Anda di halaman 1dari 5

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS


Angkatan/Kelompok : I/1
Nama Agenda : Nilai-Nilai Dasar ASN (KOMITMEN MUTU)
Nama Peserta : Audri Kusuma Dewi, A.Md.Keb
No.Daftar Hadir : 07
Lembaga Penyelenggara : BPSDM Provinsi Kalimantan Tengah

A. POKOK PIKIRAN

Komitmen mutu dapat diartikan sebagai janji terhadap diri sendiri yang tercermin dalam
tindakan dan perbuatan untuk menjaga standar yang telah ditetapkan. Sebagai ASN, tugas
apapun yang diemban merupakan tanggung jawab kita untuk dilaksanakan secara optimal
dengan prinsip efektivitas, efisiensi, inovasi, dan mutu. Sehingga masyarakat sebagai
stakeholder merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. Terdapat empat indikator dari nilai-
nilai dasar komitmen mutu antara lain:

1. Efektivitas

Berasal dari kata efektif yang berarti berhasil guna, dapat mencapai hasil yang ditargetkan.
Efektivitas merujuk pada tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan baik menyangkut
jumlah maupun mutu hasil kerja.

2. Efisiensi

Berasal dari kata efisien artinya berdaya guna. Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi
penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada
tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, pemyimpangan prosedur, dan
mekanisme yang keluar alur.

3. Inovasi

Terdapat 3 urutan kegiatan dalam rangka mencapai Inovasi, antara lain semangat belajar,
kreativitas, dan imajinasi. Inovasi perlu dilakukan agar dapat beradaptasi dengan tuntutan
perubahan yang dipicu oleh pergeseran selera pasar, meningkatnya harapan dan daya beli
masyarakat, gaya hidup, kesejahteraan, ekonomi, pengaruh globalisasi, serta perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Mutu

Mutu merupakan standar yang menjadi dasar untuk mengukur hasil capaian kerja, selain itu
juga sebagai pembeda dengan produk yang dihasilkan oleh Lembaga sejenis.Konsep Efektifitas,
Efisiensi, Inovasi dan Orientasi Mutu

a. Efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik


menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
b. Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan
bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga tidak terjadi pemborosan sumber daya,
penyalahgunaan alokasi, penyalahgunaan prosedur dan mekanisme yang keluar alur.
c. Karakteristik ideal dari efektif dan efisien antara lain: penghematan, ketercapaian target
secara tepat sesuai dengan yang direncanakan, pekerjaan dapat diselesaikan dengan
cepat dan tepat serta terciptanya kepuasan semua pihak
d. Karakteristik ideal dari tindakan yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan
pemerintah dan pelayanan public antara lain diarahkan untuk meningkatkan kepuasan
masyarakat sebagai pelanggan
e. Implementasi pendekatan inovatif dalam penyelenggaraan layanan pemerintahan
merupakan sebuah keniscayaan khususnya dalam rangka meningkatkan kepuasan
publik atas layanan aparatur.

Nilai-nilai dasar Komitmen Mutu

a. Orientasi mutu, berkomitmen untuk senantiasa melakukan pekerjaan dengan arah dan
tujuan untuk kualitas pelayanan
b. Efektif adalah berhasil guna, menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
c. Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa
pemborosan sumber daya dan hemat waktu.
d. Inovatif adalah suatu yang baru sebagai perwujudan ide kreatifitas untuk meningkatkan
mutu pelayanan.

Target utama kinerja ASN yang berbasis komitmen mutu yaitu mewujudkan kepuasan
masyarakat yang menerima layanan (customer satisfaction). Dengan dikaitkan tiga fungsi utama
pegawai ASN (pasal 10), yaitu sebagai: (1) pelaksana kebijakan publik, (2) pelayan publik, dan
(3) perekat dan pemersatu bangsa, maka dalam implementasi fungsi tersebut pegawai ASN
harus menunjukkan perilaku yang komitmen terhadap mutu, bukan sekedar menggugurkan
kewajiban formal atau menjalankan rutinitas pelayanan.

