Anda di halaman 1dari 20

ISI PANCASILA BERDASARKAN

PERATURAN PADA MASA ORDE


BARU
DISUSUN OLEH KELOMPOK 3B :
Rani Anjelina ( K6419057 )
Rifki Zhulfian N ( K6419060 )
Shofa Fauziyah ( K6419069 )
Umi Nur Hidayah ( K6419075 )
Yesita Amanda ( K6419080 )
Yuli Dewi Safitri ( K6419082 )
Pancasila Pada Era Orde Baru
Orde baru berkehendak ingin melaksanakan Pancasila dan UUD 1945
secara murni dan konsekuen sebagai kritik terhadap orde lama
yang telah menyimpang dari Pancasila melalui P4 (Pedoman Penghayatan
dan Pengamalan Pancasila) atau Ekaprasetia Pancakarsa.
Pada masa orde baru Pancasila sebagai dasar negara disahkan dalam
MPRS dengan Ketetapan No.XX/MPRS/1966 jo. Ketetapan MPR
No.V/MPR/1973 dan Ketetapan MPRNo.IX /MPR/1978 yang menegaskan
kedudukan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau
sumber dari tertib hukum di Indonesia. Hal tersebut menunjukan bahwa
pancasila dijadikan sebagai dasar penyelenggaraan pemenerintahan di
Indonesia.
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (disingkat P4)
atau Eka Prasetya Pancakarsa adalah sebuah panduan tentang
pengamalan Pancasila dalam kehidupan bernegara semasa Orde
Baru. Panduan P4 dibentuk dengan Ketetapan MPR Nomor
II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa, yang menjabarkan
kelima asas dalam Pancasila menjadi 36 butir pengamalan sebagai
pedoman praktis bagi pelaksanaan Pancasila. Produk hukum ini tidak
berlaku lagi karena Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 telah dicabut
dengan Ketetapan MPR No. XVIII/MPR/1998 dan termasuk dalam
kelompok Ketetapan MPR yang sudah bersifat final atau selesai
dilaksanakan menurut Ketetapan MPR No. I/MPR/2003.
45 butir Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila
• 1. Ketuhanan Yang Maha Esa
(1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. (2) Manusia Indonesia percaya dan
taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. (3)
Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa. (4)
Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa. (5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha
Esa. (6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. (7) Tidak memaksakan
suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
45 butir Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila
• 2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
(1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. (2) Mengakui
persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa
membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan
sosial, warna kulit dan sebagainya. (3) Mengembangkan sikap saling mencintai
sesama manusia. (4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
(5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain. (6) Menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan. (7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. (8)
Berani membela kebenaran dan keadilan. (9) Bangsa Indonesia merasa dirinya
sebagai bagian dari seluruh umat manusia. (10) Mengembangkan sikap hormat
menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
45 butir Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila
• 3. Persatuan Indonesia
(1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan. (2) Sanggup dan rela berkorban untuk
kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan. (3) Mengembangkan rasa cinta
kepada tanah air dan bangsa. (4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan
dan bertanah air Indonesia. (5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. (6) Mengembangkan persatuan
Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. (7) Memajukan pergaulan demi
persatuan dan kesatuan bangsa.
45 butir Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila
• 4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
(1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama (2) Tidak boleh
memaksakan kehendak kepada orang lain. (3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil
keputusan untuk kepentingan bersama. (4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan. (5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah (6) Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah. (7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan
bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. (8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan
sesuai dengan hati nurani yang luhur (9) Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama. (10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.
45 butir Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila
• 5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia(1) Mengembangkan perbuatan yang
luhur, yang
(1) mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. (2)
Mengembangkan sikap adil terhadap sesama. (3) Menjaga keseimbangan antara hak
dan kewajiban. (4) Menghormati hak orang lain. (5) Suka memberi pertolongan
kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri. (6) Tidak menggunakan hak milik
untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain. (7) Tidak
menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah. (8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum. (9) Suka bekerja keras. (10) Suka menghargai hasil karya
orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama. (11) Suka
melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan
sosial.
Isi Pancasila
Berdasarkan UU
1. Ketuhanan Yang Maha esa

