Anda di halaman 1dari 85

ANALISIS KARAKTERISTIK BANGKITAN

PERJALANAN PENDUDUK PERUMAHAN BARU

(Studi Kasus Perumahan Tipe 21 Bukit Jatisari - Bukit

Semarang Baru Mijen Kota Semarang)

SKRIPSI

Disusun Dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata 1


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Teknik Bangunan
Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh
Muhammad Sholekan
NIM. 5101401019

JURUSAN TEKNIKSIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2006
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian

skripsi.

Semarang, Februari 2006

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Bambang Haryadi,M.Sc Ir. Agung Sutarto


NIP. 131876222 NIP. 131931831

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada

hari : Jumat Nama : Muhammad Sholekan

tanggal : 10 Maret 2006 NIM : 5101401019

Panitia ujian

Ketua Sekretaris

Drs. Lashari, MT Drs. Supriyono


NIP. 131471402 NIP. 131571560
Pembimbing Anggota Penguji
Pembimbing I Penguji I

Ir. Bambang Haryadi M.Sc Ir. Bambang Haryadi M.Sc


NIP. 131876222 NIP. 131876222

Pembimbing II Penguji II

Ir. Agung Sutarto Ir. Agung Sutarto


NIP. 131931831 NIP. 131931831

Penguji III

Untoro Nugroho, S.T, M.T


NIP. 132158473

Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik

Prof. Dr. Soesanto


NIP. 130875753

iii
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang , Februari 2006

Muhammad Sholekan

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO
Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman dan berilmu diantara

kamu dengan beberapa derajat . (Q.S. Al-Mujadalah : 11)

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya (Al

Hadits)

Barang siapa menginginkan kebahagiaan di dunia haruslah dengan ilmu,

barang siapa menghendaki kebahagiaan di akhirat haruslah dengan ilmu,

dan barang siapa menhendaki kebahagiaan di dunia dan akhirat haruslah

dengan ilmu pula. (Al Hadits)

PERSEMBAHAN

Kedua orang tuaku tercinta, yang dengan penuh

pengorbanan, kesabaran dan kerja kerasnya selalu

memberikan dorongan dan doa.

Kakak dan adik-adikku yang aku sayangi.

Seseorang yang selalu di hatiku yang aku sayangi

yang telah memberikan dorongan dan motivasi.

Teman-teman sejatiku PTB 2001.

v
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga peneliti dapat menyeleseikan

skripsi ini dengan tiada halangan yang berarti. Sholawat serta salam peneliti

curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari

berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan

banyak terima kasih kepada:

1) Prof. Dr. Soesanto, selaku dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri

Semarang.

2) Drs. Lashari, M.T, selaku ketua jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri

Semarang.

3) Drs. Supriyono, selaku ketua program studi Pendidikan Teknik Bangunan

jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang.

4) Ir. Bambang Haryadi, M.Sc, selaku pembimbing I yang dengan penuh

kesabaran telah nemberikan petunjuk, bimbingan, arahan dan motivasi.

5) Ir. Agung Sutarto, selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan

dan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

6) PT. Karyadeka Alam Lestari yang telah memberikan ijin diadakannya

penelitian di Perumahan Bukit Jatisari Bukit Semarang Baru Mijen - Kota

Semarang.

7) Kelurahan Jatisari yang telah memberikan ijin pelaksanaan penelitian ini.

vi
8) Penduduk perumahan tipe 21 Bukit Jatisari Bukit Semarang Baru Mijen

Kota Semarang yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

9) Teman-teman seperjuangan PTB 01, dan Teman-teman sejatiku serta semua

pihak yang turut membantu penelitian ini yang tidak mungkin kami sebutkan

satu persatu.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal kepada semua

pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan

skripsi ini. Penyusun menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari

sempurna, maka kritik dan saran yang konstruktif dan membangun sangat kami

harapkan. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat

dan tambahan ilmu bagi para pembaca, amien.

Semarang, Februari 2006

Penyusun

vii
SARI
Sholekan, Muhammad. 2006. Analisis Karakteristik Bangkitan Perjalanan
Penduduk Perumahan Baru (Studi Kasus Perumahan Tipe 21 Bukit
Jatisari Bukit Semarang Baru - Mijen Kota Semarang). Skripsi.
Pendidikan Teknik Bangunan, Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Semarang. Pembimbing: I. Ir. Bambang Haryadi, M.Sc,
II. Ir. Agung Sutarto.
Kata Kunci: Karakteristik, bangkitan, perjalanan, penduduk, perumahan.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh masalah kemacetan lalulintas yang


sering terjadi di jalan raya Ngaliyan Mijen, terutama pada jam sibuk (pagi dan
sore hari). Kemacetan pada jalur ini diperkirakan karena berkembangnya
perumahan Bukit Semarang Baru terutama dari kawasan perumahan Bukit
Jatisari.Perumahan Bukit Jatisari terdiri dari tiga macam tipe rumah, yakni tipe 45
(10%), tipe 36 (30%), tipe 21 (60%). Karena tipe 21 jumlahnya terbanyak, maka
penelitian ini mengambil sample pada perumahan tipe 21 Bukit Jatisari tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik rumah tangga
dan karakteristik perjalanan penduduk perumahan tipe 21 Bukit Jatisari, serta
mengetahui pengaruh karakteristik rumah tangga (jumlah anggota keluarga dalam
satu rumah, jumlah anggota keluarga yang sudah bekerja dan atau sudah sekolah,
tingkat pendidikan tertinggi dalam keluarga, total pendapatan perkeluarga
perbulan, kepemilikan kendaraan (sepeda, sepeda motor, mobil)) terhadap total
trips (perjalanan) rata-rata perkeluarga perhari yang mereka lakukan. Karakteristik
rumah tangga sebagai variabel bebas dan total trips (perjalanan) sebagai variabel
terikat.
Data primer diperoleh dengan cara membagikan kuesioner kepada
penduduk perumahan tipe 21 Bukit Jatisari. Pada penelitian ini populasinya
berjumlah 700 dan diambil sampel sebanyak 248 keluarga.
Dari penelitian karakteristik rumah tangga yang telah dilakukan dapat
diambil kesimpulan bahwa keluarga yang memiliki jumlah anggota keluarga 4
orang prosentasenya terbanyak yaitu 120 keluarga (48.39%). Keluarga yang
anggota keluarganya sudah bekerja dan atau sudah sekolah 2 orang prosentasenya
terbanyak yaitu 103 keluarga (41.53%). Keluarga yang tingkat pendidikan
tertinggi dalam keluarganya SMA prosentasenya terbanyak yaitu 157 keluarga
(63.31%). Keluarga yang total pendapatan dalam keluarganya antara Rp
2.000.000,00 Rp 2.499.000,00 prosentasenya terbanyak yaitu 106 keluarga
(42.74%). Keluarga yang jumlah kendaraan dalam keluarganya 2 buah
prosentasenya terbanyak yaitu 107 keluarga (43.15%).
Dari penelitian karakteristik perjalanan yang dilakukan, diperoleh hasil
bahwa keluarga yang total perjalanan rata-rata perharinya 3.57 dan 3.71 memiliki
prosentase terbanyak masing-masing sebanyak 42 keluarga (16.94%). Keluarga
yang melakukan perjalanan dengan sepeda motor jumlahnya terbanyak yaitu 215
keluarga (86.69%). Keluarga yang melakukan perjalanan dengan tujuan Semarang

viii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iii

PERNYATAAN......................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................... vi

SARI........................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ............................................................................................. x

DAFTAR TABEL...................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 3

1.3 Penegasan Istilah........................................................................ 4

1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................... 5

1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................... 6

1.6 Batasan Masalah ........................................................................ 7

1.7 Sistematika Skripsi..................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 9

2.1 Tinjauan Pustaka ........................................................................ 9

ix
2.1.1 Pengertian Transportasi ..................................................... 9

2.1.2 Permasalahan Transportasi................................................. 10

2.1.3 Perencanaan Transportasi................................................... 11

2.1.4 Konsep Perencanaan Transportasi ..................................... 13

2.1.5 Perencanaan Kota dan Perencanaan Transportasi.............. 18

2.2 Penelitian Sejenis ........................................................................ 19

2.3 Hipotesis...................................................................................... 20

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................21

3.1 Topik Penelitian ......................................................................... 21

3.2 Survei Pendahuluan..................................................................... 21

3.3 Studi Literatur ............................................................................. 21

3.4 Kerangka Sampling..................................................................... 22

3.4.1 Populasi .............................................................................. 22

3.4.2 Sampel................................................................................ 22

3.4.3 Metode Pengambilan Sampel............................................. 23

3.5 Pengumpulan Data ...................................................................... 24

3.5.1 Data primer ........................................................................ 24

3.5.2 Data Sekunder .................................................................... 26

3.6 Analisis Data dan Pembahasan ................................................... 27

3.6.1 Editing (Penyuntingan) dan Coding (Pengkodean) ........... 27

3.6.2 Analisis dan Interpretasi..................................................... 28

3.7 Laporan Penelitian (Output).................................................. 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................30

x
4.1 Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 30

4.1.1 Lokasi Penelitian................................................................ 30

4.2 Identifikasi Karakteristik Rumah Tangga ................................... 32

4.2.1 Identifikasi Jumlah Anggota Keluarga Dalam Satu


Rumah ................................................................................ 32
4.2.2 Identifikasi Jumlah Anggota Keluarga Yang Sudah
Bekerja dan atau Sudah Sekolah ........................................ 33
4.2.3 Identifikasi Tingkat Pendidikan Tertinggi Dalam
Keluarga ............................................................................. 35
4.2.4 Identifikasi Total Pendapatan Perkeluarga Perbulan ......... 37
4.2.5 Identifikasi Kepemilikan Kendaran (Sepeda, Sepeda
Motor, Mobil)..................................................................... 40
4.3 Identifikasi Karakteristik Perjalanan......................................................43

4.3.1 Identifikasi Total Trips (Perjalanan) Rata-Rata


Perkeluarga Perhari ............................................................ 43
4.3.2 Identifikasi Jenis Moda Yang Digunakan Untuk
Bepergian ........................................................................... 47
4.3.3 Identifikasi Tujuan (Lokasi) Perjalanan............................. 49
4.3.4 Identifikasi Rute Perjalanan ............................................... 52

4.4 Pengaruh Karakteristik Rumah Tangga Terhadap Total Trips

(Perjalanan) Rata-Rata Perkeluarga Perhari................................ 55

4.4.1 Pengaruh Jumlah Anggota Keluarga Dalam Satu


Rumah Terhadap Total Trips (Perjalanan) Rata-Rata
Perkeluarga Perhari ............................................................ 55
4.4.2 Pengaruh Jumlah Anggota Keluarga Yang Sudah
Bekerja dan atau Sudah Sekolah Terhadap Total Trips
(Perjalanan) Rata-Rata Perkeluarga Perhari....................... 56

xi
4.4.3 Pengaruh Tingkat Pendidikan Tertinggi Dalam
Keluarga Terhadap Total Trips (Perjalanan) Rata-Rata
Perkeluarga Perhari ............................................................ 58
4.4.4 Pengaruh Total Pendapatan Perkeluarga Perbulan
Terhadap Total Trips (Perjalanan) Rata-Rata
Perkeluarga Perhari ............................................................ 60
4.4.5 Pengaruh Kepemilikan Kendaraan (Sepeda, Sepeda
Motor, Mobil) Terhadap Total Trips (Perjalanan) Rata-
Rata Perkeluarga Perhari.................................................... 62
BAB V PENUTUP .................................................................................... 65

5.1 Kesimpulan ................................................................................. 65

5.2 Saran.......................................................................................................66

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 68

LAMPIRAN-LAMPIRAN......................................................................... 71

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pengambilan sampel ................................................................. 23

Tabel 4.1 Kemajuan pengembangan proyek perumahan Bukit Jatisari.... 31

Tabel 4.2 Jumlah anggota keluarga dalam satu rumah ............................. 32

Tabel 4.3 Jumlah anggota keluarga yang sudah bekerja dan atau sudah
sekolah...................................................................................... 34

Tabel 4.4 Tingkat pendidikan tertinggi dalam keluarga ........................... 36

Tabel 4.5 Total pendapatan perkeluarga perbulan .................................... 38

Tabel 4.6 Kepemilikan kendaran (sepeda, sepeda motor, mobil) ............ 40

Tabel 4.7 Total trips (perjalanan) rata-rata perkeluarga perhari .............. 44

Tabel 4.8 Jenis moda yang digunakan untuk bepergian .......................... 48

Tabel 4.9 Tujuan (lokasi) perjalanan ....................................................... 50

Tabel 4.10 Rute perjalanan ....................................................................... 53

Tabel 4.11 Pengaruh jumlah anggota keluarga dalam satu rumah


terhadap total trips (perjalanan) rata-rata perkeluarga
perhari ...................................................................................... 55

Tabel 4.12 Pengaruh jumlah anggota keluarga yang sudah bekerja dan
atau sudah sekolah terhadap total trips (perjalanan) rata-rata
perkeluarga perhari....................................................... 57

Tabel 4.13 Pengaruh tingkat pendidikan tertinggi dalam keluarga


terhadap total trips (perjalanan) rata-rata perkeluarga
perhari ...................................................................................... 59

Tabel 4.14 Pengaruh total pendapatan perkeluarga perbulan terhadap


total trips (perjalanan) rata-rata perkeluarga perhari................ 61

Tabel 4.15 Pengaruh kepemilikan kendaraan (sepeda, sepeda motor,


mobil) terhadap total trips (perjalanan) rata-rata
perkeluarga perhari................................................................... 63

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian.............................................. 29