Dengan demikian, ASN harus mampu menjadi pelayan publik yang handal dan
profesional, menjadi pendengar yang baik atas berbagai keluhan dan pengaduan masyarakat,
sekaligus mampu menindaklanjutinya dengan memberikan solusi yang tepat melalui langkah
perbaikan secara nyata, bukan sekedar janji-janji muluk untuk menenangkan gejolak
masyarakat. Selain itu untuk membangun komitmen mutu, implementasi mutu dalam layanan
public harus senantiasa dimodifikasi agar kemampuan terus berkembang. Karena kondisi saat
ini yang bersifat dinamis ASN perlu terus berfikir kritis terhadap dinamika. Menjadikan
keterbatasan sebagai sarana untuk melahirkan sikap kreatif dan inovatif.

5 PILAR MANAJEMEN MUTU

1) Komitmen
2) Hasil/ Mutu
3) Prosedur
4) Berfikir Efektif/ Efisien
5) Melibatkan orang lain di sekitar kita

NILAI DASAR ORIENTASI MUTU

1) Membangun mindset dan komitmen pegawai terhadap budaya mutu;


2) Meningkatkan mutu proses secara berkelanjutan;
3) Beradaptasi dengan perubahan;
4) Memfokuskan kegiatan pada kepuasan pelanggan, baik internal maupun eksternal;
5) Membangun kerjasama kolegial antarpegawai yang dilandasi keikhlasan, kepercayaan
dan kejujuran;
6) Menampilkan kinerja tanpa cacat (zero-defect) dan tanpa pemborosan (zero-waste),
sejak memulai setiap pekerjaan.

Zeithmalh, dkk (1990: 23) menyatakan bahwa terdapat sepuluh ukuran dalam menilai mutu
pelayanan, yaitu :

1) Tangible (nyata/berwujud)
2) Reliability (kehandalan)
3) Responsiveness (Cepat tanggap)
4) Competence(kompetensi)
5) Access (kemudahan)
6) Courtesy (keramahan)
7) Communication (komunikasi)
8) Credibility (kepercayaan)
9) Security (keamanan)
10) Understanding the Customer (Pemahaman pelanggan)
Alat pemastian mutu pelanggan (Osborne & Plastrik, 2000, hal. 175):

a) Standar pelayanan pelanggan;


b) Ganti rugi pelanggan (customer redress);
c) Jaminan mutu;
d) Audit mutu;
e) Penanganan Keluhan Pelanggan; dan
f) Ombudsman.

Faktor-faktor yang bisa menjadi pendorong sekaligus menghambat upaya untuk meningkatkan
kinerja aparatur yang kreatif, inovatif, dan komitmen terhadap mutu, antara lain: perubahan
pola pikir (mindset) aparatur, pergeseran budaya kerja, perbaikan tata kelola pemerintahan
(good corporate governance).

B. PENERAPAN
Untuk meningkatkan komitmen mutu sebagai seorang bidan di lingkungan kerja rumah
sakit, dapat mengimplementasi kan nya dengan menerapkan standar mutu pelayanan dan
keselamatan pasien sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh kementerian Kesehatan yaitu
ada 12 indikator :
1. Kepatuhan terhadap clinical pathway
2. Kecepatan respon terhadap komplain
3. Kepatuhan cuci tangan kepatuhan petugas dalam melaksanakan cuci tangan 6 langkah dengan
5 momen
4. Kepatuhan penggunaan formularium nasional ketersediaan obat untuk pasien rawat inap
5. Penundaan operasi elektif waktu tunggu operasi elektif
6. Waktu tunggu rawat jalan
7. Ketepatan jam visite dokter spesialis
8. Kepuasan pasien dan keluarga tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap
9. Emergency respon time kecepatan pelayanan dokter di gawat darurat
10. Waktu lapor hasil tes kritis laboratorium
11. Pencegahan cedera akibat pasien jatuh insiden pasien jatuh selama perawatan
12. Kepatuhan identifikasi pasien mengidentifikasi pasien dengan benar
Komponen indikator mutu pelayanan keperawatan ditetapkan dalam beberapa
referensi. Kemenkes (2012) menyatakan indikator mutu pelayanan keperawatan yaitu:

1) keselamatan pasien (kejadian infeksi, dekubitus, pasien jatuh);


2) kenyamanan pasien dalam perawatan (insiden pulang paksa, manajemen nyeri);
3) pengetahuan pasien terhadap informasi perawatan yang diterima;
4) kepuasan pasien terhadap perawatan dengan standar lebih dari 90%;
5) kemampuan pasien dalam perawatan diri; dan
6) mengurangi kecemasan pasien.

Anda mungkin juga menyukai