Anda di halaman 1dari 32

O6

PENYUSUNAN
BIM 3D MODEL

Sumber : Penyusunan BIM 3D Model


pada Proyek Renovasi Stadion Manahan Surakarta
6.1 Flow Process Pemodelan BIM (3D Re-Modeling)
6.2 Revit Modeling Standard ADHI
6.3 Model Quality Assurance
6.4 Building Data Integration
6.5 Detailing & Shopdrawing
6.6 Visualization Berbasis Model BIM
6.7 Validate & Control Scope Proyek
sasaran
Bab ini membahas tentang aktivitas dan proses yang harus dilakukan
Tim Manajemen Proyek dalam implementasi di area BIM : 3D Modeling
(Visualization).

Terdapat 4 (empat) fokus dalam area BIM ini, yaitu :


1 Membuat 3D Model yang merupakan representasi 3D dari
Fokus Area [ 3D Modeling ] desain dalam DED/ Gambar For-Tender/ Gambar For-Con
2 Membangun BIM 3D Model , dengan melakukan integrasi data
& informasi bangunan ke dalam setiap family/ 3D object
3 Melakukan Detailing & Shopdrawing , sampai dengan
terbentuknya gambar kerja yang dibutuhkan tim di lini konstruksi
4 Membuat Visualisasi 3D, untuk keperluan virtual review
dengan VR, virtual mock up, pembuatan walkhtrough video,
4 Fokus ini merangkum tugas dan output dokumen
sampai dengan AR (augmented reality) u/ Maket Virtual
dari fungsi jabatan BIM Modeler

pemahaman penting
yang perlu dipahami pada area BIM ini adalah : dengan pemahaman bahwa BIM adalah database bangunan
BIM is not just a 3D model BIM is Database berbasis 3D model, Manual ini memberikan terminologi
sebagai berikut :
• 3D Model : model 3D yang baru dihasilkan dari
proses representasi kembali gambar DED/For-Tender/
For-Con dari 2D CAD menjadi 3D
• BIM Model : model 3D yang sudah diperkaya (diisi)
dengan seluruh data dan informasi proyek selama masa
perencanaan dan konstruksi. Istilah lainnya sudah
dilakukan proses “building data integration”
MANUAL IMPLEMENTASI BIM PADA FASE KONSTRUKSI
Area Implementasi BIM 3D (& Keterkaitan dengan Project Management Process)
Berikut ini uraian tentang Area Implementasi untuk BIM 3D : Modeling (Visualization) dan perspektif

Bab 6 Penyusunan BIM 3D Model


(atau gambaran) bagaimana aktivitas - aktivitas implementasi BIM tersebut digunakan sebagai tools
(atau cara dan teknik) dalam dalam knowledge area dari project management (PMBOK), seperti yang
telah dibahas di Bab 4.7 Perspektif : BIM Sebagai Tools Manajemen Proyek.

[ ADHI ]
INITIATING PLANNING EXECUTING MONITORING & CONTROLLING CLOSING

[ 3D ] BIM Modeling a. Document Review b. Define Modeling Scope / f. Create 3D Model m. Model Quality Check p. BIM As Built Model &
(Visualization) - Dokumen Gambar Discipline g. Model Coordination Review ● Model Quality Check 1 BIM As Built Drawing
- BOQ c. Melaksanakan Pre-Modeling h. Model Collaboration (Kesesuaian dg Data
- RKS / TOR / Spesifikasi Meeting i. Model Verification Kontrak, Visual Check, q. Database Family / 3D
- WBS (Work Breakdown d. Menyusun Alur Pemodelan j. Building Data Integration Interference Check, Object
Structure) & FTDL (Family Type (Penyusunan BIM Model, Standart Check, Model
Deliverable List) berupa integrasi Data & Integrity Check)
e. Define Worksharing Informasi ke dalam setiap ● Model Quality Check 2
Requirement & Plan family/ 3D object) (Clash Detection)
k. Detailing & Shopdrawing
l. Visualization (Rendering) n. Validate & Control Family
- Perspective Image for (Scope)
Virtual Mock up o. 3D Modeling Report
- Walkhtrough Video
- VR (Virtual Reality)
- AR (Augmented Reality)
u/ Maket Virtual

PROJECT INTEGRATION STAKEHOLDER


MANAGEMENT RISK MANAGEMENT SCOPE MANAGEMENT MANAGEMENT

Closing Planning Planning Executing


4.7 Close Project or Phase 11.1 Plan Risk Management 5.1 Plan Scope Management 13.3 Manage Stakeholder
11.2 Identify Risks 5.2 Collect Requirements Engagement
11.3 Perform Qualitative 5.3 Define Scope
Risk Analysis [ 3D ] Review Design 5.4 Create WBS
(Clash Detection) &
11.4 Perform Quantitative Monitoring & Controlling
Identifikasi Risiko
Risk Analysis Konstruksi 5.5 Validate Scope
11.5 Plan Risk Responses 5.6 Control Scope

KONSTRUKSI 4.0 DEPARTEMEN GEDUNG @ ADHI KARYA


6.1 F L O W P R O C E S P EM O D E L A N B I M ( 3 D R E - M O D E L I N G )
Flow process ini memberikan panduan bagi BIM Modeler dalam men-deliver Pemodelan BIM
Bab 6 Penyusunan BIM 3D Model

(3D Re-Modeling) dan menyajikan dokumentasi (data keluaran)-nya. Untuk menghasilkan BIM Model
yang qualified, para BIM Modeler ADHI diharapkan mengikuti step by step proses yang ada dalam
flow process ini, yang secara umum, digambarkan dalam grafis di bawah ini :
3D MODEL USES

Building Data Integration


a.k.Penyusunan BIM Model
Detailing & Shopdrawing
INITIATING CREATE 3D MODEL QUALITY MODEL
 Permulaan  MODEL CHECK (MQC) VERIFICATION Visualization

Document Review Set Up Model MQC - 1 Pengesahan


Standard Check 3D Model For-Con
Define Modeling Scope Penggunaan 3D Model
Content Check pada Implementasi BIM
Pre-Modeling Meeting 4D, 5D, 6D & 7D, serta
Control Element Check BIM CDE, BIM to Field &
Penyusunan Family Type
Deliverable List (FTDL) File Workability Check Digital Technology
Intra Discipline Check Application

MQC – 2
Clash Detection /
Inter Discipline Check
Model Coordination
Review Meeting
Model Assesment &
Certification (by Dept)

Seperti yang telah dijelaskan dalam Bab 4.2 General Workflow Implementasi BIM, bahwa
basic dari implementasi BIM adalah adanya representasi bangunan dalam bentuk 3D model.
Untuk itu tersedianya 3D Model yang qualified menjadi vital. Dengan demikian, manual ini
menjadikan flow process ini sebagai mandatory untuk dilaksanakan oleh Tim Manajemen
Proyek
Detail Flow Process Pemodelan seperti ditampilkan dalam lembar selanjutnya.

MANUAL IMPLEMENTASI BIM PADA FASE KONSTRUKSI


Bab 6 Penyusunan BIM 3D Model
KONSTRUKSI 4.0 DEPARTEMEN GEDUNG @ ADHI KARYA
A PRE - MODELING MEETING
Bab 6 Penyusunan BIM 3D Model

Pre-Modeling Meeting adalah rapat koordinasi awal di internal proyek, sebelum dilakukan
PEM QS BIM (Quantity Surveyor) proses pemodelan BIM. Rapat ini dilakukan oleh Project Engineering Manager (PEM) dan
telah menyelesaikan melakukan review : atau Construction Engineer (CE), dengan peserta sekurang - kurangnya dari BIM Modeler,
penyusunan WBS dan - Dokumen kontrak Scheduler BIM dan QS BIM. Hasil rapat ini digunakan sebagai bahan dan panduan dalam
distribusi WBS ke - Item pekerjaan (BOQ & WBS)
fungsi-fungsi terkait implementasi BIM, baik untuk menghasilkan BIM 3D Model, maupun penggunaan BIM
- Gambar kontrak
- RKS (u/ metode pengukuran) dalam proses konstruksi nantinya (atau VDC : Virtual Design & Construction)
- Dokumen teknis (tender)
- Revit Modeling Standard Target dan Potensi dari Pre-Modeling Meeting
- Rencana pembagian lingkup
Pre-Modeling Meeting memiliki target penting berupa tersusunnya rencana pemodelan BIM
SPK & Subkontraktor
dan terkoordinasikannya aspek - aspek dari scope (item BOQ, metode pengukuran, dll.),
schedule (zoning, metode kerja, peralatan konstruksi dan temporary facility, dll.) yang harus
Construc. Engineer & BIM Scheduler BIM difasilitasi dalam pemodelan BIM.
Modeler melakukan review : Jika dilaksanakan dengan optimal, pre-modeling meeting diharapkan mampu meningkatkan
melakukan review : - Item pekerjaan (BOQ & WBS)
proses kegiatan :
- Item pekerjaan dalam BOQ - Gambar kontrak
dan WBS - Master Schedule & S-Curve • scope definition, baik berupa terdefinisikannya scope of work (lingkup pekerjaan proyek)
- Gambar kontrak (dokumen kontrak) maupun scope of modeling (atau lingkup pemodelan BIM)
- Dokumen teknis BIM (tender) - Pembagian zona pekerjaan & • penyusunan Tabel Ketelusuran
- Sasaran & area implementasi site management • penyusunan Daftar Ketidaksesuaian antar dokumen kontrak, khususnya pada dokumen
BIM (dok. Tender/ BEP) - Statemen metode (tender)
- Revit Modeling Standard - Daftar peralatan yang harus
BOQ, Gambar Kontrak (For-Tender,For-Con) dan RKS
dimodelkan
Materi yang dibahas dalam Pre-Modeling Meeting
• Penyusunan BIM Time Line (atau schedule pemodelan BIM)
• Standardisasi Komponen Setiap Fungsi jabatan Modeler, Scheduler & QS (Object 3D
Model, Task/ Activity & Entity/ Element)
• Penyusunan FTDL (Family / Type Deliverable List)

Tabel Ketelusuran adalah tabel kajian/ review atas dokumen kontrak yang menjadi panduan
pengendalian kontrak dan perubahannya. Tabel ini berisikan penjelasan setiap item BOQ
terkait dengan dokumen yang mana, halaman berapa, pasal berapa, ayat berapa penjelasan
singkat persyaratan dan penukuran hasilnya.
Daftar Ketidaksesuaian adalah matriks komparasi yang menguraikan perbedaan data dan
informasi antar dokumen kontrak dari setiap item pekerjaan. Minimal okumen yang ditinjau
Pre-Modeling Meeting
adalah BOQ, Gambar Kontrak (For-Tender,For-Con) dan RKS (Rencana Kerja & Syarat-Syarat)

MANUAL IMPLEMENTASI BIM PADA FASE KONSTRUKSI


B PENYUSUNAN BIM TIME LINE
Proyek yang menerapkan BIM, baik atas requirement kontrak maupun atas

Bab 6 Penyusunan BIM 3D Model


Titik tekan pada Audit BIM Proyek pada Hold Point 5 % :
inisiasi departemen dan atau proyek, wajib mempunyai perencanaan schedule menekankan terselesaikannya BIM Planning & BIM Set Up
implementasi BIM. Perencanaan schedule ini tertuang dalam BIM Time Line. (terutama BP3 Manajemen BIM Proyek) dan tersusunnya
BIM Time Line ini harus disusun dan ditetapkan dalam Pre-Modeling Meeting, Model 3D dari setiap disiplin
dan selanjutnya dimasukkan ke BP3 Proyek (di bagian BIM). Seperti yang
dipahami bahwa basic dari BIM adalah adanya representasi bangunan dalam
bentuk 3D model, maka BIM Time Line akan fokus pada schedule pemodelan Sedangkan untuk schedule BIM lainnya akan diatur kemudian
BIM pada masa-masa krusial, yaitu 2-3 bulan di awal proyek (atau sebelum pada worksheet yang berbeda. Seperti schedule shopdrawing,
Hold Point 5%). Artinya jika dalam 2 bulan, 3D Model belum dihasilkan dan approval material, kegiatan building data integration, akan
terverifikasi oleh Owner/ Konsultan MK, maka implementasi BIM pada area diatur dalam worksheet yang bernama Model Information
selanjutnya bisa terhambat, dan yang tidak kita inginkan (yaitu “BIM justru Delivery Plan (MIDP), atau yang di ADHI dikenal sebagai
menjadi beban proyek”) bisa terjadi Engineering Plan / Engineering Deliverable List

BIM TIME LINE (PEMODELAN BIM PADA TAHAP PRA-KONSTRUKS)

BULAN KE-1 BULAN KE-2


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S
NO AREA DAN AKTIVITAS IMPLEMENTASI BIM PIC (inisial) KET.
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9
01-Jan-20 06-Jan-20 13-Jan-20 20-Jan-20 27-Jan-20 03-Feb-20 10-Feb-20 17-Feb-20 24-Feb-20
05-Jan-20 12-Jan-20 19-Jan-20 26-Jan-20 02-Feb-20 09-Feb-20 16-Feb-20 23-Feb-20 29-Feb-20

01 BIM PADA FASE KONSTRUKSI


Constrain #1 Constrain #2
[ BM ] BIM PLANNING & SET - UP BIM Planning & Set-Up harus selesai Dalam 2 bulan (maksimal pada HP
Penyiapan Infrastruktur Implementasi BIM, mulai
dari technology, people & process, penyusunan BP3 dalam 2 minggu dari awal proyek, 5%), 3D Model dari setiap disiplin
BIM Proyek dan BEP, Pre-Modeling Meeting, sampai atau selambat-lambatnya 3 minggu. sdh di-approve oleh Owner/MK
dengan BIM CDE & CLOUDIA Set Up
[ SR ] SITE RECONSTRUCTION MODELING

[ 3D ] BIM MODELING (VISUALIZATION)


3.1 CREATE 3D MODEL
3.2 MODEL QUALITY CHECK
3.4 BUILDING DATA INTEGRATION
3.5 DETAILING & SHOPDRAWING
3.6 VISUALIZATION (RENDERING)

[ 4D ] BIM 4D SCHEDULE SIMULATION


4.1 DEVELOP MASTER SCHEDULE BERBASIS BIM
4.2 PENYUSUNAN BIM 4D (LEVEL 1) :
4D SEQUENCE SIMULATION
4.3 PENYUSUNAN PROGRESS REPORT BERBASIS Constrain #3 : Karena menggunakan software berbeda,
BIM
Quantifikasi BIM bisa berjalan beriringan dg pemodelan
[ 5D ] BIM 5D COST MODELING
5.1 QUANTIFIKASI BIM

KONSTRUKSI 4.0 DEPARTEMEN GEDUNG @ ADHI KARYA


C FAMILY / TYPE DELIVERABLE LIST (FTDL)
Family/Type Deliverable List (yang disingkat menjadi FTDL) adalah tabel yang
Bab 6 Penyusunan BIM 3D Model

FTDL merangkum kebutuhan untuk setiap disiplin pemodelan :


menguraikan secara terperinci kebutuhan component/ element/ 3D Object 01. STRUKTUR (BETON & BAJA)
BIM dalam proses pemodelan BIM. Kebutuhan 3D Object BIM, atau yang 02. ARSITEKTUR
disebut sebagai Family/Type dalam manual ini, dituliskan di tabel sebelah 03. MEKANIKAL - ELEKTRIKAL - ELEKTRONIKA
kanan, bersesuaian dengan item pekerjaan yang ter-breakdown pada tabel 04. HARDSCAPE - LANDSCAPE
sebelah kiri, yaitu pada bagian WBS (Rincian Lingkup Pekerjaan Terperinci). 05. PERALATAN KONSTRUKSI DAN K3 PROYEK
Struktur WBS mengikuti Project Element Cost Model, sedangkan Kode dan (digunakan saat pemodelan BIM 4D dan BIM 6D)
penamaan Family/ Type mengikuti Revit Modeling Standard ADHI yang 06. FASILITAS SEMENTARA PROYEK
dijelaskan pada Bab 6.2 (digunakan saat pemodelan BIM 6D : site management)

FAMILY / TYPE DELIVERABLE LIST (FTDL)


Proyek Renovasi dan Pengembangan Stadion Manahan Surakarta

WORK BREAKDOWN STRUCTURE ( RINCIAN LINGKUP PEKERJAAN TERPERINCI ) FAMILY / TYPE DELIVERABLE LIST MONITORING
URAIAN PEKERJAAN (DATA BOQ) Nama Type (disesuai data BQ, REALISASI
NO AREA / JENIS PEKERJAAN Jenis Family Nama Family (nama file .rfa)
Nama Pekerjaan Item Pekerjaan Sub-Item Pekerjaan Kode Gambar, RKS) OPEN CLOSED
01 PEKERJAAN STRUKTUR

A STRUKTUR BAWAH
(SUB-STRUCTURE) : BETON - STRUKTUR PONDASI - Pondasi Spunpile - Tiang Pancang Spunpile S1 FN Loadable F AK_S1FN_Spunpile - Spunpile Dia 60 O
- Pile Cap P6 S1 FN Loadable F AK_S1FN_Pile Cap_6 Spunpile

02 PEKERJAAN ARSITEKTUR

A ARSITEKTUR : FINISHING
AK_ A4DD_Steel Door_Double PB-
- PEK. PINTU DAN JENDELA - Pekerjaan Pintu dan Jendela - Pintu Besi Type PB-01 A4 DD Loadable F - PB-01 uk. 1625 x 2415mm O
01
DAN PARTISI KACA
AK_A6SF_Closet_Toto CW421J- Closet CW421J-
- PEK. SANITARY - Sanitary - Closet Duduk A6 SF Loadable F - O
SW240JP SW240JP

PEKERJAAN MEKANIKAL - ELEKTRIKAL -


03
ELEKTRONIK

A MEKANIKAL
AK_M1AC_Ceiling_Toshiba MMC-AP AC Ceiling MMC-AP 036 048
- PEK. TATA UDARA - Peralatan Utama - Unit Air Conditioning M1 AC Loadable F - O
036 048 056 8HP-E 056 8HP-E

