Anda di halaman 1dari 17

Mekanisme Terjadinya Menstruasi Pada Wanita

Abstrak
Umumnya setiap wanita yang normal akan mengalami siklus menstruasi yang ditandai
dengan keluarnya darah dari vagina. Siklus menstruasi ini sering kali terjadi dikarenakan oleh
pengaruh beberapa hormon seperti progestron, oestrogen, follicle stimulating hormone (FSH)
dan luteinizing hormone (LH). Terdapat juga beberapa organ yang terlibat dalam siklus
menstruasi wanita seperti ovarium, tuba uterina, uterus dan vagina. Siklus menstruasi yang
normal biasanya dapat dihitung dari hari pertama perdarahan pada bulan sekarang sehingga
hari pertama perdarahan pada bulan berikutnya. Selain itu, ada juga pendapat yang
mengatakan bahwa siklus ini berlangsung selama 28 hari. Pada kebiasaanya wanita akan
mengalami siklus ini pertama kalinya ketika berusia antar 10 hingga 16 tahun dan disebut
juga dengan istilah menarche. Seiring dengan berlakunya menstruasi, para wanita remaja
akan memperlihatkan ciri pubertas primer dan sekunder.

Kata kunci : Menstruasi, pubertas, hormon

Abstract

In general, any normal woman will experience a menstrual cycle that is marked by the
release of blood from the vagina. This menstrual cycle often occurs due to the influence of
some hormones such as progesterone, estrogen, follicle stimulating hormone (FSH) and
luteinizing hormone (LH). There are also several organs involved in the female menstrual
cycle such as ovaries, uterine tubes, uterus and vagina. A normal menstrual cycle can
usually be calculated from the first day of bleeding in the current month so that the first day
of bleeding in the next month. In addition, there are also opinions that say this cycle lasts for
28 days. In habits women will experience this cycle the first time when aged between 10 to 16
years and also called menarche term. As menstruation begins, teenage women will exhibit
the characteristics of primary and secondary puberty.

Keywords : Menstruation, puberty, hormone

Pendahuluan

Siklus menstruasi yang pertama sering terjadi pada wanita yang berusia antar 10
hingga 16 tahun.1 Siklus menstruasi atau umumnnya dikenali sebagai siklus haid terjadi
dikarenakan oleh terlepasnya satu lapisan endometrium dari uterus diikuti dengan terbukanya
beberapa kapiler darah kecil sehingga mengakibatkan perdarahan yang keluar melalui vagina.
Perlu diketahui juga bahwa siklus menstruasi ini hanya terjadi pada golongan wanita secara
periodik atau selama 28 hari serta dipengaruhi oleh beberapa jenis hormon. Pada masa yang
sama, antar organ penting yang terlibat dalam siklus ini adalah ovarium, tuba uterina, uterus
dan vagina. Siklus menstruasi ini sebenarnya merupakan fase pubertas yang primer karena
setelah itu mereka akan mengalami fase pubertas sekunder yang ditandai dengan perubahan
fizikal. Contohnya, payudara akan mulai membesar serta panggul akan melebar.

Makroskopik organ genitalia feminina interna

Antara organ yang dimaksudkan dengan organ genitalia feminina interna adalah
ovarium. Ovarium mempunyai dua bagian yaitu kanan dan kiri. Organ penting ini berbentuk
oval yang melekat pada bagian belakang ligamentum latum uteri. Penggantung ovarium yang
berada pada dinding belakang panggul dikenali dengan nama mesovarium. Umumnya
ovarium diketahui terletak dalam fossa ovarii waldeyer pada dinding lateral pelvis, manakala
pada bagian cranialnya dibatasi oleh a.v. iliaca eksterna, bagian distal dibatasi oleh a. uterina,
bagian dorsal dibatasi oleh a.v. iliaca interna dan n. obturatorious selain bagian ventralnya
dibatasi oleh perlekatan ligamentum Latum.2
Gambar 1. Organ genitalia feminina interna.3

Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel
epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran
ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel,
progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba
Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat
ovulasi. Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum
infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta
abdominalis inferior terhadap arteri renalis.2

