SKRIPSI
Oleh
Muhammad Sholekan
NIM. 5101401019
JURUSAN TEKNIKSIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2006
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi.
Pembimbing I Pembimbing II
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Panitia ujian
Ketua Sekretaris
Pembimbing II Penguji II
Penguji III
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
Muhammad Sholekan
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman dan berilmu diantara
Hadits)
PERSEMBAHAN
v
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
skripsi ini dengan tiada halangan yang berarti. Sholawat serta salam peneliti
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan
Semarang.
2) Drs. Lashari, M.T, selaku ketua jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri
Semarang.
Semarang.
vi
8) Penduduk perumahan tipe 21 Bukit Jatisari Bukit Semarang Baru Mijen
Kota Semarang yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
pihak yang turut membantu penelitian ini yang tidak mungkin kami sebutkan
satu persatu.
skripsi ini. Penyusun menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari
sempurna, maka kritik dan saran yang konstruktif dan membangun sangat kami
harapkan. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat
Penyusun
vii
SARI
Sholekan, Muhammad. 2006. Analisis Karakteristik Bangkitan Perjalanan
Penduduk Perumahan Baru (Studi Kasus Perumahan Tipe 21 Bukit
Jatisari Bukit Semarang Baru - Mijen Kota Semarang). Skripsi.
Pendidikan Teknik Bangunan, Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Semarang. Pembimbing: I. Ir. Bambang Haryadi, M.Sc,
II. Ir. Agung Sutarto.
Kata Kunci: Karakteristik, bangkitan, perjalanan, penduduk, perumahan.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................................. ii
PERNYATAAN......................................................................................... iv
SARI........................................................................................................... viii
ix
2.1.1 Pengertian Transportasi ..................................................... 9
2.3 Hipotesis...................................................................................... 20
3.4.2 Sampel................................................................................ 22
x
4.1 Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 30
xi
4.4.3 Pengaruh Tingkat Pendidikan Tertinggi Dalam
Keluarga Terhadap Total Trips (Perjalanan) Rata-Rata
Perkeluarga Perhari ............................................................ 58
4.4.4 Pengaruh Total Pendapatan Perkeluarga Perbulan
Terhadap Total Trips (Perjalanan) Rata-Rata
Perkeluarga Perhari ............................................................ 60
4.4.5 Pengaruh Kepemilikan Kendaraan (Sepeda, Sepeda
Motor, Mobil) Terhadap Total Trips (Perjalanan) Rata-
Rata Perkeluarga Perhari.................................................... 62
BAB V PENUTUP .................................................................................... 65
5.2 Saran.......................................................................................................66
LAMPIRAN-LAMPIRAN......................................................................... 71
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.3 Jumlah anggota keluarga yang sudah bekerja dan atau sudah
sekolah...................................................................................... 34
Tabel 4.12 Pengaruh jumlah anggota keluarga yang sudah bekerja dan
atau sudah sekolah terhadap total trips (perjalanan) rata-rata
perkeluarga perhari....................................................... 57
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Grafik Jumlah anggota keluarga dalam satu rumah ........... 32
Gambar 4.3 Grafik Jumlah anggota keluarga yang sudah bekerja dan
atau sudah sekolah ............................................................. 34
Gambar 4.13 Grafik Jenis moda yang digunakan untuk bepergian ......... 48
xiv
Gambar 4.17 Grafik Rute Perjalanan ......................................................... 53
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 19 Surat ijin penelitian ke Dinas Tata Kota Semarang .......... 102
Lampiran 20 Surat ijin penelitian ke PT. Karyadeka Alam Lestari ........ 103
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
terlepas dari aspek pembentuk kota. Aspek pembentuk tersebut meliputi : sosial
suatu wilayah yang tidak disertai dengan penambahan fasilitas yang memadahi
akan menimbulkan masalah baru. Keadaan ini sangat kelihatan dari kondisi
lalulintas yang menumpuk pada lokasi-lokasi tertentu. Dalam waktu yang hampir
jalan dan lain-lain. Hal ini merupakan kasus atau masalah umum dalam
dasar manusia yang harus dipenuhi. Suatu lokasi perumahan dapat dikatakan baik
apabila mempunyai aksesibilitas yang baik dan mudah serta aman untuk mencapai
tempat kerja (aktivitas). Hal ini berarti sistem transportasi di kawasan perumahan
1
2
melebihi sistem prasarana transportasi yang ada. Kurangnya investasi pada suatu
sistem jaringan transportasi dalam waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan
lalulintas. Hal ini terjadi karena volume arus lalulintas meningkat melebihi
kapasitas jalan yang ada. Perkiraan akan bertambahnya jumlah dan jenis
Pemilihan lokasi perumahan juga salah satu factor yang harus mendapat
perhatian khusus, karena kondisi lingkungan perumahan dalam struktur kota akan
kota, pada akhirnya juga menimbulkan kemacetan pada system transportasi pada
jalur-jalur yang dilewati oleh penduduk perumahan tersebut, seperti yang terjadi
di jalan raya Ngaliyan Mijen yang dilewati oleh penduduk perumahan Bukit
1.500.000 jiwa sangat menarik orang untuk bermukim di wilayah ini. Hal ini
Bukit Semarang Baru (BSB). Berbagai tipe rumah di bangun dengan segala
fasilitasnya.
