Anda di halaman 1dari 4

KOMUNIKASI DAN KONSELING

OLEH :

NAMA : ZULIASTI
NIM : O1A118163
KELAS : C

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
1. Remaja datang ke apotek untuk membeli obat laxative. Dia memang membeli
laxative secara reguler. Bagaimana anda sebagai seorang farmasis untuk
mengatasi persoalan ini? Apa yang anda dari situasi tersebut?
2. Seorang pecandu datang ke apotik untuk membeli spuit insulin 1 ml. Apa
yang anda nasehatkan terhadap orang tersebut. Bagaimana kira-kira reaksi
orang tersebut?
3. Anda menerima resep pethidine injeksi dari RS dan yang menulisnya adalah
perawat. Bagaimana anda menjelaskan kepada dokter? Bagaimana dokter
akan bereaksi?
4. Anda bekerja di industri farmasi. Bos anda memintamerelease obat yang
tidak memenuhi persyaratan. Bagaimana anda menyampaikan kepada menejer
anda?
5. Seorang ibu menemukan obat di kamar anaknya. Anda melihat adanya
penyalahgunaan obat, bagaimana Anda menangani situasi ini? Bagaimana
orang tua tersebut akan bereaksi?
6. Seorang bapak datang ke apotek. Dia marah-marah karena anda memberi
obat yang salah kekuatan/dosisnya. Bagaimana anda menanganinya? Apa
reaksi bapak tersebut?
7. Ada seorang ibu datang ke apotik membeli sebotol obat batuk codipront.
Selang 10 menit dia kembali mengatakan bahwa obatnya jatuh pecah karena
tas sobek. Ibu tersebut mengklaim minta tukar. Apa yang anda lakukan?
JAWAB :

1. Seorang farmasis terlebih dahulu menanyakan keadaan remaja tersebut


apakah konstipasinya telah terjadi selama seminggu atau kurang dari
seminggu. Jika konstipasinya berlangsung kurang dari seminggu maka
seorang farmasis dapat memberikan laxative kepada remaja tersebut serta
memberikan informasi mengenai terapi non farmakologisnya seperti
mengonsumsi air mineral yang cukup dan mengonsumsi cukup buah maupun
sayuran yang kaya akan serat. Tetapi jika konstipasi tidak juga sembuh dalam
waktu lebih dari perkiraan sebaiknya hentikan penggunaan dan segera
konsultasikan ke dokter
2. Yang perlu dilakukan farmasis adalah menanyakan dengan sopan untuk apa
spoit tersebut digunakan. Apabila memberikan jawaban yang tidak sesuai,
berikan informasi kepada pasien tersebut bahwa apoteker yang bekerja di
apotek batas anggota dalam pembelian spoit insulin 1 ml selama selang waktu
tertentu walaupun hal tersebut tidak terlihat dala UU.
3. Seorang farmasis terlebih dahulu harus melihat resep tersebut apakah terdapat
tanda tangan dokter atau tidak. Jika tidak terdapat tanda tangan dokter atau
arahan dari dokter, resep tidak boleh diberikan, sebab perawat tidak boleh
memberika resep kecuali ada arahan dari dokternya ataupun
mengatasnamakan dokter penanggung jawabnya. Jika terdapat tanda tangan
dokter atau arahan dari dokter apoteker, terlebih dahulu menghubungi dokter
dan memberikan resep tersebut pada pasien.
4. Saya akan memberitahu kepada menejer bahwa obat-obatan yang tidak
memenuhi persyaratan tidak bisa direlease, karena dikhawatirkan obat-obat
yang tidak memenuhi persyaratan akan memberika masalah dan efek samping
yang lebih besar pada pasiennya
5. -Cara saya menghadapi situasi ini adalah dengan cara mengkomunikasikan
orang tua korban atau anak. Bahwa anak mereka menggunakan obat
terlarangng, dan disampaikan dengan baik-baik tanpa membuat orang tua
tersebut panik dan menyarankan agar orang tua mendampingi anaknya dalam
menyelesaiakn masalh ini.
-Sikap orang tua adalah hal pertama yang dilakukan memarahinya saat
pertama kali anak tersebut tidak diketahui menggunakan obat terlarang. Ini
akan sadar bahwa perilakunya salah dan membuat orang orang tua kecewa .
Namun jangan memarahinya terus menerus cuku p diawal saja. Ingatkan
kepada anak harus belajar dari penggunaan narkoba dan merasakan efck
jeranya. Cara terbaiknya adalah menunjukkan anak hal-hal positif yang
mencerminkan perilaku orang tua. Ajak anak Berbicara, mengobrol dan
belajar sesuatu, bencanda gurau, sajikan makanan kesukaannya, ceritakan
masa lalu yang menyenagkan. Buatlah bahwa dirinya sadar bahwa kedua
orang tua menemukan keberadaan anak sangat berarti dan tidak mau
kehilangannya.
6. • terlebih dahulu dengan melihat / mencek kembali dosis obat yang telah
diberikan dengan menanyakan kembali apa penyakit yang diderita oleh pasien
tersebut. Apabila terbukti benar adanya kesalahan dalam mempersembahkan
dosisi obat, sebaiknya apoteker mengganti obat yang telah diberikan dengan
dosis obat yang lebih tepat dan meminta maaf kepada bapak tersebut
mengenai kesalahan ini.
• Reaksi bapak tersebut mungkin dengan melihat apoteker memberikan respon
yang baik (tidak ikut marah-marah) bapak tersebut akan mau menerima dan
memaafkan apoteker yang mengakui kesalahannya.

7. menanyakan kembali apakah obat yang diberi itu tadi benar-benar jatuh dan
pecah atau tidak, karena obat bentuk ini mengandung codeion yang tidak
boleh berlebihan untuk menghindari efek yang tidak diinginkan. Apabila
terbukti benar obat tersebut jatuh dan pecah maka dari pihak apotek
memberikan izin kepaada ibu (pembeli) untuk membeli kembali obat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai