Anda di halaman 1dari 16

LEUKEMIA

LIMFOBLASTIK AKUT
(LLA) DAN
PENATALAKSANAANNYA
Oleh: Nurul Iffah Syahirah Binti Amar (102016264)
Kelompok F2
SKENARIO 10

Seorang anak laki-laki berusia 3 tahun dibawa ke puskesmas karena tampak


pucat sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan pucat disertai demam yang hilang
timbul sejak 2 bulan yang lalu serta mimisan berulang. Pada pemeriksaan fisik,
tampak anak pucat, lemas, demam tinggi.
ISTILAH TIDAK DIKETAHUI HIPOTESIS
Tidak ada Anak laki-laki usia 3 tahun terkena
Leukemia Limfoblastik Akut.

RUMUSAN MASALAH
Seorang anak laki-laki usia 3 tahun dengan
keluhan pucat, demam hilang timbul sejak 2
bulan yang lalu serta mimisan berulang.
MIND
MAP Etiologi
Diagnosis kerja Epidemiologi

Diagnosis
Patofisiologi
banding

Pemeriksaan
penunjang Penatalaksanaan

Pemeriksaan fisik Komplikasi

Anamnesis RM Prognosis
 Identitas: Laki-laki, 3 tahun
ANAMNESIS
 Keluhan utama:

 Pucat sejak 3 bulan yang lalu.

 Keluhan tambahan:

 RPS  Demam hilang timbul sejak 2 bulan yang lalu, mimisan berulang, cepat lelah

 RPD  Tidak ada

 Riw. Pengobatan  Tidak ada

 RPK  Tidak ada

 Riw. Penyakit Sosial  Tidak ada

 Riw. Alergi  Tidak ada


PEMERIKSAAN
FISIK
• Pucat, lemas
• TTV :
• Suhu : 39°C
• Nafas : 24x/menit
• Nadi : 100x/menit
• TD : 90/60mmHg
• Konjungtiva anemis, sklera ikterik (-)
• Limfadenopati di servikal, inguinal dan aksila, multiple, ukuran 2 x 2cm
• Hepatosplenomegali (+)
• Ptechiae +2 pada ekstremitas atas bawah
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang Keterangan Hasil pada pemeriksaan
Darah lengkap • Eritrosit • MCV • Hemoglobin 5g/dL
• Leukosit • MCH • Hematokrit 15%
• Trombosit • MCHC • Leukosit 2,000
• Hemoglobin • Trombosit 20,000
• Hematokrit
Morfologi darah tepi Mengevalusi sel darah 85% sel blas, 5% neutrophil, 2%
(darah vena) metamielosit
Aspirasi sumsum tulang Prosedur diagnostik untuk mendapatkan 80% sel blas
sampel dari jaringan lunak didalam tulang - Tampak gambaran hiperseluler dengan
limfoblas yang sangat banyak
Immunophenotyping • Mendeteksi ada atau tidaknya antigen sel Pada sekitar 15-54% LLA dewasa
darah putih didapatkan ekspresi antigen myeloid
• Berguna untuk diagnosis dan klasifikasi (CD13, CD15 dan CD33)
LLA
Sitokimia • Membedakan LLA dan LMA melalui Hasil Sudan Black dan peroksidase negatif
pewarnaan Sudan Black dan Peroksidase
DIAGNOSIS
BANDING
Leukemia Mieloblastik Akut (LMA)
Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)
 Suatu penyakit yang ditandai dengan transformasi
neoplastik dan gangguan differensiasi sel-sel
 Keganasan klonal dari sel-sel prekursor limfoid
progenitor dari seri myeloid
 80% sel-sel ganas berasal dari limfosit B
 Mengakibatkan kematian secara cepat dalam
 Paling sering pada anak-anak
tempoh beberapa minggu hingga bulan bila tidak
 20% kasus LLA dapat ditemukan pada orang
diobati
dewasa

Leukemia Mieloblastik Kronik (LMK) Anemia Aplastik


 Turut dikenali sebagai leukemia granulositik  Kelainan hematologik yang ditandai dengan
kronik (LGK) penurunan komponen selular pada darah tepi yang
 Penyakit mieloproliferatif menahun dengan diakibatkan oleh kegagalan produksi di sumsum
kelainan klonal akibat perubahan genetik pada tulang
pluripoten sel stem
DIAGNOSIS
BANDING Diagnosis Kerja : Leukemia
Limfoblastik Akut
Manifesta Demam Gejala Perdarah Hepato- Spleno- Limfade Hasil Darah Tepi Hasil Pemeriksaan
si klinis / Anemi an megali megali -nopati Sitokimia
Penyakit a
Sudan Black (-)
LLA                   Sel blas (+)
Peroksidase (-)
Sudan Black (+)
LMA                Sel blas (+)
Peroksidase (+)
Eritrosit normokrom
LMK                  -
normositer, persentasi sel
mielosit dan metamielosit
meningkat
Tidak Eritrosit normokrom
Anemia               -
ada normositer
aplastik
ETIOLOG
I
Genetik : Kembar identik, penderita kelainan  Insidens LLA adalah 1/60.000 orang per

kongenital (Sindrom down, Anemia Fanconi) tahun dengan 75% penderita berusia

Lingkungan : kurang dari 15 tahun.

Radiasi  Insidens puncaknya adalah pada usia 3-5

tahun
Terpapar benzene  menyebabkan aplasia

sumsum tulang, kerusakan kromosom atau  Lebih banyak ditemukan pada pria

leukemia berbanding wanita.

Merokok

Penggunaan obat kemoterapi


EPIDEMIOLOGI
PATOFISIOLOG
Translokasi kromosom atau jumlah
kromosom abnormal

Ekpresi gen menjadi abnormal

I
Sel limfoblas menggantikan elemen
sumsum tulang normal sebagai
prekursor

Penurunan produksi sel darah


normal

Limfoblas menginfiltrasi di organ


lain seperti hati, limpa dan kelenjar
limfe

Terjadi pembesaran organ


MANIFESTASI
KLINIS
 Anemia: mudah lelah, letargi, pusing, sesak, nyeri dada

 Anoreksia, kehilangan berat badan, malaise

 Nyeri tulang dan sendi (karena infiltrasi sumsum tulang oleh sel leukemia), biasanya terjadi pada
anak
 Demam, banyak berkeringat pada malam hari (hipermetabolisme)

 Infeksi mulut dan saluran napas

 Perdarahan kulit, gusi, otak, saluran cerna,

 Hepatomegali, splenomegali, limfadenopati

 Leukemia SSP (Leukemia cerebral); nyeri kepala, tekanan intrakranial naik, muntah, kelumpuhan
saraf otak (VI dan VII), kelainan neurologik fokal, dan perubahan status mental.
PENATALAKSAN
A. Tahapan tatalaksana AAN
i) Induksi - Tujuan tatalaksana tahap inisial adalah untuk membunuh sel leukemia didalam sum-sum
tulang, mempertahankan jumlah sel dalam darah dan merawat gejala yang timbul.
Contoh: Kemoterapi, terapi steroid dan imatinib
ii) Konsolidasi – Tatalaksana pada tahap ini difokuskan untuk membunuh semua sel-sel leukemia di
sistem saraf pusat.
iii) Perawatan – Tahap akhir ini melibatkan pemberian tablet kemoterapi dengan dosis yang teratur
untuk mencegah kekambuhan. Tahap ini hanya efektif untuk mengobati LLA dan tidak rutin dilakukan
pada Leukemia myeloid akut (LMA).
B. Pengobatan lain
i) Radioterapi
ii) Penggunaan dastinib
iii) Transplantasi sumsum tulang
PENCEGAHA 1. Tidak merokok

N 2. Elakkan daripada terkena paparan radiasi

1. Perdarahan (Memar, Petekiae)


2. Infeksi  kekurangan granulosit matur dan
normal
3. Pembentukan batu ginjal dan kolik ginjal akibat
KOMPLIKASI
penghancuran sel
4. Masalah gastrointestinal  mual, muntah,
anoreksia, diare
PROGNOSIS
 Berbeda mengikut kelompok risiko:

i) Risiko rendah  prognosis baik


- Berusia di bawah 30 tahun
- Tidak mempunyai kromosom abnormal
- Remisi total dalam tempoh 4 minggu

ii) Risiko tinggi  prognosis buruk


- Berusia di atas 60 tahun
- Mempunyai kromosom abnormal
- Tidak remisi total dalam 4 minggu
KESIMPULAN

Penyakit leukemia limfoblastik akut adalah penyakit yang banyak terjadi pada anak-anak
dibandingkan dengan orang dewasa. Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang, dapat ditegakkan diagnosa bahwa anak laki-laki berusia 3 tahun
menderita leukemia limfoblastik kronik yang ditandai dengan gejala seperti pucat dan
lemas. Oleh itu, hipotesis diterima.

Anda mungkin juga menyukai