LIMFOBLASTIK AKUT
(LLA) DAN
PENATALAKSANAANNYA
Oleh: Nurul Iffah Syahirah Binti Amar (102016264)
Kelompok F2
SKENARIO 10
RUMUSAN MASALAH
Seorang anak laki-laki usia 3 tahun dengan
keluhan pucat, demam hilang timbul sejak 2
bulan yang lalu serta mimisan berulang.
MIND
MAP Etiologi
Diagnosis kerja Epidemiologi
Diagnosis
Patofisiologi
banding
Pemeriksaan
penunjang Penatalaksanaan
Anamnesis RM Prognosis
Identitas: Laki-laki, 3 tahun
ANAMNESIS
Keluhan utama:
Keluhan tambahan:
RPS Demam hilang timbul sejak 2 bulan yang lalu, mimisan berulang, cepat lelah
kongenital (Sindrom down, Anemia Fanconi) tahun dengan 75% penderita berusia
tahun
Terpapar benzene menyebabkan aplasia
sumsum tulang, kerusakan kromosom atau Lebih banyak ditemukan pada pria
Merokok
I
Sel limfoblas menggantikan elemen
sumsum tulang normal sebagai
prekursor
Nyeri tulang dan sendi (karena infiltrasi sumsum tulang oleh sel leukemia), biasanya terjadi pada
anak
Demam, banyak berkeringat pada malam hari (hipermetabolisme)
Leukemia SSP (Leukemia cerebral); nyeri kepala, tekanan intrakranial naik, muntah, kelumpuhan
saraf otak (VI dan VII), kelainan neurologik fokal, dan perubahan status mental.
PENATALAKSAN
A. Tahapan tatalaksana AAN
i) Induksi - Tujuan tatalaksana tahap inisial adalah untuk membunuh sel leukemia didalam sum-sum
tulang, mempertahankan jumlah sel dalam darah dan merawat gejala yang timbul.
Contoh: Kemoterapi, terapi steroid dan imatinib
ii) Konsolidasi – Tatalaksana pada tahap ini difokuskan untuk membunuh semua sel-sel leukemia di
sistem saraf pusat.
iii) Perawatan – Tahap akhir ini melibatkan pemberian tablet kemoterapi dengan dosis yang teratur
untuk mencegah kekambuhan. Tahap ini hanya efektif untuk mengobati LLA dan tidak rutin dilakukan
pada Leukemia myeloid akut (LMA).
B. Pengobatan lain
i) Radioterapi
ii) Penggunaan dastinib
iii) Transplantasi sumsum tulang
PENCEGAHA 1. Tidak merokok
Penyakit leukemia limfoblastik akut adalah penyakit yang banyak terjadi pada anak-anak
dibandingkan dengan orang dewasa. Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang, dapat ditegakkan diagnosa bahwa anak laki-laki berusia 3 tahun
menderita leukemia limfoblastik kronik yang ditandai dengan gejala seperti pucat dan
lemas. Oleh itu, hipotesis diterima.