Anda di halaman 1dari 32

SAMUDRA

DEMAK BANTEN
PASAI

MALAKA GOWA TALLO


PETA KONSEP

TERNATE
ACEH MATARAM
TIDORE

1.Kerajaan Samudra Pasai


A. Letak 3
Aceh. Tepatnya di pantai timur pulau sumatra bagian utara
B. Sumber Sejarah
1. Berita Asing
~ Dari Ibnu Batutah(abad 13)
~ Dari Marco Polo(th 1292)
~ Dari Tome pires
2. Kitab
~ Kitab Tarjuman al-mustafid.
~ Tajussalatin

C. SosialBudaya
Para pedagang asing singgah di Malaka beberapa lama untuk berdagang.
Selama itu para pedagang dari berbagai bangsa itu bergaul dengan penduduk
setempat. Kesempatan itu di gunakan oleh pedagang islam dari Gujarat,persia,dan
arab untuk menyebarkan agama islam. Dengan demikian ,kehidupan sosial
masyarakat dapat lebih maju di bidang perdagangan dan pelayaran juga
bertambah maju.
D. Sistem Politik
Corak pemerintahan kerajaan samudra pasai adalah pemerintahan sipil
dan berdasarkan atas agama.
E. Raja yang Memerintah
1. Sultan Malik Al-Saleh (1267-1297)
2. Sultan Muhammad Malik Al-Zahir I (1297-1326)
3. Sultan Muhammad Malik Al-Zahir II (1326-1345)
4. Sultan Muhammad Malik Al-Zahir III (1326-134
5. Sultan Ahmad Malik Al-Zahir (1346-1383)
6. Sultan Zain Al-Abidin Malik Al-Zahir (1383-1405)
7. Sultanah Nahrasiyah (1405-1412)
8. Sultan Sallah Ad-Din (1402)
9. Abu Zaid Malik Al-Zahir (1455)
10. Sultan Mahmud Malik Al-Zahir (1455-1477)
11. Sultan Zain Al-Abidin (1477-1500)
12. Sultan Abdullah Malik Al-Zahir (1501-1513)
13. Sultan Zain Al-Abidin (1513-1524)
F. Puncak Kejayaan
Kerajaan Samudra Pasai mencapai puncak kejayaan pada masa
pemerintahan Sultan Malik Al-Saleh, sistem pemerintahan Samudra
Pasai sudah teratur baik, Samudra Pasai menjadi pusat perdagangan.
2. Kerajaan Malaka
A. Letak Geografis
Semenanjung Malaya B.
Sumber Sejarah
1. Berita Asing
~ Sulalatus Salatin
~ Kronik Cina masa Dinasti Ming
2. Prasasti
~ Prasasti Kedukan Bukit
~ Prasasti Kota Kapur
~ Prasasti Ligor
~ Prasasti Telaga Batu
~ Prasasti Karang Brahi
~ Prasasti Talang Tuwo
C. Sosial Budaya
Pada kehidupan budaya, perkembangan seni sastra Melayu mengalami
perkembangan yang pesat seperti munculnya karya-karya sastra yang
menggambarkan tokoh-tokoh kepahlawanan dari Kerajaan Malaka seperti
Hikayat Hang Tuah, Hikayat Hang Lekir dan Hikayat Hang Jebat. Kehidupan
sosial Kerajaan Malaka dipengaruhi oleh faktor letak, keadaan alam dan
lingkungan wilayahnya. Hubungan sosial masyarakatnya sangatlah kurang dan
bahkan mereka cenderung mengarah ke sifat-sifat individualisme.
D. Kehidupan Politik
Kesultanan Malaka dalam urusan kenegaraan telah memiliki susunan
tata pemerintahan yang rapi. Sultan Malaka memiliki kekuasaan yang
absolut, seluruh peraturan dan undang-undang merujuk kepada Raja Malaka.
Sementara dalam administrasi pemerintahan Sultan Malaka dibantu oleh
beberapa pembesar, antaranya Bendahara, Tumenggung, Penghulu Bendahari
dan Syahbandar. Kemudian terdapat lagi beberapa mentri yang
bertanggungjawab atas beberapa urusan negara. Selain itu terdapat jabatan
Laksamana yang pada awalnya diberikan kepada kelompok masyarakat
orang laut
E. Sosial Ekonomi
Sejak Kerajaan Malaka berkuasa, jalur perdagangan internasional
yang melalui Selat Malaka semakin ramai. Bersamaan dengan melemahnya
kekuatan Majapahit dan Samudera Pasai, kerajaan Malaka tidak memiliki
persaingan dalam perdagangan. Tidak adanya saingan di wilayah tersebut,
mendorong kerajaan Malaka membuat aturan-aturan bagi kapal yang sedang
melintasi dan berlabuh di Semenanjung Malaka.
F. Raja-Raja yang Memerintah
1. Raja Iskandar Syah atau Parameswara (1405-1414)
2. Megat Iskandar Syah atau Raja Kecil Besar (1414-1424)
3. Sultan Muhammad Syah atau Sri Maharaja (1424-1444)
4. Sultan Abu Syahid atau Sri Parameswara Dewa Syah (1444-1445)
5. Sultan Mudzaffar Syah atau Sultan Modafaixa (1446-1459)
6. Sultan Mansur Syah (1459-1477)
7. Sultan Alaudin Riayat Syah (1477-1488)
8. Sultan Mahmud Syah (1488-1511)
G. Puncak Kejayaan
Pada masa pemerintahan Sutan Mudzaffar Syah, Malaka melakukan
ekspansi di Semenanjung Malaya dan pesisir timur pantai Sumatra, setelah
sebelumnya berhasil mengusir serangan Siam. Di mulai dengan menyerang
Aru yang disebut sebagai kerajaan yang tidak menjadi muslim dengan baik.
Penaklukan Malaka atas kawasan sekitarnya ditopang oleh kekuatan armada
laut yang kuat pada masa tersebut serta kemampuan mengendalikan orang
laut yang tersebar antara kawasan pesisir timur Puau Sumatra sampai Laut
Cina Selatan. Orang laut ini berperan mengarahkan setiap kapal yang melalui
Selat Malaka untuk singgah di Malaka serta menjamin keselamatan kapal-
kapal itu sepanjang jalur pelayarannya setelah membayar cukai di Malaka.
3. KerajaanAceh
A. Letak Geografis
Pulau Sumatera bagian utara dekat jalur pelayaran dan perdagangan
internasional saat itu.
B. Sumber Sejarah
1. Taman sari gunongan
2. Tua Indrapuri
3. Benteng Indrapatra
4. Pinto Khop
5. Meriam Kesultanan Aceh
6. Hikayat Prang Sabi
C. Kehidupan ekonomi
Dalam masa kejayaannya, perekonomian Aceh berkembang pesat.
Daerahnya yang subur banyak menghasilkan lada. Kekuasaan Aceh atas
daerahdaerah pantai Timur dan Barat Sumatera menambah jumlah ekspor
ladanya. Penguasaan Aceh atas beberapa daerah di Semenanjung Malaka
menyebabkan bertambahnya bahan ekspor penting seperti timah dan lada yang
dihasilkan di daerah itu.
D. Raja-Raja yang Memerintah
1. Sulthan Ali Mughayat Syah (1496-1528)
2. Sulthan Salah ad-Din (1528-1537)
3. Sulthan Ala ad-Din Ri`ayat Syah al-Kahar (1537-1568)
4. Sulthan Husin Ibnu Sultan Alauddin Ri`ayat Syah (1568-1575)
5. Sulthan Muda (1575)
6. Sulthan Sri Alam (1575-1576)
7. Sulthan Zain Al-Abidin (1576-1577)
8. Sulthan Ala al-din mansyur syah (1576-1577)
9. Sulthan Buyong atau Sultan Ali Ri`ayat Syah Putra (1589-1596)
10. Sulthan Ala`udin Ri`ayat Syah Said Al-Mukammal Ibnu (1596-1604)
11. Sulthan Ali Riayat Syah (1604-1607)
12. Sulthan Iskandar Muda Johan Pahlawan Meukuta Alam (1607-1636)
13. Sulthan Iskandar Tsani (1636-1641)
14. Sulthanah (Ratu) Tsafiatu' ddin Taj 'Al-Alam / Puteri Sri Alam (1641-
1675)
15. Sulthanah (Ratu) Naqi al-Din Nur Alam (1675-1678)
E. Kehidupan Budaya
Aceh sering disebut sebagai Negeri Serambi Mekah, karena Islam
masuk pertama kali ke Indonesia melalui kawasan paling barat pulau Sumatera
ini. Oleh sebab itu, para ulama merupakan salah satu sendi kehidupan
masyarakat Aceh. Pengaruh Islam yang sangat kuat juga tampak dalam aspek
bahasa dan sastra Aceh. Peninggalan Islam di Nusantara banyak di antaranya
yang berasal dari Aceh, seperti Bustanussalatin dan Tibyan fi Ma‘rifatil
Adyan karangan Nuruddin ar-Raniri pada awal abad ke-17 ; Kitab
Tarjuman al-Mustafid yang merupakan tafsir Al Quran Melayu pertama karya
Shaikh Abdurrauf Singkel tahun 1670-an; dan Tajussalatin karya Hamzah
Fansuri. Ini bukti bahwa Aceh sangat berperan dalam pembentukan tradisi
intelektual Islam di Nusantara.

4. Kerajaan Demak
A. Letak Geografis
Secara geografis Kerajaan Demak terletak di Jawa Tengah.
B. Sumber Sejarah
1. Masjid Agung Demak
2. Pintu Bledek
3. Bedug dan Kentongan Karya Wali Songo
4. Soko Tatal dan Soko Guru
5. Dampar Kencana
6. Situs Kolam Wudlu
C. Sistem Politik
Kerajaan Demak berdiri kira – kira tahun 1478 dan Raden Patah
sebagai Raja Pertama dengan gelar Senapati Jimbung Ngabdurrahman
Panemahan Palembang Sayidin Panatagama , dan Ki Wanapala sebagai
Patih dengan gelar Mangkurat.
D. Kehidupan Ekonomi
Perekonomian Demak berkembang kearah perdagangan maritim
dan agraria.Demak berfungsi sebagai pelabuhan transito
(penghubung)daerah penghasil rempah-rempah dan memiliki sumber
penghasilan pertanian yang cukup besar. Demak berperan penting dalam
bidang ekonomi karena mempunyai daerah penghasil makanan terutama
beras. Komoditas yang di ekspor antara lain beras,madu,lilin. Barang
tersebut diekspor ke Malaka melalui Pelabuhan Jepara.
E. Kehidupan Sosial-Budaya
Hasil Kebudayaan Kerajaan Demak merupakan kebudayaan yang
berkaitan dengan Islam. Hasil kebudayaan yang cukup terkenal adalah
Masjid Agung Demak yang kaya dengan ukir-ukiran bercirikan Islam.
F. Raja-Raja yang Memerintah
1) Raden Patah (1500-1518)
2) Pati Unus(1518-1521)
3) Sultan Trenggono (1521-1546)
4) Sunan Prawoto(1546-1549)
G. Puncak Kejayaan
Kerajaan Demak berkembang menjadi kerajaan besar di bawah
kepemimpinan Raden Patah. Negeri-negeri di pantai utara Jawa yang
sudah menganut islam mengakui kedaulatan Demak. Bahkan
kekuasaan meluas ke Sukadana (Kalimantan Selatan) , Palembang
,Jambi.