Ovarium disebut juga indung telur, terdiri daripada dua bagian yaitu korteks dan
medula. Epitel germinativum pada permukaannya berupa epitel selapis kubis. Di bawahnya
terdapat jaringan ikat fibrosa, membentuk tunika albugenia ovarium. Korteks ovarium
terdapat di bawah tunika albugenia, dalamnya terdapat sejumlah folikel ovarium dari
berbagai fase perkembangan.2

Kemudian, organ yang kedua adalah tuba uterina fallopii. Organ ini berperan penting
untuk menangkap ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi, sebagai saluran kepada
spermatozoa, ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi serta tempat pertumbuhan
dan perkembangan hasil konsepsi sehingga mencapai bentuk blastula yang telah siap untuk
melalukan implantasi pada dinding uterus.4,5

Dimulai dari fundus uteri sampai fimbriae. Muara tuba uterina pada corpus uteri disebut
ostium internum tuba uterina. Bagian luar tuba uterina diliputi oleh peritoneum viseral yang
merupakan bagian dari ligamentum latum. Bagian dalamnya dilapisi oleh silia, yaitu rambut
getar yang berfungsi sebagai jalan yang dilalui sperma untuk mencapai ovum. Tuba uterina
dipendarahi oleh a.uterina (cabang a.iliaca interna) dan a.ovarica (cabang aorta abdominalis). 6
Aliran pembuluh balik mengikuti aliran pembuluh nadinya. Mukosa tuba uterina mempunyai
banyak lipatan yang sangat rumit, memenuhi lumennya. Permukaan lipatan mukosa diliputi
epitel selapis torak dengan lamina propia dibawahnya. Epitel terdiri dari dua macam sel yaitu
sel bersilia dan sel yang tidak bersilia yang berfungsi sekresi. Tunika muskularis terdiri atas
dua lapisan, lapis sirkular yang tebal di sebelah dalam dan lapisan longitudinal yang tipis di
sebelah luar.7
Setelah itu terdapat juga organ maskular yang sangat kuat yaitu uterus yang mana
letaknya adalah di dalam rongga pelvis diantara vesika urinaria dan rektum. Uterus berbentuk
seperti buah pir yang terbalik dan dalam keadaan tidak hamil memiliki panjang 7cm, lebar
5cm dan diameter 2,3 cm.8 Uterus umumnya terfleksi ke depan (anterfleksi) dan anterversi.
Pada anak kecil yang belum mencapai usia akil baliq, ukuran atau saiz uterus mereka adalah
kecil namun perlu diketahui bahwa ia bisa membesar apabila berada di bawah pengaruh
estrogen sehingga pada saat kehamilan uterus mempunyai saiz yang sangat besar dikarenakan
oleh hipertrofi myometrium. Pada saat kehamilan, uterus berperan penting sebagai tempat
untuk zigot atau janin hasil dari proses pembuahan untuk menempel pada dinding uterus dan
mendapat suplai makanan dan udara untuk terus berkembang sehingga tiba fase kelahiran.
Uterus juga sangat berperan saat pada kelahiran dikarenakan uterus merupakan satu organ
muskular yang mempunyai otot-otot yang sangat kuat untuk mendorong keluarnya fetus
melalui vagina pada saat kelahiran.9

Uterus terdiri dari tiga macam lapisan dinding yaitu endometrium, myometrium dan
perimetrium. Lapisan perimetrium adalah lapisan yang paling luar manakala myometrium
terdiri dari tiga lapisan otot yang menjalar memanjang dan sirkular. 8 Lapisan yang paling
dalam adalah endometrium. Endometrium adalah satu lapisan mukosa kaya dengan pembuluh
darah, kalenjar uterine dan merupakan tempat menempelnya zigot selepas mengalami
pembuahan. Sekiranya fertilisasi tidak terjadi, lapisan endometrium nanti akan mengalami
satu proses yang dinamakan menstruasi. Vaskularisasi uterus dimulai dari darah arteri uterina
yang berasal dari arteri iliaka interna yang nantinya akan bercabang menjadi arteri ovarica
dan arteri vagina. Pembuluh balik dari vaskularisasi uterus adalah sama dengan pembuluh
nadinya yaitu vena uterine akan mengembalikan darah ke vena iliaka interna, vena iliaka
komunis dan akhirnya masuk ke vena cava inferior.

Bagian bagian pada uterus adalah fundus yaitu bagian yang terdapat di atas muara
tuba fallopi. Badan uterus merupakan bagian uterus terbesar dan menciut ke distal di isthmus
dan cervix merupakan bagian leher bawah uterus dan bersambung ke rongga vagina. Saluran
yang menghubungkan orifisium uteri interna dan orifisium uteri eksterna disebut kanalis
servikalis, dilapisi oleh kelenjar-kelenjar serviks. Corpus uteri dan serviks uteri dihubungkan
oleh isthmus uteri. Bagian ini penting dalam kehamilan dan persalinan karena akan
mengalami peregangan. Sekiranya isthmus lemah, abortus atau keguguran boleh berlaku
semasa kelahiran.
Organ genitalia feminina yang terakhir adalah vagina. Vagina merupakan tuba
fribromuskular yang dapat berdistensi, juga merupakan jalan lahir bayi dan aliran menstruasi.
Vagina mempunyai panjang 8-10 cm, menghadap uterus pada sudut 45˚ dari vestibula
genitalia eksterna. Vagina juga terletak di antara kandung kemih dan uretra di sisi anterior
dan rectum di sisi posterior.2,6 Struktur dinding vagina dari luar ke dalam adalah lapisan
adventisia, lalu selapis otot polos, ada epithelium skuamosa bertingkat non kreatinisasi
(lapisan vaginal). Sel-sel pada lapisan vaginal mempunyai reseptor pada membrane untuk
estrogen. Sebelum pubertad dan setelah menopause, kadar estrogen rendah, maka lapisan
vagina tipis dan hampir seluruhnya terdiri dari sel-sel basal. Saat reproduktif, kadar estrogen
tinggi, maka lapisan vagina tebal dan terdiri dari 40 lapisan sel basal, sel intermediate dan sel
superfisial.

Gambar 2. Genitalia wanita.10

Pada saat pubertas, kadar estrogen tinggi sehingga pH vagina menjadi asam (3.5-4.0).
Hal ini menyebabkan vagina lebih resisten terhadap infeksi bakteri. Saat pubertas dan
menopause kadar estrogen rendah sehingga pH basa dan vagina lebih rentah terinfeksi
bakteri. Selain pengaruh pH, infeksi juga bisa terjadi pada masa reproduktif bila keadaan
normal diganggu oleh alat kontrasepsi kimia atau antibiotik.9

Makroskopik organ genitalia feminina eksterna

Selain organ genitalia feminina interna terdapat juga organ genitalia feminina eksterna
yang meliputi beberapa organ seperti labium minora, labium mayora, klitoris dan sebagainya.
Pada kebiasaanya organ reproduksi ekterna pada wanita sering disebut vulva, mencakup
kesemua organ yang dapat terlihat dari luar. Walaupun bentuk vulva pada masing-masing
wanita adalah bervariasi, tapi pada dasarnya alat-alat reproduksi adalah sama sahaja. Mons
pubis merupakan bagian yang paling menonjol dimulai dari labium mayora sampai ke
anterior symphysis pubis. Pada daerah ini berisi jaringan yang kaya dengan lemak dan
ditumbuhi rambut setelah seorang wanita mengalami pubertas.

Setelah itu terdapat labia mayora. Labia mayora adalah satu lipatan lemak dan besar
dari mons pubis ke arah perimetrium dan mengelilingi labia minora. Bagian dalam dari mons
mayora ini licin dan terdapat banyak kalenjar sebasea. Labia mayora kiri dan kanan bersatu di
bagian belakang dan batas depan dari perinium disebut Commisura posterior/ frenulum.
Homolog dengan skrotum pada laki laki.2
Gambar 3. Genitalia eksterna11

Kemudian terdapat juga bagian yang dikenali sebagai labia minora yang merupakan
bagian dalam dari bibir besar yang berwarna merah jambu. Labia minora merupakan lipatan
jaringan tipis di balik labia mayora dan tidak mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat
pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf. Labia minora kanan dan kiri membatasi
12
sebuah ruang yang disebut vestibulum. Pada masa yang sama, klitoris merupakan suatu
tanggul silinder dan erektil yang terletak di ujung superior vulva. Mengandung banyak urat
saraf sensoris dan pembuluh darah. Jumlah pembuluh darah dan persyarafan yang banyak
membuat klitoris sangat sensitif terhadap suhu, sentuhan dan sensasi tekanan. Fungsi utama
klitoris adalah menstimulasi dan meningkatkan keregangan seksual. Ujung badan klitoris
dinamai glans dan lebih sensitif dari pada badannya. Klitoris analog dengan penis pada laki-
laki. 12

Selain itu, vestibulum adalah merupakan sebuah rongga yang mana di sebelah lateral
dibatasi oleh kedua labia minora, anterior oleh klitoris dan dorsal oleh fourchet. Vestibulum
merupakan muara muara dari 6 buah lubang yaitu vagina, urethra, 2 muara kelenjar bartolini
yang terdapat di samping dan agak ke belakang dari introitus vagina dan 2 muara kelenjar
skene di samping dan agak ke dorsal urethra. Tidak kurang juga terdapat bagian yang
dikenali sebagai hymen. Hymen pada umumnya adalah berupa lapisan yang tipis dan
menutupi sebagian besar introitus vagina. Biasanya himen berlubang sebesar ujung jari
berbentuk bulan sabit atau sirkular sehingga darah menstruasi dapat keluar. Namun kadang
kala ada banyak lubang kecil (kribriformis), bercelah (septata), atau berumbai tidak beraturan
(fimbriata). Pada tipe himen fimbriata, pada gadis sulit membedakannya dengan himen yang
sudah mengalami penetrasi saat koitus. 12

Struktur mikroskopis organ genitalia feminina

Pada permukaan ovarium telah dilapisi oleh sel epitel germinal kuboid yang terletak di
atas jaringan ikat padat yang tidak teratur yaitu tunika albugenia. Di bawah tunika albugenia
terdapat kortek dan di bagian dalam terapat banyak pembuluh darah yakni medula. Pada masa
embrionik sel germinalis, sel-sel berkembang menjadi oosit primer yang terdiri dari beberapa
fase yaitu fase folikel primordial, fase folikel primer, folikel sekunder dan sebagainya. Pada
fase folikel primordial sel berbentuk bulat atau lonjong dengan diameter sekitar 40 um.
Pembungkus luarnya epitel selapis gepeng, di dalamnya terdapat sel telur yang mempunyai
inti besar dengan anak inti yang jelas.

Kemudian, saiz folikel primer pula adalah kurang lebih sama dengan folikel primordial
dengan epitel selapis kubis sampai selapis silindris. Epitel folikel ini terdiri atas sel folikel
atau sel granulosa. Setelah itu folikel sekunder epitelnya adalah berlapis. Bila folikel
berkembang semakin besar, di antara sel folikel mulai terbentuk ruang-ruang kecil berisi
cairan folikel. Zona pelusida juga akan mulai kelihatan ditandai dengan bulatan yang gelap di
sekitar oosit primer. Seiring dengan perkembangan yang signifikan itu, ruang-ruang di dalam
sel folikel akan makin bertambah jumlahnya sehingga menyebabkan ruang ini menyatu
membentuk ruangan tunggal yang lebih besar disebut antrum folikel yang juga berisi cairan
folikel disebut folikel tersier. Epitel folikel tersier adalah epitel bertorak rendah dan
bergranular. Folikel ini kemudiannya akan membentuk dua lapisan yaitu teka interna dan teka
eksterna.

Seterusnya, folikel de Graaf yang diliputi oleh zona pellusida dan ditambahi dengan
korona radiata akan terbentuk sebagai lanjutan daripada proses perkembangan folikel tersier.
Antrum juga akan kian membesar dan yang terbesar letaknya adalah dekat tepi korteks
ovarium. Setelah itu, bisa ditemukan juga korpus luteum yang terdiri atas sel lutein granulosa
dan sel lutein teka. Sel lutein granulosa merupakan bagian terbanyak manakala sel lutein teka
jumlahnya lebih sedikit. Sel lutein granulosa berasal dari sel folikel atau sel granulosa,
sedangkan sel lutein teka berasal dari sel teka interna yang berkembang dan menyusup di
antara sel lutein granulosa dari tepi. Sel lutein teka biasanya lebih kecil dibandingkan sel
lutein granulosa dan warnanya lebih gelap. Umumnya terdapat di bagian tepi korpus luteum.
Sel lutein granulosa lebih besar, berwarna kuning pucat dan sitoplasmanya sering terlihat
mempunyai vakuol kecil-kecil. Sel ini memenuhi hampir seluruh korpus luteum. Di antara sel
lutein terdapat jaringan ikat dan pembuluh darah kecil.

Yang terakhir adalah korpus albikan yang sifatnya lebih kecil jika dibandingkan
dengan korpus luteum. Sesuai dengan namanya, bangunan ini terlihat berwarna pucat.
Kadang-kadang masih dapat diliat beberapa pembuluh darah kecil di dalamnya manakala
jaringan ikat terdapat di antara sisa-sisa sel lutein.
Gambar 4. Mikroskopis ovari.13
Selanjutnya, struktur mikroskopik pada tuba fallopi adalah berbeda mengikut bagian-
bagiannya yang tersendiri. Pada bagian isthmus tuba uterina atau lebih dikenali sebagai
bagian tuba yang paling sempit mempunyai susunan lapisan sesuai dengan bagian ampula,
tapi lipatan mukosanya tidak rumit malah hanya berupa lipatan longitudinal saja dan
lumennya sempit. Tunika muskularisnya adalah relatif lebih tebal jika dibanding dengan
ampula. Pada daerah ampulla atau bagian tuba yang paling lebar adalah merupakan tempat
terjadinya proses fertilisasi. Sebagai tambahan infundibulum adalah merupakan bagian tuba
berbentuk corong dan mempunyai fimbriae sementara pars intramural merupakan bagian tuba
yang terdapat dalam dinding uterus.

Jika diliat dari mikroskopis uterus pula dapat diketahui bahwa uterus terbagi kepada
tiga lapisan yaitu lapisan endometrium yang terletak pada lapisan yang paling dalam,
myometrium atau lapisan otot tengah serta peritenium yang merupakan lapisan paling luar.

Gambar 5. Mikroskopik dinding uterus.14

Umumnya, uterus mempunyai tiga lapisan dinding yang membentuknya dan lapisan
ini akan berubah sesuai dengan perubahan pada hormon yang disekresikan oleh
hipothalumus. Lapisan yang paling dalam adalah endometrium atau tunika mukosa. Lapisan
ini terdiri dari epitel selapis kubis yang menjalar ke kelenjar endometrial. Pada lapisan ini
boleh dibagikan kepada dua bagian yaitu stratum kompaktum dikarenakan epitelnya padat
dan stratum spongsiosum karena berlubang-lubang diisi oleh arteri uterine dan arteri spiralis.
Pada menstruasi, jaringan fungsional yaitu keseluruh stratum kompaktum dan setengah
stratum spongsiosum akan lepas. Setengah yang masih melekat pada dinding uterus disebut
sebagai stratum basale.

Uterus juga memiliki empat macam jenis sel epitel uterus yaitu sel torak dengan
kinosilia, Sel torak tanpa kinosilia, sel batang dan sel basale. Epitel-epitel ini akan masuk ke
dalam dan membentuk kalenjar uterine. Lapisan yang kedua adalah tunika muskularis yang
mana pada lapisan ini terdapat tiga lapis otot yang membentuknya. Lapisan yang paling
dalam adalah lapisan yang diliputi oleh jaringan otot polos longitudinal, lapisan tengah oleh
otot polos sirkular dan lapisan yang paling luar adalah jaringan otot polos longitudinal.

Pubertas

Pubertas merupakan masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis
serta pematangan fungsi seksual. Waktu pubertas telah diketahui berbeda bagi setiap individu
namun rata-rata mencapai pubertas pada saat berumur antar 10 hingga 16 tahun. Pada wanita
khususnya, masa pubertas ditandai dengan keluarnya haid pertama. Keadaan ini turut dikenali
dengan fase pubertas primer. Berbeda dengan pria, fase pubertas primer mereka ditandai
dengan mengalami mimpi basah.

Selain mengalami menstruasi selama kurang lebih tujuh hari secara umumnya, para
wanita akan turut menghadapi fase pubertas sekunder. Antara ciri yang diperlihatkan pada
fase ini adalah payudara akan mulai menonjol, sel-sel lemak akan didistribusikan ke seluruh
tubuh, pinggul, paha dan pantat mulai membesar, rambut mulai tumbuh di area ketiak dan
pubis, muka akan mulai berjerawat serta kulit akan lebih halus dikarenakan oleh distribusi
lemak.15

Siklus menstruasi (Siklus haid)

Pada siklus menstruasi normal, terdapat produksi hormon-hormon yang paralel


dengan pertumbuhan lapisan rahim untuk mempersiapkan implantasi (perlekatan) dari janin
(proses kehamilan). Gangguan dari siklus menstruasi tersebut dapat berakibat gangguan
kesuburan, abortus berulang, atau keganasan. Gangguan dari sikluas menstruasi merupakan
salah satu alasan seorang wanita berobat ke dokter.

Siklus menstruasi normal berlangsung selama 21-35 hari, 2-8 hari adalah waktu
keluarnya darah haid yang berkisar 20-60 ml per hari. Penelitian menunjukkan wanita dengan
siklus mentruasi normal hanya terdapat pada 2/3 wanita dewasa, sedangkan pada usia
reproduksi yang ekstrim mengalami siklus yang tidak teratur atau siklus yang tidak
mengandung sel telur. Siklus mentruasi ini melibatkan kompleks hipotalamus-hipofisis-
ovarium. 16

Siklus menstruasi berkaitan dengan pembentukan sel telur dan pembentukkan


endometrium. Lamanya siklus haid yang normal atau dianggap siklus haid klasik adalah 28
hari ditambah atau dikurangi dua sampai tiga hari. Siklus ini dapat berbeda pada wanita yang
sehat dan normal. Siklus haid mulai teratur jika wanita sudah berusia 25 tahun. Siklus ini
dikendalikan oleh hormon-hormon reproduksi yang dihasilkan oleh hipotalamus, hipofisis,
dan ovarium. 16

Terdapat beberapa fase dalam proses pembentukan ovari sewaktu siklus menstruasi.
Antaranya adalah fase folikel. Fase ini dapat dilihat pada akhir siklus menstruasi dimana
hipotalamus akan mengeluarkan hormon gonadotrophin. Hormon ini akan berkerja untuk
merangsang hipofisis agar melepaskan FSH (Follicle Stimulating Hormone) atau hormon
pemicu pertumbuhan folikel. Pada awal siklus berikutnya pada hari pertama sampai ke-14,
folikel akan melanjutkan perkembangannya karena pengaruh FSH dalam ovarium. Setelah
itu, akan terbentuklah folikel yang sudah matang (folikel de Graaf) dan menghasilkan
hormon estrogen yang berfungsi untuk menumbuhkan dinding endometrium rahim dan
memicu sekresi lender.

Kenaikan estrogen digunakan untuk mempertahankan pertumbuhan dan merangsang


terjadinya pembelahan sel-sel endometrium uterus. Selain itu juga berperan dalam
menghambat pembentukan FSH oleh hipofisis untuk menghasilkan LH (Luteinizing
Hormone) yang berperan dalam merangsang folikel de graaf yang telah masak untuk
melakukan ovulasi dari ovarium. Ovulasi umumnya berlangsung pada hari ke-14 dari siklus
haid. Biasanya pada setiap ovulasi dihasilkan 1 oosit sekunder.

Kemudian, terdapat fase luteal dimana ia dimulai setelah LH merangsang folikel yang
telah kosong untuk membentuk korpus atau luteum (badan kuning). Selanjutnya korpus ini
menghasilkan progestron yang mengakibatkan endometrium berkembang tebal dan lembut
serta banyak pembuluh darah. Selama 10 hari setelah ovulasi, progesterone berfungsi
mempersiapkan uterus untuk kemungkinan hamil. Uterus pada tahap ini siap menerima dan
sel telur yang telah dibuahi (zigot). Jika tidak terjadi fertilisasi korpus luteum berubah
menjadi corpus albicans dan berhenti menghasilkan progesterion 16

Yang ketiga adalah fase menstruasi. Apabila fertilisasi tidak terjadi, produksi
progesterone akan mulai menurun pada hari ke-26. Korpus luteum (badan kuning) akan
berdegenerasi dan lapisan uterus bersama dinding dalam Rahim akan luruh (mengelupas)
pada hari ke-28 sehingga terjadi pendarahan. Biasanya haid berlangsung selama 7 hari.
Setelah itu dinding uterus pulih kembali. Selanjutnya karena tidak ada lagi progesterone yang
dibentuk, maka FSH dibentuk lagi kemudian terjadilah proses oogenesis, dan siklus haid
dimulai kembali. Siklus haid akan berhenti jika terjadi kehamilan.

