beratnya berkurang. Jika diukur dosisnya maka terdapat
perbedaan dosis.
 Tablet Terjadinya perubahan warna, bau atau rasa. Kerusakan berupa noda,
berbintik-bintik, lubang, sumbing, pecah, retak dan atau terdapat benda asing, jadi bubuk
atau lembab. Kaleng atau botol wadah tablet rusak. Beberapa jenis tablet ada yang basah
atau lengket satu dengan yang lainnya
 Kapsul Perubahan warna isi kapsul. Kapsul terbuka, kosong, rusak atau melekat
satu sama lain
 Salep Warna berubah, Pot atau tube rusak atau bocor atau Bau berubah

Bahaya Obat kadaluarsa

Faktanya, banyak obat-obatan yang dijual bebas yang tidak berubah menjadi racun dalam
semenit –atau bahkan setahun– setelah masa kadaluarsanya berlalu. Ternyata tanggal tersebut
hanya menunjukkan seberapa lama produsen obat bisa menjamin keampuhan dan keamanan obat
tersebut. Jika perusahaan farmasi mengujinya untuk 3 tahun, bukan berarti obat tersebut tidak
akan bertahan selama 6 tahun. Mereka hanya belum mengetesnya.” Lantas, dari mana Anda bisa
tahu seberapa pentingnya tanggal kadaluarsa? Akan kami tunjukkan mana yang sebaiknya Anda
patuhi, pertimbangkan, atau acuhkan tanggal kadaluarsanya.

 Nitroprussid Sodium nitroprusside adalah campuran kimiawi dengan rumus


Na2[Fe(Cn)5No]•2H2O. Garam bertindak sebagai suatu sumber dari nitric oxide. Merupakan
vasodilator pheripheral yang mempengaruhi arteriol dan venul. Sodium nitroprusside sering
diberikan secara intravena untuk pasien hipertensi darurat. Nitroprussid merupakan obat yang
fotosensitif sehingga dalam penyimpanannya di botol infus harus dibalut dengan alumunium
foil. Alumunium foil biasa digunakan untuk membungkus atau melapisi makanan, minuman
dan obat-obatan sehingga terlindungi dari cahaya karena dapat memecah lemak, bau,
kelembaban dan bakteri. Alumunium foil memiliki satu sisi yang sangat memantulkan cahaya
dan sisi lainnya menahan panas sehingga suhunya stabil.
 Nitroglyserin Nitroglyserin juga dikenal sebagai trinitrogliserin dan glyceryl trinitrate
adalah sebuah senyawa kimia, cairan peledak yang berat, tak berwarna, beracun, berminyak
dan diperoleh dari menitratkan glycerol. Senyawa ini digunakan dalam pembuatan peledak,
terutama dinamit dan digunakan dalam industri konstruksi dan penghancuran. Dia juga
digunakan dalam medis sebagai vasodilator untuk merawat kondisi jantung. Dalam bentuk
murni dia berwarna transparan dan mennjadi berwarna kuning ketika dia berada pada pH
yang asam.
 Hidrogen Peroksida (H2O2) Hidrogen Peroksida adalah suatu cairan biru sangat pucat
yang tampak tidak berwarna, encer tapi lebih pekat dibanding air. Senyawa ini merupakan
suatu asam lemah dan kuat mengoksidasi. Hidrogen peroksida telah digunakan sebagai suatu
pencegah infeksi dan anti-bacterial selama bertahun-tahun. H2O2 dalam konsentrasi rendah
2,5% tersedia di pasaran untuk penggunaan medis. H202 harus disimpan dalam wadah coklat
gelap yang terbuat dari suatu material yang tidak mengkatalisis reaksi kimia. Biasanya wadah
yang digunakan untuk menyimpan H2O2 berupa stainless steel, plastik, kaca dan beberapa
aluminium alloy compatible. Peroksida adalah oksidator kuat maka harus dihindarkan
penyimpanannya dari segala sumber bahan bakar dan kontaminasi katalisis. Risiko kebakaran
terjadi jika uap peroksida bereaksi dengan hidrokarbon seperti alkohol untuk membentuk
bahan ledak kontak. Sebab oksigen dibentuk sepanjang pembusukan yang alami dari
peroksida, menghasilkan peningkatan tekanan dalam wadah (misal dari kaca) sehingga
meledak dan hancur jika suhu penyimpanannya di atas 70 C.
