Anda di halaman 1dari 5

LEMBAR TUGAS:

Problem Based Learning 1

Nama : Aisyah Wardatul Jannah (1304618072)

Kelompok :3

1. Rhanita Fauzyah (1304618041)

2. Shelma Chaira (1304618048)

3. Julietta Angelina (1304618050)

4. Shabrina Syifa Inayah (1304618052)

5. Aisyah Wardatul Jannah Jamil (1304618072)

6. Dimas Bayu Nur Ramadhan (1304618076)

7. Riezka Lianita (1304618081)

Kelas : Pendidikan Biologi B 2018

Matakuliah : Fisiologi Hewan (2 SKS)

Materi : Biomembran, Cairan Tubuh, dan Biolistrik

Model : Cooperative Learning-Problem Based Learning (Kerja Kelompok)

Dosen : Dr. Rusdi, M.Biomed.

Hari/tanggal : Jumat, 11 September 2020

Batas waktu : Sabtu, 19 September 2020 jam 24.00 WIB.

Pengiriman : Jawaban upload ke Classwork GCR Fisiologi Hewan

Problem 1. Biomembran
a. Jelaskan mengapa hormon steroid mudah melintasi membran sel.
Jawab :
Hormone steroid dapat melintasi membrane plasma adalah karena hormone steroid
merupakan hormone yang terbuat dari lipid, seperti fosfolipid dan kolesterol. Hormon
steroid yang berasal dari molekul prekursor kolesterol menyumbang ~ 15% dari hormon
mamalia. Mereka larut dalam lemak, yang memfasilitasi transpornya melalui membran sel.
Model klasik dari steroid action menunjukkan bahwa hormon steroid berikatan dengan
protein reseptor inti spesifik saat berada di dalam sel. Oleh karena itu hormone ini dapat
dengan mudah melewati membrane plasma yang diketahui bahwa penyusun utama dalam
membrane plasma yaitu fosfolipid.

b. Jelaskan mengapa ion tidak mudah melintasi membran sel.


Jawab :
Ion adalah molekul yang bermuatan karena telah kehilangan atau memperoleh elektron.
Membran sel terbuat dari lapisan ganda fosfolipid, dengan lapisan dalam dan luar "kepala"
hidrofilik yang bermuatan dan lapisan tengah rantai asam lemak, yang bersifat hidrofobik,
atau tidak bermuatan. Ion bermuatan tidak dapat menembus membran sel karena alasan
yang sama seperti minyak dan air tidak bercampur: molekul yang tidak bermuatan mengusir
molekul bermuatan. Bahkan ion terkecil - ion hidrogen - tidak dapat menembus asam lemak
yang menyusun membran. Jika ion "ingin" memasuki sel karena konsentrasi tinggi dari jenis
ion tersebut di satu sisi sel, mereka dapat melakukannya dengan masuk melalui saluran
protein yang tertanam di antara lipid. Karena ion membutuhkan mekanisme lain agar dapat
melewat membrane sel seperti membutuhkan ion channel, carrier. Transport aktif
merupakan cara agar ion dapat melewati membrane sel contoh nya seperti ion (Na+) yang
keluar sel dan bersama dengan itu memasukkan kalium (K+) ke dalam sel namun hal itu
tentu membutuhkan energy ATP

c. Jelaskan mengapa air mudah melintasi membrane sel.


Jawab :
Molekul air bergerak melintasi membran sel dengan berjalan di sepanjang gradien
konsentrasi larutan (rendah ke tinggi). Air dapat bergerak melalui membran sel secara
langsung melalui membran ( difusi sederhana ) atau melalui saluran protein yang disebut
aquaporin. Membran sel bersifat selektif permeabel dan mampu mengatur apa yang masuk
dan keluar sel, yang sehingga memudahkan pengangkutan bahan-bahan yang diperlukan
untuk dapat bertahan hidup. Komponen utama membran sel terdiri atas fosfolipid, selain itu
terdapat senyawa lipid seperti sfingomielin, kolesterol, dan glikolipid. Fosfolipid memiliki
dua bagian yaitu bagian yang bersifat hidrofilik dan bagian yang bersifat hidrofobik. Bagian
hidrofobik merupakan bagian yang terdiri atas asam lemak. Sedangkan bagian hidrofilik
terdiri atas gliserol, fosfat, dan gugus tambahan seperti kolin, serin, dan lain-lain. Molekul air
(H2O) dapat melewati membrane semi permeable ini karena berukuran kecil dan tidak
bermuatan. Namun, molekul air melewati membrane sel dengan lambat karena molekul air
termasuk molekul polar dan harus melewati bagian ekor dari fosfolipid yang bersifat
hidrofobik. Molekul air masuk ke membran sel melalui proses osmosis. Osmosis merupakan
difusi air melalui selaput semipermeabel. Air akan bergerak dari daerah yang mempunyai
konsentrasi larutan rendah ke daerah yang mempunyai konsentrasi larutan tinggi.
Problem 2. Cairan tubuh dan elektrolit
a. Jika di cairan ekstrasel terjadi peningkatan kadar Na+ mengapa kadar Na+ intra sel tidak
secara langsung meningkat?
Jawab :
Ion Na+ dan Cl terutama terdapat pada cairan ekstrasel,sedangkan ion K+ itu di cairan
intrasel. jika ada peningkatan Na+ di ekstrasel namun di intrasel tidak secara langsung
meningkat itu dikarenakan setiap Perpindahan Substansi Antar Kompartemen, zat yang akan
pindah harus dapat menembus barier atau membran tersebut. Bila substansi zat tersebut dapat
melalui membran, maka membran tersebut permeabel terhadap zat tersebut. Jika tidak dapat
menembusnya, maka membran tersebut tidak permeable untuk substansi tersebut. Membran
disebut semipermeabel (permeabel selektif) bila beberapa partikel dapat melaluinya tetapi
partikel lain tidak dapat menembusnya.

b. Apa yang terjadi jika kadar Na+ di luar sel 150 eq/L?
Jawab :
Peningkatan konsentrasi natrium plasma dapat terjadi karena kehilangan air dan larutan
ekstrasel (dehidrasi hiperosmotik pada diabetes insipidus) atau karena kelebihan natrium
dalam cairan ekstrasel seperti pada overhidrasi osmotik atau retensi air oleh ginjal dapat
menyebabkan peningkatan osmolaritas & konsentrasi natrium klorida dalam cairan ekstrasel.
Hipernatremia juga dapat terjadi bila ada defisit cairan tubuh akibat ekskresi air melebihi
ekskresi natrium atau asupan air yang kurang. Misalnya pada pengeluaran air tanpa elektrolit
melalui insensible water loss atau keringat, diare osmotik akibat pemberian laktulose atau
sorbitol, diabetes insipidus sentral maupun nefrogenik, diuresis osmotik akibat glukosa atau
manitol, gangguan pusat rasa haus di hipotalamus akibat tumor atau gangguan vaskular.

Problem 3. Biolistrik
a. Mengapa pada fase polarisasi muatan di luar sel lebih positif dan di dalam sel lebih
negatif ?
Jawab :
Ketika membran sedang dalam posisi istirahat, terjadi pemisahan muatan antara sebelah luar
membran dan sebelah dalam. Bagian luar membran akan lebih positif dan bagian dalam
membran akan lebih negatif. Dalam keadaan inilah dapat dikatakan bahwa membran
mengalami polarisasi dan memiliki potensial istirahat (-70mV). Konsentrasi sebelah luar
membran lebih positif karena mengandung ion Na+ yang lebih banyak dibandingkan muatan
ion lainnya. Konsentrasi ion Na+ di ekstraseluler sel sekitar 145 mM. Konsentrasi di sebelah
luar membran sel lebih negatif karena di dalam membran sel banyak mengandung protein
dan asam amino yang bermuatan negatif. Selain itu hal tersebut juga dikarenakan lebih
banyak kation yang dikeluarkan dari sel daripada yang diambil, bagian dalam sel tetap
bermuatan negatif relatif terhadap cairan ekstraseluler.

