PENYUSUNAN
BIM 3D MODEL
pemahaman penting
yang perlu dipahami pada area BIM ini adalah : dengan pemahaman bahwa BIM adalah database bangunan
BIM is not just a 3D model BIM is Database berbasis 3D model, Manual ini memberikan terminologi
sebagai berikut :
• 3D Model : model 3D yang baru dihasilkan dari
proses representasi kembali gambar DED/For-Tender/
For-Con dari 2D CAD menjadi 3D
• BIM Model : model 3D yang sudah diperkaya (diisi)
dengan seluruh data dan informasi proyek selama masa
perencanaan dan konstruksi. Istilah lainnya sudah
dilakukan proses “building data integration”
MANUAL IMPLEMENTASI BIM PADA FASE KONSTRUKSI
Area Implementasi BIM 3D (& Keterkaitan dengan Project Management Process)
Berikut ini uraian tentang Area Implementasi untuk BIM 3D : Modeling (Visualization) dan perspektif
[ ADHI ]
INITIATING PLANNING EXECUTING MONITORING & CONTROLLING CLOSING
[ 3D ] BIM Modeling a. Document Review b. Define Modeling Scope / f. Create 3D Model m. Model Quality Check p. BIM As Built Model &
(Visualization) - Dokumen Gambar Discipline g. Model Coordination Review ● Model Quality Check 1 BIM As Built Drawing
- BOQ c. Melaksanakan Pre-Modeling h. Model Collaboration (Kesesuaian dg Data
- RKS / TOR / Spesifikasi Meeting i. Model Verification Kontrak, Visual Check, q. Database Family / 3D
- WBS (Work Breakdown d. Menyusun Alur Pemodelan j. Building Data Integration Interference Check, Object
Structure) & FTDL (Family Type (Penyusunan BIM Model, Standart Check, Model
Deliverable List) berupa integrasi Data & Integrity Check)
e. Define Worksharing Informasi ke dalam setiap ● Model Quality Check 2
Requirement & Plan family/ 3D object) (Clash Detection)
k. Detailing & Shopdrawing
l. Visualization (Rendering) n. Validate & Control Family
- Perspective Image for (Scope)
Virtual Mock up o. 3D Modeling Report
- Walkhtrough Video
- VR (Virtual Reality)
- AR (Augmented Reality)
u/ Maket Virtual
(3D Re-Modeling) dan menyajikan dokumentasi (data keluaran)-nya. Untuk menghasilkan BIM Model
yang qualified, para BIM Modeler ADHI diharapkan mengikuti step by step proses yang ada dalam
flow process ini, yang secara umum, digambarkan dalam grafis di bawah ini :
3D MODEL USES
MQC – 2
Clash Detection /
Inter Discipline Check
Model Coordination
Review Meeting
Model Assesment &
Certification (by Dept)
Seperti yang telah dijelaskan dalam Bab 4.2 General Workflow Implementasi BIM, bahwa
basic dari implementasi BIM adalah adanya representasi bangunan dalam bentuk 3D model.
Untuk itu tersedianya 3D Model yang qualified menjadi vital. Dengan demikian, manual ini
menjadikan flow process ini sebagai mandatory untuk dilaksanakan oleh Tim Manajemen
Proyek
Detail Flow Process Pemodelan seperti ditampilkan dalam lembar selanjutnya.
Pre-Modeling Meeting adalah rapat koordinasi awal di internal proyek, sebelum dilakukan
PEM QS BIM (Quantity Surveyor) proses pemodelan BIM. Rapat ini dilakukan oleh Project Engineering Manager (PEM) dan
telah menyelesaikan melakukan review : atau Construction Engineer (CE), dengan peserta sekurang - kurangnya dari BIM Modeler,
penyusunan WBS dan - Dokumen kontrak Scheduler BIM dan QS BIM. Hasil rapat ini digunakan sebagai bahan dan panduan dalam
distribusi WBS ke - Item pekerjaan (BOQ & WBS)
fungsi-fungsi terkait implementasi BIM, baik untuk menghasilkan BIM 3D Model, maupun penggunaan BIM
- Gambar kontrak
- RKS (u/ metode pengukuran) dalam proses konstruksi nantinya (atau VDC : Virtual Design & Construction)
- Dokumen teknis (tender)
- Revit Modeling Standard Target dan Potensi dari Pre-Modeling Meeting
- Rencana pembagian lingkup
Pre-Modeling Meeting memiliki target penting berupa tersusunnya rencana pemodelan BIM
SPK & Subkontraktor
dan terkoordinasikannya aspek - aspek dari scope (item BOQ, metode pengukuran, dll.),
schedule (zoning, metode kerja, peralatan konstruksi dan temporary facility, dll.) yang harus
Construc. Engineer & BIM Scheduler BIM difasilitasi dalam pemodelan BIM.