Semarang (Simpang Lima) dan 7 km dari jalan raya Semarang Jakarta. Jarak
antara pasar Ngaliyan sampai Jrakah 0,9 km, pada jam 06.30 WIB waktu yang
km/jam. Sedangkan dari Jrakah ke Kalibanteng yang berjarak 2,5 km, waktu
Jalan raya Ngaliyan Mijen memiliki lebar jalan 6 m untuk dua jalur
masalah kemacetan pada jalan raya Ngaliyan - Mijen. Hal ini terjadi karena timbul
yakni tipe 45, tipe 36, dan tipe 21 dengan perbandingan jumlah 1: 3 : 6 (10% tipe
45, 30% tipe 36 dan 60% tipe 21). Karena tipe 21 memiliki jumlah terbanyak,
dimungkinkan masalah lalulintas yang terjadi pada jalan raya Ngaliyan Mijen
akhirnya dapat mempengaruhi pola perjalanan yang mereka lakukan. Hal inilah
Jatisari ?
Jatisari ?
mereka lakukan ?
tempat tinggal tetap atau kediaman yang terdiri dari beberapa rumah yang belum
Kota Semarang.
anggota keluarga yang bekerja dan atau sudah sekolah, tingkat pendidikan
Semarang.
rute yang biasa dilewati, dan total trips (perjalanan) perkeluarga perhari)
Kota Semarang.
transportasi, karena hanya dilakukan pada satu tiper umah saja, sehingga
diperlukan penelitian serupa pada tipe rumah yang lain. Manfaat yang dapat
lalulintas dengan memberikan jalur yang lebih pada jam-jam tertentu seperti
3) Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar dan bahan pertimbangan pada
penelitian berikutnya.
adalah : jumlah anggota keluarga, jumlah anggota yang sudah bekerja dan atau
yang akan diteliti adalah : tujuan perjalanan, pemilihan jenis moda, rute yang
Secara garis besar, skripsi terdiri dari tiga bagian utama yaitu bagian awal,
bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal berisi halaman judul, abstrak, halaman
pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar
Bagian isi terdiri atas lima bab yaitu pendahuluan, tinjauan pustaka,
Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang semua hasil
TINJAUAN PUSTAKA
mengangkut sesuatu dari satu tempat ke tempat yang lain. Transportasi juga dapat
diartikan sebagai usaha untuk memindahkan sesuatu dari satu lokasi ke lokasi
yang lainnya dengan menggunakan suatu alat tertentu. Secara umum dapat
sesuatu (orang dan atau barang) dari satu tempat ke tempat yang lain, baik dengan
dapat memiliki fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan jenis dan bentuk.
Komponen itu sendiri. Komponen tersebut dapat berupa prasarana atau sarana.
transportasi. Prasarana dapar berupa jalan raya, jalan kereta api, terminal, halte,
sungai, laut, pipa, udara, dan sebagainya. Sedangkan sarana adalah sesuatu yang
berwujud kendaraan yang berfungsi sebagai alat yang dapat memindahkan sesuatu
barang maupun orang untuk mencapai tujuannya. Sarana dapat berupa bus, kereta
api, pesawat terbang, kapal laut, perahu, dan sebagainya. Agar kegiatan
transportasi dapat berjalan dan terselenggara dengan baik, aman, tertib, lancar,
9
10
sesuai dengan keinginan, maka perlu adanya rencana operasi atau prosedur
1) Lintasan atau jalur, sebagai tempat untuk bergerak sarana transportasi yang
melintas.
untuk suatu jalur bergerak tertentu dan dapat digerakkan di jalur tersebut.
lancar, tertib dan mudah didapat oleh para pengguna jasa moda tersebut.
dengan cepat, aman, nyaman, dan mudah. Tetapi di samping itu terdapat sejumlah
orang yang bergerak dari dan ke tempat tujuan yang sama, karena di dalamnya
terdapat faktor manusia, ekonomi, fisik, sarana dan prasarana, administrasi, dan
berikut:
Warpani (1981) menyatakan bahwa tata guna lahan sangat terkait dengan
perjalanan, kita harus mengetahui jenis tata guna lahan yang akan diteliti
terlebih dahulu. Tata guna lahan menunjukkan kegiatan yang ada dan
tiga ukuran dasar yaitu jenis kegiatan yang terjadi, intensitas penggunaan, dan
b) Penduduk
dan barang bergerak atau berpindah tempat dengan aman dan murah. Warpani
transportai merupakan suatu proses yang dinamis dan tanggap terhadap perubahan
a) Pertunbuhan
kepadatan rumah.