 Antibiotik Antibiotik merupakan obat yang dapat menginhibisi pertumbuhan atau
bahkan membunuh bakteri, jamur dan protozoa. Mengkonsumsi antibiotik yang telah
kadaluarsa dapat menimbulkan resistensi, membunuh bakteri yang justru diperlukan tubuh,
dan bisa terjadi gangguan sistem biokimia dalam tubuh. Efek lainya, bisa mengganggu sistem
ekskresi tubuh yaitu gangguan terhadap fungsi ginjal, mengingat bahan aktif utama senyawa
antibiotik tertentu bersifat nefrotoksik atau racun bagi fungsi sistem ginjal. Tetracycline
merupakan antibiotik spektrum luas yang dapat menyebabkan kerusakan pada tubulus renal
atau gangguan kulit apabila dikonsumsi setelah tanggal kadaluarsa. Antibiotik harus disimpan
pada suhu kamar dan jangan terkena sinar matahari. Harus diketahui syarat suatu antibiotik
adalah harus efektif pada konsentrasi rendah, dapat menghambat pertumbuhan atau
membunuh satu atau lebih jenis mikroorganisme, tidak boleh memiliki efek samping bersifat
toksik yang signifikan, efektif melawan patogen, dapat disimpan dalam jangka waktu lama
tanpa kehilangan aktivitasnya, dapat dieliminasi dari tubuh secara sempurna setelah
pemberian dihentikan serta bersifat sangat stabil agar dapat diisolasi dan diproses dalam dosis
yang sesuai, sehingga segera dapat diserap tubuh.
 Hormon Insulin digunakan dalam pengobatan beberapa jenis diabetes mellitus. Pasien
dengan diabetes mellitus tipe 1 bergantung pada insulin eksogen (disuntikkan ke bawah
kulit/subkutan) untuk keselamatannya karena kekurangan absolut hormon tersebut. Pasien
dengan diabetes mellitus tipe 2 memiliki tingkat produksi insulin rendah atau kebal insulin
dan kadang kala membutuhkan pengaturan insulin bila pengobatan lain tidak cukup untuk
mengatur kadar glukosa darah.
 Enzim Ranpirnase disebut juga onconase merupakan enzim ribonuklease yaitu bekerja
memecah RNA, ditemukan di Rana pipiens oocytes. Dalam klinis dikenal sebagai obat
kemoterapi baru yang menjanjikan untuk kanker (mesothelioma). Obat enzim umumnya
dipengaruhi suhu penyimpanan. Perubahan enzim karena pengaruh suhu disebut thermolabile.
 Vaksin Mumps Vaksin merupakan vaksin untuk mumps virus. Untuk menjaga
kondisinya tetap baik vaksin ini biasa sisimpan di refrigerator. Mumps vaksin memiliki half
life yang panjang yaitu 65 hari apabila disimpan pada suhu 23 C. Vaksin Campak yang telah
dilarutkan hanya dapat digunakan pada hari itu juga (maksimum untuk 8 jam) dan itupun
berlaku hanya jika vaksin selama waktu tersebut disimpan pada suhu 2°-8°C serta terlindung
dari sinar matahari. Pelarut harus disimpan pada suhu sejuk sebelum digunakan.
 Antalgin  Antalgin yang kadaluarsa dapat menyebabkan kelainan pada darah merah atau
mengkonsumsi.
 Parasetamol Parasetamol yang dikonsumsi terus menerus dan sudah lewat masa
kadaluarsanya dapat menyebabkan gejala kerusakan hati.
 Symmetrel (amantadine) dan Flumadine (rimantidine) Obat anti-viral yang
digunakan untuk mencegah dan mengobati influenza, dengan suhu dan penyimpanan yang
baik masih bagus setelah 25 tahun. Obat-obatan dalam bentuk cair kurang stabil dibandingkan
tablet, bubuk maupun kapsul.