Modeler melakukan review : Jika dilaksanakan dengan optimal, pre-modeling meeting diharapkan mampu meningkatkan
melakukan review : - Item pekerjaan (BOQ & WBS)
proses kegiatan :
- Item pekerjaan dalam BOQ - Gambar kontrak
dan WBS - Master Schedule & S-Curve • scope definition, baik berupa terdefinisikannya scope of work (lingkup pekerjaan proyek)
- Gambar kontrak (dokumen kontrak) maupun scope of modeling (atau lingkup pemodelan BIM)
- Dokumen teknis BIM (tender) - Pembagian zona pekerjaan & • penyusunan Tabel Ketelusuran
- Sasaran & area implementasi site management • penyusunan Daftar Ketidaksesuaian antar dokumen kontrak, khususnya pada dokumen
BIM (dok. Tender/ BEP) - Statemen metode (tender)
- Revit Modeling Standard - Daftar peralatan yang harus
BOQ, Gambar Kontrak (For-Tender,For-Con) dan RKS
dimodelkan
Materi yang dibahas dalam Pre-Modeling Meeting
• Penyusunan BIM Time Line (atau schedule pemodelan BIM)
• Standardisasi Komponen Setiap Fungsi jabatan Modeler, Scheduler & QS (Object 3D
Model, Task/ Activity & Entity/ Element)
• Penyusunan FTDL (Family / Type Deliverable List)
Tabel Ketelusuran adalah tabel kajian/ review atas dokumen kontrak yang menjadi panduan
pengendalian kontrak dan perubahannya. Tabel ini berisikan penjelasan setiap item BOQ
terkait dengan dokumen yang mana, halaman berapa, pasal berapa, ayat berapa penjelasan
singkat persyaratan dan penukuran hasilnya.
Daftar Ketidaksesuaian adalah matriks komparasi yang menguraikan perbedaan data dan
informasi antar dokumen kontrak dari setiap item pekerjaan. Minimal okumen yang ditinjau
Pre-Modeling Meeting
adalah BOQ, Gambar Kontrak (For-Tender,For-Con) dan RKS (Rencana Kerja & Syarat-Syarat)
WORK BREAKDOWN STRUCTURE ( RINCIAN LINGKUP PEKERJAAN TERPERINCI ) FAMILY / TYPE DELIVERABLE LIST MONITORING
URAIAN PEKERJAAN (DATA BOQ) Nama Type (disesuai data BQ, REALISASI
NO AREA / JENIS PEKERJAAN Jenis Family Nama Family (nama file .rfa)
Nama Pekerjaan Item Pekerjaan Sub-Item Pekerjaan Kode Gambar, RKS) OPEN CLOSED
01 PEKERJAAN STRUKTUR
A STRUKTUR BAWAH
(SUB-STRUCTURE) : BETON - STRUKTUR PONDASI - Pondasi Spunpile - Tiang Pancang Spunpile S1 FN Loadable F AK_S1FN_Spunpile - Spunpile Dia 60 O
- Pile Cap P6 S1 FN Loadable F AK_S1FN_Pile Cap_6 Spunpile
02 PEKERJAAN ARSITEKTUR
A ARSITEKTUR : FINISHING
AK_ A4DD_Steel Door_Double PB-
- PEK. PINTU DAN JENDELA - Pekerjaan Pintu dan Jendela - Pintu Besi Type PB-01 A4 DD Loadable F - PB-01 uk. 1625 x 2415mm O
01
DAN PARTISI KACA
AK_A6SF_Closet_Toto CW421J- Closet CW421J-
- PEK. SANITARY - Sanitary - Closet Duduk A6 SF Loadable F - O
SW240JP SW240JP
A MEKANIKAL
AK_M1AC_Ceiling_Toshiba MMC-AP AC Ceiling MMC-AP 036 048
- PEK. TATA UDARA - Peralatan Utama - Unit Air Conditioning M1 AC Loadable F - O
036 048 056 8HP-E 056 8HP-E
Uraian WBS, yang mencerminkan Kode Disiplin- Urutan WBS Uraian Family/Type yang dibutuhkan
scope of work proyek & Initial Item dalam WBS dalam pemodelan BIM
Ilustrasi :
Pembagian Data Pemodelan
STRUCTURE / ARCHITECTURE
FLOOR/ UNIT MODEL
MODELING
ZONING MODEL
FLOOR/ UNIT MODEL
Hardscape H
Arsitektur A
Struktur S
ME M,E
MODELING
FEDERATED MODEL DISCIPLINE MODEL
MEE
SUB-DISCIPLINE MODEL
Sumber : dikembangkan dari Singapore VDC Guide - Version 1.0 (2017)
KONSTRUKSI 4.0 DEPARTEMEN GEDUNG @ ADHI KARYA
C SET - UP 3D MODEL
Pembuatan 3D Model setiap Disiplin
Bab 6 Penyusunan BIM 3D Model
Clash Detection adalah salah satu fitur yang dibicarakan “paling menjanjikan” dalam implementasi BIM. Tetapi
jika tidak diimbangi dengan pengaturan pemodelan yang tepat dan teknik modelling yang benar, justru clash
detection akan menjebak kita dalam proses yang tidak efisien. Terlalu banyak waktu berharga dan energi yang
terbuang untuk menyelesaikan clash detection dan revisi model-nya, alih-alih untuk melakukan value engineering,
menyelesaikan clash system tersebut. Dan seringkali, clash detection terjadi bukan karena secara desain atau
sistem-nya saling berbenturan (clash system) , misal ducting ME yang bertabrakan dengan struktur balok, tetapi
justru lebih banyak disebabkan oleh teknik modeling yang tidak benar. Juga karena modeling setiap disiplin
dilakukan secara terpisah oleh masing - masing modeler berdasarkan data CAD masing-masing disiplin, baru
dilakukan proses clash detection intra-disiplin atau antar-disiplin, maka yang terjadi kita “geleng-geleng”
menemukan fakta bahwa ratusan clash ditemukan dan revisi model-nya menyita waktu. Padahal harusnya clash
bisa dideteksi sejak awal ketika pemodelan setiap disiplin, bukan setelah pemodelan selesai. Solusinya, runutkan
proses pemodelan disiplin dan menggunakan satu disiplin sebagai reference bagi modeling disiplin lainnya.
Solusi itu, dalam manual ini, disebut sebagai “PEMODELAN BERJENJANG”.
Sesuai dengan perspektif modeling BIM dalam manual ini, yaitu RE-MODELING, maka yang di set-up modelnya
terlebih dahulu adalah modeling Struktur. Hal ini dikarenakan shopdrawing Struktur-lah yang segera dibutuhkan
untuk proses produksi, sehingga model Struktur-pun harus segera jadi. Setelah itu, model struktur dijadikan
reference via link untuk modeling arsitektur. Kemudian, model Struktur dan model Arsitektur dijadikan reference
via link untuk modeling ME, dan begitu seterusnya seperti terlihat di flow process di samping.
Pada versi pertama, REVIT MODELING STANDARD ADHI ini terdiri atas
:
1. Standar Penamaan File (File Naming)
2. Standar Penamaan Family/ Type (Object Naming)
3. Nomenklatur Object Naming untuk WBS Validation
4. BIM Modeling Template - ADHI untuk Bangunan Gedung
- Standar Penamaan View (View Naming)
- Standar Penamaan Sheets (Sheet Naming)
- Standar Pendetailan dan Presentasi (Anotation, Line Weight,
Pattern & Styles, Hatching & Filled Regions, Dimensioning,
Symbology & Copyright)
- Standar Colour System, khusus Modeling ME
- Standar Title Block
5. Teknik Pemodelan dan Standar Core Information dalam Family Revit Modeling Standard ADHI ini secara lengkap disusun dalam
Properties “Panduan & Teknik : MODELING & SHOPDRAWING BERBASIS BIM”.