b) Keadaan lalulintas
kemacetan lalulintas.
c) Perkembangan kota
merupakan gabungan dari beberapa seri sub model yang masing-masing harus
a) Aksesibilitas
lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain, dan mudah atau susahnya
aksesibilitas yang berbeda pula, karena aktivitas tata guna lahan tersebut
tersebar secara tidak mereta (heterogen). Beberapa jenis tata guna lahan
pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah yang
tertarik ke suatu zona atau tata guna lahan. Bangkitan pergerakan ini
mencakup:
14
Hasil keluaran dari perhitungan bangkitan dan tarikan lalulintas berupa jumlah
kendaraan, orang, atau angkuatan barang per satuan waktu yang tergantung
mempunyai ciri bangkitan yang berbeda pada jumlah arus lalulintas dan
jenis lalulintas, seperti pejalan kaki, truk, dan mobil, dipengaruhi oleh
yang dihasilkannya.
Pendapatan
Kepemilikan kendaran
Nilai lahan
Aksesibilitas
15
sedangkan untuk tujuan lainnya bersifat pilihan dan tidak rutin dilakukan.
sibuk (pagi dan sore) dan pergerakan pada jam tidak sibuk.
c) Sebaran pergerakan
atau zona yang kemudian disalurkan ke daerah atau zona yang lain. Tujuan
seluruh pergerakan yang berasal dari zona asal akan terbagi ke semua zona
tujuan. Pola sebaran pergerakan ini dipengaruhi oleh pemisahan ruang yang
berupa jarak antara dua buah tata guna lahan yang berpengaruh pada tingkat
aksesibilitas dan intensitas tata guna lahan yang berupa aktivitas yang akan
daerah.
16
d) Pemilihan moda
Jika interaksi terjadi antara dua tata guna lahan di suatu kota, seseorang akan
pos, karena hal ini akan dapat menghindari terjadinya perjalanan. Akan tetapi,
angkutan umum (becak, mini bus, bus, kereta api, dan lain-lain).
tiga, yaitu:
Dalam beberapa kasus, mungkin terdapat sedikit pilihan atau tidak ada pilihan
sama sekali. Orang miskin mungkin tidak mampu membeli sepeda atau
keluarga tersebut mempunyai sepeda, jika harus bepergian jauh tentu akan
pilihan moda saja disebut captive terhadap moda tersebut. Jika terdapat lebih
dari satu moda, biasanya memilih rute terpendek, tercepat, termurah, atau
e) Pemilihan rute
Semua yang telah diterapkan dalam pemilihan moda juga dapat digunakan
jenis moda transportasi (bus dan kereta api mempunyai rute yang tetap).
Dalam kasus ini pemilihan moda dan rute ditentukan bersama-sama. Untuk
mereka dapat menentukan rute yang terbaik. Pemilihan rute dilakukan agar
beban jalan dapat seimbang, sehingga kapasitas jalan akan terpakai secara
mempengaruhi kinerja suatu jalan. Dalam hal ini jumlah arus lalulintas
agar dapat menjadi suatu tempat kehidupan yang layak dan nyaman. Perencanaan
memungkinkan orang atau barang bergerak dengan aman, murah, cepat, dan
nyaman.
pernah dilakukan oleh Mieke Ariyani dan Monica Andhy Winata (2001), studi
analisis ini adalah melakukan seleksi variabel yang lebih memenuhi (terbanyak)
Dari penelitian ini diperoleh dua variabel bebas yang terbaik yaitu jumlah
anggota keluarga dan jumlah anggota keluarga yang sudah bekerja. Pada
Keterangan:
Keterangan:
X4 : Jumlah pendapatan
semakin tinggi tingkat pendapatan suatu keluarga semakin tinggi pula jumlah
2.3 Hipotesis
a) Semakin banyak jumlah anggota keluarga dalam satu rumah, maka total trips
b) Semakin banyak jumlah anggota keluarga yang sudah bekerja dan atau sudah
c) Semakin tinggi tingkat pendidikan tertinggi dalam keluarga, maka total trips
d) Semakin banyak total pendapatan perbulan dalam keluarga, maka total trips
dalam satu rumah, maka total trips (perjalanan) perkeluarga perhari yang
METODE PENELITIAN
Kasus Perumahan Tipe 21 Bukit Jatisari Bukit Semarang Baru Mijen Kota
Semarang.
kondisi awal dan karakteristik lokasi penelitian serta untuk dapat memperkirakan
waktu dan biaya yang akan terpakai untuk penelitian tersebut. Survei pendahuluan
ini dilaksanakan pada hari senin tanggal 25 Juli 2005. Melalui survei pendahuluan
ini diperoleh data-data sekunder dari PT. Karyadeka Alam Lestari (PT. KAL)
dengan bulan Agustus 2005 dan dari Kelurahan Jatisari diperoleh data tentang
21
22
sumber yang membahas tentang masalah transportasi, teori analisis data, dan
penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya. Hasil studi literatur ini
3.4.1 Populasi
penelitian ini adalah semua penduduk perumahan tipe 21 Bukit Jatisari Bukit
Semarang Baru Mijen Kota Semarang. Populasi pada penelitian ini sebanyak
3.4.2 Sampel
mendapatkan sampel dengan jumlah relatif kecil dari seluruh populasi, yang
praktis, yaitu dengan tabel dan nomogram. Pada penelitian ini menggunakan tabel
Krejcie. Tabel Krejcie dapat dilihat dalam lampiran 2 (halaman 72). Dari data
yang sudah didapat diketahui jumlah rumah tipe 21 Bukit Jatisari yang sudah
terhuni sebanyak 700 unit rumah. Dari populasi sebesar 700, menurut tabel
melakukan perhitungan ukuran sampel didasarkan atas kesalahan 5%, jadi sampel
perumahan Bukit Jatisari Indah terdiri dari rumah tipe 36 dan tipe 45. Untuk
berada dirumah (pada saat penelitian berlangsung). Jika sudah didapatkan jumlah
sampel sesuai yang diinginkan, maka penduduk anyg lain tidak berkesempatan
menjadi responden.
Data primer dari penelitian ini adalah karakteristik rumah tangga (variabel
Jumlah anggota keluarga yang sudah bekerja dan atau sudah sekolah
2) Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah total trips (perjalanan) perkeluarga
perhari untuk kegiatan keluar dari perumahan yang dilakukan oleh penduduk
Semarang.
25
Desember 2005. Pembagian kuesioner (angket) dilakukan antara pukul 15.00 WIB
sampai pukul 18.00 WIB. Hal ini dilakukan mengingat pada siang hari sebagian
waktu istirahat mereka dan kurang etis. Hal ini yang menjadi pertimbangan
peneliti, sehingga diambil waktu yang paling tepat (antara pukul 15.00 WIB
sampai pukul 18.00 WIB). Pada jam itulah penduduk perumahan Bukit Jatisari
Dalam penelitian ini, peneliti dibantu oleh lima orang, yang masing-
Penjelasan ini dilakukan agar tidak ada responden yang mengisi angket lebih dari
satu.
sebagai berikut:
Jatisari
responden
Jika ada kuesioner yang belum terisi lengkap, maka dilakukan tanya jawab
yang diterima, maka daftar kuesioner ditinggal dahulu dan diambil oleh
bersangkutan.
2005
seluruh data yang terkumpul, menyajikannya dalam susunan yang baik dan rapi
(pengkodean).
1) Editing (penyuntingan)
Kegiatan yang dilakukan dalam editing ini adalah memeriksa seluruh daftar
2) Coding (Pengkodean)
Untuk hasil survei, coding dilakukan dengan memberi tanda (simbol) yang
berupa angka pada jawaban responden yang diterima, bagi tiap-tiap data yang
termasuk dalam kategori sama diberi angka yang sama. Tujuan coding ini
dalam penelitian ini adalah dengan ukuran nominal. Ukuran nominal adalah
28
ukuran yang paling sederhana, dimana angka yang diberikan kepada obyek
mempunyai arti sebagai label saja, dan tidak menunjukkan tingkatan apa-apa.
Coding dilakukan dengan memasukkan data primer yang telah diubah menjadi
suatu format yang dapat dibaca oleh komputer. Setelah data yang didapat
interpretasi, tetapi bila masih ada data yang kurang lengkap, maka harus
Microsoft Excel. Karena penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif, maka data
hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik, sehingga mudah dibaca
diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian, maka laporan penelitian (skripsi) dapat
Topik Penelitian
Survei Pendahuluan
Studi Pustaka Identifikasi permasalahan yang terjadi di
Jalan Raya Ngaliyan - Mijen
Pengumpulan data
Kerangka Sampling
Output
Jatisari tipe 21. Berdasarkan data dari Kelurahan Jatisari, kawasan perumahan ini
Wilayah perumahan Bukit Jatisari menempati empat Rukun Warga (RW), yakni
yang terbagi dalam 6 bagian, seperti terlihat pada Tabel 4.1 berikut ini:
30
31
Jumlah rumah yang telah dihuni sebanyak 1170 unit. Jumlah ini terdiri
atas tiga macam tipe rumah, yaitu tipe 45, tipe 36, dan tipe 21 dengan
21). Jumlah rumah tipe 21 sebanyak 700 unit. Menurut tabel Krejcie (Sugiyono,
1997), jika populasinya 700, maka sample minimalnya sebanyak 248. Jadi, dalam
responden. Dari 260 kuesioner yang dibagikan, sebanyak 250 yang dikembalikan
dan yang digunakan untuk analisa data lebih lanjut sebanyak 248 kuesioner,
karena 2 kuesioner yang lainnya tidak memenuhi syarat untuk analisa data.