Uraian WBS, yang mencerminkan Kode Disiplin- Urutan WBS Uraian Family/Type yang dibutuhkan
scope of work proyek & Initial Item dalam WBS dalam pemodelan BIM

MANUAL IMPLEMENTASI BIM PADA FASE KONSTRUKSI


C SET - UP 3D MODEL
Sebelum memulai aktivitas pemodelan BIM, Tim BIM Proyek terlebih

Bab 6 Penyusunan BIM 3D Model


Panduan Segregasi Data & Pemodelan BIM
dahulu diharuskan menetapkan : • Pertama, jika terdiri atas beberapa bangunan gedung, maka model
BIM dibagi dalam setiap bangunan
Rencana Segregasi Data & Pemodelan BIM
• Kedua, per-bangunan kemudian dibagi ke setiap disiplin (Struktur,
Rencana segregasi adalah bagaimana membagi model dari suatu
Arsitektur, ME dan Hardscape-Landscape)
bangunan, sehingga file model BIM tidak menjadi besar dan sulit untuk
• Ketiga, untuk Modeling Struktur & Arsitektur : model bisa dibagi
dibuka maupun dilakukan pembaruan model. Apalagi jika model yang
kembali per-zona pekerjaan dan atau per-lantai
dikerjakan adalah mega-proyek yang terdiri dari disiplin yang
• Untuk Modeling ME : model dibagi ke sub-disiplin ME, misal model
kompleks, dan membutuhkan banyak modeler (atau yang akan
Plumbing + Sanitary, model Tata Udara (HVAC), model Elektrikal, dll
dikerjakan dengan sistem worksharing), tentu membutuhkan
• Setiap bagian model disatukan (atau dilakukan model collaboration)
pengaturan pembagian yang optimal dan tidak overlapping. Segregasi
dengan cara LINK ke Federated Model (model gabungan-nya)
Model BIM harus memperhatikan : kompleksitas proyek, bentuk
• Penamaan setiap bagian model BIM tetap mengikuti Standar
bangunan (vertical/memanjang, tipikal/beragam), zoning pekerjaan
Penamaan File (File Naming) seperti dalam Revit Modeling Standard.
(location-based planning) & scope of work (lingkup pekerjaan)

untuk Modeling Struktur & Arsitektur : untuk Modeling MEP


MODEL >> BUILDING >> DISCIPLINE >> FLOOR / UNIT MODEL MODEL >> BUILDING >> DISCIPLINE >> SUB-DISCIPLINE/ITEM

Ilustrasi :
Pembagian Data Pemodelan

STRUCTURE / ARCHITECTURE
FLOOR/ UNIT MODEL

FLOOR/ UNIT MODEL

MODELING
ZONING MODEL
FLOOR/ UNIT MODEL
Hardscape  H 
Arsitektur  A 
Struktur  S 

ME  M,E 

HVAC / PLUMBING ELECTRICAL


TATA SANITARY
UDARA

MODELING
FEDERATED MODEL DISCIPLINE MODEL

MEE
SUB-DISCIPLINE MODEL
Sumber : dikembangkan dari Singapore VDC Guide - Version 1.0 (2017)
KONSTRUKSI 4.0 DEPARTEMEN GEDUNG @ ADHI KARYA
C SET - UP 3D MODEL
Pembuatan 3D Model setiap Disiplin
Bab 6 Penyusunan BIM 3D Model

Clash Detection adalah salah satu fitur yang dibicarakan “paling menjanjikan” dalam implementasi BIM. Tetapi
jika tidak diimbangi dengan pengaturan pemodelan yang tepat dan teknik modelling yang benar, justru clash
detection akan menjebak kita dalam proses yang tidak efisien. Terlalu banyak waktu berharga dan energi yang
terbuang untuk menyelesaikan clash detection dan revisi model-nya, alih-alih untuk melakukan value engineering,
menyelesaikan clash system tersebut. Dan seringkali, clash detection terjadi bukan karena secara desain atau
sistem-nya saling berbenturan (clash system) , misal ducting ME yang bertabrakan dengan struktur balok, tetapi
justru lebih banyak disebabkan oleh teknik modeling yang tidak benar. Juga karena modeling setiap disiplin
dilakukan secara terpisah oleh masing - masing modeler berdasarkan data CAD masing-masing disiplin, baru
dilakukan proses clash detection intra-disiplin atau antar-disiplin, maka yang terjadi kita “geleng-geleng”
menemukan fakta bahwa ratusan clash ditemukan dan revisi model-nya menyita waktu. Padahal harusnya clash
bisa dideteksi sejak awal ketika pemodelan setiap disiplin, bukan setelah pemodelan selesai. Solusinya, runutkan
proses pemodelan disiplin dan menggunakan satu disiplin sebagai reference bagi modeling disiplin lainnya.
Solusi itu, dalam manual ini, disebut sebagai “PEMODELAN BERJENJANG”.
Sesuai dengan perspektif modeling BIM dalam manual ini, yaitu RE-MODELING, maka yang di set-up modelnya
terlebih dahulu adalah modeling Struktur. Hal ini dikarenakan shopdrawing Struktur-lah yang segera dibutuhkan
untuk proses produksi, sehingga model Struktur-pun harus segera jadi. Setelah itu, model struktur dijadikan
reference via link untuk modeling arsitektur. Kemudian, model Struktur dan model Arsitektur dijadikan reference
via link untuk modeling ME, dan begitu seterusnya seperti terlihat di flow process di samping.

Panduan Set - Up 3D Model


Untuk menerapkan konsep di atas, dalam pembuatan 3D Model, Tim BIM Proyek diwajibkan
mengikuti panduan berikut ini :
1. Menggunakan BIM Modeling Template - ADHI untuk Bangunan Gedung yang sudah ditetapkan
dan yang terbaru
2. Menyusun Family / Type Deliverable List (FTDL) dan menyiapkan Family/ Type yang dibutuhkan
3. Menyusun Urutan Pemodelan (Technical Drawing)
4. Melakukan Pengecekan Data Awal (Superimpose CAD Struktur dengan CAD Arsitektur (Denah
& Potongan)) dan Menyiapkan CAD Link (per-denah, per-item, per-potongan, per-detail)
5. Set-Up Pemodelan berdasarkan Revit Modeling Standard ADHI
6. Menetapkan Origin Point & Orientation, Master Grid & level, serta kesepakatan SFL dan FFL
(Structure Finish Level & Floor Finish Level)
7. Menerapkan “PEMODELAN BERJENJANG” dalam proses pemodelan

MANUAL IMPLEMENTASI BIM PADA FASE KONSTRUKSI


6.2 R E V I T M O D E L I N G S T A N D A R D A D H I
Standar pemodelan ini disusun untuk memberikan panduan dan arah

Bab 6 Penyusunan BIM 3D Model


dalam membangun BIM 3D Model di proyek, sehingga BIM 3D Model
yang dihasilkan mampu menjadi “backbone” dalam proses digitalisasi
konstruksi (virtual design & construction) dan mumpuni digunakan
untuk mengelola bangunan pada pasca konstruksi (operation &
maintenance, renovasi dan demolisi). Dengan demikian, standar ini
harus diikuti dengan kepatuhan penuh oleh BIM Modeler dan
penanggung jawab implementasi BIM di proyek konstruksi ADHI.
Tim BIM Proyek bisa melakukan penyesuaian standar pemodelan ini
selama masa penyusunan BEP (BIM Execution Plan) dengan
berkoordinasi ke Biro Engineering & BIM di Departemen. Sehingga
perbaikan terus menerus dari standar ini bisa dilakukan.

Pada versi pertama, REVIT MODELING STANDARD ADHI ini terdiri atas
:
1. Standar Penamaan File (File Naming)
2. Standar Penamaan Family/ Type (Object Naming)
3. Nomenklatur Object Naming untuk WBS Validation
4. BIM Modeling Template - ADHI untuk Bangunan Gedung
- Standar Penamaan View (View Naming)
- Standar Penamaan Sheets (Sheet Naming)
- Standar Pendetailan dan Presentasi (Anotation, Line Weight,
Pattern & Styles, Hatching & Filled Regions, Dimensioning,
Symbology & Copyright)
- Standar Colour System, khusus Modeling ME
- Standar Title Block
5. Teknik Pemodelan dan Standar Core Information dalam Family Revit Modeling Standard ADHI ini secara lengkap disusun dalam
Properties “Panduan & Teknik : MODELING & SHOPDRAWING BERBASIS BIM”.
6. Pengantar Shopdrawing Berbasis BIM Sedangkan dalam manual ini hanya diambil sebagian untuk
7. Standar Modeling via Worksharing : Revit Server memberikan perspektif atas standar pemodelan.

KONSTRUKSI 4.0 DEPARTEMEN GEDUNG @ ADHI KARYA


6.2 R E V I T M O D E L I N G S T A N D A R D A D H I
Standar Penamaan File (File Naming)
Bab 6 Penyusunan BIM 3D Model

Standar Penamaan File ini dimaksudkan untuk standardisasi informasi dan data dalam implementasi BIM, sehingga mulai fase Desain/
Pra-Konstruksi s.d Hand Over Proyek dan fase Operation & Maintenance, terdapat satu "bahasa" untuk mengidentifikasi BIM Model.
Standar ini disesuaikan dengan “kultur konstruksi” yang secara umum diterapkan di ADHI dan di Indonesia, seperti penggunaan R1 (untuk
revisi ke-1 dst), serta Kode Bangunan untuk memfasilitasi proyek kawasan yang terdiri atas banyak bangunan gedung. Format Penamaan
File BIM Model, mulai dari 3D sampai dengan 7D, mengikuti tata aturan sebagai berikut :

Semua huruf dalam kapital,


Inisial No. Proyek Inisial Proyek Kode Bangunan Disiplin Zona/ Sub-Item Revisi dengan pemisah antar inisial
menggunakan tanda hubung (-),
AK - 2020111000 - A B C - X Y - S T R - 0 1 - R 0 0 bukan spasi

inisial ADHI Singkatan nama proyek yang mudah Jika hanya 1 bangunan, ditulis “00” Inisial dari disiplin modeling. Menunjukkan pembagian
dikenali. Terdiri dari 3 - 5 huruf, misal : Bila terdiri atas beberapa bangunan, ditulis Ditulis dengan 3 huruf, yaitu : zona proyek, blok atau
Jika KSO, maka inisial SMS : Stadion Manahan Surakarta singkatan nama Gedung terkait (2-3 huruf), STR : Model Struktur pembagian pemodelan
disesuaikan kembali SUGBK : Stadion Utama GBK misal pada Proyek UIN Walisongo Semarang, ARS : Model Arsitektur (segregasi model BIM).
UINSG : UIN Walisongo Semarang GLI : General Library & ICT Center MEK : Model Mekanikal Ditulis dengan 2 angka
ABR : Administration Building Rectorate ELE : Model Elektrikal
PLT : Planetarium FDR : Model Gabungan

Berikut ini contoh penulisan nama file BIM Model :


Area Modeling Bangunan Model Penamaan File Keterangan/ Zona
Existing Condition Modeling Site Survey (Site Plan) AK-2020111000-UINSG-00-ECM-00-R00 Site Survey Kawasan & Bangunan
BANGUNAN
3D Modeling
Design General Library & Struktur AK-2020111000-UINSG-GLI-STR-00-R00 Struktur General Library & ICT
ICT Center (GLI) Arsitektur AK-2020111000-UINSG-GLI-ARS-00-R00 Arstektur General Library & ICT
Mekanikal AK-2020111000-UINSG-GLI-MEK-00-R00 Mekanikal General Library & ICT
Elektrikal AK-2020111000-UINSG-GLI-ELE-00-R00 Elektrikal General Library & ICT
Federated AK-2020111000-UINSG-GLI-FDR-00-R00 Gabungan Antar Disiplin
Planetarium (PLT) Struktur AK-2020111000-UINSG-PLT-STR-00-R00 Struktur Planetarium
INFRASTRUKTUR KAWASAN
Hard/Landscape AK-2020111000-UINSG-00-HDS-01-R00 Hardscape Kawasan
BIM 4D : Scheduling Squence Simulat. AK-2020111000-UINSG-00-SCH-00-R00 Simulasi dari Squence
BIM 5D : General Library & QTO Rebar AK-2020111000-UINSG-GLI-TRB-01-R00 Take Off Volume Rebar GLI
Quantification ICT Center (GLI) QTO STR-ARS AK-2020111000-UINSG-GLI-TAS-01-R00 Take Off Vol. Struktur & Arsitektur GLI

MANUAL IMPLEMENTASI BIM PADA FASE KONSTRUKSI


6.2 R E V I T M O D E L I N G S T A N D A R D A D H I
Standar Penamaan Family/ Type (Object Naming)

Bab 6 Penyusunan BIM 3D Model


Sebelum menguraikan standar penamaan, disampaikan terlebih dahulu karakteristik dari Family/ Type dari Autodesk Revit, yaitu :

 Setiap item pekerjaan dalam WBS (Work Breakdown Structure)


 Autodesk Revit menyusun parametric object/ component dari
bangunan didiwujudkan dalam component/element/3D Object BIM
setiap disiplin (Structure, Architecture & System (ME)) ke dalam
yang disebut dengan parametric object/ component
library system sesuai dengan perilaku masing-masing obyek atau
item pekerjaan, dengan hierarki sebagai berikut :

LIBRARY > FAMILY > TYPE > INSTANCE

 Library adalah tingkatan tertinggi penggolongan component/


element/ 3D Object BIM seperti wall, door, window, floor, roof,
ceiling, yang menentukan konsistensi dan perilaku komponen
atau elemen tersebut
 Family Revit dibedakan menjadi 2 : Loadable Family dan System/
Default Family
a. Loadable Family : Family yang dapat di-custom (dibuat &
dimodifikasi) dan penggunaannya adalah dengan cara file
family ( .rfa ) di-load ke file project Revit ( .rvt )
b. System/Default Family : Family yang sudah default / fix,
yang biasanya berupa elemen bidang (boundary) seperti
Floor, Ceiling, Roof, Slab, Wall dll ; dan cara penggunaannya
adalah dengan cara edit Type di file project Revit ( .rvt )
dikarenakan breakdown ini digunakan untuk scope
definition dan atau WBS validation, maka  Type adalah hierarki yang berada di bawah (di dalam) Family,
penyusunan standar penamaan Family/ Type (Object yang propertinya mengatur parameter seperti dimensi dan
Naming) ini akan diitegrasikan dengan “The Project material. Parameter dalam properties inilah yang nantinya kita
Element Cost Model” (diuraikan lebih lanjut di gunakan untuk membangun BIM Model (information
halaman berikutnya)
management) melalui kegiatan Building Data Integration

KONSTRUKSI 4.0 DEPARTEMEN GEDUNG @ ADHI KARYA


6.2 R E V I T M O D E L I N G S T A N D A R D A D H I
Standar Penamaan Family/ Type (Object Naming)
Bab 6 Penyusunan BIM 3D Model

Tata aturan Penamaan Family/Type (Object Naming) dikembangkan dari “The Kode Disiplin & Urutan WBS diambil dari susunan BQ yang umum
Project Element Cost Model” dan untuk memenuhi kebutuhan proses scope ditemui dalam konstruksi bangunan gedung. Sedangkan Initial item
definition dan WBS validation dalam WBS (pada standar penamaan Family/Type) terinisiasi dan
dikembangkan dari ”The Project Element Cost Model” yang
Standar Penamaan Family (untuk jenis Loadable Family) terdapat dalam ”Standard Method of Measurement For Building
Penamaan Family diberikan dengan mengganti nama file family ( .rfa), sesuai Elements, 2001” oleh Architectural Services Department,
standar penamaan sebagai berikut : Queensway Government Offices - Hongkong.

AK _ S 1 F N _ Pile Cap _ 6 Spunpile

AK _ A 4 D D _ Steel Door _ Double PB-01

AK _ A 6 S F _ Closet _ Toto CW421J-SW240JP

AK _ M 1 A C _ Ceiling _ Toshiba MMC-AP 036 048 056 8HP-E

Kode Disiplin & Initial Item Nama Family Nama Sub-Family (dari sub-
Urutan WBS dalam WBS (dari nama item) item/ merk - tipe material)

Contoh Penamaan Family (secara menyambung)


AK_S5SC_Kolom AK_R1SC_Kolom WF
AK_ A4DD_Steel Door_Double PB-01 AK_A6SF_Closet_Toto CW421J-SW240JP
AK_M1AC_Ceiling_Toshiba MMC-AP 036 048 056 8HP-E

Tata aturan penulisan lainnya :


 Antara kode/inisial/family/sub-family dipisahkan dengan underscore ( _ )
 Jika terdapat initial item yang belum ada dalam kode WBS BIM ADHI, bisa
berkoordinasi dengan Biro Engineering & BIM
 Nama family dan sub-family menggunakan Capitalize Each Word (huruf kapital
pada setiap awal kata), dengan (spasi) sebagai pemisah antar kata. Tanda hubung
(-) hanya digunakan pada nama sub-family untuk memisahkan kode item seperti
pada kode pintu : PB-01 atau untuk merk dengan tipe-nya.
MANUAL IMPLEMENTASI BIM PADA FASE KONSTRUKSI
6.2 R E V I T M O D E L I N G S T A N D A R D A D H I
Standar Penamaan Family/ Type (Object Naming)

Bab 6 Penyusunan BIM 3D Model


Standar Penamaan Family (untuk jenis Loadable Family) Standar Penamaan Type (untuk jenis Loadable Family)
Penamaan Family diberikan dengan mengganti nama file family ( .rfa), Penamaan Type dari sebuah Family diberikan dengan cara add/edit
sesuai standar penamaan sebagai berikut : Family Type pada file family (.rfa), dengan standar sebagai berikut :

> B1 30x60
(kode item pada gambar) (spasi) (ukuran) x (ukuran)
ukuran dalam “cm”

Kode Disiplin
S Struktur - Beton
R (Rafter,Roof) u/ Struktur - Baja
A Arsitektur - Finishing , Furniture & Interior Work, dan Signage
C (Cladding) u/ Arsitektur - Roof & Façade
M Mekanikal
E Elektrikal
D (Digital) u/ Elektronika
H Hardscape & Infrastruktur Kawasan
L Landscape, Field of Play Standar Penamaan Type (untuk jenis System/Default Family)
SOG (Slab on Ground) adalah Plat Lantai di lantai
Untuk membedakan antara Struktur Beton (Cast in Situ/ Precast) SOG - Slab 12cm paling dasar, yang berada di atas tanah langsung
dengan Struktur Baja, maka nama Family dibuat seperti ini : Plat Beton yang menumpu di balok, dengan
S1 - Plat lantai 12cm sistem konvensional
 Kolom : untuk kolom beton cast in site (cor di tempat) Plat Beton yang menumpu di balok, dengan
 Kolom Precast : untuk kolom beton precast S2 - Floordeck 120cm sistem floordeck
 Kolom WF : untuk kolom baja WF. Kode “WF” bisa diganti (kode utk item, disesuaikan BQ/gambar) (spasi) (-) (spasi) (nama type + ukuran)
dengan tipe baja lainnya, seperti H, I, King Cross, dll.
KONSTRUKSI 4.0 DEPARTEMEN GEDUNG @ ADHI KARYA
6.2 R E V I T M O D E L I N G S T A N D A R D A D H I
Nomenklatur Object Naming untuk WBS Validation
Bab 6 Penyusunan BIM 3D Model

Nomenklatur Object Naming adalah breakdown kodifikasi dari family/ 3D object BIM yang
AK _ S 1 F N _ Pile Cap _ 6 Spunpile
berkorelasi dengan project element cost (atau item pekerjaan dalam BOQ). Kodifikasi ini digunakan
sebagai panduan penamaan family/type (object naming) pada bagian “kode Disipin & Urutan WBS”
Kode Disiplin & Initial Item
dan “Initial Item dalam WBS”. Sedangkan WBS (atau Work Breakdown Structure) adalah gambaran Urutan WBS dalam WBS
lingkup pekerjaan / scope of work yang ter-breakdown secara detail dalam sub-paket pekerjaan.

Nomenklatur Object Naming : BANGUNAN GEDUNG

Struktur  S  Arsitektur  A  Hardscape  H  Mekanikal  M



STRUKTUR BAWAH (SUB-STRUCTURE) : BETON FINISHING, FURNITURE-INTERIOR & SIGNAGE PEKERJALAN JALAN KAWASAN Elektrikal  E 
S1 Struktur Pondasi FN (Foundation) A1 Finishing Dinding WP (Wall & Partition) H1 Perkerasan Jalan RO Road & Paving
S2 Tie Beam (Sloof) TB (Tie Beam) SC Kolom Praktis RK Kansteen Elektronik  D 
S3 Dinding Penahan WR (Wall-Retaining) SB Balok Praktis H2 Drainase DC (Drainage Connection) di halaman
S4 Plat Lantai Dasar SG (Slab on Ground) A2 Finishing Lantai FF (Floor Finish) Saluran Drainase selanjutnya
A3 Finishing Plafond CF (Ceiling Finish) MH Manhole, Bak Kontrol
STRUKTUR ATAS (SUPER-STRUCTURE) : BETON
A4 Pekerjaan Pintu DD (Door) CT (Cable Trench)
S5 Struktur Kolom SC (Structure-Column)
Jendela WD (Window) H3 Dinding Penahan WR (Wall-Retaining)
SW (Shear Wall)
S6 Struktur Balok & SB (Structure-Beam) A5 Pengecatan PEKERJAAN FASILITAS PENUNJANG
Parapet PS (Parapet - Structure) A6 Sanitary/ Toilet SF (Sanitary Fitting) H4 Pagar Kawasan, PG Pagar, Pintu Gerbang
S7 Plat Lantai SS (Structure-Slab) Cubicle Toilet PT (Partition Toilet) Railing BR (Balustrades-Rails
S8 Struktur Tangga ST (Stair-Tribune) A7 Pekerjaan Lain-Lain BR (Balustrades-Rails) H5 Penunjang BT Bak Tanaman
Ramp, Tribun SB Balok Tribun/Tangga (Tangga,Railing,Pagar) Landscape
SS Plat Tribun A8 Furniture-Interior IF Furniture
RM (Ramp) Work IW Interior Work PEKERJAAN LAIN - LAIN
H6 Field of Play (FOP) AT (Athletic Track)
S9 Struktur Core Lift FN Pondasi Pit Lift A9 Signage IS Signage
PS (Play-Soccer)
CL Dinding Pit Lift
SC Kolom Lift PEKERJAAN PENUTUP ATAP & FASADE
SB Beam Separator C1 Penutup Atap RF (Roof Finish)
STRUKTUR BAJA C2 Fasade CC (Cladding- Landscape  L 
R1 Struktur Rangka SC Kolom Baja Curtain Wall)
Baja Atap SB Balok Baja OC Other Fasade PEKERJALAN LANDSCAPE
RG (Rafter Gording) L1 Pekerjaan Tanaman LT (Landscape-Trees)
RO (Rafter Other) L2 Field of Play (FOP) PS (Play-Soccer)
R2 Struktur Baja SC Kolom Baja
Pendukung SB Balok Baja

MANUAL IMPLEMENTASI BIM PADA FASE KONSTRUKSI


6.2 R E V I T M O D E L I N G S T A N D A R D A D H I
Nomenklatur Object Naming untuk WBS Validation

Bab 6 Penyusunan BIM 3D Model


AK _ M 1 A C _ Ceiling _ Toshiba MMC-AP 036 048 056 8HP-E

Kode Disiplin & Initial Item


Urutan WBS dalam WBS
Nomenklatur Object Naming : BANGUNAN GEDUNG (lanjutan)

Struktur  S  Mekanikal  M  Elektrikal  E  Elektronik  D 

Arsitektur  A  PEKERJAAN TATA UDARA PEKERJAAN LISTRIK PEKERJALAN TELEPHONE / PABX


M1 Tata Udara AC Peralatan Utama E1 Panel Power LV Panel TR D1 Telephone/PABX TP Peralatan Utama
Hardscape  H  DF (Ducting & Fitting - MV Panel TM TI Instalasi Telepon
Fictures) E2 Kabel Power LC (Low Voltage-Cable)
PEKERJAAN FIRE ALARM
Landscape  L  PEKERJAAN PLUMBING Installation
D2 Fire Alarm FA Peralatan Utama
M2 Plumbing PL Peralatan Utama MC (Medium Voltage-
di halaman FI Instalasi Fire Alarm
Services RW (Rain Water) Cable) Installation
sebelumnya PEKERJAAN DATA
Installation E3 Tray Cable CT (Cable-Tray)
E4 Penerangan EF (Electrical Fittings & D3 Data DT Peralatan Utama
WS (Waste-Sewage
Fixtures) DI Instalasi Data
Water) Installation
HW (Hot Water) PEKERJAAN LIGHTNING PROTECTION PEKERJAAN SOUND SYSTEM
Installation E5 Penangkal Petir PR Lightning Protection D4 Sound System SN Peralatan Utama
CW (Cold Water) (Peralatan & Instalasi) SI Instalasi Sound
Installation System
GENSET, TRANSFORMATOR & UPS
FIRE FIGHTING / FIRE SERVICE E6 Generator Set, GE Generator Set PEKERJAAN MATV
M3 Fire Services FH (Fire Hydrant) & Transformator Set, (Peralatan & Instalasi) D5 MATV MA Peralatan Utama
Peralatan Utama & Uniterruptible TF Tranformator Set MI Instalasi MATV
SR (Sprinkler) & Power Supply (Peralatan & Instalasi) PEKERJAAN CCTV
Installation UP UPS D6 CCTV CV Peralatan Utama
FS (Fire Suppression) (Peralatan & Instalasi) CI Instalasi CCTV
PEKERJAAN STP & WTP PEKERJAAN ELEKTRIKAL LAIN - LAIN
M4 STP & WTP SP Pekerjaan STP E7 Special Lighting, SL Special Lighting
WT Pekerjaan WTP Gedung Lighting Stadium
LS Lighting Stadium
TRANSPORTASI DALAM GEDUNG E8 Scoring Board BS (Board-Scoring)
M5 Lift, Escalator LF Pekerjaan Lift
Travelator CO Conveyor
ES Escalator,
Travelator

KONSTRUKSI 4.0 DEPARTEMEN GEDUNG @ ADHI KARYA


6.2 R E V I T M O D E L I N G S T A N D A R D A D H I
BIM Modeling Template - ADHI untuk Bangunan Gedung
Bab 6 Penyusunan BIM 3D Model

BIM Modeling Template - ADHI untuk Bangunan Gedung adalah Revit Pada versi pertama ini, telah disediakan Template untuk
Template dalam bentuk file ( .rte) yang digunakan oleh Modeler untuk Bangunan Gedung (Umum), yang terpisah menjadi dari 3 disiplin :
mengawali proses pemodelan BIM (Set-Up 3D Model). Template ini berisikan Struktur, Arsitektur dan ME. Pada versi selanjutnya, dengan
pengaturan default seperti Material Asset, Object Styles, View Type/ semangat perbaikan tiada henti (kaizen), Template, beserta
Template, Family & Setting Default, dan lainnya. Template ini dimaksudkan database Family/Type akan dikembangkan secara spesifik ke
untuk membuat kepatuhan terhadap Revit Modeling Standard ADHI setiap jenis konstruksi Bangunan Gedung, seperti :
menjadi lebih sederhana dan mudah diterapkan untuk tim proyek. Selain • Bangunan Perkantoran / Akademik • Rumah Sakit
itu, untuk mendukung penerapan Standar BIM ADHI dan percepatan proses • Bangunan Apartemen • Bangunan Ibadah
pemodelan, Family/Type untuk bangunan gedung telah disiapkan tersendiri • Bangunan Bandara (Terminal) (Masjid)
dalam “RVT BIMA.GEDUNG 2020”.