Gambar 4.1 Grafik Jumlah anggota keluarga dalam satu rumah ........... 32

Gambar 4.2 Grafik Prosentase jumlah responden (Jumlah anggota


keluarga dalam satu rumah) ............................................... 33

Gambar 4.3 Grafik Jumlah anggota keluarga yang sudah bekerja dan
atau sudah sekolah ............................................................. 34

Gambar 4.4 Grafik Prosentase jumlah responden (Jumlah anggota


keluarga yang sudah bekerja dan atau sudah sekolah)....... 35

Gambar 4.5 Grafik Tingkat pendidikan tertinggi dalam keluarga ......... 36

Gambar 4.6 Grafik Prosentase jumlah responden (Tingkat pendidikan


tertinggi dalam keluarga) ................................................... 37

Gambar 4.7 Grafik Total pendapatan perkeluarga perbulan.................. 38

Gambar 4.8 Grafik Prosentase jumlah responden (Total pendapatan


perkeluarga perbulan)......................................................... 39

Gambar 4.9 Grafik Kepemilikan kendaraan (sepeda, sepeda motor,


mobil) ................................................................................. 41

Gambar 4.10 Grafik Prosentase jumlah responden (Kepemilikan


kendaraan (sepeda, sepeda motor, mobil))......................... 42

Gambar 4.11 Grafik Total trips (perjalanan) rata-rata perkeluarga


perhari ................................................................................ 45

Gambar 4.12 Grafik Prosentase jumlah responden (Total trips


(perjalanan) rata-rata perkeluarga perhari)......................... 46

Gambar 4.13 Grafik Jenis moda yang digunakan untuk bepergian ......... 48

Gambar 4.14 Grafik Prosentase jumlah responden (Jenis moda yang


digunakan untuk bepergian)............................................... 49

Gambar 4.15 Grafik Tujuan (lokasi) perjalanan ........................................ 50

Gambar 4.16 Grafik Prosentase jumlah responden (Tujuan (lokasi)


perjalanan).......................................................................... 51

xiv
Gambar 4.17 Grafik Rute Perjalanan ......................................................... 53

Gambar 4.18 Grafik Prosentase jumlah responden (Rute Perjalanan)....... 54

Gambar 4.19 Grafik Pengaruh jumlah anggota keluarga dalam satu


rumah terhadap total trips (perjalanan) rata-rata
perkeluarga perhari............................................................. 56

Gambar 4.20 Grafik Pengaruh jumlah anggota keluarga yang sudah


bekerja dan atau sudah sekolah terhadap total trips
(perjalanan) rata-rata perkeluarga perhari.......................... 58

Gambar 4.21 Grafik Pengaruh tingkat pendidikan tertinggi dalam


keluarga terhadap total trips (perjalanan) rata-rata
perkeluarga perhari............................................................. 59

Gambar 4.22 Grafik Pengaruh total pendapatan perkeluarga perbulan


terhadap total trips (perjalanan) rata-rata perkeluarga
perhari ................................................................................ 61

Gambar 4.23 Grafik Pengaruh kepemilikan kendaraan (sepeda, sepeda


motor, mobil) terhadap total trips (perjalanan) rata-rata
perkeluarga perhari............................................................. 63

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi kuesioner ............................................................. 71


Lampiran 2 Tabel Krejcie .................................................................... 72
Lampiran 3 Daftar kuesioner ............................................................... 73
Lampiran 4 Rekapitulasi data hasil penelitian (responden).................. 79
Lampiran 5 Peta lokasi kota baru (BSB) dan Bukit Jatisari .................. 84
Lampiran 6 Peta Kelurahan Jatisari ..................................................... 85
Lampiran 7 Peta perumahan Bukit Jatisari ......................................... 86
Lampiran 8 Peta rencana pembagian blok dan sub blok ...................... 91
Lampiran 9 Peta rencana jumlah dan kepadatan penduduk .................. 92
Lampiran 10 Peta rencana tata guna lahan ............................................. 93
Lampiran 11 Peta rencana jaringan jalan................................................. 94
Lampiran 12 Peta notasi penggal jalan.................................................... 95
Lampiran 13 Peta rencana lokasi persimpangan ..................................... 96
Lampiran 14 Surat penetapan dosen pembimbing skripsi....................... 97
Lampiran 15 Surat ijin observasi ke PT. Karyadeka Alam Lestari ......... 98

Lampiran 16 Surat balasan ijin observasi dari PT. Karyadeka Alam


Lestari................................................................................. 99

Lampiran 17 Surat ijin observasi ke Kelurahan Jatisari .......................... 100

Lampiran 18 Surat ijin penelitian ke Badan Kesatuan Bangsa dan


Perlindungan Masyarakat Kota Semarang ........................ 101

Lampiran 19 Surat ijin penelitian ke Dinas Tata Kota Semarang .......... 102

Lampiran 20 Surat ijin penelitian ke PT. Karyadeka Alam Lestari ........ 103

Lampiran 21 Surat Keterangan Selesai Penelitian dari Kelurahan


Jatisari ................................................................................ 104

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang semakin pesat sangat memicu

perkembangannya suatu kota. Perkembangan dan kemajuan suatu kota tidak

terlepas dari aspek pembentuk kota. Aspek pembentuk tersebut meliputi : sosial

budaya, ekonomi, pemukiman, kependudukan, sarana dan prasarana serta

transportasi. Semakin banyaknya jumlah penduduk yang bertempat tinggal dalam

suatu wilayah yang tidak disertai dengan penambahan fasilitas yang memadahi

akan menimbulkan masalah baru. Keadaan ini sangat kelihatan dari kondisi

lalulintas yang menumpuk pada lokasi-lokasi tertentu. Dalam waktu yang hampir

bersamaan menggunakan dan membutuhkan moda angkutan umum, prasarana

jalan dan lain-lain. Hal ini merupakan kasus atau masalah umum dalam

transportasi yang harus segera ditanggulangi.

Semakin menyempitnya lahan di pusat kota menimbulkan banyaknya

pembangunan perumahan-perumahan baru di pinggiran kota. Hal ini merupakan

konsekuensi yang tidak dapat dihindari, karena rumah merupakan kebutuhan

dasar manusia yang harus dipenuhi. Suatu lokasi perumahan dapat dikatakan baik

apabila mempunyai aksesibilitas yang baik dan mudah serta aman untuk mencapai

tempat kerja (aktivitas). Hal ini berarti sistem transportasi di kawasan perumahan

harus diatur dengan sebaik-baiknya.

1
2

Pertumbuhan ekonomi menyebabkan mobilitas seseorang meningkat

melebihi sistem prasarana transportasi yang ada. Kurangnya investasi pada suatu

sistem jaringan transportasi dalam waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan

system prasarana transportasi tersebut menjadi sangat rentan terhadap terjadinya

lalulintas. Hal ini terjadi karena volume arus lalulintas meningkat melebihi

kapasitas jalan yang ada. Perkiraan akan bertambahnya jumlah dan jenis

kendaraan yang akan beroperasi dan semakin meningkatnya jumlah angkutan

perjalanan dari pusat kota ke perumahan-perumahan harus benar-benar

diperhatikan oleh pemerintahan kota, sehingga tuntutan kebutuhan dan pelayanan

transportasi dapat terpenuhi.

Pemilihan lokasi perumahan juga salah satu factor yang harus mendapat

perhatian khusus, karena kondisi lingkungan perumahan dalam struktur kota akan

dapat mempengaruhi perkembangan kota tersebut. Kota Semarang yang sudah

sangat ramai dan sering menimbulkan masalah-masalah lalulintas (kemacetan

lalulintas) dapat menyebabkan makin cepatnya perkembangan perumahan-

perumahan baru di pinggiran kota. Karena banyaknya perumahan di pinggiran

kota, pada akhirnya juga menimbulkan kemacetan pada system transportasi pada

jalur-jalur yang dilewati oleh penduduk perumahan tersebut, seperti yang terjadi

di jalan raya Ngaliyan Mijen yang dilewati oleh penduduk perumahan Bukit

Semarang Baru (BSB), terutama perumahan Bukit Jatisari.


3

1.2 Rumusan Masalah

Kota Semarang sebagai ibukota Jawa Tengah, yang berpenduduk

1.500.000 jiwa sangat menarik orang untuk bermukim di wilayah ini. Hal ini

mengundang investor atau developer untuk membangun perumahan dan

mengembangkan wilayah tersebut. PT. Karyadeka Alam Lestari (PT. KAL)

menanamkan investasi di kawasan Mijen dengan mengembangkan perumahan

Bukit Semarang Baru (BSB). Berbagai tipe rumah di bangun dengan segala

fasilitasnya.

Perumahan Bukit Semarang Baru terletak 15 km dari pusat kota

Semarang (Simpang Lima) dan 7 km dari jalan raya Semarang Jakarta. Jarak

antara pasar Ngaliyan sampai Jrakah 0,9 km, pada jam 06.30 WIB waktu yang

dibutuhkan untuk melintasinya adalah 6 menit atau kecepatan rata-ratanya 9

km/jam. Sedangkan dari Jrakah ke Kalibanteng yang berjarak 2,5 km, waktu

tempuh yang dibutuhkan 10 menit atau kecepatan rata-ratanya 14,7 km/jam.

Jalan raya Ngaliyan Mijen memiliki lebar jalan 6 m untuk dua jalur

lalulintas. Sedangkan perumahan Bukir Semarang Baru (BSB) memiliki wilayah

seluas 1000 Ha dan akan terus berkembang, tentunya akan menimbulkan

masalah kemacetan pada jalan raya Ngaliyan - Mijen. Hal ini terjadi karena timbul

bangkitan perjalanan baru dari perumahan Bukit Semarang Baru (BSB),

khususnya dari perumahan Bukit Jatisari, karena kawasan Bukit Jatisari

merupakan kawasan perumahan yang utama dari perumahan BSB.


4

Perumahan Bukit Jatisari menempati lahan seluas 137,5 Ha. Perumahan

Jatisari merupakan kawasan rumah sederhana (harga antara Rp 43.000.000,-

sampai Rp 103.000.000,-). Pada kawasan ini di bangun 3 macam tipe rumah,

yakni tipe 45, tipe 36, dan tipe 21 dengan perbandingan jumlah 1: 3 : 6 (10% tipe

45, 30% tipe 36 dan 60% tipe 21). Karena tipe 21 memiliki jumlah terbanyak,

dimungkinkan masalah lalulintas yang terjadi pada jalan raya Ngaliyan Mijen

disebabkan dari perumahan tipe 21 tersebut. Apalagi perumahan tipe 21

penduduknya memiliki karakter rumah tangga yang berbeda-beda yang pada

akhirnya dapat mempengaruhi pola perjalanan yang mereka lakukan. Hal inilah

yang menyebabkan peneliti tertarik untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut :

1) Bagaimana karakteristik rumah tangga penduduk perumahan tipe 21 Bukit

Jatisari ?

2) Bagaimana karakteristik perjalanan penduduk perumahan tipe 21 Bukit

Jatisari ?

3) Bagaimana pengaruh karakteristik rumah tangga penduduk perumahan tipe 21

Bukit Jatisari terhadap total trips (perjalanan) perkeluarga perhari yang

mereka lakukan ?

1.3 Penegasan Istilah

Untuk mencegah terjadinya penafsiran yang berbeda antara peneliti dan

pembaca, maka peneliti memberikan penegasan istilah ANALISIS

KARAKTERISTIK BANGKITAN PERJALANAN PENDUDUK


5

PERUMAHAN BARU (Studi Kasus Perumahan Tipe 21 Bukit Jatisari Bukit

Semarang Baru Mijen Kota Semarang).

Kamus Umum Bahasa Indonesia (Darminta, 1995) menjelaskan bahwa

analisis berarti penyelidikan suatu peristiwa (perbuatan) untuk mengetahui apa

sebab-sebabnya dan duduk perkaranya. Karakter berarti tabiat, watak, sifat

kejiwaan yang membedakan seseorang dengan yang lainnya. Menurut Tamin

(2000), bangkitan perjalanan memiliki pengertian jumlah perjalanan yang

dibangkitkan (ditimbulkan) oleh zona pemukiman, baik sebagai asal maupun

tujuan perjalanan atau jumlah perjalanan yang dibangkitkan (ditimbulkan) oleh

aktivitas pada akhir perjalanan di zona pemukiman (pusat perdagangan, pusat

pertokoan, pusat pendidikan, industri, dan sebagainya). Perumahan baru berarti

tempat tinggal tetap atau kediaman yang terdiri dari beberapa rumah yang belum

lama selesai dikerjakan (masih baru).

Dari uraian diatas, peneliti bermaksud menganalisis karakteristik

bangkitan perjalanan (karakteristik rumah tangga dan karakteristik perjalanan)

penduduk perumahan tipe 21 Bukit Jatisari Bukit Semarang Baru Mijen

Kota Semarang.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk :

1) Mengetahui karaktristik rumah tangga (jumlah anggota keluarga, jumlah

anggota keluarga yang bekerja dan atau sudah sekolah, tingkat pendidikan

tertinggi, total pendapatan perbulan, kepemilikan kendaraan) penduduk


6

perumahan tipe 21 Bukit Jatisari Bukit Semarang Baru Mijen Kota

Semarang.

2) Mengetahui karakteristik perjalanan (tujuan perjalanan, pemilihan jenis moda,

rute yang biasa dilewati, dan total trips (perjalanan) perkeluarga perhari)

penduduk perumahan tipe 21 Bukit Jatisari Bukit Semarang Baru Mijen

Kota Semarang.