b. Mengapa pada fase hiperpolarisasi membran sel saraf/otot menjadi sulit di rangsang?
Jawab :
Saat fase hiperpolarisasi, harga pengukuran yang diukur jauh lebih negatif dari harga
perhitungan yang mengakibatkan K+. Berarti lebih banyak ion K+ yang keluar dari sel dan
karena sel ditinggalkan oleh muatan positif maka potensialnya menjadi sangat negatif. Pada
saat itu kanal Na+ pada membran sel saraf tertutup sama sekali. Proses ini hanya berlangsung
sesaat. Pada saat hiperpolarisasi membran saraf tidak dapat dirangsang oleh rangsangan
listrik, karena walaupun ada rangsangan listrik kanal Na + tetap tertutup. Hal ini disebut
perioda refraktori. Lamanya perioda refraktori relatif ini ditentukan oleh berapa lama daya
hantar ion kalium (gK) kembali ke normal. Jika depolarisasi cukup lambat, jumlah kanal Na
yang paling sedikit harus dibuka tidak pernah tercapai, maka sebagai respons kanal K +
terbuka sehingga refraktori akan tetap menahan depolarisasi.

c. Mengapa impuls saraf berjalan satu arah?


Jawab :
Hal ini karena impuls berjalan melalui potensial aksi, dalam bentuk berupa listrik atau
senyawa dalam neurotransmitter menuju ke akson terminal. Neurotransmitter merupakan
molekul yang sifatnya spesifik ke reseptornya (lock and key), dan reseptor tersebut hanya
berada pada postsinaptik neuron (neuron berikutnya). Ketika neurotransmitter diterima oleh
reseptor maka akan memicu neuron postsinaptik untuk meneruskan impuls ke neuron
berikutnya dalam seri reaksi berantai, sehingga impuls hanya berjalan satu arah.

d. Jelaskan mengapa kecepatan impuls dipengaruhi oleh myelin?


Jawab :
Kecepatan impuls dipengaruhi selubung mielin, karena selubung mielin yang
membungkus serabut saraf, seperti pada serabut saraf tipe A dan tipe B berperan sebagai
isolator yang dapat mencegah tersalurnya ion melewati membran sel saraf. Pada serabut saraf
yang mengandung selubung mielin, terdapat bagian yang tidak tertutupi oleh selubung
mielin, area ini bernama Nodus Ranvier. Pada nodus ranvier terjadi perpindahan ion-ion
secara bebas antara cairan ekstraseluler dengan serabut saraf. Potensial aksi pada serabut
saraf bermielin akan ditransmisikan dari nodus ke nodus, seperti meloncat-loncat, dan
menyebabkan jalannya transmisi impuls menjadi lebih cepat 10 kali lipat. Pada serabut saraf
yang tidak memiliki selubung mielin, seperti pada serabut saraf C, maka impuls saraf hanya
akan ditransmisikan secara kontinyu.
Keberadaan nodus ranvier ini menyebabkan proses depolarisasi hanya terbatas pada
membran sel yang berada dalam nodus ranvier. Hal ini memiliki keuntungan karena dengan
sedikitnya area yang terdepolarisasi maka akan lebih sedikit pula transfer ion yang
diperlukan untuk mempertahankan gradien konsentrasi ion dalam serabut saraf.
e. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Excitatory Post Synaps Potential (EPSP).
Jawab:
Excitatory Post Synaps Potential (EPSP) adalah depolarisasi sementara potensi
membran post-sinaptik yang disebabkan oleh aliran ion bermuatan positif ke dalam
sel post-sinaptik untuk menambahkan potensi aksi. Generasi potensial aksi oleh
membran post-sinaptik terjadi melalui proses sekuensial dengan keterlibatan berbagai
neurotransmitter dan saluran ion yang diikat ligan. Neurotransmitter yang melepaskan
rangsang dari vesikel membran pra-sinaptik dan masuk ke membran post-sinaptik.
Neurotransmitter utama yang memasuki membran post-sinaptik adalah glutamat. Ion
aspartat juga dapat bertindak sebagai neurotransmitter rangsang. Setelah dimasukkan,
neurotransmiter ini berikatan dengan reseptor membran post-sinaptik. Pengikatan
neurotransmitter menghasilkan pembukaan saluran ion ligan-gated. Pembukaan saluran ion
ligand-gated menyebabkan aliran ion bermuatan positif, terutama ion natrium (Na +), ke
dalam membran pasca-sinaptik. Pergerakan ion bermuatan positif ini menciptakan
depolarisasi pada membran pasca-sinaptik. Eksitasi ini menghasilkan penembakan potensial
aksi dengan mengarahkan membran pasca-sinaptik ke tingkat ambang batas.

Anda mungkin juga menyukai