BIM Modeling Template - ADHI untuk Bangunan Gedung


antara lain terdiri atas standar – standar di bawah ini :
- Standar Penamaan View (View Naming)
- Standar Penamaan Sheets (Sheet Naming)
- Standar Pendetailan dan Presentasi (Anotation, Line
Weight, Pattern & Styles, Hatching & Filled Regions,
Dimensioning, Symbology & Copyright)
- Standar Colour System, khusus Modeling ME
- Standar Title Block

MANUAL IMPLEMENTASI BIM PADA FASE KONSTRUKSI


6.2 R E V I T M O D E L I N G S T A N D A R D A D H I
Teknik Pemodelan dan Standar Core Information dalam Family Properties

Bab 6 Penyusunan BIM 3D Model


Teknik Pemodelan adalah ketentuan dan persyaratan minimum yang Selayaknya Teknik Penggambaran CAD, yang setiap komponen harus
harus dilakukan pada saat pemodelan suatu komponen dari 3D Model digambar dengan layer yang tepat dan dengan tarikan garis yang benar,
BIM. Teknik Pemodelan yang tepat dan benar akan menjamin begitu juga dengan Teknik Pemodelan dalam BIM. Setiap komponen (3D
keakuratan dari proses Quantifikasi (Quantity Take Off/ Material Take Object/ family) BIM harus dimodelkan sesuai karakteristik dari item
Off), serta menjamin ketersinambungan penerapan BIM pada area pekerjaan tersebut, misalnya komponen yang diidentifikasi sebagai
yang lain selama proses konstruksi. Artinya hasil dari pemodelan 3D “Balok”, harus dimodelkan dengan family BIM, dengan karakter
BIM dapat langsung digunakan untuk men-generate dan pemodelan”Beam”.
mempermudah proses BIM yang lain, seperti :
• Meminimalkan clash detection akibat pemodelan yang tidak benar Hal ini sejalan dengan penjelasan pada Bab 2 Get the Picture of BIM,
(contohnya : ujung balok yang masih menonjol di luar batas kolom, bahwa BIM tersusun atas komponen yang disebut dengan “Parametric
dinding interior non-toilet di area plafond yang masih floor to floor, 3D Object”.
sehingga terbaca clash dengan ducting, dan lainnya).
Clash yang diharapkan bisa dideteksi dengan penerapan BIM adalah Jadi spirit dari Teknik Pemodelan adalah menjamin terbangunnya
clash yang terjadi akibat system atau desain, bukan akibat BIM 3D Model yang qualified , yang mampu menunjang
pemodelan yang tidak benar. Clash seperti ini bisa menguras energi implementasi BIM pada dimensi selanjutnya (4D s.d 7D)
dan waktu untuk memperbaiki.
• Detailing Rebar (pembesian). Dengan Teknik Pemodelan yang benar,
misalnya pada Balok yang dimodelkan per-bentang column to
column, akan memudahkan dalam pendefinisian rebar per tumpuan
- lapangan.
• Pembuatan BIM 4D Schedule Simulation
• Penerapan BIM 6D, seperti Structure Analysis, Methods Simulation,
sampai dengan
• Penyusunan BIM 7D, baik Asset Tagging maupun COBIe format
extraction

KONSTRUKSI 4.0 DEPARTEMEN GEDUNG @ ADHI KARYA


6.2 R E V I T M O D E L I N G S T A N D A R D A D H I
Teknik Pemodelan dan Standar Core Information dalam Family Properties
Bab 6 Penyusunan BIM 3D Model

Sedangkan yang dimaksud dengan Standar Core Information (dalam Dalam konteks ketersinambungan data dengan platform FM (Facility
Family Properties) adalah minimum data / atribut geometrik & non- Management), atribut - atribut yang sudah diperkaya ini berperan elan
geometrik yang harus terdapat pada family properties di setiap vital sebagai agen pertukaran data dari tahap konstruksi ke tahap
komponen / 3D object BIM, sesuai dengan disiplinnya operasi & pemeliharaan. BSI (British Standards Institution)
menyebutnya sebagai COBIe format (Construction Operations Building
Atrinut - atribut ini, selanjutnya diperkaya (diisi) dengan seluruh data Information Exchange). Lebih detail tentang COBIe format dan
dan informasi proyek pada aktivitas “Building Data Integration”, bagaimana ADHI mengembangkan “COBIe format versi ADHI” diuraikan
sehingga menghasilkan BIM Model. BIM Model yang terdiri atas atribut dalam bagian 6.4 Building Data Integration. Berikut ini gambaran Teknik
- atribut yang telah diperkaya ini berperan penting dalam penyusunan Pemodelan dan Standar Core Information dari suatu komponen/ 3D
BIM 7D yang akan digunakan pada masa operasi & pemeliharaan. Object BIM, yang dikembangkan dari Singapore VDC Guide :

Teknik Pemodelan dan Standar Core


Information untuk setiap komponen akan
diuraikan secara spesifik di setiap disiplin
pada buku “Panduan & Teknik : MODELING
& SHOPDRAWING BERBASIS BIM”.

MANUAL IMPLEMENTASI BIM PADA FASE KONSTRUKSI


6.3 M O D E L Q U A L I T Y A S S U R A N C E
Dengan tujuan menjadikan BIM bisa digunakan secara optimal dalam

Bab 6 Penyusunan BIM 3D Model


Untuk itulah sistem jaminan mutu yang disebut dengan Model Quality
menjalankan konsep VDC (Virtual Design & Construction) pada proyek Assurance ini disusun, yang terdiri dari :
konstruksi ADHI, manual ini memberikan penekanan akan pentingnya
BIM Model Quality Plan
sistem jaminan mutu atas pemodelan BIM (khususnya BIM 3D) diikuti
dengan kepatuhan penuh oleh BIM Modeler. Mengapa demikian ? BIM Model Quality Plan ini merangkum model quality target, action
plan dalam menjamin mutu model BIM (model quality check) sampai
Karena BIM 3D Model yang qualified inilah yang akan menentukan dengan struktur penamaan file, asset/ component tagging dan
keberhasilan implementasi BIM 4D, BIM 5D dan seterusnya sampai BIM rencana segregasi (pembagian) pemodelan BIM.
7D. Sebagai contoh item Pile Cap dengan 6 Minipile 40x40, yang
seharusnya dimodelkan dengan sistem family dalam family (atau
family minipile berada dalam family pile cap (dengan Structural Model Quality Target
Foundations : Isolated), ternyata dimodelkan dengan Pile Cap sebagai • Penamaan File dan Component/ object 3D Model sesuasi dengan
Structural Foundations : Isolated dan Minipile 40x40 dimodelkan standar BIM ADHI
dengan Structural Column secara terpisah, mungkin secara tampilan • Component/ object 3D, Origin Point, Orientasi, Boundary, Setting Out,
3D akan sama saja. Tetapi jika sudah masuk ke BIM 5D Grids & Levels dari BIM Model sudah sesuai dengan Dokumen Kontrak
(Quantification), perhitungan volume-nya akan berantakan dan (Gambar DED, Lingkup Proyek, BQ, RKS/Spesifikasi dan lainnya)
Validasi Scope pekerjaan dalam WBS (Work Breakdown Structure) • Modeling BIM menggunakan Component/ object 3D yang benar
tidak bisa dilakukan. Ketika overlapping object 3D BIM tidak (kesesuaian jenis family dengan item pekerjaan)
diperhatikan (asal terbentuk 3D model), maka quantity take off pun • Tidak ada overlapping Component/ object 3D dalam BIM Model
menjadi tidak akurat. Begitu juga bila floor dimodelkan tanpa melihat • Tidak ada duplikasi Component/ object 3D dalam BIM Model
pembagian zona sequence pekerjaan, akan menghambat pembuatan • Tidak ada Component/ object 3D yang berada tidak pada tempatnya
BIM 4D Sequence Simulation. • Informasi yang terkandung dalam BIM Model sudah lengkap dan
benar, sesuai Dokumen Kontrak dan Aproval