Pada perumahan Bukit Jatisari tipe 21 tidak ada rumah yang hanya dihuni
oleh satu orang. Rumah yang dihuni oleh 2 orang sebanyak 29 keluarga (11.69
%). Rumah yang dihuni oleh 3 orang sebanyak 74 keluarga (29.84 %). Rumah
yang dihuni oleh 4 orang sebanyak 120 keluarga (48.39 %). Rumah yang dihuni
oleh 5 orang sebanyak 25 keluarga (10.08 %). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
140
120
120
Jumlah responden
100
74
80
60
40 29 25
20
0
0
1 2 3 4 5
Jumlah Anggota Keluarga
Dari Gambar 4.1 dapat disimpulkan bahwa jumlah anggota keluarga dalam
60.00
48.39
50.00
40.00
Prosentase
29.84
30.00
20.00
11.69 10.08
10.00
0.00
0.00
1 2 3 4 5
Jumlah Anggota keluarga
Gambar 4.2 Grafik Prosentase jumlah responden (jumlah anggota keluarga dalam
satu rumah)
Dari Gambar 4.2 dapat disimpulkan bahwa jumlah anggota keluarga dalam
satu rumah 4 orang memiliki prosentase terbesar, yaitu 48.39 % dari jumlah
responden.
4.2.2 Identifikasi Jumlah Anggota Keluarga Yang Sudah Bekerja Dan Atau
Sudah Sekolah
Pada perumahan Bukit Jatisari tipe 21, Rumah yang anggota keluarganya
sudah bekerja dan atau sudah sekolah 1 orang sebanyak 51 keluarga (20.56 %).
Rumah yang anggota keluarganya sudah bekerja dan atau sudah sekolah 2 orang
sebanyak 103 keluarga (41.53 %). Rumah yang anggota keluarganya sudah
bekerja dan atau sudah sekolah 3 orang sebanyak 27 keluarga (10.89 %). Rumah
yang anggota keluarganya sudah bekerja dan atau sudah sekolah 4 orang sebanyak
34
57 keluarga (22.98 %). Rumah yang anggota keluarganya sudah bekerja dan atau
sudah sekolah 5 orang sebanyak 10 keluarga (4.03 %). Untuk lebih jelasnya dapat
Tabel 4.3 Jumlah anggota keluarga yang sudah bekerja dan atau sudah sekolah
120 103
Jumlah responden
100
80
57
60 51
40 27
20 10
0
1 2 3 4 5
Jumlah Anggota keluarga Yang Sudah Bekerja dan atau Sudah
Sekolah
Gambar 4.3 Grafik Jumlah anggota keluarga yang sudah bekerja dan atau sudah
sekolah
keluarganya sudah bekerja dan atau sudah sekolah 2 orang jumlahnya terbanyak,
50.00
41.53
40.00
Prosentase
30.00 22.98
20.56
20.00
10.89
10.00 4.03
0.00
1 2 3 4 5
Jumlah Anggota Keluarga Yang Sudah Bekerja dan atau
Sudah Sekolah
Gambar 4.4 Grafik Prosentase jumlah responden (jumlah anggota keluarga yang
keluarganya sudah bekerja dan atau sudah sekolah 2 orang memiliki prosentase
Pada Perumahan Bukit Jatisari tipe 21, tidak ada yang tingkat pendidikan
tertinggi dalam keluarganya SD, SMP, atau Pascasarjana. Keluarga yang tingkat
pendidikan tertingginya SMA sebanyak 157 keluarga (63.31 %). Keluarga yang
180 157
160
Jumlah Responden
140
120
100 91
80
60
40
20 0 0 0
0
1 2 3 4 5
Tingkat Pendidikan Tertinggi Dalam Keluarga
70.00 63.31
60.00
50.00
Prosentase
36.69
40.00
30.00
20.00
10.00 0.00 0.00 0.00
0.00
1 2 3 4 5
Tingkat Pendidikan Tertinggi Dalam Keluarga
dalam keluarga)
jumlah responden.
