Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN

PRAKTIK KEBIDANAN KLINIK KEBIDANAN III (PKK III) PATOLOGIS PADA


ANAK DENGAN TONSILOFARINGITIS
DI RSUD H.MOCH.ANSARI SALEH BANJARMASIN
(Periode 13Januari s.d 10 Februari 2020)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Kebidanan III

Pembimbing:
YUNIARTI.SKM.,MPH

Oleh:
EMELDA REZQY AMELIA
NIM P07124217140

POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN BANJARMASIN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN
TAHUN 2020
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

TONSILOFARINGITIS

A. PENGERTIAN
Tonsilofaringitis adalah radang pada tenggorokan yang terletak dibagian
faring dan tonsil. Radang faring pada anak hampir selalu melibatkan organ sekitarnya
sehingga infeksi pada faring juga mengenai tonsil sehingga disebut sebagai
tonsilofaringitis dan kadang dikenal dengan sebutan radang tenggorokan (Ngastiyah,
2005). Tonsilofaringits adalah peradangan pada tongsil dan faring yang masih bersifat
ringan radang faring pada anak hampir selalu melibatakan organ disekitarnya
sehinggga infeksi pada faring biasanya juga mengenal tongsil. Sehingga disebut
sebagai tongsilofaringitis akut (Suriadi, 2004)
Tonsilofaringitis akut merupakan faringitis akut dan tonsilitis akut yang
ditemukan bersama – sama( Efiaty, 2002 ). Tonsilofaringitis adalah infeksi (virus atau
bakteri) dan inflamasi pada tonsil dan faring (Muscari, 2005). Dari beberapa
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tonsilofaringitis merupakan peradangan
pada faring atau tonsil ataupun keduanya yang disebabkan oleh bakteri dan juga oleh
virus.

B. ETIOLOGI
Menurut Suardi (2010) berbagai bakteri dan virus dapat menjadi etiologi
faringitis, baik faringitis sebagai manifestasi tunggal maupun sebagai bagian dari
penyakit lain. Virus merupakan etiologi terbanyak terjadinya faringitis akut, terutama
pada anak berusia ≤ 3 tahun (prasekolah).
Streptococcus beta hemolitikus grup A adalah bakteri penyebab terbanyak
faringitis / tonsilofaringitis akut. Bakteri tersebut mencakup 15 – 30% dari penyebab
faringitis akut pada anak.
Mikroorganisme penyebab tonsilofaringitis adalah:
1. Bakteri
Streptococcus, sering merupakan komplikasi dari penyakit virus
lainnya seperti morbili dan varisella atau komplikasi penyakit kuman lain
seperti pertusis atau pneumonia dan pneumococcus. Streptococcus lebih
banyak pada anak-anak dan bersifat progresif resistensi terhadap
pengobatan dan sering menimbulkan komplikasi seperti abses paru,
empiema, tension pneumotoraks.

2. Virus
Lebih dari 200 virus dapat menyebabkan infeksi pada saluran
pernapasan bagian atas, diantaranya adalah :
a. Rhinovirus adalah salah satu jenis virus yang paling sering menjadi
penyebab infeksi pada saluran pernapasan bagian atas. Meskipun
pasien mendapat immunitas terhadap serotipe virus akan tetapi
lebih dari 100 serotipe virus telah dikenali. Meningkatkan
immunitas terhadap semua rhinovirus membutuhkan waktu yang
lama.
b. Syncytial . Sering dimulai pada bayi menyerang sistim pernapasan
bagian atas kemudian menginvasi saluran penapasan bagian bawah.
Pada anak yang lebih tua dan orang dewasa secara alami yang
terinfeksi virus syncytial biasanya mempunyai gejala pernapasan
yang khas yang mungkin berakhir 2 minggu. Masa inkubasi virus
2-7 hari setelah pajanan dan berlanjut hingga 2 minggu.

Menurut Suriadi (2004) Penyebab tonsilofaringitis bermacam-macam, yakni

sebagai berikut :

1. Streptokokus pyogenesis
Bakteri gram psotif bentuk pudar yang tumbuh dalam rantai panjang dan
menyebabkan infeksi streptokokus gram A penyakit  penting manusia
berkisar  dari infeksi  khasnya bermula ditenggorokan dan kulit.
2. Streptokokus viridians
Kelompok besar bakteri streptokokuskomensial yang baik a-hemolitik,
mengahasilkan warna hijau pekat pada darah.
3. Streptokukus Beta Hemalitikus
Bakateri gram positif yang dapat berkembang baik tenggorakan yang
sehat dan bisa menyebabkan infeksi saluran nafas akut.
4. Virus influenza
Virus RNA dari family orthomyxo viridae (virus influenza).Virus ini
ditularkan dengan medium udara melalui bersin pada manusia.

C. PATOFISIOLOGI
Bakteri dan virus masuk dalam tubuh melalui saluran nafas bagian atas akan
menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar melalui sistem
limfa ke tonsil. Adanya bakteri dan virus patogen pada tonsil menyebabkan terjadinya
proses inflamasi dan infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat menghambat keluar
masuknya udara. Infeksi juga dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring
serta ditemukannya eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga
menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri telan, demam tinggi dan bau mulut
serta otalgia.
Faringitis Streptococcus beta hemolitikus grup A (SBHGA) adalah infeksi
akut orofaring dan atau nasofaring oleh SBHGA. Penyebaran SBHGA memerlukan
penjamu yang rentan dan difasilitasi dengan kontak yang erat. Infeksi jarang terjadi
pada anak berusia di bawah 2 tahun, mungkin karena kurang kuatnya SBHGA
melekat pada sel-sel epitel. Infeksi pada toddlers paling sering melibatkan nasofaring.
Remaja biasanya telah mengalami kontak dengan organisme beberapa kali sehingga
terbentuk kekebalan, oleh karena itu infeksi SBHGA lebih jarng pada kelompok ini.
Faringitis akut jarang disebabkan oleh bakteri, diantara penyebab bakteri
tersebut, SBHGA merupakan penyebab terbanyak. Streptococcus grup C dan D telah
terbukti dapat menyebabkan epidemi faringitis akut, sering berkaitan dengan makanan
dan air yang terkontaminasi. Pada beberapa kasus dapat menyebabkan
glomerulonefritis akut (GNA). Organisme ini lebih sering terjadi pada usia dewasa.
Bakteri maupun virus dapat secara langsung menginvaasi mukosa faring yang
kemudian menyebabkan respon peradangan lokal. Rhinovirus menyebabkan iritasi
mukosa faring sekunder akibat sekresi nasal. Sebagian besar peradangan melibatkan
nasofaring, uvula dan palatum mole. Perjalanan penyakitnya adalah terjadi inokulasi
dari agen infeksius di faring yang menyebabkan peradangan lokal, sehingga
menyebabkan eritema faring, tonsil, dan keduanya. Infeksi Streptococcus ditandai
dengan invasi lokal serta pelepasan toksin ekstraseluler dan protease. Transmisi dari
virus yang khusus dan SBHGA terutama terjadi akibat kontak tangan dengan sekret
hidung dibandingkan dengan kontak oral. Gejala akan tampak setelah masa inkubasi
yang pendek yaitu 24 – 72 jam (Suardi, 2010).

D. PATHWAY

Invasi kuman pathogen

Penyebaran limfogen

Faring dan tonsil

Proses inflamasi

Tonsilofaringitis akut

Hipertermi

Edema faring dan tonsil Tonsil dan adenoid membesar

Nyeri telan Obstruksi pada tuba eustaki

Sulit makan dan minum kurangnya pendengaran infeksi sekunder

Kelemahan otitis media


Resiko
perubahan status
nutrisi kurang Intoleransi
dari kebutuhan aktivitas Gangguan persepsi :
tubuh pendengaran

E. TANDA DAN GEJALA


Tonsilofaringitis akut Streptococcus sangat mungkin jika dijumpai tanda dan
gejala sebagai berikut:
1. Awitan akut, disertai mual dan muntah.
2. Terdapat nyeri pada tenggorokan
3. Nyeri ketika menelan
4. Kadang disertai otalgia (sakit telinga)
5. Demam tinggi
6. Anoreksia
7. Malaise
8. Kelenjar limfa leher membengkak
9. Pada pemeriksaan tenggorokan ditemukan faring yang hiperemi, pembesaran
tonsil disertai hiperemia, kadang didapatkan bercak kuning keabu-abuan yang
dapat meluas membentuk seperti membran. Bercak menutupi kripta dan terdiri
dari leukosit, sel epitel yang sudah mati dan kuman patogen (Ngastiyah, 2005).
Pada tonsilofaringitis akibat virus, dapat juga ditemukan ulkus di palatum mole
dan dinding faring serta eksudat di palatum dan tonsil, tetapi sulit dibedakan dengan
eksudat pada tonsilofaringitis akibat Stretococcus. Gejala yang timbul dapat
menghilang selama 24 jam, berlangsung 4 – 10 hari (Suardi, 2010).

F. KOMPLIKASI
Menurut Mansjoer (2001) komplikasi yang bisa timbul akibat penyaki
tonsilofaringitis yang tidak tertangani secara baik adalah :
1. Otitis media akut
2. Abses peritonsil
3. Toksemia
4. Bronkitis
5. Miokarditis
6. Artritis.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memperkuat diagnosa
tonsilofaringitis akut adalah pemeriksaan laboratorium meliputi :
1. Leukosit : terjadi peningkatan
2. Hemoglobin : terjadi penurunan
3. Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat.
H. PENATALAKSANAAN
Penanganan pada anak dengan tonsilofaringitis akut adalah :
1. Penatalaksanaan medis
a. antibiotik baik injeksi maupun oral seperti cefotaxim, penisilin,
amoksisilin,eritromisin dll
b. antipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol, ibuprofen.
c. Analgesic
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. kompres dengan air hangat
b. istirahat yang cukup
c. pemberian cairan adekuat, perbanyak minum hangat
d. kumur dengan air hangat
e. pemberian diit cair atau lunak sesuai kondisi pasien

DAFTAR PUSTAKA
Efiaty Arsyad Soepardi & Nurbaiti Iskandar. (2001). Buku Ajar Ilmu

Kesehatan : Telinga HidungTenggorok Kepala Leher. Jakarta : Balai Penerbit


FKUI.

Muscari, Mary E. (2005). Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik.


Jakarta: EGC.

Ngastiyah, Setiawan. (2005). Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.

Suardi, Adi Utomo, dkk. (2010). Buku Ajar: Respirologi Anak. Edisi
pertama. Jakarta: Badan penerbit IDAI.

Suriadi. (2004). Perawatan Luka. Cetakan ke I. Jakarta : CV Sagung


Seto.

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA An. H
DENGAN TONSILOFARINGITIS DI RUANG ANAK
RSUD H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2020

PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : Jum’at, 31 Januari 2020
Pukul : 10.35 WITA
No. RM : 2847xx

IDENTITAS
a. Identitas Anak
Nama An.H
Umur 6 tahun
Tanggal Lahir 14-04-2013
Jenis Kelamin Laki-laki

b. Identitas Orangtua
Istri Suami
Nama Ny. E Tn. T
Umur 43 tahun 42 tahun
Agama Islam Islam
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan IRT Buruh harian
Suku/Bangsa Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia
Alamat Jl. Simpang Anem Gg.Anoka Karya

PROLOG
Pada tanggal 30 Januari 2020 pukul 08.10 WITA, Pasien datang ke IGD RSUD H.
Moch Ansari Saleh Banjarmasin, ibu mengatakan anaknya mengalami demam tinggi, Nyeri
pada saat menelan, muntah, dan disertai batuk ± 1 hari yang lalu.
Pada pemeriksaan di IGD BB : 25kg, Suhu aksila 39,1⁰C pernapasan 26x/menit, Nadi
160x/menit, Kolaborasi Dokter dalam pemberian terapi yaitu pemasangan infus RL 15 tpm,
injeksi antrain 250mg, injeksi paracetamol 300mg.
Pada tanggal 31 januari 2020 pukul 10.35 WITA, anak dipindahkan ke Ruangan Anak
RSUD H.Moch Ansari Saleh Banjarmasin dengan demam berkurang, suhu aksila 36,6ºC,
Nadi :110x/menit, pernapasan : 22x/menit, SpO2 98% infuse RL terpasang 24 Tpm. Ibu
mengatakan anaknya mendapatkan imunisasi lengkap. Pemeriksaan Laboratorium : Leukosit
3,0 ribu/uL, Trombosit 169 ribu/uL.
Ibu mengatakan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus,penyakit
jantung, dan tidak ada riwayat alergi obat atau makanan, ibu juga mengatakan keluarga tidak
pernah menderita penyakit menular seperti hepatitis, TBC, dan HIV/AIDS.

SUBJEKTIF
Anak mengeluh Demam,nyeri saat menelan,batuk,disertai muntah.

OBJEKTIF
Keadaan umum lemah, suhu tubuh 40 0C, respirasi 26 x/menit, nadi 140 x/menit, SpO2
94% , BB : 25kg.

ANALISA
Anak 6 tahun dengan Tonsilofaringitis.

PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada orang tua bahwa keadaan umum anaknya
lemah dan anak mengalami radang pada tenggorokan. Ibu mengerti.
2. Memberikan informed consent kepada ibu dan keluarga untuk menyetujui tindakan-
tindakan yang akan dilakukan seperti pemberian obat injeksi, pemasangan infus dll. Ibu
menyetujui.
3. Melakukan perawatan demam, yaitu dengan mengompres anak menggunakan kasa dan air
hangat. Anak sudah dikompress.
4. Melakukan pemeriksaan vital sign meliputi suhu tubuh, respirasi, denyut nadi, dan SpO23.
5. Kolaborasikan dengan dr.Sp.A dalam pemberian terapi :
a. Infus RL 24 tpm menggunakan infus set Macro.
b. Injeksi Antrain 3x 250mg untuk menurunkan Panas dan mengurangi rasa nyeri
c. Injeksi Ceftriaxone 2x1gr untuk antibiotik
d. Injeksi Dexametason 3x5 mg untuk mengatasi peradangan
6. KIE :
a. Menganjurkan kepada orang tua untuk segera memberikan kompres hangat pada anak
jika demam
b. Menganjurkan ibu untuk memberikan makan yg bertekstur lunak sedikit demi sedikit
tapi sering.
Ibu mengerti.
7. Mengobservasi Suhu Anak
8. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.

CATATAN PERKEMBANGAN

No Hari/Tanggal Catatan Perkembangan


1. Sabtu, 01 Februari 2020 SUBJEKTIF
Jam 09.00 WITA Pasien Mengeluh batuk, dan nyeri saat menelan

OBJEKTIF
Keadaan umum lemah,TD 100/60mmHg,
Suhu tubuh 36,80C, Respirasi 26 x/menit, Nadi
105 x/menit, SpO2 94%.

ANALISA
Anak 6 tahun dengan Tonsilofaringitis.

PENATALAKSANAAN
9. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga
bahwa kondisi anak dengan keadaan umum
masih lemah. Ibu dan keluarga mengetahui
kondisi anak saat ini.
10. Melakukan pemeriksaan Vital Sign
meliputi suhu tubuh, respirasi, denyut nadi,
dan SpO2.
11. Menganjurkan pada anak untuk makan
dan minum sedikit demi sedikit.
12. menganjurkan anak untuk istirahat yang
cukup.
13. Melanjutkan terapi sesuai advice
dokter.
14. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.