Pada era orde baru terkait sila pertama berkaitan dengan pengaturan agama
terdapat pola politik akomodasi yang dilakukan oleh pemerintahan masa orde baru.
Pola tersebut terdiri dari “akomodasi struktural”, dengan direkrutnya para
pemikir/aktivis Islam untuk menduduki posisi‐posisi penting dalam birokrasi negara
maupun badan legislatif; “akomodasi infrastruktur”, yakni penyediaan dan bantuan
infrastruktur bagi kepentingan umat Islam menjalankan kewajiban agama mereka,
seperti pembangunan masjid‐masjid yang di- sponsori oleh negara; “akomodasi
kultural”, yakni diterimanya ekspresi kultural Islami ke dalam wilayah publik, seperti
jilbab, baju koko, sampai pengucapan assalam’ualaikum yang mewarnai hampir
semua tayangan televisi; dan,, “akomodasi legislatif ”, yakni upaya untuk
memasukkan beberapa aspek hukum Islam menjadi hukum negara, meskipun
hanya berlaku bagi umat beragama yang bersangkutan.
Akomodasi Legislatif yang dijalankan :

• Instruksi No. 14 Tahun 1978 tentang Kebijaksanaan mengenai Aliran‐Aliran


Kepercayaan kepada Kabalitbang Depag RI, Kepala Kanwil Depag untuk melakukan
penelitian dan pen-dataan terhadap penganut aliran kepercayaan sebagai bahan bagi
Menag untuk memberi pendapat tentang aliran kepercayaan sebagai bahan bagi
Menteri Agama untuk memberi pendapat tentang aliran kepercayaan.
• Disahkannya Undang‐Undang Pendidikan Nasional tahun 1989;
• diberlakukannya UU Peradilan Agama tahun 1989 dan Kompilasi Hukum Islam tahun
1991;
• diubahnya kebijakan mengenai jilbab tahun 1991
• dikeluarkannya keputusan bersama tingkat men-teri berkenaan dengan BAZIS
(Badan Amil Zakat, Infak dan Shodaqah) tahun 1991; dan
• dihapuskannya SDSB (Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah) tahun 1993.
Kebijakan Kerukunan Antar Umat Beragama