 Obat kontrasepsi Obat kontrasepsi yang telah kadaluarsa tidak dapat mencegah
terjadinya kehamilan. Pil KB harus disimpan pada tempat yang kering dan jauh dari sinar
matahari. Masa kadaluarsanya adalah 5 tahun. Suntik KB disimpan pada suhu 15-30 C posisi
tegak lurus menghadap ke atas dan jauhkan dari sinar matahari langsung.
 Sunscreen. Sebelum Anda konsumsi obat-obatan kadaluarsa apa pun, pertimbangkan apa
hal terburuk yang mungkin terjadi jika ‘obatnya’ tidak bekerja. Jika obatnya adalah
sunscreen, maka Anda bisa mengundang kanker kulit. “Jangan ragu untuk membuang
sunscreen yang sudah kadaluarsa,. Jika Anda sering meletakkan botol sunscreen tersebut di
tempat yang terkena sinar matahari langsung singkirkan saja bahkan sebelum tanggal
kadaluarsa. Hawa panas yang intens bisa mempercepat pemecahan bahan-bahan aktif yang
ada didalamnya, dan membuat kulit Anda tidak terlindungi.]
 Aspirin. Berbagai hasil penelitian telah menunjukkan bahwa aspirin kehilangan
efektivitasnya seiring waktu. Dalam satu studi yang dipublikasikan di JAMA Internal
Medicine, dr. Cantrell dan koleganya menemukan bahwa aspirin yang berumur satu dekade
hanya memiliki sisa 1% dari kemampuan awalnya. Lalu, bagaimana dengan aspirin dalam
kemasan botol satu tahun setelah tanggal kadaluarsa? Dalam kasus seperti ini, percayai
hidung Anda. Aspirin yang rusak terpecah menjadi asam asetat, yang baunya menyerupai
cuka. Tidak berbahaya, tapi manfaatnya tidak akan efektif. 
 Benzoyl Peroxide (obat jerawat). Dalam peperangan melawan waktu, benzoyl peroxide
memiliki keuntungan yang signifikan berkat ukurannya. “Benzoyl peroxide pada dasarnya
adalah molekul kecil. Molekul kecil membuatnya lebih gampang diserap oleh kulit.
Untungnya, ada konsentrasi tinggi benzoyl peroxide di setiap olesan krim tersebut, Hilangnya
sedikit molekul tidak akan berpengaruh banyak terhadap kemampuan obat pembasmi jerawat
Anda.
 Obat Kumur. Sebagian besar obat kumur mengandung antiseptik –dan air dalam
persentase yang cukup tinggi. Artinya? “Ada peluang berkembangnya bakteri, terutama
setelah dua tahun ketika kemampuan bahan-bahan aktif didalamnya mulai menghilang,”
 Dextromethorphan (Obat Batuk). Peneliti di Spanyol menguji stabilitas obat batuk
sirup dan menemukan bahwa dextromethorphan mengalami kerusakan yang lebih banyak
daripada bahan-bahan lain. Sialnya lagi, obat batuk sirup –sama seperti cairan lainnya– rentan
terhadap pengaruh waktu. Menurut dr. Apgar, kandungan alkoholnya bisa menguap atau
bahan-bahan aktif yang lain bisa tenggelam di dasar botol sehingga menyebabkan distribusi
zat-zat penyusun jadi tidak merata.
 Krim Hydrocortisone. Gatal-gatal memang menganggu, tapi infeksi akan sama
buruknya. “Mengoleskan krim akan membuat kulit lebih lembap, dan memperbesar
kemungkinan bakteri muncul.Anda berisiko menyebabkan kontaminasi bakteri jika
menyentuh ujung tube krim. Pada akhirnya, kemampuan zat pengawetnya akan berkurang
sehingga memungkinkan bakteri untuk berkembang.
 Ibuprofen. Peneliti menemukan bahwa beberapa merek bisa bertahan hingga bertahun-
tahun setelah tanggal kadaluarsa. Tapi, baca baik-baik label kemasan obat tersebut. Jika
polyethylene glycol, polysorbate 80 atau povidone ada di daftar bahan-bahan penyusunnya,
lebih baik Anda beli obat baru. Hasil studi Cory menunjukkan, bahan-bahan kimia tersebut
bisa mempercepat kerusakan ibuprofen.