Namun ada yang menyebutkan bahwa pada setiap siklus menstruasi, dinding
endometrium akan turut mengalami perubahan dan ini dapat dilihat berdasarkan beberapa
fase pada endometrium itu sendiri. Fase yang pertama adalah fase haid yang mencakupi
selama 2 hingga 8 hari secara umumnya. Pada waktu ini endometrium akan dilepaskan
sementara pengeluaran hormon-hormon ovarium adalah pada tahap paling rendah.
Kemudian, ia akan diikuti dengan fase proliferasi yang selalunya terjadi sehingga hari yang
ke-14. Pada saat ini, endometrium akan tumbuh kembali dikarenakan oleh ia melakukan
proses proliferasi. Antara hari ke-12 sampai ke-14 kemungkinan besar akan terjadi
penglepasan ovum dari ovarium yang disebut sebagai ovulasi.

Yang ketiga adalah fase sekresi yaitu apabila terjadi perubahan dari korpus rubrum
menjadi korpus luteum yang mengeluarkan progesterone. Di bawah pengaruh progesterone,
kelenjar endometrium yang tumbuh berkelok-kelok mulai bersekresi dan mengeluarkan getah
yang mengandung glikogen dan lemak. Pada akhir masa ini stroma endometrium akan
berubah kearah sel-sel desidua, terutama yang berada di seputar pembuluh-pembuluh arterial.
Keadaan ini akan memudahkan penempelan ovum pada dinding uterus setelah dibuahi.
Gambar 6. Siklus menstruasi.17

Hormon-hormon yang berperan pada siklus menstruasi

Seperti yang telah diketahui terdapat beberapa hormon yang memberi pengaruh pada
siklus menstruasi. Antaranya adalah hormone estrogen. Hormon estrogen dihasilkan ovarium
dimulai saat kita anak-anak hingga memasuki periode menopause. Estrogen berfungsi untuk
perkembangan organ kelamin wanita secara normal, demikian juga dengan Estriol. Hormon
estrogen dihasilkan oleh sel-sel teka interna folikel yang dimulai saat perkembangan folikel
tersier. Ianya juga diproduksikan oleh korpus luteum, plasenta dan korteks adrenal. Sel-sel
teka yang dirangsang oleh hormone LH banyak menghasilkan androgen tetapi kapasitas
untuk mengubah androgen menjadi estrogen sangatlah terbatas. Dikarenakan itu FSH
berkerja pada sel-sel granulosa untuk meningkatkan perubahan androgen theca untuk menjadi
estrogen. Dalam proses menstruasi, estrogen meningkatkan pertumbuhan lapisan
endometrium dan myometrium di samping meningkatkan aliran darah ke uterus. 16,18

Kemudian terdapat juga hormon progestron. Hormon ini disebut juga dengan hormon
kehamilan. Hormon ini melanjutkan pekerjaan esterogen untuk membuat endometrium
menjadi lebih tebal dan siap menerima ovum yang telah dibuahi. Progesteron merangsang
kelenjar-kelenjar di endometrium serta menurunkan kepekaan myometrium terhadap
hormone oksitoksin yang mana bekerja untuk kontraksi otot uterus. Suhu basal tubuh juga
meningkat saat ovulasi dikarenakan efek dari sekresi hormone progesterone. Progesteron
dihasilkan oleh korpus luteum, plasenta dan korteks adrenal. 16,18

Seterusnya adalah lutheinizing hormone (LH) sering dikenal dengan nama lutropin
atau luthophin yang merupakan salah satu hormon yang dihasilkan oleh sel-sel gonadotropik
di bagian kelenjar hipofisis anterior. Hormon ini dapat merangsang sekresi steroid seks dari
gonad, dimana pada testis pria hormon ini berikatan dengan reseptor yang terdapat pada sel-
sel leydig untuk merangsang sintesis dan sekresi hormon testosteron. Sedangkan pada
ovarium, hormon ini dapat menyebabkan ovulasi serta pengembangan korpus luteum. Pada
saat ovulasi LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf. LH kemudiannya
akan bekerjasama dengan FSH dalam proses perubahan dari folikel de Graaf menjadi korpus
luteum.