3) Mengetahui bagaimana pengaruh karakteristik rumah tangga penduduk

perumahan tipe 21 Bukit Jatisari terhadap total trips (perjalanan) perkeluarga

perhari yang mereka lakukan.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini merupakan berskala kecil dalam tahap perencanaan

transportasi, karena hanya dilakukan pada satu tiper umah saja, sehingga

diperlukan penelitian serupa pada tipe rumah yang lain. Manfaat yang dapat

diambil dari penelitian ini antara lain :

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan bagi pemerintah

kota Semarang untuk mengetahui karakteristik perjalanan penduduk

perumahan Bukit Semarang Baru (BSB), khususnya dari perumahan tipe 21

Bukit Jatisari. Sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah

kota Semarang dalam meningkatkan kinerja angkutan umum yang melintas

pada jalan raya Ngaliyan Mijen atau dapat menggunakan manajemen

lalulintas dengan memberikan jalur yang lebih pada jam-jam tertentu seperti

yang telah dilakukan pada jalan Majapahit Semarang.


7

2) Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memprediksi total trips

(perjalanan) yang terjadi pada masa yang akan dating.

3) Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar dan bahan pertimbangan pada

penelitian berikutnya.

1.6 Batasan Masalah

Dengan mempertimbangkan luasnya kajian penelitian ini maka peneliti

menggunakan batasan-batasan sebagai berikut :

1) Penelitian hanya dilakukan pada perumahan tipe 21 Bukit Jatisari Bukit

Semarang Baru Mijen Kota Semarang.

2) Pengumpulan data untuk analisa diperoleh dengan teknik sampling. Metode

yang digunakan untuk pengambilan sample dengan penyebaran angket

(kuesioner) secara acak (random sampling).

3) Karakteristik bangkitan perjalanan yang diteliti adalah karakteristik rumah

tangga dan karakteristik perjalanan penduduk perumahan tipe 21 Bukit

Jatisari. Untuk karakteristik rumah tangga variabel-variabel yang akan diteliti

adalah : jumlah anggota keluarga, jumlah anggota yang sudah bekerja dan atau

sudah sekolah, tingkat pendidikan tertinggi, total pendapatan perbulan,

kepemilikan kendaraan. Untuk karakteristik perjalanan variable-variabel

yang akan diteliti adalah : tujuan perjalanan, pemilihan jenis moda, rute yang

biasa dilewati, dan total trips (perjalanan) perkeluarga perhari.


8

1.7 Sistematika Skripsi

Secara garis besar, skripsi terdiri dari tiga bagian utama yaitu bagian awal,

bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal berisi halaman judul, abstrak, halaman

pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar

tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

Bagian isi terdiri atas lima bab yaitu pendahuluan, tinjauan pustaka,

metode penelitian, hasil dan pembahasan, dan penutup.

Bab I. Pendahuluan, mengemukakan tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan

masalah, dan sistematika skripsi.

Bab II. Tinjauan Pustaka, membahas tentang teori yang melandasi

permasalahan skripsi serta penjelasan yang merupakan landasan teoritis yang

diterapkan dalam skripsi, pokok bahasan yang terkait dengan pelaksanaan

penelitian, dan penelitian sejenis yang pernah dilakukan.

Bab III. Metode Penelitian, menjelaskan tentang topik penelitian, jumlah

sampel, pengumpulan data primer dan sekunder, kebutuhan dan perlengkapan

penelitian, pelaksanaan penelitian dan teknik analsis data.

Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang semua hasil

penelitian yang telah dilakukan dan pembahasannya.

Bab V. Penutup, mengemukakan tentang simpulan penelitian dan saran-

saran dari peneliti sebagai tindak lanjut penelitiannya.

Bagian akhir berisi daftar pustaka, yaitu buku-buku yang digunakan

sebagai sumber dan lampiran sebagai bahan pendukung penulisan skripsi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Transportasi

Menurut Morlok (1988) transportasi berarti memindahkan atau

mengangkut sesuatu dari satu tempat ke tempat yang lain. Transportasi juga dapat

diartikan sebagai usaha untuk memindahkan sesuatu dari satu lokasi ke lokasi

yang lainnya dengan menggunakan suatu alat tertentu. Secara umum dapat

disimpulkan bahwa transportasi adalah suatu kegiatan untuk memindahkan

sesuatu (orang dan atau barang) dari satu tempat ke tempat yang lain, baik dengan

atau tanpa sarana tertentu.

Menurut Kodoatie (2003) dalam suatu kegiatan sistem transportasi

terdapat beberapa komponen yang mempengaruhi. Komponen-komponen tersebut

dapat memiliki fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan jenis dan bentuk.

Komponen itu sendiri. Komponen tersebut dapat berupa prasarana atau sarana.

Prasarana adalah sesuatu yang dapat menjadi media terjadinya kegiatan

transportasi. Prasarana dapar berupa jalan raya, jalan kereta api, terminal, halte,

sungai, laut, pipa, udara, dan sebagainya. Sedangkan sarana adalah sesuatu yang

berwujud kendaraan yang berfungsi sebagai alat yang dapat memindahkan sesuatu

barang maupun orang untuk mencapai tujuannya. Sarana dapat berupa bus, kereta

api, pesawat terbang, kapal laut, perahu, dan sebagainya. Agar kegiatan

transportasi dapat berjalan dan terselenggara dengan baik, aman, tertib, lancar,

9
10

sesuai dengan keinginan, maka perlu adanya rencana operasi atau prosedur

pengaturan yang mengikat. Secara umum komponen sistem transportasi dapat

diuraikan sebagai berikut:

1) Lintasan atau jalur, sebagai tempat untuk bergerak sarana transportasi yang

melintas.

2) Terminal, yang merupakan simbul keluar masuk kendaraan dari maupun ke

sistem pergantian moda.

3) Kendaraan, yang memberikan suatu mobilitas terhadap benda yang diangkut

untuk suatu jalur bergerak tertentu dan dapat digerakkan di jalur tersebut.

4) Rencana operasi atau prosedur pengaturan, yang dapat menjamin kegiatan

transportasi (lalulintas orang dan barang) bergerak secara aman, nyaman,

lancar, tertib dan mudah didapat oleh para pengguna jasa moda tersebut.

2.1.2 Permasalahan Transportasi

Menurut Warpani (1981) hampir setiap orang menghendaki dapat bergerak

dengan cepat, aman, nyaman, dan mudah. Tetapi di samping itu terdapat sejumlah

orang yang bergerak dari dan ke tempat tujuan yang sama, karena di dalamnya

terdapat faktor manusia, ekonomi, fisik, sarana dan prasarana, administrasi, dan

lain sebagainya. Permasalahan transportasi tidak lepas dari hal-hal sebagai

berikut:

a) Tata Guna Lahan

Warpani (1981) menyatakan bahwa tata guna lahan sangat terkait dengan

jumlah bangkitan perjalanan, sehingga untuk mempelajari bangkitan


11

perjalanan, kita harus mengetahui jenis tata guna lahan yang akan diteliti

terlebih dahulu. Tata guna lahan menunjukkan kegiatan yang ada dan

menempati petak lokasi yang bersangkutan. Setiap petak dapat mencirikan

tiga ukuran dasar yaitu jenis kegiatan yang terjadi, intensitas penggunaan, dan

hubungan antar guna lahan.

b) Penduduk

Penduduk merupakan faktor utama yang mempengaruhi masalah transportasi.

Dalam semua lingkup perencanaan, penduduk tidak dapat diabaikan (Warpani,

1990). Pelaku utama pergerakan di jalan adalah manusia, karena itulah

pengetahuan akan tingkah laku dan perkembangan penduduk merupakan

bagian pokok dalam proses perencanaan transportasi.

c) Keadaan Sosial Ekonomi

Aktivitas manusia sering kali dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonominya,

sehingga pergerakan manusia juga dipengaruhi oleh sosial ekonominya.

Pekerjaan, penghasilan, dan kepemilikan kendaraan seseorang akan

mempengaruhi jumlah perjalanan yang dilakukan, jalur perjalanan yang

digunakan, waktu perjalanan, dan jenis kendaraan yang digunakan.

2.1.3 Perencanaan Transportasi

Menurut Warpani (1990) perencanaan transportasi adalah suatu proses

yang bertujuan mengembangkan sistem transportasi yang memungkinkan manusia

dan barang bergerak atau berpindah tempat dengan aman dan murah. Warpani

(1981) menyatakan bahwa pada dasarnya perencanaan transportasi adalah untuk


12

meramalkan kebutuhan transportasi pada masa mendatang yang dikaitkan dengan

masalah ekonomi, sosial, dan aspek-aspek fisik lingkungan. Perencanaan

transportai merupakan suatu proses yang dinamis dan tanggap terhadap perubahan

tata guna lahan, keadaan ekonomi, dan pola lalulintas.

Menurut Warpani (1990) perencanaan transportasi sangat dibutuhkan

sebagai konsekuensi dari:

a) Pertunbuhan

Jika diketahui atau diharapkan penduduk di suatu tempat akan bertambah

dan berkembang dengan pesat.

Jika tingkat pendapatan meningkat, karena hal ini mengakibatkan

meningkatnya jumlah kendaraan, perumahan, yang berarti penurunan

kepadatan rumah.

b) Keadaan lalulintas

Bila volume lalulintas di jalan meningkat sehingga mengakibatkan

kemacetan lalulintas.

Bila sistem pemindahan penduduk tidk ekonomis lagi, sehingga perlu

koordinasi yang lebih baik.

c) Perkembangan kota

Bila pemerintah kota menghendaki adanya perencanaan transportasi ketika

terjadi perkembangan kota yang sangat pesat.


13

2.1.4 Konsep Perencanaan Trasportasi

Konsep perencanaan trasportasi yang popular saat ini yaitu model

perencanaan transportasi empat tahap (Tamin, 2000). Model perencanaan ini

merupakan gabungan dari beberapa seri sub model yang masing-masing harus

dilakukan secara terpisah dan berurutan. Sub model tersebut adalah:

a) Aksesibilitas

Aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan mengenai cara

lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain, dan mudah atau susahnya

lokasi tersebut dicapai dengan sistem jaringan transportasi. Aksesibilitas

merupakan konsep yang menggabungkan sistem pengaturan tata guna lahan

secara geografis dengan sistem jaringan transportasi yang

menghubungkannya. Jadi tata guna lahan yang berbeda akan mempunyai

aksesibilitas yang berbeda pula, karena aktivitas tata guna lahan tersebut

tersebar secara tidak mereta (heterogen). Beberapa jenis tata guna lahan

mungkin tersebar secara meluas (perumahan) dan jenis lainnya mungkin

berkelompok (pusat perbelanjaan). Aksesibilitas pada saat ini lebih tepat

dinyatakan dengan jarak tempuh.

b) Bangkitan pergerakan dan tarikan pergerakan.

Bangkitan pergerakan adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah

pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah yang

tertarik ke suatu zona atau tata guna lahan. Bangkitan pergerakan ini

mencakup:
14

Lalulintas yang meninggalkan suatu lokasi

Lalulintas yang menuju atau tiba ke suatu lokasi

Hasil keluaran dari perhitungan bangkitan dan tarikan lalulintas berupa jumlah

kendaraan, orang, atau angkuatan barang per satuan waktu yang tergantung

pada dua aspek tata guna lahan sebagai berikut:

Jenis tata guna lahan yang berbeda (pemukiman, pendidikan, komersial)

mempunyai ciri bangkitan yang berbeda pada jumlah arus lalulintas dan

jenis lalulintas, seperti pejalan kaki, truk, dan mobil, dipengaruhi oleh

lalulintas pada waktu tertentu.

Intensitas aktivitas tata guna lahan tersebut, semakin tinggi tingkat

penggunaan sebidang tanah akan semakin tinggi pula tingkat pergerakan

yang dihasilkannya.

Faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan bangkitan pergerakan

dari lingkungan perumahan adalah:

Pendapatan

Kepemilikan kendaran

Struktur rumah tangga

Ukuran rumah tangga

Nilai lahan

Kepadatan daerah pemukiman

Aksesibilitas
15

Tujuan orang melakukan pergerakan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Berdasarkan tujuan pergerakan, untuk pergerakan berbasis rumah tangga

terdapat lima kategori yang sering dilakukan, yaitu pergerakan ke tempat

kerja, ke sekolah atau universitas (pendidikan), ke tempat belanja, untuk

kepentingan sosial dan rekreasi, untuk keperluan lain-lain. Dua tujuan

pergerakan pertama (bekerja dan pendidikan) merupakan tujuan

pergerakan utama yang menjadi keharusan untuk dilakukan sehari-hari,

sedangkan untuk tujuan lainnya bersifat pilihan dan tidak rutin dilakukan.

Berdasarkan waktu, dibedakan menjadi dua, yaitu pergegrakan pada jam

sibuk (pagi dan sore) dan pergerakan pada jam tidak sibuk.

Berdasarkan jenis orang, biasanya dibedakan berdasarkan tingkat

pendapatan, kepemilikan kendaraan, ukuran dan struktur rumah tangga.

c) Sebaran pergerakan

Sebaran pergerakan merupakan hasil bangkitan lalulintas oleh suatu daerah

atau zona yang kemudian disalurkan ke daerah atau zona yang lain. Tujuan

utama sebaran pergerakan yaitu untuk mendapatkan gambaran bagaimana

seluruh pergerakan yang berasal dari zona asal akan terbagi ke semua zona

tujuan. Pola sebaran pergerakan ini dipengaruhi oleh pemisahan ruang yang

berupa jarak antara dua buah tata guna lahan yang berpengaruh pada tingkat

aksesibilitas dan intensitas tata guna lahan yang berupa aktivitas yang akan

berpengaruh pada arus pergerakan dan menyebabkan terjadinya interaksi antar

daerah.
16

d) Pemilihan moda

Jika interaksi terjadi antara dua tata guna lahan di suatu kota, seseorang akan

memutuskan bagaimana interaksi tersebut harus dilakukan. Dalam

kebanyakan kasus, pilihan pertama adalah dengan menggunakan telepon atau

pos, karena hal ini akan dapat menghindari terjadinya perjalanan. Akan tetapi,

sering interaksi mengharuskan terjadinya perjalanan. Dalam kasus ini,

keputusan harus ditentukan pemilihan moda. Secara sederhana moda berkaitan

dengan jenis sarana transportasi yang digunakan. Pilihan pertama biasanya

jalan kaki atau menggunakan kendaraan. Jika menggunakan kendaran

pilihannya adalah kendaraan pribadi (sepeda, sepeda motor, mobil) atau

angkutan umum (becak, mini bus, bus, kereta api, dan lain-lain).

Faktor yang mempengaruhi pemilihan moda dapat dikelompokkan menjadi

tiga, yaitu:

Ciri pengguna jalan, yaitu ketersediaan atau kepemilikan kendaran pribadi,

pemilikan SIM, struktur rumah tangga, pendapatan, dan lain sebagainya.

Ciri pergerakan, yaitu tujuan pergerakan, waktu terjadinya pergerakan,

jarah tempuh perjalanan.

Ciri fasilitas moda transportasi, yaitu waktu perjalanan, biaya transportasi

(tarif, biaya bahan bakar), ketersediaan ruang dan tarif parkir.

Dalam beberapa kasus, mungkin terdapat sedikit pilihan atau tidak ada pilihan

sama sekali. Orang miskin mungkin tidak mampu membeli sepeda atau

membayar biaya transportasi, sehingga mereka memilih berjalan kaki.

Sementara itu, keluarga berpenghasilan kecil yang tidak mempunyai mobil


17

atau sepeda motor, biasanya menggunakan jasa angkutan umum. Seandainya

keluarga tersebut mempunyai sepeda, jika harus bepergian jauh tentu akan

menggunakan jasa angkutan umum. Orang yang hanya mempunyai satu

pilihan moda saja disebut captive terhadap moda tersebut. Jika terdapat lebih

dari satu moda, biasanya memilih rute terpendek, tercepat, termurah, atau

kombinasi dari ketiganya. Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan moda

adalah kenyamanan dan keselamatan dalam perjalanan.

e) Pemilihan rute

Semua yang telah diterapkan dalam pemilihan moda juga dapat digunakan

untuk pemilihan rute. Untuk angkutan umum, rute ditentukan berdasarkan

jenis moda transportasi (bus dan kereta api mempunyai rute yang tetap).

Dalam kasus ini pemilihan moda dan rute ditentukan bersama-sama. Untuk

kendaraan pribadi, diasumsikan orang akan memilih moda transportasinya

dulu baru kemudian memilih rutenya.

Seperti pemilihan moda, pemilihan rute tergantung pada alternatif terpendek,

tercepat, dan termurah. Diasumsikam bahwa pemakai jalan mempunya

informasi yang cukup (misalnya tentang kemacetan lalulintas), sehingga

mereka dapat menentukan rute yang terbaik. Pemilihan rute dilakukan agar

beban jalan dapat seimbang, sehingga kapasitas jalan akan terpakai secara

optimal, yang pada akhirnya akan memberikan kenyamanan dan keamanan

kepada pengguna jalan itu sendiri.


18

f) Arus lalulintas pada jaringan (arus lalulintas dinamis)

Arus lalulintas berinteraksi dengan sistem jaringan transportasi, sehingga

mempengaruhi kinerja suatu jalan. Dalam hal ini jumlah arus lalulintas

berpengaruh pada waktu tempuh.

2.1.5 Perencanaan Kota Dan Perencanaan Transportasi

Menurut Warpani (1981) dalam rangka perencanaan, khususnya

perencanaan kota, perencanaan transportasi merupakan bagian yang tidak dapat

dipisahkan. Perencanaan kota bertujuan untuk mempersiapkan kota dalam

menghadapi perkembangan dan mencegah timbulnya persoalan-persoalan kota

agar dapat menjadi suatu tempat kehidupan yang layak dan nyaman. Perencanaan

transportasi mempunyai sasaran untuk mengembangkan sistem transportasi yang

memungkinkan orang atau barang bergerak dengan aman, murah, cepat, dan

nyaman.

Rencana kota tanpa mempertimbangkan keadaan pola transportasi, akan

mengakibatkan pola lalulintas yang tidak teratur dikemudian hari. Apabila

perkembangan kota dibiarkan saja, kota akan berkembang menurut arahnya

masing-masing (tidak teratur). Banyak kota yang terlambat direncanakan dan

berkembang sedemikian rupa pesatnya, sehingga melahirkan persoalan baru, baik

secara fisik maupun sosial.


19

2.2 Penelitian Sejenis

Penelitian tentang pemodelan bangkitan perjalanan dari perumahan, sudah

pernah dilakukan oleh Mieke Ariyani dan Monica Andhy Winata (2001), studi

kasus perumaha tipe 54 Plamongan Indah Semarang. Penelitian dilakukan dengan

membagikan kuesioner untuk mengetahui karakteristik rumah tangga dan

karakteristik perjalanan penduduk pada perumahan tersebut. Tahap pertama dalam

analisis ini adalah melakukan seleksi variabel yang lebih memenuhi (terbanyak)

untuk digunakan dalam menentukan pemodelan (persamaan).

Dari penelitian ini diperoleh dua variabel bebas yang terbaik yaitu jumlah

anggota keluarga dan jumlah anggota keluarga yang sudah bekerja. Pada

penelitian ini menghasilkan persamaan sebagai berikut:

Y= 1,4099 X1 + 0,0831 X2 - 0,0853

Keterangan:

Y : Total trips (perjalanan) keluar dalam satu hari

X1 : Jumlah anggota keluarga

X2 : Jumlah anggota keluarga yang sudah bekerja

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Indrajaya, U.W. (2002) dengan

mengambil lokasi penelitian di Perumahan Tlogosari Semarang. Pada penelitian

ini menghasilkan persamaan sebagai berikut:

Y= 0,4081 + 1,3203 X2 + 0,9212 X3 + (2,6227 x 10-7) X4

Keterangan:

Y : Total trips (perjalanan)

X2 : Jumlah orang yang sudah bekerja


20

X3 : Jumlah orang yang bersekolah

X4 : Jumlah pendapatan

Setelah dikelompokkan menurut tingkat pendapatan keluarga ternyata

semakin tinggi tingkat pendapatan suatu keluarga semakin tinggi pula jumlah

perjalanan yang terjadi. Jumlah pemilikan kendaraan kurang signifikan

pengaruhnya terhadap jumlah perjalanan dari Perumahan Tlogosari Semarang.

2.3 Hipotesis

Pada penelitian ini memiliki hipotesis sebagai berikut:

a) Semakin banyak jumlah anggota keluarga dalam satu rumah, maka total trips

(perjalanan) perkeluarga perhari yang mereka lakukan semakin banyak.

b) Semakin banyak jumlah anggota keluarga yang sudah bekerja dan atau sudah

sekolah, maka total trips (perjalanan) perkeluarga perhari yang mereka

lakukan semakin banyak.

c) Semakin tinggi tingkat pendidikan tertinggi dalam keluarga, maka total trips

(perjalanan) perkeluarga perhari yang mereka lakukan semakin banyak.

d) Semakin banyak total pendapatan perbulan dalam keluarga, maka total trips

(perjalanan) perkeluarga perhari yang mereka lakukan semakin banyak.

e) Semakin banyak jumlah pemilikan kendaraan (sepeda, sepeda motor, mobil)

dalam satu rumah, maka total trips (perjalanan) perkeluarga perhari yang

mereka lakukan semakin banyak.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Topik Penelitian

Topik penelitian yang diambil adalah ANALISIS KARAKTERISTIK

BANGKITAN PERJALANAN PENDUDUK PERUMAHAN BARU Studi

Kasus Perumahan Tipe 21 Bukit Jatisari Bukit Semarang Baru Mijen Kota

Semarang.

3.2 Survei Pendahuluan

Survei pendahuluan dilakukan sebelum penelitian sebenarnya

dilaksanakan. Survei pendahuluan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

kondisi awal dan karakteristik lokasi penelitian serta untuk dapat memperkirakan

waktu dan biaya yang akan terpakai untuk penelitian tersebut. Survei pendahuluan

ini dilaksanakan pada hari senin tanggal 25 Juli 2005. Melalui survei pendahuluan

ini diperoleh data-data sekunder dari PT. Karyadeka Alam Lestari (PT. KAL)

tentang profil perkembangan perumahan Bukit Semarang Baru (BSB) sampai

dengan bulan Agustus 2005 dan dari Kelurahan Jatisari diperoleh data tentang

monografi kelurahan Jatisari semester I tahun 2005.

3.3 Studi Literatur

Melakukan studi literatur dalam penelitian sangat diperlukan untuk

melengkapi dan mendukung data-data yang diperoleh dalam penelitian

21
22

dilapangan. Dalam studi literatur ini didapatkan teori-teori dan prinsip-prinsip

yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian. Literatur yang digunakan

adalah sumber-sumber yang membahas tentang bangkitan perjalanan, sumber-

sumber yang membahas tentang masalah transportasi, teori analisis data, dan

penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya. Hasil studi literatur ini

diharapkan dapat menjadi pedoman dalam melaksanakan penelitian dan dalam

membuat kesimpulan akhir dari penelitian tersebut.

3.4 Kerangka Sampling

3.4.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek (Arikunto, 1998). Populasi dalam

penelitian ini adalah semua penduduk perumahan tipe 21 Bukit Jatisari Bukit

Semarang Baru Mijen Kota Semarang. Populasi pada penelitian ini sebanyak

700 keluarga (responden).

3.4.2 Sampel

Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi yang

diteliti (Arikunto, 1998). Metode pengambilan sampel bertujuan untuk

mendapatkan sampel dengan jumlah relatif kecil dari seluruh populasi, yang

mampu mempresentasikan seluruh populasi yang dimaksud.


23

3.4.3 Metode pengambilan sampel

Menurut Sugiyono (1997) cara menentukan ukuran sampel yang sangat

praktis, yaitu dengan tabel dan nomogram. Pada penelitian ini menggunakan tabel

Krejcie. Tabel Krejcie dapat dilihat dalam lampiran 2 (halaman 72). Dari data

yang sudah didapat diketahui jumlah rumah tipe 21 Bukit Jatisari yang sudah

terhuni sebanyak 700 unit rumah. Dari populasi sebesar 700, menurut tabel

Krejcie jumlah sampel minimalnya sebanyak 248 rumah. Krejcie dalam

melakukan perhitungan ukuran sampel didasarkan atas kesalahan 5%, jadi sampel

yang diperoleh itu mempunyai kepercayaan 95% terhadap populasi.

Metode pengambilan sampel yang dipakai adalah dengan menggunakan

metode Simple Random Sampling. Pembagian kuesioner dilakukan secara

proporsional, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1 Pengambilan sampel

Unit Unit Jumlah sampel (rumah)


Kawasan
No rumah rumah
perumahan Disebar Terkumpul
terbangun dihuni
1 Bukit Jatisari Indah 398 325 - -
2 Bukit Jatisari Asri 305 220 60 60
3 Bukit Jatisari Elok 316 250 100 96
4 Bukit Jatisari Permai 401 75 25 23
Bukit Jatisari Elok
5 501 300 75 71
Asabri
6 Bukit Jatisari Lestari 57 - - -
Total 1978 1170 260 250
Sumber: Data Penelitian
24

Pada perumahan Bukit Jatisari Indah tidak dibagikan kuesioner, karena

perumahan Bukit Jatisari Indah terdiri dari rumah tipe 36 dan tipe 45. Untuk

mendapatkan sampel sesuai yang diinginkan (misalkan 60 keluarga pada

perumahan Bukit JAtisari Asri), kuesioner dibagikan kepada penduduk yang

berada dirumah (pada saat penelitian berlangsung). Jika sudah didapatkan jumlah

sampel sesuai yang diinginkan, maka penduduk anyg lain tidak berkesempatan

menjadi responden.

3.5 Pengumpulan Data

3.5.1 Data primer

Data primer dari penelitian ini adalah karakteristik rumah tangga (variabel

bebas) dan karakteristik perjalanan penduduk perumahan tipe 21 Bukit Jatisari.

1) Variabel bebas, antara lain:

Jumlah anggota keluarga dalam satu rumah

Jumlah anggota keluarga yang sudah bekerja dan atau sudah sekolah

Tingkat pendidikan tertinggi dalam keluarga

Total pendapatan perkeluarga perbulan

Jumlah kepemilikan kendaraan dalam satu rumah

2) Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah total trips (perjalanan) perkeluarga

perhari untuk kegiatan keluar dari perumahan yang dilakukan oleh penduduk

perumahan tipe 21 Bukit Jatisari Bukit Semarang Baru Mijen Kota

Semarang.
25

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 2005 sampai 26

Desember 2005. Pembagian kuesioner (angket) dilakukan antara pukul 15.00 WIB

sampai pukul 18.00 WIB. Hal ini dilakukan mengingat pada siang hari sebagian

besar penduduk perumahan Bukit Jatisari tipe 21 masih sibuk melaksanakan

kegiatannya masing-masing. Jika dilakukan pada malam hari, akan mengganggu

waktu istirahat mereka dan kurang etis. Hal ini yang menjadi pertimbangan

peneliti, sehingga diambil waktu yang paling tepat (antara pukul 15.00 WIB

sampai pukul 18.00 WIB). Pada jam itulah penduduk perumahan Bukit Jatisari

tipe 21, dalam suasana santai bersama keluarganya.

Dalam penelitian ini, peneliti dibantu oleh lima orang, yang masing-

masing telah diberi penjelasan dahulu mengenai tugas mereka masing-masing.

Penjelasan ini dilakukan agar tidak ada responden yang mengisi angket lebih dari

satu.

Pembagian daftar kuesioner ini diawali dengan permohonan ijin kepada

Badan Kesatuan Bangsa Dan Perlindungan Masyarakat Kota Semarang,

dilanjutkan ke bagian pemasaran Perumahan Bukit Semarang Baru (PT.

Karyadeka Alam Lestari) dan ijin ke kantor kelurahan Jatisari. Setelah

mendapatkan ijin dari mereka, maka penelitian dilaksanakan dengan cara-cara

sebagai berikut:

Daftar kuesioner dibagikan kepada penduduk perumahan tipe 21 Bukit

Jatisari

Daftar kuesioner diisi oleh masing-masing responden


26

Peneliti mengambil kembali daftar kuesioner yang telah diisi oleh

responden

Jika ada kuesioner yang belum terisi lengkap, maka dilakukan tanya jawab

langsung kepada yang bersangkutan

Jika responden tidak bersedia untuk langsung mengisi daftar kuesioner

yang diterima, maka daftar kuesioner ditinggal dahulu dan diambil oleh

peneliti setelah daftar kuesioner tersebut diisi oleh responden yang

bersangkutan. Untuk memudahkan pengambilan kuesioner yg ditinggal,

maka peneliti harus mencatat nama dan alamat responden yang

bersangkutan.

3.5.2 Data sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini, diperoleh dari:

PT. Karyadeka Alam Lestari berupa profil perkembangan perumahan

Bukit Semarang Baru (BSB) sampai dengan bulan Agustus 2005

Kelurahan Jatisari berupa monografi Kelurahan Jatisari semester I tahun

2005

Instansi-instansi terkait berupa peta wilayah Kota Semarang

Studi pustaka yang berhubungan dengan penelitian ini


27

3.6 Analisis Data Dan Pembahasan

3.6.1 Editing (Penyuntingan) dan Coding (Pengkodean)

Setelah data yang diperlukan terkumpul, maka perlu dilakukan pengolahan

data-data tersebut terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan

seluruh data yang terkumpul, menyajikannya dalam susunan yang baik dan rapi

untuk memudahkan dalam menganalisis data tersebut. Pengolahan data dilakukan

dengan dua kegiatan utama, yaitu editing (penyuntingan) dan coding

(pengkodean).

1) Editing (penyuntingan)

Kegiatan yang dilakukan dalam editing ini adalah memeriksa seluruh daftar

pertanyaan (kuesioner) yang dikembalikan oleh responden dan merekam data

tersebut untuk mendeteksi kesalahan dalam pemindahan data ke dalam alat

pengolah data (komputer). Dalam penyuntingan ini, hal-hal yang harus

diperhatikan adalah sebagai berikut:

Kesesuaian jawaban responden dengan pertanyaan yang diajukan.

Kelengkapan pengisian daftar pertanyaan.

Keserasian (consistency) jawaban responden.

2) Coding (Pengkodean)

Untuk hasil survei, coding dilakukan dengan memberi tanda (simbol) yang

berupa angka pada jawaban responden yang diterima, bagi tiap-tiap data yang

termasuk dalam kategori sama diberi angka yang sama. Tujuan coding ini

adalah untuk menyederhanakan jawaban responden. Coding yang digunakan

dalam penelitian ini adalah dengan ukuran nominal. Ukuran nominal adalah
28

ukuran yang paling sederhana, dimana angka yang diberikan kepada obyek

mempunyai arti sebagai label saja, dan tidak menunjukkan tingkatan apa-apa.

Coding dilakukan dengan memasukkan data primer yang telah diubah menjadi

suatu format yang dapat dibaca oleh komputer. Setelah data yang didapat

sesuai dengan yang dibutuhkan, proses selanjutnya adalah analisis dan

interpretasi, tetapi bila masih ada data yang kurang lengkap, maka harus

diadakan pengecekan ulang dalam memasukkan data ke komputer.

3.6.2 Analisis dan inter pretasi

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan program

Microsoft Excel. Karena penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif, maka data

hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik, sehingga mudah dibaca

dan dipahami oleh pembaca.

3.7 Laporan Penelitian (Output)

Setelah semua langkah penelitian selesai dilakukan, dan hasil-hasil yang

diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian, maka laporan penelitian (skripsi) dapat

dibuat secara runtut dan sistematis.


29

Topik Penelitian

Analisis Karakteristik Bangkitan


Perjalanan Penduduk Perumahan Baru
(Studi Kasus Perumahan Tipe 21 Bukit
Jatisari Bukit Semarang Baru Mijen
Kota Semarang

Survei Pendahuluan
Studi Pustaka Identifikasi permasalahan yang terjadi di
Jalan Raya Ngaliyan - Mijen

Pengumpulan data

Kerangka Sampling

Data Primer Data Primer

Dari kuesioner Dari PT. Karyadeka Alam Lestari


Karakteristik rumah tangga Dari Kelurahan Jatisari Mijen
Karakteristik perjalanan Dari Instansi terkait
Luas wilayah
Batas wilayah

Analisis dan Pembahasan

Pengolahan data dan Pembahasan

Output

Kesimpulan dan rekomendasi

Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Penelitian

4.1.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perumahan Bukit Semarang Baru - Bukit

Jatisari tipe 21. Berdasarkan data dari Kelurahan Jatisari, kawasan perumahan ini

termasuk bagian dari Kelurahan Jatisari Kecamatan Mijen Kota Semarang.

Wilayah perumahan Bukit Jatisari menempati empat Rukun Warga (RW), yakni

RW 05, RW 06, RW 07 dan RW 08. Luas wilayah kelurahan Jatisari adalah

211.216 Ha, adapun batas antar wilayah adalah sebagai berikut :

Sebelah utara : Kel. Wonolopo / Kel wonoplumbon

Sebelah barat : Desa Meteseh / Trisobo

Sebelah selatan : Kel. Cangkiran

Sebelah timur : Kel. Tambangan / Mijen

Perumahan Bukit Jatisari memiliki luas wilayah 137.5 Ha (BSB, 2005)

yang terbagi dalam 6 bagian, seperti terlihat pada Tabel 4.1 berikut ini:

30
31

Tabel 4.1 Kemajuan pengembangan proyek perumahan Bukit Jatisari

Luas lahan Unit rumah Unit rumah


No Kawasan perumahan
terbangun (Ha) terbangun dihuni
1 Bukit Jatisari Indah 7.24 398 325
2 Bukit Jatisari Asri 4.52 305 220
3 Bukit Jatisari Elok 2.90 316 250
4 Bukit Jatisari Permai 10.47 401 75
5 Bukit Jatisari Elok Asabri 7.20 501 300
6 Bukit Jatisari Lestari 5.60 57 -
Total 37.93 1978 1170
Sumber: Profil Perumahan BSB, Agustus 2005

Jumlah rumah yang telah dihuni sebanyak 1170 unit. Jumlah ini terdiri

atas tiga macam tipe rumah, yaitu tipe 45, tipe 36, dan tipe 21 dengan

perbandingan masing-masing 1 : 3 : 6 (10 % tipe 45, 30 % tipe 36, dan 60 % tipe

21). Jumlah rumah tipe 21 sebanyak 700 unit. Menurut tabel Krejcie (Sugiyono,

1997), jika populasinya 700, maka sample minimalnya sebanyak 248. Jadi, dalam

penelitian ini, peneliti mengambil sampel sebanyak 248 keluarga (responden).

Dalam penelitian ini, peneliti membagikan angket (kuesioner) kepada 260

responden. Dari 260 kuesioner yang dibagikan, sebanyak 250 yang dikembalikan

dan yang digunakan untuk analisa data lebih lanjut sebanyak 248 kuesioner,

karena 2 kuesioner yang lainnya tidak memenuhi syarat untuk analisa data.

Setelah kuesioner terkumpul, maka masing-masing jawaban dikelompokkan

sesuai dengan pertanyaannya masing-masing.


32

4.2 Identifikasi Karakteristik Rumah Tangga

4.2.1 Identifikasi Jumlah Anggota Keluarga Dalam Satu Rumah

Pada perumahan Bukit Jatisari tipe 21 tidak ada rumah yang hanya dihuni

oleh satu orang. Rumah yang dihuni oleh 2 orang sebanyak 29 keluarga (11.69

%). Rumah yang dihuni oleh 3 orang sebanyak 74 keluarga (29.84 %). Rumah

yang dihuni oleh 4 orang sebanyak 120 keluarga (48.39 %). Rumah yang dihuni

oleh 5 orang sebanyak 25 keluarga (10.08 %). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada Tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2 Jumlah anggota keluarga dalam satu rumah

Jumlah anggota keluarga Jumlah responden Prosentase jumlah


No dalam satu rumah (keluarga) responden (%)
1 1 orang 0 0.00
2 2 orang 29 11.69
3 3 orang 74 29.84
4 4 orang 120 48.39
5 5 orang 25 10.08
Total 248 100.00
Sumber: Data Penelitian

140
120
120
Jumlah responden

100
74
80
60
40 29 25
20
0
0
1 2 3 4 5
Jumlah Anggota Keluarga

Gambar 4.1 Grafik Jumlah anggota keluarga dalam satu rumah


33

Dari Gambar 4.1 dapat disimpulkan bahwa jumlah anggota keluarga dalam

satu rumah 4 orang jumlahnya terbanyak, yaitu 120 keluarga.

60.00
48.39
50.00

40.00
Prosentase

29.84
30.00

20.00
11.69 10.08
10.00
0.00
0.00
1 2 3 4 5
Jumlah Anggota keluarga

Gambar 4.2 Grafik Prosentase jumlah responden (jumlah anggota keluarga dalam

satu rumah)

Dari Gambar 4.2 dapat disimpulkan bahwa jumlah anggota keluarga dalam

satu rumah 4 orang memiliki prosentase terbesar, yaitu 48.39 % dari jumlah

responden.

4.2.2 Identifikasi Jumlah Anggota Keluarga Yang Sudah Bekerja Dan Atau

Sudah Sekolah

Pada perumahan Bukit Jatisari tipe 21, Rumah yang anggota keluarganya

sudah bekerja dan atau sudah sekolah 1 orang sebanyak 51 keluarga (20.56 %).

Rumah yang anggota keluarganya sudah bekerja dan atau sudah sekolah 2 orang

sebanyak 103 keluarga (41.53 %). Rumah yang anggota keluarganya sudah

bekerja dan atau sudah sekolah 3 orang sebanyak 27 keluarga (10.89 %). Rumah

yang anggota keluarganya sudah bekerja dan atau sudah sekolah 4 orang sebanyak
34

57 keluarga (22.98 %). Rumah yang anggota keluarganya sudah bekerja dan atau

sudah sekolah 5 orang sebanyak 10 keluarga (4.03 %). Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3 Jumlah anggota keluarga yang sudah bekerja dan atau sudah sekolah

Jumlah anggota keluarga yang Prosentase


Jumlah responden
No sudah bekerja dan atau sudah jumlah responden
(keluarga)
sekolah (%)
1 1 orang 51 20.56
2 2 orang 103 41.53
3 3 orang 27 10.89
4 4 orang 57 22.98
5 5 orang 10 4.03
Total 248 100.00
Sumber: Data Penelitian

120 103
Jumlah responden

100
80
57
60 51
40 27
20 10
0
1 2 3 4 5
Jumlah Anggota keluarga Yang Sudah Bekerja dan atau Sudah
Sekolah

Gambar 4.3 Grafik Jumlah anggota keluarga yang sudah bekerja dan atau sudah

sekolah

Dari Gambar 4.3 dapat disimpulkan bahwa rumah yang anggota

keluarganya sudah bekerja dan atau sudah sekolah 2 orang jumlahnya terbanyak,

yaitu 103 keluarga.


35

50.00
41.53
40.00
Prosentase

30.00 22.98
20.56
20.00
10.89
10.00 4.03
0.00
1 2 3 4 5
Jumlah Anggota Keluarga Yang Sudah Bekerja dan atau
Sudah Sekolah

Gambar 4.4 Grafik Prosentase jumlah responden (jumlah anggota keluarga yang

sudah bekerja dan atau sudah sekolah)

Dari Gambar 4.4 dapat disimpulkan bahwa rumah yang anggota

keluarganya sudah bekerja dan atau sudah sekolah 2 orang memiliki prosentase

terbesar, yaitu 41.53 % dari jumlah responden.

4.2.3 Identifikasi Tingkat Pendidikan Tertinggi Dalam Keluarga

Pada Perumahan Bukit Jatisari tipe 21, tidak ada yang tingkat pendidikan

tertinggi dalam keluarganya SD, SMP, atau Pascasarjana. Keluarga yang tingkat

pendidikan tertingginya SMA sebanyak 157 keluarga (63.31 %). Keluarga yang

tingkat pendidikan tertingginya Sarjana sebanyak 91 keluarga (36.69 %). Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut:


36

Tabel 4.4 Tingkat pendidikan tertinggi dalam keluarga

Tingkat pendidikan Jumlah responden Prosentase jumlah


No
tertinggi dalam keluarga (keluarga) responden (%)
1 SD 0 0.00
2 SMP 0 0.00
3 SMA 157 63.31
4 SARJANA 91 36.69
5 PASCASARJANA 0 0.00
Total 248 100.00
Sumber: Data Penelitian

180 157
160
Jumlah Responden

140
120
100 91
80
60
40
20 0 0 0
0
1 2 3 4 5
Tingkat Pendidikan Tertinggi Dalam Keluarga

Gambar 4.5 Grafik Tingkat pendidikan tertinggi dalam keluarga

Dari Gambar 4.5 dapat disimpulkan bahwa keluarga yang tingkat

pendidikan tertingginya SMA jumlahnya terbanyak, yaitu 157 keluarga.


37

70.00 63.31
60.00
50.00
Prosentase

36.69
40.00
30.00
20.00
10.00 0.00 0.00 0.00
0.00
1 2 3 4 5
Tingkat Pendidikan Tertinggi Dalam Keluarga

Gambar 4.6 Grafik Prosentase jumlah responden (tingkat pendidikan tertinggi

dalam keluarga)

Dari Gambar 4.6 dapat disimpulkan bahwa keluarga yang tingkat

pendidikan tertingginya SMA memiliki prosentase terbesar, yaitu 63.31 % dari

jumlah responden.

4.2.4 Identifikasi Total Pendapatan Perkeluarga Perbulan

Pada perumahan Bukit Jatisari tipe 21, keluarga yang memiliki pendapatan

perbulan <Rp. 1.000.000,00 sebanyak 5 keluarga (2.02 %). Keluarga yang

memiliki pendapatan perbulan antara Rp. 1.000.000,00 Rp. 1.499.000,00

sebanyak 54 keluarga (21.77 %). Keluarga yang memiliki pendapatan perbulan

antara Rp. 1.500.000,00 Rp. 1.999.000,00 sebanyak 56 keluarga (22.58 %).

Keluarga yang memiliki pendapatan perbulan antara Rp. 2.000.000,00 Rp.

2.499.000,00 sebanyak 106 keluarga (42.74 %). Keluarga yang memiliki

pendapatan perbulan antara Rp. 2.500.000,00 Rp. 2.999.000,00 sebanyak 8


38

keluarga (3.23 %). Keluarga yang memiliki pendapatan perbulan Rp.

3.000.000,00 sebanyak 19 keluarga (7.66 %). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada Tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5 Total pendapatan perkeluarga perbulan

Total Pendapatan Perkeluarga Jumlah Responden Prosentase Jumlah


No Perbulan (rupiah) (keluarga) Responden (%)
1 < 1,000,000 5 2.02
2 1,000,000 - 1,499,000 54 21.77
3 1,500,000 - 1,999,000 56 22.58
4 2,000,000 - 2,499,000 106 42.74
5 2,500,000 - 2,999,000 8 3.23
6 >= 3,000,000 19 7.66
Total 248 100.00
Sumber: Data Penelitian

120 106
100
Jumlah Responden

80
54 56
60

40
19
20 8
5
0
1 2 3 4 5 6
Total Pendapatan Perkeluarga Perbulan

Gambar 4.7 Grafik Total pendapatan perkeluarga perbulan

Keterangan:

Total pendapatan 1 = < Rp. 1.000.000,00

Total pendapatan 2 = antara Rp. 1.000.000,00 Rp. 1.499.000,00

Total pendapatan 3 = antara Rp. 1.500.000,00 Rp. 1.999.000,00

Total pendapatan 4 = antara Rp. 2.000.000,00 Rp. 2.499.000,00


39

Total pendapatan 5 = antara Rp. 2.500.000,00 Rp. 2.999.000,00

Total pendapatan 6 = Rp. 3.000.000,00

Dari Gambar 4.7 dapat disimpulkan bahwa keluarga yang memiliki

pendapatan perbulan antara Rp. 2.000.000,00 Rp. 2.499.000,00 jumlahnya

terbanyak, yaitu 106 keluarga.

45 42.74
40
35
30
Prosentase

25 21.77 22.58
20
15
10 7.66
2.02 3.23
5
0
1 2 3 4 5 6
Total Pendapatan Perkeluarga Perbulan

Gambar 4.8 Grafik Prosentase jumlah responden (total pendapatan perkeluarga

perbulan)

Keterangan:

Total pendapatan 1 = < Rp. 1.000.000,00

Total pendapatan 2 = antara Rp. 1.000.000,00 Rp. 1.499.000,00

Total pendapatan 3 = antara Rp. 1.500.000,00 Rp. 1.999.000,00

Total pendapatan 4 = antara Rp. 2.000.000,00 Rp. 2.499.000,00

Total pendapatan 5 = antara Rp. 2.500.000,00 Rp. 2.999.000,00

Total pendapatan 6 = Rp. 3.000.000,00


40

Dari Gambar 4.8 dapat disimpulkan bahwa keluarga yang memiliki

pendapatan perbulan antara Rp. 2.000.000,00 Rp. 2.499.000,00 memiliki

prosentase terbesar, yaitu 42.74 % dari jumlah responden.

4.2.5 Identifikasi Kepemilikan Kendaraan (Sepeda, Sepeda Motor, Mobil)

Pada perumahan Bukit Jatisari tipe 21, ada keluarga yang tidak memiliki

kendaraan sama sekali. Keluarga yang tidak memiliki kendaraan, sebanyak 15

keluarga (6.05 %). Keluarga yang memiliki 1 kendaraan sebanyak 76 keluarga

(30.65 %). Keluarga yang memiliki 2 kendaraan sebanyak 107 keluarga (43.15

%). Keluarga yang memiliki 3 kendaraan sebanyak 40 keluarga (16.13 %).

Keluarga yang memiliki 4 kendaraan sebanyak 10 keluarga (4.03 %). Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6 Kepemilikan kendaraan (sepeda, sepeda motor, mobil)

Jumlah kendaraan dalam Jumlah responden Prosentase jumlah


No
satu rumah (kendaraan) (keluarga) responden (%)
1 Tidak punya 15 6.05
2 1 76 30.65
3 2 107 43.15
4 3 40 16.13
5 4 10 4.03
Total 248 100.00
Sumber: Data Penelitian
41

120 107
Jumlah Responden

100
76
80
60
40
40
15 10
20
0
1 2 3 4 5
Jumlah Kendaraan
Gambar 4.9 Grafik kepemilikan kendaraan (sepeda, sepeda motor, mobil)

Keterangan:

Jumlah kendaraan 1 = Tidak punya kendaraan

Jumlah kendaraan 2 = Memiliki 1 kendaraan

Jumlah kendaraan 3 = Memiliki 2 kendaraan

Jumlah kendaraan 4 = Memiliki 3 kendaraan

Jumlah kendaraan 5 = Memiliki 4 kendaraan

Dari Gambar 4.9 dapat disimpulkan bahwa keluarga yang memiliki 2

kendaraan (sepeda, sepeda motor, mobil) jumlahnya terbanyak, yaitu 107

keluarga.
42

50.00
43.15
40.00
30.65
Prosentase

30.00

20.00 16.13

10.00 6.05 4.03


0.00
1 2 3 4 5
Jumlah kendaraan

Gambar 4.10 Grafik Prosentase jumlah responden (kepemilikan kendaraan

(sepeda, sepeda motor, mobil))

Keterangan:

Jumlah kendaraan 1 = Tidak punya kendaraan

Jumlah kendaraan 2 = Memiliki 1 kendaraan

Jumlah kendaraan 3 = Memiliki 2 kendaraan

Jumlah kendaraan 4 = Memiliki 3 kendaraan

Jumlah kendaraan 5 = Memiliki 4 kendaraan

Dari Gambar 4.10 dapat disimpulkan bahwa keluarga yang memiliki 2

kendaraan (sepeda, sepeda motor, mobil) memiliki prosentase terbesar, yaitu

43.15 % dari jumlah responden.


43

4.3 Identifikasi Karakteristik Perjalanan

4.3.1 Identifikasi Total Trips (Perjalanan) Rata-Rata Perkeluarga Perhari

Total trips (perjalanan) dihitung berdasarkan jumlah perjalanan harian dan

jumlah perjalanan mingguan. Sebagai contoh, keluarga yang total tripsnya 2.57

kali, ini berarti keluarga tersebut melakukan perjalanan setiap hari 2 kali dan 4

kali untuk kegiatan mingguan. Dengan asumsi dalam seminggu sebanyak 7 hari,

maka dapat dihitung total trips keluarga tersebut perhari adalah 2 + 4/7 = 2.57

kali. Pada perumahan Bukit Jatisari tipe 21, tidak ada keluarga yang tidak

melakukan perjalanan sama sekali. Keluarga yang melakukan perjalanan rata-rata

keluar dari perumahan 1.43 kali perhari sebanyak 14 keluarga (5.65 %). Keluarga

yang melakukan perjalanan rata-rata keluar dari perumahan 2.29 kali perhari

sebanyak 16 keluarga (6.45 %). Keluarga yang melakukan perjalanan rata-rata

keluar dari perumahan 2.43 kali perhari sebanyak 17 keluarga (6.85 %). Keluarga

yang melakukan perjalanan rata-rata keluar dari perumahan 2.57 kali perhari

sebanyak 30 keluarga (12.10 %). Keluarga yang melakukan perjalanan rata-rata

keluar dari perumahan 3.57 kali perhari sebanyak 42 keluarga (16.94 %).

Keluarga yang melakukan perjalanan rata-rata keluar dari perumahan 3.71 kali

perhari sebanyak 42 keluarga (16.94 %). Keluarga yang melakukan perjalanan

rata-rata keluar dari perumahan 4.43 kali perhari sebanyak 22 keluarga (8.87 %).

Keluarga yang melakukan perjalanan rata-rata keluar dari perumahan 4.86 kali

perhari sebanyak 21 keluarga (8.47 %). Keluarga yang melakukan perjalanan rata-

rata keluar dari perumahan 5.57 kali perhari sebanyak 19 keluarga (7.66 %).

Keluarga yang melakukan perjalanan rata-rata keluar dari perumahan 6.57 kali
44

perhari sebanyak 1 keluarga (0.40 %). Keluarga yang melakukan perjalanan rata-

rata keluar dari perumahan 6.71 kali perhari sebanyak 3 keluarga (1.21 %).

Keluarga yang melakukan perjalanan rata-rata keluar dari perumahan 6.86 kali

perhari sebanyak 11 keluarga (4.44 %). Keluarga yang melakukan perjalanan rata-

rata keluar dari perumahan 7.29 kali perhari sebanyak 2 keluarga (0.81 %).

Keluarga yang melakukan perjalanan rata-rata keluar dari perumahan 7.86 kali

perhari sebanyak 1 keluarga (0.40 %). Keluarga yang melakukan perjalanan rata-

rata keluar dari perumahan 8.00 kali perhari sebanyak 7 keluarga (2.82 %). Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.7 sebagai berikut:

Tabel 4.7 Total trips (perjalanan) rata-rata perkeluarga perhari

Total trips (perjalanan) rata-rata Jumlah responden Prosentase jumlah


No
perkeluarga perhari (keluarga) responden (%)
1 1.43 kali 14 5.65
2 2.29 kali 16 6.45
3 2.43 kali 17 6.85
4 2.57 kali 30 12.10
5 3.57 kali 42 16.94
6 3.71 kali 42 16.94
7 4.43 kali 22 8.87
8 4.86 kali 21 8.47
9 5.57 kali 19 7.66
10 6.57 kali 1 0.40
11 6.71 kali 3 1.21
12 6.86 kali 11 4.44
13 7.29 kali 2 0.81
14 7.86 kali 1 0.40
15 8.00 kali 7 2.82
Total 248 100.00
Sumber: Data Penelitian
45

45 42 42
40
Jumlah Responden

35
30
30
25 22 21
19
20 16 17
14
15 11
10 7
5 3 2
1 1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Total Trips Rata-Rata Perkeluarga Perhari

Gambar 4.11 Grafik Total trips (perjalanan) rata-rata perkeluarga perhari

Keterangan:

Total trips rata-rata perkeluarga perhari 1 = 1.43 kali

Total trips rata-rata perkeluarga perhari 2 = 2.29 kali

Total trips rata-rata perkeluarga perhari 3 = 2.43 kali

Total trips rata-rata perkeluarga perhari 4 = 2.57 kali

Total trips rata-rata perkeluarga perhari 5 = 3.57 kali

Total trips rata-rata perkeluarga perhari 6 = 3.71 kali

Total trips rata-rata perkeluarga perhari 7 = 4.43 kali

Total trips rata-rata perkeluarga perhari 8 = 4.86 kali

Total trips rata-rata perkeluarga perhari 9 = 5.57 kali

Total trips rata-rata perkeluarga perhari 10 = 6.57 kali

Total trips rata-rata perkeluarga perhari 11 = 6.71 kali

Total trips rata-rata perkeluarga perhari 12 = 6.86 kali


46

Total trips rata-rata perkeluarga perhari 13 = 7.29 kali

Total trips rata-rata perkeluarga perhari 14 = 7.86 kali

Total trips rata-rata perkeluarga perhari 15 = 8.00 kali

Dari Gambar 4.11 dapat disimpulkan bahwa keluarga yang melakukan

perjalanan rata-rata keluar perumahan 3.57 kali dan 3.71 kali jumlahnya

terbanyak, yaitu masing-masing 42 keluarga.

18.00 16.94 16.94


16.00
14.00 12.10
12.00
Prosentase

10.00 8.87 8.47


7.66
8.00 6.45 6.85
5.65
6.00 4.44
4.00 2.82
2.00 1.21 0.81 0.40
0.40
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Total Trips Perkeluarga Perhari

Gambar 4.12 Grafik Prosentase jumlah responden (total trips (perjalanan) rata-rata

perkeluarga perhari)

Keterangan:

Total trips rata-rata perkeluarga perhari 1 = 1.43 kali

Total trips rata-rata perkeluarga perhari 2 = 2.29 kali

Total trips rata-rata perkeluarga perhari 3 = 2.43 kali

Total trips rata-rata perkeluarga perhari 4 = 2.57 kali

Total trips rata-rata perkeluarga perhari 5 = 3.57 kali

Total trips rata-rata perkeluarga perhari 6 = 3.71 kali

Total trips rata-rata perkeluarga perhari 7 = 4.43 kali


47

Total trips rata-rata perkeluarga perhari 8 = 4.86 kali

Total trips rata-rata perkeluarga perhari 9 = 5.57 kali

Total trips rata-rata perkeluarga perhari 10 = 6.57 kali

Total trips rata-rata perkeluarga perhari 11 = 6.71 kali

Total trips rata-rata perkeluarga perhari 12 = 6.86 kali

Total trips rata-rata perkeluarga perhari 13 = 7.29 kali

Total trips rata-rata perkeluarga perhari 14 = 7.86 kali

Total trips rata-rata perkeluarga perhari 15 = 8.00 kali

Dari Gambar 4.12 dapat disimpulkan bahwa keluarga yang melakukan

perjalanan rata-rata keluar perumahan 3.57 kali dan 3.71 kali memiliki prosentase

terbesar, yaitu masing-masing 16.94 % dari jumlah responden.

4.3.2 Identifikasi Jenis Moda Yang Digunakan

Pada perumahan Bukit Jatisari tipe 21, tidak ada keluarga yang bepergian

keluar dari perumahan jalan kaki atau menggunakan sepeda. Keluarga yang

bepergian menggunakan sepeda motor sebanyak 215 keluarga (86.69 %).

Keluarga yang bepergian menggunakan mobil pribadi sebanyak 8 keluarga (3.23

%). Keluarga yang bepergian menggunakan angkutan umum sebanyak 25

keluarga (10.08 %). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.8 sebagai

berikut:
48

Tabel 4.8 Jenis moda yang digunakan untuk bepergian

Jumlah responden Prosentase jumlah


No Jenis moda
(keluarga) responden (%)
1 Jalan Kaki 0 0.00
2 Sepeda 0 0.00
3 Sepeda Motor 215 86.69
4 Mobil Pribadi 8 3.23
5 Angkutan Umum 25 10.08
Total 248 100.00
Sumber: Data Penelitian

250 215
Jumlah Responden

200

150

100

50 25
0 0 8
0
1 2 3 4 5
Jenis Moda Yang Digunakan

Gambar 4.13 Grafik Jenis moda yang digunakan untuk bepergian

Keterangan:

Jenis moda yang digunakan 1 = Jalan kaki

Jenis moda yang digunakan 2 = Sepeda

Jenis moda yang digunakan 3 = Sepeda motor

Jenis moda yang digunakan 4 = Mobil pribadi

Jenis moda yang digunakan 5 = Angkutan umum

Dari Gambar 4.13 dapat disimpulkan bahwa keluarga yang bepergian

menggunakan sepeda motor jumlahnya terbanyak, yaitu 215 keluarga.


49

100.00 86.69
80.00
Prosentase

60.00

40.00

20.00 10.08
0.00 0.00 3.23
0.00
1 2 3 4 5
Jenis Moda Yang Digunakan

Gambar 4.14 Grafik Prosentase jumlah responden (jenis moda yang digunakan

untuk bepergian)

Dari Gambar 4.14 dapat disimpulkan bahwa keluarga yang bepergian

menggunakan sepeda motor memiliki prosentase terbesar, yaitu 86.69 % dari

jumlah responden.

4.3.3 Identifikasi Tujuan (Lokasi) Perjalanan

Pada perumahan Bukit Jatisari tipe 21, keluarga yang melakukan

perjalanan dengan tujuan Ngaliyan sebanyak 13 keluarga (5.24 %). Keluarga yang

melakukan perjalanan dengan tujuan Semarang Barat sebanyak 67 keluarga

(27.02 %). Keluarga yang melakukan perjalanan dengan tujuan Semarang Timur

sebanyak 32 keluarga (12.90 %). Keluarga yang melakukan perjalanan dengan

tujuan Semarang Utara sebanyak 8 keluarga (3.23 %). Keluarga yang melakukan

perjalanan dengan tujuan Semarang Tengah sebanyak 58 keluarga (23.39 %).

Keluarga yang melakukan perjalanan dengan tujuan Ungaran sebanyak 14

keluarga (5.65 %). Keluarga yang melakukan perjalanan dengan tujuan


50

Banyumanik sebanyak 2 keluarga (0.81 %). Keluarga yang melakukan perjalanan

dengan tujuan Mijen sebanyak 44 keluarga (17.74 %). Keluarga yang melakukan

perjalanan dengan tujuan Boja sebanyak 10 keluarga (4.03 %). Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.9 sebagai berikut:

Tabel 4.9 Tujuan (lokasi) perjalanan

Tujuan (lokasi) Jumlah responden Prosentase jumlah


No
perjalanan (keluarga) responden (%)
1 Ngaliyan 13 5.24
2 Semarang Barat 67 27.02
3 Semarang Timur 32 12.90
4 Semarang Utara 8 3.23
5 Semarang Tengah 58 23.39
6 Ungaran 14 5.65
7 Banyumanik 2 0.81
8 Mijen 44 17.74
9 Boja 10 4.03
Total 248 100.00
Sumber: Data Penelitian
Jumlah Responden

80 67
58
60
44
40 32

20 13 14 10
8
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tujuan (Lokasi) Perjalanan

Gambar 4.15 Grafik Tujuan (lokasi) perjalanan


51

Keterangan:

Tujuan (lokasi) perjalanan 1 = Ngaliyan

Tujuan (lokasi) perjalanan 2 = Semarang Barat

Tujuan (lokasi) perjalanan 3 = Semarang Timur

Tujuan (lokasi) perjalanan 4 = Semarang Utara

Tujuan (lokasi) perjalanan 5 = Semarang Tengah

Tujuan (lokasi) perjalanan 6 = Ungaran

Tujuan (lokasi) perjalanan 7 = Banyumanik

Tujuan (lokasi) perjalanan 8 = Mijen

Tujuan (lokasi) perjalanan 9 = Boja

Dari Gambar 4.15 dapat disimpulkan bahwa keluarga yang melakukan

perjalanan dengan tujuan Semarang Barat jumlahnya terbanyak, yaitu 67 keluarga.

30.00 27.02
23.39
25.00
Prosentase

20.00 17.74
15.00 12.90
10.00 5.24 5.65
3.23 4.03
5.00 0.81
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tujuan (Lokasi) Perjalanan

Gambar 4.16 Grafik Prosentase jumlah responden (tujuan (lokasi) perjalanan)


52

Keterangan:

Tujuan (lokasi) perjalanan 1 = Ngaliyan

Tujuan (lokasi) perjalanan 2 = Semarang Barat

Tujuan (lokasi) perjalanan 3 = Semarang Timur

Tujuan (lokasi) perjalanan 4 = Semarang Utara

Tujuan (lokasi) perjalanan 5 = Semarang Tengah

Tujuan (lokasi) perjalanan 6 = Ungaran

Tujuan (lokasi) perjalanan 7 = Banyumanik

Tujuan (lokasi) perjalanan 8 = Mijen

Tujuan (lokasi) perjalanan 9 = Boja

Dari Gambar 4.16 dapat disimpulkan bahwa keluarga yang melakukan

perjalanan dengan tujuan Semarang Barat memiliki prosentase terbesar, yaitu

27.02 % dari jumlah responden.

4.3.4 Identifikasi Rute Perjalanan

Pada perumahan Bukit Jatisari tipe 21, keluarga yang melakukan

perjalanan ke arah Boja sebanyak 10 keluarga (4.03 %). Keluarga yang

melakukan perjalanan ke arah Gunungpati sebanyak 16 keluarga (6.45 %).

Keluarga yang melakukan perjalanan ke arah Kedungpane sebanyak 2 keluarga

(0.81 %). Keluarga yang melakukan perjalanan ke arah Ngaliyan sebanyak 220

keluarga (88.71 %). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.10 sebagai

berikut:
53

Tabel 4.10 Rute perjalanan

Jumlah responden Prosentase jumlah


No Rute perjalanan
(keluarga) responden (%)
1 Arah Boja 10 4.03
2 Arah Gunungpati 16 6.45
3 Arah Kedungpane 2 0.81
4 Arah Ngaliyan 220 88.71
Total 248 100.00
Sumber: Data Penelitian

250 220
Jumlah Responden

200

150

100

50 16
10 2
0
1 2 3 4
Rute Yang Dilewati

Gambar 4.17 Grafik Rute perjalanan

Keterangan:

Rute yang dilewati 1 = Arah Boja

Rute yang dilewati 2 = Arah Gunungpati

Rute yang dilewati 3 = Arah Kedungpane

Rute yang dilewati 4 = Arah Ngaliyan

Dari Gambar 4.17 dapat disimpulkan bahwa keluarga yang melakukan

perjalanan ke arah Ngaliyan jumlahnya terbanyak, yaitu 220 keluarga.


54

100.00 88.71
80.00
Prosentase

60.00

40.00

20.00 6.45
4.03 0.81
0.00
1 2 3 4
Rute Yang Dilewati
Gambar 4.18 Grafik Prosentase jumlah responden (Rute perjalanan)

Keterangan:

Rute yang dilewati 1 = Arah Boja

Rute yang dilewati 2 = Arah Gunungpati

Rute yang dilewati 3 = Arah Kedungpane

Rute yang dilewati 4 = Arah Ngaliyan

Dari Gambar 4.18 dapat disimpulkan bahwa keluarga yang melakukan

perjalanan ke arah Ngaliyan memiliki prosentase terbesar, yaitu 88.71 % dari

jumlah responden.
55

4.4 Pengaruh Karakteristik Rumah Tangga Terhadap Total Trips

(Perjalanan) Rata-Rata Perkeluarga Perhari

4.4.1 Pengaruh Jumlah Anggota Keluarga Dalam Satu Rumah Terhadap

Total Trips (Perjalanan) Rata-Rata Perkeluarga Perhari

Pada perumahan Bukit Jatisari tipe 21 tidak ada rumah yang hanya dihuni

oleh satu orang, atau dengan kata lain semua rumah tipe 21 dihuni oleh orang

yang sudah berkeluarga. Rumah yang dihuni oleh 2 orang sebanyak 29 keluarga

(11.69 %) dengan total trips rata-rata perkeluarga perhari 1.93 kali. Rumah yang

dihuni oleh 3 orang sebanyak 74 keluarga (29.84 %) dengan total trips rata-rata

perkeluarga perhari 3.68 kali. Rumah yang dihuni oleh 4 orang sebanyak 120

keluarga (48.39 %) dengan total trips rata-rata perkeluarga perhari 3.79 kali.

Rumah yang dihuni oleh 5 orang sebanyak 25 keluarga (10.08 %) dengan total

trips rata-rata perkeluarga perhari 7.22 kali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada Tabel 4.11 sebagai berikut:

Tabel 4.11 Pengaruh jumlah anggota keluarga dalam satu rumah terhadap

total trips (perjalanan) rata-rata perkeluarga perhari

No X1 (orang) Y (kali) f (keluarga) f.X f.Y f rel (%)


1 1 0.00 0 0.00 0.00 0.00
2 2 1.93 29 58.00 55.97 11.69
3 3 3.68 74 222.00 272.32 29.84
4 4 3.79 120 480.00 454.80 48.39
5 5 7.22 25 125.00 180.50 10.08
Total 16.62 248 885.00 963.59 100.00
Sumber: Data Penelitian
56

Keterangan:

X1 = Jumlah anggota keluarga dalam satu rumah

Y = Total trips rata-rata perkeluarga perhari

f = Jumlah responden

f rel = Prosentase jumlah responden


Total Trips Perkeluarga

8
6
Perhari

4
2
0
1 2 3 4 5
X1 (orang) 1 2 3 4 5
Y (kali) 0.00 1.93 3.68 3.79 7.22
Jumlah Anggota Keluarga

Gambar 4.19 Grafik Pengaruh jumlah anggota keluarga dalam satu rumah

terhadap total trips (perjalanan) rata-rata perkeluarga perhari

Dari Gambar 4.19 dapat disimpulkan bahwa makin banyak jumlah anggota

keluarga dalam satu rumah, makin banyak pula total trips (perjalanan) yang

mereka lakukan.

4.4.2 Pengaruh Jumlah Anggota Keluarga Yang Sudah Bekerja Dan Atau

Sudah Sekolah Terhadap Total Trips (Perjalanan) Rata-Rata

Perkeluarga Perhari

Pada perumahan Bukit Jatisari tipe 21, Rumah yang anggota keluarganya

sudah bekerja dan atau sudah sekolah 1 orang sebanyak 51 keluarga (20.56 %)
57

dengan total trips rata-rata perkeluarga perhari 3.01 kali. Rumah yang anggota

keluarganya sudah bekerja dan atau sudah sekolah 2 orang sebanyak 103 keluarga

(41.53 %) dengan total trips rata-rata perkeluarga perhari 3.67 kali. Rumah yang

anggota keluarganya sudah bekerja dan atau sudah sekolah 3 orang sebanyak 27

keluarga (10.89 %) dengan total trips rata-rata perkeluarga perhari 3.57 kali.

Rumah yang anggota keluarganya sudah bekerja dan atau sudah sekolah 4 orang

sebanyak 57 keluarga (22.98 %) dengan total trips rata-rata perkeluarga perhari

4.70 kali. Rumah yang anggota keluarganya sudah bekerja dan atau sudah

sekolah 5 orang sebanyak 10 keluarga (4.03 %) dengan total trips rata-rata

perkeluarga perhari 6.86 kali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.12

sebagai berikut:

Tabel 4.12 Pengaruh jumlah anggota keluarga yang sudah bekerja dan atau sudah

sekolah terhadap total trips (perjalanan) rata-rata perkeluarga perhari

No X2 (orang) Y (kali) F (keluarga) f.X f.Y f rel (%)


1 1 3.01 51 51.00 153.51 20.56
2 2 3.67 103 206.00 378.01 41.53
3 3 3.57 27 81.00 96.39 10.89
4 4 4.70 57 228.00 267.90 22.98
5 5 6.86 10 50.00 68.60 4.03
Total 21.81 248 616.00 964.41 100.00
Sumber: Data Penelitian

Keterangan:

X2 = Jumlah anggota keluarga yang sudah bekerja dan atau sudah sekolah

Y = Total trips rata-rata perkeluarga perhari

f = Jumlah responden

f rel = Prosentase jumlah responden


58

Total Trips Perkeluarga Perhari 8


6
4
2
0
1 2 3 4 5
X2 (orang) 1 2 3 4 5
Y (kali) 3.01 3.67 3.57 4.70 6.86

Jumlah Anggota keluarga Yang Sudah Bekerja dan atau


Sudah Sekolah

Gambar 4.20 Grafik Pengaruh jumlah anggota keluarga yang sudah bekerja dan

atau sudah sekolah terhadap total trips (perjalanan) rata-rata perkeluarga perhari

Dari Gambar 4.20 dapat disimpulkan bahwa makin banyak jumlah anggota

keluarga yang sudah bekerja dan atau sudah sekolah, makin banyak pula total

trips (perjalanan) yang mereka lakukan.

4.4.3 Pengaruh Tingkat Pendidikan Tertinggi Dalam Keluarga Terhadap

Total Trips (Perjalanan) Rata-Rata Perkeluarga Perhari

Pada Perumahan Bukit Jatisari tipe 21, tidak ada yang tingkat pendidikan

tertinggi dalam keluarganya SD, SMP, atau Pascasarjana. Keluarga yang tingkat

pendidikan tertingginya SMA sebanyak 157 keluarga (63.31 %) dengan total trips

rata-rata perkeluarga perhari 3.79 kali. Keluarga yang tingkat pendidikan

tertingginya Sarjana sebanyak 91 keluarga (36.69 %) dengan total trips rata-rata


59

perkeluarga perhari 4.03 kali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.13

sebagai berikut:

Tabel 4.13 Pengaruh tingkat pendidikan tertinggi dalam keluarga terhadap total

trips (perjalanan) rata-rata perkeluarga perhari

No X3 Y (kali) f (keluarga) f.Y f rel (%)


1 SD 0.00 0 0.00 0.00
2 SMP 0.00 0 0.00 0.00
3 SMA 3.79 157 595.03 63.31
4 SARJANA 4.03 91 366.73 36.69
5 PASCASARJANA 0.00 0 0.00 0.00
Total 7.82 248 961.76 100.00
Sumber: Data Penelitian

Keterangan:

X3 = Tingkat pendidikan tertinggi dalam keluarga

Y = Total trips rata-rata perkeluarga perhari

f = Jumlah responden

f rel = Prosentase jumlah responden


Total Trips Perkeluarga Perhari

4.50 4.03
3.79
4.00
3.50
3.00
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50 0.00 0.00 0.00
0.00
SD

A
SM

SM

N
JA

JA
R

AR
SA

AS
SC
PA

Tingkat Pendidikan Tertinggi Dalam Keluarga

Gambar 4.21 Grafik Pengaruh tingkat pendidikan tertinggi dalam keluarga

terhadap total trips rata-rata perkeluarga perhari


60

Dari Gambar 4.21 dapat disimpulkan bahwa makin tinggi tingkat

pendidikan dalam keluarga, makin banyak pula total trips (perjalanan) yang

mereka lakukan.

4.4.4 Pengaruh Total Pendapatan Perkeluarga Perbulan Terhadap Total

Trips (Perjalanan) Rata-Rata Perkeluarga Perhari

Pada perumahan Bukit Jatisari tipe 21, keluarga yang memiliki pendapatan

perbulan <Rp. 1.000.000,00 sebanyak 5 keluarga (2.02 %) dengan total trips rata-

rata perkeluarga perhari 4.43 kali. Keluarga yang memiliki pendapatan perbulan

antara Rp. 1.000.000,00 Rp. 1.499.000,00 sebanyak 54 keluarga (21.77 %)

dengan total trips rata-rata perkeluarga perhari 4.12 kali. Keluarga yang memiliki

pendapatan perbulan antara Rp. 1.500.000,00 Rp. 1.999.000,00 sebanyak 56

keluarga (22.58 %) dengan total trips rata-rata perkeluarga perhari 3.23 kali.

Keluarga yang memiliki pendapatan perbulan antara Rp. 2.000.000,00 Rp.

2.499.000,00 sebanyak 106 keluarga (42.74 %) dengan total trips rata-rata

perkeluarga perhari 4.03 kali. Keluarga yang memiliki pendapatan perbulan antara

Rp. 2.500.000,00 Rp. 2.999.000,00 sebanyak 8 keluarga (3.23 %) dengan total

trips rata-rata perkeluarga perhari 3.77 kali. Keluarga yang memiliki pendapatan

perbulan Rp. 3.000.000,00 sebanyak 19 keluarga (7.66 %) dengan total trips

rata-rata perkeluarga perhari 4.43 kali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Tabel 4.14 sebagai berikut:


61

Tabel 4.14 Pengaruh total pendapatan perkeluarga perbulan terhadap total trips

(perjalanan) rata-rata perkeluarga perhari

No X4 (rupiah) Y (kali) f (keluarga) fY f rel (%)


1 < 1,000,000 4.43 5 22.15 2.02
2 1,000,000 - 1,499,000 4.12 54 222.48 21.77
3 1,500,000 - 1,999,000 3.23 56 180.88 22.58
4 2,000,000 - 2,499,000 4.03 106 427.18 42.74
5 2,500,000 - 2,999,000 3.77 8 30.16 3.23
6 >= 3,000,000 4.43 19 84.17 7.66
Total 24.01 248 967.02 100.00
Sumber: Data Penelitian

Keterangan:

X4 = Total pendapatan perkeluarga perbulan

Y = Total trips rata-rata perkeluarga perhari

f = Jumlah responden

f rel = Prosentase jumlah responden


Total Trips Perkeluarga Perhari

5 4.43 4.43
4.5 4.12 4.03
4 3.77
3.5 3.23
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
< 1,000,000 1,000,000 - 1,500,000 - 2,000,000 - 2,500,000 - >=
1,499,000 1,999,000 2,499,000 2,999,000 3,000,000
Total Pendapatan Perkeluarga Perbulan

Gambar 4.22 Grafik Pengaruh total pendapatan perkeluarga perbulan terhadap

total trips rata-rata perkeluarga perhari


62

Dari Gambar 4.22 dapat disimpulkan bahwa total pendapatan perkeluarga

perbulan pada perumahan tipe 21 Bukit Jatisari tidak berpengaruh terhadap total

trips (perjalanan) yang mereka lakukan.

4.4.5 Pengaruh Kepemilikan Kendaraan (Sepeda, Sepeda Motor, Mobil)

Terhadap Total Trips (Perjalanan) Rata-Rata Perkeluarga Perhari

Pada perumahan Bukit Jatisari tipe 21, ada keluarga yang tidak memiliki

kendaraan sama sekali. Keluarga yang tidak memiliki kendaraan, sebanyak 15

keluarga (6.05 %) dengan total trips rata-rata perkeluarga perhari 7.47 kali.

Keluarga yang memiliki 1 kendaraan sebanyak 76 keluarga (30.65 %) dengan

total trips rata-rata perkeluarga perhari 2.65 kali. Keluarga yang memiliki 2

kendaraan sebanyak 107 keluarga (43.15 %) dengan total trips rata-rata

perkeluarga perhari 3.50 kali. Keluarga yang memiliki 3 kendaraan sebanyak 40

keluarga (16.13 %) dengan total trips rata-rata perkeluarga perhari 5.20 kali.

Keluarga yang memiliki 4 kendaraan sebanyak 10 keluarga (4.03 %) dengan total

trips rata-rata perkeluarga perhari 6.68 kali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada Tabel 4.15 sebagai berikut:


63

Tabel 4.15 Pengaruh kepemilikan kendaraan (sepeda, sepeda motor, mobil)

terhadap total trips (perjalanan) rata-rata perkeluarga perhari

No X5 (Kendaraan) Y (kali) f (keluarga) f.X f.Y f rel (%)


1 0 7.47 15 0.00 112.05 6.05
2 1 2.68 76 76.00 203.68 30.65
3 2 3.50 107 214.00 374.50 43.15
4 3 5.20 40 120.00 208.00 16.13
5 4 6.68 10 40.00 66.80 4.03
Total 25.53 248 450.00 965.03 100.00
Sumber: Data Penelitian

Keterangan:

X5 = Jumlah kendaraan dalam satu keluarga

Y = Total trips rata-rata perkeluarga perhari

f = Jumlah responden

f rel = Prosentase jumlah responden


Total Trips Perkeluarga Perhari

0
1 2 3 4 5
X5 (kendaraan) 0 1 2 3 4
Y (kali) 7.47 2.68 3.50 5.20 6.68
Jumlah kendaraan

Gambar 4.23 Grafik Pengaruh kepemilikan kendaran (sepeda, sepeda motor,

mobil) terhadap total trips rata-rata perkeluarga perhari


64

Dari Gambar 4.23 dapat disimpulkan bahwa kepemilikan kendaraan

kurang berpengaruh terhadap total trips (perjalanan) perkeluarga perhari, karena

walaupun untuk keluarga yang memiliki 1,2,3,4 kendaraan, makin banyak jumlah

kendaraan yang dimiliki makin banyak pula total trips (perjalanan) yang mereka

lakukan, tetapi untuk keluarga yang tidak memiliki kendaraan total trips

(perjalanan) rata-ratanya justru lebih banyak. Hal ini sangat aneh terjadi. Setelah

diteliti ulang, keluarga yang tidak memiliki kendaraan ternyata memiliki jumlah

anggota keluarga yang banyak dan jumlah anggota keluarganya yang sudah

bekerja dan atau sudah sekolah juga lebih banyak dibandingkan keluarga yang

memiliki kendaraan. Mereka tidak memiliki kendaraan tetapi anggota keluarganya

melakukan perjalanan dengan menggunakan angkutan umum.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan analisis data terhadap 248 keluarga dari 700

keluarga pada perumahan tipe 21 Bukit Jatisari Bukit Semarang Baru Mijen

Kota Semarang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1) Karakteristik rumah tangga penduduk perumahan tipe 21 Bukit Jatisari

a. Keluarga yang jumlah anggota keluarganya 4 orang memiliki prosentase

terbesar (sebanyak 120 keluarga atau 48.39 %)

b. Keluarga yang jumlah anggota keluarganya sudah bekerja dan atau sudah

sekolah 2 orang memiliki prosentase terbesar (sebanyak 103 keluarga atau

41.53 %)

c. Keluarga yang tingkat pendidikan tertinggi dalam keluarganya SMA

memiliki prosentase terbesar (sebanyak 157 keluarga atau 63.31 %)

d. Keluarga yang mempunyai total pendapatan perbulan antara

Rp.2.000.000,00 - Rp.2.499.000,00 memiliki prosentase terbesar

(sebanyak 106 keluarga atau 42.74 %)

e. Keluarga yang mempunyai jumlah kendaraan 2 buah kendaraan sepeda

motor memiliki prosentase terbesar (sebanyak 107 keluarga atau 43.15 %)

65
66

2) Karakteristik perjalanan penduduk perumahan tipe 21 Bukit Jatisari

a. Keluarga yang total trips (perjalanan) rata-ratanya 3.57 kali dan 3.71 kali

memiliki prosentase terbesar (masing-masing berjumlah 42 keluarga atau

16.94 %)

b. Keluarga yang melakukan perjalanan dengan menggunakan sepeda motor

memiliki prosentase terbesar (sebanyak 215 keluarga atau 86.69%)

c. Keluarga yang melakukan perjalanan dengan tujuan Semarang Barat

memiliki prosentase terbesar (sebanyak 67 keluarga atau 27.02 %)

d. Keluarga yang melakukan perjalanan ke arah Ngaliyan memiliki

prosentase terbesar (sebanyak 220 keluarga atau 88.71%)

5.2 Saran

1) Pengembangan transportasi di perumahan Bukit Jatisari untuk masa

mendatang sebaiknya diarahkan untuk lebih meningkatkan interaksi dengan

daerah Boja dan Gunungpati, sekaligus mengurangi ketergantungan kawasan

perumahan tersebut dengan pusat Kota Semarang sehingga dapat mengurangi

beban lalulintas di Kota Semarang.

2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan bahan

pendukung untuk pengembangan perumahan Bukit Jatisari dan pengembangan

transportasi di daerah sekitar perumahan tersebut.


67

3) Perlu dilakukan penelitian yang serupa pada tipe rumah yang lain (tipe 36 dan

tipe 45) pada perumahan Bukit Jatisari, sehingga untuk dasar perenrencanaan

pengembangan perumahan dan transportasi pada daerah tersebut akan lebih

lengkap.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., 1996, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka
Cipta, Jakarta.

Ariyani, M., 2001, Pemodelan Bangkitan Perjalanan Dari Perumahan (Studi


Kasus Perumahan Tipe 54 Plamongan Indah Semarang), Tugas
Akhir UNIKA Soegija Pranata, Semarang.

Darminta, , 1995, Kamus Umum Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan, Balai Pustaka, Jakarta.

Indrajaya, U.W., 2002, Karakteristik dan Model Estimasi Bangkitan Perjalanan


(Studi Kasus Perumahan Tlogosari Semarang), Tesis Program
Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro, Semarang.

Kodoatie,R.J., 2003, Manajemen dan Rekayasa Infrastuktur, Pustaka Pelajar,


Yogyakarta.

-------, 2005, Monografi Semester 1 (Januari Juni) Kelurahan Jatisari, Mijen,


Semarang.

-------, 2005, Profil Proyek Kota Bukit Semarang Baru Edisi I (Bulan Januari
Agustus 2005), PT. Karyadeka Alam Lestari,Semarang.

Morlok, E.K., 1985, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi,


Erlangga, Jakarta Pusat.
Sugiyono, 1997, Teknik Sampling, Erlangga, Jakarta

Tamin,O.Z., 2000, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi Edisi Kedua,


Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Warpani, Suwarjoko, 1981, Perencanaan Transport, Institut Teknologi Bandung,


Bandung.

Warpani, Suwarjoko, 1990, Merencanakan Sistem Perangkutan, Institut


Teknologi Bandung, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai