Anda di halaman 1dari 4

Hal Yang Perlu Diingat Saat Memberikan Obat Pada

Anak-Anak
Memberikan obat pada anak perlu perhatian lebih khusus. Bukan saja karena mereka masih
kecil, tubuh anak-anak juga akan memberikan reaksi berbeda terhadap obat yang diberikan1.
Dan yang terpenting: beberapa obat dapat menimbulkan reaksi yang bisa berbahaya pada
tubuh anak (hal yang tidak terjadi lagi pada tubuh orang dewasa)2.

Maka penting untuk selalu memberikan dosis tepat, tak kurang dan tak berlebihan pada anak.
Selalu ikuti aturan yang tertera pada kemasan, dan jika ada pertanyaan, konsultasikan pada
dokter Anda.

Hal pertama yang harus diperhatikan dalam memberikan obat pada anak adalah, hanya jika
hal itu sangat diperlukan. Dokter anak atau ahli medis lain adalah sumber yang tepat untuk
dalam memberikan petunjuk. Memberikan perawatan di rumah dan membiarkan penyakit
ringan sembuh dengan sendirinya adalah pilihan terbaik. Anda dapat membantu anak-anak
dengan memastikan mereka banyak beristirahat, minum air putih, dan membuat mereka
senyaman mungkin.

Tips penting dalam pemberian obat pada anak

Kebanyakan obat hanya aman dikonsumsi dengan frekuensi dan dosis  tertentu. Jika dokter
memberikan obat resep atau obat yang dijual bebas bagi anak Anda, berikut hal yang penting
diperhatikan.

 Jauhkan obat-obatan dari jangkauan anak3. Jika perlu, minta kepada apoteker
obat-obatan dalam kemasan yang aman, yang sulit dibuka anak-anak. Selalu ingat
untuk menutup kembali kemasan obat2.
 Dosis. Dosis tepat pada obat resep dokter atau obat yang dijual bebas sesuai pada
yang tertera pada kemasan, atau juga tergantung pada berat tubuh anak4. Pastikan
dokter dan apoteker mengetahui berapa berat tubuh anak Anda.
 Aturan pemakaian. Pastikan Anda mengerti benar aturan seberapa banyak obat yang
dapat diberikan, seberapa sering, dan seberapa lama jangka waktu obat dapat
dikonsumsi anak5. Jika anak memerlukan beberapa obat sekaligus, periksa label dari
tiap obat dan pastikan tak ada kandungan aktif yang sama dari obat yang berbeda.
Pastikan orang-orang yang akan memberikan obat pada anak Anda mengetahui kapan
dan seberapa takaran obat yang harus diberikan untuk menghindari kelebihan atau
kekurangan dosis.
 Reaksi/efek samping. Cari informasi mengenai efek samping obat sebelum Anda
memberikannya pada anak. Informasi tersebut biasanya tertera pada kemasan.
Kemudian perhatikan jika anak mengalami reaksi yang tidak biasa.
 Interaksi. Patsikan apoteker mengeetahui jika ada obat lain yang dikonsumsi dan jika
anak Anda memiliki alergi.
 Habiskan obat, sesuai petunjuk. Mengkonsumsi antibiotik harus sampai tuntas,
meskipun anak Anda mulai pulih sebelum obat habis6. Tak menghabiskan takaran
antibiotik yang telah diberikan menyebabkan  bakteri yang masih ada berkembang
biak lagi sehingga penyakit bisa muncul kembali6. Jika dokter dan apoteker memberi
perintah harus dihabiskan, pastikan obat tuntas dihabiskan.
 Resep pribadi. Jangan pernah memberikan anak Anda resep milik orang lain3. Walau
dengan sakit yang sama, reaksi orang terhadap suatu obat dapat berbeda. Hanya
dokter yang tahu secara pasti.
 Takar dengan tepat. Jika rekomendasi takaran dalam kemasan dalam bentuk takar
(sendok makan, sendok teh, milliliter, ons) berbeda dari alat takar atau suntikan yang
biasa Anda gunakan, jangan berusaha mengira-ngira. Jangan menggunakan alat takar
selain yang disertakan pada kemasan obat atau alat lain yang direkomendasi oleh
dokter dan apoteker. Jangan gunakan alat takar obat tertentu pada obat lain. Apoteker
biasanya  memiliki alat takar dan suntikan yang tepat bagi segala skala dosis obat.
 Jangan mengkonsumsi obat kadaluarsa. Periksa tanggal kadaluarsa sebelum
memberikan obat pada anak, dan jangan diberikan jika telah kadaluarsa. Seluruh obat-
obatan yang telah kadaluarsa harus dimusnahkan3.
 Selalu membaca dan mematuhi label dalam kemasan.