Pada perumahan Bukit Jatisari tipe 21, keluarga yang memiliki pendapatan
3.000.000,00 sebanyak 19 keluarga (7.66 %). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
120 106
100
Jumlah Responden
80
54 56
60
40
19
20 8
5
0
1 2 3 4 5 6
Total Pendapatan Perkeluarga Perbulan
Keterangan:
45 42.74
40
35
30
Prosentase
25 21.77 22.58
20
15
10 7.66
2.02 3.23
5
0
1 2 3 4 5 6
Total Pendapatan Perkeluarga Perbulan
perbulan)
Keterangan:
Pada perumahan Bukit Jatisari tipe 21, ada keluarga yang tidak memiliki
(30.65 %). Keluarga yang memiliki 2 kendaraan sebanyak 107 keluarga (43.15
Keluarga yang memiliki 4 kendaraan sebanyak 10 keluarga (4.03 %). Untuk lebih
120 107
Jumlah Responden
100
76
80
60
40
40
15 10
20
0
1 2 3 4 5
Jumlah Kendaraan
Gambar 4.9 Grafik kepemilikan kendaraan (sepeda, sepeda motor, mobil)
Keterangan:
keluarga.
42
50.00
43.15
40.00
30.65
Prosentase
30.00
20.00 16.13
Keterangan:
jumlah perjalanan mingguan. Sebagai contoh, keluarga yang total tripsnya 2.57
kali, ini berarti keluarga tersebut melakukan perjalanan setiap hari 2 kali dan 4
kali untuk kegiatan mingguan. Dengan asumsi dalam seminggu sebanyak 7 hari,
maka dapat dihitung total trips keluarga tersebut perhari adalah 2 + 4/7 = 2.57
kali. Pada perumahan Bukit Jatisari tipe 21, tidak ada keluarga yang tidak
keluar dari perumahan 1.43 kali perhari sebanyak 14 keluarga (5.65 %). Keluarga
yang melakukan perjalanan rata-rata keluar dari perumahan 2.29 kali perhari
keluar dari perumahan 2.43 kali perhari sebanyak 17 keluarga (6.85 %). Keluarga
yang melakukan perjalanan rata-rata keluar dari perumahan 2.57 kali perhari
keluar dari perumahan 3.57 kali perhari sebanyak 42 keluarga (16.94 %).
Keluarga yang melakukan perjalanan rata-rata keluar dari perumahan 3.71 kali
rata-rata keluar dari perumahan 4.43 kali perhari sebanyak 22 keluarga (8.87 %).
Keluarga yang melakukan perjalanan rata-rata keluar dari perumahan 4.86 kali
perhari sebanyak 21 keluarga (8.47 %). Keluarga yang melakukan perjalanan rata-
rata keluar dari perumahan 5.57 kali perhari sebanyak 19 keluarga (7.66 %).
Keluarga yang melakukan perjalanan rata-rata keluar dari perumahan 6.57 kali
44
perhari sebanyak 1 keluarga (0.40 %). Keluarga yang melakukan perjalanan rata-
rata keluar dari perumahan 6.71 kali perhari sebanyak 3 keluarga (1.21 %).
Keluarga yang melakukan perjalanan rata-rata keluar dari perumahan 6.86 kali
perhari sebanyak 11 keluarga (4.44 %). Keluarga yang melakukan perjalanan rata-
rata keluar dari perumahan 7.29 kali perhari sebanyak 2 keluarga (0.81 %).
Keluarga yang melakukan perjalanan rata-rata keluar dari perumahan 7.86 kali
perhari sebanyak 1 keluarga (0.40 %). Keluarga yang melakukan perjalanan rata-
rata keluar dari perumahan 8.00 kali perhari sebanyak 7 keluarga (2.82 %). Untuk
45 42 42
40
Jumlah Responden
35
30
30
25 22 21
19
20 16 17
14
15 11
10 7
5 3 2
1 1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Total Trips Rata-Rata Perkeluarga Perhari
Keterangan:
perjalanan rata-rata keluar perumahan 3.57 kali dan 3.71 kali jumlahnya
Gambar 4.12 Grafik Prosentase jumlah responden (total trips (perjalanan) rata-rata
perkeluarga perhari)
Keterangan:
perjalanan rata-rata keluar perumahan 3.57 kali dan 3.71 kali memiliki prosentase
Pada perumahan Bukit Jatisari tipe 21, tidak ada keluarga yang bepergian
keluar dari perumahan jalan kaki atau menggunakan sepeda. Keluarga yang
keluarga (10.08 %). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.8 sebagai
berikut:
48
250 215
Jumlah Responden
200
150
100
50 25
0 0 8
0
1 2 3 4 5
Jenis Moda Yang Digunakan
Keterangan:
100.00 86.69
80.00
Prosentase
60.00
40.00
20.00 10.08
0.00 0.00 3.23
0.00
1 2 3 4 5
Jenis Moda Yang Digunakan
Gambar 4.14 Grafik Prosentase jumlah responden (jenis moda yang digunakan
untuk bepergian)
jumlah responden.
perjalanan dengan tujuan Ngaliyan sebanyak 13 keluarga (5.24 %). Keluarga yang
(27.02 %). Keluarga yang melakukan perjalanan dengan tujuan Semarang Timur
tujuan Semarang Utara sebanyak 8 keluarga (3.23 %). Keluarga yang melakukan
dengan tujuan Mijen sebanyak 44 keluarga (17.74 %). Keluarga yang melakukan
perjalanan dengan tujuan Boja sebanyak 10 keluarga (4.03 %). Untuk lebih
80 67
58
60
44
40 32
20 13 14 10
8
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tujuan (Lokasi) Perjalanan
Keterangan:
30.00 27.02
23.39
25.00
Prosentase
20.00 17.74
15.00 12.90
10.00 5.24 5.65
3.23 4.03
5.00 0.81
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tujuan (Lokasi) Perjalanan
Keterangan:
(0.81 %). Keluarga yang melakukan perjalanan ke arah Ngaliyan sebanyak 220
keluarga (88.71 %). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.10 sebagai
berikut:
53
250 220
Jumlah Responden
200
150
100
50 16
10 2
0
1 2 3 4
Rute Yang Dilewati
Keterangan:
100.00 88.71
80.00
Prosentase
60.00
40.00
20.00 6.45
4.03 0.81
0.00
1 2 3 4
Rute Yang Dilewati
Gambar 4.18 Grafik Prosentase jumlah responden (Rute perjalanan)
Keterangan:
jumlah responden.
55
Pada perumahan Bukit Jatisari tipe 21 tidak ada rumah yang hanya dihuni
oleh satu orang, atau dengan kata lain semua rumah tipe 21 dihuni oleh orang
yang sudah berkeluarga. Rumah yang dihuni oleh 2 orang sebanyak 29 keluarga
(11.69 %) dengan total trips rata-rata perkeluarga perhari 1.93 kali. Rumah yang
dihuni oleh 3 orang sebanyak 74 keluarga (29.84 %) dengan total trips rata-rata
perkeluarga perhari 3.68 kali. Rumah yang dihuni oleh 4 orang sebanyak 120
keluarga (48.39 %) dengan total trips rata-rata perkeluarga perhari 3.79 kali.
Rumah yang dihuni oleh 5 orang sebanyak 25 keluarga (10.08 %) dengan total
trips rata-rata perkeluarga perhari 7.22 kali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Tabel 4.11 Pengaruh jumlah anggota keluarga dalam satu rumah terhadap
Keterangan:
f = Jumlah responden
8
6
Perhari
4
2
0
1 2 3 4 5
X1 (orang) 1 2 3 4 5
Y (kali) 0.00 1.93 3.68 3.79 7.22
Jumlah Anggota Keluarga
Gambar 4.19 Grafik Pengaruh jumlah anggota keluarga dalam satu rumah
Dari Gambar 4.19 dapat disimpulkan bahwa makin banyak jumlah anggota
keluarga dalam satu rumah, makin banyak pula total trips (perjalanan) yang
mereka lakukan.
4.4.2 Pengaruh Jumlah Anggota Keluarga Yang Sudah Bekerja Dan Atau
Perkeluarga Perhari
Pada perumahan Bukit Jatisari tipe 21, Rumah yang anggota keluarganya
sudah bekerja dan atau sudah sekolah 1 orang sebanyak 51 keluarga (20.56 %)
57
dengan total trips rata-rata perkeluarga perhari 3.01 kali. Rumah yang anggota
keluarganya sudah bekerja dan atau sudah sekolah 2 orang sebanyak 103 keluarga
(41.53 %) dengan total trips rata-rata perkeluarga perhari 3.67 kali. Rumah yang
anggota keluarganya sudah bekerja dan atau sudah sekolah 3 orang sebanyak 27
keluarga (10.89 %) dengan total trips rata-rata perkeluarga perhari 3.57 kali.
Rumah yang anggota keluarganya sudah bekerja dan atau sudah sekolah 4 orang
4.70 kali. Rumah yang anggota keluarganya sudah bekerja dan atau sudah
perkeluarga perhari 6.86 kali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.12
sebagai berikut:
Tabel 4.12 Pengaruh jumlah anggota keluarga yang sudah bekerja dan atau sudah
Keterangan:
X2 = Jumlah anggota keluarga yang sudah bekerja dan atau sudah sekolah
f = Jumlah responden
Gambar 4.20 Grafik Pengaruh jumlah anggota keluarga yang sudah bekerja dan
atau sudah sekolah terhadap total trips (perjalanan) rata-rata perkeluarga perhari
Dari Gambar 4.20 dapat disimpulkan bahwa makin banyak jumlah anggota
keluarga yang sudah bekerja dan atau sudah sekolah, makin banyak pula total
Pada Perumahan Bukit Jatisari tipe 21, tidak ada yang tingkat pendidikan
tertinggi dalam keluarganya SD, SMP, atau Pascasarjana. Keluarga yang tingkat
pendidikan tertingginya SMA sebanyak 157 keluarga (63.31 %) dengan total trips
perkeluarga perhari 4.03 kali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.13
sebagai berikut:
Tabel 4.13 Pengaruh tingkat pendidikan tertinggi dalam keluarga terhadap total
Keterangan:
f = Jumlah responden
4.50 4.03
3.79
4.00
3.50
3.00
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50 0.00 0.00 0.00
0.00
SD
A
SM
SM
N
JA
JA
R
AR
SA
AS
SC
PA
pendidikan dalam keluarga, makin banyak pula total trips (perjalanan) yang
mereka lakukan.
Pada perumahan Bukit Jatisari tipe 21, keluarga yang memiliki pendapatan
perbulan <Rp. 1.000.000,00 sebanyak 5 keluarga (2.02 %) dengan total trips rata-
rata perkeluarga perhari 4.43 kali. Keluarga yang memiliki pendapatan perbulan
dengan total trips rata-rata perkeluarga perhari 4.12 kali. Keluarga yang memiliki
keluarga (22.58 %) dengan total trips rata-rata perkeluarga perhari 3.23 kali.
perkeluarga perhari 4.03 kali. Keluarga yang memiliki pendapatan perbulan antara
trips rata-rata perkeluarga perhari 3.77 kali. Keluarga yang memiliki pendapatan
rata-rata perkeluarga perhari 4.43 kali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 4.14 Pengaruh total pendapatan perkeluarga perbulan terhadap total trips
Keterangan:
f = Jumlah responden
5 4.43 4.43
4.5 4.12 4.03
4 3.77
3.5 3.23
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
< 1,000,000 1,000,000 - 1,500,000 - 2,000,000 - 2,500,000 - >=
1,499,000 1,999,000 2,499,000 2,999,000 3,000,000
Total Pendapatan Perkeluarga Perbulan
perbulan pada perumahan tipe 21 Bukit Jatisari tidak berpengaruh terhadap total
Pada perumahan Bukit Jatisari tipe 21, ada keluarga yang tidak memiliki
keluarga (6.05 %) dengan total trips rata-rata perkeluarga perhari 7.47 kali.
total trips rata-rata perkeluarga perhari 2.65 kali. Keluarga yang memiliki 2
keluarga (16.13 %) dengan total trips rata-rata perkeluarga perhari 5.20 kali.
trips rata-rata perkeluarga perhari 6.68 kali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Keterangan:
f = Jumlah responden
0
1 2 3 4 5
X5 (kendaraan) 0 1 2 3 4
Y (kali) 7.47 2.68 3.50 5.20 6.68
Jumlah kendaraan
walaupun untuk keluarga yang memiliki 1,2,3,4 kendaraan, makin banyak jumlah
kendaraan yang dimiliki makin banyak pula total trips (perjalanan) yang mereka
lakukan, tetapi untuk keluarga yang tidak memiliki kendaraan total trips
(perjalanan) rata-ratanya justru lebih banyak. Hal ini sangat aneh terjadi. Setelah
diteliti ulang, keluarga yang tidak memiliki kendaraan ternyata memiliki jumlah
anggota keluarga yang banyak dan jumlah anggota keluarganya yang sudah
bekerja dan atau sudah sekolah juga lebih banyak dibandingkan keluarga yang
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan analisis data terhadap 248 keluarga dari 700
keluarga pada perumahan tipe 21 Bukit Jatisari Bukit Semarang Baru Mijen
b. Keluarga yang jumlah anggota keluarganya sudah bekerja dan atau sudah
41.53 %)
65
66
a. Keluarga yang total trips (perjalanan) rata-ratanya 3.57 kali dan 3.71 kali
16.94 %)
5.2 Saran
2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan bahan
3) Perlu dilakukan penelitian yang serupa pada tipe rumah yang lain (tipe 36 dan
tipe 45) pada perumahan Bukit Jatisari, sehingga untuk dasar perenrencanaan
lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., 1996, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka
Cipta, Jakarta.
-------, 2005, Profil Proyek Kota Bukit Semarang Baru Edisi I (Bulan Januari
Agustus 2005), PT. Karyadeka Alam Lestari,Semarang.