 Pasta Gigi. Setelah dua tahun, fluorida bisa kehilangan efektivitasnya. Sebenarnya aman-
aman saja menggunakan pasta gigi yang sudah kadaluarsa, tapi Anda tidak akan mendapatkan
proteksi terhadap gigi berlubang dan plak,” ungkapnya. Sialnya, perasa mint mungkin akan
mulai memudar dan membuat napas tidak lagi segar.
 Terbinafine (Krim Untuk Athlete’s Foot). Meskipun sudah berdebu dan kadaluarsa,
krim antijamur Anda tidak akan berubah menjadi racun.Jika sudah rusak, bahan-bahan di
dalamnya akan pecah menjadi zat-zat yang tidak berbahaya. Itu artinya, Anda bisa
menggunakannya dengan aman, hanya saja efeknya tidak akan semanjur biasanya. Sebelum
benar-benar menggunakannya, oleskan sedikit krim tersebut di kulit: Apakah ada perubahan
di tekstur krim, misalnya, lebih encer? Ada bau tajam? Atau krimnya terasa kaku?. Jika
jawabannya adalah ya, lebih baik segera ke apotik untuk membeli krim baru.
 Naproxen (Pain Killer). Hasil penelitian gabungan Departemen Pertahanan dan FDA
mengungkapkan, bahan aktif Aleve membuat naproxen tetap bisa mempertahankan
efektivitasnya sampai 52 bulan setelah tanggal kadaluarsa. Namun, tablet yang diuji masih
tersegel di kemasan aslinya, sehingga naproxen yang telah dibuka kemungkinan besar tidak
akan bertahan selama itu. Tip: Jika Anda mendapati adanya perubahan warna, atau mulai
terjadi kerusakan, jangan ragu untuk segera membuangnya.
 Acetaminophen. Dalam satu penelitian yang dilakukan oleh dr. Cantrell, terungkap
bahwa acetaminophen yang masih tersegel –dan sudah kadaluarsa 28-40 tahun, masih
mempertahankan 99,7% dosis aslinya. Namun studi itu  hanya untuk menguji potensi obat,
bukan tingkat kemanjuran dan keamanannya. Oleh karena itu, tiap kali Anda mengonsumsi
acetaminophen yang sudah kadaluarsa  dan tidak mujarablebih baik Anda segera
menggantinya dengan yang baru.
 Salicylic Acid (Obat Kutil). Jika tulisan tanggal kadaluarsa yang ada di kemasannya
sudah memudar, produk ini mungkin masih bisa mengobati kutil. “Saya punya Salicylic Acid
yang sudah ada di lab saya selama bertahun-tahun, pH-nya tidak berubah. “Jika pH-nya masih
sama seperti ketika Anda membelinya, efektivitasnya tetap sama,” jelas dr. Langner.
“Kandungan asam membuatnya lebih tahan terhadap kerusakan akibat terpapar elemen-
elemen seperti cahaya, air, dan hawa panas.” Cara pengukuran terbaik? Coba langsung. Anda
bisa menggunakan tubuh Anda sebagai tolak ukur untuk mengetahui obatnya bekerja atau
tidak.
 Obat Tetes Mata. Segera singkirkan obat tetes mata yang sudah kadaluarsa. Produk ini
bisa dengan mudah terkontaminasi bakteri, jika, misalnya, ujung dropper menyentuh mata
Anda. Jika produk ini disimpan di tempat dengan temperatur sedang, bakteria bisa
berkembangbiak dengan cepat,” (Itulah sebabnya Anda harus menyimpan obat tetes mata di
lemari es: Bakteri tidak bisa berkembang dengan cepat di kondisi dingin). Selain itu, buang
obat tetes mata yang berwarna keruh –walaupun tanggal kadaluarsanya masih lama. Hal
tersebut adalah indikator telah terjadi kontaminasi.

Anda mungkin juga menyukai