 
Baca ini, Sebelum Memberi Obat untuk Anak !
Orangtua wajib memahami cara mengobati anak sakit. Kesalahan dalam mengobati anak bisa
berakibat fatal kepada anak. Foxnews melansir beberapa kesalahan ibu saat mengobati
anaknya. Bacalah beberapa kesalahan di bawah ini supaya Anda tidak melakukan kesalahan
yang sama.

Kesalahan 1 : Memberikan Dosis Obat Berlebihan

Kebanyakan ibu bingung berapa banyak dosis obat yang harus diberikan kepada anak.
Hal itu sangat wajar karena hampir sebagian besar ibu pasti pernah kelebihan
memberikan dosis obat untuk anaknya. Perlu diketahui, memberikan obat kepada
anak sebenarnya bukan berdasarkan usia, melainkan berpatokan pada berat badan
anak. Jika ragu, sebelum memberi obat ada baiknya berkonsultasi dulu dengan dokter
anak.

Kesalahan 2 : Terlalu Cepat Meredakan Demam

Saat anak demam, Anda pasti akan segera meredakannya. Namun para ahli kesehatan
berpendapat demam adalah proses alami sistem kekebalan tubuh untuk melawan
virus, jadi biarkan saja demam terjadi pada anak jika suhu tubuh anak masih di bawah
38 derajat celcius. Yang harus Anda lakukan saat anak demam adalah membuatnya
merasa nyaman. Berikan obat penurun panas setiap tiga jam. Pengecualian untuk anak
dibawah usia 3 bulan. Demam pada bayi baru lahir memiliki dampak serius.
Sebaiknya segera bawa ke dokter.

Kesalahan  3 : Salah Memberikan Obat Pilek

Menurut polling yang dilakukan University of Michigan, lebih dari 40 persen orangtua
memberikan obat batuk dan obat multi-gejala pada anak usia 4 tahun untuk mengobati
pilek. Menurut ahli kesehatan obat multi gejala tidak bisa menyembuhkan pilek dan
bisa menimbulkan efek samping. Jika anak yang berusia kurang dari 6 tahun
menderita pilek, tidak perlu diberikan obat. Biarkan sembuh dengan sendirinya.
Berikan saja anak makanan yang hangat seperti sup ayam.
Kesalahan 4 : Salah Menggunakan Resep

Jika anak Anda diberikan resep obat oleh dokter, tanyakan kepada dokter atau
apoteker fungsi obat tersebut, berapa lama si anak harus meminumnya, dan kapan
harus minum obat. Orangtua harus tahu semua itu karena dosis anak tidak bisa
disamakan dengan dosis orang dewasa.

Kesalahan 5 : Menggunakan Internet Untuk Mendiagnosis Penyakit Anak

Di zaman serba online seperti seperti sekarang, orangtua lebih suka bertanya kepada
Google ketimbang dokter anak untuk mengetahui penyakit yang diderita anak.
Alasannya: bertanya kepada Google lebih cepat terjawab ketimbang dokter anak.
Tidak ada salahnya menggunakan internet untuk mendiagnosis penyakit anak. Namun
pastikan situs yang menjadi referensi Anda ditulis oleh orang yang kompeten. Setelah
mendapatkan jawaban segera hubungi dokter anak untuk mendapatkan opini kedua. 

Anda mungkin juga menyukai