Pada era orde baru terkait sila pertama berkaitan dengan pengaturan agama
terdapat pola politik akomodasi yang dilakukan oleh pemerintahan masa orde baru.
Pola tersebut terdiri dari “akomodasi struktural”, dengan direkrutnya para
pemikir/aktivis Islam untuk menduduki posisi‐posisi penting dalam birokrasi negara
maupun badan legislatif; “akomodasi infrastruktur”, yakni penyediaan dan bantuan
infrastruktur bagi kepentingan umat Islam menjalankan kewajiban agama mereka,
seperti pembangunan masjid‐masjid yang di- sponsori oleh negara; “akomodasi
kultural”, yakni diterimanya ekspresi kultural Islami ke dalam wilayah publik, seperti
jilbab, baju koko, sampai pengucapan assalam’ualaikum yang mewarnai hampir
semua tayangan televisi; dan,, “akomodasi legislatif ”, yakni upaya untuk
memasukkan beberapa aspek hukum Islam menjadi hukum negara, meskipun
hanya berlaku bagi umat beragama yang bersangkutan.
Akomodasi Legislatif yang dijalankan :