Adalah:
Kelainan keganasan akibat proliferasi klonal dan
akumulasi sel- sel progenitor limfoid.
Etiologi
Host
- Herediter
- Abnormalitas kromosom kongenital
- Imunodefisiensi
- Disfungsi SST kronik
Lingkungan
- Radiasi
- Obat 0batan seperti kloramfenikol, fenilbutazon, alkylating agent
dan bahan kimia seperti benzene
- Virus
HTLV-1, HTLV-2, Epstein Barr
Insiden :
Klasifikasi
- 3 metoda : 1. Morfologi
==
2. Imunofenotipe
3. Sitogenetik
Kecil, homogen
sedikit, biru
Bentuk regular
nukleoli tidak jelas
Distribusi umur anak: 85%
Dewasa: 31%
L2
besar, heterogen
variasi, biru
Irregular
nukleoli jelas
14%
60%
L3
Besar, homogen
banyak, sangat
biru, vakuola +
regular
nukleoli jelas
1%
9%
Fenotipe
Early pre-B
Pre-B
B-ALL
T-ALL
Sitogenetik
Mulai akhir 1970
4 kelompok utama berdasarkan gambaran sitogenetik sel blast
leukemik
1. Karyotype normal (46 kromosom, abnormalitas struktural - )
2. Pseudodiploid
(46 kromosom, abnormalitas struktural, misal
translokasi +)
3. Hyperdiploig group I (47-50 kromosom)
4. Hyperdiploid group II ( > 50 kromosom)
Gambaran klinis
Anak = dewasa
Gejala kegagalan SST memproduksi sel sel darah normal
Onset
: mendadak (rata-rata 6 minggu)
Pucat, lelah, lemah, malaise,
anemia (keluhan paling sering)
Perdarahan mukosa (epistaksis, gusi), petekie, mudah memar, kadang
kadang hematuria dan melena
trombositopenia
keluhan kedua tersering (50% pasien)
netropenia
Nyeri (25% pasien) nyeri tulang , abdomen
Jarang (<10% paisen)
tanda-tanda peningkatan tekanan
intrakranial (muntah, sakit kepala),
nefropati dan oliguria
Pembesaran kelenjar limfe derajat bervariasi, 50-75% pasien
Splenomegali (75% pasien), hepatomegali (50%pasien)
infiltrasi
Gambaran laboratorium
Darah tepi :
Diagnosis Banding
AML
CLL
Anemia Apastik
Neuroblastoma
Rhabdomyosarcoma
Mononukleosis infeksiosa
Limfoma
Dll
Terapi
Kemoterapi (regimen/protokol khusus)
Transplantasi SST
Terapi suportif
dll
Prognosis
Epidemiologi
Insiden 5 kasus per 100.000 penduduk
Pria 50% lebih berisiko dibanding wanita
Orang kulit hitam : kulit putih = 2:1
> 40 tahun
Etiologi
Radiasi
Terpapar bahan kimia pertanian seperti insektisida, herbisida, viruses,
fertilizer dll
Terpapar bahan kimia pabrik kulit, tekstil, karet,metal (benzene)
Penggunaan pewarna rambut masih diperdebatkan
Penyakit kronik seperti rheumatoid arthritis, alergi kronik dan infeksi
kronik meningkatkan risiko MM
Gambaran klinik
Tanda tanda anemia pucat, lemah, fatique, sesak nafas dll
Tanda tanda trombositopenia perdarahan memanjang
Tanda netropenia mudah terinfeksi bakteri
Tanda tanda destruksi tulang akibat ekspansi sel plasma nyeri
tulang
Kelainan neurologis seperti paralisis, kehilangan sensasi dll
Mekanisme penyakit MM
Lesi litik pada tulang
Fraktur patologik
Hiperkalsemia
Plasmasitoma
Destruksi tulang
Pansitopenia
- Anemia
- Infeksi
- Perdarahan
Infiltrasi SST
Urine:
- Bence-jones proteinuria
- Mieloma ginjal
Darah:
- Krioglobulin
- Hiperviskositas
- kelainan perdarahan
Jaringan
- Amiloidosis
- Organomegali
- Fungsi <
KRITERIA DIAGNOSTIK MM
I.
Biopsi Plasmasitoma
II.
30% sel plasma di SST
III.
Protein monoklonal (M-Spike)
- IgG serum > 3,5 g/dL
- IgA serum > 2,0 g/dL
- Lambda atau kappa light chain di urine > 1,0 g/24 jam
(amiloidosis tidak ada)
Kriteria minor
a. Sel plasma di SST 10-30%
b. Terdapat M-spike, kadarnya lebih rendah
c. Lesi litik pada tulang yang multipel
d. Imunoglobulin normal berkurang
- IgM < 50 mg/dL
- IgA < 100 mg/dL
- IgG < 600 mg/dL
Kombinasi penilaian
A.
B.