• Undang‐undang Nomor 8 tahun 1985 tentang Organisasi kemasyarakatan yang


mengatur tentang Organisasi Sosial Keagamaan dan Lembaga Keagamaan adalah
susatu organisasi kemasyarakatan yang dibentuk atas dasar kesamaan baik kegiatan
maupun profesi, fungsi dan agama
• Masalah pendirian tempat ibadah diatur dalam Surat Kepu-tusan Bersama (SKB)
Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 01/Ber/MDG‐MAG/1969 Tentang Tata
Cara Pendirian Tempat Ibadah. Dalam prosedur pendirian tempat ibadah, SKB itu
mengatur bahwa “...Setiap pendirian rumah ibadah perlu mendapatkan izin dari
Kepala Daerah atau pejabat pemerintah di bawahnya yang dikuasakan untuk itu”.37
Kepala Daerah atau pejabat yang dimaksud dalam ayat (1)
2. Kemanusiaan Yang Adil dan
Beradab
• Pada masa ini peraturan yang dibuat cenderung bertentangan
dengan sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradap terlihat
pada Penyederhanaan partai pada pemilu tahun 1971, UU Pers
yang mengijinkan Pembredelan media dsb.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan
Pada masa Orde Baru yag cenderung 0toriter penjabaran isi sila ke 4 tidaklah
terlaksana. Pada masa orde baru pemilu dilaksanakan. Ketetapan MPRS XI Tahun
1966 mengamanatkan bahwa Pemilu seharusnya dilakukan pada tahun 1968.
Namun ketika Jenderal Suharto ditunjuk sebagai Penjabat Presiden Indonesia, ia
tidak dengan segera menggelar Pemilu untuk mencari pemimpin definitif dengan
legitimasi dari rakyatnya. Sebagian kalangan menganggap ini sebagai langkah
pengkondisian Golongan Karya (Golkar) sebagai mesin politik Suharto. Terbukti
kemudian Golkar menyapu bersih kemenangan pada enam edisi Pemilu selama
Orde Baru, yang membuat Suharto berkuasa menjadi Presiden selama lebih dari
30 tahun. Salah satu ciri utama dari pemerintahan Orde Baru ada pada
pembatasan aktifitas sosial politik warga negaranya. Dimensi pembatasan aktifitas
sosial politik tersebut masuk dalam ranah Pemilu. Salah satu langkah yang diambil
pemerintahan Orde Baru ada pada kontrol pembilahan sosial yang relatif plural
dalam Orde Lama. Pluralitas politik di masa Orde Lama telah mendorong
instabilitas di dalam kabinet, banyak kabinet yang tidak berlangsung lama.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia
• Pada masa orde baru sila keadilan sosidal bagi seluruh indonesia
ditafsirkan menjadi pembangunan ekonomi . Pembangunan ekonomi
Indonesia selama pemerintahan Orde Baru Suharto bisa dibagi
dalam tiga periode, setiap periode dikenali dengan kebijakan-
kebijakan spesifiknya yang ditujukan untuk konteks ekonomi
spesifik. Periode-periode ini adalah:
- Pemulihan ekonomi (1966-1973)
- Pertumbuhan ekonomi secara cepat dan intervensi Pemerintah yang
semakin kuat (1974-1982)
- Pertumbuhan didorong oleh ekspor dan deregulasi (1983-1996)
Pemulihan Ekonomi
Implementasi Undang-Undang (UU) Penanaman Modal Asing
(1967) dan UU Penanaman Modal Dalam Negeri (1968). Kedua
udang-undang ini mengandung insentif-insentif yang menarik
bagi para investor untuk berinvestasi di negara ini dan
berdampak pada pertumbuhan ekonomi lebih dari 10% di tahun
1968.
Pertumbuhan ekonomi secara cepat dan intervensi
Pemerintah yang semakin kuat (1974-1982)

• Sampai tahun 1982, pertumbuhan ekonomi tahunan yang cepat di


atas minimum 5% dijaga. Fakta lain yang juga penting adalah
Indonesia diuntungkan secara siginifikan dari dua oil boom yang
terjadi di tahun 1970an. Oil boom yang pertama terjadi di tahun
1973/1974 ketika Organization of Petroleum-Exporting Countries
(OPEC), yang anggotanya termasuk Indonesia, memotong
ekspornya dengan drastis dan menyebabkan kenaikan harga minyak
yang besar. Oil boom kedua terjadi di tahun 1978/1979 ketika
Revolusi Iran mengganggu produksi minyak dan kembali terjadi
kenaikan harga yang besar. Karena kedua oil boom ini, pendapatan
ekspor Orde Baru dan pendapatan Pemerintah meningkat tajam.
Pertumbuhan didorong oleh ekspor
dan deregulasi (1983-1996
• UU pajak yang baru diterapkan untuk menambah pendapatan
dari pajak non minyak dan tindakan-tindakan deregulasi
perbankan dilakukan (credit ceilings untuk suku bunga
dihapuskan dan bank diizinkan untuk menentukan tingkat suku
bunga dengan bebas).
Datar Pustaka
• https://www.indonesia-
investments.com/id/budaya/ekonomi/keajaiban-orde-
baru/item247 diakses 30 mei 2021
• https://populicenter.org/gagasan/esai/orde_baru/pemilu_orba.p
hp diakses 30 mei 2021
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai