I. PENDAHULUAN
Pengertian
Cekungan sedimen adalah sebuah tempat di kerak Bumi
yang relative lebih cekung dibandingkan tempat sekitarnya dimana sungai-
sungai mengalir/bermuara, danau atau laut berlokasi, tempat sedimen-sedimen
diendapkan. Setelah mengalami proses geologi selama jutaan tahun, maka
cekungan sedimen itu bisa berisi batuan sedimen yang ketebalannya bisa beragam
dari beberapa ratus meter
sampai beberapa puluh ribu meter.
Seting Konvergen
Trenches: Palung yang sangat dalam, dibentuk oleh roses subduksi
dari litosfer samudra. Contoh modern: Palung Chile.
Cekungan Trench-Slope: Struktur depresi local yang berkembang
pada kompleks subduksi. Contoh modern: Trench Amerika Tengah.
Cekungan For-arc: Cekungan yang berada pada gap antara arc dan
trench,Contoh modern: Sumatra
Cekungan Intra-arc: Cekungan di sepanjang platform arc yang
termasuk gunung api superposed dan overlappin. Contoh modern:
Lago de Nikaragua.
Cekungan Back-arc: Lempeng samudra di belakang busur
magmatic intraoseanik(termasuk cekungan intra-arc di antara busur aktif
dan remnant), dan cekungan kontinen di belakang busur magmatic
continental-margin tanpa forelanf fold-thrust belts. Contoh modern:
Marianas.
Cekungan Samudra Remnan: cekungan samudra yang mengecil
akibat terperangkap antara continental margin dan atau sistem arc-
trench yang saling bertabrakan, dan pada akhirnya mengalami subduksi
dan terdeformasi di dalam suatu suture belts. Contoh modern: Pesisir
Bengal.
Cekungan Peripheral Forelan : Cekungan foreland yang terletak di
atas rifted continental margin yang telah ditarik ke dalam zona subduksi
selama proses tabrakan krustal (tipe utama dari tumbukan yang
berhubungan dengan foreland). Contoh modern: Teluk Persia.
Cekungan Piggyback: Cekungan yang terbentuk dan terbawa di atas
suatu thrust sheet yang bergerak. Contoh modern: Cekungan Peshawar
(Pakistan).
Cekungan Foreland Intermontane: Cekungan yang terbentuk di
antara pengangkatan basement-cored di suatu seting foreland. Contoh
modern: Cekungan Sierra Pampeanas (Argentina).
Seting Transform
Cekungan Transtensional: Cekungan yang terbentuk oleh proses ektensi di
sepanjang sistem patahan Strike-slip. Contoh modern: Laut Salton
California.
Cekungan Transpressional: Cekungan yang dibentuk oleh kompresi di
sepanjang sistem patahan strike-slip. Contoh modern: Cekungan Santa
Barbara California(foreland).
Cekungan Transrotasional: Cekungan yang terbentuk oleh proses rotasi
dari suatu blok krustal pada axis yang mendekati vertikal pada suatu
sistem patahan strike-slip. Contoh modern: fore-arc Western Aleutian.
Seting Hybrid
Cekungan Intrakontinental wrench: Bermacam cekungan yang terbentuk di
dalam kerak benua yang dipengaruhi oleh proses collision. Contoh modern:
Cekungan Quaidam(China).
Aulacogen: Bekas Rifting yang gagal terbentuk pada sudut tinggi terhadap
margin kontinen, yang telah mengalami reaktivasi selama proses
tektonik konvergensi, sehingga berada pada bagian sudut tinggi
terhadap sabuk orogenik. Contoh modern: Teluk Missisipi
Impactogen: Rift yang terbentuk pada sudut tinggi terhadap sabuk orogeni,
tanpa adanya sejarah preorogeni sebelumnya(kontras dengan aulacogen).
Contoh modern: Rift Baikal bagian distal (Siberia).
Cekungan Succesor: Cekungan yang terbentuk pada seting intermontane
diikuti oleh proses jeda istirahat kegiatan orogeni local atau aktivitas
taphrogenik. Contoh modern: Barisan punggungan dan cekungan Arizona
Representasi skematik dari beberapa cekungan yangterbentuk secara tektonik.
B. Stratigrafi Regional
Penampang stratigrafi dibuat untuk mengatasi perbedaan penamaan satuan
litostratigrafi yang sering digunakan oleh beberapa perusahaan minyak yang
beroperasi di Cekungan Sumatra Selatan, dalam hal ini stratigrafi regional
Cekungan Sumatra Selatan menurut (Ginger & Fielding, 2005)
Basement (Pra-Tersier)
Batuan dasar (basement) Cekungan Sumatra Selatan terdiri atas
interkalasi kompleks antara batuan beku, metamorf, dan batuan sedimen,
yang masing-masing memiliki umur dan komposisi yang berbeda-beda.
Batuan dasar yang paling tua diperkirakan merupakan bagian dari lempeng
mikro Malaka, yang membentang di bagian utara dan selatan dari cekungan
ini. Lebih jauh ke bagian selatan terdapat sisa-sisa deformasi lempeng mikro
Mergui. Lempeng mikro Malaka dan Mergui dipisahkan oleh kumpulan
Mutus, fragmen terdeformasi yang muncul akibat tumbukan.
o Subcekungan Jambi.
Cekungan ini diisi oleh sediemn Tersier yang terletak tidak selaras
di atas batuan metamorf dan batuan beku Pra-Tersier.
b) Reservoir
Dalam cekungan Sumatera Selatan, beberapa formasi dapat menjadi
reservoir yang efektif untuk menyimpan hidrokarbon, antara lain adalah
pada batuan dasar, Formasi Lahat, Formasi Talang Akar, Formasi
Baturaja, dan Formasi Gumai. Untuk Formasi Talang Akar secara umum
terdiri dari batupasir kuarsa, batulanau, dan serpih. Sehingga pada
batupasir sangat baik untuk menjadi reservoir. Porositas yang dimiliki
pada Formasi Talang Akar berkisar antara 15-30 % dan permeabilitasnya
sebesar 5 Darcy. Formasi Talang Akar diperkirakan mengandung 75%
produksi minyak dari seluruh Cekungan Sumatera Selatan (Bishop, 2000).
Pada reservoir karbonat Formasi Baturaja, pada bagian atas merupakan
zona yang porous dibandingkan dengan bagian dasarnya yang relatif ketat
(tight). Porositas yang terdapat pada Formasi Baturaja berkisar antara 10-
30% dan permeabilitasnya sekitar 1 Darcy (Ariyanto dan Kusdiantoro,
2014).
c) Batuan Penutup (Seal)
Batuan penutup cekungan Sumatra Selatan secara umum berupa lapisan
serpih cukup tebal yang berada di atas reservoir Formasi Talang Akar dan
Gumai itu sendiri (intraformational seal rock). Seal pada reservoir batu
gamping Formasi Baturaja juga berupa lapisan serpih yang berasal dari
Formasi Gumai. Pada reservoir batupasir Formasi Air Benakat dan Muara
Enim, serpih yang bersifat intraformational juga menjadi batuan penutup yang
baik untuk menjebak hidrokarbon (Ariyanto, dan Kusdiantoro, 2014).
d) Trap
Jebakan hidrokarbon utama diakibatkan oleh adanya antiklin dari arah
baratlaut ke tenggara dan menjadi jebakan yang pertama dieksplorasi. Antiklin
ini dibentuk akibat adanya kompresi yang dimulai saat awal miosen sampai
sekitar pada 2-3 juta tahun yang lalu (Bishop, 2000). Selain itu jebakan
hidrokarbon pada cekungan Sumatra Selatan juga diakibatkan karena struktur.
Tipe jebakan struktur pada cekungan Sumatra Selatan secara umum dikontrol
oleh struktur-struktur tua dan struktur lebih muda. Jebakan struktur tua ini
berkombinasi dengan sesar naik sistem wrench fault yang lebih muda. Jebakan
sturktur tua juga berupa sesar normal regional yang menjebak hidrokarbon.
Sedangkan jebakan struktur yang lebih muda terbentuk bersamaan dengan
pengangkatan akhir Pegunungan Barisan (Pliosen sampai Pleistosen) (Ariyanto
dan Kusdiantoro, 2014).
e) Migrasi
Migrasi hidrokarbon ini terjadi secara horisontal dan vertikal dari batuan induk
serpih dan batubara pada Formasi Lahat dan Talang Akar. Migrasi horisontal
terjadi di sepanjang kemiringan slope, yang membawa hidrokarbon dari batuan
induk dalam kepada batuan reservoir dari Formasi Lahat dan Talang Akar sendiri.
Migrasi vertikal dapat terjadi melalui rekahan-rekahan dan daerah sesar turun
utama. Terdapatnya resapan hidrokarbon di dalam Formasi Muara Enim dan Air
Benakat adalah sebagai bukti yang mengindikasikan adanya migrasi vertikal
melalui daerah sesar kala Pliosen sampai Pliestosen (Ariyanto dan Kusdiantoro,
2014).
Gambar 2.4. Basic Petroleum System
(Sumber : http://www.smiatmiundip.wordpress.com)