6. Pengantar Shopdrawing Berbasis BIM Sedangkan dalam manual ini hanya diambil sebagian untuk
7. Standar Modeling via Worksharing : Revit Server memberikan perspektif atas standar pemodelan.
Standar Penamaan File ini dimaksudkan untuk standardisasi informasi dan data dalam implementasi BIM, sehingga mulai fase Desain/
Pra-Konstruksi s.d Hand Over Proyek dan fase Operation & Maintenance, terdapat satu "bahasa" untuk mengidentifikasi BIM Model.
Standar ini disesuaikan dengan “kultur konstruksi” yang secara umum diterapkan di ADHI dan di Indonesia, seperti penggunaan R1 (untuk
revisi ke-1 dst), serta Kode Bangunan untuk memfasilitasi proyek kawasan yang terdiri atas banyak bangunan gedung. Format Penamaan
File BIM Model, mulai dari 3D sampai dengan 7D, mengikuti tata aturan sebagai berikut :
inisial ADHI Singkatan nama proyek yang mudah Jika hanya 1 bangunan, ditulis “00” Inisial dari disiplin modeling. Menunjukkan pembagian
dikenali. Terdiri dari 3 - 5 huruf, misal : Bila terdiri atas beberapa bangunan, ditulis Ditulis dengan 3 huruf, yaitu : zona proyek, blok atau
Jika KSO, maka inisial SMS : Stadion Manahan Surakarta singkatan nama Gedung terkait (2-3 huruf), STR : Model Struktur pembagian pemodelan
disesuaikan kembali SUGBK : Stadion Utama GBK misal pada Proyek UIN Walisongo Semarang, ARS : Model Arsitektur (segregasi model BIM).
UINSG : UIN Walisongo Semarang GLI : General Library & ICT Center MEK : Model Mekanikal Ditulis dengan 2 angka
ABR : Administration Building Rectorate ELE : Model Elektrikal
PLT : Planetarium FDR : Model Gabungan
Tata aturan Penamaan Family/Type (Object Naming) dikembangkan dari “The Kode Disiplin & Urutan WBS diambil dari susunan BQ yang umum
Project Element Cost Model” dan untuk memenuhi kebutuhan proses scope ditemui dalam konstruksi bangunan gedung. Sedangkan Initial item
definition dan WBS validation dalam WBS (pada standar penamaan Family/Type) terinisiasi dan
dikembangkan dari ”The Project Element Cost Model” yang
Standar Penamaan Family (untuk jenis Loadable Family) terdapat dalam ”Standard Method of Measurement For Building
Penamaan Family diberikan dengan mengganti nama file family ( .rfa), sesuai Elements, 2001” oleh Architectural Services Department,
standar penamaan sebagai berikut : Queensway Government Offices - Hongkong.
Kode Disiplin & Initial Item Nama Family Nama Sub-Family (dari sub-
Urutan WBS dalam WBS (dari nama item) item/ merk - tipe material)
> B1 30x60
(kode item pada gambar) (spasi) (ukuran) x (ukuran)
ukuran dalam “cm”
Kode Disiplin
S Struktur - Beton
R (Rafter,Roof) u/ Struktur - Baja
A Arsitektur - Finishing , Furniture & Interior Work, dan Signage
C (Cladding) u/ Arsitektur - Roof & Façade
M Mekanikal
E Elektrikal
D (Digital) u/ Elektronika
H Hardscape & Infrastruktur Kawasan
L Landscape, Field of Play Standar Penamaan Type (untuk jenis System/Default Family)
SOG (Slab on Ground) adalah Plat Lantai di lantai
Untuk membedakan antara Struktur Beton (Cast in Situ/ Precast) SOG - Slab 12cm paling dasar, yang berada di atas tanah langsung
dengan Struktur Baja, maka nama Family dibuat seperti ini : Plat Beton yang menumpu di balok, dengan
S1 - Plat lantai 12cm sistem konvensional
Kolom : untuk kolom beton cast in site (cor di tempat) Plat Beton yang menumpu di balok, dengan
Kolom Precast : untuk kolom beton precast S2 - Floordeck 120cm sistem floordeck
Kolom WF : untuk kolom baja WF. Kode “WF” bisa diganti (kode utk item, disesuaikan BQ/gambar) (spasi) (-) (spasi) (nama type + ukuran)
dengan tipe baja lainnya, seperti H, I, King Cross, dll.
KONSTRUKSI 4.0 DEPARTEMEN GEDUNG @ ADHI KARYA
6.2 R E V I T M O D E L I N G S T A N D A R D A D H I
Nomenklatur Object Naming untuk WBS Validation
Bab 6 Penyusunan BIM 3D Model
Nomenklatur Object Naming adalah breakdown kodifikasi dari family/ 3D object BIM yang
AK _ S 1 F N _ Pile Cap _ 6 Spunpile
berkorelasi dengan project element cost (atau item pekerjaan dalam BOQ). Kodifikasi ini digunakan
sebagai panduan penamaan family/type (object naming) pada bagian “kode Disipin & Urutan WBS”
Kode Disiplin & Initial Item
dan “Initial Item dalam WBS”. Sedangkan WBS (atau Work Breakdown Structure) adalah gambaran Urutan WBS dalam WBS
lingkup pekerjaan / scope of work yang ter-breakdown secara detail dalam sub-paket pekerjaan.
BIM Modeling Template - ADHI untuk Bangunan Gedung adalah Revit Pada versi pertama ini, telah disediakan Template untuk
Template dalam bentuk file ( .rte) yang digunakan oleh Modeler untuk Bangunan Gedung (Umum), yang terpisah menjadi dari 3 disiplin :
mengawali proses pemodelan BIM (Set-Up 3D Model). Template ini berisikan Struktur, Arsitektur dan ME. Pada versi selanjutnya, dengan
pengaturan default seperti Material Asset, Object Styles, View Type/ semangat perbaikan tiada henti (kaizen), Template, beserta
Template, Family & Setting Default, dan lainnya. Template ini dimaksudkan database Family/Type akan dikembangkan secara spesifik ke
untuk membuat kepatuhan terhadap Revit Modeling Standard ADHI setiap jenis konstruksi Bangunan Gedung, seperti :
menjadi lebih sederhana dan mudah diterapkan untuk tim proyek. Selain • Bangunan Perkantoran / Akademik • Rumah Sakit
itu, untuk mendukung penerapan Standar BIM ADHI dan percepatan proses • Bangunan Apartemen • Bangunan Ibadah
pemodelan, Family/Type untuk bangunan gedung telah disiapkan tersendiri • Bangunan Bandara (Terminal) (Masjid)
dalam “RVT BIMA.GEDUNG 2020”.
Sedangkan yang dimaksud dengan Standar Core Information (dalam Dalam konteks ketersinambungan data dengan platform FM (Facility
Family Properties) adalah minimum data / atribut geometrik & non- Management), atribut - atribut yang sudah diperkaya ini berperan elan
geometrik yang harus terdapat pada family properties di setiap vital sebagai agen pertukaran data dari tahap konstruksi ke tahap
komponen / 3D object BIM, sesuai dengan disiplinnya operasi & pemeliharaan. BSI (British Standards Institution)
menyebutnya sebagai COBIe format (Construction Operations Building
Atrinut - atribut ini, selanjutnya diperkaya (diisi) dengan seluruh data Information Exchange). Lebih detail tentang COBIe format dan
dan informasi proyek pada aktivitas “Building Data Integration”, bagaimana ADHI mengembangkan “COBIe format versi ADHI” diuraikan
sehingga menghasilkan BIM Model. BIM Model yang terdiri atas atribut dalam bagian 6.4 Building Data Integration. Berikut ini gambaran Teknik
- atribut yang telah diperkaya ini berperan penting dalam penyusunan Pemodelan dan Standar Core Information dari suatu komponen/ 3D
BIM 7D yang akan digunakan pada masa operasi & pemeliharaan. Object BIM, yang dikembangkan dari Singapore VDC Guide :
dikembangkan dari Singapore VDC Guide - Version 1.0 (2017), yang STANDARDS
terdiri dari beberapa pengecekan yaitu : Memeriksa kesesuaian model dengan standar dan pedoman BIM
ADHI yang telah ditetapkan
MODEL QUALITY
CHECK (MQC) STANDARD CHECK
File naming, object naming & view naming dari model BIM sudah sesuai
dengan Revit Modeling Standart ADHI
MQC - 1 Pada MQC - 1 ini, quality model
Standard Check dicek terlebih dahulu di masing - Template, tebal garis, simbol anotasi & simbol, title block (kop gambar)
Content Check masing disiplin (Architecture, ME, shopdrawing/ as-built drawing telah sesuai
Control Element Check Structure, dan lainnya) sebelum di- Pengaturan project browser
File Workability Check share ke disiplin lainnya untuk
dilakukan MQC - 2 System colours yang digunakan, terutama dalam modelling ME, sudah
Intra Discipline Check tepat
MQC – 2
Pada MQC – 2, dilakukan Clash
Clash Detection / Detection/ Inter Discipline Check,
Inter Discipline Check CONTENT
misalnya Structure Vs Architecture
Model Coordination
Structure Vs ME (HVAC), dll. Memeriksa kesesuaian informasi dalam model BIM dengan tujuan
Review Meeting penggunaannya
Gambaran skenario pengecekan
Model Assesment & mutu model BIM seperti yang
Certification (by Dept) CONTENT CHECK
STANDARD CHECK
terlihat pada gambar di bawah ini :
Semua item pekerjaan dalam BOQ telah dimodelkan (sudah terdefinisi
QUALITY CHECK SCENARIOS dalam model BIM)
Menggunakan modeling technique yang tepat pada setiap component/
object 3D
Arch.Model
Informasi inti pada parameter dari setiap family/component/ object 3D
(yang mewakili item pekerjaan BOQ) sudah diisi lengkap dan benar
Drawing, schedules (quantity take off), dan views from BIM model
ME.Model Str.Model
Jika terdapat issue , ketidaksesuain desain maun permasalahan lainnya yang terkait dengan desain, pada umumnya ADHI sebagai
kontraktor akan mengajukan ke Konsultan MK sebuah RFI (Request For Information), yang selanjutnya disampaikan ke Konsultan Perencana
(yang diakui mempunyai otoritas untuk menyelesaiannya). Dengan BIM, maka alur penyelesaian suatu isu desain akan bisa berubah
menjadi demikian ini :
Coordination Issues
Konfirmasi ke pihak owner tentang level pipa air kotor & air hujan yang
Coordination Drawing
berada di bawah CFL pada Proyek Proyek Rusun Stasiun Rawabuntu
Plan
[ Request For Confirmation ] RFI yang disampaikan pada Proyek Gedung Kantor OJK Solo – Jogja
Yes
BIM adalah informasi yang dimodelkan
Penambahan/ Filling Data ke setiap
(Wawan Setiawan, GP Training PT. Adhi Karya Th 2019)
Penyesuaian atribut properties family/3D
(properties) object BIM (di setiap
family/3D Object BIM disiplin
Building Data Integration dilakukan dengan cara memasukkan (filling) Modeler BIM Modeler BIM
data dan informasi terkait, baik graphical data / non-graphical data, ke
atribut parameter family di setiap komponen/ 3D Object BIM.
Secara prinsip, langkah kerja aktivitas BIM ini seperti diperlihatkan Cek
Building Data No
pada alur kerja di samping :
Integration
CE, PEM
end
process
BIM Model
(Federated)
(real axonometry) :
Proyek Gedung Kantor OJK Solo – Jogja
[ Shopdrawing Arsitektur ]
Proyek Gedung Kantor OJK Solo – Jogja
VR (Virtual Reality)
Penggunaan utama adalah untuk virtual
review atas desain. Bisa juga digunakan untuk
memberikan perspektif dan pengalamaan
“seolah-olah” berada di dalam bangunan
kepada stakeholder proyek
…
proyek, dengan memanfaatkan karakteristik dari pemodelan BIM
(yaitu bahwa model BIM tersusun atas breakdown komponen/ 3D
Object/ Family BIM, yang mana 3D Object/Family tersebut berkorelasi
dengan item pekerjaan dalam BOQ, yang sebelumnya telah diuraikan
dalam WBS (Work Breakdown Structure) dan FTDL (Family Type
Deliverable List)). Prinsip dari validasi ini adalah mengidentifikasi ulang
3D Object/Family yang terdapat pada 3D Model For-con dan
membandingkannya dengan WBS baseline.