5. Kerajaan Mataram
A. Letak geografis
Pusat kerajaan ini terletak di sebelah tenggara kota Yogyakarta,
yakni di Kotagede.
B. Sumber sejarah
1. Keraton Yogyakarta dan Surakarta
2. Pura Mangkunegara dan Pura Pakualam
3. Serat Wulangreh
4. Serat Centhini
5. Kitab Sastra Gending
C. Kehidupan Ekonomi
Kerajaan Mataram yang terletak di pedalaman merupakan
sebuah kerajaan agraris dengan hasil utamanya beras. Pada masa Sultan
Agung, kehidupan masyarakat Mataram mengalami perkembangan pesat.
Pada masa ini hasil bumi Mataram cukup melimpah.
D. Kehidupan Politik
Setelah berhasil memindahkan pusat kerajaan dari Pajang ke
Mataram, Sutawijaya dinobatkan menjadi Raja Mataram. Ia bergelar
Panembahan Senapati Ing Alaga Sayidin Panatagama atau lebih dikenal
sebagai Panembahan Senapati. Ia memerintah Mataram mulai tahun 1586.
Pada masa pemerintahannya, banyak terjadi pemberontakan di pesisir
pantai utara Jawa. Beberapa daerah menentang usaha Senapati dalam
memperluas wilayah kekuasaannya . Hal ini disebabkan Panembahan
Senapati melakukan perluasan kekuasaan hingga ke Surabaya, Ponorogo,
Madiun, Pasuruan, Panarukan, Blambangan, Cirebon, dan Galuh.
E. Kehidupan Sosial
Sultan Agung melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan
daerah persawahan dan memindahkan banyak petani ke daerah Krawang
yang subur. Atas dasar kehidupan agraris itulah disusun suatu masyarakat
yang bersifat feodal. Para pejabat pemerintahan memperoleh imbalan
berupa tanah garapan (lungguh), sehingga sistem kehidupan ini menjadi
dasar munculnya tuan-tuan tanah di Jawa.
F. Kehidupan Budaya
Pada masa kebesaran Mataram, kebudayaan juga berkembang
antara lain seni tari, seni pahat, seni sastra dan sebagainya. Di samping itu
muncul Kebudayaan Kejawen yang merupakan akulturasi antara
kebudayan asli, Hindu, Buddha dengan Islam. Upacara Grebeg yang
bersumber pada pemujaan roh nenek moyang berupa kenduri gunungan
yang merupakan tradisi sejak zaman Majapahit dijatuhkan pada waktu
perayaan hari besar Islam, sehingga muncul Grebeg Syawal pada hari raya
idul Fitri. Grebeg Maulud pada bulan Rabiulawal.
G. Raja-Raja yang Memerintah
1. Kiai Ageng Pamanahan
2. Panembahan Senapati (Sutawijaya)
3. Raden Mas Jolang
4. Raden Mas Rangsang (Sultan Agung)
5. Amangkurat I
H. Puncak Kejayaan
Mataram Islam mencapai puncak kejayaannya pada jaman Sultan
Agung Hanyokrokusumo (1613-1646). Daerah kekuasaannya
mencakup Pulau Jawa (kecuali Banten dan Batavia), Pulau Madura,
dan daerah Sukadana di Kalimantan Barat.
6. Kerajaan Banten
A. Letak Geografis
Letak geografis kerajaan banten terletak di ujung pulau jawa,
yaitu di daerah banten, jawa barat.
B. Kehidupan Politik
Pendiri kerajaan banten ini adalah Hasanudin yang mencapai
kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Raja-raja yang
memerintah kerajaan ini adalah : penembahan yusuf, maulana
Muhammad, abu mufakir, dan sultan ageng tirtayasa.
C. Kehidupan ekonomi
Kehidupan ekonomi kerajaan banten bertumpu pada bidang
perdagangan karena memiliki bahan ekspor penting, yaitu lada
sebagai daya tarik yang kuat bagi pedagang asing.
D. Kehidupan Sosial-Budaya
Peninggalan budaya kerajaan banten berupa bangunan- bangunan
yang bentuk dan ukiranya mendapat pengaruh dari kebudayaan islam.
Contoh dari peninggalan tersebut adalah pembangunan masjid yang pada
masa kesultanan banten, masjid dijadikan sebagai tempat untuk
melaksanaakan ibadah. Contohnya dari masjid tersebut antara lain masjid
kasunyata, masjid agung, masjid banten, masjid caringin, masjid palina,
serta masjid – masjid lainnya. Selain masjid ada juga peninggalan kerajaan
banten berupa hasil karya sastra berupa nyanyian – nyanyian bernada
islami, teknik membaca Al – quran, serta hikayat mengenai cerita – cerita
bertema islam. Selain peninggalan sastra terdapat bangunan peninggalan
istana pada masa kesultanan banten, contoh dari bangunan tersebut adalah
gedung timayah, keraton kalibon, dan keraton surosowan. Bangunan –
bangunan tersebut adalah materi peninggalan yang bercorak islam.
E. Raja-Raja yang Memerintah
1. Maulana Hasanudin atau Pangeran Sabakingkin (1552-1570)
2. Maulana Yusuf atau Pangeran Pasareya (1570-1585)
3. Maulana Muhamad atau Pangeran Sedangrana(1585-1596).
4. Sultan Abu Al- Mafakhir Mahmud Abdulkadir atau Pangeran Ratu
(15961647)
5. Sultan Abu Al- Ma’ali Ahmad memerintah pada tahun (1647-1651)
6. Sultan Ageng Tirtayasa atau Sultan Abu Al- Fath Abdul Fattah (1651-
1682)
7. Sultan Haji atau Sultan Abu Nashar Abdul Qahar (1683-1687)
8. Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya (1687-1690)
9. Sultan Abul Mahasin Muhammad Zainul Abiding(1690-1733)
10. Sultan Abdul FathiMuhammad Syifa ZainulAripin (1733-1747)
11. Ratu Syarifah Fatimah (1747-1750)
12. Sultan Arif ZainulAsyiqin Al-Qadirin (1753-1773)
13. Sultan AbulMafakir Muhammad Aliudin(1773-1799)
14. Sultan AbulFathMuhammad MuhyiddinZainussalin(1799-1803)
15. Sultan Abul Nashar Muhammad Ishaq Zainulmutaqin(1803-1808)
16. Sultah Muhammad bin Muhammad Muhyidin Zainussalihin (1809-1813)
F. Puncak Kejayaan
Masa sultan ageng tirtayasa (bertahta 1651-1682) di pandang sebagai
masa kejayaan banten.
7. Kerajaan Gowa Tallo
A. Letak Geografis
Kerajaan Gowa dan Tallo merupakan dua kerajaan yang terletak
di Sulawesi Selatan dan saling berhubungan baik. Kedua kerjaan tersebut
kemudian lebih dikenal dengan Kerajaan Makassar. Makassar sebenarnya
adalah ibu kota Gowa yang juga disebut sebagai Ujung Padang. B.
Sumber Sejarah
❖ Komplek Pemakaman Katangka
❖ Makam Syekh Yusuf
❖ Makam raja –raja Gowa Tallo
❖ Benteng Somba Opu
❖ Benteng Ujung Pandang
❖ Batu Pelantikan Raja
❖ Masjid Katangka
C. Raja-Raja yang Memerintah
1. Sultan Alaudin
2. Sultan Muhammad Said
3. Sultan Hasanuddin
4. I Mappasomba
D. Kehidupan Ekonomi
Untuk menunjang Makassar sebagai pelabuhan transit dan untuk
mencukupi kebutuhannya maka kerajaan ini menguasai daerah-daerah
sekitarnya. Di sebelah timur ditaklukanlah Kerajaan Bone, sedangan
untuk memperlancar dan memperluas jalan perdagangan, Makasar
mengusai daerah-daerah selatan, seperti Pulau Selayar, Buton, Lombok,
dan Sumbawa di Nusa Tenggara Barat.
Makassar berkembang sebagai pelabuhan internasional,
banyak pedagang asing, seperti Portugis, Inggris ,dan Denmark
berdagang di Makassar. Untuk mengatur pelayaran dan perniagaan
dalam wilayahnya disusunlah hukum niaga dan perniagaan yang
disebut Ade Allopioping Bicarance Pabbalu'e dan sebuah naskah lontar
karya Amanna Gappa.
E. Kehidupan Politik
Raja Makasar yang pertama memeluk agama Islam adalah Daeng
Manrabia (Raja Gowa) yang bergelar Sultan Alaudin yang memerintah
Makasar tahun 1593 – 1639 dan dibantu oleh Karaeng Matoaya