2 Minggu, 02 Februari SUBJEKTIF


2020 Anak mengeluh demam, nyeri saat menelan,
Jam 08.30 WITA nyeri perut,
OBJEKTIF
Keadaan umum lemah, Suhu tubuh 390C,
Respirasi 22 x/menit, Nadi 115 x/menit, SpO2
97%.
ANALISA
Anak 6 tahun dengan Tonsilofaringitis

PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan kepada ibu dan
keluarga bahwa kondisi anak dengan
keadaan umum masih lemah dan anak
mengalami demam. Ibu dan keluarga
mengetahui kondisi anak saat ini.
2. Melakukan pemeriksaan Vital Sign
meliputi suhu tubuh, respirasi, denyut
nadi, dan SpO2.
3. KIE :
a. Menganjurkan pada anak untuk
makan dan minum sedikit demi
sedikit.
b. Menganjurkan ibu untuk
mengompres anaknya menggunakan
air hangat.
c. menganjurkan anak untuk istirahat
yang cukup.
4. Melanjutkan terapi sesuai advice
dokter.
5. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.

3 Senin, 03 Februari 2020 SUBJEKTIF


Jam 09.00 WITA Anak mengatakan sudah bisa makan sedikit
demi sedikit tapi masih nyeri saat menelan.
OBJEKTIF
Keadaan umum baik, Suhu tubuh 360C,
Respirasi 22 x/menit, Nadi 125 x/menit.
ANALISA
Anak 6 tahun dengan Tonsilofaringitis

PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan kepada ibu dan
keluarga bahwa kondisi anak saat
ini sudah mulai membaik. Ibu dan
keluarga mengetahui kondisi anak
saat ini.
2. Melakukan pemeriksaan Vital Sign
meliputi suhu tubuh, respirasi,
denyut nadi.
3. KIE :
a. Menganjurkan pada anak untuk
makan dan minum sedikit demi
sedikit.
b. menganjurkan anak untuk
istirahat yang cukup.
4. Melanjutkan terapi sesuai advice
dokter.
5. Mendokumentasikan hasil
pemeriksaan.

4 Selasa, 04 Februari SUBJEKTIF


2020 Anak mengatakan sudah bisa makan sedikit
Jam 11.00 WITA demi sedikit , batuk sudah tidak ada, dan nyeri
telan masih ada sedikit.

OBJEKTIF
Keadaan umum baik, Suhu tubuh 36,50C,
Respirasi 26 x/menit, Nadi 132 x/menit.
ANALISA
Anak 6 tahun dengan Tonsilofaringitis

PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan kepada ibu dan
keluarga bahwa kondisi anak
saat ini sudah mulai membaik.
Ibu dan keluarga mengetahui
kondisi anak saat ini.
2. Melakukan pemeriksaan Vital
Sign meliputi suhu tubuh,
respirasi, denyut nadi.
3. KIE :
a. Menganjurkan pada anak
untuk makan dan minum
sedikit demi sedikit.
b. menganjurkan anak untuk
istirahat yang cukup.
4. Melanjutkan terapi sesuai advice
dokter.
5. Mendokumentasikan hasil
pemeriksaan.

5 Rabu, 05 Februari 2020 SUBJEKTIF


Jam : 11.00 WITA Anak mengatakan sudah tidak sakit lagi pada
saat menelan, sudah bisa makan minum seperti
hari hari biasanya, batuk sudah tidak ada, nyeri
perut sudah tidak ada, dan sudah tidak muntah
lagi.

OBJEKTIF
Keadaan umum baik, Suhu tubuh 36,70C,
Respirasi 28 x/menit, Nadi 12x/menit.
ANALISA
Anak 6 tahun dengan Tonsilofaringitis

PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan kepada ibu
dan keluarga bahwa kondisi
anak saat ini sudah baik. Ibu
dan keluarga mengetahui
kondisi anak saat ini.
2. Melakukan pemeriksaan
Vital Sign meliputi suhu
tubuh, respirasi, denyut
nadi.pemeriksaan Vital sign
Normal
3. Anak dalam keadaan sehat
dan sudah diperbolehkan
Dokter pulang.
4. KIE :
a. Menganjurkan pada anak
untuk makan dan minum
sedikit demi sedikit.
b. menganjurkan anak
untuk istirahat yang
cukup.
c. Menganjurkan ibu jika
anak mengalami demam
yang tinggi untuk segera
membawa ke fasilitas
kesehatan terdekat.
5. Infus sudah dilepas.
6. Mendokumentasikan hasil
pemeriksaan.

Anda mungkin juga menyukai