Hormon yang turut memainkan peran penting dalam siklus mestruasi pada wanita
normal adalah follicle stimulating hormone (FSH) yang juga merupakan hormon yang
diproduksi oleh sel-sel basal hipofisis anterior sebagai respon terhadap gonadotrophin
releasing hormone (GnRH) yang diproduksi di hipotalamus. Pada wanita, hormon ini
memiliki jumlah yang bervariasi selama siklus menstruasi berlangsung, dan jumlah tertinggi
dari hormon ini akan terjadi tepat sebelum ovulasi (pelepasan telur). Dengan begitu dapat
disimpulkan bahwa pada wanita, hormon FSH berfungsi untuk membantu mengontrol siklus
menstruasi serta produksi telur yang dilakukan oleh indung telur. Tugas FSH adalah
merangsang pembentukan folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit
primer. FSH juga akan berpengaruh terhadap perubahan dari folikel de Graaf menjadi korpus
luteum.

Kesimpulan

Setiap wanita yang normal akan mengalami siklus menstruasi yang ditandai dengan
keluarnya darah haid dari vagina. Siklus ini akan berlaku secara periodik dan dipengaruhi
oleh beberapa hormon yang penting. Pada masa yang sama, siklus ini adalah merupakan fase
pubertas primer yang mana kemudiannya para wanita akan mengalami fase pubertas
sekunder yang dapat diliat dengan jelas secara fisik. Umumnya, siklus ini membutuhkan
waktu selama 28 hari. Walaubagai manapun, tempoh itu adalah berbeda pada setiap wanita.

Daftar pustaka
1. Siklus menstruasi. Diunduh dari http://siklushaid.com/siklus-haid-normal/ pada 25
September 2017
2. Faiz O, Moffat D. Anatomy at a glance. Jakarta: Erlangga, 2003.h.57
3. Organ genitalia feminina interna. Diunduh dari https://www.dreamstime.com/stock-
photo-female-reproductive-system-human-anatomy-uterus-uterine-tubes-vector-
diagram-image35820710# pada 25 September 2017
4. Drake R.L. Vogl A.w. Mitchell A.W.M.. Gray dasar-dasar anatomi. Jakarta:
Elsevier;2012.hal.227-52
5. Manuaba IAC, Manuaba IBGF, Manuaba IBG. Kesehatan reproduksi wanita. Edisi
ke-2. Jakarta: EGC; 2009.h.49-52 56
6. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC, 2003.
7. Fawcett DW. Buku ajar histologi. Ed.12. Jakarta: EGC, 2002.h.731-10
8. Junquiera, LC. Histologi dasar. Jakarta: EGC; 2004.h. 434-44.
9. Gartner L.P. Hiatt J.L. Atlas histology. Edisi V. Tangerang selatan :Binarupa aksara:
2012.h. 395-400
10. Genitalia wanita. Diunduh dari http://chaobs.com/phukhoa.aspx pada 25 September
2017
11. Genitalia eksterna. Diunduh dari
https://bocahradiography.wordpress.com/2012/05/14/anatomi-dan-fisiologi-organ-
genetalia-wanita/ pada 25 September 2017
12. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern. Ed.2. jakarta: EGC, 2002.h.343,388
13. Mikroskopik ovari. Diunduh dari http://anatomybody-charts.us/womans-reproductive-
system-diagram/ pada 25 September 2017
14. Mikroskopik dinding uterus. Diunduh dari https://www.ouhsc.edu/histology/Text
%20Sections/Female%20Reprodcutive.html pada 25 September 2017
15. Pubertas primer dan sekunder. Diunduh dari
https://kesehatanreproduksiremaja.wordpress.com/category/kegiatan-belajar-1/g-ciri-
primer-dan-sekunder-pubertas/ pada 26 September 2017
16. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Ed.6. Jakarta: EGC, 2011.h.842-4
17. Siklus menstruasi. Diunduh dari
http://bioxeocotobade.pbworks.com/w/page/51298509/Theovariananduterinecycles
pada 26 September 2017
18. Yulaikhah L. Kehamilan. Jakarta : EGC, 2008.h.1-10

Anda mungkin juga menyukai