Anda di halaman 1dari 9

PENERAPAN KONSEP DASAR PROSES KEPERAWATAN DALAM

MENINGKATKAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN PASIEN


DI RUMAH SAKIT
Inggrid Pricilia Pardede/181101128

Inggrid_pardede@yahoo.com

ABSTRACT

Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk
menyelamatkan pasien, keselamatan pasien merupakan prioritas bagi pelaksanaan lima isu penting
tentang keselamatan di rumah sakit, karena masalah keselamatan pasien berkaitan erat dengan
kualitas dan citra rumah sakit itu sendiri. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang
sedemikian pesat menyebabkan pelayanan kesehatan di rumah sakit menjadi sangat kompleks
sehingga jika tidak dilakukan dengan benar dan hati-hati akan berpotensi untuk terjadinya Insiden
Keselamatan Pasien yang terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan,Kejadian Nyaris Cedera,
Kejadian Tidak Cedera dan Kondisi Potensial Cedera(Depkes,2006). Penerapan patient safety pada
pasien rawat inap dapat mempercepat proses penyembuhan dan memperpendek masa rawat pasien
di rumah sakit serta dapat mencegah cedera paada pasien. Keberhasilan penerapan patient safety
dapat dicapai apabila perawat mengetahui dengan tepat sesuatu yang mengancam keselamatan
pasien selama perawatan di rumah sakit.Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
meningkatkan pemahaman tentang konsep Patient Safety secara lebih baik dan memahami upaya
yang dapat dilakukan tenaga kesehatan khususnya perawat dalam menurunkan insiden yang tidak
perlu.
Makalah ini di tulis dengan pendekatan artikel non penelitian.

Kata kunci : Patient Safety,Asuhan keperawatan,Nurse.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang kesehatan mengutamakan keselamatan


pasien, hal ini sesuai dengan gagasan
Pelayanan keperawatan merupakan
Hiprocrates yaitu Primum, non nocere
cerminan utama dari keberhasilan suatu
(First, do no harm) (Departemen
pelayanan kesehatan. Pelayanan
Kesehatan RI & Komite Keselamatan International Patient Safety Goals yang
Pasien Rumah Sakit, 2008). Keselamatan meliputi enam sasaran keselamatan pasien
adalah kebutuhan dasar manusia dan rumah sakit. (Kemenkes RI, 2011).
kebutuhan prioritas kedua setelah
Konsep dasar keamanan
kebutuhan fisiologis pada hierarki
terkait dengan kemampuan
kebutuhan Maslow yang harus terpenuhi
seseorang dalam menghindari
(Potter & Perry, 2005, p.613). Gerakan
bahaya, yang ditentukan oleh
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (GKP-
pengetahuan dan kesadaran serta
RS) atau yang dikenal dengan sebutan
motivasi orang tersebut untuk
patient safety merupakan suatu proses
melakukan tindakan pencegahan.
pemberian pelayanan rumah sakit
Ada tiga faktor penting yang
terhadap pasien yang lebih aman. Proses
terkait dengan keamanan yaitu:
ini mencegah terjadinya cedera yang
tingkat pengetahuan dan
disebabkan oleh kesalahan akibat
kesadaran individu, kemampuan
melaksanakan suatu tindakan atau tidak
fisik dan mental untuk melakukan
mengambil tindakan yang seharusnya
upaya pencegahan, serta
diambil (Depkes RI, 2006, p.10). Tujuan
lingkungan fisik yang
utama penerapan patient safety di rumah
membahayakan atau berpotensi
sakit adalah mencegah dan mengurangi
menimbulkan bahaya (Roper,
terjadinya Insiden Keselamatan Pasien
2002).
(IKP)dalam pelayanan
kesehatan,Peningkatan mutu dalam segala Klasifikasi Keamanan
bidang khususnya dalam bidang
1. Keamanan fisik
kesehatan salah satunya melalui akreditasi
Rumah Sakit menuju kualitas pelayanan Mempertahankan keamanan
Internasional. Dalam sistem akreditasi fisik melibatkan keadaan
yang mengacu pada standar Joint mengurangi atau mencegah
commission International (JCI) diperoleh ancaman pada tubuh atau
standar yang paling relevan terkait kehidupan. Ancaman tersebut
dengan mutu pelayanan Rumah Sakit mungkin penyakit, kecelakaan,
bahaya, pada lingkungan. Pada dalam lingkungan. Setiap orang
saat sakit seorang klien mungkin merasakan beberapa ancaman
rentan terhadap komplikasi seperti keselamatan psikologis pada
infeksi, oleh karena itu bergantung pengalaman yang baru dan yang
pada profesional dalam sistem tidak dikenal (Potter dan Perry,
pelayan kesehatan untuk 2005).
perlindungan. Memenuhi
METODE
kebutuhan keselamatan fisik
kadang mengambil prioritas lebih Metode ini dilakukan
dahulu di atas pemenuhan dengan mengambil data penelitian
kebutuhan fisiologis. Misalnya, dari jurnal atau membandingkan
seorang perawat mungkin perlu hasil penelitian dari jurnal-jurnal
melindungi klien dari yang ada.
kemungkinan jatuh dari tempat
HASIL DAN PEMBAHASAN
tidur sebelum memberikan
perawatan untuk memenuhi A.Hasil
kebutuhan nutrisi (Potter dan
Menurut e-journal
Perry, 2005).
Keperawatan (e-Kp) Volume 4
2. Keamanan psikologis Nomor 2, Juli 2016
Hubungan perilaku dengan kemampuan
Untuk selamat dan aman
perawat dalam melaksanakan
secara psikologi, seorang manusia
keselamatan pasien di ruang akut instalasi
harus memahami apa yang
gawat darurat RSUP Prof.Dr.R.D.Kandou
diharapkan dari orang lain,
Manado.
termasuk anggota keluarga dan
Menurut peneliti, mengidentifikasi
profesional pemberi perawatan
pasien dengan benar merupakan pondasi
kesehatan. Seseorang harus
utama mencegah terjadinya insiden
mengetahui apa yang diharapkan
keselamatan pasien. Dapat dilihat dari
dari prosedur, pengalaman yang
observasi dan kuesioner yang telah
baru, dan hal-hal yang dijumpai
dilakukan oleh peneliti menunjukkan dengan p-value 0,001. Diharapkan
bahwa sudah lebih dari setengah perawat bagi pengambil kebijakan rumah
yang bekerja di ruang akut IGD Prof. sakit Umum dr. Zainoel Abidin
Kandou Manado melakukan identifkasi agar meningkatkan pengetahuan
pasien dengan benar, namun masih ada perawat tentang penerapan patient
beberapa perawat yang perilakunya lupa, safety, baik dengan mengikuti
kelelahan dan tindakan yang darurat yang seminar-seminar maupun
diharuskan betindak cepat sehingga mengikuti workshop secara
identifikasi pasien dengan pemasangan kontinyu ataupun in house
gelang tidak efisien. Dan tidak training secara berkala , sehingga
memungkinkan waktu untuk menjelaskan diharapkan penerapan patien
kepada pasien tentang manfaat gelang safety dapat lebih optimal.
karena kurangnya perawat yang bekerja
B.Pembahasan
pada saat itu tidak seimbang dengan
banyaknya pasien yang gawat darurat. Keselamatan pasien bagi
perawat tidak hanya merupakan
Menurut Idea Nursing
pedoman tentang apa yang
Journal Vol. VII No. 1
seharusnya dilakukan, namun
2016.Hubungan pengetahuan
keselamatan pasien merupakan
perawat dengan upaya penerapan
komitmen yang tertuang dalam
patient safety di ruang rawat inap
kode etik perawat dalam
Rumah Sakit umum daerah DR.
memberikan pelayanan yang
Zainoel Abidin Banda Aceh.
aman, sesuai kompetensi, dan
Hasil penelitian berlandaskan kode etik bagi
menunjukkan ada hubungan pasien (Canadian Nurse
antara pengetahuan perawat Association, 2004). Pemberian
dengan upaya penerapan patient pelayanan yang aman harus
safety di ruang rawat inap kelas didahului dengan pemahaman
III Rumah Sakit Umum Daerah materi keselamatan pasien rumah
dr. Zainoel Abidin Banda Aceh sakit yang mengacu standar
internasional pada Joint Salah satu sasaran
Commission International (JCI). keselamatan pasien adalah
JCI merupakan salah satu lembaga tercapainya pengurangan resiko
akreditasi internasional rumah infeksi terkait pelayanan
sakit yang telah diakui oleh dunia. kesehatan. Infeksi adalah inivsai
Fokus utama JCI adalah tubuh oleh pathogen atau
meningkatkan keselamatan mikroorganisme yang mampu
perawatan pasien melalui menyebabkan sakit. Rumah sakit
penyediaan jasa akreditasi dan merupakan salah satu tempat yang
sertifikasi serta melalui layanan paling mungkin rentan mendapat
konsultasi dan pendidikan dengan infeksi karena mengandung
tujuan membantu organisasi populasi mikroorganisme yang
menerapkan solusi praktis dan sangat tinggi dengan jenis virus
berkelanjutan (The Joint yang mungkin resisten terhadap
Commission, 2014). antibiotik (Potter & Perry, 2005).

Perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien harus menerapkan
keselamatan pasien. Perawat harus
melibatkan kognitif, afektif, dan
tindakan yang mengutamakan
keselamatan pasien. Perawat
dalam memberikan asuhan
keperawatan harus penuh dengan
kepedulian. Persepsi perawat
untuk menjaga keselamatan pasien
sangat berperan penting dalam
pencegahan, pengendalian, dan
peningkatan keselamatan pasien. mengakibatkan kematian atau
(Choo dkk, 2011). cedera serius di rumah sakit)

Menurut Potter & Perry, disebabkan karena buruknya

2009 beberapa intervensi yang komunikasi.dengan demikian

dapat dilakukan perawat untuk dapat dijelaskan bahwa semakin

mencegah terjadinya jatuh pada tinggi pengetahuan perawat

pasien antara lain; tentang penerapan keselamatan

Mengorientasikan pasien pada pasien (patient safety), diharapkan

saat masuk rumah sakit dan semakin tinggi pula perawat

menjelaskan sistem komunikasi dalam memahami pentingnya

yang ada, bersikap hati-hati saat penerapan keselamatan pasien

mengkaji pasien dengan (patient safety) yang diberikan

keterbatasan gerak, melakukan kepada pasien dalam pelayanan

supervise ketat pada awal pasien keperawatan.

dirawat terutama malam hari,


memberikan alas kaki yang tidak PENUTUP

licin, memberikan pencahayaan Kesimpulan dan Saran


yang adekuat, memasang
keselamatan pasien
pengaman tempat tidur terutama
didefinisikan sebagai
pada pasien dengan penutunan
penghindaran, pencegahan dan
kesadaran dan gangguan
perbaikan dari hasil tindakan yang
mobilitas, dan menjaga lantai
buruk atau injuri yang berasal dari
kamar mandi agar tidak licin.
proses perawatan
.Alvarado (2006) kesehatan.Perawatan Rawat Inap
mengungkapkan bahwa adalah salah satu pelayanan
ketidakakuratan informasi dapat kesehatan di rumah sakit yang
menimbulkan dampak yang serius dapat diakses oleh pasien yang
pada pasien, hampir 70% kejadian membutuhkan perawatan intensif.
sentinel (kejadian yang Di rumah sakit ada berbagai
macam obat, tes dan prosedur, Cahyono, J.B. (2008).
peralatan, dan tenaga profesional Membangun budaya
dan non-profesional siap keselamatan pasien dalam
memberikan layanan. Keragaman praktik kedokteran.
dan keteraturan para pelayan jika Yogyakarta:Kanisius.
tidak dikelola dengan baik dapat
terjadi Keselamatan Pasien Dewi, M. (2012).
Insiden. Keselamatan pasien di Pengaruh pelatihahan timbang
rumah sakit melibatkan partisipasi terima pasien terhadap
dari semua petugas kesehatan, penerapan keselamatan pasien
terutama perawat. Kepada oleh perawat pelaksana di
institusi pendidikan keperawatan RSUD Raden. Jurnal Health &
diharapkan dapat Sport, 5 (3).
mengembangkan pendidikan
dengan meningkatkan Departemen Kesehatan RI
pengetahuan dan kemampuan & KKP-RS. (2008). Panduan
mengenai patient safety kepada nasional keselamatan pasien
mahasiswa sebagai bahan ajar rumah sakit (patient safety):
dalam kurikulum keperawatan. utamakan keselamatan pasien.
Ed.2. Jakarta: Bakti Husada
DAFTAR PUSTAKA

Budaya keselamatan Departemen Kesehatan RI.

pasien di ruang rawat inap (2006). Panduan nasional

Rumah Sakit X Kabupaten keselamatan pasien rumah sakit

Jember.Jurnal IKESMA Volume (patient safety): utamakan

11 Nomor 1 Maret 2015. keselamatan pasien. Jakarta: Bakti


Husada

Elisabet. (2008).
Optimalisasi pelaksanaan
handover berdasarkan
standar
national patient safety. Jurnal Kemenkes RI.
Administrasi dan Kebijakan (2011),Standar Akreditasi
Kesehatan, 6:166-171 Rumah Sakit, Kerjasama
Direktorat Jenderal Bina Upaya
Hubungan perilaku Kesehatan Kementerian
dengan kemampuan perawat Kesehatan Republik Indonesia
dalam melaksanakan dengan Komisi Akreditasi Rumah
keselamatan pasien (Patient Sakit (KARS), Jakarta.
Safety) di Ruang akutinstalasi
Gawat darurat RSUP Menteri Kesehatan RI.
Prof.Dr.R.D. Kandou manado. e- (2011). Peraturan menteri
journal Keperawatan (e-Kp) kesehatan republik indonesia
Volume 4 Nomor 2, Juli nomor
2016 1691/Menkes/Per/VIII/2011

Handover sebagai tentang “keselamatan pasien

upaya peningkatan keselamatan rumah saki”t.

pasien (patient Safety) di National Patient Safety


Rumah Sakit. jurnal Agency. (2006). Seven steps to
Keperawatan Soedirman (The patient safety for primary care:
Soedirman Journal of Nursing), the full reference guide.
Volume 11, No.2, Juli 2016). London: The National Patient

Hubungan pengetahuan Safety Agency.

perawat dengan upaya Potter, C.J, Taylor. P.A., &


penerapan patient safety di ruang Perry, C. (2009). Potter &Perry’s
rawat inap rumah sakit umum Fundamentals of Nursing,Edition.
daerah Dr.zainoel abiding Banda Australia : Mosby-Elsevier
aceh.Idea Nursing Journal Vol.
VII No. 1 2016 ISSN : 2087-2879 Potter, P.A. & Perry, A.G.
(2005). Buku ajar fundamental
keperawatan: konsep, proses,
dan praktik. Ed.4. Vol.1. Jakarta:
Simanullang Putri (2019),
EGC.
Proses Keperawatan dalam
Simamora, R. H. (2019). Praktek klinik. Osf. Yooh.
Menjadi Perawat yang:
CIH’HUY. Surakarta:
Kekata Publisher.

Anda mungkin juga menyukai