Anda di halaman 1dari 4

Perekonomian Indonesia Kelas G

Kelompok 20
1. Tri Esta Mahmudah ( 5190211314 )
2. Nugraheni Anggun Saputri ( 5190211315 )
3. Albertus Novian Arya ( 5190211406 )

TIGA PILAR PELAKU EKONOMI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

I. PILAR PEMERINTAH (BUMN)


BUMN merupakan badan usaha yang didirikan oleh negara dimana seluruh modalnya adalah milik
dari negara. Tujuan utama pendirian BUMN ini adalah untuk menambal kegagalan pasar (market
failures) yang terjadi dalam sistem ekonomi pasar yang saat ini dianut oleh Indonesia dan hampir
seluruh negara di dunia. Dalam perekonomian di Indonesia BUMN mempunyai peranan yang penting,
yaitu:
 Melaksanakan amanat pasal 33 UUD 1945
 Melayani dan memenuhi kebutuhan masyarakat dengan baik
 Melakukan kegiatan kegiatan ekonomi yang tidak diminati oleh pihak swasta atau koperasi
 Mencegah timbulnya monopoli dari pihak swasta
Berdasarkan jenis perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pada 2019 terdapat 14 BUMN
berbentuk Perum, 83 BUMN berbentuk Persero, dan 16 BUMN yang merupakan Persero Terbuka.
Secara total, terdapat 113 BUMN di periode tersebut, berkurang satu perusahaan dibanding tahun
sebelumnya.Pada 2018, terdapat 14 BUMN berbentuk Perum, 84 BUMN berbentuk Persero, dan 16
BUMN yang merupakan Persero Terbuka. Totalnya mencapai 114 BUMN. Selama periode 2015-2019,
jumlah BUMN di Indonesia cenderung menurun secara total. Jumlah terbanyak yakni pada 2015 dan
2016 dengan total 118 BUMN.
Elastisitas penyerapan tenaga kerja pada Agustus 2018 adalah 1:568.627. Sementara, elastisitas
penyerapan tenaga kerja pada 2017 adalah 1:512.820. Setiap 1% pertumbuhan ekonomi menciptakan
568 ribu tenaga kerja baru. Dengan asumsi pertumbuhan 5,1%. Elastisitas ini lebih baik dibanding tahun
2017 yakni 1:512.820 atau per 1% pertumbuhan menyerap 512.820 tenaga kerja baru. Realisasi
pertumbuhan 2017 sebesar 5,07%.

Data yang dikutip dari katadata menunjukkan performa aset dan laba BUMN pada periode 2010-
2019 dengan trend mengalami kenaikan. Di tahun 2020, nilai aset dan pendapatan BUMN saat ini juga
tercatat lebih besar dari milik pemerintah Indonesia sendiri. Saat ini BUMN memiliki total aset sekitar
Rp8.400 triliun lebih dan pendapatan sebelum pandemi Covid-19 mencapai Rp2.400 triliun setahun.
Sekarang BUMN punya 140 perusahaan, dengan total asetnya sekitar Rp8.400 triliun jadi sebenarnya
lebih besar dari aset pemerintah Indonesia, dan total pendapatan yang terakhir sekitar Rp2.400 triliun,
juga sama dengan pendapatan pemerintah.

II. PILAR SWASTA (BUMS)


BUMS adalah badan usaha yang didirikan dan dimodali oleh pihak swasta (perorangan). Badan
Usaha Milik Swasta ini merupakan perusahaan yang memiliki banyak (padat modal), Tujuan utamanya
ialah memperoleh keuntungan (laba). Dalam perekonomian di Indonesia BUMS bertugas melaksnakan
kegiatan ekonomi yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak. Bidang usaha yang dikerjakan oleh
BUMS, umumnya adalah bidang yang dianggap banyak menghasilkan keuntungan seperti, jasa, industri,
perdagangan dan pertanian. Peran sebagai Pencipta lapangan kerja BUMS terutama yang berskala USM
dan USK (UKM, UMKM) karena jumlahanya yang besar tersebar diseluruh Indonesia, bersifat padat
karya.
Pada 2018, tenaga kerja yang terserap dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sebanyak 117 juta
orang. Angka ini meningkat tipis dari tahun sebelumnya yang sebanyak 116,4 juta orang. Rinciannya,
107,4 juta dari usaha mikro, 5,8 juta usaha kecil, dan 3,7 juta usaha menengah.Sementara itu, total
UMKM di Indonesia pada 2018 sebanyak 64,2 juta, meningkat dari tahun sebelumnya yang sebanyak
62,9 juta. UMKM juga menyumbangkan hingga Rp 8.573,9 triliun ke perekonomian Indonesia, lebih
tinggi dari usaha besar yang sebanyak Rp 5.464,7 triliun.

Jumlah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada 2019 diproyeksikan tumbuh 5 persen
menjadi 67,4 juta unit. dibanding tahun sebelumnya yang sebanyak 64,2 juta unit. Jumlah UMKM ini
terus meningkat setiap tahunnya.

Kriteria UMKM dan Usaha Besar Berdasarkan Aset dan Omzet

Sumber: UU No.20/2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

III. PILAR KOPERASI


Koperasi adalah gerakan ekonomi rakyat yang dijalankan berdasarkan asas kekeluargaan. Pokok
inti dari koperasi ialah "kerja sama". Kerja sama diantara pengurus dan anggota dalam menciptakan
tujuan koperasi yang sebenarnya, yaitu melayani, dan meningkatkan kesehjahteraan para aggotanya dan
masyarakat pada umumnya, dan ketiga bertujuan membangun tatanan perekonomian nasional yang
tangguh. Dalam perekonomian Indonesia peranan Koperasi, diantaranya : Pertama, Peranan koperasi
adalah "Sebagai alat pendemokrasian ekonomi"; Kedua, Alat perjuangan ekonomi untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat; Ketiga, Membantu negara dalam mengelola cabang produksi; Keempat,
Membantu negara meletakan pondasi perekonomian nasional yang kuat dan tangguh dengan
menjalankan prinsip ekonomi.

Koperasi memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan pekerjaan
yang stabil dan berkualitas dengan mempekerjakan 280 juta orang di seluruh dunia atau sekitar 10% dari
populasi pekerja dunia. Target penyerapan tenaga kerja pada koperasi pada tahun 2016 adalah 7,5% dan
2017 adalah 7,5%. Namun, pada tahun tersebut hanya tercapai 3,8% tahun 2016 dan 5,33% pada tahun
2017. Koperasi dulu mencapai lebih dari 212 ribu unit, namun saat ini turun menjadi 123.048 koperasi.
Penurunan ini terjadi sejak dilakukan reformasi total pada koperasi di Indonesia mulai 2016 lalu. Meski
demikian, omzet koperasi-koperasi di negara ini justru mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Pada tahun 2019 dengan total anggota 22 juta orang, aset Rp152 triliun dan omzet Rp154 triliun.
Dari pernyataan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dari ketiga pilar tersebut tidak sama
kuatnya dalam menopang perekonomian Indonesia. Alasannya, karena Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) secara yuridis telah menempati posisi yang jelas, baik dari aspek posisi dominan Negara bagai
Pemegang Saham Mayoritas sehingga otoritas negara dalam mengarahkan kebijakan setiap BUMN
menjadi sangat kuat demikian pula dari aspek pemisahan tanggungjawab yang jelas antara Badan Usaha
Milik Negara dengan Negara itu sendiri. Selain itu, pemerintah memandang BUMN dapat menjadi
penggerak roda investasi sekaligus modal pemerintah untuk menarik investasi asing, memiliki kekuatan
hukum yang kuat, dan permodalan yang pasti dari dana negara. Sedangkan, BUMS membantu negara
dalam mengusahakan kegiatan seperti kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi, membantu
meningkatkan pendapatan negara dan meningkatkan kegiatan ekspor dan impor. Lain lagi dengan
Koperasi mengembangkan pendidikan dan pelatihan kerja, serta mengutamakan kebutuhan dan
kesejahteraan bersama disamping keuntungan.
Dengan demikian BUMN perlu melibatkan diri dalam penguatan ekonomi dan koperasi dalam
bentuk binaan maupun modal bergulir. Adanya pembinaan BUMN/BUMS terhadap mitra usaha
mikro/kecil merupakan faktor pendukung keberlanjutan program kemitraan. Jika BUMN di daerah bisa
berkembang maju, daerah akan memperoleh manfaat lain. Misalnya, peningkatan penerimaan pajak
daerah dan terbukanya kesempatan kerja serta berkembangnya ekonomi daerah melalui efek multiplier.
(Desianto, 2007)
Dari data yang dicari, BUMN ( Badan Usaha Milik Negara ) merupakan pilar yang paling kuat di
lihat dari sudut pandang: jumlahnya, banyaknya aset, besarnya omzet, penyerapan tenaga kerjanya,
sumbangan terhadap pajak, dan sudut pandang lainnya. Karena, penyerapan tenaga kerja pada 2017
adalah 1:512.820 sementara penyerapan tenaga kerja pada Agustus 2018 adalah 1:568.627. Setiap 1%
pertumbuhan ekonomi menciptakan 568 ribu tenaga kerja baru. Dengan asumsi pertumbuhan 5,1%.
Total asetnya sekitar Rp8.400 triliun jadi sebenarnya lebih besar dari aset pemerintah Indonesia, dan
total pendapatan yang terakhir sekitar Rp2.400 triliun, juga sama dengan pendapatan pemerintah.
Kelebihan BUMN : menyediakan barang dan jasa kepada publik dengan tujuan untuk kesejahteraan
masyarakat, usaha yang dijalankan terdapat dalam sektor yang menyangkut hajat hidup orang banyak,
memberikan bantuan kepada usaha lain agar mampu berjalan lebih baik lagi, menghasilkan keuntungan
secara langsung maupun tidak langsung terhadap kemajuan perekonomian nasional suatu Negara,
memberikan keuntungan bagi negara yaitu berupa penambahan kas negara melalui devisa dan laba yang
diperoleh, dan menyediakan lapangan pekerjaan yang luas untuk warga negara Indonesia.
Selanjutnya pilar kedua yang kuat untuk perekonomian Indonesia, yaitu BUMS ( Badan Usaha
Milik Swasta ). Alasannya yaitu pada tahun 2018, tenaga kerja yang terserap dari Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah sebanyak 117 juta orang. Angka ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang
sebanyak 116,4 juta orang. Rinciannya, 107,4 juta dari usaha mikro, 5,8 juta usaha kecil, dan 3,7 juta
usaha menengah. Sementara itu, total UMKM di Indonesia pada 2018 sebanyak 64,2 juta, meningkat
dari tahun sebelumnya yang sebanyak 62,9 juta. UMKM juga menyumbangkan hingga Rp 8.573,9
triliun ke perekonomian Indonesia, lebih tinggi dari usaha besar yang sebanyak Rp 5.464,7 triliun.
BUMS dibutuhkan kontribusinya dalam hal penanaman modal (investasi), pengembangan usaha,
peningkatan efisiensi, dan kemampuan teknis serta pemenuhan kebutuhan masyarakat yang pada
akhirnya menuju pada peningkatan laba BUMN. Kelebihan BUMS : lebih mudah dalam mendirikan
badan usaha, dalam memenuhi permodalan badan usaha ini berasal dari pemilik, lebih mudah dan
sederhana dalam mengatur atas aktivitas badan usaha, manajemen badan usaha ini juga sangat sederhana
karena telah didominasi dengan pemilik yang besar, pajak cenderung lebih kecil, karena dalam BUMS
ini terdapat pendapatan tidak kena pajak (PTKP), berkenaan dengan masalah kerahasiaan badan usaha
akan lebih terjamin, dan mengenai pengambilan keputusan pada BUMS lebih mudah, hal ini karena
tidak membutuhkan atau menunggu persetujuan orang lain.
Terakhir yaitu Koperasi. Koperasi memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang stabil
dan berkualitas dengan mempekerjakan 280 juta orang di seluruh dunia atau sekitar 10% dari populasi
pekerja dunia. Target penyerapan tenaga kerja pada koperasi pada tahun 2016 adalah 7,5% dan 2017
adalah 7,5%. Namun, pada tahun tersebut hanya tercapai 3,8% tahun 2016 dan 5,33% pada tahun 2017.
Koperasi dulu mencapai lebih dari 212 ribu unit, namun saat ini turun menjadi 123.048 koperasi.
Penurunan ini terjadi sejak dilakukan reformasi total pada koperasi di Indonesia mulai 2016 lalu. Meski
demikian, omzet koperasi-koperasi di negara ini justru mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Pada tahun 2019 dengan total anggota 22 juta orang, aset Rp152 triliun dan omzet Rp154 triliun.
Kelebihan Koperasi : koperasi memiliki hubungan antar anggota yang kuat, laba yang dihasilkan
digunakan untuk kepentingan anggota, dan jumlah dari simpanan wajib dan pokok tidak memberatkan.
Kesimpulan :
Berdasarkan jenis perusahaan Badan Usaha Milik Negara , pada 2019 terdapat 14 BUMN berbentuk
Perum, 83 BUMN berbentuk Persero, dan 16 BUMN yang merupakan Persero Terbuka. Pada 2018,
terdapat 14 BUMN berbentuk Perum, 84 BUMN berbentuk Persero, dan 16 BUMN yang merupakan
Persero Terbuka. Jumlah terbanyak yakni pada 2015 dan 2016 dengan total 118 BUMN. Elastisitas
penyerapan tenaga kerja pada Agustus 2018 adalah 1:568.627. Sementara, elastisitas penyerapan tenaga
kerja pada 2017 adalah 1:512.820. Data yang dikutip dari katadata menunjukkan performa aset dan laba
BUMN pada periode 2010-2019 dengan trend mengalami kenaikan. Sekarang BUMN punya 140
perusahaan, dengan total asetnya sekitar Rp8.400 triliun jadi sebenarnya lebih besar dari aset pemerintah
Indonesia, dan total pendapatan yang terakhir sekitar Rp2.400 triliun, juga sama dengan pendapatan
pemerintah. BUMS adalah badan usaha yang didirikan dan dimodali oleh pihak swasta .

Badan Usaha Milik Swasta ini merupakan perusahaan yang memiliki banyak , Tujuan utamanya
ialah memperoleh keuntungan . Dalam perekonomian di Indonesia BUMS bertugas melaksnakan
kegiatan ekonomi yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak. Bidang usaha yang dikerjakan oleh
BUMS, umumnya adalah bidang yang dianggap banyak menghasilkan keuntungan seperti, jasa, industri,
perdagangan dan pertanian. Peran sebagai Pencipta lapangan kerja BUMS terutama yang berskala USM
dan USK karena jumlahanya yang besar tersebar diseluruh Indonesia, bersifat padat karya. Pada 2018,
tenaga kerja yang terserap dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sebanyak 117 juta orang. Angka ini
meningkat tipis dari tahun sebelumnya yang sebanyak 116,4 juta orang. Sementara itu, total UMKM di
Indonesia pada 2018 sebanyak 64,2 juta, meningkat dari tahun sebelumnya yang sebanyak 62,9 juta.
UMKM juga menyumbangkan hingga Rp 8.573,9 triliun ke perekonomian Indonesia, lebih tinggi dari
usaha besar yang sebanyak Rp 5.464,7 triliun. Jumlah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pada 2019
diproyeksikan tumbuh 5 persen menjadi 67,4 juta unit. dibanding tahun sebelumnya yang sebanyak 64,2
juta unit. Koperasi adalah gerakan ekonomi rakyat yang dijalankan berdasarkan asas kekeluargaan.
Kerja sama diantara pengurus dan anggota dalam menciptakan tujuan koperasi yang sebenarnya, yaitu
melayani, dan meningkatkan kesehjahteraan para aggotanya dan masyarakat pada umumnya, dan ketiga
bertujuan membangun tatanan perekonomian nasional yang tangguh.

Koperasi memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan pekerjaan
yang stabil dan berkualitas dengan mempekerjakan 280 juta orang di seluruh dunia atau sekitar 10% dari
populasi pekerja dunia. Target penyerapan tenaga kerja pada koperasi pada tahun 2016 adalah 7,5% dan
2017 adalah 7,5%. Namun, pada tahun tersebut hanya tercapai 3,8% tahun 2016 dan 5,33% pada tahun
2017. Penurunan ini terjadi sejak dilakukan reformasi total pada koperasi di Indonesia mulai 2016 lalu.
Meski demikian, omzet koperasi-koperasi di negara ini justru mengalami kenaikan yang cukup
signifikan.

Pada tahun 2019 dengan total anggota 22 juta orang, aset Rp152 triliun dan omzet Rp154 triliun.
Alasannya, karena Badan Usaha Milik Negara secara yuridis telah menempati posisi yang jelas, baik
dari aspek posisi dominan Negara bagai Pemegang Saham Mayoritas sehingga otoritas negara dalam
mengarahkan kebijakan setiap BUMN menjadi sangat kuat demikian pula dari aspek pemisahan
tanggungjawab yang jelas antara Badan Usaha Milik Negara dengan Negara itu sendiri. Selain itu,
pemerintah memandang BUMN dapat menjadi penggerak roda investasi sekaligus modal pemerintah
untuk menarik investasi asing, memiliki kekuatan hukum yang kuat, dan permodalan yang pasti dari
dana negara. Karena, penyerapan tenaga kerja pada 2017 adalah 1:512.820 sementara penyerapan
tenaga kerja pada Agustus 2018 adalah 1:568.627. Total asetnya sekitar Rp8.400 triliun jadi sebenarnya
lebih besar dari aset pemerintah Indonesia, dan total pendapatan yang terakhir sekitar Rp2.400 triliun,
juga sama dengan pendapatan pemerintah. Selanjutnya pilar kedua yang kuat untuk perekonomian
Indonesia, yaitu BUMS . Alasannya yaitu pada tahun 2018, tenaga kerja yang terserap dari Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah sebanyak 117 juta orang. Angka ini mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya yang sebanyak 116,4 juta orang. BUMS dibutuhkan kontribusinya dalam hal penanaman
modal , pengembangan usaha, peningkatan efisiensi, dan kemampuan teknis serta pemenuhan
kebutuhan masyarakat yang pada akhirnya menuju pada peningkatan laba BUMN.

Sumber :
 https://www.pendidikanonline.web.id/2017/04/devinisi-dari-tiga-pilar-pelaku-
ekonomi.html#:~:text=Pertama%2C%20Peranan%20koperasi%20adalah%20%22Sebagai,negara%20dalam
%20mengelola%20cabang%20produksi
 https://www.mkri.id/public/content/persidangan/putusan/14_PUU-XVI_2018.pdf
 https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/05/21/berapa-tenaga-kerja-yang-terserap-dari-umkm-di-
indonesia
 https://koranbernas.id/jumlah-turun-tapi-omzet-koperasi-naik-kok-bisa-
 https://mediaindonesia.com/ekonomi/195963/penyerapan-tenaga-kerja-2018-lebih-baik-ketimbang-
2017#:~:text=Elastisitas%20penyerapan%20tenaga%20kerja%20pada%20Agustus%202018%20adalah%20
1%3A568.627,568%20ribu%20tenaga%20kerja%20baru

Anda mungkin juga menyukai