Model Quality Check (Action Plan)


• Melakukan Model Quality Check 1 dan Model Quality Check 2 (Clash
Detection) secara berkala
• Menyusun hasil pengecekan dalam Clash Detection Report / RFI
(Request For Information) untuk selanjutnya disampaikan ke
Konsultan MK & Pemilik Proyek
• Melaksanakan Model Coordination Review Meeting (MCRM) pada
setiap level (level 1,2,3) secara kontinyu, untuk menyelesaikan clash
system dan RFI
• Melakukan pengecekan Integrasi Data & Informasi dalam BIM Model
KONSTRUKSI 4.0 DEPARTEMEN GEDUNG @ ADHI KARYA
A MODEL QUALITY CHECK
Model Quality Check yang digunakan dalam manual ini diadosi dan
Bab 6 Penyusunan BIM 3D Model

dikembangkan dari Singapore VDC Guide - Version 1.0 (2017), yang STANDARDS
terdiri dari beberapa pengecekan yaitu : Memeriksa kesesuaian model dengan standar dan pedoman BIM
ADHI yang telah ditetapkan
MODEL QUALITY
CHECK (MQC) STANDARD CHECK
File naming, object naming & view naming dari model BIM sudah sesuai
dengan Revit Modeling Standart ADHI
MQC - 1 Pada MQC - 1 ini, quality model
Standard Check dicek terlebih dahulu di masing - Template, tebal garis, simbol anotasi & simbol, title block (kop gambar)
Content Check masing disiplin (Architecture, ME, shopdrawing/ as-built drawing telah sesuai
Control Element Check Structure, dan lainnya) sebelum di- Pengaturan project browser
File Workability Check share ke disiplin lainnya untuk
dilakukan MQC - 2 System colours yang digunakan, terutama dalam modelling ME, sudah
Intra Discipline Check tepat
MQC – 2
Pada MQC – 2, dilakukan Clash
Clash Detection / Detection/ Inter Discipline Check,
Inter Discipline Check CONTENT
misalnya Structure Vs Architecture
Model Coordination
Structure Vs ME (HVAC), dll. Memeriksa kesesuaian informasi dalam model BIM dengan tujuan
Review Meeting penggunaannya
Gambaran skenario pengecekan
Model Assesment & mutu model BIM seperti yang
Certification (by Dept) CONTENT CHECK
STANDARD CHECK
terlihat pada gambar di bawah ini :
Semua item pekerjaan dalam BOQ telah dimodelkan (sudah terdefinisi
QUALITY CHECK SCENARIOS dalam model BIM)
Menggunakan modeling technique yang tepat pada setiap component/
object 3D
Arch.Model
Informasi inti pada parameter dari setiap family/component/ object 3D
(yang mewakili item pekerjaan BOQ) sudah diisi lengkap dan benar
Drawing, schedules (quantity take off), dan views from BIM model

ME.Model Str.Model

MANUAL IMPLEMENTASI BIM PADA FASE KONSTRUKSI


A MODEL QUALITY CHECK

Bab 6 Penyusunan BIM 3D Model


CONTROL ELEMENTS INTRA-DISCIPLINE GENERAL MODEL QUALITY
Memeriksa kesesuaian dan kepatuhan terhadap element control Melakukan pemeriksaan quality model BIM dalam setiap disiplin
pada semua model BIM masing - masing.
CONTROL ELEMENTS CHECK INTRA-DISCIPLINE GENERAL MODEL QUALITY CHECK
Origin point : secara geografis direferensikan ke sistem koordinat Setiap component/ object 3D (yang mewakili item pekerjaan BOQ)
Indonesia untuk Easting dan Northing (x, y), serta Level Datum (z) dimodelkan dengan menggunakan family & type yang benar dan tepat
Orentation : harus disajikan dalam True North atau orientasi real Tidak ada family/component/ object 3D yang tumpang tindih secara
signifikan
Setting out : harus didasarkan pada titik batas dan gari batas yang
diketahui (boundary points & boundary lines) Tidak ada family/component/ object 3D yang mengambang (floating)
atau salah tempat (misplaced). 2 hal ini adalah kesalahan umum dalam
Grids : harus konsisten dan selaras di semua model dan semua disiplin modelling. Floating object mempengaruhi quantity, sedang misplaced
Levels : adalah elemen kontrol vertikal yang digunakan untuk mengatur object bisa menyebabkan miskomunikasi ketika model tersebut
elemen lantai demi lantai dan untuk mengomunikasikan lokasi masalah digunakan sebagai referensi untuk marking/stake out oleh surveyor
selama proses koordinasi. Level harus konsisten dan selaras di semua Tidak ada duplikasi family/component/ object 3D pada model BIM.
model dan semua disiplin Untuk menghindari duplikasi, lakukan pemeriksaan interference checks
untuk komponen yang biasanya diukur dengan hitungan (seperti
FILE WORKABILITY lighting fixture, sanitary, door, equipment)
Memeriksa kesesuaian model sebelum digunakan untuk model
sharing atau pertukaran data
INTER-DISCIPLINE COORDINATION
FILE WORKABILITY
STANDARD CHECK Melakukan clash detection antar model BIM dari disiplin yang
Model dalam format (extension file) dan versi yang disepakati berbeda
INTER-DISCIPLINE
STANDARD CHECKCOORDINATION CHECK
Telah dilakukan detached (pemisahan) dengan central file-nya
hard clashes akibat geometri family/component/ object 3D model BIM
Telah dilakukan pembersihan component/ object yang tidak perlu
(purge unused object) pada model BIM Clash yang berhubungan dengan clearance issues untuk instalasi
ataupun untuk operation & maintenance
Link (seperti CAD Link untuk referensi atau lainnya) yang sudah tidak
diperlukan, dihapus dari model BIM Keselarasan dan konsistensi antar trade
Sheets, views, legends, dan schedules yang asing/ tidak sesuai dengan
template standard, telah dihilangkan
Sudah dilakukan optimalisasi file size pada model BIM

KONSTRUKSI 4.0 DEPARTEMEN GEDUNG @ ADHI KARYA


B DARI RFI , MENJADI RFC
[ Request For Information ] to [ Request For Confirmation ]
Bab 6 Penyusunan BIM 3D Model

Jika terdapat issue , ketidaksesuain desain maun permasalahan lainnya yang terkait dengan desain, pada umumnya ADHI sebagai
kontraktor akan mengajukan ke Konsultan MK sebuah RFI (Request For Information), yang selanjutnya disampaikan ke Konsultan Perencana
(yang diakui mempunyai otoritas untuk menyelesaiannya). Dengan BIM, maka alur penyelesaian suatu isu desain akan bisa berubah
menjadi demikian ini :

Coordination Issues

RFC (Request For


Confirmation)

Feedback & Solution

Konfirmasi ke pihak owner tentang level pipa air kotor & air hujan yang
Coordination Drawing
berada di bawah CFL pada Proyek Proyek Rusun Stasiun Rawabuntu
Plan

Dengan alur seperti di atas, Kontraktor bisa langsung


memberikan informasi sekaligus review dan usulan
bagaimana menyelesaikannya. Dengan demikian, yang
semula RFI (Request For Information) , akhirnya menjadi
RFC (Request For Confirmation)

[ Request For Information ]

[ Request For Confirmation ] RFI yang disampaikan pada Proyek Gedung Kantor OJK Solo – Jogja

MANUAL IMPLEMENTASI BIM PADA FASE KONSTRUKSI


6.4 B U I L D I N G D A T A I N T E G R A T I O N
Pada Bab 2.1 Definisi BIM, telah diuraikan bahwa BIM adalah database

Bab 6 Penyusunan BIM 3D Model


informasi dalam 3D Model, dan diperjelas dengan sasaran dari Bab ini start
bahwa yang dimaksud dengan BIM Model adalah model 3D yang process
sudah diperkaya (diisi) dengan seluruh data dan informasi proyek
selama masa perencanaan dan konstruksi. Proses memperkaya 3D
Model yang telah dibuat sebelumnya, dengan data selama proses
Pengumpulan data dan
desain dan konstruksi inilah yang disebut dengan proses “Building Data
No Cek atribut informasi bangunan
Integration”. Proses inilah yang bisa dikatakan sebagai proses inti family Model
dari penyusunan BIM. Hal ini dikarenakan “I” dalam kata BIM, yang DMS, CE, Modeler,
BIM
merujuk pada “Information”, adalah spirit utama dan letak kekuatan Modeler,CE QA/QC, SPV, dll
dari BIM itu sendiri. Dengan demikian, sangat tepat jika BIM disebut
dengan informasi yang dimodelkan. Cek kesesuaian dengan standar Core
Information dalam Family Properties

Yes
BIM adalah informasi yang dimodelkan
Penambahan/ Filling Data ke setiap
(Wawan Setiawan, GP Training PT. Adhi Karya Th 2019)
Penyesuaian atribut properties family/3D
(properties) object BIM (di setiap
family/3D Object BIM disiplin
Building Data Integration dilakukan dengan cara memasukkan (filling) Modeler BIM Modeler BIM
data dan informasi terkait, baik graphical data / non-graphical data, ke
atribut parameter family di setiap komponen/ 3D Object BIM.

Secara prinsip, langkah kerja aktivitas BIM ini seperti diperlihatkan Cek
Building Data No
pada alur kerja di samping :
Integration
CE, PEM

end
process

BIM Model
(Federated)

KONSTRUKSI 4.0 DEPARTEMEN GEDUNG @ ADHI KARYA


Bab 6 Penyusunan BIM 3D Model

integrasi data beserta informasi ke


komponen object (3D model)

(real axonometry) :
Proyek Gedung Kantor OJK Solo – Jogja

MANUAL IMPLEMENTASI BIM PADA FASE KONSTRUKSI


6.5 D E T A I L I N G & S H O P D R A W I N G
Detailing pada 3D Model untuk Persiapan Shopdrawing

Bab 6 Penyusunan BIM 3D Model


Pada proses Pembuatan 3D Model setiap Disiplin, secara prinsip telah Dalam aktivitas : Detailing & Shopdrawing ini terdapat 2 (dua)
tersusun 3D Model yang siap digunakan untuk proses BIM pada level kegiatan yang dilakukan, yaitu :
dimensi selanjutnya. Akan tetapi 3D Model BIM yang dihasilkan ini
Pemodelan Lanjutan Pembuatan Shopdrawing
masih bersifat model mayor, bukan model detail yang bisa langsung
Site Plan Modeling Shopdrawing Struktur
digunakan dalam pembuatan shopdrawing berbasis BIM. Contohnya :
pada pekerjaan pile cap, 3D model BIM yang dibuat hanya berupa Pemodelan Rebar Shopdrawing Arsitektur
struktur beton pile cap dan pile (tiang pancang)-nya sendiri, sedangkan Portal - Pot. Melintang (Kolom & Balok) Shopdrawing ME
beberapa detail seperti : tampak galian, lapisan pasir, lapisan lantai Portal - Pot. Memanjang (Kolom & Balok) Shopdrawing
kerja dan timbunan kembali tidak dimodelkan secara 3D. Sedangkan Hardscape - Landscape
Plat Lantai
pada shopdrawing, detail tersebut harus tergambar. Untuk itulah
Tangga
aktivitas : Detailing & Shopdrawing menjadi penting untuk dilakukan.

PC-4 Pengantar Shopdrawing Berbasis BIM


Sedangkan yang dimaksud Shopdrawing Berbasis BIM dalam manual
ini adalah gambar kerja yang memenuhi kaidah - kaidah sebagai
Perlu detailing 2D kembali berikut :
untuk bisa menghasilkan 1. Shopdrawing (2D) merupakan output dari proses “detailing &
shopdrawing seperti di shopdrawing” yang bisa dilakukan setelah 3D Model terverifikasi
bawah dan dinyatakan sebagai 3D Model For-Con. Artinya shopdrawing
merupakan hasil ekstraksi dari 3D Model Forcon, yang diperkaya
dengan detailing & anotasi
2. Pembuatan Shopdrawing (2D) BIM sepenuhnya dilakukan dengan
BIM Authoring Tools/ Softwares, seperti Revit, ArchiCAD, Tekla
Structure, Allplan, dan lain sebagainya, dengan mengikuti
ketentuan - ketentuan yang terdapat pada “Revit Modeling
Standard ADHI”. Dalam tanda kutip, sudah tidak menggunakan
CAD dalam memproduksi shopdrawing BIM.
3D Model BIM 3. Mengoptimalkan perspektif 3D (3D View) pada detail pekerjaan
tertentu, untuk mempermudah interpretasi (penafsiran/
pembacaan) desain pada shopdrawing. Perspektif 3D ini bisa
berupa 3D Model (full colour), hidden lines, dan lain sebagainya.
Shopdrawing BIM

KONSTRUKSI 4.0 DEPARTEMEN GEDUNG @ ADHI KARYA


6.5 D E T A I L I N G & S H O P D R A W I N G
Bab 6 Penyusunan BIM 3D Model

memudahkan pembacaan gambar


[ Shopdrawing Arsitektur ] Perspektif 3D digunakan untuk
Proyek Menara Mandiri Wijayakusuma]

MANUAL IMPLEMENTASI BIM PADA FASE KONSTRUKSI


6.2 R E V I T M O D E L I N G S T A N D A R D A D H I
Pengantar Shopdrawing Berbasis BIM

Bab 6 Penyusunan BIM 3D Model


Proyek Gedung Kantor OJK Solo – Jogja
[ Shopdrawing Struktur ]
KONSTRUKSI 4.0 DEPARTEMEN GEDUNG @ ADHI KARYA
6.2 R E V I T M O D E L I N G S T A N D A R D A D H I
Pengantar Shopdrawing Berbasis BIM
Bab 6 Penyusunan BIM 3D Model

[ Shopdrawing Arsitektur ]
Proyek Gedung Kantor OJK Solo – Jogja

Proyek Rusun Stasiun Rawabuntu


a.k Mahata Serpong
[ Shopdrawing ME ]
MANUAL IMPLEMENTASI BIM PADA FASE KONSTRUKSI
6.6 V I S U A L I Z A T I O N B E R B A S I S M O D E L B I M
Visualization Berbasis Model BIM adalah penggunaan visualisasi

Bab 6 Penyusunan BIM 3D Model


bangunan, yang dibuat langsung dari 3D Model BIM, untuk berbagai
kebutuhan konstruksi. Manual ini membagi Visualisasi BIM menjadi 4
(empat) area implementasi, sebagai berikut :

3D Image untuk Virtual Mock-Up


Perspektif 3D yang menggambarkan hasil akhir
bangunan/ area tertentu ketika menggunakan
material yang ditentukan. Digunakan untuk
pengajuan Approval Material, khususnya
untuk pekerjaan arsitektur

Walkthrough Video (Beauty Drawing)


Berupa video realistic yang menyajikan secara
visual bagaimana bangunan setelah
penyelesaian konstruksi. Visualisasi ini lebih
untuk memenuhi customer/ owner’s needs

VR (Virtual Reality)
Penggunaan utama adalah untuk virtual
review atas desain. Bisa juga digunakan untuk
memberikan perspektif dan pengalamaan
“seolah-olah” berada di dalam bangunan
kepada stakeholder proyek

Virtual Maket dengan AR


(Augmented Reality)
Pembuatan maket virtual dengan teknologi AR
(Augmented Reality)

KONSTRUKSI 4.0 DEPARTEMEN GEDUNG @ ADHI KARYA


6.7 V A L I D A T E & C O N T R O L S C O P E P R O Y E K
adalah aktivitas untuk melakukan validasi atas lingkup pekerjaan
Bab 6 Penyusunan BIM 3D Model


proyek, dengan memanfaatkan karakteristik dari pemodelan BIM
(yaitu bahwa model BIM tersusun atas breakdown komponen/ 3D
Object/ Family BIM, yang mana 3D Object/Family tersebut berkorelasi
dengan item pekerjaan dalam BOQ, yang sebelumnya telah diuraikan
dalam WBS (Work Breakdown Structure) dan FTDL (Family Type
Deliverable List)). Prinsip dari validasi ini adalah mengidentifikasi ulang
3D Object/Family yang terdapat pada 3D Model For-con dan
membandingkannya dengan WBS baseline.

Pada proses Re-modelling 3D, kita menyusun 3D model dengan family-


family yang telah kita identifikasi sebelumnya dalam FTDL . Selama
proses modelling, bisa jadi terdapat penambahan family atau bahkan
terdapat family yang tidak tergunakan. Setelah 3D model kita
terbentuk, kita bisa gunakan semua family dalam 3D model itu untuk
menguji apakah definisi scope kita sudah benar ataukah belum.
Pengujian atau pengecekan inilah yang oleh manual ini disebut dengan
Validasi Scope berbasis BIM.

Validasi Scope berbasis BIM bisa dilakukan dengan “Using Catalogues


in Navisworks Quantification“, dengan memanfaatkan fitur
Quantification Workbook, Item Catalog & Resource Catalog. Detail dari
proses ini masih dalam observasi, termasuk dengan pembuatan
pembuatan katalog versi ADHI, yang akan disampaikan pada manual
versi selanjutnya.

Aktivitas Validasi ini juga bisa digunakan untuk manajemen perubahan,


misalkan pada WBS baseline (BOQ) terdapat item [ Balok B14 15x30 ],
setelah dilakukan proses pemodelan berdasarkan gambar For-con
ataupun gambar perubahan, item balok tersebut ternyata tidak ada,
yang ada justru [Balok B14A 15x25 ], maka Modeler BIM bisa langsung
mengkonfirmasi hal ini ke PEM/CE & P.Commercial Manager/ QS,
sehingga bisa dilakukan manajemen perubahan terpadu.

MANUAL IMPLEMENTASI BIM PADA FASE KONSTRUKSI

Anda mungkin juga menyukai