(Raja Tallo) sebagai Mangkubumi bergelar Sultan Abdullah. Sejak
pemerintahan Sultan Alaudin kerajaan Makasar berkembang sebagai
kerajaan maritim dan berkembang pesat pada masa pemerintahan
raja Muhammad Said (1639 – 1653).
F. Kehidupan Sosial-Budaya
Mengingat Makassar sebagai kerajaan maritim dengan sumber
kehidupan masyarakat pada aktivitas pelayaran perdagangan maka
sebagian besar kebudayaannya dipengaruhi oleh keadaan tersebut.
Hasil kebudayaan yang terkenal dari Makasar adalah perahu pinisi dan
lambo. Selain itu juga berkembang kebudayaan lain, seperti seni
bangun, seni sastra, seni suara,dan sebagainya.
G. Puncak Kejayaan
Selanjutnya kerajaan Makasar mencapai puncak kebesarannya pada
masa pemerintahan Sultan Hasannudin (1653 – 1669).
Faktor yang membawa perkembangan Makassar, antara lain
sebagai berikut :
1) Terletak di tepi sungai.
2) Letak Makasar yang sangat strategis dalam lalu lintas perdagangan
Malaka–Maluku.
3) Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis 1511.
4) Beralihnya sistem pemerintahan di Jawa Tengah ke corak agraris.
8. Kerajaan Ternate dan Tidore
A. Letak kerajaan ternate
Secara geografis kerajaan Ternate terletak di Kepulauan
Maluku, antara Sulawesi dan Papua. Letak tersebut sangat strategis dan
penting dalam dunia perdagangan masa itu.
B. Sumber sejarah
Peninggalan kerajaan Ternate :
1. Istana Sulatan Ternate
2. Benteng kerajaan Ternate
3. Masjid di Ternate
Peninggalan kerajaan Tidore :
1. Benteng-benteng peninggalan portugis
2. Keraton Tidore
D. Kehidupan Politik
Di kepulauan maluku terdapat kerajaan kecil, diantaranya kerajaan
ternate sebagai pemimpin Uli Lima yaitu persekutuan lima bersaudara. Uli
Siwa yang berarti persekutuan sembilan bersaudara. Ketika bangsa portugis
masuk, portugis langsung memihak dan membantu ternate, hal
inidikarenakan portugis mengira ternate lebih kuat. Begitu pula bangsa
spanyol memihak tidoreakhirnya terjadilah peperangan antara dua bangsa
kulit, untuk menyelesaikan, Paus turun tangan dan menciptakan perjanjian
saragosa. Dalam perjanjian tersebut bangsa spanyol harusmeninggalkan
maluku dan pindah ke Filipina, sedangkan Portugis tetap berada di maluku.
E. Kehidupan Ekonomi
Tanah di Kepulauan maluku itu subur dan diliputi hutan rimba
yang banyak memberikan hasildiantaranya cengkeh dan di kepulauan
Banda banyak menghasilkan pala. Pada abad ke
12M permintaan rempah meningkat, sehingga cengkeh merupakan komoditi y
ang penting.Pesatnya perkembangan perdagangan keluar dari maluku
mengakibatkan terbentuknya persekutuan. Selain itu mata pencaharian
perikanan turut mendukung perekonomian masyarakat

D. Raja-Raja yang Memerintah
Raja-raja di kerajaan Ternate
1. Sultan Marhum (1465 -1485 M)
2. Sultan Zainal Abidin (1485 – 1500 M)
3. Sultan Sirullah (1500 – 1550 M)
4. Sultan Khairun (1550 – 1570 M
5. Sultan Baabullah (1570 – 1583 M)

Raja-raja di kerajaan Tidore


1. Syahadati Raja Jarlolo Sultan Nuku (1789 – 1805 M)
E. Puncak kejayaan
Ternate mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan
Baabullah. Wilayahnya sampai ke daerah Flipina bagian selatan. Bersamaan
ini pula penyebaran Islam sampai ke wilayah Filipina bagian selatan, sehingga
sampai sekarang penduduk Filipina bagian selatan banyak yang memeluk
Islam.

Anda mungkin juga menyukai